Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Sorong Selatan

  yang berorientasi pada upaya untuk mendorong hasil produksi hasil hutan, mengembangkan kualitas pelayanan prasarana sarana dasar (PSD) kota yang mendukung fungsi kota pemerintahan dan kehutanan, meningkatkan aksesibilitas Kota Ayamaru ke Sorong sebagai satu kesatuan sistem jaringan jalan Sorong - Klamono - Ayamaru – Maruni - Manokwari, menyiapkan rencana tata ruang kawasan Sorong - Ayamaru untuk keterpaduan pembangunan sektor dan daerah otonom, mengembangkan Kota Ayamaru sebagai pusat pelayanan kegiatan industri

  I I

  I B

  I I

  I kehutanan hingga produk-produk derivatifnya.

  A B A B B

  Sementara stragegi pengembangan Kota Teminabuan sebagai salah satu pusat pusat

  T

  I N J A U A N K E B

  I J A K A N P E M B A N G U N A N kegiatan wilayah di Pulau Papua adalah diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat

  I N J A U A N E B

  I J A K A N E M B A N G U N A N T K P

  pertumbuhan wilayah kabupaten yang berorientasi pada upaya untuk mendorong hasil produksi hasil hutan dan hasil tambang, mengembangkan kualitas pelayanan PSD kota yang mendukung fungsi kota pemerintahan dan kehutanan serta mengembangkan Kota Teminabuan sebagai pusat pelayanan kegiatan industri kehutanan hingga produk-produk derivatifnya, meningkatkan aksesibilitas menuju sentra produksi kehutanan melalui keterpaduan sistem transportasi darat dan laut, menyiapkan rencana tata ruang kawasan Teminabuan untuk keterpaduan pembangunan sektor dan daerah otonom.

  3 .1 Re nc a na T a t a Rua ng Wila ya h Pula u Pa pua

  Berikut ini tabel yang menjelaskan sistem permukiman Pulau Papua berdasarkan

  3 .1 .1 St ra t e gi Pe nge m ba nga n Re nc a na St ruk t ur Rua ng k ot a fungsinya dari masing-masing kota.

  Kota Teminabuan

  alam pengembangan sistem permukiman Pulau Papua, Kota Teminabuan dan Ayamaru dikembangkan sebagai pusat pengembangan kegiatan wilayah (PKW) bersama-sama dengan Kota Bade, Muting, Arso dan Sarmi yang diarahkan untuk pengendalian

  D

  pengembangan kota sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Strategi pengembangan Kota Ayamaru sebagai pusat kegiatan wilayah di Pulau Papua adalah Kota Ayamaru diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi

  RENCANA PENYUSUNAN INVESTASI JANGKA PANJANG KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 3.1 SI STEM PUSAT PERMUKI MAN PULAU PAPUA Menetapkan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten/ Kota, meliputi Sat uan Wilayah Sungai Mamberamo, Wasi - Kais - Omba, Eilanden Edera dan Digul Bikuma;

  

  Mencegah terjadinya erosi dan/ atau sedimentasi pada kota-kota atau kawasan- kawasan budidaya khususnya yang berada pada kelerengan terjal;

  Penghutanan kembali kawasan-kawasan konservasi pada hulu danau-danau kritis di Pulau Papua, meliputi hulu Danau Sentani, Danau Bian dan Danau Enarotali;

  

  Pengendalian pencemaran sungai air permukaan lain secara ketat yang bersumber dari kegiatan pertambangan, permukiman, perkotaan, pertanian, industri dan kegiatan pariwisata.

  5. Pengelolaan Ruang

  a. Kaw asan yang memberikan perlindungan setempat

  Mempertahankan luasan hutan lindung Pulau Papua dengan lokasi dan luasan yang diatur departemen terkait;

  

  

  Perlindungan daerah tangkapan air, sempadan sungai, sempadan waduk dan danau dari pemanfaatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

  Memanfaatkan kawasan bergambut yang mempunyai kedalaman kurang dari 3 meter melalui pemanfaatan yang berkelanjutan;

  

  Mempertahankan keberadaan zona-zona resapan air di Pulau Papua;

  

  Mempertahankan dan meningkatkan keberadaan hutan mangrove di Cagar Alam Teluk Bintuni, Taman Nasional Lorentz bagian selatan, Kabupaten Sorong bagian selatan, Teluk Cendrawasih dan sebelah utara Waropen.

  b. Kaw asan Budidaya Pertanian dan Perkebunan

  Menetapkan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan berfungsi lindung pada RTRW Provinsi, Kabupaten/ Kota;

  

  

  3 .1 .2 I ndik a si Progra m

  Mengarahkan pengembangan simpul jaringan penyeberangan lintas antar kabupaten/ kota dengan interaksi kuat, meliputi : Biak - Jayapura, Biak - Nabire, Serui - Biak, Serui - Nabire, Mapurajaya - Pomako, Tanah Merah - Merauke;

  

  Pemeliharaan, peningkatan dan perluasan jaringan irigasi teknis pada sentra-sentra produksi pangan nasional meliputi kawasan pertanian tanaman pangan, yang meliputi kawasan I nanwatan, Bintuni. Digul Bawah, Merauke, Manokwari dan Nabire;

  

  1. Sistem Jaringan Jalan

  Penanganan 11 (sebelas) ruas jalan strategis yaitu ruas-ruas : Nabire - Wagete - Enarotali, Jayapura - Nimbrokang - Sarmi, Serui - Menawi - Saubeba, Timika - Mapurujaya - Pomako, Jayapura - Wamena - Mulia, Merauke

  2. Sistem Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan

  Mengarahkan pengembangan simpul jaringan penyeberangan lintas provinsi dengan interaksi kuat, meliputi : Sorong - Patani, Sorong - Wahai, Fakfak - Wahai, Sorong - Biak, Timika - Dobo dan Merauke - Dobo;

  

  Penyediaan air baku untuk mendukung pengembangan kawasan budidaya perkebunan di Pulau Papua, meliputi kawasan Manokwari, Bintuni, Mimika, Kaimana, Nabire, Boven, Digoel, Waropen, Sarmi, Jayauran dan Kerom;

  Mengarahkan pengembangan simpul jaringan penyeberangan lintas dalam kabupaten/ kota dengan interaksi kuat meliputi : Jefman - Kalobo, Sorong - Seget, Seget

  

  • Teminabuan, Serui - Waren, Agats - Ewer, Biak - Numfor, Merauke - Atsy, Atsy - Asgon, Atsy - Agast, Merauke - Poo, Tanah Merah - Kepi.

  Bandar udara bukan pusat penyeberan untuk pengembangan wilayah dengan prioritas sedang di Toreo Fakfak, Utarom, Bintuni, I jahabra, Wasior, Babo, Anggi, Kebar, Ransiki, I nanwatan, Teminabuan, Ayawasi, Kambuaya (Ayamaru), Werur, Merdel, Kokonao, Agimuga, Ombano, Moannamai, Kebo, Waghete (Waghete Baru), Bilai, Bilorai, Enarotali, Sudjarwo, Tjondronegoro, Numfor, Tanah Merah, Kepi, Mindiptanah, Senggo, Bomakia, Ewer, Bade, Kamur, Kimam, Manggelum, Bokondini, Oksibil, Batom, I laga, Elelim, I llu, Karubaga, Kelila, Kiwirok, Tiom, Yusuf, Mulia, Mararena, Leleh, Molof, Dabra, Okaba, Senggeh, Utaruh, Waris, Klamono, Bako dan Manam.

  4. Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air

  Penanganan wilayah-wilayah sungai yang berada pada kondisi kritis, yaitu satuan Wilayah Sungai Mamberamo, Wasi - Omba dan Digul Bikuma;

  

  Penerapan konsep “Satu Sungai, Satu Rencana, Satu Pengelolaan Terpadu” dari hulu hingga hilir;

  3. Sistem Jaringan Transportasi Udara

  Menetapkan kawasan sekitar danau/ waduk sebagai kawasan berfungsi lindung pada Pembangunan kawasan hutan penunjang industri pariwisata di Kabupaten Sorong,

   

  RTRW Provinsi, Kabupaten/ Kota meliputi Danau Sentani, Danau Ayamaru dan Danau Wondama, Enarotali, Mimika, Puncak Jaya, Wamena, Sarmi, Yahokimo, Bian; Pegunungan Bintang serta Merauke. Menetapkan kawasan sekitar mata air sebagai kawasan berfungsi lindung pada

   f. Kaw asan Pertambangan RTRW Provinsi, Kabupaten/ Kota.

  Kawasan pertambangan batubara, minyak bumi dan gas di sebagian besar

  

  Kabupaten Merauke, Timika, Kaimana, Fakfak, Bintuni, Teminabuan, Sorong,

  c. Kaw asan Budidaya Pertanian dan Perkebunan

  Sentra produksi pangan terutama di Kabupaten : I nanwatan, Bintuni, Digul Bawah, Manokwari dan Pantai Utara Papua;

  

  Wamena, Merauke, Nabire, Jayapura dan Manokwari; Kawasan pertambangan bahan galian logam di Kabupaten Merauke, Timika,

   Sentra perkebunan terutama di Kabupaten : Manokwari, Bintuni, Mimika, Kaimana, Manokwari, Sorong, Jayapura, Fakfak, Nabire dan Pulau Waigeo.  Nabire, Waropen, Sarmi, Jayapura, Kerom, Merauke dan Boven Digoel.

  g. Kaw asan Andalan

  d. Kaw asan Budidaya Kelautan dan Perikanan

  Prioritas pananganannya meliputi Kawasan Andalan Manokwari dsk, Fakfak dsk, Perikanan buidaya laut di Kepulauan Raja Ampat, pesisir selatan Kabupaten Sorong dsk, Timika (Tembagapura) dsk, Biak, Nabire dsk (Aran, Moswaren, Legare),

  

  Kaimana, Teluk Cenderawasih dan Jayapura; Merauke dsk, Mamberamo - Lereh (Jayapura), serta Wamena dsk. Pengembangan perikanan tangkap meliputi :

   3 .2 Re nc a na T a t a Rua ng Wila ya h Provinsi Pa pua Ba ra t

  1) Laut Papua Utara dikembangkan untuk penangkapan ikan dengan pusat kegiatan di Sorong, Biak dan Jayapura;

  3 .2 .1 Pola Pe m a nfa a t a n Rua ng

  2) Laut Kepala Burung - Teluk Bintuni dikembangkan unt uk penangkapan ikan Pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung sebagai wilayah yang secara fisik dengan pusat kegiatan di Sorong; mempunyai limitasi untuk dikembangkan sekaligus untuk menjaga kelestariannya. Dalam hal ini

  3) Laut Papua Selatan dikembangkan untuk penangkapan ikan dengan pusat kawasan lindung diarahkan pada wilayah konservasi alam. kegiatan di Timika, Merauke dan Kaimana.

  Pola pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya baik yang berfungsi sebagai Perikanan budidaya air payau (tambak) di Sarmi, Sorong Selatan dan Yapen

  

  “penyangga” terhadap kawasan lindung maupun yang bersifat budidaya intensif (perkebunan, Waropen; tanaman pangan). Pola pengembangan kawasan budidaya intensif akan dikembangkan di

  Perikanan budidaya air tawar (kolam) di Kabupaten Jayawijaya, Jayapura dan

   wilayah perkotaan Kota Sorong, Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Fakfak.

  Manokwari.

  Strategi pengembangan kawasan lindung diarahkan pada :

  e. Kaw asan Budidaya Kehutanan

  Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing, baik untuk

  

  Pembangunan sentra produksi hasil hutan (kayu dan non kayu) di Kabupaten

  

  melindungi kawasan bawahannya (fungsi hidrologis), melindungi kawasan setempat, Sorong, Teminabuan, Manokwari, Bintuni, Fakfak, Kaimana, Nabire, Waropen, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya serta Enarotali, Mimika, Jayapura, Kerom, Sarmi, Yahukiumo dan Boven Digoel; melindungi kawasan yang rawan terhadap bencana alam; Pengembangan kawasan hutan produksi sebagai sentra industri pengolahan hasil

  

  Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung

  

  hutan (kayu dan non kayu) di Kota Sorong, Fakfak, Biak, Serui, Bintuni dan yang telah ditetapkan. Merauke; Strategi pengembangan kawasan budidaya diarahkan pada : Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kota-kota kecil terutama sebagai pusat wilayah

  

  Pemanfaatan ruang untuk kegiatan-kegiatan budidaya baik produksi maupun permukiman belakangnya (pemasaran dan perdagangan, pusat komunikasi serta pusat kegiatan usaha

  

  secara optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung lingkungan. Secara umum dan produksi); pengembangan kawasan budidaya diarahkan untuk mengakomodasikan kegiatan produksi Meningkatkan keterkaitan antarkota baik secara fungsional dengan pengembangan fungsi

  

  (perkebunan, pertanian tanaman pangan lahan kering dan basah), permukiman (kota dan pelayanan kota yang berintegrasi satu sama lain, maupun secara spasial dengan perdesaan), kegiatan pertambangan, industri dan pariwisata; meningkatkan aksesibilitasnya terutama melalui pengembangan jaringan jalan. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya agar tidak terjadi konflik antar

  

  Sementara itu Provinsi Papua Barat terbagi dalam 6 satuan Wilayah Pengembangan kegiatan/ sektor. (SWP), SWP mencerminkan karakteristik kegiatan dominan yang diwadahi oleh masing-masing

  3 .2 .2 St ruk t ur Rua ng

  wilayah yang ada di lingkungan Provinsi Papua Barat sekaligus menggambarkan keterkaitan Struktur tata ruang terbentuk dari sistem pusat -pusat permukiman yang meliputi hirarki antar wilayah melalui fungsi-fungsi dominan yang ada di dalamnya. kota dan fungsi kota. Hirarki kota-kota di Provinsi Papua Barat meliputi kota yang berfungsi

Tabel 3.2 sebagai pusat pelayanan berorde I , pusat pelayanan berode I I dan pusat pelayanan berorde I I I . Pusat Satuan Wilayah Pengembangan

  Pusat pelayanan berorde I yakni kota yang mampu berfungsi sebagai pusat kegiatan di wilayah

  No Pusat Pengembangan (SNVT) Wilayah

  Papua Barat. Pusat pelayanan berorde I I merupakan kota yang mampu melayani beberapa kota

  1 I Regionalisasi Sorong

  yang hirarki lebih rendah. Sedangkan pusat pelayanan berorde I I I merupakan kota yang hanya

  2 II Regionalisasi Manokwari

  melayani wilayah kotanya sendiri dan desa-desa sekitar. Berdasarkan fungsinya maka

  3 III Regionalisasi Fakfak

  pengembangan kota-kota di Provinsi Papua Barat diarahkan sebagai pusat -pusat pelayanan

  4 IV Regionalisasi Teluk Bintuni

  nasional dan regional dengan cakupan seluruh provinsi/ lintas provinsi maupun kegiatan ekonomi lokal.

  5 V Regionalisasi Sorong Selatan Tabel 3.1

  6 VI Regionalisasi Kaimana Sistem Kota- kota

  Sumber : BP3D Provinsi Papua Barat Orde Kota Fungsi

  Pola pengembangan sistem kota-kota yang diarahkan menjadi sistem kota yang

  Kota Manokwari Fungsi dominan skala nasional dan regional, cakupan Kota Orde I seluruh provinsi/lintas provinsi

  Kota Sorong

  mantap yaitu dengan sistem kota Primer pada Kota Sorong, Kabupaten Manokwari dan

  Kota Teminabuan Kabupaten Fakfak serta kota sekunder dan tersier pada ibukota-ibukota kabupaten lainnya. Kota Fakfak Fungsi skala nasional dan regional, cakupan seluruh

  Kota Orde II

  Pola pengembangan jaringan transportasi utama wilayah Provinsi Papua Barat sebagai

  provinsi - kegiatan ekonomi lokal dan regional Kota Kaimana Kota Bintuni pemacu perkembangan wilayah. Ibukota Kabupaten Teluk Wondama Fungsi dominan skala regional, cakupan terbatas – kegiatan

  Kota Orde III ekonomi lokal dan regional tertentu Ibukota Kabupaten Raja Ampat

  3 .2 .3 Sist e m Sa ra na da n Pra sa ra na Wila ya h Sumber : BP3D Provinsi Papua Barat

  Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah : Strategi pengembangan kota-kota di Provinsi Papua Barat diarahkan dengan :

  Mengembangkan sistem prasarana utama wilayah yang terdiri dari sistem jaringan

  

  Memantapkan fungsi Kota Manokwari sebagai ibukota provinsi dan memantapkan sistem kota

  

  transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas antara kota-kota sebagai pusat melalui pengembangan kota-kota dengan orde yang lebih rendah di sekitarnya; pertumbuhan dengan daerah belakangnya serta antar kota sesuai dengan fungsinya;

  

  

  Transparansi. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses, lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan dan harus dapat dipahami dan dimonitor;

  

  Akuntabilitas. Para pembuat keputusan dalam pemerint ahan, sektor swasta dan masyarakat (

  civil society) dan lembaga-lembaga pemangku kepentingan (Stakeholder).

  B. Nilai- Nilai

  Keadilan. Sikap dan tindakan aparatur yang memperlakukan organisasi lain sesuai dengan fungsi, peran dan tanggungjawabnya dan memperhatikan hak dan kewajiban masyarakat;

  

  Profesional. Terampil, handal dan bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya;

  I ntegritas. Kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran, keberanian, kebijaksanaan dan pertanggungjawaban sehingga menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat;

  Partisipasi. Setiap warga memiliki suara yang sama dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun melalui internalisasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya;

  

  Tanggungjawab. Kesediaan menanggung sesuatu yaitu bila salah, wajib memperbaikinya atau berani dituntut atau diperkarakan;

  

  Kemandirian. Sifat, watak dan tindakan yang jelas dan tidak tergantung pada pihak lain;

  

  Disiplin. Sikap yang selalu taat kepada aturan, norma dan prinsip-prinsip tertentu;

  

  Kerjasama. Komitmen diantara anggota organisasi untuk saling mendukung satu sama lain, menghindari ego sektoral yang mementingkan bagian organisasinya sendiri;

  

  

  

  Mengembangkan sistem prasarana pengairan untuk menunjang pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah.

  

  3 .3 Re nc a na Pe m ba nguna n J a ngk a M e ne nga h Da e ra h (RPJ M D) K a bupa t e n Sorong Se la t a n 2 0 0 6 – 2 0 1 1 3 .3 .1 M ot o Pe m ba nguna n

  Penyusunan RPJM-D didasarkan pada filosofi pembangunan yang mempunyai cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah untuk menentukan visi, misi dan arah pembangunan. Filosofi yang mempunyai arti dan kekuatan serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kabupaten Sorong Selatan, yaitu melalui moto membangun bersama rakyat. Moto mengandung makna bahwa bersama rakyat dalam perencanaan ( bottom

  up), bersama rakyat dalam pelaksanaan dan bersama rakyat dalam pengendalian/ pengawasan

  pembangunan. Selain itu rakyat melalui wakil-wakil rakyat di DPRD dapat berperan dalam perumusan, pengawasan/ pengendalian serta dalam evaluasi kebijakan pembangunan. Selain itu terkandung maksud untuk memposisikan rakyat sebagai obyek dan subyek pembangunan dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Sorong Selatan menuju terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan.

  3 .3 .2 V isi da n M isi Pe m ba nguna n

  Visi Pemerintah Daerah diambil dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sorong Selatan, yaitu terwujudnya pertumbuhan Kabupaten Sorong Selatan yang maju dalam keseimbangan menuju kemandirian dan kesejahteraan. Untuk mengimplementasikan visi tersebut diatas, maka yang menjadi misi Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan adalah :

  

  Peningkatan aksesibilitas daerah dan pembangunan infrastruktur dasar;

  Pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat;

  Demokrasi. Menjunjung tinggi kebebasan mengeluarkan pendapat dalam kehidupan masyarakat;

  

  Pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah untuk menciptakan aparatur pemerintah yang mempunyai kapabilitas dan kinerja yang baik;

  

  Peningkatan pelayanan publik;

  

  Peningkatan peran serta stakholder dan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan;

  

  Penciptaan kawasan pertumbuhan baru untuk mendukung pengembangan kawasan selatan Provinsi Papua Barat. Prinsip-prinsip dan nilai yang perlu dikembangkan untuk mencapai visi dan misi daerah Kabupaten Sorong Selatan adalah sebagai berikut :

  A. Prinsip- prinsip

  Kesetaraan. Semua bagian organisasi akan bekerja sesuai dengan fungsi masing- masing dengan tetap memperhatikan pencapaian hasil akhir bagi organisasi secara keseluruhan;

  

  Program peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas;

  Penguatan lembaga-lembaga adat, perempuan, agama dan sosial kemasyarakatan, LSM dan fasilitasi dunia usaha dalam pembangunan daerah;

  

  Percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, pengembangan, pelestarian dan pengelolaan budaya.

  F. Penciptaan kaw asan pertumbuhan baru untuk mendukung pengembangan kaw asan selatan Provinsi I rian Jaya Barat dengan kebijakan :

  Penataan kawasan-kawasan pertumbuhan baru (kawasan permukiman, perdagangan, konservasi, perindustrian, pariwisata, perkebunan, jasa, dll) yang berfungsi sebagai daerah penyangga bagi bergeraknya ekonomi regional;

  

  Peningkatan pembangunan pertanian;

   Perbaikan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup.

  3 .3 .4 Age nda Pe m ba nguna n

  A. Mew ujudkan Kabupaten Sorong Selatan yang maju dalam berbagai aspek pembangunan :

  Program pembangunan infrastruktur dasar;

  

  

  Mengembangkan perencanaan partisipatif dalam pembangunan daerah;

  Program peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas;

  

  Program pembangunan daerah perdesaan;

  

  Program pembangunan pertanian;

   Program peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  B. Membangun Kabupaten Sorong Selatan Menuju Kemandirian

  Program penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa;

  

  Program pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil, mikro dan menengah;

  

  Program pengembangan industri kecil dan menengah, perdagangan dan penanaman modal;

  

  

  E. Peningkatan peran serta stakeholder dan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan dengan kebijakan :

  Kebersamaan dalam keragaman. Sikap dan perilaku yang secara bersama-sama pada suatu ruang atau waktu yang sama menunjukkan tingkah laku spontan demi kepentingan dan tujuan yang sama.

  C. Pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah untuk menciptakan aparatur pemerintah yang memiliki kapabilitas ( capable) dan kinerja ( performance) baik dengan kebijakan :

  3 .3 .3 K e bija k a n Pe m ba nguna n Da e ra h

  A. Peningkatan aksesibilitas daerah dan pembangunan infrastruktur dasar :

  Penerobosan isolasi daerah (Program pembangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara, serta infrastruktur informasi dan telekomunikasi);

   Pembangunan infrastruktur dasar.

  B. Pembangunan di bidang : pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan kebijakan :

  Peningkatan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas;

  

  Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas;

  

  Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil, koperasi, usaha kecil, mikro dan menengah;

  

  Peningkatan pelayanan, perlindungan dan kesejahteraan sosial;

   Peningkatan pelayanan dan kualitas kehidupan beragama.

  Penerapan Sistem I nformasi Manajemen Kepegawaian (SI MPEG) dalam Sist em Kepegawaian Daerah;

   Peningkatan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

   Peningkatan profesionalisme.

  D. Peningkatan pelayanan publik dengan kebijakan :

  Penyusunan dan penetapan kelembagaan pemerintah yang miskin struktur dan kayu fungsi sesuai kebutuhan daerah;

  

  Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pemerintah;

  

  Penataan perangkat hukum daerah;

  

  Pengembangan kemampuan keuangan daerah;

  

  Pengembangan penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

  

  Peningkatan pelaksanaan pengawasan daerah yang efektif;

  Program peningkatan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup

   Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.

  5. Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam untuk peningkatan melalui pendidikan f ormal dan pelatihan ketrampilan;

C. Mendorong Pembangunan Kabupaten Sorong Selatan yang memiliki keseimbangan :

  

  Program Perlindungan Hutan Mangrove di Distrik Teminabuan, Seremuk, Kais, I nanwatan dan Kokoda;

  

  Program pengembangan kawasan pusat pelayanan di Keyen, Distrik Teminabuan;

  

  Program pengembangan pusat pertumbuhan baru di I nanwatan Distrik I nanwatan;

  

  Program pengembangan kawasan pusat pertumbuhan baru di Kambuaya Distrik Ayamaru;

  

  Program pengembangan kawasan Pesisir Selatan;

  

  

  

  Program pengembangan kawasan budidaya perikanan;

  

  Program percepatan pembangunan daerah tertinggal;

  

  Program pengembangan kawasan perbatasan;

  

  Program pengembangan kawasan perkotaan;

  

  Program perlindungan Hutan Pesisir Pantai;

   Program pengembangan Distrik.

  Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;

  Program Kerjasama pengelolaan kawasan Teluk Bintuni;

  Perbaikan iklim ketenagakerjaan;

  4. Pengembangan pembangunan kelembagaan pemerintahan distrik dan kampung yang efektif dan efisien yang didukung oleh aparatur yang tangguh serta masyarakat yang teroganisasi secara baik dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan secara sinergis.

  

  Peningkatan kualitas kehidupan beragama;

  

  Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur;

   Peningkatan keamanan dan ketertiban dan penanggulangan kriminalitas.

  3 .3 .5 Ara h K e bija k a n U m um

  1. Penerobosan isolasi wilayah untuk terbukanya akses bagi masyarakat, transportasi dan komunikasi, siklus pasar, pertumbuhan ekonomi maupun transformasi informasi dengan dunia luar;

  2. Pengembangan sumberdaya manusia baik kualitas maupun kuantitasnya;

  3. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Sorong Selatan melalui penentuan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan akses pasar yang efektif;

  Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka prioritas pembangunan di Kabupaten Sorong Selatan adalah :

  

  1. Penerobosan isolasi wilayah melalui pembangunan jaringan ruas-ruas jalan, jembatan, lapangan terbang dan dermaga dengan dilengkapi sarana angkutan darat, laut dan udara; 2. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar yang mencukupi sandang, pangan dan gizi, perumahan, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama dan peningkatan pendapatan masyarakat;

  3. Pengentasan kemiskinan melalui penataan dan pengembangan terutama bagi dunia usaha ekonomi perkampungan, pembentukan koperasi, penyiapan sarana pasar, penyiapan sarana pasar, penyiapan sarana angkutan dan lain-lain;

  4. Peningkatan kualitas sumberdaya alam untuk peningkatan pendapatan daerah dan kemakmuran rakyat;

  Program pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah;

  6. Peningkatan kualitas aparatur pemerintahan terutama di tingkat distrik dan kampung, agar mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai ujung tombak pemerintahan paling depan yang dapat berhubungan langsung dengan m asyarakat;

  7. Peningkatan kemampuan lembaga musywarah kampung, gereja dan lembaga keamanan lainnya LSM dan lembaga sosial lainnya sebagai mitra kerja pemerintah daerah ( stakeholder) secara efektif dan berhasil guna.

  3 .3 .6 Progra m Pe m ba nguna n Da e ra h

  Program pembangunan daerah merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Program tersebut dijabarkan dalam program SKPD, Program Lintas SKPD dan Program Kewilayahan, Berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sorong Selatan, Program Kewilayahan meliputi :

  

  Program pengembangan kerjasama pengelolaan kawasan antar wilayah;

  

  3 .4 REN CAN A T AT A RU AN G WI LAY AH K ABU PAT EN SORON G SELAT AN 2 0 0 8 - 2 0 2 7

3.4.1 Rencana Struktur Tata Ruang

A. Tata Jenjang Pusat Pelayanan

  C. Fungsi Pusat-pusat Kegiatan

  II Lokal Pemerintahan distrik, Perdagangan, Jasa, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Transportasi dan Permukiman

  Aifat Timur

  II Regional Distrik, Sub Regional, Lokal Pemerintahan distrik, Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Transportasi dan Permukiman

  Ayamaru, Inanwatan

  I Regional Kabupaten dan Distrik Pemerintahan kabupaten dan distrik Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Perdagangan, Jasa, Industri, Transportasi dan Permukiman.

  Kota Teminabuan

Tabel 3.3 Hirarki Pusat Kegiatan di Wilayah Kabupaten Sorong Selatan Pusat Permukiman Hirarki Jangkauan/Skala Pelayanan Fungsi Kegiatan

  Fungsi pusat kegiatan mencakup fungsi pemerintahan (tingkat kabupaten maupun distrik), pusat permukiman, pusat pelayanan wilayah khususnya pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan sosial (tingkat kabupaten maupun distrik), pusat pendidikan, pusat perhubungan maupun pusat kegiatan produksi. Meskipun secara umum setiap pusat menjalankan fungsi- fungsi tersebut, namun tetap dalam kemampuan masing-masing, sehingga pusat-pusat tersebut mempunyai spesifikasi fungsi tertentu. Pusat -pusat hirarki tinggi memiliki fungsi lengkap dalam intensitas tinggi dan skala besar ; sedang pusat hirarki bawah relatif terbatas fungsi kegiatannya, baik ragam maupun intensit asnya.

  Pusat permukiman di Distrik Aifat Timur masih mempunyai pelayanan lokal yang terbatas.

  Berdasarkan arahan tata ruang atasan dinyatakan bahwa tata jenjang pusat kegiatan secara hirarkis pada lingkup adalah menunjuk Kota Teminabuan sebagai pusat pelayanan lokal kabupaten yang berorde I I . Berdasarkan analisis pusat -pusat permukiman yang berfungsi sebagai pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Sorong Selatan dapat dikategorikan dalam 3 tingkat pusat permukiman.

  4. Tingkat Lokal Pusat pelayanan dengan jangkauan lokal adalah permukiman di Distrik Aifat Timur.

  Pusat kegiatan dengan jangkauan sub regional adalah pusat permukiman di Distrik Ayamaru dan Distrik I nanwatan. Pelayanannya meliputi beberapa distrik yang berada di sekitarnya.

  2. Tingkat Sub Regional

  Pusat pelayanan dengan jangkauan regional adalah Kota Teminabuan sebagai I bukota Kabupaten Sorong Selatan.

  Jangkauan pusat kegiatan dibedakan atas jangkauan tingkat wilayah regional kabupaten, sub reginal (beberapa distrik) dan tingkat lokal (distrik). Jangkauan pusat kegiatan ini serupa dengan hirarki pusat-pusat permukiman. Semakin tinggi hirarki semakin besar wilayah pengaruhnya dan semakin luas jangkauan pelayanannya.

  Pusat pelayanan ketiga adalah Aifat Timur. Pusat permukiman ini berfungsi untuk membangkitkan kegiatan pada lingkup distrik dan wilayah sekitarnya yang relatif rendah aksesibilitasnya serta sekaligus memberikan pelayanan kepada wilayah distrik tersebut.

  3. Jangkauan Pusat- pusat Kegiatan

  Pusat pelayanan kedua adalah pusat permukiman Ayamaru dan I nanwatan. Ayamaru merupakan pusat pelayanan kedua yang melayani wilayah-wilayah di sisi utara Kabupaten Sorong Selatan. Sementara I nanwatan sebagai pusat pelayanan kedua berfungsi melayani wilayah-wilayah di sisi selatan khususnya pesisir Kabupaten Sorong Selatan.

  2. Hirarki I I

  Pusat pelayanan pertama adalah Kota Teminabuan. Ktoa ini merupakan I bukota Kabupaten Sorong Selatan yang berfungsi seenuhnya sebagai pusat seluruh kegiatan wilayah kabupaten.

  1. Hirarki I

B. Jangkauan Pusat- pusat Kegiatan

1. Tingkat Regional

  RENCANA PROGRAMINVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 3.2 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN SORONG SELATAN

D. Rencana Satuan Wilayah Pengembangan

  Sebagai suatu sistem permukiman yang terbagi secara fungsional maka suatu wilayah juga merupakan suatu jaringan interaksi sosial, ekonomi dan fisik. Jaringan interaksi ini terbentuk oleh keterkaitan antara pusat -pusat permukiman. Bentuk keterkaitan antar pusat permukiman di Kabupaten Sorong Selatan meliputi keterkaitan fisik, keterkaitan ekonomi, keterkaitan gerakan penduduk dan keterkaitan penyediaan pelayanan. Berdasarkan jalinan interaksi dapat satuan-satuan permukiman maka wilayah Kabupaten Sorong Selatan dapat dibagi dalam 3 satuan wilayah antara pusat-pusat permukiman. Bentuk keterkaitan antar pusat permukiman di Kabupaten Sorong Selatan meliputi keterkaitan fisik, keterkaitan ekonomi, keterkaitan gerakan penduduk dan keterkaitan penyediaan pelayanan. Berdasarkan jalinan interaksi antar satuan-satuan permukiman maka wilayah Kabupaten Sorong Selatan dapat dibagi dalam 3 satuan wilayah pengembangan. Ketiga satuan wilayah pengembangan tersebut dipilahkan berdasarkan interaksi satuan-satuan permukiman yang memiliki hubungan fungsional yang kuat. Pengelompokkan dalam tiga satuan wilayah pengembangan tersebut dipilahkan berdasarkan interaksi satuan-satuan permukiman yang memiliki hubungan fungsional yang kuat. Pengelompokkan dalam tiga satuan wilayah pengembangan tersebut akan menjadi penanda bagi penyusunan program pembangunan wilayah.

Tabel 3.4 Rencana Satuan Wilayah Pengembangan Kabupaten Sorong Selatan SWP Cakupan Wilayah Fungsi Kawasan Pusat

  I Teminabuan Wayer Seremuk Sawiat

  Pemerintahan Pertanian lahan basah Pertanian lahan kering Perikanan Perdagangan Industri Permukiman perkotaan Permukiman perdesaan

  Kota Teminabuan

  II Ayamaru Ayamaru Utara Mare Aifat Aifat Timur Aitinyo Moswaren Hutan lindung

  Pertanian lahan kering Perkebunan Permukiman perdesaan Ayamaru

  III Inanwatan Kokoda Kais Pertanian lahan basah

  Pertanian lahan kering Perikanan Permukiman perdesaan Inanwatan

  RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2010 - 2014

GAMBAR 3.3 ARAHAN STRUKTUR RUANG DAN WILAYAH PENGEMBANGAN KABUPATEN SORONG SELATAN

3.4.2 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah

  Pada dasarnya pemanfaatan ruang wilayah terbagi menjadi kawasan yang berfungsi dominan lindung dan kawasan yang berfungsi dominan budidaya. Dalam merencanakan pemanfaatan ruang suatu wilayah diperlukan suatu strategi yang mampu mengatur dan mengendalikan ruang secara terpadu dengan pemanfaatan secara optimal terbagi sumberdaya baik sumberdaya alam, sumberdaya buatan maupun sumberdaya manusia yang tersedia, melalui:

  

  Penegasan fungsi kawasan yang bersifat lindung maupun budidaya dalam suatu pola pemanfaatan ruang;

  

  Pengembangan potensi sektor-sektor unggulan ( driving force) yang mampu meningkatkan perekonomian wilayah;

  

  Menciptakan peluang bagi pusat-pusat pertumbuhan baru agar dapat berperan sebagai pembangkit pertumbuhan bagi wilayah-wilayah belakangnya;

  

  Menyerasikan laju perkembangan antar wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana pelayanan serta memperluas keterkaitan ekonomi dan ruang antar-wilayah dan intra-wilayah;

  

  Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam secara arif dengan orientasi perbaikan dan peningkatan kualitas hidup.