IMPLEMENTASI PROGRAM HAMALATIL QURAN PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN TETER SIMO BOYOLALI SKRIPSI

  IMPLEMENTASI PROGRAM HAMALATIL QURAN PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN TETER SIMO BOYOLALI SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh :

IMAM AGUS ARAFAT NIM: 111-12-045 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

MOTTO

ِقَلْغُم ٍباَب َّلُك ُحَتْفَ ي ُّدِجْلاَو ٍعِساَش ٍرْمَا َّلُك ْىِنْدُي ُّدِجْلَا

  

“Kesungguhan itu dapat mendekatkan sesuatu yang jauh, dan bisa membuka

pintu yang terkunci” (Imam Syafi’i)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‟alamin atas rahmat dan ridho Allah SWT skripsi

  ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Orang tuaku tercinta Alm. Bapak H. Suyadi dan Ibu Siti Fatimah yang senantiasa tanpa hentinya memberikan kasih sayang dan perhatiannya, nasehat, semangat, dan keikhlasan doa yang selalu tercurah kepada penulis, rasa ta‟dzim wa takriman serta baktiku kan selalu tercurah untuk mu.

  2. Kakakku Mas Bagus Indrayana, Mbak Farida Wahyu Ningsih dan Mbak Nur Syarifah, atas doa, cinta, nasehat, motivasi dan dukungan kalian.

  3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA yang telah membimbing dan mendoakan dalam setiap langkah untuk mencari ilmu.

  Semoga Allah memberikan umur panjang, kesehatan dan ketaqwaan dalam membimbing para pejuang generasi penerus agama.

  4. Keluarga Besar Majlis Al-Munajah dan Madrasah Diniyah Hamzah Jaweng Simo atas dukungan dan doanya.

  5. Mas Wahyu Najib Fikri, Slamet Ikhwan Lukmanto, dan Ananta Bayu Krisnandar yang memberikan makna kebersamaan, kehangatan, motivasi, semangat dan arahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

  6. Keluarga PAI B, Keluarga PPL MA Al-Manar Tengaran dan Kelompok KKN yang telah memberikanku pelajaran dan pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di Pondok

  Sholawat dan salam semoga Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali. tercurahkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad saw yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyyah menuju zaman terang benderang dengan kesempurnaan agama Islam dan juga yang dinanti-nantikan syafaatnya kelak di hari akhir.

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Supardi, M.A. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah ikhlas dalam membimbing, memberikan nasihat, tenaga, arahan dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di tempat tersebut serta memberikan informasi kepada penulis.

  8. Alm. Bapak dan Ibu tercinta, keluarga tercinta, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 25 Agustus 2016 Penulis

  Imam Agus Arafat NIM. 111-12-045

  

ABSTRAK

  Arafat, Imam Agus. 2016. Implementasi Program Hamalatil Quran Pada Santri di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali. Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Supardi, M.A. Kata Kunci : Program Hamalatil Quran

  Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman terbaik bagi kehidupan setiap muslim. Manusia yang senantiasa berinteraksi dengan al-Quran, tidak hanya membaca akan tetapi memahami dan mengamalkan isi kandungannya, maka al-Quran akan menjadi pembersih jiwa manusia. Program

  

Hamalatil Quran adalah rangkaian kegiatan yang berjalan secara berkelanjutan

  mengenai pembelajaran al-Quran, mulai dari ilmu tajwid, kajian ilmu-ilmu al- Quran dan menghafal al-Quran. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan ke dalam tiga pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana sistem pendidikan di Pondok Nurul Quran? (2) Bagaimana metode pembelajaran

  

Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran? (3) Bagaimana implementasi

Program Hamalatil Quran pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran?.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengamati kegiatan-kegiatan pondok pesantren untuk mencari data, wawancara oleh peneliti dilakukan kepada pengasuh, pengurus dan beberapa santri pondok pesantren, dan peneliti mengumpulkan data melalui tulisan, rekaman, gambar, dan karya agar hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen. setelah data sudah terkumpul, maka peneliti mengorganisasi data, memecah data menjadi unit-unit data, mencari pola-pola tertentu, mencari hal-hal yang penting untuk dipelajari dan apa yang akan diceritakan.

  Hasil temuan penelitian menunjukkan: (1) Sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Quran adalah sistem gabungan antara salaf dan khalaf. (2) Metode pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan untuk kajian ilmu-ilmu al-Quran, dan metode hafalan. (3) Implementasi program Hamalatil Quran dilaksanakan dengan tiga kegiatan, yaitu pembelajaran tentang ilmu tajwid, kajian kitab tentang ilmu-ilmu al-Quran, dan

  tahfidzul Quran .

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................

  HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv DEKLARASI .................................................................................................. v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7 D. Kajian Pustaka ............................................................................... 8 E. Metode Penelitian .......................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan .................................................................... 15 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 16 A. Pengertian Program Hamalatil Quran ........................................... 16 B. Dasar Program Hamalatil Quran ................................................... 18 C. Bentuk-Bentuk Program Hamalatil Quran .................................... 21

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 48 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Quran ....................... 48 B. Temuan Data Penelitian ................................................................ 61 1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Quran ................ 61 2. Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran ............................................................ 63 3. Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di Pondok Pesantren Nurul Quran ............................................... 65 BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 71 A. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali ...................................................................... 71 B. Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali ................................................. 73 C. Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali ................... 77 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85 A. Kesimpulan.................................................................................... 85 B. Saran .............................................................................................. 89 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Profil Pondok Pesantren ................................................................... 48Tabel 1.2 Struktur Organisasi Kepengurusan .................................................. 52Tabel 1.3 Waktu Pelajaran Madrasah Diniyah ................................................ 57

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Program Kegiatan Pondok Pesantren Nurul Quran 2. Peraturan Pengurus Pondok Pesantren Nurul Quran 3. Jadwal Pembelajaran Madrasah Diniyah 4. Daftar Ustadz 5. Pedoman Wawancara 6. Catatan Transkip Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat),

  diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan Malaikat Jibril „alaihis salam, dimulai dengan surat al- Fatihah dan diakhiri dengan surat an-nash, dan ditulis dalam mushaf- mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah (Ash-Shaabuuniy, 1998: 15).

  Karakteristik al-Quran adalah kemukjizatannya. Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw., sehingga bangsa Arab hanya menyebut-nyebut mukjizat itu, tidak yang lainnya, meskipun dari beliau terjadi mukjizat lain yang tidak terhitung banyaknya (Al-Qaradhawi, 2001: 52).

  Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., antara lain dinamai Al-Kitab dan al-Quran (bacaan yang sempurna), walaupun penerima dan masyarakat pertama yang ditemuinya tidak mengenal baca tulis. Ini semua, dimaksudkan agar mereka dan generasi berikutnya membacanya. Fungsi utama al-Kitab adalah memberi petunjuk. Hal ini tidak dapat terlaksana tanpa membaca dan memahaminya (Shihab, 2008: 23).

  Allah SWT memuliakan hamba-Nya dengan al-Quran bagi siapa saja yang membaca, menelaah dan mempelajarinya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani yang meriwayatkan dari Ali ra. Bahwa Nabi Muhammad saw bersabda,

  َ َِوَ َِلَ َ َ ٍَلا َِخ َ َِث

ََل ٍَّيَُك ََل ََثَى

َ لاَُق ٍَّب َََنَِب ٍَّب ََدَُك ََاَاو ََاٍَّدَ َََاَ ى

  ََص ََعََل ُب َ رََاَِن ََوَِةَ ََوََِت ََ بَ يَِت َُح ََوَ, َ م َُحَ: َ مَ َ وََل

) َِنا َ طلا َ َِئاَِو َِوَ ََِظ َ ل َِا َِظَ َِللا َ َِش ََِظ َِف َ َ نَ

ََل

  َََاَ نَ َ لَ َ لاَُق ََةَ ََفَِإ ٍَّلَ َُهاَ َ ص ِبََيَِئا َ لَُوَ ََمَ َََحََل

ََر(ََو َِفََي ََوَََا ََمََع َََ يَ و ََعَ ر َ رََاَِن

  َ بََر Artinya: “Didiklah anak-anakmu kepada tiga perkara: mencintai nabimu,

mencintai ahli baitnya dan membaca al-Quran, sebab orang-orang yang

memelihara al-Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah, hari

dimana tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya, dan

akan berkumpul bersama para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci

  ”. (HR. at-Thabrani)

  Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulallah memerintah untuk senantiasa membaca dan memelihara al-Quran atau dengan istilah

  

Hamalatil Quran. Oleh karena itu, barang siapa yang mengerjakan

demikian akan dilindungi oleh Allah SWT.

  Dalam kamus al-Munawwir kalimat Hamalatil berarti membawa, mengandung, menyimpan, memikul, dan menghafal. Maka dari itu

  

Hamalatil Quran mempunyai arti menjaga al-Quran dengan cara

  memahami berbagai hal yang berkaitan dengan adab manusia menjalin interaksi terhadap al-Quran.

  Membaca al-Quran dengan benar, mempelajari kitab-kitab mengenai al-Quran, menghafalnya, serta mengamalkan isinya adalah cara untuk menjaga al-Quran.

  Rasulallah saw, bersabda:

  ََ )وحيحصَفَةيمزخَنباَوجرخأ(َ. َلِز نُأَاَمَك ََ يَ نَأَ بُِيََُللاَ نإ ََنا رُق لاََأَر ق

  Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai al-Quran dibaca sebagaimana ia diturunkan”. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shohihnya).

  Al-Quran diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril as., kepada Rasulallah saw., dengan bacaan yang tartil. Begitu juga Rasulallah saw., membaca dan mengajarkan kepada sahabatnya dengan bacaan yang tartil. Para sahabat Rasulallah saw., membaca dan mengajarkan al-Quran kepada tabi‟in juga dengan bacaan yang tartil, dan begitu seterusnya (Annuri, 2010: 4).

  Al-Quran adalah kitab suci yang mudah untuk dihafal, diingat, dan dipahami. Allah SWT berfirman:

  ٍَرِك دُمَنِمَ لَهَ فَِر كٍّذلِلََناَء رُق لاَاَن ر سَيَ دَقَلَو Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudakan al-Quran untuk

pelajaran, adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar:

17) (Qardhawi, 2001: 187).

  Al-Quran memperkenakan dirinya sebagai hu-dan li al-nas (petunjuk untuk seuruh manusia). Inilah fungsi utama kehadirannya. Dalam rangka penjelasan tentang fungsi al-Quran ini, Allah menegaskan :

  

Kitab suci diturunkan untuk member putusan (jalan keluar) terbaik bagi

problem-problem kehidupan manusia (QS. 2: 213) (Shihab, 2008: 26).

  Al-Quran adalah petunjuk terbaik, salah satunya terkait dengan masalah akhlaq. Al-Quran mengajarkan kita agar berperilau dengan akhlaq

  

karimah , seperti: kesabaran, murah hati, memaafkan, etika yang baik, dan

  lain-lain (As- Sa‟adi, 2008: 8).

  Hati yang baik akan menumbuhkan sifat-sifat mahmudah dan pada akhirnya akan menghasilkan akhlaqul karimah. Setiap hati bisa terkotori, sementara yang membuatnya bersih adalah al-Quran (Muhammad, 2013: 174).

  Rasulallah saw bersabda:

  

َا َب َِهَ َ نَ َِإَ: َ َِللا

َُلَ ََلا ََقَ. َ لاَُق ََق َُد َُدََأَ

  َِدَ ي ََىَِذ َ يَِوَ َََعََل ََصَ ل ََيَ:َا َُلاَ و ََ لا ََيَ ص َُلَ و ََوََس َُللاَى َُسَ و َََر َ لََمَ . َِتَ: َ َِللا َ

  ََلا َ لاَُق َُةَ ََقَ؟ا ََلَُ ئ ََفَ, ََه َ رََأَِن ََلََو ََجَا ََم َ وََل ََرَُس

  Artinya: “Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana berkaratnya

besi.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, lalu apa yang bisa

membersihkannya?” Beliau menjawab: “Membaca al-Quran.” (HR. Abu

Nu‟aim)

  Manusia yang senantiasa berinteraksi dengan al-Quran, tidak hanya membaca akan tetapi memahami dan mengamalkan isi kandungannya, maka al-Quran akan menjadi pembersih jiwa manusia (Qaradhawi, 2001: 138). Sebab jika jiwa itu telah bersih, niscaya baiklah seluruh masyarakat.

  Dan jika jiwa itu rusak, niscaya rusaklah masyarakat seluruhnya.

  Satu dari sekian banyak lembaga di Indonesia yang turut serta menjaga kitab suci al-Quran adalah Pondok Pesantren Nurul Quran Teter, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolai. Lembaga pendidikan ini ditopang sistem pendidikan pondok pesantren yang mengedepankan program

  Hamalatil Quran.

  Pondok Pesantren Nurul Quran yang mempunyai tekad dan pendirian sesuai hadits Nabi Muhammad saw,

  Khoirukum man ta‟allamal

quran wa‟allamahu, yang artinya sebaik-baik kamu sekalian adalah yang

  belajar al-Quran dan yang mengajarkannya. Oleh karenannya kegiatan keseharian dari kyai dan para santri PPNQ tidak lepas dari al-Quran.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh penulis, Pondok Pesantren Nurul Quran mempunyai program-program

  

Hamalatil Quran yang bertendensi menjaga al-Quran. Program-program

  tersebut memberikan pengajaran mengenai al-Quran, seperti pembelajaran mengenai tajwid dan tahsin, kajian kitab yang membahas tentang al-Quran seperti at-Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran, dan menghafal al-Quran.

  Di pesantren ini, santri diwajibkan untuk tinggal selama 24 jam dengan bimbingan pengasuh serta para guru untuk menjamin berlangsungnya proses kegiatan Hamalatil Quran. Dengan kegiatan

  

Hamalatil Quran ini, para pendiri Pondok Pesantren Nurul Quran bercita-

  cita mencetak generasi yang Qurani, mulai dari membaca al-Quran dengan benar sesuai dengan kaidah dan tajwid, menghafal al-Quran dan mengamalkan isi kandungannya.

  Seperti pesantren pada umumnya, Nurul Quran juga mengajarkan kitab-kitab klasik lain seperti kitab Fiqih, Hadits dan

  Ta‟lim Muta‟alim.

  Karena para pendiri pesantren tidak ingin membekali santri dengan pengetahuan al-Quran saja, akan tetapi juga keilmuan mengenai ibadah dan adab/perilaku untuk kehidupan santri dimasa yang akan datang, yaitu ketika hidup di masyarakat masing-masing.

  Adapun santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Nurul Quran ini terdiri dari pelajar dan mahasiswa, dan dalam pelaksanaan pembelajaran ke-pesantrenan mulai dari pembelajaran yang berkaitan dengan al-Quran atau kitab-kitab yang lain sudah ada jadwal dan kelas bagi masing-masing santri.

  Sejauh ini belum terdapat penelitian tentang program Hamalatil

  Quran di suatu Pesantren. Hal inilah yang menjadikan peneliti merasa

  tertarik meneliti lebih detil lagi bagaimana Pondok Pesantren Nurul Quran mengimplementasikan program Hamalatil Quran kepada santrinya.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran? 2.

  Bagaimana Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran? 3. Bagaimana Implementasi Program Hamalatil Quran pada santri

  Pondok Pesantren Nurul Quran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Berdasarkan fokus dan rumusan pertanyaan penelitian diatas, maka secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran.

  2. Untuk mengetahui metode Hamalatil Quran pada santri Pondok Pesantren Nurul Quran.

  3. Untuk mengetahui implementasi program Hamalatil Quran pada santri Pondok Pesantren Nurul Quran.

  Adapun peneliti ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik manfaat secara teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasanah ilmu pengetahuan tentang konsep Hamalatil Quran dan bagaimana penerapannya di suatu Pesantren tertentu.

  2. Manfaat Praktis Secara praktishasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya pesantren dalam rangka pelaksanaan pembelajaran mengenai al-Quran/Hamalatil Quran pada santri. Disamping itu pula diharapkan hasil penelitian tentang program

  Hamalatil Quran ini menjadi bahan kajian dalam rangka pengambilan kebijakan tentang program Hamalatil Quran di Indonesia.

D. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka dilakukan untuk menelaah penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian penelitian ini. Telaah ini penting dilakukan untuk pembanding dalam sebua penelitian. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini :

  Pertama, penelitian yang dilakukan Nanang Setyawan dengan judul

  “Kolaborasi Metode Iqra‟ dan Metode Tahfidz al-Quran Dalam Belajar Membaca al-Quran (Studi Taman Pendidikan Al-Quran Hamas di Dukuh Drajad, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten). Penelitian

  ini difokuskan pada bagaimana cara Taman Pendidikan al-Quran Hamas mengkolaborasikan metode Iqra‟ dalam belajar membaca dan metode Tahfidz al-Quran dalam menghafal al-Quran. Menurut peneliti, metode dalam suatu pembelajaran sangat penting, karena proses dan hasil belajar mengajar lebih berdaya guna dan berhasil serta menimbulkan kesadaran peserta didik atau santri untuk mengamalkan ketentuan-ketentuan ajaran Islam melaui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik atau santri secara mantab.

  Kedua, penelitian yang dilakukan Aji Muhtadin dengan judul

  “Pembelajaran Hafalan al-Quran Dengan Metode Sabaq, Sabaqy, dan Manzil (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Ds. Kriwen, Sukoharjo). Menurut peneliti, praktek tahfidz al-Quran harus

  menggunakan metode, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan didapat tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran hafalan al-Quran dengan metode sabaq, sabaqy, dan manzil di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kriwen, Sukoharjo. Sabaq merupakan penambahan hafalan yang wajid distorkan setiap harinya, minimal satu ayat dalam satu hari. Sabaqi merupakan pengulangan dari hafalan yang baru distorkan kemarin, dengan kata lain mengulangi sabaq. Manzil merupakan setoran simpanan hafalan yang suda dihafal.

  Ketiga, penelitian yang dilaukan oleh Rihatul Ayyanah dengan judul

  “Hubungan Antara Pemahaman Ilmu Tajwid Dengan Ketartilan

Membaca Al-Quran Santri di Pondok Pesantren Nashrul Ummah Jagan

Gentanbanaran Plupuh Sragen Tahun 2013”. Menurut peneliti, diantara

  tata terbit atau adab membaca al-Quran yang baik adalah dengan tartil, yaitu membaca al-Quran dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru, dengan bacaan yang baik dan benar sesuai makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Jika pemahaman ilmu tajwid santri baik, maka kemampuan membaca al-Quran santri juga baik, sebaiknya jika pemahaman ilmu tajwid santri rendah, maka kemampuan membaca a-Qurannya juga rendah.

  Dari beberapa penelitian di atas belum ada yang membahas secara khusus bagaimana implementasi program Hamalatil Quran pada santri di Pondok Pesantren. Maka peneliti akan menelaah tentang Hamalatil Quran yang berada pada suatu Pesantren.

E. Metode Penelitian

  Kegiatan penelitian memerlukan metode agar mencapai tujuan dan hasil yang maksimal, dan salah satu usaha dalam memaparkan bagaimana cara memperoleh kebenaran formal adalah dengan menggunakan metode yang benar. Kegiatan keilmuan semacam ini memerlukan proses dan pertahapan. Proses dan pertahapan dalam kegiatan penelitian lazim disebut metodologi penelitian (Suwartono, 2014: 2).

  Dalam penelitian pula, peneliti harus memutuskan dan merancang bagaimana cara yang akan ditempuh untuk menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah (Sarosa, 2012: 36).

  Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah program Halamatil

  Quran oleh para guru dan santri Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

  Simo Boyolali. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan jenis penelitian kualitatif.

  Ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1.

  Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : a.

  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah para guru dan santri/pengurus di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo. b.

  Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data yang terlebih dahulu dikumpulkan atau dilaporkan oleh seseorang atau instansi di luar dari peneliti sendiri. Adapaun bentuk data sekunder dapat berupa buku, skrip, jurnal dan lain-lain.

2. Metode Pengumpulan Data

  Metode adalah teknik atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian atau hipotesis (Sarosa, 2012: 5). Langkah- langkah dalam pengumpulan data adalah : a.

  Observasi Observasi adalah pengamatan akan manusia pada habitatnya (Sarosa, 2012: 56). Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2010: 199).

  Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis (Herdiansyah, 2010: 131-132).

  Kegiatan observasi ini menjadikan penulis sanggup untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktifitas-aktifitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah suatu kegiatan Tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap, dan pola piker dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti (Gunawan, 2014: 162).

  Tujuan dari wawancara adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dan memungkinkan kita menyusup ke dalam alam pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan yang lainnya yang tidak bisa diamati. Oleh karena itu, penulis menyusun berbagai macam pertanyaan, meminta keterangan atau penjelasan, sambil menilai jawaban-jawaban informan untuk mendapatkan berita dan informasi dari masalah yang diteliti.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan mengumpulkan sesuatu yang tertulis dalam kertas

  (hardcopy) maupun elektronik (softcopy) (Sarosa, 2012: 61).

  Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Gunawan, 2014: 176). Oleh karena itu, untuk melengkapi sumber data dari observasi dan wawancara, penulis mengumpulkan data melalui tulisan, rekaman, gambar, dan karya agar hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen.

  3. Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2008: 248).

  Tujuan analisis data tidak hanya sekedar mendeskripsi data apa adanya, akan tetapi peneliti peneliti ingin mendeskripsikan obyek lebih jauh yaitu ingin menginterpretasi, untuk menjelaskan, untuk mengerti dan mungkin juga untuk memprediksi (Kasiram, 2008: 300).

  Kemudian penulis mengorganisasi data, memecah data menjadi unit-unit data, mencari pola-pola tertentu, mencari hal-hal yang penting untuk dipelajari dan apa yang akan diceritakan.

  4. Laporan Penelitian Penulisan laporan penelitian adalah tahap akhir yang paling penting dari proses penelitian, sebab serangkaian tahap-tahap penelitian yang telah dilaksanakan dengan baik, tidak akan diketahui sebelum peneliti menulis laporan penelitiannya (Kasiram, 2008: 338).

  Agar hasil dan pengalaman penelitian itu berhasil didokumentasikan kepada khalayak, maka penulis menulis laporan penelitian yang berisi tentang pendahuluan, isi, dan penutup. Penulis melaporkan hasil penelitiannya dimulai dari pendahuluan yang berisi latar belakang pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Sedangkan isi mengandung kajian teori, metodologi dan temuan- temuan di lapangan dan analisanya, kesimpulan dan saran-saran.

  Sedangkan penutup berisi daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.

F. Sistematika Pembahasan

  Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, berikut ini susunan sistematika pembahasan hasil penelitian : Bab I pendahuluan, membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

  Bab II landasan teori, membahas tentang konsep Hamalatil Quran dalam Islam. Pada Bab ini akan dibahas pengertian dari Hamalatil Quran, dasar program Hamalatil Quran, dan bentuk-bentuk Hamalatil Quran.

  Bab III paparan data dan temuan penelitian, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian meliputi profil pesantren, sejarah berdirinya, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi, program kegiatan, tata tertib, jadwal pembelajaran, sarana prasarana, keadaan santri, keadaan ustadz dan temuan data tentang program Hamalatil Quran.

  Bab IV pembahasan, membahas sistem pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran, metode pembelajaran program Hamalatil Quran pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran, dan implementasi program

  Hamalatil Quran pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran.

  Bab V penutup atau bab terakhir, yang berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Program Hamalatil Quran Program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan

  kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu (1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak- berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Arikunto, 2004: 3).

  Program juga bisa berarti suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi di dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang (Arikunto, 2004: 3).

  Program merupakan sistem. Sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling kait-mengait dan bekerja sama dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dengan begitu, program terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka mencapai suatu tujuan.

  Pembelajaran terjadi dalam dalam sebuah program. Hubungan antara pembelajaran dengan prestasi atau hasil belajar tidak hanya digambarkan sebagai sebuah garis lurus tetapi saling hubungan antar subsistemnya, yaitu siswa, guru, sarana belajar, kurikulum, lingkungan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi (Arikunto, 2004: 6).

  Hamalatil Quran adalah suatu kegiatan penjagaan al-Quran

  mulai dari cara membaca, mengkaji ilmu al-Quran dari kitab-kitab, dan menghafal al-Quran. Dalam kamus al-Azhar karya S. Askar (2010:

  َ yang artinya mengangkat, menghafal, dan اًنَل ُحَ َوًَل َح

  • – 120) ditulis

  ََلََح memikul.

  Disebutkan pula dalam kamus al-Munawwir yang disusun oleh Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhor (ttd: 798) ditulis

  )نا رُقلا(َ َلََح artinya اًب يَغََظِفَح yaitu menghafal al-Quran. Sedangkan dalam kamus al-

  Bisri yang disusun oleh KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir AF (1999:

  َ ًَةَلََحَ َوَ ًةَل َحَ َوَ ًل َح

  • – 134) ditulis kata yang bermakna memikul dan

  َ َلََح membawa.

  Lebih lanjut lagi, menurut hasil wawancara dengan salah satu santri dari Pondok Pesantren Hamalatil Quran Suruh Semarang,

  

Hamalatil Quran adalah kegiatan yang didalamnya mengandung

  berbagai macam ilmu tentang al-Quran, mulai dari kegiatan pembelajaran mengenai tahsin atau tajwid al-Quran, pembelajaran kitab-kitab yang berkenaan dengan al-Quran seperti at-Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran dan Mashobihun Nuroniyyah, serta kegiatan menghafal al-Quran.

  Maka yang dimaksud Program Hamalatil Quran adalah rangkaian kegiatan yang berjalan secara berkelanjutan mengenai pembelajaran al-Quran, mulai dari tajwid sampai menghafal al-Quran.

B. Dasar Program Hamalatil Quran

  Program hamalatil Quran ini didasari oleh firman Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad saw. Allah SWT berfirman dalam surat Fathir 29-30:

  ََن وُج َ رَ يًَةَيِنَلَعَوَاًّرِسََ مُىاَن قَزَرَا ِمَِ اوُقَف نَأََوََةول صلاَاوُماَقأََوَِللاََباَتِكََن وُل تَ يََن يِذ لاَ نإ .ٌر وُكَشٌَر وُفَغَ,ُو نِإَ,ِوِل ضَفَ نٍّمَ مُىَد يِزَيَوَ مُىَر وُجُأَ مُهَ يٍّ فَوُ يِلَ. ََر وُ بَ تَ ن لًَةَراَِتِ Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tida akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Alah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. Fathir: 29-30)

  Berdasarkan ayat tersebut, Allah memerintakan kepada hamba- Nya untuk membaca al-Quran agar supaya tidak menjadi manusia yang merugi. Sehingga pantaslah Rasulallah saw bersabda:

  َ ََنا رُق لاَُأَر قَ يَيِذ لاَوَ,ِةَرَرَ ب لاَِماَرِك لا َِةَرَف سلاََعَمَِوِبٌَرِىاَمََوُىَوََنا رُق لاَُأَر قَ يَيِذ لا )ملسم َ هاور( َ.ِناَر جَأَُوَلٌَّقَاَشَِو يَلَعََوُىَوَِو يِفَُعَت عَ تَتَ يََوُىَو

  Artinya:

“Siapa yang membaca al-Quran dan dia mahir, maka dia bersama

para malaikat penulis yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang

yang membaca al-Quran dan dia gagap dalam membacanya, maka dia

mendapatkan dua pahala”. (HR. Muslim) (Al-Bani, 2012: 802).

  Dikatakan mendapat dua pahala, karena dia mendapat pahala dari bacaannya itu sendiri, dan mendapat satu pahala lagi karena kesulitan dan kegagapan yang dialaminya. Ini merupakan dalil untuk lebih memicu meningkatkan bacaannya, meskipun dia mengalami kesulitan.

  Rasulallah saw juga bersabda:

  َ َُباَتِكَ:اَمِه يِفَاَِبِ َ مُت لِمَعَوَاَمِِبَِ ُتُ ذَخَأَاَمَىِد عَ بَا و لِضَتَ نَلَِ يَْ ئ يَشَُت ف لَخَ دَق َ. ِتِ نُسَوَِللا

  Artinya:

“Aku telah meninggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat

sesudahku selama kalian berpegang teguh pada keduanya dan

mengamalkan apa yang ada di dalamnya, yaitu kitab Allah dan

sunahku”. (Dikeluarkan oleh al-Waili dalam kitab al-Ibanah,

  diriwayatkan pula oleh Imam Malik dalam al- Muawatha‟ II/899)

  (Muhammad, 2013: 132).

  Berdasarkan hadits di atas, menjadi penting untuk mengkaji lebih dalam tentang kitab Allah. Mulai dari belajar mengenai tafsirnya, atau ilmu-ilmu al-Quran seperti mukjizat al-Quran, asbabun nuzul, nasikh mansukh, adab dan etika membaca al-Quran, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam program Hamalatil Quran ada pembelajaran mengenai kitab-kitab yang membahas mengenai ilmu al- Quran atau adab dan tata cara berinteraksi dengan al-Quran yang benar.

  Menghafal al-Quran adalah salah satu cara untuk menjadikan hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu‟:

  َِب رَ لْاَ ِت يَ ب لاَكَِنا رُق لاََنِمٌَء يَشَِوِف وَجَ ِفََس يَلَيِذ لاَ نِإ Artinya:

“Orang yang tidak mempunyai hafalan al-Quran sedikitpun adalah

sepert i rumah kumuh yang mau runtuh”.

  Rasulullah saw., memberikan penghormatan kepada orang- orang yang mempunyai keahlian dalam membaca al-Quran dan menghafalkannya, memberitahukan kedudukan mereka, dan mengedepankan mereka dibandingkan orang lain (Qardhawi: 2001, 191).

  Ayat dan hadits di atas adalah salah satu dari beberapa dalil dari al-Quran dan hadits tentang keutamaan al-Quran, dan menjadi dasar bagi umat manusia dan para santri untuk lebih memperdalam lagi ilmu pengetahuan mengenai al-Quran, mulai dari membaca al-Quran, mempelajari kitab-kitab mengenai al-Quran dan menghafal al-Quran.

C. Bentuk-Bentuk Program Hamalatil Quran 1. Belajar Membaca al-Quran Dengan Tajwid a.

   Pengertian Belajar Membaca

  Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Bahri, 2008: 13).

  Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Ahmadi dan Widodo, 2004: 128).

  Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan tiap jenis dan jenjang pendidikan (Rohmah, 2012: 176).

  Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah pemerolehan baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu obyek yang ada dalam lingkungan belajar. Secara dasar yang diusahakan oleh indera manusia sehingga hasil belajar itu mengubah tingkah laku yang lebih baik.

  Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002: 83) secara etimologi, me mbaca berasal dari kata “baca” yang mempunyai beberapa pengertian diantaranya: (1) Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan dalam hati), (2) mengeja/melafalkan apa yang tertulis, (3) mengucapkan, (4) mengetahui dan meramalkan, (5) memperhitungkan.

  Jadi membaca adalah sebuah kegiatan atau proses melafalkan teks dan memahami isi teks. Sedangkan kaitannya dengan belajar membaca al-Quran adalah perubahan dalam diri seseorang sebagai hasil latihan dan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti pelajaran membaca al-Quran.

  Perintah membaca, adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kai dalam rangkaian wahyu pertama, selanjutnya terdapat diawal surat al-

  Alaq

  kata “membaca” yang dalam bahasa arabnya adalah qara‟a memiliki berbagai makna, membaca yang tersurat/teks baik bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun yang bukan, baik menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun tidak, atau membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan sebagaimana dikaitkan dengan bi ismi Robbika. Pengertian ini merupakan syarat sehingga menuntut dari si pembaca bukan saja sekedar melakukan bacaan yang tidak mengantarkannya kepada hal-hal yang bertentangan d engan “nama Allah” itu (Shihab, 1994: 167- 171).

  Tutunan pertama yang diberikan, demikianlah al-Quran secara dini menggaris bahawi pentingnya membaca dan keharusan adanya keikhlasan serta kepandaian memilih bahan- bahan bacaan yang tepat dan iqra atau merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. Berdasarkan hal tersebut, tidaklah mengherankan jika ia menjadi tuntunan pertama yang diberikan oleh Alah SWT kepada manusia.

  b.

   Kaidah Membaca al-Quran

  Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara Jibril as dan dalam bahasa Arab ini memiliki karakteristik dan spesifik. Kaidah-kaidah yang terkandung dalam proses penguasaan cara membaca al- Quran tidak dapat dilepaskan dari beberapa hal. Diterangkan dalam muqoddima al-Quran al-Karim (Departemen Agama Islam, 2002: 102-111). diuraikan beberapa ketentuan membaca al-Quran sebagai berikut:

1) Pemahaman dan Penguasaan Terhadap Makhorijul Huruf.

  Dilihat dari bunyinya, huruf al-Quran tidak berbeda dengan bunyi huruf-huruf dalam bahasa lainnya. Namun dalam huruf-huruf al-Quran memiliki tempat keluar (Mahkroj) yang berbeda. Misalnya ada huruf al-Quran yang

  mahkrojnya berasal dari lisan, seperti alif (