Pembinaan iman sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh di Asrama Santo Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste - USD Repository

  

PEMBINAAN IMAN

SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN PRIBADI YANG UTUH

DI ASRAMA SANTO IGNASIUS DE LOYOLA

DILI -TIMOR LESTE

  

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh :

Odete Soares Maia

NIM: 061124032

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

  Kedua orangtuaku, Bapak Benyamin Maia dan Ibu Beatrix Do Rosario Neves serta adik-adikku tercinta atas segala dukungan doa, perhatian, cinta, kasih sayang dan pengorbanan yang begitu luar biasa bagiku.

  Sahabat sejatiku, yang selalu memberiku semangat, menguatkanku, setia dan sabar menamaniku baik dalam suka maupun duka.

  MOTTO Cinta memberikan segala - galanya dengan tidak mengharapkan balasan.

  (Yohanes 3:16) Keberanian dan kepercayaan diri adalah salah satu modal utama untuk meraih keberhasilan

  (Penulis) Tiada sesuatu pun dapat terjadi tanpa ijin-Mu Tuhan walau kulewati badai dan cobaan berat, namun kutahu Engkau ya Tuhan yang membimbing dan menolongku, sebab Dikau ya Tuhan punya cara yang tak terpikirkan olehku, punya jalan yang tak terpahami oleh akalku kuyakin pasti rencana-Mulah yang terbaik dan terindah dalam hidupku.

  (Penulis)

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul PEMBINAAN IMAN SEBAGAI UPAYA

  

PEMBENTUKAN PRIBADI YANG UTUH DI ASRAMA SANTO IGNASIUS

DE LOYOLA DILI TIMOR LESTE. Judul skripsi ini dipilih bertitik tolak dari

  keprihatinan penulis akan kehidupan kaum muda yang hidup di tengah arus zaman yang semakin berubah; yang cenderung mudah mengikuti trand atau gaya hidup yang memberikan tawaran-tawaran yang menggiurkan dan menjanjikan kenikmatan sesaat. Oleh karena itu yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: bagaimana kegiatan pembinaan iman dapat membantu membentuk pribadi yang utuh bagi kaum muda di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili -Timor Leste.

  Pembinaan iman merupakan suatu usaha yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan iman seseorang. Kaitannya dengan pembinaan iman kaum muda adalah agar iman mereka menjadi lebih berkembang dan lebih hidup. Dampak dari pembinaan iman bagi kaum muda adalah berkembangnya kemauan dan kemampuan untuk menghadapi kenyataan baik yang terjadi atas diri sendiri maupun yang dijumpai dalam lingkungan masyarakat dan berkembangnya kemampuan untuk menempatkan diri dalam pergaulan dengan sesama. Sedangkan pribadi yang utuh adalah pribadi yang dewasa dan matang, kreatif dan produktif, yang hidupnya tidak dikontrol oleh emosi-emosi negatif tetapi mampu mengontrol dan mengolah setiap emosi yang bergejolak dalam dirinya. Perkembangan pribadi yang utuh dipengaruhi oleh faktor dalam diri maupun dari luar. Faktor dari dalam adalah hal-hal yang berkaitan dengan pribadi kaum muda sendiri seperti kemauan, niat, keinginan dan motivasi diri. Sedangkan faktor dari luar antara lain: pengaruh dan dukungan dari orang tua atau keluarga, motivasi dari pihak lain misalnya guru dan para pendamping kaum muda.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan studi pustaka dan penelitian untuk memperoleh pemikiran-pemikiran, masukan-masukan yang selanjutnya direfleksikan, sehingga diperoleh gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan pembinaan iman bagi kaum muda. Untuk mengkaji masalah ini maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 43 responden yaitu seluruh kaum muda Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembinaan iman di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste belum terlaksana dengan baik karena belum ada perencanaan program pembinaan iman yang teratur sehingga bisa menjadi acuan dalam proses pembinaan iman di Asrama. Bertitik tolak dari pertanyaan dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan iman dapat membantu kaum muda untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste. Oleh karena itu, penulis dalam skripsi ini mengusulkan program pembinaan iman yang lebih bervariasi selama tiga tahun melalui pembinaan dengan model Shared Christian

  

Praxis (SCP), rekoleksi semi outbond dan retret bagi kaum muda di Asrama St.

  Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste.

  

ABSTRACT

  This minithesis entitled THE CONSTRUCTION OF FAITH AS EFFORT

  

OF THOROUGH PERSONALITY CREATION OF SANTO IGNASIUS DE

LOYOLA BOARDING HOUSE IN DILI TIMOR LESTE. The title of this

  minithesis was selected oppositely from the author’s awareness on the youngster life that live in the middle of changing flow of era; of which tends to easily follow trend or lifestyle that give very attractive offer and promising temporary pleasure. Thus, the main problem in this minithesis was: how is the activity of faith construction can help in creating the thorough personality of youngsters in St. Ignasius de Loyola Boarding House in Dili – Timor Leste.

  The construction of faith is an effort conducted in order to develop individual faith. Its relationship to the construction of faith of youngster is so that their faith is more developed and more live. The impact of construction of faith to the youngster is the development of advancement and competence to face the good fact comprising of the individual or those faced in societal environment and the development of competence to position them selves in mutual association. Meanwhile the thorough personality is the adult, mature, creative, productive personality, which lives uncontrolled by the negative emotion; however they are able to control or process every emotion fluctuate in them selves. Thorough development of personality is influenced by either internal or external factor. The internal factors are matters relating to the personality of youngster, e.g. willingness, intention, aim and self- motivation. Meanwhile the external factors are: the influence and support of parent or family, motivation from other person, e.g. teacher and spouse of youngster.

  In this minithesis, the author used literary study and research to gain considerations and inputs of which is then reflected, thus it gain the conceptions which can be used as contribution of faith construction to the youngster. For studying this problem, thus the author used descriptive research type. The approach used in this research was the mix of qualitative and quantitative research. Total of respondent in this research were 43 respondents, i.e. entire youngster of St. Ignasius de Loyola boarding house in Dili – Timor Leste.

  Based on the result of this research, it concluded the construction of faith in St. Ignasius de Loyola Boarding House in Dili – Timor Leste had not been implemented appropriately on the ground it has not been existed regular planning program of faith construction, thus it can be a reference in process of faith constructin in Boarding House. Based on the questionaire and result of research, it concluded the faith construction can help youngster to develop and grow into thorough personality in St. Ignasius de Loyola Boarding House in Dili – Timor Leste.

  Thus, the author in this minithesis proposed the more varied program of faith construction for three years through the construction by Shared Christian Praxis (SCP) model, semi-outbond recollection and retreat to the youngster in St. Ignasius de Loyola Boarding House in Dili – Timor Leste.

KATA PENGANTAR

  Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji syukur yang mendalam penulis panjatkan kepada Allah Sang sumber hidup dan kehidupan sejati yang Maha Pengasih dan Penyayang atas berkat, rahmat dan cinta kasih-Nya yang senantiasa membimbing, menuntun dan menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul PEMBINAAN IMAN SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN PRIBADI YANG UTUH DI ASRAMA SANTO IGNASIUS DE LOYOLA DILI-TIMOR LESTE.

  Skripsi ini diilhami oleh hasil refleksi penulis selama tiga tahun hidup di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste dan ketertarikan penulis untuk membantu kaum muda dalam upaya mengembangkan dan mendewasakan iman.

  Berhadapan dengan dunia sekarang kaum muda lebih mementingkan konsumerisme, hedonisme, materialisme dan individualisme.

  Penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh rasa syukur dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak F. X. Dapiyanta, SFK., M.Pd selaku dosen pembimbing utama dan pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktu, murah hati untuk mencurahkan pikiran, memberikan kesempatan bimbingan, dengan penuh kesabaran dan teliti membantu dan memberikan masukan-masukan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  2. Rm. Drs. H. J. Suhardiyanto, SJ. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma dan selakaligus bersedia menjadi dosen penguji II yang senantiasa memberikan dukungan dalam seluruh proses menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd selaku dosen penguji III yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan kritikan, saran dan masukan yang membangun hingga terselesaikannya skripsi ini.

  4. Segenap Staf Dosen dan Karyawan/wati Program Studi Ilmu Pendidikan dan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik-Jurusan Ilmu Pendidikan-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik, menuntun, mendampingi, membimbing dan mengarahkan penulis selama empat tahun hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Suster-suster FCJ, untuk dukungan doa, cinta, motivasi dan bantuan dalam bentuk apa saja sejak semester V hingga penulisan skripsi ini.

  6. Pe. Domingos Soares, Pr, dan Pe. Lourenco Soares, Pr, untuk dukungan doa dan bimbingan, baik moral maupun spiritual selama studi hingga penulisan skripsi ini.

  7. Para Pembina, pengurus dan kaum muda Asrama St. Ignasius de Loyola Dili- Timor Leste, untuk segala bentuk perhatian dan dukungan doa serta kesediaan dalam membantu penulis saat penelitian hingga penulisan skripsi ini.

  8. Keluargaku tercinta: ayah ibu dan adik Cipri, Ricky, Cillya dan Leto yang telah memberikan dukungan, perhatian, pengorbanan, perjuangan yang penuh cinta dan kasih sayang yang tak terhingga bagiku dalam menempuh studi di USD- IPPAK Yogyakarta.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............. .......................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN............................................................................ xx

BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang ...............................................................................

  B.

  Identifikasi Masalah ....................................................................... 11 C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 11 D. Rumusan Masalah .......................................................................... 12 E. Tujuan Penulisan ............................................................................ 12 F. Manfaat Penulisan .......................................................................... 12 G.

  Metode Penulisan ........................................................................... 14 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................

  15 A.

  Gambaran Umum Tentang Pembinaan Iman ................................. 15 1.

  Pengertian Pembinaan ............................................................... 16 2. Pengertian Iman ........................................................................ 17

  3. Pengertian Pembinaan iman ...................................................... 19 4.

  Ciri Khas Pembinaan Iman ....................................................... 21 5. Tujuan Pembinaan Iman ........................................................... 21 6. Hal-hal Pokok Dalam Pembinaan Iman ..................................... 26 a.

  Bidang-bidang Pembinaan Iman .......................................... 26 b.

  Pendekatan Pembinaan Iman ................................................ 29 c. Metode dan Sarana ............................................................... 30 d.

  Bentuk Pembinaan Iman ....................................................... 32 e. Materi Pembinaan Iman ....................................................... 32 f. Proses Pelaksanaan dan Evaluasi ......................................... 34 g.

  Manfaat Pembinaan Iman ..................................................... 34 B. Pribadi Yang Utuh ......................................................................... 37 1.

  Pengertian Pribadi Yang Utuh ................................................ 38 a.

  Pribadi Utuh .......................................................................... 38 b.

  Karakteristik Kehidupan Pribadi .......................................... 41 2. Ciri-ciri Pribadi Yang Utuh .................................................... 42 a.

  Perluasan Perasaan Diri ........................................................ 42 b.

  Hubungan Hangat atau Akrab Dengan Orang lain ................ 43 c. Keamanan Emosional ........................................................... 43 d.

  Persepsi Realistis .................................................................. 44 e. Ketrampilan-ketarampilan dan Tugas ................................... 44 f. Pemahaman Diri ................................................................... 45 g.

  Filsafat Hidup yang Mempersatukan .................................... 45 3. Aspek-aspek Perkembangan Pribadi Yang Utuh .................... 45 a.

  Aspek Pertumbuhan Fisik ..................................................... 46 b.

  Aspek Perkembangan Intelektual .......................................... 46 c. Aspek Perkembangan Emosional ......................................... 47 d.

  Aspek Perkembangan Sosial ................................................ 48 e. Aspek Perkembangan religius .............................................. 49 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi ... 49 a.

  Diri Sendiri ........................................................................... 50

  b.

  Keluarga ............................................................................... 52 c. Masyarakat ........................................................................... 53 d.

  Gereja ................................................................................... 53 5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi Yang Utuh ........... 55 C.

  Penelitian Yang Relevan ......................................................... 56 D.

  Kerangka Pikir ........................................................................ 58 E. Fokus Penelitian ....................................................................... 59 F. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 59

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .............................................................................

  61 A.

  Metodologi Penelitian ............................................................. 61 1.

  Jenis Penelitian ................................................................... 61 2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 62 3. Responden .......................................................................... 62 4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ......................... 62 a.

  Defenisi Konseptual Variabel ........................................ 62 b. Defenisi Operasinal Variabel ........................................ 63 c. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 64 d. Instrumen ....................................................................... 64 e. Kisi-kisi Penelitian ........................................................ 65 f. Keabsahan Data ............................................................. 66 5. Teknik Analisis Data .......................................................... 66 B. Laporan Hasil dan Pembahasan Penelitian ............................. 67 1.

  Identitas Responden ........................................................... 67 2. Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara ................... 68 3. Laporan Hasil Penelitian dengan Quesioner ...................... 72 4. Pembahasan Hasil Penelitian Wawancara dan Kuesioner .. 91 a.

  Pembinaan Iman yang dilaksanakan di Asrama St. Ignasius De Loyola Dili -Timor Leste ....................

  91

  b.

  Pembinaan Iman Sebagai Upaya Pembentukan Pribadi Yang Utuh .....................................................................

  93 C. Kesimpulan Hasil Penelitian .............................................. 95 BAB IV. USULAN PROGRAM PEMBINAAN IMAN ...........................

  97 A.

  Alternatif Bentuk Pembinaan .................................................. 97 1.

  Outbond .............................................................................. 97 2. Rekoleksi ............................................................................ 98 3. Retret .................................................................................. 98 4. Shared Christian Praxis (SCP) ......................................... 100 B. Dasar-Dasar Pemilihan Program ............................................ 106 1.

  Kaum Muda ....................................................................... 106 2. Program Kegiatan Asrama Santo Ignasius de Loyola ....... 107 3. Visi dan Misi Asrama St. Ignasius de Loyola .................... 110 C. Pemilihan Program ................................................................. 110 1.

  Tema dan Tujuan ................................................................ 113 2. Susunan Acara Rekoleksi Akhir Pekan dengan Model

  SCP dan Outbond ............................................................... 116 D.

  Matriks Program .................................................................... 118 1.

  Program Pembinaan Tahun Pertama .................................. 118 2. Program Pembinaan Tahun Kedua .................................... 121 3. Program Pembinaan Tahun Ketiga .................................... 124 4. Contoh Persiapan Rekoleksi Untuk Satu Kali Pertemuan . 130

  BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 142 A. Kesimpulan ............................................................................. 142 B. Saran ....................................................................................... 143 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 146 LAMPIRAN ................................................................................................. 148 Lampiran 1 : Surat Ijin Untuk Penelitian ....................................... (1) Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

  dari Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste (2) Lampiran 3: Panduan Pertanyaan Kuesioner ................................. (3) Lampiran 4 : Panduan Pertanyaan Wawancara ............................ (7) Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan Kaum Muda Asrama

  St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste ................... (8) Lampiran 6 : Tabel Hasil Penelitian Kuesioner ............................ (13)

  DAFTAR TABEL Tabel 1 : Kisi-kisi Penelitian……………………………………................

  80 Tabel 15 : Faktor Pendukung ………………………………………...........

  88 Tabel 25 : Menjalin Kerjasama……………………………………………

  87 Tabel 24 : Menerima Kelebihan dan Kekurang Orang lain ………………

  86 Tabel 23 : Pengampunan ………………………………………………….

  85 Tabel 22 : Tanggungjawab dalam Menyelesaikan Tugas

  84 Tabel 21 : Kegiatan Harian di Asrama ……………………………………

  84

  83 Tabel 19 : Kejujuran………………………………………………………. Tabel 20 : Berdoa Pribadi dan Bersama…………………………………

  82

  81 Tabel 17 : Sikap dalam Menerima dan Mengerjakan Tugas ……………... Tabel 18 : Kegunaan Peraturan yang Berlaku ……………………………

  80 Tabel 16 : Faktor Penghambat ……………………………………………

  79 Tabel 14 : Bentuk-bentuk Pembinaan Iman yang diharapkan ……………………………………………………...

  65 Tabel 2 : Hasil Wawancara………………………………………..............

  78 Tabel 13 : Nilai-nilai yang diperoleh ……………………………………...

  77 Tabel 12 : Manfaat Pembinaan Iman ……………………………………...

  76 Tabel 11 : Pembinaan Iman yang Menarik ……………………………….

  76 Tabel 10 : Penilaian Terhadap Kegiatan Pembinaan Iman di Asrama………………………………………………………

  75 Tabel 9 : Relasi Pembina dan Penghuni dalam Pergaulan Sehari-hari ………………………………………………………

  74 Tabel 8 : Sikap Pembina ………………………………………………….

  74 Tabel 7 : Sarana /Aat yang Digunakan ……………………………………

  73 Tabel 6 : Metode Pembinaan Iman ………………………………..............

  73 Tabel 5 : Tema Pembinaan Iman ………………………………………….

  72 Tabel 4 : Materi Pembinaan Iman ………………………………………...

  68 Tabel 3 : Tujuan Pembinaan Iman di Asrama St. Ignasius de loyola………………………………………………………….

  89

  Tabel 26 : Memotivasi dan bersedia membantu teman yang mengalami kesulitan dalam belajar………………………

  89 Tabel 27 : Sikap dalam menghadapi kesulitan dan masalah yang terjadi ……………………………………………………..

  90 Tabel 28 : Kegiatan Pokok Bulanan ……………………………………… 107 Tabel 29 : Kegiatan Harian di asrama St. Ignasius de Loyola

  Dili Timor Leste ………………………………………………. 107

DAFTAR SINGKATAN A. SINGKATAN RESMI DOKUMEN-DOKUMEN GEREJA

  AA : Apostilicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 18 November 1965

  DV : Dei Verbum , Dekrit Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965 B.

SINGKATAN LAIN-LAIN

  Art : Artikel Alk : Alkitab Ay : Ayat Bhs : Bahasa Gal : Galatia Ibr : Ibrani KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia Mat : Matius Mis : Misalnya Mzm : Mazmur Pernas OMK : Pertemuan Nasional Orang MudaKatolik Indonesia SAGKI : Sidang Agung Gereja Katolik Indonnesia SLTP : Sekolah Lanjut Tingkat Pertama SLTA : Sekolah Lanjut Tingkat Atas

  SMK : Sekolah Menengah Kejuruan St : Santo WIT : Waktu Indonesia Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan zaman berjalan begitu pesat dalam berbagai

  segi kehidupan manusia. Hal ini membawa dampak positif juga dampak negatif pada perkembangan dan perubahan pola hidup, penampilan diri, pola pikir maupun sikap.

  Selain itu, perkembangan zaman berpengaruh juga pada perkembangan dan pertumbuhan tingkah laku emosional, sosial dan religius seseorang.

  Perkembangan dan perubahan ini juga dialami oleh kaum muda, di mana orang mudah dan cepat tanggap atas perubahan-perubahan itu dengan mengikuti

  

trand atau mode hidup yang memberikan tawaran-tawaran yang menggiurkan dan

  menjanjikan sehingga sebagai orang muda lebih memilih yang lebih instan. Pada masa ini mereka sedang mengalami perkembangan fisik, kepribadian, emosional, sosial, religius dan berbagai permasalahannya. Dalam situasi yang serba kompleks seperti sekarang ini, kebutuhan kaum muda akan pendamping dan pembina yang membantu mereka berkembang menjadi pribadi yang utuh dan dewasa semakin nyata. Masa muda adalah proses peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Mangunhardjana, 1986:11). Suatu masa yang menentukan perkembangan hidup manusia dalam berbagai aspeknya yaitu fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Bila semua aspek itu dikembangkan dengan baik dan memperoleh dukungan yang layak dari semua pihak, maka akan membuka peluang bagi kaum

   

  muda berpacu untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya di tengah-tengah kehidupan keluarga, Gereja, masyarakat, bangsa dan negara.

  Kaum muda Katolik dapat pula menjadi tenaga pembaharu dalam masyarakat dan Gereja (AA. Art. 12). Melalui anggapan ini pula, di masa sekarang dan masa yang akan datang, kaum muda memiliki tugas yang cukup berat, karena kaum muda dituntut untuk mampu mengambil peran secara aktif dalam Gereja dan masyarakat sesuai dengan keadaan dirinya yang sesungguhnya. Oleh karena itu mereka perlu dibantu melalui pembinaan-pembinaan agar mereka semakin mengenal dan menemukan nilai-nilai yang dapat membantu mereka untuk berkembang menuju pribadi yang utuh secara moral, spiritual dan intelektual. Nilai-nilai kepribadian penting diakui dan mereka layak mencoba mewujudkannya. Maka dalam proses pembinaan perlu ditanamkan dan dikembangkan kepribadian yang kuat dan mantap sehingga sanggup bertindak sesuai dengan apa yang diyakininya.

  Dalam kenyataan, kaum muda di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili -Timor Leste masih mengalami berbagai hambatan perkembangan dan kedewasaan iman.

  Hambatan tersebut berasal baik dari dalam diri kaum muda maupun dari luar diri mereka. Faktor-faktor penghambat dari dalam diri antara lain: tidak adanya prinsip dan komitmen yang tegas, keadaan emosi yang masih labil dan keinginan-keinginan yang kurang terkontrol. Sedangkan faktor-faktor penghambat dari luar seperti pengaruh hal-hal duniawi yang menjanjikan kenikmatan sesaat dan tidak adanya dukungan secara moril maupun materiil dari orangtua.

  Melihat bahwa kaum muda adalah penerus masa depan Gereja dan bangsa, maka Pastor Lorenco Soares Pr, berinisiatif untuk mendirikan asrama yang diberi

   

  nama pelindung St. Ignasius de Loyola pada tahun 2000. Alasan pendirian asrama ini karena melihat situasi setelah pasca kerusuhan 4 september 1999 pada umumnya masyarakat Timor Leste khususnya orang muda mengalami krisis lahir dan batin. Hal ini mengakibatkan mereka mengalami kebingungan, kecemasan, keraguan, ketakutan, putus asa dan stres akan masa depan. Selain itu pendirian asrama ini lebih diprioritaskan untuk anak-anak remaja atau kaum muda yang berasal dari pedalaman yang masih memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah di kota namun tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga di kota Dili.

  Berdirinya Asrama St. Ignasius de Loyola sungguh mendapat perhatian, tanggapan dan dukungan dari masyarakat sekitar dan keluarga atau para orangtua anak asrama dengan membantu secara moril dan materiil karena mereka beranggapan bahwa kaum muda yang memilih hidup dan tinggal di Asrama merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk mengembangkan kepribadian dan iman mereka.

  Sebagai wadah pembinaan kaum muda, Asrama St. Ignasius de Loyola dapat membantu mereka yang tidak memiliki keluarga di kota, membantu orang tua yang tidak mampu membayar asrama yang mahal, membantu mereka menjadi muda-mudi Katolik menuju kedewasaan iman dan semakin menjadi pribadi yang utuh, baik dari segi moral, spiritual maupun intelektual. Hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi Asrama St. Ignasius de Loyola untuk turut serta membantu kaum muda mempersiapkan diri mengukir masa depannya sebagai generasi penerus bangsa Timor Leste.

   

  Asrama St. Ignasius de Loyola merupakan salah satu asrama di antara sekian banyak asrama yang berada di kota Dili -Timor Leste. Asrama ini terletak di tengah kota Dili tepatnya di Gereja Katedral St. Imacullata, keuskupan Dili-Timor Leste. Asrama St. Ignasius de Loyola memiliki satu lokasi dan satu gedung besar yang dibagi menjadi dua unit yaitu unit A terdiri dari tiga buah kamar tidur untuk putra yang masing-masing kamar menampung delapan buah tempat tidur. Unit B terdiri dari empat buah kamar tidur untuk putri yang masing-masing ruangan menampung delapan buah tempat tidur dan lemari pakaian. Unit C terdiri dari : ruang doa atau kapel, ruang perpustakaan dan sekretariat, ruang makan, aula yang digunakan sebagai ruang belajar dan rekreasi, dua buah kamar pembina, sebuah kamar tamu, dapur, enam buah kamar mandi putra dan putri dan ruang tamu dan gudang. Fasilitas lainnya antara lain: sebuah televisi, dua buah komputer, sebuah lemari makan dan sebuah kulkas.

  Di atas telah dijelaskan bahwa Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste diprioritaskan bagi kaum muda dari pedalaman. Karena para orang tua mengharapkan agar anaknya dapat tinggal di asrama sebab mereka tidak memiliki keluarga dan tempat tinggal di kota. Tujuan mereka datang ke kota Dili adalah untuk belajar selain itu mereka perlu membutuhkan tempat tinggal yang cocok, nyaman dan mendukung mereka untuk belajar. Sebenarnya banyak asrama di kota Dili tetapi kebanyakan dari mereka orang tuanya petani dan tidak mampu membayar dan sewa tempat tinggal ataupun di asrama yang biayanya sangat mahal. Kehadiran Asrama St. Ignasius de Loyola ini sangat membantu kaum muda yang dari pedalaman karena biayanya relatif murah juga sangat tepat dan strategis di tengah kota Dili.

   

  Kaum muda yang tinggal di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste berusia antara 16-23 tahun, dan berasal dari berbagai daerah dan suku. Berdasarkan data terakhir yang penulis peroleh dari pembina Asrama St. Ignasius de Loyola, penghuni Asrama Santo Ignasius de Loyola saat ini berjumlah 45 orang putra dan putri.

  Berdasarkan pengalaman selama berkecimpung di Asrama St. Ignasius de Loyola, penulis melihat bahwa penghuni Asrama St. Ignasius de Loyola adalah orang-orang muda yang sangat membutuhkan dan mengharapkan bimbingan serta pengarahan ke arah pertumbuhan untuk menjadi manusia utuh. Sebagai generasi penerus mereka diharapkan ikut terlibat dalam karya pelayanan gerejani dan non gerejani. Pembinaan kaum muda dalam Asrama diberi prioritas sebab mereka merupakan generasi penerus yang akan menjadi tulang punggung Gereja dan negara.

  Maka yang menjadi arah dan tujuan didirikannya Asrama St. Ignasius de Loyola, pertama, membimbing mereka mencari dan menemukan sendiri identitasnya, membantu dan mendampingi mereka dalam meraih cita-cita hidupnya. Kedua, membimbing mereka untuk saling menghargai, mendengarkan, saling menolong dan kerjasama. Ketiga, membimbing dan mengarahkan mereka untuk menjadi pribadi yang dewasa dan utuh baik secara moral, spiritual dan intelektual.

  Telah dikemukakan di atas mengenai arah dan tujuan didirikanya Asrama St. Ignasius de Loyola, maka berikut ini adalah tujuan ideal atau yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah agar membimbing kaum muda untuk semakin menjalin hubungan yang akrab dengan Kristus yang diimaninya, membantu kaum muda untuk menemukan nilai-nilai kristiani sehingga nilai-nilai itu dapat menjadi pegangan

   

  hidupnya, mengarahkan kaum muda untuk menyadari dirinya sebagai orang Katolik sehingga semakin terlibat dalam kegiatan hidup menggereja dan menjadi pribadi yang dewasa serta memberi kesempatan kepada mereka untuk menyatakan, mengungkapkan dan mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam tindakan nyata sehari- hari baik di Asrama, sekolah dan di masyarakat.

  Proses pembinaan iman yang ideal yang diharapkan di Asrama St. Ignasius de Loyola, dalam hal ini pembina menempatkan diri sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana yang partisipatif dan komunikatif sehingga dapat membantu kaum muda atau warga asrama untuk bebas dan berani mengungkapkan diri serta bangkit dari situasi keterpurukan pasca kerusuhan tahun 1999. Namun kenyataannya belum dapat berjalan dengan baik karena pembina yang mendampingi hanyalah tenaga sukarela saja.

  Kenyataan perkembangan dan perubahan zaman ini menuntut semua pihak untuk memikirkan secara mendalam mengenai metode dan sistem pembinaan yang berdayaguna bagi kaum muda di Asrama St. Ignasius de Loyola. Pembinaan akan difokuskan lebih pada kehidupan kerohanian kaum muda karena kenyataannya kehidupan rohani kaum muda sangat minim. Mereka seakan tidak peduli dengan kehidupan rohani. Dengan demikian tawaran duniawi yang muncul membuat mereka mudah jatuh ke dalam hal-hal yang tidak baik, tidak peka mendengarkan suara hati.

  Setiap orang dihadapkan pada situasi yang menguji hati nurani dan menuntut pengambilan sikap jelas dan keputusan yang jernih. Berhadapan dengan keadaan ”transisi dan labil” itu, orang seringkali bingung dan tidak tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan. Maka perlu adanya pembinaan yang dapat membantu kaum

   

  muda untuk mengenal nilai-nilai hidup sebagai orang kristiani. Selain bisa lebih menghayati iman, selama tinggal di asrama mereka juga dituntut untuk hidup sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di asrama seperti kedisiplinan, kekeluargaan, kemandirian, kesederhanaan, tanggung jawab, kecakapan dalam pergaulan sehari-hari maupun kemampuan intelektual mereka.

  Oleh karena itu arah dan proses pembinaan di Asrama St. Ignasius de Loyola merupakan pembentukan manusia utuh. Untuk mencapai tujuan tersebut, praktek dan metode pembinaan di asrama perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: semua orang berperan serta dalam memenuhi kebutuhan dasariah akan identitasnya, kesempatan yang baik untuk belajar hidup bersama dengan orang lain, membangun suasana persaudaraan, kekeluargaan dan dapat membina sikap saling mengasihi, menghargai, mendengarkan dan tanggung jawab.

  Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pembinaan di Asrama St. Ignasius de Loyola diarahkan agar mereka semakin menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai generasi masa depan Gereja dan Bangsa Timor Leste.

  Proses pembinaan di asrama membimbing kaum muda untuk menjadi manusia yang beriman utuh secara moral, spiritual dan intelektual karena ketiga hal ini juga merupakan dasar dalam membangun Asrama St. Ignasius de Loyola Dili-Timor Leste. Aspek moral merupakan kejiwaan yang nantinya akan berimbas kepada

  

attitude , kematangan kepribadian dalam pergaulan sehari-hari baik di asrama

  maupun di luar Asrama. Aspek spiritual merupakan pondasi kekuatan spiritual dalam membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Sedangkan aspek intelektual

   

  merupakan pondasi akal fikiran sebagai nilai kompetitif serta pengetahuan untuk mengenal dan belajar tentang segala hal.

  Metode pembinaan iman yang telah diterapkan di Asrama St. Ignasius de Loyola selama ini lebih pada pengalaman hidup saja dan belum ada metode yang sesuai untuk digunakan dalam proses pembinaan iman di Asrama sehingga proses yang berjalan selama ini seadanya saja dan belum sampai pada refleksi dan penghayatan. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembinaan, pembina yang mendampingi kaum muda selama ini hanyalah sukarela saja sehingga dalam proses pembinaan belum sungguh-sungguh berperan sebagai fasilitator yang mempermudah, membimbing dan mengarahkan sehingga peserta atau penghuni Asrama dapat menjalankan tugas dengan setia dan tanggung jawab.

  Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan iman memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Jika dilihat dari fungsinya metode dimaksudkan untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembinaan iman yang mengarah pada tujuan, sedangkan sarana dimengerti sebagai suatu perangkat atau alat yang digunakan dalam kegiatan guna mendukung tercapainya tujuan yaitu bisa digunakan media massa, cergam, video, kaset, soundslide, dan lain sebagainya. Namun kenyataannya sarana yang digunakan dalam pembinaan iman di Asrama St. Ignasius de Loyola selama ini belum sepunuhnya terlaksana dengan baik karena adanya keterbatasan fasilitas dan sarana yang dapat mendukung proses pembinaan.

  Berdasarkan pengalaman penulis dan kenyataan yang telah kemukakan di atas, maka secara keseluruhan di Asrama St. Ignasius de Loyola cukup berjalan dengan baik namun mengenai proses pembinaan dan program belum terencana dan

   

  terorganisir dengan baik. Kegiatan yang ada berjalan sesuai dengan kebiasaan yang sudah ada di asrama atau tergantung pada kreativitas dan spontanitas pembina. Hal ini dapat berakibat buruk jika terjadi pergantian pembina.

  Oleh karena itu ideal seorang pembina yang diharapkan adalah kemampuan dalam menyusun suatu program kerja dan kemampuan pribadi seorang pembina.

  Seorang pembina yang profesional mampu merencanakan dan melaksanakan apa yang sudah direncanakannya secara bijaksana. Ia juga dapat membaca situasi yang sedang terjadi dan mampu mengambil langkah penyelesaian yang tepat dalam menghadapi masalah yang muncul. Figur seorang pembina Asrama demikian, inilah yang diharapkan dalam mendampingi dan menangani pembinaan kaum muda.

  Menjadi seorang pembina kaum muda tidaklah gampang, apa lagi dalam hal pengembangan iman karena yang dihadapi adalah pribadi-pribadi yang berada dalam masa transisi yang amat peka, masa membangun kepribadian di mana seseorang sedang mencari identitasnya. Juga dalam diri kaum muda terdapat potensi-potensi yang bisa dikembangkan dan dapat menjadi harapan masa depan Gereja dan masyarakat, oleh karena itu sudah sepantasnyalah mereka memperoleh bekal yang memadai sehingga mampu mewujudkannya. Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut banyak faktor akan berperan salah satunya ialah pembina.

  Kenyataan pembina Asrama St. Ignasius de Loyola saat ini terdiri dari tiga orang pembina. Secara kuantitas jumlah tiga orang pembina sudah cukup memadai untuk menangani kaum muda di Asrama yang berjumlah 45 orang. Tetapi dari segi kualitas pembina yang ada dirasakan belum memadai karena pengalaman, pemahaman dan pengetahuan masih minim. Pembina Asrama yang ada dan

   

  mendampingi kaum muda selama ini adalah sukarelawan saja dan karena belum ada orang yang ahli dalam bidang pembinaan sehingga proses pembinaan selama ini dari segi program, materi, metode, model, sarana dan isi berjalan tidak terarah dan teroganisir dengan baik. Dari ketiga orang pembina tersebut lebih banyak berfungsi sebagai pengurus asrama. Artinya mengatur jalannya kegiatan di Asrama sehingga seluruh aktivitas dapat berjalan dengan baik.

  Demikianlah gambaran sekilas mengenai situasi Asrama St. Ignasius de Loyola Dili Timor Leste berkaitan dengan harapan, kenyataan, program kegiatan, model pembinaan dan proses pembinaan baik dari penghuni maupun pembina.

  Adapun alasan penulis memilih judul tentang pembinaan iman bagi kaum muda di Asrama, berpangkal dari pengalaman dan pengamatan penulis bahwa :

  1. Asrama St. Ignasius de Loyola sebagai wadah pembinaan kaum muda dalam menentukan masa depannya.

  2. Diharapkan kaum muda yang memilih tinggal di Asrama semakin berkembang kepribadiannya khususnya dalam hal iman.

  3. Kaum muda merupakan penerus dan harapan masa depan Gereja dan bangsa.

  Bertolak dari keprihatinan di atas maka melalui skripsi ini penulis menawarkan salah satu bentuk pembinaan iman kaum muda demi memperkembangkan kepribadian yang dewasa dan utuh melalui karya tulis yang berjudul: “PEMBINAAN IMAN SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN

  

PRIBADI YANG UTUH DI ASRAMA SANTO IGNASIUS DE LOYOLA

DILI-TIMOR LESTE” sebagai sumbangan pemikiran bagi pembinaan di Asrama

  St. Ignasius de Loyola khususnya dalam rangka pembinaan iman.

   

  Penulis berharap melalui tulisan ini, dapat memberi sumbangan yang berguna dan dapat meningkatkan iman kaum muda di Asrama St. Ignasius de Loyola.

B. Identifikasi Masalah

  Dengan melihat latar belakang yang ada, maka penulis dapat mengindentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

  1. Apakah program pembinaan di Asrama St. Ignasius de Loyola dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan?

  2. Apakah kegiatan atau acara harian di Asrama dapat membantu dan meningkatkan perkembangan iman kaum muda sebagai pribadi utuh di Asrama St. Ignasius de Loyola? 3. Bagaimana peran dan usaha pendamping dalam meningkatkan pembinaan iman kaum muda sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh?

  4. Model pembinaan manakah yang sesuai, cocok dan tepat digunakan untuk kaum muda di Asrama St. Ignasius de Loyola?

5. Apakah sarana yang digunakan dapat membantu proses pembinaan iman di

  Asrama St. Ignasius de Loyola? C.

   Pembatasan Masalah

  Melihat bahwa fokus pembinaan iman kaum muda begitu luas maka penulis membatasi permasalahan dan memfokuskan pada Pembinaan Iman sebagai upaya pembentukan pribadi yang utuh di Asrama St. Ignasius de Loyola Dili -Timor Leste.

    D.

   Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Model Pengembangan Modul Pembinaan "Guru Cerdas dan Humanis" Berlandaskan Latihan Rohani Santo Ignasius Loyola.

0 0 26

Belajar dari kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kualitas hidup beriman umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis - Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

Pembinaan iman kaum muda Santa Lucia di Lingkungan Santo Petrus Gancahan II Paroki Gamping melalui katakese - USD Repository

0 1 154

Pengaruh Ibadat Taize terhadap perkembangan iman kaum muda di Paroki Santo Yakobus, Bantul - USD Repository

0 0 110

Hubungan pendidikan iman dalam keluarga kristiani dengan kecerdasan spiritual siswa/siswi SMP Santo Fransiskus Assisi Samarinda - USD Repository

0 1 124

Upaya meningkatkan pembinaan iman remaja di Panti Asuhan Santo Louis Grignon de Monfort di Sikumana Keuskupan Agung Kupang - USD Repository

0 4 191

Rekoleksi sebagai upaya melibatkan remaja dalam pengembangan umat di lingkungan Santo Martinus Blendung, Paroki Santa Theresia Sedayu, DIY - USD Repository

0 1 137

Menggali spiritualitas Santo Vinsensius De Paul sebagai upaya meningkatkan pelayanan para suster SCMM kepada kaum miskin - USD Repository

0 1 167

Peranan pendampingan persiapan baptisan bayi/anak sebagai upaya membina kesadaran orang tua dalam pendidikan iman anak di Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati - USD Repository

0 0 122

Upaya meningkatkan pelaksanaan peranan orang tua dalam pendidikan iman anak dalam keluarga di Kring Santo Yohanes Paroki Santo Mikael Gombong Keuskupan Purwokerto - USD Repository

0 1 134