Pengaruh Ibadat Taize terhadap perkembangan iman kaum muda di Paroki Santo Yakobus, Bantul - USD Repository

PENGARUH IBADAT TAIZE TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  Oleh: Angelina Sekar Pawestri 051124018 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

  

PERSEMBAHAN

Dengan segala cinta dan syukur

skripsi ini dipersembahkan kepada:

  

Tuhan Yesus Sumber Pengharapan

Bapak, Ibu, adik beserta seluruh keluarga

dan

kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul

  

MOTTO

“Janganlah cemas janganlah takut ddalam Tuhan berlimpah rahmat”

(Nada de Turbe)

  

“ Hidup yang diberikan terkadang membingungkan dan banyak pilihan. Namun

ketika kita berani untuk memilih maka segala konsekunsi dari pilihan tersebut

haruslah dijalani dengan keyakinan untuk mencapai yang terbaik.”

  

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PENGARUH IBADAT TAIZE TERHADAP

PERKEMBANGAN IMAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YAKOBUS

BANTUL.”

  Judul skripsi ini dipilih berdasarkan keprihatinan yang ada di antara

kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul. Dalam pelaksanaan Ibadat Taize kaum

muda belum mampu terlibat aktif terlebih ketika ibadat sedang berlangsung,

mereka hanya sebatas mendengarkan dan ketika sharing hanya beberapa orang

saja yang aktif. Hal ini dikarenakan kurangnya variasi dalam pemilihan tema.

Kaum muda merasa tema-tema yang diangkat dalam ibadat ini kurang sesuai

dengan persoalan yang ada. Melihat hal tersebut, maka skripsi ini bertujuan untuk

membantu pelaksanaan Ibadat Taize di Paroki Santo Yakobus Bantul agar

mendapatkan variasi yang menarik dalam tiap pelaksanaan.

  

Persoalan utama yang ada dalam skripsi ini menguraikan kurangnya

kegiatan rohani kaum muda dan bagaimana hal tersebut diatasi dengan rutin

mengikuti Ibadat Taize. Pembahasan masalah dikaji dengan wawancara kepada

kaum muda yang aktif mengikuti Ibadat Taize. Hasil wawancara tersebut

digunakan sebagai dasar pokok pembuatan usulan program dalam bentuk Ibadat

Taize bagi kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul yang sesuai dengan

kehidupan mereka.

Dalam masa pertumbuhan kaum muda membutuhkan tempat untuk

berbagi pengalaman hidup yang dirasakan cukup baik dalam lingkup keluarga,

Gereja, dan masyarakat. Ibadat Taize cukup sesuai untuk mengungkapkan

pengalaman mereka, sebab Ibadat Taize mempunyai kekhasan waktu untuk

sharing dan merenungkan permasalahan yang dihadapi.

Melalui penelitian penulis menemukan bahwa Ibadat Taize membantu

kaum muda agar memperoleh suatu ketenangan batin sehingga kaum muda

mampu menjadi manusia yang lebih baik dalam segala hal. Oleh sebab itu penulis

menawarkan suatu program Ibdat Taize yang mampu meningkatkan penghayatan

iman mereka pada Yesus.

  

ABSTRACT

This thesis entitles “THE IMPACT OF TAIZE PRAYER TO THE

DEVELOPMENT OF FAITH OF THE YOUTH IN SAINT JAMES PARISH

BANTUL”.

  This title was chosen based on the concern that the youth of Saint

James Parish, Bantul are experiencing a weak spirituality. The activites among the

youth don’t solve this problem. During the Taize prayer only some of them

actively participate. They don’t participate in the prayer actively, because their

don’t have various themes addressed during the prayer. The themes which ared

chosen don’t answer the real problem of the youth. That is why this thesis aims to

improve the Taize prayer in Saint James Parish, Bantul by providing various

themes and creative programs.

  

The main problem of this thesis is the weak spirituality among the youth

and this problem will be considered through interview with the youth who are

active in the Taize prayer. The result of this interview will be used as a stating

point to provide a relevant program of Taize prayer for the youth in Saint James

Prish of Bantul.

As they are growing up, the youth need a place and mean to share their

experiences of being members of family, church, and society. Taize prayer is

considered as a good way to express their faith experiences, because in Taize

prayer there are time for sharing and meditating on their problem of life.

  

Through a research the written out that Taize prayer helps the youth to

achieve inner silence, so that they are able to be better human beings in all things.

That is why the writer offers a program in the format of Taize prayer which will be

able to improve their faith to Jesus Christ.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasihNya sehingga penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH IBADAT TAIZE TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.

  Skripsi ini ditulis bertitik tolak dari keprihatinan akan penyelenggaraan Ibadat Taize di Paroki Bantul yang kurang bervariasi dan terkesan monoton. Skripsi ini juga ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami banyak hambatan, cobaan, dan kesulitan, namun berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dengan caranya sendiri, penulis mampu termotivasi untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs. Y.I. Iswarahadi S.J, M.A selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan perhatian, membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian. Dosen yang bersedia memberikan masukan kepada penulis mulai dari awal skripsi kemudian berhenti dua bulan dan akhirnya mulai lagi dan tetap bersabar karena terkadang penulis mengulang kesalahan

  2. Dra. J. Sri Murtini M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang juga menjadi Dosen Penguji II yang selalu memberikan masukan, membantu, dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  3. Yoseph Kristianto SFK, selaku Dosen Penguji III yang telah bersedia menyemangati penulis, menanyakan keadaan, dan memberikan perhatian layaknya seorang bapak kepada anaknya. Terima kasih atas segala kasih yang tulus diberikan bagi penulis.

  4. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK-FKIP Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing selama penulis belajar di kampus IPPAK, USD.

  5. Bapak Markus Banuarlie, Ibu Bernadeta Sartini, dan adikku Barbara Sekar Ciptaningtyas yang menjadi tumpuan hidup selama ini, tempat untuk berbagi kisah hidup yang penuh liku, cinta kalian yang membawaku sampai dengan tahap ini.

  6. Kaum Muda Paroki Santo Yakobus Bantul dan Pengurus Kaum Muda Paroki, terima kasih atas segala “kegilaan” dan kisah yang telah ditorehkan bersama dalam tiap dinamika yang ada. Yang juga telah bersedia penulis wawancara agar mendapatkan data-data untuk penulisan skripsi ini.

  7. Sahabat terbaik Geraldus Basenti Kelen yang selalu menjadi tempat berbagi banyak hal, suka dan duka, tak pernah menyangka bahwa akhirnya semuanya selesai dengan indah, terima kasih untuk bantuannya terlebih bila ada bahasa asing kamulah yang membantu.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv MOTTO .......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvii

  BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4 D. Tujuan Penulisan ........................................................................... 5 E. Metode Penulisan .......................................................................... 5 F. Manfaat ......................................................................................... 5 G. Sistimatika Penulisan .................................................................... 6

  BAB II. PENGERTIAN IBADAT TAIZE, IMAN, DAN KAUM MUDA ................................................................................. 8 A. Pengertian Ibadat Taize.................................................................. 8

  1. Pengertian Ibadat ..................................................................... 8

  2. Sejarah Komunitas Taize ........................................................ 11

  3. Pengertian Ibadat Taize ........................................................... 15

  4. Kekhasan dalam Ibadat Taize ................................................. 15

  5. Kerangka Ibadat Taize ............................................................ 16

  6. Tujuan Ibadat Taize ................................................................. 19

  B. Pengertian Iman ............................................................................ 20

  C. Pengertian Kaum Muda ................................................................. 27

  1. Pengertian Kaum Muda (Umum) ............................................ 28

  2. Pengertian Kaum Muda Kristiani ............................................ 30

  3. Hakikat Kaum Muda Gereja ................................................... 32

  4. Situasi Kaum Muda dalam Hidup Menggereja ....................... 33

  5. Hidup Kaum Muda Kristiani di Tengah Dunia ...................... 35

  D. Kerangka Pikir .............................................................................. 36

  1. Kajian Masalah yang Ada ....................................................... 36

  2. Pemecahan Masalah ................................................................ 37

  E. Hipotesis ........................................................................................ 37

  BAB III. PENELITIAN TENTANG PENGARUH IBADAT TAIZE TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL .................................. 39 A. Metode Penelitian ......................................................................... 38

  1. Permasalahan Penelitian ...................................................... 40

  2. Metode Pengumpulan Data ................................................... 40

  3. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 41

  B. Hasil Penelitian ............................................................................. 41

  1. Latar Belakang Berdirinya Paroki Santo Yakobus Bantul....... 42

  2. Letak Geografis Paroki Santo Yakobus Bantul ....................... 44

  3. Jumlah Umat Paroki Santo Yakobus Bantul............................ 44

  4. Kegiatan-Kegiatan di Paroki Santo Yakobus Bantul ............... 49

  5. Situasi Kaum Muda Paroki Santo Yakobus Bantul ................. 49

  6. Penelitan Pengaruh Ibadat Taize Terhadap Perkembangan Iman Kaum Muda di Paroki Santo Yakobus Bantul................ 50

  BAB IV. USULAN PROGRAM IBADAT TAIZE BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL ................... 65 A. Latar Belakang Penyusunan Program ........................................... 65 B. Alasan Pemilihan Program dan Tujuan ......................................... 67 C. Penjabaran Program ...................................................................... 69 D. Petunjuk Pelaksanaan Program ..................................................... 77 E. Contoh Persiapan Ibadat Taize ...................................................... 78

  BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 90 A. Kesimpulan ................................................................................... 90 B. Saran .............................................................................................. 91 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93 LAMPIRAN .................................................................................................... 94

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  Perjanjian Baru dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat

  Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus,1984/1985, hal. 8.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  AA: Apostolicam Actuasitatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

  CL: Christifidelis Laici, Imbauan Apostolik Pasca Sinode Christifidelis

  Laici dari Bapa Suci Yohanes Paulus II tentang Panggilan dan tugas

  Kaum Awam Beriman dalam Gereja dan di dalam Dunia, 12 Maret 1989.

  CT: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada Para uskup, Klerus, dan Segenap Umat Beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.

  C. Singkatan Lain:

  Art : Artikel Ay : Ayat

  Mudika : Muda-Mudi Katolik PIA : Pendampingan Iman Anak PIR : Pendampingan Iman Remaja SJ : Serikat Jesus TK : Taman Kanak-Kanak WIB : Waktu Indonesia Barat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia semakin hari semakin pesat, terlebih lagi dengan

  berbagai fasilitas dan peralatan yang serba canggih, modern, praktis dan sederhana. Dalam perkembangan teknologi tersebut muncul berbagai tawaran yang menjanjikan kenyamanan dan kesuksesan. Hal inilah yang mulai mempengaruhi daya juang, cara bertindak, berpikir, berpenampilan serta kehidupan beriman kaum muda. (Agung, 2008: 12).

  Zaman yang telah berubah membawa berbagai dampak bagi perkembangan iman atau kedewasaan Kristiani setiap manusia. Secara khusus perubahan-perubahan ini jelas dialami oleh orang-orang muda yang bertumbuh bersama tekonologi baru yang sering terasa asing bagi sebagian orang dewasa.

  Oleh karena itu banyak hal yang memprihatinkan terjadi di tengah-tengah masyarakat, dan menjadikan manusia semakin larut dalam situasi tersebut.

  (Benediktus, 2009: 1).

  Kehidupan kaum muda yang semakin memprihatinkan menimbulkan banyak keprihatinan bagi banyak pihak terlebih bagi orangtua yang masih memperhatikan perkembangan iman dan pribadi anak-anak mereka. Tak sedikit orangtua yang kurang peduli dengan perkembangan iman dan pribadi anak- anaknya.

  Ibadat Taize adalah sebagai salah satu alternatif ibadat yang dapat Ibadat Taize dapat menumbuhkan kesadaran iman mereka. Sehingga kaum muda mampu memupuk hubungan mereka dengan Yesus. Dengan Ibadat Taize mereka dibantu untuk makin percaya dan mengimani Yesus yang telah lahir, wafat, dan bangkit. Inilah inti iman Kristiani. Melalui Ibadat Taize yang menuntut keheningan diharapkan kaum muda dapat lebih memahami dan menyadari kehadiran Yesus sebagai pusat hidupnya. Keheningan bukan terutama sebatas tutup mulut, melainkan lebih berarti keadaan membuka hati bagi Sabda Allah dan sesama. (Louise, 2008: 3).

  Menyadari kehadiran Tuhan memang menuntut suatu sikap tenang dan hening untuk mampu menjalin relasi dengan Yesus. Oleh sebab itu Ibadat Taize menuntut suatu sikap tenang dan hening untuk mampu merasakan kehadiran Yesus dalam setiap langkah dan gerak mereka. (Roger, 1997 :20).

  Ibadat Taize bagi kaum muda menuntut kreativitas agar kaum muda sungguh merasakan sapaan yang dalam, sehingga tertarik untuk mengikutinya.

  Pemilihan tema yang tepat dengan musik yang hidup akan mampu membantu kaum muda untuk lebih memperkembangkan imannya. Artinya manfaat Ibadat Taize akan lebih nyata dilihat dalam lingkup hidup mereka sehari-hari entah di dalam keluarga, sekolah atau kuliah, lingkungan masyarakat dan tentu saja Gereja. Pengenalan akan Yesus pasti membawa pengaruh terhadap cara hidup seseorang, menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Pendek kata Ibadat Taize dapat membantu kaum muda untuk meningkatkan iman mereka dan mewujudkan ajaran cinta kasih Yesus dalam hidupnya. (nn, http://www .

  Kaum muda di paroki Santo Yakobus Bantul terdiri dari mudika- mudika wilayah maupun stasi yang tergabung dalam suatu organisasi mudika paroki yang mempunyai kepengurusan terstruktur di bawah bimbingan Pastor Koordinator Kaum Muda dan juga Dewan Paroki. Kegiatan rutin kaum muda di Paroki St.Yakobus antara lain koor, parkir, pembuatan panduan misa, pembimbing PIA (Pendampingan Iman Anak) dan PIR (Pendampingan Iman Remaja), olahraga, bakti sosial, serta menjadi aktivis di lingkungan maupun wilayah. Di antara kegiatan-kegiatan tersebut mayoritas hanya sebatas segi sosial sedangkan untuk porsi kerohanian kurang mendapat perhatian. Hal ini dikarenakan kurangnya pihak yang mempunyai pengalaman mengenai ibadat yang sesuai dengan dinamika kaum muda.

  Melihat keprihatinan kehidupan kaum muda yang seperti itu maka muncullah suatu ide untuk meningkatkan kehidupan kaum muda melalui ibadat yang menarik. Satu ibadat yang menarik dan berbeda tersebut adalah Ibadat Taize. Kegiatan ini rutin dilaksanakan dua bulan sekali, namun saat ini kurang mampu menarik minat kaum muda karena kurangnya variasi dalam setiap pelaksanaan sehingga.

  Menyadari betapa bergunanya Ibadat Taize bagi kaum muda maka ibadat ini harus diikuti secara rutin dan berkelanjutan dengan kreativitas dan variasi yang menarik, sehingga iman kaum muda lebih tertarik dan iman kaum muda sungguh meningkat dan menuju pada kedewasaan Kristiani.

  Mempertimbangkan hal tersebut maka penulis menjabarkannya dalam karya tulis dengan judul “PENGARUH IBADAT TAIZE TERHADAP PERKEMBANGAN

  IMAN KAUM MUDA PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.”

B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan di dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Apakah Ibadat Taize itu ?

  2. Bagaimana situasi keagamaan kaum muda Paroki SantoYakobus Bantul ?

  3. Bagaimana perkembangan iman kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul?

  4. Seberapa besar pengaruh Ibadat Taize terhadap perkembangan iman kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul ?

  C. PEMBATASAN MASALAH

  Setelah melihat permasalahan yang telah diuraikan, pembatasan masalah terfokus pada “Pengaruh Ibadat Taize terhadap Perkembangan Iman Kaum Muda Paroki Santo Yakobus Bantul”. Ruang lingkup penelitian ini adalah kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul yang aktif mengikuti Ibadat Taize

  D. TUJUAN PENULISAN

  Penulisan ini bertujuan:

1. Mengenalkan Ibadat Taize kepada kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul agar lebih membantu dalam perkembangan iman kaum muda.

  3. Mengetahui perkembangan iman kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul dan ikut memperkembangkan iman kaum muda

  4. Mengetahui seberapa besar pengaruh Ibadat Taize yang telah dilaksanakan terhadap perkembangan iman kaum muda.

  5. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Katolik.

  E. METODE PENULISAN

  Dari segi pendekatan metode penulisan skripsi ini adalah “kualitatif” yaitu penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Data-data diperoleh dengan wawancara, studi pustaka dan juga studi dokumen.

  F. MANFAAT

  Mengkaji hal-hal yang telah ditemukan maka penulis akan menyimpulkan manfaat dari penulisan ini yaitu bagi kaum muda sendiri dimana mereka menjadi semakin tertarik dalam mengikuti Ibadat Taize dan dengan demikian akan membantu kaum muda dalam meningkatkan iman mereka. Selain itu penulis akan mengetahui serta memahami seberapa besar pengaruh Ibadat Taize terhadap peningkatan iman kaum muda di Paroki St.Yakobus Bantul.

  G. SISTIMATIKA PENULISAN

  Penulisan karya ilmiah ini disusun dalam beberapa tahap yaitu sebagai BAB I: Dalam bab pertama ini penulis akan menguraikan pendahuluan yang memberikan gambaran umum. Penulisan ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan manfaat penulisan. Dari latar belakang yang penulis uraikan dapat ditemukan bahwa Ibadat Taize yang ada kurang mampu menarik karena kurangnya variasi dan kreativitas dalam penyajian Ibadat Taize, sehingga diharapkan dengan adanya variasi dalam penyajian Ibadat Taize mampu membantu dan memperkembangkan iman mereka.

  BAB II: Tahap selanjutnya adalah bab II yang berisikan teori-teori yang mendukung penulisan skripsi ini yaitu menyangkut pengertian Ibadat Taize, pengertian iman, serta pengertian kaum muda. Selain kajian teori dalam bab II ini juga terdapat kerangka pikir dan juga hipotesis.

  BAB III: Dalam bab ini penulis membahas penelitian yang telah dilakukan dimana di dalamnya terdapat metode penelitian yang mencakup permasalahan penelitian, metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian. Sedangkan bagian penelitian mencakup latar belakang berdirinya Paroki Santo Yakobus Bantul, letak geografis Paroki Santo Yakobus Bantul, jumlah umat Paroki Santo Yakobus Bantul, kegiatan- kegiatan di Paroki Santo Yakobus Bantul, situasi kaum muda Paroki Santo Yakobus Bantul, dan pengaruh Ibadat Taize terhadap perkembangan iman kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul.

  BAB IV : Bab IV ini berisikan usulan program Ibadat Taize bagi kaum muda di Paroki Santo Yakobus Bantul dimana usulan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang ada. Bab ini mencakup latar belakang penyusunan program, alasan pemilihan program dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, serta contoh persiapan Ibadat Taize.

  BAB V : Bab V adalah penutup yang berisikan saran dan kesimpulan. BAB II PENGERTIAN IBADAT TAIZE, IMAN, DAN KAUM MUDA

Pada bab I telah dibahas latar belakang dari permasalahan penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu dalam bab II akan dibahas teori-teori yang mendukung penulisan skripsi ini yaitu menyangkut pengertian Ibadat Taize, pengertian iman, serta pengertian kaum muda.

  Agar lebih memahami pengertian Ibadat Taize maka akan dijabarkan terlebih dahulu pengertian dari ibadat.

1. Pengertian Ibadat

  Kata Ibadat bisa menyadur dari bahasa Arab. Arti ibadat adalah:

  a. Perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama.

  b. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai dengan perintah agama yang harus dituruti pemeluknya.

  c. Upacara yang berhubungan dengan agama. (nn.

  http://www.wikipedia.org/wiki/ibadat . accessed on April 1 2009)

  Ibadat merupakan suatu usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta. (nn.

  http://www.indonesiasaram.wordpress.com . accesed on April 1, 2009).

  Ibadat dalam lingkup Gereja Katolik hampir sama dengan liturgi yang sering disebut “ibadat resmi Gereja”. Istilah ibadat menitikberatkan pada aspek “kultur lahiriah” dari liturgi, yakni upacara dan “ulah kebaktian” lainnya, yang dilakukan oleh umat Allah sebagai Tubuh Mistik Yesus Kristus. Secara resmi dan di hadapan umum umat meluhurkan Tuhan, bersyukur serta menyatakan bakti kepadaNya. (Heuken, 2004:63).

  Ibadat ialah perayaan yang mengikutsertakan seluruh manusia jiwa dan ibadat mencakup aneka ragam bentuk kebaktian (bersama). (Heuken, 2004:63). Hampir tiap agama mempunyai ibadat tersendiri, namun dalam ibadat nampak suatu perbedaan antara agama yang satu dan yang lain. Ada yang melihat bahwa ibadat adalah sebuah pertemuan antara Allah dan manusia. Ada juga yang membatasi bahwa ibadat adalah ungkapan ketakwaan dan saling mengukuhkan dalam iman. Dalam hal ini perbedaan paling besar nampak dalam pemakaian simbol dan juga tanda-tanda yang mengukuhkan dalam iman. Simbol atau tanda mengungkapkan sesuatu yang khusus dalam ibadat serta makna yang mendalam. (KWI, 1996:164).

  Ibadat adalah kegiatan manusia. Cara umat mengambil bagian dalam ibadat itu berbeda dari satu agama ke agama yang lain. Biasanya ada petugas agama yang memimpin ibadat. Tetapi baik peranan mereka maupun partisipasi umat yang lain amat khusus bagi masing-masing agama. Peraturan ibadat juga amat berbeda-beda. Ada ibadat yang lebih bersifat perayaan dengan warna spontan bahkan karismatis. Semua itu hanya berhubungan dengan sikap batin peserta, tetapi juga dengan “ajaran” mengenai keselamatan dan ibadat. Ada juga yang lebih menekankan pengabdian serta kewajiban. (KWI, 1996:164).

  Ibadat hampir sama dengan ibadah yang artinya kebaktian kepada Tuhan atau lebih tepatnya sebagai penghormatan terhadap Tuhan yang oleh manusia harus diejawantahkan bersama-sama selaku makhluk di hadapan Sang Pencipta. (Prier, 2005:5).

  Ibadat yaitu perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari Ibadat ialah segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan, untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun terhadap alam semesta. (Depdiknas, 2005:319).

  Ibadat mengandung makna: tindakan manusia yang menyatakan bakti atau pengabdian manusia yang menyatakan bakti atau pengabdian manusia kepada Allah. Ibadat mencakup segala macam tindakan sembayang atau doa saja tetapi semua perbuatan yang dimaksudkan untuk mengabdi Allah. Pengertian ibadat dalam tradisi Kristiani lebih menunjuk pada tanggapan manusia atas kasih Allah yang telah dianugerahkan kepada kita. Artinya bila kita melakukan ibadat entah berdoa maupun karitatif (berbuat kasih) kepada sesama, itu tidak untuk mendapatkan tiket ke surga, tetapi sebagai bentuk ungkapan puji syukur dan terima kasih kita pada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi dan menyelamatkan kita. (nn. http://books.google.co.id , accesed on May 14, 2009).

  Ibadat dalam agama Kristiani berbeda dengan ibadat dalam agama lain bukan pertama-tama suatu perbuatan manusia bagi Allah, tetapi lebih dahulu suatu karya Allah bagi manusia. Atau bila disimpulkan ibadat adalah perayaan umat beriman atas nama dan bersama Kristus, di mana Ia hadir untuk menyelamatkan manusia sebagai pujian bagi Bapa (Prier, 1987: 3-4).

  Sesudah menjabarkan pengertian dari ibadat, maka penulis akan menjabarkan arti Ibadat Taize dimana di dalamnya terdapat Sejarah Komunitas Taize, Pengertian Ibadat Taize, Kekhasan Ibadat Taize, Kerangka Ibadat Taize, serta Tujuan Ibadat Taize.

2. Sejarah Komunitas Taize

  Taize (baca: Teesee) adalah nama sebuah desa kecil atau lebih tepatnya sebuah desa pertanian Burgundy di Perancis Timur tak seberapa jauh dari dari kota Cluny dan Citeaux. Awalnya Taize hampir sama dengan desa yang lainnya. Akan tetapi mulai berubah ketika ada sebuah komunitas yang membaktikan diri pada perdamaian. Taize mulai ramai dikunjungi banyak orang. (Rahman.

  http://www.google.com . accessed on January 05, 2007).

  Biara ini didirikan oleh Bruder Roger yaitu pada tahun 1940 dimana saat itu tengah terjadi Perang Dunia ke II. Ia berharap biara yang didirikan ini mampu menjadi “tempat kebaikan hati akan dihayati secara nyata dan tempat cinta kasih akan menjadi pusat segala-galanya.” (Clement, 2003:107).

  Oleh karena itu komunitas ini bertujuan untuk menemukan cara-cara mengatasi perpecahan antara orang-orang Kristen melalui rekonsiliasi. Dalam biara ini pula Bruder Roger menyembunyikan para pengungsi terutama orang- orang Yahudi dari kejaran Nazi. Pada akhirnya, pada tahun 1942 Bruder Roger harus meninggalkan Perancis karena petinggi Nazi kerap kali mengunjungi biara tersebut. Bruder Roger baru kembali ke Perancis pada tahun 1944 (Roger, 1997:96).

  Pada Hari Paskah 1949 tujuh bruder pertama ikut membaktikan diri seumur hidup dalam hidup selibat, kebersamaan, serta hidup dengan sangat bersahaja.

  Mereka yang bergabung dalam komunitas Taize harus mengucapkan ikrar dan menjalankan segala yang ada dalam komunitas tersebut. Dalam musim dingin

  1952-1953 Bruder Roger menulis Peraturan Hidup Taize, yang mengungkapkan bagi para brudernya “hal-hal hakiki yang memungkinkan berjalannya hidup bersama” (Clement, 2003:108). Peraturan Hidup Taize diberikan agar para bruder mampu mendermakan hidupnya sesuai dengan spiritualitas Taize yang penuh kesederhanaan dan keterbukaan hati. Selain itu diharapkan mampu mempunyai semangat sabda-sabda bahagia sehingga menjadi berkat bagi banyak orang.

  Tahun 50-an beberapa bruder pergi ke tempat-tempat yang berkekurangan untuk tinggal bersama dengan orang yang menderita. Dalam perutusan para bruder mempunyai tugas untuk menggembirakan banyak orang dan membawa inspirasi bagi tempat yang ditinggali. (Roger,1973:42). Dari hal ini pula maka anggota komunitas ini terus bertambah yang semula hanya 7-10 bruder sekarang mampu mencakup 90 orang. Mereka tak hanya berasal dari Gereja Katolik namun juga dari berbagai komunitas yang beraliran Kristen Protestan dari sekitar 20 negeri. (Roger, 1997:96).

  Dalam kehidupan sehari-hari para bruder tidak menerima derma atau pemberian apa pun dan mereka pun tidak menerima warisan pribadi untuk diri sendiri akan tetapi memberikan semuanya itu kepada orang-orang miskin yang membutuhkan. (Clement, 2003:108). Selain itu para bruder juga membantu mereka yang miskin dengan hidup bersama-sama dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka. Dengan terlibat, mendengarkan, serta mendorong orang-orang yang ada dalam kesulitan untuk menemukan jalan keluar. (Roger, 1997:97).

  Sejak tahun 1966, Suster-suster Kongregasi Santo Andreas yang berdiri dalam menyambut orang-orang yang datang ke Taize. Mereka yang datang adalah kaum muda dari sekitar 60 negara di 5 benua secara bergantian. Mereka menginap dan tinggal di kemah-kemah yang ada di sekitar Gereja Rekonsiliasi. Kaum muda tiba di Taize setiap Minggu untuk menghadiri pertemuan-pertemuan yang dapat mengumpulkan mereka dari satu hari Minggu ke Minggu berikutnya untuk merenungkan tema “kehidupan batin dan solidaritas manusia.” Komunitas ini adalah tanda konkrit rekonsiliasi (kerukunan) antara umat Kristiani yang terbagi- bagi dan bangsa-bangsa yang terpisah (Clement, 2003:109).

  Selain kaum muda para pemimpin Gereja juga pernah hadir di Taize yaitu Bapa Paus Yohanes Paulus II, tiga Uskup Agung Canterbury, para metropolitan Ortodoks, 14 Uskup Lutheran dari Swedia, dan banyak sekali pendeta atau imam dari seluruh dunia. Bahkan Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa melalui komunitas Taize ini kaum muda diajak untuk senantiasa hidup penuh harapan, iman, dan juga kasih. Untuk mendukung kaum muda maka Bruder Roger dan komunitas Taize telah mengadakan “ziarah iman kepercayaan di bumi.”

  Pada tahun 1970 Bruder Roger melontarkan gagasan akan suatu “pertemuan kaum muda seluruh dunia” yang pertemuan pertamanya diadakan pada tahun 1974. Selama bertahun-tahun ketika kaum muda berpaling dari Gereja, pertemuan kaum muda membawa harapan dan memberi inspirasi mereka guna ambil bagian dalam pertobatan orang-orang Kristiani dan dalam mendukung perdamaian di dunia. (Roger,1993:100).

  Dalam kenyataannya pada tahun 1982 di Beirut, Lebanon, Bruder Roger ke “Peziarahan Iman di Dunia”. Ziarah ini tidak diorganisir orang-orang ke dalam suatu gerakan yang berpusat di Taize tetapi mendorong mereka menjadi peziarah-peziarah perdamaian dan pembawa pengampunan dalam Gereja dan iman dalam dunia, melalui keterlibatan mereka dalam kota-kota mereka sendiri dan lingkungan-lingkungan, dalam paroki-paroki, dan desa-desa mereka. Mereka melakukan ini bersama orang-orang dari tiap generasi, dari anak-anak kecil sampai yang sangat tua. (Roger, 1993:101).

  Pertemuan ini akhirnya juga sampai di Indonesia tepatnya di Yogyakarta pada tanggal 23-25 November 2007 lalu di Aula Universitas Sanata Dharma yang dikenal dengan sebutan “Ziarah Iman di Bumi –Yogyakarta”. Para bruder-bruder dari Taize datang dan berdinamika bersama banyak kaum muda yang ada di Yogyakarta maupun kota-kota sekitarnya. (Chandra, 2008:32-35).

  Seperti halnya di biara-biara pada umumnya komunitas ini mempunyai satu ibadat harian atau ofisi dimana dalam ibadat tersebut nyanyian dan doa dilakukan secara berulang-ulang. (Rahman. http://www.google.com . accessed on January 05, 2007).

3. Pengertian Ibadat Taize

  Ibadat Taize merupakan salah satu bentuk ibadat meditatif dengan nyanyian bersyair pendek yang dinyanyikan secara berulang-ulang dengan iringan musik yang indah (Clement, 2003: 107). Ibadat Taize ini termasuk ibadat sabda namun berbeda dengan ibadat-ibadat yang lain. Perbedaan ini terletak pada suasana yang

  4. Kekhasan Ibadat Taize Dalam Ibadat Taize nyanyian dan doa merupakan unsur yang utama dan penting dari ibadat ini. Doa dan lagu dinyanyikan secara berulang-ulang dengan tetap menjaga suasana doa. Bahasa yang digunakan dalam nyanyian adalah bahasa Latin dengan menggunakan berbagai jenis alat musik seperti organ, gitar, biola, sehingga menarik untuk diikuti. (Rahman. http://www.google.com . accessed on January 05, 2007).

  Ketenangan dan keheningan menjadi salah satu kekhasan dalam ibadat ini. Dengan ketenangan dan keheningan orang akan lebih mudah diajak untuk menyadari kehadiran Allah dalam hatinya. Kekhasan lainnya adalah tak ada pemimpin, sehingga semuanya sejajar serta tak ada kotbah dan sering kali diisi dengan sharing pengalaman satu sama lain.

  Bahasa simbolis banyak digunakan dalam Ibadat Taize yang oleh Pierre Babin diterangkan bahwa bahasa simbolis adalah bahasa yang menggoda, menggetarkan emosi, sebelum akhirnya berfungsi menerangkan. Bahasa simbolis adalah bahasa yang penuh resonansi, ritme, cerita, imaginasi, serta sugesti. (Iswarahadi, 2008:4).

  5. Kerangka Ibadat Taize Langkah-langkah yang dilakukan dalam Ibadat Taize adalah sebagai berikut:

  1) Pembukaan: Ibadat taize dibuka dengan nyanyian dan juga puji-pujian yang mampu membawa peserta kepada suasana hening dan tenang dilanjutkan dengan doa pembukaan. 2) Mazmur: Mazmur telah menjadi inspirasi untuk orang-orang Kristiani sejak awal, karena mazmur menempatkan diri kita pada persekutuan umat beriman. Peserta dapat melagukan ataupun membaca ayat-ayat mazmur. Setelah setiap ayat dinyanyikan, semua menyanyikan aklamasi atau melagukan “alleluia”. 3) Bacaan Sabda: Membaca kitab suci berarti mendekatkan diri pada “mata air yang tak akan kering, dimana Allah memberikan diriNya sendiri kepada manusia yang kehausan”. Bacaan diambil dari Injil namun bisa juga 2 bacaan misalkan yang pertama dari Perjanjian Lama, bagian Surat-Surat, Kisah Para Rasul, atau Wahyu; sedangkan yang kedua selalu Injil. Antara kedua bacaan dinyanyikan sebuah lagu meditatif.

  4) Hening: Inilah kekhasan dari Ibadat Taize dimana ada waktu hening guna mengendapkan sabda yang baru saja dibacakan. Dalam keheningan tersebut diharapkan mereka yang mengikuti ibadat ini mampu merasakan kehadiran Yesus dalam hidupnya.

  Keheningan dijaga ± 5-10 menit. Jika ada peserta yang belum terbiasa hening hendaknya diberi pengantar “Mari kita lanjutkan doa kita dengan tinggal dalam keheningan”.

  5) Renungan: Bagian ini bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Jika tidak memungkinkan dapat diisi dengan sharing pengalaman rohani untuk lebih memperteguh iman. 6) Doa Umat atau Syafaat: Doa ini terdiri dari permohonan-permohonan dan seruan-seruan singkat (aklamasi) dengan nyanyian senandung sebagai latar belakang dan diselingi dengan refren yang dinyanyikan oleh semua, dapat menjadi “tiang api” ditengah acara doa bersama. Secara bergilir satu atau dua orang mengucapkan permohonan-permohonan. Seluruh bagian doa ini diawali dan disambut dengan nyanyian seperti misalnya: Kyrieleison, Gospodi Pamilui, Puji dan Syukur Kepada-Mu ya Tuhan. Setiap doa spontan ini juga disusun dengan refren yang sama dan dinyanyikan oleh semua peserta.

  7) Bapa Kami: Ibadat Taize ini berpuncak pada doa Bapa Kami karena doa ini adalah yang diajarkan oleh Yesus sendiri dimana dalam doa terdapat pokok-pokok ajaran iman. 8) Doa Penutup: Seperti halnya doa pembuka maka doa penutup berisikan pujian dan syukur atas kesempatan yang diberikan.

  9) Nyanyian Penutup: Sebagai permenungan dan tetap menjaga keheningan dinyanyikan lagu-lagu yang berisikan puji-pujian.

  

Catatan: urutan ibadat dapat disesuaikan dengan keadaan yang ada di daerah

tersebut atau disesuaikan dengan kebiasaan yang dipakai.

  Hal-hal lain yang juga harus diperhatikan adalah penataan tempat, pencahayaan, serta suasana dimana ketiga hal ini sangat berpengaruh dan saling berhubungan erat dalam pelaksanaan ibadat taize. Penataan tempat harus dapat membangun suasana yang meditatif dan hening, selain itu penataan tempat sebagai salah satu penentu pesan yang akan disampaikan. Pencahayaan dengan lilin dan juga lampion yang remang-remang juga berperan sebagai pembawa pesan yang akan disampaikan. Penempatan ikon-ikon atau patung juga mampu membawa kepada suasana yang lebih mendalam.

  Suasana yang hening, tenang, dan meditatif, menjadi satu hal penting karena melalui ketenangan dan keheningan orang diajak masuk ke dalam suasana doa sehingga sungguh kehadiran Yesus dalam tiap doa dan nyanyian menjadi sesuatu yang nyata.

  Dalam Ibadat Taize setting tempat dengan pencahayaan dan juga penerangan serta penempatan ikon-ikon mempunyai simbol dan makna yang mendalam. Simbol sebagai “definite focus of interest”, sebuah sarana berkomunikasi sekaligus dasar umum untuk memahami. Hal ini dikenal dengan sebutan Symbolic Way yang mempunyai langkah-langkah hampir sama dengan proses Ibadat Taize. Dalam Symbolic Way dikenal sebutan exsodus dimana semua panca indera digunakan untuk sejenak berkonsentrasi merasakan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Dalam Ibadat Taize peserta diberikan waktu untuk merenung dan menenangkan pikiran dengan tetap menggunakan semua panca indera sehingga kehadiran Yesus dalam hidupnya mampu dirasakan. Dalam refleksi disharingkan ke dalam kelompok dan berpuncak dalam doa umat dan juga Bapa Kami sebagai bentuk selebrasi. (Iswarahadi, 2008:5).

  Biasanya Ibadat Taize dilaksanakan dalam ruangan yang redup dengan menghadap pada salib. (Roger, 1997:34).

6. Tujuan Ibadat Taize

  Ibadat Taize bertujuan agar orang-orang mampu merasakan kehadiran Yesus dalam kehidupan mereka. Melalui doa dan nyanyian yang bersyair pendek diharapkan kehadiran Yesus akan lebih mudah diresapi. Banyak orang memilih melakukan ibadat ini karena kesederhanaan dan kebersamaan yang dirasa sangat kuat. Orang akan digerakkan oleh semangat yang ada dalam hatinya dan juga dapat melepaskan kepenatan akitivitas sehari-hari. (Suharyono, 2004:10).

B. Pengertian Iman

  Iman dalam pengertian umumnya terkait dengan religiusitas formal. Dalam konteks ini ada lima (5) pengertian iman yaitu: a. Suatu keyakinan “akan dan tentang” Tuhan itu sendiri.

  b. Keyakinan bahwa Tuhan merupakan sumber segala sesuatu yang “lebih baik, lebih luhur, lebih suci, dan lebih tinggi.

  c. Keyakinan bahwa dengan merangkul dan memeluk yang serba lebih itu kehidupan yang dihasilkan juga akan lebih baik. d. Keyakinan bahwa Tuhan sumber segala yang serba lebih baik itu ternyata lebih dulu memberi, melayani, mengasihi, memaafkan, kepada kita manusia yang lemah dan tak berdaya.

e. Suatu “keyakinan” bahwa “keempat keyakinan” merupakan sebuah kebenaran yang mutlak. (nn. http://www.wikipedia.org/wiki/iman.

  accesed on April 1,2009 ).

  Iman bukan hasil refleksi manusia tetapi merupakan buah pemberian cuma- cuma yang dihasilkan oleh kuasa Allah, Roh Kudus dalam diri kita. Melihat bahwa iman merupakan jawaban pribadi manusia atas prakarsa yang dikenal dalam firmanNya. Dalam pengalaman konkrit setiap hari manusia perlu menanggapi setiap sapaan Tuhan dalam hidupnya sehari-hari, sehingga dalam situasi apa pun manusia tetap setia dan beriman pada Allah.

  Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. Dalam buku Ilmu Kateketik dikatakan bahwa seorang beriman adalah orang yang menghayati dan mau tunduk serta berserah pada Allah, mempercayakan diri sepenuhnya pada Allah, menerima bahwa Allah adalah kebenaran, menaruh kesadaran kepadaNya dan bukan dirinya sendiri. Dengan demikian menjadi teguh dan benar oleh karena keteguhan dan kebenaran Allah (Telambanua, 1999:44).

  Boleh dibilang orang yang beriman kepada Tuhan berarti menyerahkan hidupnya hanya untuk Tuhan, dan tanpa ada suatu paksaan melainkan suatu keyakinan penuh dan sukarela. Oleh karena itu iman sesungguhnya adalah melainkan sukarela (Konferensi Wali Gereja, 1996:128). Iman adalah suatu kepercayaan yang berkenaan dengan agama dan juga keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dimana di dalamnya terdapat ketetapan hati, keteguhan batin serta keseimbangan batin. (Depdiknas, 2005:425).

  Iman berasal dari kata Arab dan kata Ibrani yakni “aman”, mempunyai akar yang kata sama yaitu “mu”, yang berarti “kokoh, aman”. Kata penutup doa “amen”, mengungkapkan persetujuan. Iman berarti percaya, berpaling kepada, menganggap pasti, dan digunakan dalam Al-Quran untuk mengimani dan untuk apa diimani. Kata “percaya” hampir sama lingkup artinya yaitu “menganggap dan yakin serta mengakui bahwa benar”. (Heuken, 2004:88). Iman adalah jawaban atas panggilan yang diterima dengan penuh percaya. Dengan mengikuti panggilan orang diterangi sehingga semakin mengerti dan mengetahui besarnya cinta kasih Ilahi. (Heuken, 2004:89).

  Iman adalah sikap esensial yang mendasarkan seluruh eksistensi kepada Tuhan. Orang percaya akan kesetiaan Tuhan dalam keadaan apa pun mengaminkan Tuhan dengan berserah kepada-Nya. (Heuken, 2004:89). Konsili Vatikan II juga membicarakan iman sebagai jawaban manusia atas Wahyu Tuhan, dan karenanya orang mengimani sesuatu. Iman itu adalah rahmat Ilahi yang menerangi serta meyakinkan manusia dari dalam jiwanya.

  Iman adalah keutamaan adikodrati artinya suatu rahmat Ilahi yang tidak dapat diusahakan manusia atas kehendaknya sendiri. Rahmat supaya dapat percaya adalah prasyarat utama bagi keselamatan abadi. Dalam pengertian umum, iman. Alkitab sudah memberikan pengertian yang cukup jelas, tentang percaya yang bagaimana yang disebut iman.

  Sedangkan dalam Kitab Suci ada dua perikopa yang berbicara mengenai iman yaitu : ƒ Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

  (Roma 10:17)

  ƒ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari

  segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11:1)

  Dari kedua ayat ini kita bisa memerincikan pengertian tentang iman, sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Petrus Sungai Kayan Keuskupan Tanjung Selor Kalimantan Utara.

1 48 171

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.

0 8 159

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari

2 17 157

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

Peran film video untuk memperlancar proses pembinaan iman kaum muda di wilayah ST. Paulus Sambeng, Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 183

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Pendewasaan iman dalam pergulatan kaum muda melalui pedagogi Ignasian dalam latihan rohani - USD Repository

1 7 172

Pembinaan iman kaum muda Santa Lucia di Lingkungan Santo Petrus Gancahan II Paroki Gamping melalui katakese - USD Repository

0 1 154

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta - USD Repository

0 2 132