ANALISIS PELATIHAN KARYAWAN DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TUMANG BOYOLALI - Test Repository

  

ANALISIS PELATIHAN KARYAWAN DI LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO SYARIAH TUMANG BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Akhir pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dalam Rangka

  

Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma Tiga DIII

Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

Oleh:

  

WIDAD RIDLOTIL FATIKHA

NIM: 201-14-026

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

  “dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya” “dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya”

  “kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (Q.S. An-Najm: 39-41)

  “”

  

PERSEMBAHAN

  Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  2. Bapak dan Ibu (Muhammad Junaedi dan Siswanti), terima kasih atas kasih sayang dan doa yang diberikan selama ini.

  3. Untuk kakak-kakakku (Budi Prasetyo, Aji Widiyardani, Noor Sadono dan Dwi Wuryandari) terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Tanpa kalian aku tidak bisa seperti sekarang.

  4. Untuk ponakan-ponakanku (Nana, Rara, Azza, Ila dan Iyan) teimakasih telah mewarnai hari-hariku. Senyum kalian adalah semangat bagiku.

  5. Untuk Danang Eko Saputra yang selalu memberi semangat dan motivasi serta maumenjadi tempatku berbagi suka dan duka. Terimakasih ya.

  6. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati.

  7. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2014 yang telah bersama berjuang selama ini.

  8. Almamaterku IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pelatihan Karyawan Di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Tumang Boyolali sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III dalam jurusan Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu, baik berupa bimbingan, dorongan maupun informasi yang berkaitan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga beserta wakil-wakilnya.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono M. Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah.

  4. Bapak Abdul Aziz N.P., S.Ag., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  5. Keluarga besar BMT Tumang yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

  6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

  7. Teman-teman D-III Perbankan Syariah angkatan tahun 2014.

  8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 12 Juni 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Fatikha, Widad. 2017. Analisis Pelatihan Karyawan di Lembaga Keuangan

  

Mikro SyariahnTumang Boyolali . Tugas Akhir. Ekonomi dan Bisnis Islam

  Program Studi D III Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Abdul Aziz N.P., M.M.

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusia serta kepercayaan pada diri sendiri. Untuk membina dan pengembangan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan, antara lain melalui pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program pelatihan di BMT Tumang, untuk mengetahui kendala-kendala pelatihan, untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil dalam mengatasi kendala Program Pelatihan.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui wawancara dan observasi. Penelitian dilakukan di BMT Tumang Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali.Hasil analisa penelitian ini bahwa pelatihan di BMT Tumang hampir sama dengan teori yang ada, macam-macam pelatihan yang dilakukan di BMT Tumang dan materi yang diberikan pada saat latihan yaitu sebagai berikut: pelatihan yang dilakukan yaitu menggunakan metode on the job training dan pelatihan keterampilan (skill), pelatihan pengetahuan (knowledge), pelatihan sikap (attitude). Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala pelatihan terletak pada waktu, latar belakang peserta pelatihan yang berbeda, pelatih atau trainer. Kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan pematangan materi dicabang, adanya standart trainer.

  Kata kunci: Pelatihan Karyawan, Lembaga Keuangan Mikro.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................... v MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6 E. Metode Penelitian........................................................................................ 7 F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 11 B. Kajian Teoritik .......................................................................................... 18 BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum ...................................................................................... 25 1. Sejarah BMT Tumang ........................................................................ 25 2. Visi dan Misi BMT BMT Tumang .................................................... 28 3. Identitas dan Kelengkapan Organisasi ............................................... 31 4. Struktur Organisasi ............................................................................. 33 5. Produk-produk ................................................................................... 34

  B.

  Data Deskriptif .......................................................................................... 45 1.

  Job Description .................................................................................. 45 2. Kondisi SDM...................................................................................... 57

  BAB IV ANALISIS A. Pelatihan di BMT Tumang ........................................................................ 59 1. Tujuan Pelatihan ................................................................................ 60 2. Macam-macam Pelatihan ................................................................... 61 3. Jenis-jenis Pelatihan ........................................................................... 64 4. Perencanaan Kebutuhan Pelatihan ..................................................... 67 5. Langkah-langkah Pelatihan ................................................................. 71 6. Database Pelatihan ............................................................................. 73 B. Kendala-kendala dalam Pelatihan ............................................................. 74 C. Kebijakan-kebijakan dalam mengatasi Kendala ....................................... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 77 B. Saran .......................................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo BMT Tumang .......................................................................... 31Gambar 3.2 Struktur Organisasi ............................................................................ 34Gambar 4.1 Langkah-langkah Pelatihan ............................................................... 71

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 15Tabel 3.3 Kondisi SDM BMT Tumang ................................................................ 58

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Antonio (2001: 227) Undang

  • –undang memberikan kesempatan yang luas bagi beroperasinya bank
  • –bank dengan prinsip syariah, baik dengan cara menkonversi, membuka unit syariah maupun mendirikan bank baru dan menerapkan p
  • – pasal yang membuka peluang pengembangan yang lebih luas bagi Bank Syariah. Ditambah dengan diberlakukannya UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin mempunyai landasan hukum yang memadai.

  Lembaga Keuangan Syariah (LKS) merupakan sebuah alternatif system dalam bidang keuangan yang dinilai bisa dijadikan jalan lain dalam bidang budaya bisnis masyarakat Indonesia yang tidak hanya keagamaan tetapi juga bernilai ekonomis sebagai konsekuensi logis dibukanya bank syariah baru, lembaga keuangan dan non keuangan syariah lainnya, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kecakapan dan kompetensi di bidang lembaga keuangan syariah dan non keuangan syariah.

  Dalam organisasi apapun, baik bisnis atau pemerintahan sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting, seperti yang ditegaskan oleh Hartatik (2014: 12) SDM mempunyai peran sebagai pengelola agar sistem tetap berjalan sesuai aturan, maka pengelolaannya tentu harus memperhatikan aspek-aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, dan motivasi. SDM merupakan aset organisasi yang sangat vital. Peran dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya.

  Untuk mencapai tujuan tersebut setiap organisasi harus mempersiapkan SDM nya dalam menghadapi segala perubahan-perubahan yang terjadi akibat perkembangan dunia ekonomi, bisnis, sosial serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa dampak positif terhadap arti pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam melaksanakan aktifitas perusahaan adalah tentang pemakaian tenaga kerja yang mempunyai peranan penting. Salah satu aspek pengelolaan sumber daya manusia adalah melalui pelatihan. Dengan adanya pelatihan pada perusahaan, maka kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

  Guna menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam bidang lembaga keuangan bank maupun non bank, maka BMT Tumang membutuhkan program pelatihan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja para karyawan. Dengan adanya program pelatihan maka kinerja karyawan akan semakin bagus dan akan berimbas ke perekonomian negara.

  Menurut Wibowo (2010: 442) Pelatihan melibatkan segenap sumber daya manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran sehingga mereka segera akan dapat menggunakannya dalam pekerjaan. Pada dasarnya, pelatihan diperlukan karena adanya kesenjangan antara keterampilan pekerja sekarang dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menempati posisi baru.

  Pelatihan yang diutarakan oleh Rivai (2009: 211) merupakan wahana untuk membangun SDM menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad milenium ini. Berkaitan dengan hal tersebut kita menyadari bahwa pelatihan merupakan fundamental bagi karyawan.

  Haris (2000:342) mengatakan bahwa pemberian program pelatihan dalam perusahaan adalah sangat penting karena pelatihan adalah proses belajar yang ditimbulkan oleh reaksi tingkah laku seorang karyawan dalam hubungan dengan organisasi dan untuk mengurangi tingkat biaya.

  Mondy (2008: 215) Pelatihan harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan ringkas serta dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

  Tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja pegawai sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.

  Pelatihan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan produktifitas, dan kesejahteraan. Program pelatihan bertujuan memperbaiki kinerja karyawan yang tidak memuaskan, memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan, membantu memecahkan masalah operasional, mempersiapkan karyawan untuk promosi, mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Simamora (2004:276).

  Untuk merealisasikan tujuan tersebut salah satu cara yang bisa ditempuh yaitu dengan melaksakan program latihan kerja bagi karyawan guna meningkatkan keterampilan dan kecakapan mereka sesuai dengan bidangnya masing-masing.

  Pelatihan yang efektif terdiri dari Kesiapan Peserta Pelatihan (Learner

  

Readiness) seorang pelatih harus memiliki kesiapan dan kemauan untuk

  belajar sesuatu hal baru yang terkait dengan pekerjaannya, gaya belajar

  

(Learning Styles) setiap karyawan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda

  dalam memahami suatu ilmu baru, transfer pembelajaran (Learning Transfer) pelatihan yang efisien haruslah mampu diterapkan dan diimplementasikan oleh karyawan baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek pasca pelatihan yang diterimanya. Mathis dan Jackson (2009:269).

  Menurut Handoko (2010: 110-114), ada dua metode yang digunakan perusahaan dalan pelatihan, yaitu :

  1. Metode On The Job Training Pelatihan ini dilakukan di tempat kerja. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan pengawasan langsung seorang pelatih.

  2. Metode Off The Job Training Metode pelatihan ini dilakukan di luar tempat kerja (off the job training), meliputi teknik-teknik presentasi informasi dan metode simulasi.

  Berdasarkan paparan diatas dan mengingat begitu pentingnya program pelatihan yang mampu meningkatkan kinerja karyawan, dimana kinerja karyawan akan menentukan ketercapaian tujuan lembaga. Maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul

  “Analisis Pelatihan

Karyawan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah TUMANG Boyolali”

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana Program Pelatihan yang dilaksanakan di BMT TUMANG? 2.

  Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan Program Pelatihan di BMT TUMANG? 3. Kebijakan-kebijakan apa yang diambil dalam mengatasi kendala Program

  Pelatihan di BMT TUMANG? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui Program Pelatihan yang dilaksanakan di BMT TUMANG.

  2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Program Pelatihan di BMT TUMANG.

  3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil dalam mengatasi kendala Program Pelatihan di BMT TUMANG.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari hasil penelitian tentang Analisis Pelatihan di BMT TUMANG, yaitu: 1.

  Bagi IAIN Salatiga a.

  Menambah wawasan bagi mahasiswa terutama untuk Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.

  b.

  Menciptakan kerjasama antara Institut Agama Islam Negeri Salatiga dengan lembaga lainnya dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.

  2. Bagi Peneliti a.

  Sebagai syarat untuk memenuhi penyusunan Tugas Akhir guna memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan D-III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di IAIN Salatiga.

  b.

  Sebagai alat ukur agar mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari mata kuliah yang pernah diberikan.

  c.

  Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan secara langsung di lapangan sehingga membangkitkan bakat dan kreatifitas.

  3. Bagi BMT a.

  Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan proses pelatihan agar mampu meningkatkan kualitas kerja karyawan.

  b.

  Untuk menjaga citra baik sebuah LKS.

  c.

  Sebagai persiapan menghadapi persaingan yang semakin ketat dan sengit.

4. Bagi Peneliti Lain a.

  Sebagai bahan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembuatan program khusus.

  b.

  Berharap agar penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada peneliti lain agar dapat lebih baik.

E. Metode Penelitian 1.

  Model Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan model deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian ini bersifat untuk mengembangkan teori, sehingga akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

2. Sumber Data

  Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan yaitu dengan manajer, personalia, trainer, dan pegawai. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian dengan cara mempelajari referensi dan dokumen yang terkait, yaitu dari data dokumentasi dan publikasi.

3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Data Primer 1)

  Wawancara (interview) Menurut Mangkuprawira (2004: 48) wawancara merupakan proses interaksi antara dua atau lebih orang dalam sebuah proses komunikasi melalui wawancara akan dengan pemegang pekerjan dan jabatan baik secara individual maupun kelompok, akan diperoleh data dan informasi tentang hubungan antara persyaratan kerja dan kinerja atau perilaku yang bersangkutan.

  Wawancara dilakukan dengan Bapak Sigit Prihantoro, S.Psi selaku Divisi Personalia dengan topik wawancara menyangkut tentang Pelatihan yang dilakukan KSPPS BMT Tumang terhadap pengelola-pengelolanya.

  2) Pengamatan (observasi)

  Observasi merupakan cara untuk mengamati perilaku karyawan dan pekerjaan yang dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung ke khalayak dan individu bersangkutan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data secara jalas dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang hal-hal yang berhubungan dengan Pelatihan (Mangkuprawira, 2004: 47). b.

  Data Sekunder Melalui studi dokumentasi, penulis mendapat informasi data tambahan yang terkait dengan dokumen-dokumen Pelatihan yang didapat dari bagian personalia, selain itu penulis membaca buku- buku yang berisi teori mengenai tema yang penulis usung, yang nantinya bisa menjadi data pelengkap.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut :

  BAB I Pendahuluan Pada bab ini menyajikan enam pokok pembahasan dalam

  penulisanlaporan ini yaitu : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  BAB II Landasan Teori Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang berisikan

  penelitian terdahulu sebagai refrensi atau pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Selain membahas tentang kajian pustaka dalam bab ini membahas tentang teori-teori yang mendukung penelitian.

  BAB III Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini menyajikan gambaran umum dan data-data

  deskriptif. Gambaran umun disajikan informasi umum mengenai obyek umum penulisan tugas akhir diantaranya Sejarah KSPPS BMT Tumang, Visi dan Misi, Identitas Lembaga, Struktur Oraganisasi, Produk-Produk BMT Tumang, Job Description, Kondisi SDM.

BAB IV Analisis Data Pada bab analisis menyajikan pembahasan dari berbagai hasil pengumpulan data dana analisis mengenai hal tersebut. Penulis akan menganalisis pelatihan di KSPPS BMT Tumang. BAB V PENUTUP Pada bab ini diuraikan kesimpulan dari penulisan tugas akhir dan diuraikan beberapa saran dari penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Penelitian Nu Graha (2005) berjudul “Pengaruh Pelatihan Terhadap Kemampuan Karyawan dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Gatra Mapan Malang)”. Metode yang digunakan adalah

  metode kuantitatif dengan menggunakan populasi seluruh karyawan tetap yaitu 247 orang dan sampel yang digunakan adalah 72 orang. Hasil dari penelitian ini adalah kualifikasi baik, kemampuan karyawan berpengaruh signifikan pada kinerja karyawan.

  Berdasarkan analisis regresi linier berganda dapat diketahui secara bersama-sama yang terdiri dari tenaga pelatihan (X1), materi pelatihan (X2), metode pelatihan (X3), fasilitas pelatihan (X4), dana lama pelatihan (X5) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan kerja karyawan (Z) dengan menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 < 0,05. Nilai koefisien korelasi berganda (R) yang diperoleh adalah positif yaitu 0,628, maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel bebas (tenaga pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, dana lama pelatihan) terhadap variabel terikat (kemampuan karyawan).

  Selanjutnya dalam Tugas Akhir yang disusun oleh Putri Riskiyani (2007) yang berjudul “Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Bank Syari’ah Mandiri Pekalongan” mengatakan bahwa pelatihan bagi karyawan BSM Pekalongan mempunyai dampak lebih positif atau sangat berpengaruh. Karena pelatihan tersebut mempunyai manfaat yang lebih bagi masing-masing pribadi.

  Pelatihan bagi karyawan dapat mengasah ilmu mereka dan mereka dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki. Pelatihan yang diadakan oleh BSM Pekalongan dapat memaksimalkan kinerja karyawan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pengembangan BSM tersebut. Karyawan BSM Pekalongan akan dapat mengetahui lebih jelas apa sesungguhnya sasaran mereka, disamping memajukan kesiapan serta kemampuan untuk meraih hasil yang lebih berarti. Meningkatnya ketrampilan sangat menguntungkan bagi BSM Pekalongan dan pelatihan dapat meningkatkan rasa percaya diri pada setiap karyawan. Selain menambah kinerja karyawan, pelatihan juga dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik terhadap nasabah dan karyawan lebih siap menghadapi perubahan

  • –perubahan yang terjadi seperti perubahan produk, perubahan teknologi dan lain-lain.

  Penelitian Endayani, Hamid dan Djudi (2015) yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Kemampuan Kerja dan Kinerja Karyawan PT.

  BPRS Bumi Rinjani Kepanjen”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Nilai inferensial, dan multiple regression

  

analysis . Dengan menggunakan populasi seluruh karyawan dan sample yang

  digunakan adalah 60 karyawan. Berdasarkan analisis deskriptif variabel metode pelatihan menggambarkan jawaban yang positif dari responden mengenai pernyataan yang telah diberikan. Hal ini berarti metode pelatihan yang dilaksanakan di PT. BPRS Bumi Rinjani Kepanjen cukup baik. Hasil dari penelitian Endayani adalah hasilnya cukup baik, kemampuan karyawan meningkat setelah mengikuti pelatihan yang telah diikuti.

  Penelitian dari Fendy Levy (2013) yang berjudul “Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi terhadap Kinerja Karyawan di PT Njonja Meneer Semarang”. Dapat disimpulkan bahwa pembinaan, pelatihan dan pengembangan, pemberdayaan dan pastisipasi mempengaruhi kinerja karyawan diatas lima puluh persen. Dengan menggunakan populasi seluruh karyawan dan sample yang digunakan adalah 80 karyawan.

  Penelitian Balawa (2016) yang berjudul “Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar”. Penelitian dari Balawa menggunakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Populasi yang digunakan adalah 80 orang.

  Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan yaitu dalam tingkat kesesuaian antara job description dan job spesification pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Cabang Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31 karyawan yang memenuhi standard kinerja dan 49 karyawan yang belum memenuhi standar kinerja, dari 49 orang tersebut 23 memiliki kompeten dan 26 karyawan tidak kompeten. Untuk meningkatkan kinerja karyawan yang dimiliki pada masing-masing unit kerjanya. Belum banyak standard kinerja yang dapat terpenuhi, maka perusahaan agar dapat memberikan pelatihan yang lebih baik”.

  Penelitian Suartana (2016) yang berjudul “Analisis Dampak Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan”. Penelitian ini berisi analisis kinerja karyawan sebelum diadakan pelatihan, keuntungan yang diberikan karyawan, dampak pelatihan terkadap kinerja karyawan. Dalam penelitian Suartana menggunakan jumlah sample sebanyak 50 orang. Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif dengan sumber data sekunder.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan yang pertama kinerja karyawan sebelum pelatihan hanya sebesar Rp. 1.668.992.000,- .Yang kedua keuntungan sebelum pelatihan adalah Rp. 417.248.000,- yang menunjukkan keuntungan yang diperoleh PT Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Singaraja sebesar Rp. 980.226.000,- . Dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan adalah sebesar Rp. 2.649.218.000,-, sehingga dari data tersebut dapat diketahui peningkatan kinerja karyawan dalam menyalurkan kredit menjadi sebesar Rp. 980.226.000,-. Hasil dari penelitian ini diantaranya kinerja karyawan sebelum pelatihan belum optimal, terdapat peningkatan keuntungan setelah pelatihan yang diperoleh perusahaan, dan terdapat dampak pelatihan terhadap kinerja sesudah pelatihan.

  Berdasarkan pemaparan dari penelitian yang sudah ada di atas maka penelitian yang akan diajukan berbeda dengan penelitian sebelumnya.

  T erdapat beda penelitian yang terletak pada objek penelitian dan tempat penelitian. Yang pertama penulis melakukan penelitian ini di BMT Tumang Boyolali, yang kedua penulis memfokuskan bagaimana program pelatihan yang dilakukan di BMT tersebut, apakah dalam program pelatihan ada perbedaan dengan BMT lain, yang ketiga langkah apa yang dilakukan di BMT Tumang dalam mengatasi berbagai kendala yang ada dalam program pelatihan. Yang keempat penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder yang data primernya diperoleh dengan cara observasi dan wawancara sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara mendeskripsikannya secara mendalam terkait rumusan masalah. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya, maka disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  Nama Judul Metode Hasil Nu Graha (2005)

  Pengaruh Pelatihan Terhadap Kemampuan Karyawan dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Gatra Mapan Malang)

  Penelitian kuantitatif dengan

menggunakan

populasi seluruh karyawan tetap yaitu 247 orang dan sampel yang digunakan adalah 72 orang.

  Hasil dari penelitian ini adalah kualifikasi baik, kemampuan karyawan berpengaruh signifikan pada kinerja karyawan. Hasil penelitian maka diperoleh terdapat hubungan yang kuat antara variabel bebas (tenaga pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, dana lama pelatihan) terhadap variabel terikat (kemampuan karyawan).

Putri Pengaruh Pelatihan Metode Kuantitatif Pelatihan bagi karyawan BSM

Riskiyani terhadap Kinerja Bank Pekalongan mempunyai

(2007) Syari’ah Mandiri dampak lebih positif atau

Pekalongan sangat berpengaruh. Karena pelatihan tersebut mempunyai manfaat yang lebih bagi masing-masing pribadi. Pelatihan bagi karyawan dapat mengasah ilmu mereka dan mereka dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan yang mereka miliki.

Endayani, Pengaruh Pelatihan Metode kuantitatif Hal ini berarti metode

Hamid dan Kerja Terhadap dan analisis data pelatihan yang dilaksanakan di Djudi Kemampuan Kerja dan yang digunakan PT. BPRS Bumi Rinjani (2015) Kinerja Karyawan PT. dalam penelitian ini

  BPRS Bumi Rinjani adalah analisis Kepanjen cukup baik. Hasil Kepanjen deskriptif, Nilai dari penelitian Endayani inferensial, dan adalah hasilnya cukup baik, multiple regression analysis. kemampuan karyawan meningkat setelah mengikuti pelatihan yang telah diikuti.

  

Balawa Analisis Kebutuhan Tingkat kesesuaian antara job

Metode Kualitatif

(2016) Pelatihan Karyawan PT description dan job

Asuransi Jiwa Sinarmas spesification pada PT Asuransi

  MSIG Denpasar Jiwa Sinarmas MSIG Cabang

  Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31 karyawan yang memenuhi standar kinerja dan 49 karyawan yang belum memenuhi standar kinerja, dari 49 orang tersebut 23 memiliki kompeten dan 26 karyawan tidak kompeten. Untuk meningkatkan kinerja karyawan yang dimiliki pada masing-masing unit kerjanya. Belum banyak standar kinerja yang dapat terpenuhi, maka perusahaan agar dapat memberikan pelatihan yang lebih baik

Suartana Analisis Dampak Metode Kuantitatif Hasil dari penelitian ini

  (2016) Pelatihan Terhadap diantaranya kinerja karyawan Kinerja Karyawan sebelum pelatihan belum optimal, terdapat peningkatan keuntungan setelah pelatihan yang diperoleh perusahaan, dan terdapat dampak pelatihan terhadap kinerja sesudah pelatihan.

B. Kajian Teoritik 1. Pelatihan a. Pengertian Pelatihan

  Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar (Mangkuprawira, 2004:134).

  Sedangkan menurut Gomes, (2003: 197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

  Simanjuntak (2005: 97) pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan menurut Panggabean (2001: 41) pelatihan adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya sekarang.

  Maka dapat ditarik kesimpulan pelatihan adalah suatu proses atau usaha untuk memperbaiki, mengubah, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kerja guna meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan-tujuan organisasional dapat tercapai.

b. Tujuan Pelatihan

  Menurut Mangkunegara (2006: 52), pelatihan memiliki berbagai tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau lembaga keuangan, antara lain: 1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi. 2) Meningkatkan produktivitas kerja. 3) Meningkatkan kualitas kerja. 4) Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia. 5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja. 6)

  Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu berprestasi secara maksimal.

  7) Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan. 8) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.

  Sedangkan menurut Simamora (2006: 276) mengutarakan berbagai tujuan yang ingin dicapai dengan pelatihan karyawan, yaitu: 1)

  Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan.

  2) Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.

  3) Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan.

  4) Membantu memecahkan masalah orperasional.

  5) Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis.

  6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi. 7) Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi.

c. Manfaat Pelatihan

  Searah dengan tujuan yang ingin dicapai pelatihan karyawan, tentunya memiliki manfaat dengan adanya pelatihan karyawan tersebut, seperti yang diutarakan oleh Mangkuprawira (2004: 137), yaitu: 1) Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual. 2)

  Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru mendapatkan pekerjaan baru melalui pengalihan dan atau promosi.

  3) Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati.

  4) Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal.

  Bukan hanya Mangkuprawira, Siagian (2008) mengutarakan tujuh manfaat dari penyelenggaraan program pelatihan, antara lain: 1) Meningkatkan produktivitas kerja organisasi. 2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan. 3)

  Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

  4) Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi.

  5) Mendorong sikap keterbukaan manajemen. 6) Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif. 7) Penyelesaian konflik secara fungsional.

  d. Metode Pelatihan

  Menurut Handoko (2010: 110-114), ada dua metode yang digunakan perusahaan dalan pelatihan, yaitu : 1)

  Metode On The Job Training Pelatihan ini dilakukan di tempat kerja. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan pengawasan langsung seorang pelatih. 2)

  Metode Off The Job Training Metode pelatihan ini dilakukan di luar tempat kerja (off the

  job training ), meliputi teknik-teknik presentasi informasi dan metode simulasi.

  e. Langkah langkah dalam Pelatihan

  Menurut Dessler (2013: 273), terdapat lima langkah dalam proses pelatihan, yaitu: 1) Menganalisis kebutuhan pelatihan. 2) Merancang keseluruhan program pelatihan. 3) Mengembangkan, menyusun dan membuat materi pelatihan. 4) Mengimplementasikan atau menerapkan program pelatihan.

5) Menilai atau mengevaluasi efektivitas materi.

f. Kendala-kendala dalam Pelatihan

  Kendala di dalam pelaksanaan program pelatihan biasanya merupakan faktor penghalang bagi organisasi dalam melaksanakan rancangan program pelatihan. Dilihat dari segi pentingnya pelatihan, hal ini sangat tidak diinginkan oleh semua pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan pelatihan.

  Menurut Moekijat (2009: 68), hambatan dalam proses pelaksanaan pelatihan, antara lain: 1)

  Tidak adanya kebijakan yang luas dan kompehensif yang bersifat lengkap.

  2) Tidak adanya penilaian yang dilaksanakan yang bisa dijadikan dasar perencanaan untuk pelatihan berikutnya.

  3) Penunjukan peserta tidak berdasarkan analisis kebutuhan. 4)

  Tujuan program pelatihan tidak jelas akan kompetensi yang dicapai/terlalu umum.

  5) Kurikulum pelatihan tidak jelas. 6)

  Metodologi pelatihan kurang tepat alat peraga/media pembelajaran yang kurang memadai.

  7) Bahan pelatihan banyak diadopsi dari luar negeri kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan instansi/organisasi pengirim.

  8) Pelatih-pelatih kurang dikembangkan.

  9) Pelatih-pelatih yang baik kurang tertarik pada lembaga-lembaga pelatihan karena tidak adanya pola pikir.

  10) Dan suatu system tindak lanjut (follow-up) yang tepat tidak ada.

  Adapun kendala-kendala dalam pelatihan menurut Mondy (2009: 210) diantaranya: 1) Karyawan tidak mengetahui akan diadakannya pelatihan. 2) Karyawan yang dimutasi tidak bisa mengikuti pelatihan. 3) Beberapa karyawan tidak tertarik mengikuti pelatihan.

g. Kebijakan-kebijakan untuk Mengatasi Kendala Pelatihan

  Menurut Moekijat (2009: 89), untuk mengatasi atau meminimalisir agar faktor-faktor kendala tidak muncul dalam pelatihan, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.

  Materi pelatihan disertai dengan ujian umpannya pre tes maupun post test. Hal ini dilakukan untuk melibatkan kemampuan peserta latihan sebelum dan sesudah pelatihan dilaksanakan, apakah mengalami perubahan kea rah peningkatan atau sama sekali tidak terjadi perubahan.

2. Tujuan pelatihan harus jelas dinyatakan secara khusus, meliputi:

  Pelatih harus professional dan menguasai materi, metodologi pelatihan sesuai dengan spesialisasinya.

  3. Isi program pelatihan harus direncanakan dan ditujukan kepada pencapaian tujuan secara keseluruhan.

  4. Metodologi pelatihan relevan dengan tujuan pelatihan.

5. Pelatihan bersifat continue dikembangkan.

  6. Pelatihan harus di integrasikan dengan perubahan administrasi yakni organisasi prosedur dan pegawai/peserta pelatihan, artinya hasil pelatihan dapat bermanfaat apabila lingkungan organisasi dapat mendukung adanya perubahan.

  

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang Gagasan untuk mendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari

  perbincangan ringan beberapa warga Tumang yang telah bekerja/ berdomisili di Jakarta di rumah Bapak Suryanto, SH pada bulan Februari 1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan hanya sekedar meramaikan aktifitas perkoperasian waktu itu, namun didasari keprihatinan pendiriannya atas sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

  Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali juga menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan dalam mengakses permodalan pembiayaan dari perbankan karena berbagai alasan penilaian yang tidak rasional. Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih menyejahterakan masyarakat.

  Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang dalam menjalankan ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau istilah masyarakat setempat adalah bank plecit. Persoalan riba atau bunga dari rentenir itulah yang juga menjadi perhatian serius para pengurus dan pengelola BMT.

  Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal Rp. 7.050.000,-, dengan menggunakan kantor (pinjam) salah satu ruangan tidak terpakai di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Pada awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil, tanpa jaminan, pembukuan dan pelayanannya juga masih manual.

  Sedangkan untuk mencari tambahan simpanan, menggunakan media bumbung dari bambu dan kotak kayu, yang bertujuan agar anggota bisa menabung sedikit demi sedikit dengan adanya bumbung tersebut, untuk penarikan simpanannya dilakukan setelah jam kerja seminggu sekali.

  Setelah beberapa saat operasional pada tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”. Pada awalnya selain untuk sektor pembiayaan, KSU BMT Tumang ada juga usaha sektor riil alat penyewaan pemotong besi, jualan asitilin untuk pengrajin tembaga, jualan perlengkapan jahit.

  Pada tanggal 30 April 2002, BMT Tumang telah mendapatkan pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomor: 02/PAD/505/IV/2002. Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat, BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir september 2008 BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan ke masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.

  Kemudian pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah mendapatkan Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor: 02/PAD/XIV/I/2011 tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi Serba Usaha tingkat Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT Tumang dan wilayah operasional sebelumnya hanya di Kabupaten Boyolali meningkat di tingkat Provinsi Jawa Tengah, sehingga mulai tahun 2011 KJKS BMT Tumang sudah bisa membuka cabang di luar Kabupaten Boyolali.

  Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi bidang Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan (KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016.

  Perubahan Anggaran Dasar meliputi: a.

  Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Tumang, b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa