Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta - USD Repository

  

REPRESENTASI MATERI PEMBELAJARAN OLEH DUA

ORANG GURU FISIKA PADA DUA SMA DI YOGYAKARTA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

  Oleh: Nama : Nita Krisnandari NIM : 051424028

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ABSTRAK

Representasi Materi Pembelajaran Oleh Dua Orang Guru Fisika Pada Dua

SMA Di Yogyakarta

Nita Krisnandari

  

Universitas Sanata Dharma

2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) alur penyampaian materi yang digunakan oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta, (2) penyampaian konsep yang dianggap penting, (3) metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, (4) media pendukung yang digunakan guru saat menyampaikan materi pembelajaran.

  Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Juli - 25 November 2009 di dua SMA Swasta di Yogyakarta. Subyek penelitian adalah satu orang guru fisika dari masing-masing sekolah. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah representasi materi pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap : observasi (field note), pengambilan data video (rekam video), wawancara dengan guru.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : representasi materi pembelajaran dapat dilihat dari alur penyampaian materi, penyampaian konsep yang dianggap penting, metode dan media yang digunakan. (1) Alur penyampaian materi yang digunakan oleh guru bersifat konkrit-abstrak dan sederhana- kompleks. (2) Guru menyampaikan konsep penting dengan memberi simbol menggunakan warna yang berbeda, mengulang penjelasan, memberi penegasan pada saat menjelaskan konsep, memberi kotak pada persamaan. (3) Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah siswa aktif, diskusi kelas, metode demonstrasi dan praktikum. (4) Media yang digunakan guru adalah media konvensional, yaitu whiteboard-spidol dan blackboard–kapur dan alat peraga Melde dan Ripple tank.

  

ABSTRACT

Representation of Learning Materials by Two Physics Teachers at Two

Senior High Schools in Yogyakarta

Nita Krisnandari

  

Sanata Dharma University

2010

  The aims of this research are to know: (1) the sequence of presentation used by two teachers in two senior high schools in Yogyakarta, (2) the teaching of concept that are considered important, (3) the method used by teachers to deliver learning materials, (4) the supporting media used by teachers when deliver learning materials.

  th th

  The research was conducted on July 22 – November 25 2009 at two private senior high schools in Yogyakarta. The subjects of the research were physics teachers from each school. The object of the research was representation of learning materials. The data collecting was conducted in three stages : observation (field notes), video camera recording, teacher investigation.

  The results of the research are : learning materials representation can be seen by sequency of material delivery, delivery of concepts that are considered important, method and media are used. (1). The sequence of materials used by teachers are concrete-abstract and simple-complex .(2) Teachers deliver important concepts by giving symbols used different colours, repeating explanation, providing confirmation at the time to explain concepts, giving a grid on the equation. (3) The method used by teachers is an active student lecturing, class discussion, demonstrastion and practicum method. (4) The media used by teachers are conventional media, those are whiteboard-markers, blackboard-chalk, Melde and Ripple tank instrument.

KATA PENGANTAR

  Ucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Representasi Materi Pembelajaran Oleh Dua Orang Guru Fisika Pada Dua Sekolah Di Yogyakarta” dengan baik.

  Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. Sr.Petra, CB, S.Pd, selaku kepala sekolah SMA Stella Duce I Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SMA tersebut.

  3. Bapak Agus Hariyanto, S.Pd, SE, selaku kepala sekolah SMA Kolese De Britto yang telah berkenan memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitan di SMA tersebut.

  4. Bapak Linus Karyanto, S.Pd, M.Si, selaku guru fisika SMA Stella Duce I Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

  5. Ibu Dra. M.Th. Nanik Ismarjiati, selaku guru fisika SMA Kolese de Britto atas bantuan dan kerjasamanya saat peneliti melaksanakan penelitian.

  6. Siswi-siswi kelas XII A3 SMA Stella Duce I Yogyakarta dan siswa-siswa kelas XI AI SMA Kolese de Britto Yogyakarta, terima kasih untuk kerjasamanya.

  7. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si dan ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen penguji terima kasih atas masukan yang diberikan.

  8. Para dosen Pendidikan fisika USD, Pak Domi, Bu Maslichah, Pak Sarkim, Pak Kartika, Pak Atmadi, Rm. Paul dan Pak Rohandi. Terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan.

  9. Mas Agus (laboran multimedia), atas bantuannya serta Pak Sugeng dan Mbak Heni sekretariat JP MIPA atas semua bantuannya.

  10. Bapak dan ibukku serta keluarga besarku, atas segala dukungan doa dan kasih sayang yang diberikan.

  11. Mbak Silvi, Wahyu dan adikku Yohanes atas segala dukungan dan doa yang diberikan.

  12. Yuli Kristanto, yang dengan penuh kasih selalu mendukung, memberi motivasi serta doa.

  13. Tim seperjuangan PCK, Eni, Dhiny, Nuning, Wido, Prapti, Agatha, Ambro, Eva, Made, Yoyok dan Indah terima kasih atas kerjasamanya.

  14. Teman-teman P.Fis ’05 : Prapti, Eni, Dhiny, Nuning , Wido, Fery, Nita Sisil, Cici, Rita, Yosi, Era, Wisnu, Ika, Ira, Maya, Asih, Melly, Khoti, Nori, Irene, Dinar, Helen, Vega, Agus dan Arun..trims buat semuanya.

  15. Teman-teman kost Green House, Kristin,Mega, Ita dan Sisil. Terima kasih untuk dukungannya.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuannya.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

  Yogyakarta, 28 Juli 2010 Penulis,

  Nita Krisnandari

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Dasar Teori ............................................................................................... 3

  1. Basis Pengetahuan Untuk mengajar ..................................................... 4

  2. Pengetahuan Materi (Content Knowledge) .......................................... 5

  4. Pedagogical Content Knowledge (PCK) .............................................. 6

  5. Komponen-komponen PCK ............................................................... 10

  6. Sumber-sumber PCK ......................................................................... 11

  7. Representasi Materi Pembelajaran ..................................................... 12 C. Batasan Istilah ........................................................................................ 21

  1. Representasi ....................................................................................... 21

  2. Bahan Ajar ......................................................................................... 21

  3. Alur Penyampaian Materi .................................................................. 21 D. Rumusan Masalah .................................................................................. 21 E. Batasan Masalah..................................................................................... 22 F.

  Tujuan Penelitian ................................................................................... 22 G.

  Manfaat Penelitian ................................................................................. 23

  BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 24 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 24 B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 25 C. Subyek Penelitian ................................................................................... 25 D. Objek Penelitian ..................................................................................... 25 E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 26 F. Instrumen ............................................................................................... 26 G. Metode Analisis Data ............................................................................. 27 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 29 A. Deskripsi Penelitian ............................................................................... 29

  C.

  Pembahasan ............................................................................................ 65

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 106 A. Kesimpulan .......................................................................................... 106 B. Saran ..................................................................................................... 109 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................111

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Jadwal Pengambilan Data ..............................................................

  31 Tabel 3.2 : Bentuk Data Penelitian ..................................................................

  33 Tabel 3.3 : Alur Penyampaian Materi ..............................................................

  36 Tabel 3.4 : Penyampaian Konsep Penting........................................................

  46 Tabel 3.5 : Metode Yang Digunakan Guru ......................................................

  58 Tabel 3.6 : Media Yang Digunakan Guru ........................................................

  62

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 3.1: Dua orang siswa sedang menggambar bentuk gelombang stasioner ujung tetap ...................................................................

  67 Gambar 3.2: Guru menggambar gelombang merambat dari kanan ke kiri ......

  74 Gambar 3.3: Guru mereview materi yang telah dibahas ..................................

  75 Gambar 3.4: Guru menjelaskan konsep gaya gesek benda yang dihubungkan dengan tali. ..................................................................................

  80 Gambar 3.5: Guru memberi kotak pada persamaan .........................................

  83 Gambar 3.6: Gambar pemantulan gelombang .................................................

  83 Gambar 3.7: Guru memberi kotak pada persamaan dan memberi keterangan gambar ........................................................................................

  86 Gambar 3.8 : Guru menggambar keadaan dua buah benda dihubungkan dengan tali ...................................................................................

  87 Gambar 3.9 : Gambar sebuah benda yang terletak pada suatu bidang .............

  93 Gambar 3.10: Gambar Guru menerapkan hukum Newton pada benda ...........

  95 Gambar 3.11: Guru mengecek pekerjaan siswa ...............................................

  97 Gambar 3.12 : Seorang siswa sedang bertanya pada guru karena menemukan kesulitan ....................................................................................

  97 Gambar 3.13 : Guru menggunakan media whiteboard dan spidol untuk menjelaskan materi ...................................................................

  99 Gambar 3.14: Guru menggunakan media alat peraga Melde dan rippletank

  Gambar 3.15: Guru menggambar muka gelombang datar dan melingkar ....... 101 Gambar 3.16: Guru menggambar terjadinya pemantulan dan pembiasan ....... 101 Gambar 3.17: Guru menggunakan spidol dengan warna yang berbeda untuk menggambar ............................................................................. 102 Gambar 3.18: Guru menggambarkan keadaaan benda saat membahas soal- soal latihan ....................................................................... 103 Gambar 3.19: Guru memberi ilustrasi untuk gaya gesek dengan menggunakan meja .......................................................................................... 104 Gambar 3.20: Guru memberikan ilustrasi mengenai tegangan tali menggunakan tas .............................................................................................. 104

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Surat Pemohonan Ijin Penelitian ............................................... 111 Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................ 113 Lampiran 3 : Surat Pernyataan Penggunaan Data ........................................... 115 Lampiran 4 : Field Note (catatan lapangan) SMA A ...................................... 116 Lampiran 5 : Field Note (catatan lapangan) SMA B ...................................... 119 Lampiran 6 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru M ........................... 120 Lampiran 7 : Transkrip Data Pembelajaran Guru F ........................................ 146 Lampiran 8 : Daftar Pertanyaan Wawancara Guru M .................................... 147 Lampiran 9 : Daftar Pertanyaan Wawancara Guru F ...................................... 184 Lampiran 10 : Transkrip Data Rekaman Wawancara Guru M ........................ 185 Lampiran 11 : Transkrip Data Rekaman Wawancara Guru F.......................... 211 Lampiran 12 : Contoh Soal yang Disusun oleh Guru M .................................. 229

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dunia pendidikan akan guru-guru yang profesional semakin

  meningkat. Guru yang professional sekurang-kurangnya harus memiliki dua keahlian, yaitu keahlian yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai bidang studi (matapelajaran) yang diampunya (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan dengan bidang keguruan (pedagogy knowledge) (Kartika Budi, 2005).

  Guru tidak hanya dituntut untuk lebih menguasai materi, namun juga harus dapat menyampaikan materi tersebut dengan baik. Tugas guru tidak hanya memindahkan materi yang ada dalam buku ke dalam pikiran siswa. Melainkan bagaimana materi ajar yang disampaikan dapat diterima dan dicerna oleh siswa. Kedua kemampuan itu tidak dapat dipisahkan.

  Memiliki kemampuan yang cukup tentang materi pembelajaran (konsep, prinsip, teori) dan menguasai pedagogi, belum cukup bagi guru fisika. Masih diperlukan ketrampilan dan kreativitas untuk mengintegrasikan keduanya. Diperlukan keterampilan merepresentasikan pengetahuan materi

  (content) ke dalam bangunan yang dapat dimengerti, dapat dicerna, dan dapat diadaptasi oleh siswa (Kartika Budi, 2005).

  Kemampuan dalam menyampaikan materi juga berdasarkan akan pengetahuan guru terhadap kebutuhan peserta didiknya. Metode-metode yang digunakan dalam penyampaian materi dipengaruhi oleh pengetahuan guru tentang kemampuan siswa-siswanya dalam memahami materi.

  Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah perpaduan dari pengetahuan mengenai materi dan pengetahuan mengenai pedagogi. PCK secara khusus dirumuskan oleh Shulman. Menurut Shulman, 1987 (dalam Baker & Chick) sebagai perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran

  

dengan pengetahuan pedagogis yang memungkinkan guru menyajikan suatu

topik pelajaran secara terorganisir sesuai dengan tujuan pembelajaran,

tingkat perkembangan murid, dan situasi tempat pembelajaran berlangsung .

  Para guru terus menerus menghadapi beragam pilihan di dalam kegiatan mengajar. Guru terus dikondisikan untuk membuat keputusan- keputusan dalam situasi yang berbeda dan menentukan aktivitas apa saja yang harus dikerjakan. Guru juga harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja yang telah dicapai. Oleh karena itu, proses pengajaran memerlukan perencanaan, pengambilan keputusan, penentuan dan refleksi.

  Representasi merupakan bentuk dari PCK yang merupakan cara untuk menjelaskan tentang sesuatu hal. Dalam bidang pendidikan representasi ini

  

dimengerti sebagai cara yang digunakan guru untuk menjelaskan materi

pembelajaran atau menjelaskan pengetahuannya mengenai materi yang akan

disampaikan pada siswa. Dari sinilah penulis memilih REPRESENTASI

MATERI PEMBELAJARAN OLEH DUA ORANG GURU FISIKA

B. Dasar Teori Kegiatan pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang rumit.

  Pembelajaran dipandang sebagai proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar . Unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (Paul Suparno, 2007) :

  • Siswa yang belajar
  • Guru yang mengajar
  • Bahan pelajaran
  • Hubungan antara guru dan siswa Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika, sehingga semua usaha yang dilakukan guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Di lain pihak, guru diharapkan menguasai materi yang diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa, dapat menyusun bahan agar mudah diterima oleh siswa (Paul Suparno, 2007) 1. Basis Pengetahuan untuk Mengajar. Mengajar merupakan suatu aktivitas yang kompleks. Menurut Barnes (dalam Sarkim, 2005) guru terus dikondisikan untuk membuat keputusan-
harus dikerjakan. Guru juga harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja yang telah dicapai. Oleh karena itu, proses pengajaran memerlukan perencanaan, pengambilan keputusan, penentuan dan refleksi. Para guru memiliki pengetahuan dasar khusus yang dapat digunakan untuk mengajar. Pengetahuan tersebut dikenal dengan basis pengetahuan untuk mengajar.

  Menurut Bullogh (dalam Sarkim, 2005) basis pengetahuan untuk mengajar adalah kesatuan dari pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, teknologi dan juga etika dan penempatan tanggung jawab kolektif, sejalan dengan bagaimana mempresentasikannya dan mengkomunikasikannya.

  Beberapa peneliti sudah melakukan studi-studi mengenai pengetahuan para guru. Shulman (dalam Sarkim, 2005) merupakan peneliti pertama yang mengusulkan suatu kategori menyeluruh mengenai pengetahuan guru. Berdasarkan penelitiannya, ia menggolongkan pengetahuan guru ke dalam tujuh kategori : 1). Pengetahuan materi (Content Knowledge) 2). Pengetahuan pedagogi umum (Pedagogical Knowledge) 3). Pengetahuan kurikulum

  4).Pengetahuan pedagogi dan pengetahuan tentang materi (Pedagogical

  Content Knowledge)

  5). Pengetahuan tentang siswa 6). Pengetahuan konteks bidang pendidikan

  Dari tujuh kategori tersebut kemudian digolongkan ke dalam dua kategori besar, yaitu pengetahuan materi, yang mencakup pengetahuan materi, PCK, dan pengetahuan kurikulum. Sedangkan empat kategori lainnya masuk ke dalam kategori pedagogi umum. Menurut Shulman (dalam Sarkim, 2005) para guru menggunakan kategori-kategori pengetahuan tersebut untuk memahami pengajaran, materi dan konteks dimana pengajaran akan dilaksanakan, untuk mengembangkan persiapan-persiapan pengajaran dan melaksanakannya.

  2. Pengetahuan Materi (Content Knowledge)

  Pengetahuan tentang materi atau content knowledge adalah pengetahaun yang dimiliki oleh guru tentang materi yang akan diajarkan. Pengetahuan materi termasuk pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep dan struktur sintaktis dan subtantif dari pengetahuan. Menurut Schwab & Grossman (dalam Sarkim, 2005) struktur subtantif dari disiplin ilmu mengacu pada cara konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar dari disiplin ilmu itu diorganisir.

  Sedangkan struktur sintaktik dari disiplin ilmu adalah himpunan pertimbangan, validasi atau penetapan ditetapkan.

  3. Pengetahuan Pedagogis (Pedagogical Knowledge)

  Selain pengetahuan mengenai materi yang akan diajarkan, seorang guru harus mempunyai pengetahuan pedagogis. Pedagogis sendiri diartikan sebagai “ilmu” atau seni dalam menjadi guru. Dalam proses pembelajaran, pedagogi dipahami sebagai istilah yang merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya mengajar. John Dewey (dalam Sarkim, 2005) berpendapat bahwa setiap ilmu untuk para guru. Menurut Dewey, bagi para ilmuwan materi merepresentasikan tubuh dari pengetahuan. Ilmuwan menggunakannya untuk menempatkan permasalahan baru dan untuk memandu mereka masuk dalam penelitian baru untuk memperluas pengetahuan mereka. Sedangkan perhatian para guru adalah terletak mengubah materi pokok supaya menjadi bagian dari pengalaman siswa. Menurut Dewey, para guru harus menginterpretasikan kembali konsep-konsep dan metode-metode dari materi pokok dalam bentuk yang mudah diakses, mampu melibatkan siswa dan dengan cara penyampaian yang kuat untuk siswa.

  Menurut Treagust dan Harrison (dalam Sarkim, 2005) perbedaan antara ilmu pengetahuan sebagai disiplin ilmu dan ilmu pengetahuan untuk pengajaran dapat juga ditemukan di dalam model-model penjelasan. Treagust dan Harrison membagi penjelasan ke dalam tiga kategori: penjelasan ilmiah, penjelasan-penjelasan pedagogis efektif, dan penjelasan sehari-sehari. Penjelasan pedagogis dipengaruhi oleh konteks di mana siswa belajar dan dirancang untuk membantu para siswa mempelajari ilmu pengetahuan, mengembangkan pemahaman-pemahaman mereka, menimbulkan keingintahuan dan untuk memberikan motivasi.

4. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

  Guru perlu memiliki pengetahuan tentang cara mengelola pembelajaran hingga peserta didik dapat menerima materi yang diajarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran yang bervariasi, memahami menghindari miskonsepsi. Pengetahuan yang merupakan perpaduan antara materi ajar dan pedagogik dikenal sebagai Pedagogical Content Knowledge

  (PCK).

  Pedagogical Content Knowledge (PCK), pertama kali dikemukakan oleh

  Lee Shulman pada tahun 1986. Shulman, 1987 (dalam Baker & Chick) merumuskan Pedagogical Content Knowledge (PCK), sebagai perpaduan

  

dari pengetahuan tentang mata pelajaran dengan pengetahuan pedagogis

yang memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara

terorganisir sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan

murid, dan situasi tempat pembelajaran berlangsung . PCK dapat

  digambarkan dalam diagram Venn sebagai berikut :

  PCK mencakup pengetahuan tentang bahan ajar tetapi juga merangkum

  pengetahuan pedagogis untuk mengajarkan atau menyampaikan materi ajar tersebut. Menurut Shulman (dalam Sarkim, 2005) PCK dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:

  1) Pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh sebagian besar siswa. Hal ini mencakup pengetahuan tentang model, contoh, dan ilustrasi yang paling efektif terkait dengan bahan ajar tertentu.

  2) Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, termasuk pengetahuan tentang tingkat kesulitan suatu topik, pra- konsepsi dan konsepsi yang di bawa oleh siswa dari berbagai tingkat usia dan latar belakang terkait dengan materi ajar.

  PCK menyiratkan transformasi pengetahuan materi, sehingga dapat

  digunakan secara efektif dan fleksibel dalam proses komunikasi antara guru dan peserta didik selama praktek di kelas. Dengan demikian guru dapat memperoleh PCK dari praktek mengajar mereka sendiri (misalnya menganalisi kesulitan belajar) dan juga kegiatan sekolah (misalnya seminar tentang konsepsi siswa). Semakin banyak representasi yang dimliki oleh guru, mereka menjadi lebih mudah untuk mengenali kesulitan belajar, sehingga semakin efektiflah penyebaran PCK yang mereka miliki.

  Tindakan guru akan ditentukan oleh PCK yang mereka miliki (van Driel, Nico Verloop & Wobbe, 1998). Menurut Beijaard & Verloop (dalam van Driel, Nico Verloop & Wobbe, 1998), pengetahuan tentang kemampuan guru meliputi pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan yang ditempuh sebelumnya dan juga dari kegiatan pengajaran di sekolah.

  Ahli-ahli lain, seperti Grossman (dalam Sarkim, 2005) telah mengadopsi dua elemen kunci PCK yaitu tentang representasi yang dapat dipahami dari suatu materi dan pemahaman tentang materi yang berhubungan dengan mengikutsertakan PCK dalam beberapa kategori pengetahuan dengan pengetahuan dasar menurut Shulman. Grossman menganggap bahwa PCK terdiri dari pengetahuan tentang strategi dan representasi untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan akan siswa, konsepsi, dan miskonsepsi akan topik tertentu.

  Selain itu PCK terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang tujuan untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan tentang bahan kurikulum yang tersedia untuk mengajar. Menurut Grossman (dalam Sarkim, 2005), dalam model tentang pengetahuan guru, PCK merupakan pusat yang dikelilingi tiga kategori, yaitu, pengetahuan tentang materi pelajaran, pengetahuan pedagogi umum, dan pengetahuan kontekstual. Grossman mengidentifikasi sumber- sumber PCK yang dihasilkan dan dikembangkan :

  a) Observasi kelas, baik sebagai siswa dan sebagai seorang guru dari siswa tersebut, sering mengarah PCK konservatif.

  b) Kedisiplinan pendidikan, yang dapat mengakibatkan preferensi pribadi untuk tujuan atau hal tertentu.

  c) Program studi tertentu selama pendidikan guru yang dampaknya biasanya tidak diketahui.

  Pedagogical Content Knowledge (PCK) diyakini sebagai faktor yang penting yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran karena penyajian pengetahuan tentang isi materi pembelajaran ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. PCK dapat dipandang sebagai proses, hasil (pengetahuan), dan Budi, 2005) sebagai “the ways content and pedagogy are blended into an

  

understanding of how particular topic are represented and adapted learners’

various interest and abilities.”

  Sebagai hasil (pengetahuan), PCK merupakan bangunan pengetahuan yang terdiri dari topik-topik khusus yang dikemas sebagai materi pembelajaran bagi siswa, yang merupakan integrasi materi dari materi pembelajaran dan metode pembelajarannya, yang tercermin dalam bagaimana topik-topik, dan masalah-masalah direpresentasikan dan diorganisasikan sesuai dengan minat dan kemampuan siswa (Kartika Budi, 2005)

  Sebagai kemampuan atau ketrampilan, Menurut Shulman (dalam Kartika Budi, 2005) PCK merupakan ‘ teacher’s ability to convey the constructs

  

underlying elements of the content knowledge in manner that assesible to

students”. Jadi PCK merupakan kemampuan atau ketrampilan guru

  mengintegrasikan materi pembelajaran dan ilmu keguruan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa tertentu sesuai dengan kondisi dan kerangka berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang sesuai yang akan dipilihnya (Kartika Budi, 2005).

5. Komponen-Komponen PCK

  Shulman telah memperkenalkan dua kategori luas yang berperan untuk pembentukan PCK yaitu: pengetahuan tentang materi dan pengetahuan pedagogi. Di dalam artikelnya, Shulman memperkenalkan pengetahuan- pengetahuan sebagai komponen-komponen PCK yaitu (Sarkim, 2005) :

  • Bentuk-bentuk paling bermanfaat dari representasi
  • Analogi-analogi yang paling kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh-contoh, penjelasan-penjelasan dan demonstrasi-demonstrasi.
  • Prasangka-prasangka siswa. Komponen-komponen tersebut digolongkan ke dalam tiga kategori. Pertama, adalah pengetahuan tentang kurikulum. Pengetahuan tentang kurikulum ini termasuk pengetahuan tentang isi atau materi pokok dan pengetahuan tentang dokumen kurikulum (atau kurikulum yang tercetak) di mana materi pokok diorganisir untuk tujuan pengajaran.

  Kedua, pengetahuan tentang strategi pengajaran. Pengetahuan ini tidak hanya terdiri dari pengetahuan prosedural atau teknis tentang presentasi materi tetapi juga mencakup pengetahuan tentang teori-teori yang mendasari prosedur teknis. Misalnya, pengetahuan bagaimana cara memeriksa pengetahuan terdahulu dari siswa didasarkan pada teori kognitif. Kategori yang ketiga adalah pengetahuan tentang para siswa.

6. Sumber-sumber PCK

  Para guru perlu untuk mengembangkan PCK yang dimiliki. Banyak sumber yang dapat digunakan untuk mengembangkan PCK para guru, di antaranya yaitu studi disiplin ilmu, studi bidang pendidikan, dan pengalaman (Sarkim, 2006). Studi disiplin ilmu adalah studi mengenai pengetahuan- pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang dipelajari oleh para siswa di sekolah. Menurut Grossman (dalam Sarkim, 2006) Studi disiplin ilmu terhadap materi dapat diperoleh dari studi disiplin ilmu. Grossman juga berpendapat, bahwa pemahaman disiplin ilmu mempengaruhi keputusan- keputusan guru mengenai seleksi kepentingan relatif dari materi tertentu dan pemilihan urutan materi.

  Sumber kedua dari PCK adalah studi bidang pendidikan. Studi bidang

pendidikan meliputi studi tentang mengajar, belajar, pengembangan

siswa,dasar etis dan filosofis pendidikan. Studi pendidikan menyediakan suatu

dasar bagi pengetahuan dan ketrampilan –ketrampilan para guru dalam strategi

pengajaran, pengelolaan kelas dan model-model penilaian (Sarkim, 2006).

  Sumber ketiga dari PCK adalah pengalaman. Shulman (dalam Sarkim,

2005) menyatakan pentingnya pengalaman di dalam pengembangan PCK para

guru. Para guru perlu terus-menerus merekontruksi dan mengembangan

pemahaman mereka tentang pengajaran yang berdasar pada pengalaman

mengajar mereka melalui proses reflektif. Untuk calon guru atau mahasiswa

calon guru, pemahaman mengenai PCK dapat dilatih melalui perkuliahan

microteaching maupun praktek di lapangan PCK. Selain itu, para calon guru

juga dapat memahami PCK dari para pengjara maupun para dosen ketika

mereka berada dalam proses pembelajaran 7.

   Representasi Materi Pembelajaran Menurut Oxford English Dictionary (dalam Marie Baldano, 1996)

representasi berarti ”kehadiran atau penampilan”. Secara garis besar

representasi dipandang sebagai suatu cara untuk menjelaskan sesuatu atau

  

menempatkan atau menyatakan fakta dalam rangka mempengaruhi tindakan

lain.

  Di dalam bidang pendidikan, yaitu dalam proses pembelajaran, representasi ini dimengerti sebagai cara yang digunakan guru untuk

  

menjelaskan materi pembelajaran atau menjelaskan pengetahuannya

mengenai materi yang akan disampaikan pada siswa. Dari sinilah guru

  dituntut harus mempunyai kemampuan dalam merepresentasikan pengetahuannya mengenai materi pembelajaran kepada siswa. Tidak sekedar menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa tetapi juga membuat agar materi yang disampaikan menjadi mudah diterima dan dimengerti oleh siswa.

  Diperlukan keprofesionalan sebagai seorang guru.

  Menurut Trowbridge & Bybee, (dalam Paul Suparno, 2005) untuk menjadi guru fisika yang profesional dan bermutu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru, antara lain: a.

   Penguasaan bahan ajar Fisika.

  Guru fisika harus menguasai bahan ajar yang akan diajarkan sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Oleh karena itu guru harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari bahan fisika. Ada baiknya mengembangkan bahan yang lebih tinggi setingkat universitas agar dapat mengajarkan dengan lebih luas dan tidak picik. Untuk menunjang hal tersebut, guru harus terus belajar. Sumber belajar yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dapat diperoleh dari internet, buku-buku, seminar, lokakarya, dan bertanya pada ahli. Selain itu dapat juga saling bertukar informasi dan pengalaman dari guru lainnya.

  b.

   Mengerti (Memahami) tujuan pengajaran fisika.

  Guru yang baik harus mengerti tujuan pengajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa ke arah dan tujuan yang efektif dan efisien.Guru perlu mengetahui tujuan umum pengajaran fisika sebagai berikut :

  a) Kompetensi fisika yang diharapkan dikuasai oleh siswa

  b) Tuntutan sekolah atau pemerintah dalam pengajaran fisika

  c) Tujuan umum pengajaran fisika, seperti :

  • Mengerti dan menggunakan metode ilmiah
  • Menguasai pengetahuan fisika
  • Menggunakan sikap ilmiah
  • Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat
  • Kesadaran akan karir masa depan c.

   Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika Guru fisika harus dapat mempersiapkan pengajaran sesuai tujuan.

  Mengerti cara mengajarkan bahan, dapat memilih alat dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran, dapat memilih alat dan sarana yang akan diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran.Termasuk merencanakan waktu yang diperlukan dan tugas yang harus dilakukan oleh siswa.

  d.

   Mengerti situasi siswa.

  Guru perlu mengerti siatuasi siswa. Beberapa situasi siswa yang perlu diketahui seperti : konsepsi awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode dan kondisi psikologis siswa. Guru juga perlu mengerti bagaimana siswa menganggapi pembelajarannya, apakah senang, bosan atau malas. Dengan demikian, guru dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi siswa.

  e.

   Guru dapat berkomunikasi dengan siswa

  Guru perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi, memberikan semangat, menegur, menggerakkan siswa perlu dilatih. Ketrampilan untuk mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa perlu dikembangkan. Kemampuan mengerti kesulitan siswa dalam belajar dan hidup perlu ditumbuhkan.

  f.

   Guru menguasai berbagai metode

  Untuk membantu siswa yang mempunyai situasi yang bermacam-macam dan kemampuan belajar yang bervariasi, guru perlu menguasai bermacam- macam metode untuk mengajar fisika. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa akan membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan.

  • Ceramah Siswa Aktif Model ceramah adalah model pembelajaran dimana guru sendiri yang menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Sedangkan model ceramah siswa aktif adalah metode ceramah yang di sela-sela penjelasan, guru sering bertanya kepada siswa dan siswa diminta berpikir sebentar atau menjawab pertanyaan tersebut. Unsur –unsur dalam ceramah siswa aktif antara lain : guru ceramah (menjelaskan)

   diselingi pertanyaan, diskusi, mengerjakan soal

    Perlu digunakan media lain agar ceramah menjadi lebih menarik, misalnya dengan menggunakan power point dan disesuaikan dengan konteks siswa dengan contoh yang sesuai.

   memberi contoh yang sesuai dengan keadaan siswa.

  Hal penting: suara keras, jelas, sistematis, menarik siswa,

  • Eksperimen atau Laboratorium Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Metode eksperimen ini lebih untuk mengecek supaya siswa yakin dan jelas akan teorinya. Metode ekperimen sering disebut juga
di laboratorium. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu ekperimen terencana atau terbimbing dan ekperimen bebas. Yang dimaksud dengan eksperimen terbimbing adalah seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Sedangkan ekperimen bebas yaitu guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Siswa harus lebih banyak berpikir bagaimana merancang alat, apa yang harus diamati, yang harus diukur dan bagaimana menganalisis data.

  Yang sering digunakan dalam pembelajaran fisika adalah ekperimen terbimbing karena hasilnya akan lebih cepat selesai, lebih teratur dan terarah.

  • Demonstrasi Demonstrasi berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Model pembelajaran dengan demonstrasi diartikan sebagai model mengajar dengan pendekatan visual agar siswqa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran fisika. Tujuannya agar siswa lebih memahami bahan yang diajarkan lewat suatu kenyaataan yang dapat diamati sehingga mudah dimengerti. Melalui demonstrasi siswa dapat mengamati sesuatu yang nyata.
  • Diskusi Kelompok Inti dari model pembelajaran dengan diskusi kelompok adalah
pembicaraan, saling bertukar gagasan dan ide dengan yang lain, bahkan dapat juga saling bertukar perasaan.

  • Problem solving

  Problem solving merupakan model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan sesuai dengan topik yang akan diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan tersebut. Model ini dapat membantu mengatasi miskonsepsi pada siswa. Siswa mengerjakan beberapa soal yang telah disiapkan oleh guru. Dari pekerjaaan siswa dapat dilihat gagasan yang dimiliki siswa benar atau salah.

  • Simulasi komputer

  Simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika. Tidak melaui percobaan langsung, melainkan melalui layar monitor komputer dan siswa dapat mempelajarinya dari simulasi tersebut. Representasi berkaitan erat dengan bahan ajar yang akan disampaikan. Selain bahan ajar, hal lain yang berhubungan erat dengan representasi adalah media pembelajaran. Secara umum, media (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI), 2007) merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang sering digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi yang tinggi.

  Kata “media” berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah kata tersebut berarti perantara antau pengantar. Beberapa pakar merumuskan pengertian media sebagai berikut (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (FIP-UPI) , 2007)

  • Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977)
  • Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
  • Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar

  (Briggs, 1970)

  • Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970)
  • Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,perasaan,perhatian dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989)

  Representasi merupakan bagian dari PCK guru yang dipandang sebagai

proses transformasi materi menjadi sebuah pembelajaran. Proses transformasi

tersebut meliputi empat hal, yaitu :

  1) Memilih atau menentukan konsep-konsep yang dipandang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan ini mungkin berdasarkan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, atau mendasari pemahaman konsep-konsep lain, atau memiliki makna khusus di dalam sejarah perkembangan pengetahuan, mungkin pula karena sering ditanyakan di dalam soal-soal ulangan atau kajian, atau alasan-alasan. 2)

  Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Pada proses ini guru mungkin akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana kemudian ke yang kompleks, mengikuti alur buku pelajaran, atau alur penyampaian bahan pelajaran di susun oleh guru dengan alasan-alasan tertentu. 3)

  Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logis-struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan, menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk memahami materi pelajaran. 4)

  Memilih metode pembelajaran, misalnya metode ceramah, demonstrasi, eksperimen atau metode-metode lain yang di pilih oleh guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Beberapa proses tranformasi tersebut, dilakukan guru dengan alasan- alasan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai pengetahuan yang oleh guru dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran.

  

Keempat hal tersebut memberikan pemikiran bagi peneliti bagaimana guru

  

fisika dari dua sekolah yang berbeda melakukan proses transformasi materi

menjadi pembelajaran.

C. Batasan Istilah 1. Representasi

  

Representasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru

dalam menjelaskan materi atau cara guru menyampaikan materi, termasuk

bagaimana cara guru menyampaikan konsep-konsep yang dianggap penting.

2. Bahan Ajar

  

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik

  tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

3. Alur Penyampaian Materi

  Alur penyampaian materi merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan penyampaian materi. Termasuk bagaimana bentuk penyampaian yang digunakan guru, bersifat abstrak-konkrit atau konkrit-abstrak, kemudian kapan guru memberikan soal latihan.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang dan proses transformasi materi menjadi

sebuah pembelajaran, peneliti merumuskan beberapa permasalahan sebagai

berikut:

  1. Bagaimana alur penyampaian materi yang digunakan oleh guru Kelas XII SMA A dan guru kelas XI SMA B?

  2. Bagaimana cara guru fisika Kelas XII SMA A dan guru fisika kelas XI SMA B menyampaikan konsep yang dianggap penting?

  3. Metode apakah yang dipilih kedua guru tersebut untuk menyampaikan materi?

  4. Media apakah yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi? E. Batasan Masalah

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana PCK guru fisika

pada dua SMA di Yogyakarta dalam bentuk representasi guru sebatas materi