Profil pedagogical content knowledge dua guru Fisika SMA kelas XI mengenai pembelajaran usaha.

(1)

PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Dian Putri Hastuti

131424053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2017


(2)

PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Dian Putri Hastuti

131424053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2017


(3)

(4)

(5)

MOTTO

Never give up on what you really want to do. The person with big dreams is more powerful than one with all the facts.

-Albert Einstein

When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it. -Paulo Coelho, The Alchemist.

[Allah] said, “Fear not. Indeed, I am with you both; I hear and I see.” QS At Taha (40:26)

“So verily, with every difficulty, there is relief. Verily, with every difficulty, there is relief” QS Ash Sharh (94: 5-6)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Orangtuaku Bapak Sukardiyono dan Ibu Suharti atas support dalam bentuk apapun

yang tak pernah terbatas


(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

Profil Pedagogical Content Knowledge Dua Guru Fisika SMA Kelas XI Mengenai Pembelajaran Usaha

Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil PCK yang dimiliki dua guru fisika kelas XI yang nampak dari (1) Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran; (2) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran; (3) pengetahuan guru tentang materi-materi pokok; (4) pengetahuan guru mengenai urutan penyajian yang baik; dan (5) pengetahuan guru tentang miskonsepsi.

Penelitian dilakukan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan November hingga Desember 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah dua guru fisika kelas XI dan objek penelitian ini adalah PCK. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan instrumen pengumpulan data terdiri dari video rekaman pembelajaran dan wawancara guru.

Video hasil rekaman diubah menjadi transkrip data. Dari analisism video rekaman, peneliti menyusun daftar pertanyaan wawancara. Hasil analisis wawancara kemudian menjadi bukti pendukung data hasil analisis video rekaman.

Hasil penelitian Guru X adalah: (1) Guru X mengetahui metode pembelajaran yang baik untuk digunakan, mengetahui langkah-langkah pembelajaran, hingga evaluasi yang tepat; (2) Guru X mengetahui kriteria media pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam menyampaikan materi serta tujuan penggunaan media pembelajaran yang telah digunakan; (3) Guru X meyakini bahwa materi-materi pokok di dalam materi usaha adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan usaha total; (4) Guru X meyakini bahwa urutan penyajian materi usaha adalah dimulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan oleh gaya yang berubah-ubah serta usaha total; (5) Guru X mengetahui apa itu miskonsepsi, mengetahui materi-materi yang rawan miskonsepsi sehingga tahu bagaimana mencegah miskonsepsi. Guru X juga mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada angkatan-angkatan sebelumnya.

Hasil penelitian Guru Y adalah: (1) Guru Y mengetahui metode pembelajaran apa yang akan membuat siswa memegang peran penting dalam pembelajaran, mengetahui langkah-langkah pembelajaran serta mengetahui cara evaluasi yang baik; (2) Guru Y mengetahui kriteria media pembelajaran yang baik dan Guru Y juga mengetahui tujuan-tujuan dari penggunaan media pembelajaran yang digunakan; (3) Guru Y meyakini bahwa materi-materi pokok Y adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan serta usaha total; (4) Guru Y meyakini bahwa urutan penyajian materi usaha adalah dimulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaga yang disebabkan oleh gaya konstan dan gaya yang berubah-ubah serta usaha total; (5) Guru Y mengetahui apa itu miskonsepsi, mengatahui cara mendeteksi miskonsepsi, mengetahui materi-materi yang rawan miskonsepsi serta tahu cara mencegah miskonsepsi. Guru juga mengatahui miskonsepsi yang pernah terjadi dari angkatan-angkatan sebelumnya.


(9)

ABSTRACT

Pedagogical Content Knowledge Profile of Two High School Physics Teachers of Grade XI about the Teaching of Work

Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma

2017

The purpose of this research was to identify PCK profile of two physics teachers which can be seen by: (1) Teacher’s knowledge of method of teaching; (2) Teacher’s knowledge of teaching media; (3) teacher’s knowledge of important subjects; (4) Teacher’s knowledge of the order of presentation; (5) Teacher’s knowledge of misconceptions.

The research was done in a State High School in Yogyakarta. The research was done on November-December 2016. The subjects of this research are two grade XI physics teachers and the object of this research is PCK. This research is a qualitative descriptive research and the collective instruments are video recording during the class and teachers interview.

The video was changed into a data transcript. From those transcript, researcher made questions list for the interview. The result of the interviews transformed into supported data of the result of video.

The research results of Teacher X are: (1) Teacher X understood the good method to be used, understood the steps of teaching, and the good method to evaluated his class; (2) Teacher X understood which tools can be used as a good teaching media and the purpose of using it; (3) Teacher X believed that the important subjects of chapter ‘work’ are the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and total force; (4) Teacher X believed that the good order of presentation is began by the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and ended by total force (5) Teacher X understood what is misconceptions, understood prone misconceptions subjects so he understood how to prevent misconceptions. Teacher X also understood about misconceptions that happened before.

The research results of Teacher Y is: (1) Teacher Y understood the method of teaching that can made students had many roles in class, understood the steps of teaching, and know how to evaluated his class; (2) Teacher Y understood the criteria of good teaching media and Teacher Y understood the purpose of using media in his class; (3) Teacher Y believed that important subjects of chapter work are the meaning of work, the formula of work, work caused by constant force and work caused by unstable force and total force; (4) ) Teacher X believed that the good order of presentation is began by the meaning of work, the formula of work, work caused by constant force and work caused by unstable force and ended by total force; (5) Teacher X understood what is misconceptions, understood prone misconceptions subjects so he understood how to prevent misconceptions. Teacher X also understood about misconceptions that happened before.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI MENGENAI PEMBELAJARAN USAHA.

Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik atas kesediaannya meluangkan waktu, kesabarannya membimbing dengan penuh perhatian, saran dan masukan selama penulisan skripsi ini.

2. Kepala SMA N 1 Depok yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

3. Bapak Irsyad Riyadi, S. Pd. dan bapak Yudi, S. Pd. selaku guru-guru yang menjadi responden dalam penelitian ini yang atas kesediaannya meluangkan waktu berkontribusi dalam penelitian ini.

4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M. S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala urusan administrasi selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.


(11)

6. Yosephine Novita, Maria Astri, Hana, Alvita, Septiana Ganeshi, Felisia Arum, Antonius Dian, Hendi, Leonardus Agung, Polyscarpus Febri, atas perhatian, saran, bantuan dan kesediaannya mendengarkan segala keluhan penulis selama penyelesaian skripsi ini.

7. Bram, Nilla, Ike, Vinsen, Chindy, Ivana, Yosia, yang selalu menginspirasi dan memotivasi. Serta Yoggi M, Ricky H, Anggi HG, Oktadevi, Yuliana Sekar, Rini, Diny, Rizqy Pradani, Dandy yang tidak pernah lelah memberikan semangat kepada penulis.

8. Tito Aprilianto, sebagai partner diskusi dalam segala hal, perhatian dan kritiknya yang membantu peneliti untuk berproses.

9. Semua teman Pendidikan Fisika 2013 yang berkontribusi besar dalam kehidupan kuliah penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dalam bidang ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 28 Februari 2017

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...……….. iii HALAMAN PENGESAHAN………...………….. iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………. vii

ABSTRAK………...….…… viii

ABSTRACT………... ix

KATA PENGANTAR………..…. x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL………..……..….. xv

DAFTAR GAMBAR……….……...………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….…….…..……... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1


(13)

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6

A. Pedagogical Content Knowledge... 6

B. Model-model Pemikiran Pedagogis... 9

C. Kategori-kategori PCK...... 10

D. Materi Usaha... 14

E. PCK dalam Pembelajaran Usaha... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Partisipan Penelitian... 23

C. Desain Penelitian... 23

D. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

E. Metode Pengumpulan Data... 24

F. Instrumen Pengumpulan Data... 25

G. Metode Analisis Data... 26

H. TahapanPengumpulan Data... 27

BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...………….. 28

A. Data………...………...…… 28

B. Analisis……….………... 31


(14)

BAB V PENUTUP………..………... 65

A. Kesimpulan………..………..……… 65

B. Saran………...………...…………... 67


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penjelasan Diagram Venn tentang PCK……….. 8 Tabel 3.1 Pedoman analisis data………...………. 25 Tabel 4.1 Profil PCK guru ………...……... 62


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Venn………...………. 8

Gambar 2.2 Pemetaan materi usaha…………..………...……….... 15

Gambar 2.3 Usaha oleh gaya yang searah dengan perpindahan…... 18

Gambar 2.4 Usaha oleh gaya yang tegak lurus dengan arah perpindahan………...…… 19

Gambar 2.5 Usaha oleh gaya yang berlawanan arah dengan arah perpindahan…...…... 19

Gambar 2.6 Usaha oleh gaya tanpa menimbulkan perpindahan………. 19

Gambar 2.7 Contoh grafik gaya yang berubah-ubah terhadap perpindahan……… 20

Gambar 2.8 Contoh grafik gaya konstan terhadap perpindahan...………... 20

Gambar 4.1 Guru menampilkan dua video sebagai bahan analisis oleh siswa………… 34

Gambar 4.2 Guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan………... 36

Gambar 4.3 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas soal yang diberikan guru.. 38

Gambar 4.4 Guru Y bersama sama siswa membahas hasil diskusi………..……… 38

Gambar 4.5 Guru menampilkan video pertandingan tarik tambang………. 44

Gambar 4.6 Guru menampilkan dua video yang berbeda………...……….. 47

Gambar 4.7 Guru menampilkan slide berisi materi persamaan umum usaha……...…. 47

Gambar 4.8 Guru X menyampaikan materi mengenai usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya………...………. 47


(17)

Gambar 4.10 Guru menampilkan slide berisi materi tentang usaha total………. 49 Gambar 4.11 Guru menampilkan dua video untuk menyampaikan pengertian usaha.… 50 Gambar 4.12 Guru menyampaikan materi mengenai persamaan umum usah.………… 51 Gambar 4.13 Guru menggambar dua grafik ……… 52


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat izin penelitian dari Bappeda Sleman……… 71 Lampiran 2: Surat keterangan telah melakukan penelitian……… 73 Lampiran 3: Dokumentasi pembelajaran dan transkrip wawancara Guru X……….. 75 Lampiran 4: Dokumentasi pembelajaran dan transkrip wawancara Guru Y……….. 87


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam Bab I Pasal 1 (1) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa tugas utama guru adalah: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, meelatih, menilai, dan mngevaluasi peserta didik.

Menurut Mulyasa (2005:36) guru yang profesional sebaiknya memposisikan diri sebagai:

1. Orang tua yang penuh kasih sayang kepada peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik

sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. 5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.


(20)

6. Membiasakan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.

7. Mengembangkan kreativitas.

8. Menjadi sosok yang dapat membantu siswa ketika diperlukan.

Menjadi guru yang profesional dalam pekerjaannya bukanlah hal yang mudah namun bukan juga hal yang mustahil untuk dilakukan. Menjadi guru yang profesional adalah tentang mengorganisir kehidupan pribadi guru dan kehidupan guru di sekolah hingga menjadi suatu bentuk kesinambungan yang positif. Profesionalitas guru sebaiknya dapat diukur dalam rangka perbaikan dan evaluasi kinerja guru agar menjadi lebih profesional lagi.

Adapun guru yang profesional menurut Depdikbud minimal memiliki lima ciri: 1. Mempunyai komitmen kepada peserta didik dalam proses belajarnya.

2. Menguasai secara mendalam bahan pelajaran yang akan diajarkan, serta cara menyampaikannya kepada siswa.

3. Bertanggungjawab memantau belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. 4. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya. Mengadakan

refleksi dan koreksi, belajar dari pengalaman dan memperhitungkan dampaknya pada proses belajar mengajar.

5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, sehingga terjadi interaksi yang luas dan profesional.

Mulyasa (2005:169) mengungkapkan bahwa kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mengembangkan materi standar, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.


(21)

Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa guru termasuk guru fisika, sangat berperan penting terhadap pembelajaran di kelas. Guru yang profesional seharusnya mempunyai pengetahuan yang kompleks. Guru juga seharusnya mampu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa melakukan proses ilmiah dalam menemukan konsep isi materi. Hal yang paling penting bagi guru professional adalah tumbuhnya pengetahuan spesifik. Pengetahuan spesifik yang dimaksud bisa ditandai dari pembelajaran yang menurut guru paling berhasil. Terhadap isi materi yang spesifik tersebut, guru profesional memiliki pemahaman yang kokoh. Hasil penggabungan pengetahuan isi materi spesifik dengan pengetahuan pedagogik sehingga menghasilkan pembelajaran yang mudah dipahami siswa, oleh Shulman (1986) dinamakan Pedagogical Content Knowledge (PCK). Kompetensi guru profesional oleh Shulman digambarkan memiliki tiga pilar pengetahuan yaitu pengetahuan materi (Content Knowledge/CK), pengetahuan pedagogi (Pedagogical Knowledge) dan bidang spesifik interaksi antara CK dan PK yang dinamakan Pedagogical Content Knowledge (PCK).

Materi usaha adalah materi yang abstrak dan sukar dipahami. Padahal materi ini akan menjadi dasar bagi pengetahuan selanjutnya. Dalam mengajarkan materi ini guru perlu mempersiapkan secara matang agar pembelajaran yang akan dilakukan benar-benar membimbing siswa pada pemahaman yang mendalam terhadap materi ini.


(22)

Guru fisika dalam melaksanakan pembelajaran akan lebih baik jika berdasarkan pada PCK yang dapat membantu guru mendampingi siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai materi-materi dalam pelajaran Fisika. Oleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA KELAS XI DI YOGYAKARTA”.

B. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, maka penulis membatasi masalah pada kemampuan PCK dua guru fisika SMA kelas XI dalam mengajarkan materi usaha.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana profil PCK yang dimiliki guru fisika SMA kelas XI dalam mengajarkan materi usaha?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana profil kemampuan PCK khususnya yang dimiliki guru fisika SMA kelas XI dalam mengajarkan materi usaha.


(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti

a. Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam menganalisis kompetensi PCK guru yang menjadi responden.

b. Peneliti mendapatkan bekal dan wasawan mengenai bagaimana seharusnya pembelajaran fisika yang baik itu untuk dapat diaplikasikan di kemudian hari ketika peneliti menjadi guru.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi diri bagi guru untuk menjadi guru yang lebih profesional.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang menggunakan topik serupa.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pedagogical Content Knowledge

1. Latar Belakang dan Pengertian Pedagogical Content Knowledge

Gagasan tentang Pedagogical Content Knowledge pertama kali dicetuskan oleh Lee Shulman pada tahun 1986. Menurut Shuell (1996) dan Shulman (1986) dalam Paul Eggen (2007:9) Pedagogical Content Knowledge adalah pemahaman dari metode mengajar yang efektif untuk topik khusus, seperti pemahaman tentang apa yang membuat topik khusus itu mudah atau sulit untuk dipelajari.

Menurut Loughran and Mulhall (2008) PCK adalah gagasan akademik untuk menyajikan ide yang membangkitkan minat, yang berkembang terus menerus dan melalui pengalaman bagaimana mengajarkan isi materi tertentu dengan cara khusus agar pemahaman siswa tercapai.

Menurut Etkina (2009), Shulman menggambarkan tiga pilar pengetahuan guru fisika professional yaitu:

a. Content Knowledge (CK)

CK ini mencakup pengetahuan tentang konsep-konsep fisika, hubungan antar materi dalam fisika dan metode untuk mengembangkan pengetahuan baru.

b. Pedagogical Knowledge (PK)

PK ini mencakup pengetahuan tentang perkembangan daya pikir, pengetahuan tentang ilmu kognitif, pengetahuan tentang pembelajaran kolaborasi, pengetahuan tentang kelas dan pengetahuan tentang peraturan sekolah.


(25)

PCK ini merupakan irisan dari bidang-bidang spesifik antara CK dan PK yang mencakup orientasi terhadap pembelajaran, pengetahuan tentang kurikulum fisika, pengetahuan tentang ide siswa, pengetahuan tentang metode pembelajaran yang efektif dan pengetahuan tentang evaluasi pembelajaran.

Menurut Van Driel dan Berry (2012) PCK merupakan pengetahuan pokok guru yang dapat digunakan secara efektif dan fleksibel dalam proses komunikasi antara guru dan pesera didik selama pembelajaran di kelas.

Menurut Grossman (1990) beberapa ilmuwan mengemukakan bahwa PCK dapat di bagi menjadi tiga komponen primer yaitu:

1. Pengetahuan tentang materi pelajaran 2. Pengetahuan tentang pedagogi

3. Pengetahuan tentang konteks yang mencakup pengetahuan tentang siswa

Thompson (2003) menggambarkan PCK ke dalam Diagram Venn seperti dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1. Diagram Venn tentang PCK

Tabel 2.1. Penjelasan Diagram Venn tentang PCK Pedagogy

Content Context


(26)

Komponen Deskripsi Contoh Pedagogi Pengetahuan tentang

aspek-aspek pedagogis yang mencakup metode pembelajaran dan lain-lain Pengetahuan guru tentang metode-metode pembelajaran, pengetahuan guru tentang langkah-langkah pembelajaran, pengetahuan guru tentang evaluasi pembelajaran, pengetahuan tentang media pembelajaran khusus untuk menyampaikan materi

Konteks Pengetahuan guru tentang kelas, siswa dan sekolah

Pengetahuan guru tentang kebutuhan khusus siswa, latar belakang siswa-siswa di kelas, latar belakang ekonomi dan sosial siswa-siswa di kelas, kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran Konten Pengetahuan guru

tentang materi pembelajaran

Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok PCK Irisan dari

komponen-komponen

pengetahuan guru tentang pedagogi, konteks dan konten yang menjadi satu yang terlihat dalam bentuk pembelajaran efektif

Pengetahuan guru tentang siswa dan pembelajaran dalam menyampaikan materi yang spesifik

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa PCK adalah irisan pengetahuan pedagogis, pengetahuan tentang konteks dan pengetahuan tentang


(27)

konten pembelajaran yang akan menghasilkan suatu inovasi strategi pembelajaran untuk membentuk pemahaman yang mendalam bagi siswa.

B. Model-model Pemikiran Pedagogis

Menurut Shulman (1986) aspek-aspek pemikiran dan tindakan pedagogis adalah: 1. Pemahaman

Pemahaman mencakup tujuan pembelajaran, struktur materi, ide-ide yang terkait dengan materi.

2. Pembelajaran

Pembelajaran mencakup:

a. Persiapan: interpretasi dan analisis yang kritis, penataan, pengembangan kurikulum dan klarifikasi tujuan.

b. Representasi: penggunaan representasi yang mencakup analogi, metafora, contoh, demonstrasi, penjelasan dan lain-lain.

c. Adaptasi dan pengaitan terhadap karakteristik siswa, pertimbangan konsep-konsep, konsepsi awal, miskonsepsi, kesulitan belajar, bahasa, budaya, motivasi, kelas sosial, gender, usia, kemampuan, bakat, ketertarikan, konsep diri dan perhatian.

3. Pembelajaran

Pembelajaran mencakup manajemen, presentasi, instruksi, kerja kelompok, kedisiplinan, rasa humor. Pertanyaan-pertanyaan dan aspek-aspek yang termasuk dalam pengajaran aktif, metode discovery atau inkuiri, dan observasi pembelajaran di kelas.

4. Evaluasi

Evaluasi mencakup:


(28)

b. Memberikan tes terhadap pemahaman siswa pada akhir pembelajaran/bab.

c. Mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan diri sendiri 5. Refleksi

Refleksi mencakup kegiatan-kegiatan berupa mereview, merekonstruksi, menghidupkan kembali dan menganalisis dengan kritis performa diri sendiri di kelas.

C. Kategori-kategori PCK

PCK memiliki beberapa kategori yang berbeda menurut para ahli. Di bawah ini adalah pendapat beberapa ahli tentang kategori-kategori PCK:

1. Shulman

Menurut Shulman (1986) menjabarkan PCK dalam tujuh kategori yaitu: a. Pengetahuan tentang konten;

b. Pengetahuan pedagogis umum. Dengan referensi khusus pada prinsip dan strategi dalam manajemen kelas dan manajemen yang berkaitan dengan materi;

c. Pengetahuan tentang kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran; d. Pengatahuan tentang pedagogi yang berkaitan dengan konten yang

diajarkan yang di dalamnya mencakup cara khusus guru untuk membentuk suatu pemahaman bagi siswa.

e. Pengetahuan tentang siswa dan karakteristiknya;

f. Pengetahuan tentang konteks pendidikan, tentang kinerja grup di kelas, pengelolaan keuangan sekolah hingga karakter komunitas dan budaya setempat;


(29)

g. Pengetahuan tentang tujuan pembelajaran, nilai-nilai filosofis dan latar belakang.

2. Magnuson

Magnuson (1999) memaparkan PCK menjadi 5 kategori: a. Orientasi terhadap pembelajaran

b. Pengetahuan tentang kurikulum

c. Pengetahuan tentang pemahaman siswa dalam pembelajaran d. Pengatahuan tentang evaluasi pembelajaran untuk siswa

e. Pengetahuan tentang stategi untuk subject-specific dan topic specific. 3. Lee

Menurut Lee (2008) PCK dapat dibagi menjadi dua kategori penting yaitu: a. Pengetahuan tentang konsep-konsep siswa

Dalam kategori ini penting bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam mempelajari konten yang spesifik, mempelajari kesulitan belajar siswa dan perbedaan potensi dan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran.

b. Pengetahuan tentang metode pembelajaran

Dalam kategori ini guru sebaiknya dapat menggunakan contoh-contoh representatif, menggunakan metode pembelajaran yang paling baik dalam membimbing siswa menuju tujuan pembelajaran serta pengembangan metode pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.

4. Aydin dkk

Aydin dkk (2013) merumuskan empat komponen inti PCK: a. Pengetahuan tentang Strategi Pembelajaran


(30)

Pengetahuan tentang strategi pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi yang spesifik dan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan suatu topik yang besar.

b. Pengetahuan tentang Siswa

Komponen ini mencakup pengetahuan guru tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa dalam materi yang diajarkan, miskonsepsi-miskonsepsi siswa dalam mempelajari materi, dan pengetahuan prasyarat.

c. Pengetahuan tentang Kurikulum

Komponen ini mencakup pengetahuan tentang tujuan dan standar pembelajaran, bahan-bahan pelengkap, program-program yang termasuk dalam kurikulum dan lain-lain.

d. Pengetahuan tentang Evaluasi dan Penilaian

Komponen ini mencakup pengetahuan guru tentang apa yang harus dinilai dan bagaimana cara menilainya.

Berdasarkan pembagian kategori-kategori PCK yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dalam penelitian ini peneliti merangkum kategori-kategori tersebut ke dalam lima kategori yang dianggap telah mewakili komponen-komponen primer PCK yaitu pedagogi, konten dan konteks, yaitu:

a. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran

Pengetahuan tentang metode pembelajaran mencakup pengetahuan guru tentang metode pembelajaran yang baik untuk digunakan, pengetahuan guru


(31)

tentang langkah-langkah pembelajaran dan pengetahuan guru tentang evaluasi pembelajaran.

b. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

Pengetahuan guru tentang media pembelajaran mencakup pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran dan kriteria media pembelajaran yang baik.

c. Pengetahuan guru tentang materi-materi yang termasuk ke dalam materi pokok

Pengetahuan guru tentang materi-materi yang termasuk ke dalam materi pokok ini mendeskripsikan bagaimana keyakinan guru tentang materi yang termasuk materi-materi pokok.

d. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian

Pengetahuan guru tentang urutan penyajian ini mencakup bagaimana keyakinan guru tentang urutan penyajian materi yang baik.

e. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi mencakup pengetahuan guru tentang pengertian miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi miskonsepsi, pengetahuan guru tentang materi-materi yang rawan miskonsepsi dan pengetahuan guru tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang pernah terjadi.


(32)

D. Materi Usaha

1. Standar Kompetensi

Standar kompetensi materi usaha adalah menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar materi usaha adalah kompetensi dasar 1.5 yaitu menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik.

3. Indikator

Adapun indikator dalam kegiatan pembelajaran materi usaha yang termasuk ke dalam BAB Usaha dan Energi adalah:

a. Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan

b. Menghitung besar energi potensial (gravitasi dan pegas) dan energi kinetik c. Menganalisis hubungan antara usaha kinetik

d. Menganalisis hubungan antara usaha dengan energi potensial e. Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik 4. Struktur Materi

Adapun struktur dari materi usaha berdasarkan kompetensi dasar 1.5 ditunjukkan pada gambar 2.2


(33)

Gambar 2.2. Pemetaan materi usaha E. PCK dalam Pembelajaran Usaha

Menurut Janik dkk (2009) pengetahuan mendalam guru tentang materi dapat dibuktikan dengan terlaksananya pembelajaran yang efektif. Kemampuan PCK guru ditunjukkan melalui analogi-analogi, ilustrasi, contoh, penjelasan dan demonstrasi yang menguatkan pemahaman siswa.

Menurut Wu Peng (2013) PCK biasanya dijabarkan sebagai irisan dari beberapa komponen yang bersatu dan fokus pada transformasi content knowledge menjadi

Pengertian usaha

Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

Usaha yang diakibatkan oleh gaya konstan dan gaya yang

Usaha total Usaha

Persamaan umum usaha


(34)

strategi pedagogis tapi PCK akan dapat dilihat jika pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan konten yang spesifik. Kemampuan guru untuk menggabungkan semua komponen-komponen dalam PCK dalam mengajarkan suatu materi yang spesifik akan menentukan tingkat keefektifan kelas.

Usaha merupakan salah satu materi yang diberikan pada kelas XI. Materi ini mengandung banyak konsep-konsep fisika. Sehingga miskonsepsi pada materi ini akan sangat berpengaruh pada pengetahuan siswa.

Menurut Dawkins dkk (2008) Guru seringkali mengabaikan pemahaman konseptual siswa karena siswa dapat menjawab soal benar walaupun seringkali siswa mengerjakan soal-soal fisika hanya dengan mengandalkan persamaan/rumus tanpa benar-benar mengerahui pengertian, konsep dan hubungan besaran-besaran yang dibandingkan.

Seperti uraian-uraian di atas, dalam pembelajaran materi usaha, bisa saja siswa mengerjakan soal dengan benar dengan menggunakan persamaan W= F. s walaupun tidak mengetahui pengertian sebenarnya dari persamaan yang digunakan tersebut. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memastikan pengetahuan konseptual siswa.

Dalam materi usaha juga terdapat banyak konsep-konsep lain yang juga perlu diperhatikan oleh guru. Guru yang berpengalaman akan tahu dalam materi ini bagian mana yang biasanya sulit untuk dipahami siswa, cara yang terbaik untuk mngajarkan materi itu atau demonstrasi/eksperimen/latihan soal seperti apa yang akan membimbing siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Oleh karena itu penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian yang akan fokus pada kegiatan guru dalam mengajarkan materi usaha.


(35)

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang materi usaha: 1. Pengertian usaha

Pada dasarnya usaha dalam mekanika didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya pada suatu benda sebagai hasil kali gaya tersebut dengan perpindahan titik di mana gaya itu bekerja (Tipler, 1998).

2. Persamaan umum usaha

Usaha merupakan besaran skalar walaupun didalamnya terdapat gaya dan perpindahan yang merupakan besaran-besaran vektor. Usaha merupakan perkalian titik dari dua besaran vektor yang secara langsung menyebabkan usaha menjadi besaran skalar.

Perkalian titik atau perkalian skalar dua vektor didefinisikan oleh

A·B = AB cos θ

Dengan θ adalah sudut antara vektor-vektor tersebut. Bila dinyatakan dalam komponen vektor, perkalian titik adalah

A·B = AxBx + AyBy + AzBz

Usaha yang dilakukan pada sebuah partikel oleh gaya F untuk perpindahan ds yang kecil dituliskan sebagai

dW=F.ds

Dan usaha yang dilakukan partikel untuk bergerak dari titik 1 ke titik 2 adalah

� = ∫ �. �� Keterangan: W : usaha (J)


(36)

F: gaya (N)

s: perpindahan (m)

3. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa gaya

Pada uraian berikut diandaikan ada beberapa gaya yang bekerja pada benda. Pembehasan hanya difokuskan pada salah satu gaya saja. Berikut ini empat keadaan istimewa tentang usaha yang dilakukan oleh suatu gaya, yaitu:

a. Gaya searah perpindahan (θ = 0°) Karena cos 0º = 1, maka W = Fs

Gambar 2.3. Usaha yang dilakukan oleh gaya yang searah dengan perpindahan

b. Gaya tegak lurus perpindahan (θ = 90°)

Usaha yang dilakukan oleh gaya F vertikal terhadap benda yang bergerak horizontal.

Karena cos 90º = 0, maka W = 0

Gambar 2.4 Usaha yang dilakukan oleh gaya yang tegak lurus dengan arah perpindahan.

F

s v F

s v


(37)

c. Gaya berlawanan arah dengan perpindahan (θ = 180°)

Pada gambar 2.5 digambarkan usaha yang dilakukan oleh gaya yang arahnya berlawanan dengan arah perpindahan.

Karena cos 180º = -1, maka W = -Fs

Gambar 2.5 Usaha yang dilakukan oleh gaya yang berlawanan arah dengan arah perpindahan.

d. Perpindahan sama dengan nol atau benda tetap diam (s = 0)

Gambar 2.6 Usaha yang dilakukan oleh gaya tanpa menimbulkan perpindahan.

4. Usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan

Usaha ada yang mengandung komponen gaya yang berubah-ubah dan mengandung usaha oleh gaya konstan.

Untuk menjelaskan tentang gaya yang berubah-ubah, dapat menggunakan grafik gaya terhadap perpindahan seperti gambar 2.7.

s v


(38)

Gambar 2.7 Contoh grafik gaya yang berubah-ubah terhadap perpindahan.

Gambar 2.8 Contoh grafik gaya konstan terhadap perpindahan.

Dari gambar 2.8 terlihat bahwa besarnya usaha sama dengan luas daerah di bawah grafik gaya sebagai fungsi perpindahan.

5. Usaha Total

Usaha total, yaitu usaha yang dilakukan oleh semua gaya yang bekerja pada benda, dan dijumlahkan menurut komponen-komponen produk skalarnya

����= ∫ � ⃗⃗⃗ . d�

F


(39)

= ∫ (� d + � d + � d )

Pada poin C, peneliti telah menyebutkan beberapa kategori PCK yang merupakan rangkuman dari pendapat beberapa ahli. Dibawah ini merupakan penjelasan implementasi kategori-kategori PCK tersebut pada pembelajaran materi usaha menurut peneliti:

1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran

Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi usaha, langkah-langkah pembelajaran hingga pengetahuan guru tentang evaluasi pembelajaran yang tepat dalam materi usaha.

2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

Pengetahuan guru tentang media pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik dan pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media dalam pembelajaran materi usaha.

3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok

Di dalam silabus materi usaha terdapat beberapa bagian materi di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Pengertian usaha

b. Persamaan umum usaha

c. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

d. Usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha yang disebabkan oleh gaya yang berubah-ubah


(40)

Sehingga dalam kategori ini mencakup materi apa saja yang diyakini oleh guru sebagai materi-materi pokok.

4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian

Kategori pengetahuan guru tentang urutan penyajian ini menjelaskan bagaimana pengetahuan guru tentang urutan penyajian materi usaha yang baik serta alasannya.

Dalam menyajikan materi usaha urutan penyampaian materi sesuai silabus adalah:

a. Pengertian usaha

b. Persamaan umum usaha

c. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

d. Usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha yang disebabkan oleh gaya yang berubah-ubah

e. Usaha total

5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi mencakup pengetahuan guru tentang pengertian miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi miskonsepsi, pengetahuan guru tentang materi-materi yang rawan miskonsepsi dan pengetahuan guru tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang pernah terjadi dalam pembelajaran usaha.


(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2007:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

B. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah dua guru fisika SMA kelas XI yang berasal dari suatu SMA. Partisipan penelitian ini dipilih berdasarkan kesediaan guru-guru tersebut untuk menjadi partisipan penelitian ini.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Menurut Suparno (2014:136) studi kasus adalah suatu penelitian yang mendetail dari suatu subyek, keadaan, atau kejadian khusus. Jadi bahan yang diteliti hanyalah satu atau kecil lingkupnya. Studi kasus mudah untuk dilakukan dan juga tidak perlu menggeneralisir apapun.


(42)

Penelitian ini dilaksanakan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan November-Desember 2016.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi dan metode wawancara.

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara merekam jalannya seluruh pembelajaran mengenai materi usaha dengan kamera video. Observasi langsung ini dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

2. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai guru-guru fisika yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan setelah peneliti menganalisis hasil rekaman observasi. Daftar pertanyaan yang diajukan saat wawancara ini berdasarkan dari hasil analisis data observasi. Dari data hasil observasi, bagian-bagian yang kurang jelas, kurang kuat atau kurang menyakinkan akan menjadi dasar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru saat wawancara.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Jenis wawancara bebas ini adalah wawancara di mana pewawancara melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman beberapa garis besar pertanyaan

Wawancara ini bertujuan untuk memperjelas dan menguatkan data yang telah didapat peneliti dari metode observasi.


(43)

F. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilakukan oleh subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi proses pembelajaran pada kelas XI IPA yang dilakukan dengan perekaman video. Untuk mendukung data mengenai pembelajaran, peneliti melakukan wawancara dengan guru.

Dibawah ini merupakan pedoman analisis data.

Tabel 3.1 Pedoman analisis data

No Pembelajaran Materi Usaha Komponen yang akan diteliti 1 Pengetahuan guru tentang

metode pembelajaran

Metode pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi usaha, langkah-langkah pembelajaran hingga pengetahuan guru mengenai evaluasi pembelajaran yang tepat dalam materi usaha.

2 Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

Pengetahuan guru tentang media pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik dan pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media dalam pembelajaran materi usaha.

3 Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok

Materi-materi dalam usaha yang tidak dianggap materi pokok oleh guru.

4 Pengetahuan guru tentang urutan penyajian yang baik

Pengetahuan guru mengenai urutan penyajian materi dalam

pembelajaran materi usaha yang baik.

5 Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Pengetahuan guru mengenai

miskonsepsi mencakup pengetahuan guru mengenai pengertian

miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi

miskonsepsi, pengetahuan guru mengenai materi-materi yang rawan miskonsepsi dan pengetahuan guru mengenai miskonsepsi-miskonsepsi yang pernah terjadi dalam


(44)

G. Metode Analisis Data

Beberapa hal yang dilakukan untuk menganalisis data adalah: 1. Data Observasi berupa rekaman video

Rekaman video akan disajikan kembali dalam bentuk transkrip data yang berisi segala sesuatu yang tampak dari hasil rekaman video dan dilengkapi dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (observer). Transkrip data dalam bentuk tulisan yang berisi pelaksanaan belajar mengajar. Setelah itu penulis menganalisis data yang diperoleh sesuai dengan apa yang terjadi, dialami, dan yang terekam pada saat penelitian dengan pedoman tabel pedoman analisis data yang disajikan pada poin instrument pengumpulan data. Analisis data ini akan membantu penulis dalam melakukan pembahasan mengenai topik penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah peneliti selesai menganalisis rekaman video hasil observasi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah video observasi telah dianalisis. Wawancara yang terekam dalam recorder kemudian ditranskrip dalam bentuk rekaman ke dalam bentuk transkrip wawancara. Transkrip wawancara kemudian dianalisis untuk mengungkapkan elemen-elemen PCK yang dimiliki guru dalam mengajarkan materi usaha. Hasil dari analisis wawancara ini digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari metode sebelumnya. Hasil analisis dari wawancara akan memperjelas dan menguatkan apa yang telah peneliti dapatkan dari metode observasi.


(45)

H. Tahapan Pengumpulan Data

Observasi (menggunakan video)

Analisis hasil observasi yang berupa video

Penyusunan daftar perencanaan pertanyaan

wawancara

Wawancara

Analisis hasil wawancara


(46)

BAB IV

DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Data

1. Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Sleman. Penelitian dilaksanakan terhadap dua guru fisika kelas XI yang mengajar di kelas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di dua kelas dengan guru yang berbeda yang mengajarkan materi yang sama yaitu materi usaha yang menjadi bagian dalam BAB Usaha dan Energi.

Penelitian dilakukan di kelas XI dengan pertimbangan bahwa kelas XI memiliki dua guru yang berbeda sehingga mudah dilakukan penelitian mengenai dua guru yang mengajar dengan materi yang sama. Walaupun penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yang berbeda dengan dua guru yang berbeda, peneliti tidak bermaksud membuat perbandingan namun sebagai tambahan pengetahuan peneliti mengenai profil PCK yang dimiliki guru-guru tersebut.

Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pendahuluan di kelas A pada tanggal 2 November 2016 dan di kelas B pada tanggal 5 November 2016. Observasi dilakukan pada saat materi yang diajarkan adalah elastisitas. Observasi pendahuluan ini dilaksanakan untuk mengenalkan diri peneliti kepada siswa dan suasana kelas. Observasi dilaksanakan tanpa proses perekaman atau pencatatan apapun namun peneliti membawa kamera untuk menemukan posisi yang tepat agar semua sudut kelas dapat direkam.


(47)

Kemudian penelitian di kelas A dilakukan pada tanggal 7, 9 dan 10 November 2016. Dan penelitian di kelas B dilakukan pada tanggal 7 dan 12 November 2016. Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa perekaman keseluruhan proses pembelajaran dengan kamera.

Setelah proses pegambilan data di kelas, peneliti menonton video rekaman secara berulang-ulang untuk kemudian dituliskan dalam bentuk transkrip hasil observasi di kelas. Transkrip ini dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran yang terjadi di kelas. Analisis dilakukan terhadap transkrip hasil observasi di kelas. Dari data hasil observasi, bagian-bagian yang kurang jelas, kurang kuat atau kurang menyakinkan akan menjadi dasar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru saat wawancara. Proses wawancara direkam menggunakan audio recorder agar peneliti mendapatkan informasi secara lengkap. Wawancara dengan Guru X dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dilaksanakan pada tanggal 1 Desember, 5 Desember dan 13 Desember 2016. Wawancara dengan Guru Y dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dilaksanakan pada tanggal 6 Desember, 14 Desember dan 15 Desember 2016. 2. Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan peneliti selama pengambilan data dan dari rekaman proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas Guru X dan Guru Y, terlihat bahwa kedua guru ini memiliki banyak perbedaan dalam melakukan pembelajaran di kelas. Hasil penelitian disampaikan pada bagian di bawah ini:


(48)

Data penelitian berupa transkrip rekaman video kegiatan pembelajaran dan transkrip wawancara guru yang menjadi responden.

Dari rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru X dari dua kali pertemuan yang membahas materi usaha, diperoleh data:

1. Pertemuan I, terpotongnya jam belajar karena kegiatan guru hanya menginstruksikan siswa untuk membahas materi usaha secara berkelompok. Pada pertemuan tersebut, diskusi dilanjutkan menjadi pekerjaan rumah. 2. Pertemuan II selama dua jam pelajaran, membahas tentang materi usaha

secara keseluruhan dimulai dari pengertian usaha, konsep usaha, persamaan umum usaha, konsep gaya dan perpindahan, pengaruh sudut terhadap nilai usaha, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah serta usaha total.

Sedangkan data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Y diperoleh satu kali pertemuan. Pertemuan ini selama dua jam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi mengenai materi usaha kemudian di dalam kelompok menjawab tugas diskusi dari guru, setelah itu guru bersama siswa membahas hasil diskusi di depan kelas. Materi yang dibahas adalah mengenai pengertian usaha, persamaan umum usaha, pengaruh sudut terhadap nilai usaha, usaha oleh gaya konstan, usaha oleh gaya yang berubah-ubah, pengaruh sudut dalam nilai usaha serta usaha total.


(49)

Transkripsi merupakan salinan rekaman wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan Guru X dan Guru Y. Peneliti menulis transkripsi berdasarkan apa yang peneliti dapatkan dari mendengar berulang-ulang rekaman audio wawancara. Transkripsi data wawancara dapat dilihat di lampiran 3 dan 4.

B. Analisis

Data penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Tindakan guru di kelas serta pernyataan guru selama observasi dan wawancara yang termasuk ke dalam kategori aspek-aspek PCK akan dijabarkan dan dideskripsikan dengan lengkap. Kegiatan-kegiatan yang masuk ke dalam aspek-aspek PCK akan di kelompokkan ke dalam tiap-tiap kategori data, setelah itu dilakukan pembahasan pada tiap kategori data. Pembahasan didasarkan pada hasil wawancara dengan guru-guru yang menjadi responden dan teori yang ada, serta pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti. Kategori data didasarkan pada teori-teori yang telah dikumpulkan oleh peneliti menjadi lima kategori data:

1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran 2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran 3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok 4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian 5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Berikut ini adalah analisis dari kategori-kategori yang merepresentasikan profil PCK seorang guru:


(50)

1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran a. Pengetahuan Guru X tentang metode pembelajaran

1) Pengetahuan Guru X tentang metode pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran materi usaha

Dalam penelitian ini peneliti berhasil mengungkap pengetahuan guru tentang metode pembelajaran. Guru X meyakini bahwa metode pembelajaran yang baik untuk mengajarkan materi usaha adalah metode PBL. Menurut Guru X metode pembelajaran PBL adalah metode dimana siswa mencari dan menemukan sendiri solusi untuk masalah yang ada. PBL dipilih karena menurut guru metode ini dapat membuat siswa aktif. Hal tersebut seperti diungkapkan guru pada wawancara di bawah ini:

Peneliti : Dalam pembelajaran usaha kemarin, metode pembelajaran apa yang digunakan oleh bapak?

Guru : Metode PBL mbak, metode Problem Based Learning Peneliti : Metode PBL itu metode yang seperti apa pak?

Guru : Metode dimana anak mencari dan menemukan sendiri solusi untuk masalah yang ada.

Peneliti : Adakah alasan khusus mengapa metode ini dipilih untuk mengajarkan materi usaha pak?

Guru : Karena menurut saya ya ini metodenya bagus, bisa membuat anak aktif.

2) Pengetahuan Guru X tentang langkah-langkah pembelajaran

Guru X memiliki pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan. Menurut Guru X langkah-langkah pembelajaran dalam


(51)

metode PBL adalah menemukan masalah, kemudian mencari sumber belajar yang berkaitan, lalu sumber belajar tersebut untuk menganalisis masalah yang telah ditemukan.

Guru X juga mengetahui langkah yang sulit dari metode ini sehingga guru juga tahu cara mengatasinya. Menurut Guru X langkah yang sulit dalam metode PBL adalah ketika langkah menemukan masalah dan cara untuk mengatasinya adalah memastikan semua siswa memiliki sumber belajar agar dapat membaca materi dan menemukan masalah atau bisa juga guru yang memberikan masalah dan siwa yang menyelesaikannya. Hal tersebut seperti pernyataan guru dalam wawancara di bawah ini.

Peneliti : Lalu pak, metode PBL ini menurut keyakinan bapak, tahap-tahapnya seperti apa?

Guru : Yang pertama ya menemukan masalah, lalu mencari sumber belajar yang berkaitan, lalu sumber belajar tersebut untuk menganalisis masalah yang telah ditemukan.

Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut yang biasanya sulit dilakukan oleh siswa itu yang mana pak?

Guru : Yang pertama, menemukan masalah itu. Bisa menemukan masalah kan karena membaca, lalu bisa tahu yang kurang paham dimana, lalu bisa dicari tapi kalau malas membaca tidak bisa tahu masalahnya dimana lalu ya tidak bisa apa-apa.

Peneliti : Biasanya apa yang bapak lakukan untuk mengatasi hal itu? Guru : Ya dipastikan semua anak memiliki sumber belajar berupa

buku itu. Lalu saat anak disuruh membaca ya keliling kelas untuk memastikan semuanya benar-benar membaca bukannya melakukan hal yang lain. Kalau nggak ya guru yang memberikan masalah.


(52)

Dalam pembelajaran, guru terlihat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran tersebut yaitu dengan memberikan masalah kepada siswa kemudian siswa menganalisis menurut pendapat mereka. Salah satu peristiwa yang menunjukkan hal tersebut terjadi pada menit ke 5:13. Guru menampilkan dua video yang berbeda di depan kelas kemudian meminta siswa untuk menelaah perbedaan antara kedua video dan hubungannya dengan pengertian usaha.

Gambar 4.1 Guru sedang menampilkan dua video untuk kemudian dijadikan bahan analisis oleh siswa

3) Pengetahuan Guru X tentang evaluasi pembelajaran

Menurut Guru X evaluasi pembelajaran yang tepat untuk materi usaha adalah dalam bentuk Ulangan Akhir Semester, ulangan harian, PR, tugas dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru X meyakini bahwa soal konsep adalah soal yang sangat bagus untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Oleh karena itu jika soal untuk evaluasi pembelajaran dibuat sendiri, maka Guru X akan lebih mengutamakan untuk membuat soal-soal konseptual. Hal tersebut seperti pernyataan Guru X dalam wawancara di bawah ini:


(53)

Peneliti : Pada metode PBL untuk materi usaha ini, cara evaluasinya seperti apa pak? Bentuk soal-soal yang diberikan seperti apa ya pak?

Guru : Kalau ulangan akhir kan dari Dinas, biasanya pilihan ganda mirip soal UN. Jadi isinya kebanyakan matematis, tapi kalau ulangan harian, PR, tugas itu saya buatkan sendiri saya sengaja perbanyak soal konsep.

Peneliti : Mengapa perlu diperbanyak soal konsep pak?

Guru : Karena kalau anak itu paham konsep pasti bisa mengerjakan soal seperti apapun. Tapi kalau cuma menghafal rumus kalau soalnya bervariasi jadinya bingung nggak bisa ngerjain.

Peneliti : Apakah tidak ada evaluasi pada akhir pelajaran pak?

Guru : Kalau sempat ya ada. Kalau seumpama waktu ditanya mengerti nggak semuanya diem saya yang kasih soal. Untuk ngecek pemahaman materi hari itu.

Pada akhir pembelajaran usaha, peneliti melihat bahwa Guru X melaksanakan salah satu evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi akhir pembelajaran. Kegiatan itu dilaksanakan pada menit ke 42:55. Guru X memberikan soal untuk dikerjakan siswa. Soal diambil dari buku pelajaran yang dijadikan acuan pembelajaran di kelas. Kegiatan tersebut ditampilkan pada gambar 4.2.


(54)

b. Pengetahuan Guru Y tentang metode pembelajaran

1) Pengetahuan Guru Y tentang metode pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran materi usaha

Guru Y meyakini bahwa dengan metode pembelajaran yang mengutamakan siswa aktif akan membuat siswa lebih mengerti dan mudah mengingat. Oleh karena itu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran materi usaha adalah metode saintifik.

Menurut Guru Y metode saintifik adalah metode pembelajaran dimana siswa menemukan sendiri pemahamannya melalui diskusi-diskusi. Dalam metode pembelajaran ini Guru Y meyakini bahwa peran guru hanyalah sebagai fasilitator, sedangkan yang memegang peran aktif dalam pembelajaran adalah siswa. Hal itu diungkapkan dalam wawancara di bawah ini:

Peneliti : Metode yang digunakan ini namanya metode apa ya pak? Guru : Saintifik mbak

Peneliti : Metode pembelajaran saintifik itu seperti apa pak sebenarnya? Guru : Ya seperti ini mbak, anak-anak yang menemukan sendiri

pemahamannya melalui diskusi-diskusi.

Peneliti : Berarti diskusi itu masuk dalam langkah-langkah pembelajaran saintifik ya pak?

Guru : Iya mbak benar. Jadi siswa harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.

Peneliti : Lalu, apakah berdasarkan pengalaman metode ini cocok untuk mengajarkan materi ini?

Guru : Cocok-cocok saja mbak, metode ini kan fleksible bisa diterapkan di materi apa saja. Malahan menurut saya dengan metode seperti ini dimana anak diskusi terlebih dahulu akan


(55)

membuat siswa lebih ingat tentang materi karena mereka yang mencari sendiri.

2) Pengetahuan Guru Y tentang langkah-langkah pembelajaran

Guru Y memiliki pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran sesuai metode yang dilakukan. Menurut keyakinan guru langkah-langkah pembelajaran dalam metode saintifik ini adalah terlebih dulu ada materi yang akan dibahas, kemudian siswa membahas materi tersebut dengan cara berdiskusi kelompok dan langkah terakhir adalah membahas hasil diskusi dengan teman-teman lainnya dan didampingi guru.

Peneliti : Metode saintifik ini langkah-langkahnya seperti apa ya pak? Guru : Ada materi, anak berdiskusi menemukan jawabannya sampai

ketemu kalau sudah nanti dibahas bersama-sama. Pendapat yang salah bisa dibenarkan saat pembahasan.

Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut yang biasanya sulit dilakukan oleh siswa itu yang mana Pak?

Guru : Nggak ada yang sulit ini semuanya bisa dilakukan kok.

Pada pembelajaran, peneliti melihat aktivitas yang menunjukkan bagaimana guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan tersebut berlangsung pada menit ke 3:12 -46:08. Pada saat itu guru mengintruksikan siswa untuk membentuk kelompok dengan teman yang duduk di bangku terdekat. Setelah membuat berkelompok guru membagikan soal diskusi kepada siswa yang dilaksanakan selama satu jam pelajaran, seperti ditunjukkan pada gambar 4.3. Setelah itu pada menit ke 46:08 Guru Y dan siswa mulai membahas hasil diskusi seperti ditampilkan pada gambar 4.4.


(56)

Gambar 4.3 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas soal yang diberikan guru.

Gambar 4.4 Guru Y bersama sama siswa membahas hasil diskusi

3) Pengetahuan Guru Y tentang evaluasi pembelajaran

Menurut Guru Y, evaluasi yang tepat dalam pembelajaran materi usaha ini adalah ulangan harian, mid semester, dan ulangan akhir semester, serta PR. Guru juga memiliki keyakinan bahwa dalam acuan dalam pembuatan soal ataupun acuan dalam penyampaian materi Ujian Nasional. Sehingga dalam menyampaikan materi, menyampaikan persamaan, jenis soal adalah agar kelak dapat mengerjakan soal UN. Hal tersebut seperti terungkap dalam wawancara di bawah ini:


(57)

Peneliti : Dalam metode saintifik ini, evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara apa saja ya pak?

Guru : Ulangan harian, mid, dan ulangan akhir. Kadang juga ada PR. Peneliti : Soal-soal evaluasi tadi dalam bentuk apa ya pak?

Guru : Pilihan ganda biasanya.

Peneliti : Apakah semuanya pilihan ganda pak? Alasannya?

Guru : Ya mbak. Alasannya karena kan kalau nanti UN pilihan ganda juga, biar anak semakin terbiasa.

Peneliti : Pilihan gandanya berisi hitung-hitungan atau bagaimana pak? Guru : Ya hitung-hitungan kebanyakan, konsep juga ada.

Peneliti : Perbandingan antara hitung-hitungan dan konsep berapa-berapa pak?

Guru : Ya kayak UN itu. Soalnya kan nanti proyeksinya untuk UN.

2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran a. Pengetahuan Guru X tentang media pembelajaran

1) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik untuk materi usaha

Guru X meyakini bahwa media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang membantu siswa membentuk pemahaman, bukannya justru menimbulkan kebingungan. Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut seperti pada wawancara di bawah ini.


(58)

Peneliti : Menurut bapak, media pembelajaran yang baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran itu media yang seperti apa pak? Guru : Media pembelajaran yang dapat membantu siswa membentuk pemahaman, bukannya justru menimbulkan kebingungan, media yang juga dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Selain itu, guru juga berpendapat bahwa daripada media pembelajaran yang disediakan guru, media akan lebih baik jika dibuat sendiri oleh siswa karena siswa akan lebih memahami materi tersebut. Hal ini seperti dalam pernyataan guru di bawah ini.

Peneliti : Pernahkah siswa membuat media pembelajaran sendiri pak? Guru : Pernah tapi sangat sederhana sekali. Tapi bukan angkatan ini,

saya lupa sekitar 2 tahun lalu.

Peneliti : Media yang sederhana tersebut dalam bentuk apa ya pak? Guru : Media berbentuk mobil-mobilan

Peneliti : Bahan yang digunakan apa ya pak? Apakah disediakan sekolah atau anak membawa sendiri?

Guru : Dari balok kayu yag disusun, iya mbak anak membawa sendiri dari rumah namun ini pekerjaannya kelompok.

Peneliti : Baiklah pak, menurut bapak dalam penggunaan media lebih efektif mana siswa membuat sendiri atau siswa tinggal memanfaatkan media yang disediakan?

Guru : Lebih efektif yang membuat sendiri mbak, kan kalo begitu mereka akan lebih banyak belajar hasilnya lebih paham.

2) Pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi usaha

Dalam pembelajaran yang telah dilakukan, Guru X menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran. Guru X meyakini bahwa tujuan penggunaan video tersebut adalah agar membuat siswa lebih tertarik dan


(59)

lebih mengingat apa yang telah disampaikan. Pengetahuan tersebut terungkap dalam wawancara di bawah ini.

Peneliti : Dalam pembelajaran kemarin bapak menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan. Alasan dan tujuannya apa pak?

Guru : Tujuannya ya agar anak-anak lebih paham dan lebih tertarik. Biasanya anak akan lebih mengingat apa yang divisualkan.

Selain itu, guru juga meyakini bahwa menggunakan power point yang ditampilkan di depan kelas akan mempermudah berjalannya pembelajaran dalam hal presentasi hasil belajar dan sharing antar siswa. Hal tersebut seperti diungkapkan guru pada wawancara di bawah ini.

Guru : Media yang sering digunakan kayak kemarin itu, power point yang kadang diisi video, gambar lalu ditampilkan di depan kelas.

Peneliti : Tujuan penggunaan LCD tersebut apa pak?

Guru : Agar mempermudah siswa dalam presentasi hasil belajar dan bisa sharing dengan teman-temannya juga.

Peneliti : Apakah kegiatan sharing menggunakan media tersebut efektif dalam pembelajaran pak?

Guru : Tentu saja, kan kalau ditampilkan di depan semua bisa mudah lihat jadi lebih mudah mengerti.

b. Pengetahuan Guru Y tentang media pembelajaran

1) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik untuk materi usaha

Media pembelajaran yang baik sesuai pengetahuan guru adalah media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membentuk pemahaman materi. Penggunaan media akan membuat maksud dari pembelajaran


(60)

mudah tersampaikan dan dipahami sehingga akan membuat siswa mudah mengingatnya. Pemilihan media pembelajaran juga harus sesuai dengan konteks materi. Seperti yang diungkapkan oleh guru dalam wawancara di bawah ini.

Peneliti : Media pembelajaran kan banyak jenisnya ya pak. Pemilihan media pembelajaran yang tepat itu berdasarkan apa pak?

Guru : Ya berdasarkan materi yang diajarkan mbak.

Peneliti : Menurut bapak, media pembelajaran yang baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran itu media yang seperti apa pak? Guru : Ya media yang dapat membantu siswa lebih memahami materi. Peneliti : Kemudian, menurut bapak, apakah penggunaan media dalam

pembelajaran ini cukup efektif pak?

Guru : Iya, tentu saja. Karena kalau menggunakan media, maksud dari pembelajaran mudah tersampaikan dan juga anak jadi lebih mudah memahami dan akan diingat oleh siswa.

2) Pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi usaha

Dalam pembelajaran yang telah berlangsung, Guru Y menggunakan beberapa media pembelajaran. Media-media pembelajaran yang digunakan adalah materi yang disajikan dalam power point, dan beberapa video yang ditampilkan oleh guru di depan kelas seperti dilihat dalam gambar 10. Menurut keyakinan Guru Y, penggunaan power point adalah dengan tujuan mempermudah penyampaian materi oleh guru. Dan penggunaan video-video adalah bertujuan untuk membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi yang diajarkan. Hal-hal tersebut sesuai dengan pernyataan Guru Y dalam wawancara di bawah ini:


(61)

Peneliti : Media pembelajaran yang sering digunakan bapak dalam pembelajaran apa saja ya pak?

Guru : Ya LCD itu setiap pembelajaran digunakan. Peneliti : Tujuan penggunaannya pak?

Guru : Ya agar lebih mudah dalam penyampaian materi. Peneliti : Penyampaian materi dari guru pak?

Guru : Iya dari guru.

Peneliti : Bapak, dalam pembelajaran ini, bapak menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran. Maksud dan tujuannya apa ya pak?

Guru : Ya tujuannya jelas untuk membuat anak lebih tertarik mbak, kalau anak tertarik dengan pembelajarannya anak akan menyerap banyak informasi dari materi yang diajarkan, kan anak sekarang lebih mudah memahami apapun dalam bentuk visual mbak.

Gambar 4.5 Guru menampilkan video pertandingan tarik tambang.

3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok a. Pengetahuan Guru X tentang materi-materi pokok

Menurut pengetahuan Guru X, materi-materi pokok dalam materi usaha adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan terakhir usaha total. Hal itu didasari bahwa materi-materi


(62)

tersebutlah yang disampaikan secara mendetail di dalam kelas. Hal itu juga diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan guru di bawah ini.

Peneliti : Selanjutnya dalam pembelajaran materi usaha, sebenarnya materi apa saja yang menjadi materi utama atau pokok pak?

Guru : Ya yang di buku itu mbak tentang pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha total.

Peneliti : Menurut hasil pengamatan saya dalam pembelajaran kemarin, materi yang bapak sampaikan itu, mulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan terakhir usaha total. Apakah berarti materi-materi itu memang yang penting pak?

Guru : Iya mbak benar, seperti yang di buku. Itu kan sudah seperti di silabus.

b. Pengetahuan Guru Y tentang materi-materi pokok

Menurut pengetahuan Guru Y, materi-materi pokok dalam materi usaha adalah mengenai pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan serta usaha total. Hal itu dapat dilihat dari rekaman video yang menampilkan guru menyampaikan tiga materi tersebut di kelas. Menurut pengetahuan guru, materi usaha total termasuk materi yang sangat mudah dipelajari sendiri oleh siswa tanpa harus dijelaskan oleh guru. Oleh sebab itu materi tersebut tidak disampaikan walaupun termasuk materi pokok. Hal itu sesuai dengan pernyataan guru dalam wawancara yang di bawah ini.

Peneliti : Dalam pembelajaran materi usaha, sebenarnya materi apa saja yang menjadi materi utama pak?

Guru : Persamaan umum, pengertian, lalu usaha oleh macam-macam gaya itu terus usaha total.


(63)

Peneliti : Menurut hasil pengamatan saya dalam pembelajaran kemarin, materi yang bapak sampaikan itu, mulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah. Apakah berarti materi-materi itu memang yang penting pak?

Guru : Ya jelas mbak, kan itu yang memang jadi inti dari materi usaha. Peneliti : Kemudian saya juga mengamati selama pembelajaran mengenai

usaha kemarin, bapak tidak menyampaikan mengenai usaha total. Adakah alasannya pak kenapa seperti itu?

Guru : Kan itu paling mudah, nggak usah dibahas anak pasti bisa baca sendiri pahami sendiri. Yang perlu dibahas itu kalau anak baca sendiri masih ada kemungkinan nggak ngerti. Itu kan materi paling terakhir dari materi usaha dan memang paling mudah.

4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian yang baik a. Pengetahuan Guru X tentang urutan penyajian

Guru X meyakini bahwa urutan penyajian yang baik dalam penyampaian materi usaha adalah:

1) Pengertian usaha

2) Persamaan umum usaha

3) Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

4) Usaha yang disebabkan gaya konstan dan gaya yang berubah-ubah 5) Usaha total

Penyampaian tersebut dikarenakan menurut pengetahuan guru, urutan penyajian seperti itu akan membantu siswa lebih mudah penyampaian materi selanjutnya. Hal ini seperti dengan pernyataan guru dalam wawancara di bawah ini.


(64)

Guru : Itu urutannya sudah seperti di buku seperti silabus. Karena yang awal itu akan menjadi dasar yang selanjutnya jadi harus seperti itu.

Dalam pembelajaran, urutan penyajian tersebut dibuktikan oleh kegiatan guru di bawah ini:

1) Pengertian usaha disampaikan Guru X pada 9 November 2016 menit ke 6:22. Dalam penyampaiannya guru membandingkan dua video yang ditampilkan. Dari perbedaan tersebut guru mengajak siswa menyimpulkan apa pengertian usaha. Kegiatan tersebut ditunjukkan oleh Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Guru menampilkan dua video yang berbeda.

2) Persamaan umum usaha disampaikan oleh Guru X pada 9 November 2016 menit ke 10:30. Kegiatan tersebut nampak pada gambar 4.7 di bawah ini.

Gambar 4.7 Guru menampilkan slide berisi materi persamaan umum usaha


(65)

3) Guru menyampaikan mengenai usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya pada 9 November 2016 menit ke 15:15.

Gambar 4.8 Guru X menyampaikan materi mengenai usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya.

Dalam rekaman video pembelajaran Guru X menyampaikan materi mengenai usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya. Guru mengandaikan beberapa nilai sudut antara gaya dan perpindahan dan siswa menjawab hasilnya. Interaksi antara Guru X dan siswa dapat dilihat dalam percakapan di bawah ini.

Guru : Seumpama dengan persamaan umum usaha tersebut gaya membentuk sudut 45º terhadap perpindahan berarti cos θ nya berapa?

Siswa : Sepertiga akar 2 pak.

Guru : Kalau seumpama sudut antara gaya dan perpindahan adalah 180º bagaimana nilai usahanya?

(Kelas hening, siswa sibuk menghitung) Siswa : Negatif nggak sih pak?

Guru : Kenapa bisa negatif? Siswa : Kan cos 180 min 1 pak.


(66)

4) Usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah disampaikan oleh Guru X pada menit ke 30:25 tanggal 9 November 2016. Guru X menyampaikan materi mengenai usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan. Guru X menyampaikan materi ini dengan metode analisis grafik. Guru X menampilkan dua grafik yang berbeda seperti ditampilkan pada gambar 4.9 di bawah ini.

Gambar 4.9. Guru X menampilkan dua grafik yang berbeda untuk menyampaikan materi usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah.

5) Penyampaian materi usaha total oleh Guru X dilakukan pada 9 November 2016 pada menit ke 40:26. Kegiatan tersebut seperti ditampilkan oleh gambar 4.10.


(67)

Gambar 4.10 Guru menampilkan slide berisi materi tentang usaha total

b. Pengetahuan Guru Y tentang urutan penyajian

Berdasarkan pengamatan peneliti dalam video rekaman pembelajaran, Guru Y meyakini bahwa urutan penyajian yang baik dalam penyampaian materi usaha adalah:

1) Pengertian usaha

2) Persamaan umum usaha

3) Usaha yang disebabkan gaya konstan dan gaya yang berubah-ubah 4) Usaha total

Penyampaian tersebut dikarenakan menurut pengetahuan guru, urutan penyajian seperti itu akan membantu siswa lebih mudah memahami materi. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan guru dalam wawancara di bawah ini.

Peneliti : Urutan penyajiannya juga memang harus seperti itu pak?

Guru : Iya mbak, kan supaya lebih gampang. Pedomannya ya di buku itu, tujuannya ya agar lebih mudah dipahami.

Dalam pembelajaran, urutan penyajian tersebut dibuktikan oleh kegiatan guru di bawah ini:

1) Pada 7 November 2016 menit ke 48:04, guru menyampaikan materi mengenai pengertian usaha.


(68)

Gambar 4.11 Guru menampilkan dua video untuk menyampaikan materi mengenai pengertian usaha.

Gambar 4.11 di atas merupakan potongan video yang memperlihatkan Guru Y saat membahas pengertian usaha dengan menampilkan dua video yang berbeda. Video pertama adalah ketika seseorang mendorong mobil namun mobil sama sekali tidak bergerak. Video kedua adalah ketika dua tim lomba tarik tambang.

2) Pada 7 November 2016 menit ke 50:22 Guru Y menyampaikan materi mengenai persamaan umum usaha. Dalam rekaman video pembelajaran guru menjelaskan mengenai persamaan umum usaha yaitu W = F.Δd. Kegiatan tersebut ditampilkan oleh gambar 4.12.

Gambar 4.12. Guru menyampaikan materi mengenai persamaan umum usaha


(69)

3) Pada tanggal 7 November 2016 menit ke 60:56, Guru Y menyampikan materi mengenai usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah. Guru menyampaikan materi ini dengan menggambar dua grafik di papan tulis. Kegiatan tersebut ditampilkan pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Guru menggambar dua grafik untuk menyampaikan tentang usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah.

5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi a. Pengetahuan Guru X tentang miskonsepsi

Peneliti menemukan beberapa pengetahuan guru dalam hal miskonsepsi. Pengetahuan-pengetahuan itu antara lain:

1) Guru tahu apa itu miskonsepsi dalam fisika, guru juga mengetahui bagaimana mendeteksi miskonsepsi.

2) Guru juga mengetahui materi apa saja yang menjadi materi rawan miskonsepsi. Materi tersebut adalah tentang konsep usaha.


(70)

3) Guru dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar miskonsepsi jangan terjadi yaitu dengan sering meminta pendapat siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dari rekaman video memang tampak bahwa guru sering sekali meminta pendapat siswa yang kemudian disimpulkan bersama-sama menjadi pengertian yang utuh seperti terlihat pada menit ke 5:13 saat guru akan mengarahkan siswa untuk membentuk pengertian usaha yang benar. 4) Guru mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang pernah terjadi. Dari

pernyataan-pernyataan guru dari wawancara bahkan guru mengetahui jumlah-jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi dari angkatan-angkatan sebelumnya.

Dugaan-dugaan peneliti tersebut berdasarkan pada wawancara di bawah ini:

Peneliti : Dalam fisika ada istilah dalam pembelajaran yang tidak asing yaitu miskonsepsi. Menurut bapak miskonsepsi itu apa ya pak?

Guru : Miskonsepsi itu pemahaman yang kurang tepat oleh siswa. Peneliti : Kurang tepat bagaimana pak?

Guru : Ya kurang tepat mbak, menurut pemahaman siswa hal A terjadi karena B, padahal dalam fisika sesuai dengan hukum yang ada hal B yang terjadi karena A.

Peneliti : Bapak, dalam fisika, miskonsepsi merupakan hal yang sangat mengganggu pembelajaran karena akan mempengaruhi hasil belajar. Dalam pembelajaran materi usaha ini bagaimana bapak mengantisipasi adanya miskonsepsi?

Guru : Ya makanya dalam pembelajaran saya sering bertanya pendapat-pendapat siswa, pendapat-pendapat yang kurang benar dibenarkan, yang belum lurus diluruskan, kalau dibimbing seperti itu insyaallah tidak ada miskonsepsi.

Peneliti : Dalam pembelajaran adakah cara khusus yang digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi di kelas?


(1)

69

professional Practice. Journal of Research in science Teaching. Vol 41,no 4, pp 370-391.

Loughran, J. Berry, A. and Mulhall, P. 2008. Exploring Pedagogical Content Knowledge in Science Teacher Education. International Journal of Science Education. Vol 30, no 10, 13 August 2008. Pp1301-1320.

Magnusson, S. Krajcik, J. & Borko, H. 1999. Nature, Sources, and Development of Pedagogical Content Knowledge for Science Teaching. J. Gess-Newsome & N.G. Lederman (Eds.), PCK and Science Education, 95-132.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peng, Wu. (2013) Examining pedagogical content knowledge (PCK) for Business English Teaching: Concept and Model. Journal Polyglossia, Vol 25.

Shuell, T. J. (1996). Teaching and Learning in a Classroom Context. In D. C. Berliner, & R. C. Calfee (Eds.), Handbook of Educational Psychology (pp. 726-764). New York: Macmilan.

Shulman, L.S. 1986. Knowledge and teaching: Foundations of the new reform. Harvard Educational Review, 57, 1–22.

Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Thompson, J. 2003. Learner-Centered Teaching: Postsecondary Strategies that Promote “Thinking Like a Professional”. Theory into Practice, 42(2), 133-139.

Tipler, Paul A; alih bahasa, Lea Prasetio dkk. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.


(2)

70

Van Driel, J.H., & Berry, A. (2012). Professional development of teachers focusing on pedagogical content knowledge. Educational Researcher. 41, 26-28.


(3)

(4)

(5)

viii ABSTRAK

Profil Pedagogical Content Knowledge Dua Guru Fisika SMA Kelas XI Mengenai Pembelajaran Usaha

Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil PCK yang dimiliki dua guru fisika kelas XI yang nampak dari (1) Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran; (2) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran; (3) pengetahuan guru tentang materi-materi pokok; (4) pengetahuan guru mengenai urutan penyajian yang baik; dan (5) pengetahuan guru tentang miskonsepsi.

Penelitian dilakukan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan November hingga Desember 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah dua guru fisika kelas XI dan objek penelitian ini adalah PCK. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan instrumen pengumpulan data terdiri dari video rekaman pembelajaran dan wawancara guru.

Video hasil rekaman diubah menjadi transkrip data. Dari analisism video rekaman, peneliti menyusun daftar pertanyaan wawancara. Hasil analisis wawancara kemudian menjadi bukti pendukung data hasil analisis video rekaman.

Hasil penelitian Guru X adalah: (1) Guru X mengetahui metode pembelajaran yang baik untuk digunakan, mengetahui langkah-langkah pembelajaran, hingga evaluasi yang tepat; (2) Guru X mengetahui kriteria media pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam menyampaikan materi serta tujuan penggunaan media pembelajaran yang telah digunakan; (3) Guru X meyakini bahwa materi-materi pokok di dalam materi usaha adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan usaha total; (4) Guru X meyakini bahwa urutan penyajian materi usaha adalah dimulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan oleh gaya yang berubah-ubah serta usaha total; (5) Guru X mengetahui apa itu miskonsepsi, mengetahui materi-materi yang rawan miskonsepsi sehingga tahu bagaimana mencegah miskonsepsi. Guru X juga mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada angkatan-angkatan sebelumnya.

Hasil penelitian Guru Y adalah: (1) Guru Y mengetahui metode pembelajaran apa yang akan membuat siswa memegang peran penting dalam pembelajaran, mengetahui langkah-langkah pembelajaran serta mengetahui cara evaluasi yang baik; (2) Guru Y mengetahui kriteria media pembelajaran yang baik dan Guru Y juga mengetahui tujuan-tujuan dari penggunaan media pembelajaran yang digunakan; (3) Guru Y meyakini bahwa materi-materi pokok Y adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan serta usaha total; (4) Guru Y meyakini bahwa urutan penyajian materi usaha adalah dimulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaga yang disebabkan oleh gaya konstan dan gaya yang berubah-ubah serta usaha total; (5) Guru Y mengetahui apa itu miskonsepsi, mengatahui cara mendeteksi miskonsepsi, mengetahui materi-materi yang rawan miskonsepsi serta tahu cara mencegah miskonsepsi. Guru juga mengatahui miskonsepsi yang pernah terjadi dari angkatan-angkatan sebelumnya.


(6)

ix ABSTRACT

Pedagogical Content Knowledge Profile of Two High School Physics Teachers of Grade XI about the Teaching of Work

Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma

2017

The purpose of this research was to identify PCK profile of two physics teachers which can be seen by: (1) Teacher’s knowledge of method of teaching; (2) Teacher’s knowledge of teaching media; (3) teacher’s knowledge of important subjects; (4) Teacher’s knowledge of the order of presentation; (5) Teacher’s knowledge of misconceptions.

The research was done in a State High School in Yogyakarta. The research was done on November-December 2016. The subjects of this research are two grade XI physics teachers and the object of this research is PCK. This research is a qualitative descriptive research and the collective instruments are video recording during the class and teachers interview.

The video was changed into a data transcript. From those transcript, researcher made questions list for the interview. The result of the interviews transformed into supported data of the result of video.

The research results of Teacher X are: (1) Teacher X understood the good method to be used, understood the steps of teaching, and the good method to evaluated his class; (2) Teacher X understood which tools can be used as a good teaching media and the purpose of using it; (3) Teacher X believed that the important subjects of chapter ‘work’ are the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and total force; (4) Teacher X believed that the good order of presentation is began by the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and ended by total force (5) Teacher X understood what is misconceptions, understood prone misconceptions subjects so he understood how to prevent misconceptions. Teacher X also understood about misconceptions that happened before.

The research results of Teacher Y is: (1) Teacher Y understood the method of teaching that can made students had many roles in class, understood the steps of teaching, and know how to evaluated his class; (2) Teacher Y understood the criteria of good teaching media and Teacher Y understood the purpose of using media in his class; (3) Teacher Y believed that important subjects of chapter work are the meaning of work, the formula of work, work caused by constant force and work caused by unstable force and total force; (4) ) Teacher X believed that the good order of presentation is began by the meaning of work, the formula of work, work caused by constant force and work caused by unstable force and ended by total force; (5) Teacher X understood what is misconceptions, understood prone misconceptions subjects so he understood how to prevent misconceptions. Teacher X also understood about misconceptions that happened before.