NILAI TOLERANSI DALAM PENDIDIKAN AGAMA (Analisis Perspektif Guru Pendidikan Agama Islam, Kristen dan Katolik di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Mranggen Kabupaten Demak) - Test Repository

NILAI TOLERANSI DALAM PENDIDIKAN AGAMA

  (Telaah Silabus dan Perspektif Guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen

  Kabupaten Demak)

  

Oleh

UKHIYA RIZQIANY

NIM. 12010150046

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Ukhiya Rizqiany, S.Pd.I NIM : 12010150046 Jenjang : Magister Fakultas : Tarbiyah Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa naskah tesis ini benar-benar hasil penelitian dari saya sendiri dan bebas dari plagiasi, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

  Demak, 4 Agustus 2017 Penyusun Tesis

  Ukhiya Rizqiany, S.Pd.I

  

ABSTRAK

  “Nilai Toleransi dalam Pendidikan Agama (Telaah Silabus dan Perspektif Guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen Demak)”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017, pembimbing Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA.

  Penelitian ini dilatarbelakangi karena pentingnya peran guru Pendidikan Agama dalam mengembangkan nilai toleransi beragama pada peserta didik, agar siswa dapat menjadi pribadi yang dapat berfikir kritis dan tabayyun dalam menghadapi isu-isu sara yang berkembang di masyarakat.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan muatan nilai toleransi dalam silabus Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik. Serta perspektif guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik mengenai pengembangan nilai toleransi kelas XI di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, wawancara dan penelaahan dokumen yakni silabus Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik. Data yang dihasilkan lewat verbal dan dituangkan dalam deskripsi, bukan dalam bentuk angka.

  Berdasarkan hasil telaah silabus Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan katolik secara keseluruhan dari ketiga silabus telah memenuhi kriteria pengembangan silabus. Akan tetapi secara umum pengembangannya belum memenuhi prinsip desentralistik dan aktual-kontekstual.

  Hampir semua guru pendidikan agama memiliki perspektif yang sama mengenai pengembangan nilai toleransi. Tetapi pada batasan dalam bertoleransi guru Pendidian Agama Islam lebih spesifik dari perspektif guru Pendidikan Agama Kristen dan Katolik.

  

ABTRACT

  “The Value of Tolerance in Religious Education (Syllabus Review and Teacher's Perspective of Islamic, Christian and Catholic Religious Education at SMK Negeri 1 Karangawen and SMK Bhakti Nusantara Mranggen Demak)”. Thesis of Islamic Religious Studies Perogram. Postgraduate Program of Salatiga State Islamic Institute 2017, mentor Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA.

  This research is motivated because of the importance of the role of Religious Education teachers in developing the value of religious tolerance to the students, in order to the students can be a person who can think critically and

  tabayyun in dealing with sara issues that developed in the community.

  The aim of the reseacrh is to determine the development of the content of tolerance values in the syllabus of Islamic, Christian and Catholic Religious Education. As well as perspectives of teachers of Islamic, Christian, and Catholic Religions concerning the development of tolerance grade XI in SMK Negeri 1 Karangawen and SMK Bhakti Nusantara Mranggen. This research uses qualitative methods, interviews and review of documents namely syllabus of Islamic, Christian and Catholic Religious Education. Data generated by verbal and poured in the description, not in the form of numbers.

  Based on the results of the syllabus study of Islamic, Christian and Catholic Education as a whole from the three syllabus have fulfilled the criteria of syllabus development principle. However, in general, its development has not fulfilled the principle of decentralization and actual-contextual..

  Almost all of the religious education teacher's perspective on the development of tolerance values have. But on limitations in tolerating the religous education Islamic teachers more specific than the perspective Christian and Catholic Religion teachers.

  

MOTTO

  Hakikatnya semua agama mengajarkan kebaikan dalam menjalankan hidup, dengan memahami ajaran agama sesuai dengan wahyu Ilahi seseorang akan mengenal toleransi beragama. Fanatik yang berlebih hanya akan membuat diri seseorang menjadi tidak toleran. Tidak akan menjadikan rendah diri seseorang hanya dengan dia bersikap toleransi kepada agama lain.

  By. Ukhiya Rizqiany

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, serta pertolongannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam tak lupa penulis sampaikan untuk baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang baik kepada umatnya, sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan dan menyelesaikan tesis ini.

  Tesis yang berjudul Nilai toleransi dalam Pendidikan Agama (Telaah Silabus dan Perspektif Guru Pendidikan Agama Islam, Kristen dan Katolik) ini disusun guna memberikan kontribusi di bidang keilmuan. Dalam penyusunannya, penelitian ini tidak dapat terselesaikan dengan mudah tanpa adanya dukungan, arahan, bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati penulis ingin berterima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. Selaku Direktur Pascasarjana

  IAIN Salatiga dengan segala kebiksanaannya memudahkan dalam terselesaikannya tesis ini.

  3. Bapak Hammam, Ph.D. Selaku Ketua Progdi Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA. Selaku dosen pembimbing tesis, yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan tesis, dan memberikan tambahan wawasan mengenai toleransi, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

  5. Guru Besar dan Dosen beserta Staff Pascasarjana IAIN Salatiga.

  6. Bapak Agus Suroso, M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 1 Karangawen yang berkenan memberikan ijin untuk melaksanakan penilitian di SMK Negeri 1 Karangawen.

  7. Bapak Margiyono, S.Pd selaku Kepala SMK Bhakti Nusantara Mranggen yang berkenan memberikan ijin untuk melaksanakan penilitian di SMK Bhakti Nusantara Mranggen.

  8. Bapak dan Ibu Guru Pendidikan Agama di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen Demak yang berkenan untuk menjadi nara sumber untuk penelitian tesis ini.

  9. Ibu (Ibu Karimah), almarhum Ayah (Bapak Turmudzi) , kakak-kakak tercinta (Ana, Burhan, Sugeng), yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan moril maupun materil sehingga dapat terselesaikannya studi pascasarjana dan tesis ini.

  Demak, 4 Agustus 2017

  Ukhiya Rizqiany, S.Pd.I

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................... 3 C. Signifikansi Penelitian ..................................................... 3 D. Kajian Pustaka ................................................................. 4

  1 Penelitian terdahulu ................................................... 4

  2 Kerangka Teori .......................................................... 7 E.

  10 Metode Penelitian .......................................................

  F.

  Sistematika Penulisan ...................................................... 12

  BAB II PROFIL SEKOLAH A. SMK Negeri 1 Karangawen ............................................ 13 B. SMK Bhakti Nusantara Mranggen .................................. 14

  BAB III PENGEMBANGAN MUATAN NILAI TOLERANSI DALAM SILABUS PENDIDIKAN AGAMA A. Telaah Silabus Pendidikan Agama Islam ....................... 16 B. Telaah Silabus Pendidikan Agama Kristen ..................... 22 C. Telaah Silabus Pendidikan Agama Katolik ..................... 26 BAB IV PERSPEKTIF GURU PENDIDIKAN AGAMA TENTANG PENGEMBANGAN NILAI TOLERANSI A. Perspektif Guru Pendidikan Agama Islam mengenai toleransi beragama...........................................................

  30 1. Pengembangan nilai toleransi beragama .................. 30 2.

  Batasan dalam bertoleransi ...................................... 31 3. Pencegahan sikap intoleransi pada siswa ................. 31 B. Perspektif Guru Pendidikan Agama Kristen mengenai toleransi beragama............................................................

  32 1. Pengembangan nilai toleransi beragama .................. 33 2.

  Batasan dalam bertoleransi ...................................... 33 3. Pencegahan sikap intoleransi pada siswa ................. 34 C.

  34 Perspektif Guru Pendidikan Agama Katolik mengenai toleransi beragama............................................................

  1. Pengembangan nilai toleransi beragama .................. 35 2.

  Batasan dalam bertoleransi ...................................... 35 3. Pencegahan sikap intoleransi pada siswa ................. 36

  D.

  Analisis Perspektif Guru Pendidikan Agama mengenai pengembangan nilai toleransi kepada peserta didik ........

  37 1. Guru Pendidikan Agama Islam ................................. 37 2. Guru Pendidikan Agama Kristen .............................. 39 3. Guru Pendidikan Agama Katolik .............................. 40

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................... 42 B. Saran ................................................................................ 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini sering muncul berbagai isu sara yang

  disebarkan melalui media sosial, baik internet maupun media cetak. Sehingga tanpa disadari dapat memunculkan pola pikir radikalisme pada remaja. Hal ini juga mulai tampak di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen, setelah peneliti melakukan wawancara sementara dengan guru Pendidikan Agama ditemukan bahwa siswa SMK mulai aktif bertanya, bahkan ikut berkomentar pada saat KBM mengenai isu “penistaaan” agama yang sedang terjadi saat ini. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, maka akan menimbulkan sikap intoleransi antar umat beragama dikalangan siswa.

  Oleh sebab itu, sekolah-sekolah harus segera menentukan langkah preventif atau bahkan mencari problem solving dari masalah tersebut, salah satunya melalui pembelajaran Pendidikan Agama di sekolah yang tentunya dimulai dari penyusunan silabus. Tiap-tiap sekolah mempunyai rumusan silabus yang berbeda-beda, tergantung dengan ciri khas masing-masing

  1

  sekolah. Dari penyusunan silabus tersebut, dapat diketahui bagaimana konsep guru Pendidikan Agama dalam menyampaikan atau mengembangkan nilai toleransi kepada peserta didik.

1 Siti Farikhah, Manajemen Lembaga Pendidikan, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015, 68

  Toleransi beragama dapat dipraktekkan secara toleran khususnya di

  2

  negara yang warga masyarakatnya demokratis satu sama lain. Salah satunya Indonesia meskipun mayoritas muslim tetapi keharmonisan keberagamaan tetap terjaga. Sebagaimana pendapat Azyumardi Azra bahwa Islam mengakui hak hidup agama-agama lain dan membenarkan hak hidup agama-agama lain

  3

  tersebut untuk menjalankan ajaran-ajaran agama masing-masing. Melihat pernyataan tersebut, guru pendidikan agama berperan penting dalam mengarahkan pola pikir siswa agar dapat selalu tabayyun dalam menghadapi pemberitaan yang diterimanya.

  Dari sinilah peneliti tertarik untuk menelaah isi silabus mengenai konsep pengembangan nilai toleransi pada Pendidikan Agama. Relevansinya, antara penggunaan metode, pendekatan dengan psikologi atau karakteristik peserta didik. Peneliti juga ingin meneliti doktrin toleransi guru Pendidikan Agama kepada siswa, apakah sesuai dengan nilai toleransi yang diajarkan agama, atau bahkan guru secara tidak langsung akan menyisipkan paham intoleran pada diri siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen, karena di sekolah tersebut memberikan fasilitas pendidikan bagi pemeluk agama Kristen dan Katolik yakni dengan menyediakan guru pendidikan Agama Islam, Kristen dan Katolik.

  2 David Held and Henrietta L. Moore, Cultural Politics in a Global Age, Uncertainly, Solidarity, and Innovation , Oxford: Oneworld Publication, 2007, 71. 3 Ngainun Naim, Islam dan Pluralisme Agama, Yogyakarta: Aura Pustaka, 2013, 57

B. Rumusan Masalah

  Penelitian ini dibatasi hanya mengeksplorasi telaah silabus yang digunakan guru Pendidikan Agama di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen, dan dikhususkan materi nilai toleransi kelas XI kurikulum KTSP. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan muatan nilai toleransi dalam silabus

  Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik kelas XI di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen? 2. Bagaimana perspektif guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan

  Katolik mengenai pengembangan nilai toleransi pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen? C.

   Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian a.

  Untuk mengelaborasi pengembangan muatan nilai toleransi dalam silabus Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik kelas XI di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen.

  b.

  Untuk menjelaskan perspektif guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik mengenai pengembangan nilai toleransi pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen.

2. Manfaat Penelitian a.

  Secara Teoretik diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman mengenai kajian isi silabus dan pentingnya pengembangan nilai toleransi dalam pendidikan agama.

  b.

  Secara Praktis, bagi lembaga pendidikan diharapkan dapat dijadikan referensi dalam mengambil kebijakan mengenai pengembangan nilai toleransi beragama di sekolah. Sedangkan bagi peneliti dapat membantu peneliti berfikir kritis melalui telaah silabus sehingga dapat membantu peneliti dalam penyusunan silabus yang baik.

D. Kajian Pustaka 1.

  Penelitian Terdahulu Penelitian Muhammad Ali Lintuhaseng yang berjudul Nilai-Nilai

  Pendidikan Multikultural dalam Buku-buku Ajar Sejarah Kebudayaan Islam (Telaah atas Buku Pelajaran SKI Kelas XII Madrasah Aliyah) .

  4 Hasil penelitian ini adalah dalam setiap bab sudah cukup merata, akan

  tetapi jumlah muatan nilai belum proporsional, karena ada nilai yang dominan diapresiasi, yaitu nilai toleransi dan keadilan sosial.

  Penelitiaan berjudul Penanaman Sikap Toleransi Beragama dalam

  Pendidikan Agama (Studi atas Agama Islam, Kristen Katolik di SMK

4 Muhammad Ali Lintuhaseng, “Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural dalam Buku-Buku Ajar

  Sejarah Kebudayaan Islam (Telaah atas Buku Pelajaran SKI Kelas XII Madrasah Aliyah) ”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2011.

  5 YPKK 2 Selman Yogyakarta) yang disusun oleh Rofiqoh memaparkan

  mengenai penanaman toleransi PAI berdasarkan Q.S.Al-Baqoroh: 2, disampaikan degan metode membaca, ceramah. Sedangkan pada PAK didasarkan pada Matius [22]: 37-39, disampaikan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi. Dan untuk PAKT didasarkan pada Nostra Aitete Art.

  3, metode yang digunakan ceramah, diskusi, sharing.

  Penelitian yang dilakuan oleh Laura L. Moore yakni Accounting

  for Spatial Variation in Toleransce: The Effeccts of Education and Religion . Penelitian ini untuk menguji tingkat toleransi beragama di

  Amerika Srikat berdasarkan demografi. Dengan menggunakan 1976-2000 survei sosial umum, dan 1990 data sensus AS, ditemukan bahwa toleransi di daerah dengan didominasi lulusan dari perguruan tinggi secara signifikan menjadikan individu lebih bersikap toleransi, sedangkan yang berada di daerah dengan minoritas lulusan perguruan tinggi, umat protestan secara signifikan menurun tingkat toleransinya. Begitu pula yang

  6 berada di perkotaan.

  Penelitian Friedich Schweitzer dalam Religious Individualization:

  New Challanges to Education for Tolerance , merupakan penelitian

  kualitatif dengan meneliti remaja di Jerman. Penelitian ini 5 mengidentifikasi mengenai pandangan remaja Kristen mengenai Islam,

  Rofiqoh, “Penanaman Sikap Toleransi Beragama dalam Pendidikan Agama (Studi atas Agama Islam, Kristen Katolik di SMK YPKK

  2 Selman Yogyakarta)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2014. 6 Laura L. Moore, “Accounting for Spatial Variation in Toleransce: The Effeccts of Education and Religion”, Social Forces, Volume 84, Number 4, (Juni 2006), 2205.

  hasil dari penelitian ini model pendidikan agama dialogis mendukung

  7 sikap toleransi beragama, karena dengan dialog dapat terjadi keterbukaan.

  Penelitian Jason S. Wrench dalam Religious Fundamentalism and

  Intercultural Communication: The Relationships Among Ethnocentrism, Intercultural Communication Apprehension, Religious Fundamentalism, Homonegativity, and Tolerance for Religious Disagreements . Penelitian

  ini untuk menguji hubungan antara etnosentrisme, ketakutan komunikasi antarbudaya, fundamentalisme agama, dan toleransi agama. Hasil dari penelitian ini fundamentalisme agama tidak terbukti terkait dengan

  8 ketakutan komunikasi antarbudaya.

  Dari kelima tinjauan pustaka di atas hanya mengupas mengenai penanaman sikap toleransi di sekolah, meskipun ada telaah, akan tetapi dilakukan pada buku SKI. Sedangkan pada penelitian Rofiqoh hanya membahas mengenai implementasi pengembangan nilai toleransi pada KBM, hal tersebut dirasa kurang maksimal karena belum tentu saat melaksanakan observasi guru menjelaskan materi mengenai toleransi.

  Oleh karena itu menurut peneliti perlu dilakukan telaah silabus, karena silabus inilah yang menjadi acuan guru pendidikan agama untuk mengembangkan pembelajaran toleransi beragama di kelas.

7 Friedich Schweitzer, “Religious Individualization: New Challenges to Education for Tolerance”, Religious Education, Volume 29, Nomor 1, (Desember 2007), 89.

  8 Jason S. Wrench, “Religious Fundamentalism and Intercultural Communication: The

Relationships Among Ethnocentrism, Intercultural Communication Apprehension, Religious

Fundamentalism, Homonegativity, and Tolerance for Religious Disagreements”, Journal of

Intercultural Communication Research, Volume 35, Nomor 1,(Februari 2007), 23.

2. Kerangka Teori

  Toleransi dalam bahasa Arab disebut “tasamuh” artinya kemurahan hati,

  9

  saling mengizinkan, saling memudahkan. Toleransi diartikan sebagai

  10 leberality toward the opinions of other; patience with other , Toleransi

  juga merupakan konsep yang ambivalen, yakni menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain meskipun terdapat konflik dengan pemahaman diri sendiri mengenai agama yang hakiki menurut diri

  11

  sendiri. Toleransi juga dapat dipahami sebagai sikap kesabaran dan tawadlu, bahkan dapat dikatakan sikap tidak “ngotot” dalam menghadapi

  12 perbedaan dari kepercayaan atau agamanya.

  Dalam memaknai toleransi terdapat dua penafsiran tentang konsep tersebut. Pertama, toleransi negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain, baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan yang kedua, toleransi positif menyatakan bahwa toleransi tidak hanya sekedar membiarkan atau menyakiti kelompok lain, tetapi harus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lain atau kelompok

  13 9 lain. Toleransi juga dapat dikelompokkan menjadi toleransi pasif dan Said Aqiel Siradj, ”Tasawuf Sebagai Basis Tasamuh, dari Social Capital Menuju Masyarakat

  Moderat”, Al-Tahrir, Volume 13, Nomor 1, (Mei 2013), 91. 10 Edward N, Teall, A.M, 11 Webster’s New American Dictionary, New York: Book, 1985, 347.

  Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga, 2005, 79. 12 Asfa Widiyanto, Religious Authority and the Prospects for Religious Pluralism in Indonesia, The Rule of Traditionalist Muslim Scholar , Germany: LIT Verlag, 2016, 40. 13 Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan, Jakarta: Kompas, 2001, 13. aktif. Toleransi pasif merupakan sikap menolak untuk mengganggu atau mendukung seseorang atau yang tidak disukai atau netral terhadapnya, sedangkan toleransi aktif adalah terlibat secara aktif melindungi atau

  14 mendukung apa yang sedang ditoleransi oleh seseorang.

  Adapun empat indikator toleransi beragama menurut Budhy Munawar, yaitu pertama; Penerimaan (menerima pendapat, nilai-nilai, perilaku orang lain yang berbeda dari diri sendiri), kedua; Penghargaan (menghargai dengan cara memperlakukannya dengan baik, dan tidak mengurangi haknya), ketiga; kesabaran yaitu simpatik terhadap perbedaan pandangan dan sikap orang lain atau menahan diri dari hal-hal yang tidak disetujui dalam rangka membangun hubungan sosial yang kurang baik,

  keempat ; kebebasan beragama maksudnya, setiap orang bebas

  mengamalkan dan mengkomunikasikan ajaran agamanya kepada orang

  15

  lain yang menerima komunikasi itu. Dan tujuan dari penanaman toleransi ini adalah siswa menjadi toleran, yaitu membolehkan/membiarkan orang lain menjadi diri mereka sendiri, menghargai orang lain, asal-usul dan latar belakang mereka selalu bermakna menolak membicarakan kepada orang lain apa yang harus dilakukan dan bukan keinginan untuk mempengaruhi

  16 mereka agar mengikuti ide diri pribadi demi kemajuan tertentu.

14 Ana Cristina Araujo, Iwan- Michelangelo Daprile, Bojan Borsner, and Smiljana Gatner, “The

  

Historical and Philosophical Dimensions of the Conseptof Tolerance”, Discrimination and

Tolerance in Historical Perspective, Volume 4, Nomor 18, (2008), 1-18. 15 Budhy Munawar Rachman, Pendidikan Karakter: Pendidikan Menghidupkan Nilai untuk

Pesantren, Madrasah dan Sekolah, Jakarta: Lembaga Sosial Agama dan Filsafat (LSAF), 2015,

412-416. 16 Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan ....., 79.

  Sedangkan dalam pengembangan toleransi di sekolah haruslah dimulai dari penyusunan silabus. Adapun pengembangannya harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

  e.

  h.

  Fleksibel; Dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.

  g.

  Aktual dan Kontekstual; komponen/isi silabus memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

  f.

  Memadai; indikator, materi, kegiatan, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD.

  Konsisten; Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara komponen silabus.

  17 a.

  d.

  Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

  c.

  Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

  b.

  Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

  Menyeluruh; Mencakup ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. 17 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, 191-195.

  i.

  Desentralistik, yakni kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.

  Dari beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa telaah silabus merupakan kegiatan mengkaji, menyelidik, memeriksa kembali isi dari silabus Pendidikan Agama mengenai meteri toleransi beragama, yakni sikap membiarkan, mengizinkan, dan menghormati kepada orang lain yang berbeda kepercayaan/ agama untuk tetap bersikap sesuai dengan kepercayaannya selama tidak melanggar aturan-aturan, serta tanpa memasuki domain akidah. Serta mencari tahu sudut pandang guru pendidikan agama mengenai pengembangan toleransi beragama.

3. Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif, metode fenomenologi untuk mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep penting, dalam rangka intersubjektivitas.

18 Metode ini digunakan untuk memaparkan

  perspektif guru agama mengenai pengembangan nilai toleransi. Metode ini juga untuk mengkaji secara kritis konsep yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui silabus.

  Subjek penelitian diantaranya; Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen yang diharapkan 18 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, 15. memberikan informasi mengenai kebijakan pendidikan dalam penanaman sikap toleransi kepada peserta didik. Kemudian Guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan siswa dari pemeluk agama Islam, Kristen dan Katolik. Sedangkan objek penelitian Silabus Pendidikan Agama. Penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 14 Juni hingga 14 Juli 2017. Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen Kabupaten Demak.

  Sumber data yang digunakan terbagi menjadi dua, pertama sumber data primer dalam penelitian ini adalah silabus Pendidikan Agama, Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik pendidikan agama. Kedua, sumber data sekunder dari penelitian ini adalah dokumen sekolah, diantaranya mengenai Visi dan Misi, kegiatan keagamaan, denah atau lokasi sekolah.

  Teknik pengumpulan data menggunakan interview (wawancara), untuk mengetahui perspektif/sudut pandang Guru Agama terhadap penanaman nilai toleransi pada siswa di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen. Selanjutnya ialah dokumentasi, untuk mencari data mengenai gambaran lokasi penelitian, dan silabus Pendidikan Agama, untuk menelaah secara kritis bagaimana konsep mengembangkan nilai toleransi kepada siswa pada KBM.

  Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, dengan model analisa taksonomi yang didasarkan fokus terhadap salah satu domain, dan hanya satu

  19

  karakteristik yang sama. Model ini untuk menganalisis nilai-nilai toleransi pada data berupa silabus yang didapat peneliti di lapangan, dan hasil wawancara mengenai sudut pandang guru Pendidikan Agama.

4. Sistematika Penulisan

  Bab pertama, pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua, mengenai profil sekolah SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen, Bab ketiga, berisi pengembangan muatan nilai toleransi dalam silabus Pendidikan Agama Islam, Kristen, dan Katolik kelas XI di SMK Negeri 1 Karangawen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen dan SMK Bhakti Nusantara Mranggen. Bab keempat, pada bab ini akan dideskripsikan perspektif guru Pendidikan Agama tentang pengembangan nilai toleransi kepada siswa kelas XI. Serta peneliti akan menganalisisnya melalui hasil wawancara. Bab kelima, mengemukakan kesimpulan dan saran, serta dilengkapi dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran.

19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

  Bandung: Alfabeta, 2015, 356

BAB II PROFIL SEKOLAH A. SMK Negeri 1 Karangawen Dalam empat tahun terakhir ini tepatnya pada tahun 2012 telah berdiri SMK Negeri di kecamatan Karangawen, yang berlokasi di dusun Karangpacing kelurahan Rejosari Rt.02 Rw.11 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Dengan berdirinya SMK tersebut menjadi angin segar bagi warga non

  muslim, khususnya masyarakat Karangawen yang notabene menjadi Kecamatan se-Kabupaten Demak yang memiliki gereja terbanyak, untuk menyekolahkan anak mereka di SMK tersebut. Sekolah yang dipimpin oleh Bapak Agus Suroso ini memiliki 55 guru beserta karyawan, dengan 2 guru PAI dan masing-masing 1 guru Pendidikan Agama Kristen dan Katolik.

  Jumlah keseluruhan siswa 496 siswa terbagi menjadi 20 rombel. Sedangkan kelas XI memiliki jumlah siswa sebanyak 167 siswa dengan 3 siswa Kristen

  20 dan 2 siswa Katolik.

  Kegiatan keagamaan di SMK N 1 Karangawen meliputi pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam), PAK (Pendidikan Agama Kristen), PAKT (Pendidikan Agama Katolik) dengan 2 jam pelajaran bagi masing-masing kelas dalam setiap minggunya, sedangkan untuk PAK dan PAKT diadakan 20 setiap hari jumat pulang sekolah. Selain dalam bentuk KBM, kegiatan

  Zubaidah (ed), Profil SMK Negeri 1 Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten

Demak Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017 , Karangawen: SMK Negeri 1 Karangawen, 2017. keagamaan di SMK juga mengadakan acara Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, penyembelihan hewan Qurban pada Hari Raya Idul Adha, dan pesantren kilat yang diadakan 3 hari pada setiap bulan Ramadhan.

  Visi SMK Negeri 1 Karangawen ialah “Menjadi pusat penddidikan dan pelatihan dalam mewujudkan tenaga kerja yang terampil, kompetitif be rbasis potensi sumberdaya lokal dengan berwawasan IMTAQ” sedangkan demi menunjang Visi tersebut, misi SMK Negeri 1 Karangawen ialah: 1.

  Mewujudkan SMK unggul dan tersepan berbasis keunggulan lokal 2. Menghasilkan tamatan yang unggul, inovatif, mampu mandiri 3. Menghasilakan tamatan yang berkarakter B.

   SMK Bhakti Nusantara

  SMK Bhakti Nusantara berdiri sejak tahun 1987 dan berlokasi di kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Sekolah ini memiliki 3 kampus, kampus 1 berlokasi di JL. Raya Bandungrejo No. 98 Mranggen Demak, kampus 2 beralamatkan di JL. Rayungkusuman III Mranggen Demak, serta kampus 3 terletak di JL. Rayungkusuman IV Mranggen Demak. SMK yang dipimpin oleh Bapak Margiyono ini memiliki 7 jurusan program keahlian, dengan jumlah siswa 717 diantaranya terbagi menjadi 21 rombel. Sedangkan untuk siswa Muslim berjumlah 707, siswa Kristen berjumlah 5 siswa, Katolik 4 siswa dan terdapat 1 siswa Budha. Sekolah ini memiliki 39 guru, diantaranya 2 guru Pendidikan Agama Islam, 1 guru Pendidikan Agama Kristen, dan 1 guru Pendidikan Agama Katolik, sedangkan untuk guru pengampu

  Pendidikan Agama Budha, sekolah ini belum memfasilitasi. Untuk kelas XI jumlah siswa 229 siswa, dengan siswa 226 muslim, 2 siswa kristen, dan 1 siswa katolik. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen maupun Katolik dilaksanakan pada setiap hari jumat dimulai dari pukul 11 siang.

  Sedangkan untuk Pendidikan Agama Islam dilaksanakan sesuai jadwal Mata Pelajaran sebagaimana umumnya. Kurikulum yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di SMK Bhakti Nusantara ialah kurikulum KTSP.

  Sebagai sekolah yang bersaing ketat dengan SMK/ sederajat di lingkungannya, SMK Bhakti Nusantara Mranggen memiliki visi “Terwujudnya lulusan yang berakhlak mulia, cerdas, kompeten dan terampil”. Sedangkan misi SMK Bhakti Nusantara Mranggen ialah: 1.

  Membentuk lulusan yang religius, bertaqwa dan berakhlak mulia 2. Menciptakan lulusan yang cerdas, terampil dan siap kerja 3. Menciptakan lulusan yang kompete dibidangnya

  21 4.

  Menciptakan lulusan yang mandiri dan berjiwa wirausaha.

  Sekolah ini juga memiliki kegiatan rutin dalam hari-hari besar keagamaan, diantaranya Isra' Mi'raj, Maulid Nabi, pesantren kilat saat bulan Ramadhan, penyembelihan hewan qurban saat hari raya idul adha, istighosah yang diikuti seluruh guru, karyawan, dan tentunya siswa SMK Bhakti Nusantara menjelang Ujian Nasional.

21 Ahmad Muslikhin (ed), SMK Bhakti Nusantara Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, Mranggen: SMK Bhakti Nusantara Mranggen, 2016.

BAB III PENGEMBANGAN MUATAN NILAI TOLERANSI DALAM SILABUS PENDIDIKAN AGAMA A. Telaah Silabus Pendidikan Agama Islam Pada silabus Pendidikan Agama Islam baik SMK Negeri 1 Karangawen maupun SMK Bhakti Nusantara Mranggen memiliki muatan yang sama. Yakni, kelas XI terdiri dari 13 Standar Kompetensi pada semester 1 dan 2. Dalam kolom nilai budaya dan karakter, semua mencantumkan nilai toleransi. Akan tetapi menurut peniliti tidak semua materi berhubungan dengan nilai

  toleransi beragama. Berikut ini Kompetensi dasar yang memuat pengembangan nilai-nilai toleransi beragama:

1. Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan yang terkandung dalam Al-Baqoroh 148 dan Al-Fatir 32.

  22 Dalam materi Q.S. Al-

  Baqoroh: 148 menjelaskan mengenai isi kandungan dari ayat tersebut, bahwa setiap agama memiliki arah kiblat masing-dan mengajak kebaikan, oleh karena itu agama Islam memerintahkan berbuat baik terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai bukti keimanan kepada Allah SWT.

23 Dari materi tersebut dapat dipahami bahwa didalamnya juga menyampaikan mengenai toleransi beragama.

  2. Pada Kompetensi Dasar 3.3. menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari. Pada 22 Imron Mashadi, Silabus Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangawen Kabupaten

Demak Tahun Pelajaran 2016/2017, Karangawen: MGMP PAI SMK Kabupaten Demak, 2016, 12.

23 Syamsuri, Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMK Edisi KTSP 2006, Jakarta: Erlangga, 2007, 5.

  24 yang terdapat di silabus yakni meneladani sifat mulia Rasul-rasul Allah.

  Salah satunya ialah, sifat mulia Rasul Allah tinggal dan menjadi pemimpin di Madinah, beliau sangat menghargai penduduk dengan kepercayaan yang berbeda. Dalam materi ini juga tercantum mengenai hikah beriman kepada Rasul Allah, salah satunya terdorong untuk

  25

  melakukan perilaku sosial yang baik. Perilaku sosial yang dimaksud tentulah kepada semua manusia, tanpa memandang apa kepercayaannya.

  3. Kompetensi Dasar 8.1 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah. Salah satu indikator menjelaskan

  26

  pengertian iman kepada kitab-kitab Allah. Dalam materi pembelajarannya diuraikan mengenai kitab-kitab terdahulu, baik injil, taurat, zabur. Dalam hal ini tentulah siswa akan lebih mengenal kitab- kitab terdahulu, meskipun akhirnya tidak murni lagi, sebab

  27

  dicampuradukkan dengan ide-ide manusia di zamannya. Akan tetapi hal ini diharapkan akan membentuk toleransi beragama bagi siswa.

  24 25 Imron Mashadi, Silabus Pendidikan Agama...., 17.

  Soekama, Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998, 298. 26 27 Moh. Imam, Silabus Pendidikan Agama...., 27.

  Syamsuri, Pendidikan Agama Islam...., 114.

  1.3. Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan yang terkandung dalam Al-Baqoroh 148 dan Al-Fatir 32

  No Prisip Pengembangan S KS Keterangan Silabus

   1. Ilmiah Dapat dipertanggungjawabkan, karena terdapat dalam Al-Baqoroh 148 dan Al-Fatir 32

   2. Relevan Materi diletakkan di awal semester Gasal, pada KD ini hanya dibutuhkan pemahaman dasar saja.

   3. Sistematis Komponen saling berhubungan secara fungsional, logis, jelas dan mudah dipahami.

   4. Konsisten Komponen silabus bersifat searah dalam mencapai KD. Pada kegiatan pembelajaran mengidentifikasi, mempraktekkan, dan menunjukkan perliku. Dalam indikator juga telah disesuaikan.

   5. Memadai Penilaian hanya dari kognitif (ulangan harian, pemberian tugas), dan psikomotorik (pengamatan), untuk afektif belum tersedia.

   6. Aktual dan Berkompetisi dalam kebaikan dapat Kontekstual diterapkan di kehidupan nyata dimana saja dan kapan saja. Khususnya mengenai sikap dalam toleransi beragama.

   7. Fleksibel Silabus berasal dari MGMP belum disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

   8. Menyeluruh Untuk indikator aspek afektif belum ada, hanya sebatas Kognitif: mengidentifikasi perilaku dan Psikomotor: Mampu mempraktekkan perilaku, dan menunjukkan perilaku

   9. Desentralistik Pengambangan penyusunannya hendaknya disesuaikan dengan sekolah masing-masing

  3.3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-Rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari

  Prisip Pengembangan No S KS Keterangan Silabus .

   1. Ilmiah Dapat dipertanggungjawabkan, karena terdapat dalam Q.S.Al-Ahzab/33:21

   2. Relevan Diletakkan di bagian awal semester Gasal, karena materi sifat-sifat rasul, siswa belum membutuhkan pemahaman atau analisis tinggi.

   3. Sistematis Komponen silabus bersifat searah dalam mencapai KD. Tersistem dan mudah dipahami.

   4. Konsisten Pengembangan materi terlihat ajeg dan konsisten.

  5. Memadai Kegiatan pembelajaran mendiskusikan

   materi, tetapi pada penilaian hanya dicantumkan tugas individu dan ulangan harian.

   6. Aktual dan KD ini dapat diterapkan di kehidupan Kontekstual modern, karena pemberian tauladan

  Rasul bersifat universal. Untuk penilain dapat ditmbahkan dengan presentasi hasil diskusi, sedangkan untuk sumber belajar bisa memanfaatkan internet. Belum mengakomodasi kebutuhan

   7. Fleksibel dan perubahan di sekolah, karena belum merubah silabus dari MGMP kabupaten yang disesuaikan sekolahnya.

   8. Menyeluruh Kognitif: mengidentifikasi perilaku cerminan iman kepada Rasul. Psikomotor: mempraktekkan perilaku Afektif: meneladani sifat

   9. Desentralistik Disusun oleh MGMP tanpa dirubah atau dikembangkan oleh sekolah masing-masing.

  8.1 Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah

  Prisip Pengembangan No S KS Keterangan Silabus

   1. Ilmiah Dapat dipertanggungjawabkan, karena terdapat Q.S.Al-Imran/3:3-4

   2. Relevan Materi ini diletakkan di bagian pertengahan semester 2. Pada materi dibutuhkan analisis kematangan berfikir siswa, karena di dalamnya dijelaskan mengenai kitab-kitab terdahulu

   3. Sistematis Komponen-komponen silabus berhubungan secara fungsonal dalam mencapai kompetensi.

   4. Konsisten Terlihat antara isi komponen silabus selalu ajeg dalam mencapai KD.

   5. Memadai Dari keseluruhan muatan pada komponen sudah cukup menunjang, untuk penilainnya bisa ditambahkan presentasi, disesuaikan dengan kegiatan pembelajarannya (diskusi).

   6. Aktual dan KD ini dapat diterapkan di kehidupan Kontekstual nyata, karena iman kepada kitab Allah bersifat universal dan kontinu.

   7. Fleksibel Belum mengakomodasi kebutuhan dan perubahan di sekolah, karena masih dari MGMP kabupatendan belum disesuaikan sekolahnya.

   8. Menyeluruh Kognitif; siswa dapat menjelaskan pengertian iman kepada kitab Allah. Psikomotorik: mempraktekkan dan menunjukkan perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab- kitab Allah. Sedangkan pada ranah afektif belum tercantum dalam silabus

   9. Desentralistik Disusun oleh MGMP tanpa dirubah atau dikembangkan oleh sekolah masing-masing.

B. Telaah Silabus Pendidikan Agama Kristen

  Kompetensi Dasar yang mengandung nilai-nilai toleransi beragama dalam silabus Pendidikan Agama Kristen, diantaranya:

1. Pada Kompetensi 1.1. Peserta didik mewujudkan nilai-nilai Kristiani

  28 dalam pergaulan antar pribadi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

  KD bertujuan sebagai sarana penanaman nilai Kristiani hingga siswa dapat melaksanakan norma di masyarakat, yakni siswa dapat menjaga ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat baik dalam keagamaan, kesusilaan,

28 Rintis Kristyanti, Silabus PendidikanSilabus Pendidikan Agama Kristen SMK Negeri 1

  

Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017, Karangawen: SMK Negeri 1

Karangawen, 2016, 1.

  29

  kesopanan, adat istiadat, hukum dan sebagainya. Keagamaan disini bisa dimaknai sebagai menjaga kerukunan antar agama dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kompetensi Dasar pada awal semester Genap yakni 1.1. Peserta didik

  30

  mengidentifikasi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupannya. Dalam meteri pembelajaran dicantumkan kesadaran sebagai makhluk sosial, kasih damai, sejahtera. Di dalamnya tercantum Efesus 4: 11-15, perintah untuk memberikan karunia dan pelayanan kepada sesama, meskipun terdapat

  31

  perbedaan pada diri sendiri. Pada materi ini jelas terlihat terdapat penanaman nilai toleransi beragama.

  1.1. Peserta didik mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari

  Prisip Pengembangan No S KS Keterangan Silabus

   1. Ilmiah Terdapat pada Efesus: 11-15 (Memberikan kesaksian tentang karunia yang diberikan Tuhan berbeda satu terhadap yang lain).

   2. Relevan Karena materi ini diletakkan di 29 semester Gasal, dimana

  Yuprieli Hulu, Alfrida L Mambala, dkk, Suluh Siswa 2:Berubah Dalam Kristus, Jakarta: Gunung Mulia, 2009, 11. 30 Anthonius Muslam, Silabus Pendidikan Agama Kristen SMK Bhakti Nusantara Mranggen

Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017, Mranggen: SMK Bhakti Nusantara Mranggen,

2016, 2. 31 Kemendikbud, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas XI SMK,Jakarta: Kemendikbud, 2014, 23.

  tingkatkesukaran, kedalaman telah sesuai denganperkembangan intlektual peserta didik.