BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan a. Pengertian - Rosalia Novianti BAB II
a. Pengertian
Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (
konsepsi) sampai
sebelum janin lahir. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (atau 40 minggu atau 9 bulan 10 hari), yang perhitungannya dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir (Cristian & Yusron, 2006, hal. 18).
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan
pertumbuhan zigotm, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta dan tumbuh kembang hail konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010; 75).
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya bayi (Saifuddin, 2007, hal. 89).
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan pengertian kehamilan adalah masa dimulainya pembuahan sampai lahirnya bayi.
b. Tanda-tanda kehamilan
Wiknjosastro (2007, hal. 275) menjelaskan bahwa tanda-tanda kehamilan antara lain: 1) Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum
14 memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu. Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal.
2) Perubahan pada payudara Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada puting susu.
Perubahan diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta).
Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.
3) Mual dan muntah (
Emesis Gravidarum)
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan diri.
4) Sering kencing Sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali rongga panggul.
5)
Obtipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebab oleh pengaruh hormon steroid. Obstipasi pada khususnya harus dimulai sejak dini, karena dapat menyebabkan pendarahan pada saat defekasi dan juga
haemorrhoid. Oleh sebab itu penanganan dan
pengobatan
konstipasi harus dilakukan secepatnya agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut.
6) Pigmentasi kulit Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
cloasma gravidarum.Areolae mammae juga menjadi
lebih hitam karena didapatkan
deposit pigmen yang berlebih. Daerah
leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba di garis tengah
abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
7)
Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama.
8)
Varises dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang
varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
c. Keluhan yang terjadi pada ibu hamil
Menurut Hidayati (2009, hal. 49) menyebutkan bahwa keluhan yang terjadi pada ibu hamil adalah ibu merasa sakit kepala, rasa mual dan muntah
(Morning Sickness), produksi air liur yang berlebihan
(Ptyalism), mengidam, keringat bertambah, kelelahan, hidung tersumbat
/ berdarah, gatal-gatal, frekuensi kemih meningkat (Nokturia) dandiare.
d. Standar pelayanankesehatan ibu hamil
Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care ada 10 standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau, tenaga kesehatan.
Yang dikenal dengan 10T, pelayanan atau asuhan standar minimal 10T adalah sebagai berikut (Sulistiyawati,2011;h 121) :
1. Timbang berat badan dan ukuran tinggi badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (nilai lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak Rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan diberikan imunisasi tetanus toksoid (TT)
7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tata laksanaan kasus
10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan, pencegahan, komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
1. Perubahan pada Sistem Reproduksi
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperplasia, sehingga
menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda hegar. Hubungan antara besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil
mola hidatidosa , hamil dengan hidramnion yang
akan teraba lebih besar.Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut : a) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
b) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari di bawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat.
jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
d) Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak
prosesus xifoideus dan pusat.
e) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.
f) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah
prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.
Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya, 27 cm, dan umur hamil 36 minggu panjangnya 30 cm. Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di segmen bawah rahim (SBR).
Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah
implantasi
plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda
Piskaseck.
Perubahan konsentrasi hormonal yang memengaruhi rahim, yaitu estrogen dan progesteron menyebabkan progesteron mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut
Braxton Hicks.
2) Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan ( tanda Chadwick). 3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.
4) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan
somatomamotrofin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijabarkan sebagai berikut: a) Estrogen, berfungsi: (1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
(2) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar.
(3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b) Progesteron, berfungsi: (1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(2) Meningkatkan jumlah sel asinus.
c) Somatomamotrofin, berfungsi : (1) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin.
(2) Penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara. (3) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan(Manuaba,2012:h. 85).
2. Perubahan pada Organ dan Sistem Lainnya.
a) Sistem Sirkulasi Darah 1) Volume Darah : Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti pertambahan curah jantung ( cardiac output), yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatu dalam keadaan kompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. 2) Protein darah: Gambaran protein dalam serum berubah; jumlah protein, albumin, dan gamaglobin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.
Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat
3) Hitung jenis dan hemoglobin: Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor oksigen yang sangat diperlukan selama kehamilan.
Konsentrasi Hb menurun, walawpun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang yang tidak amil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai 10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit. 4) Nadi dan tekanan darah : Tekanan daraharteri cenderung menurun, terutama selama trimester kedua, kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas- batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 per menit.
5) Jantung: Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan, dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektrokardiogram kadangkala memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.
b) Sistem Pernapasan Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas.
Hal itu disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernapasan dada (
thoracic breathing)
c) Saluran Pencernaan Salivasi meningkat dan pada trimester pertama timbul keluhan mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorpsi makanan baik, tetapi akan timbul obstipasi. Gejala muntah ( emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (
morning sickness).
d) Tulang dan Gigi Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen- ligamen melunak (
softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada
ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium pada tulang-tulang panjang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan tadi. Apabila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
Gingivitas kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya higiene yang buruk pada rongga mulut. e) Kulit Pada daerah kulit tertentu, terjadi hiperpigmentasi, yaitu pada
1) Muka: disebut masker kehamilan (
chloasma gravidarum),
2) Payudara: puting susu dan areola payudara, 3) Perut: linea nigra striae, 4) Vulva.
f) Kelenjar Endokrin 1) Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior. 3) Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh.
g) Metabolisme 1) Tingkat metabolik basal (
basal metabolic rate, BMR) pada
wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.
2) Keseimbangan asam-alkali (
acic-base balance)
sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali: (a) Wanita tidak hamil: 155 mEq/liter (b) Wanita hamil: 145 mEq/liter (c) Natrium serum: turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter (d) Bikarbonat plasma: turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter.
3) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. 4) Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan bertambah, sering buang air kecil, dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dlam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin, insulin plasma, dan hormon- hormon adrenal-17-ketosteroid. Harus diperhatikan sungguh- sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena. 5) Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc.
Hormon somatomamotropin berperan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposit lemak lainnya terdapat di badan, perut, dan lengan.
6) Metabolisme mineral: (a) Kalsium: dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang, terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-40 gram. (b) Fosfor: dibutuhkan rata-rata 2 g/hari. (c) Zat besi: dibutuhkan tambahan zat besi ± 800 mg, atau 30- 50 mg sehari.
(d) Air: wanita hamil cenderung mengalami retensi air. 7) Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada keracuanan hamil ( preeklamsi dan eklamsi). Kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh:
(a) Janin, uri, air ketuban, uterus; (b) Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein, dan retensi air.
8) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.
Kalori terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan 5 bulan ke atas. Namun, jika dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori.
9) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein. Di Indonesia, masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B. Karena itu, wanita hamil harus diberikan zat besi dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin(Mochtar, 2012; h.30-32).
Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Mochtar (2011;h 35) bahwa:
1. Perut membesar
2. Uterus membesar terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi Rahim.
3. Tanda
hegar ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan manual saat kehamilan usia 4 sampai 6 minggu.
4. Tanda
chadwick perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di
porsio, vagina, dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.
5. Tanda
piskacek pembesaran dan pelunakan Rahim ke salah satu sisi
Rahim yang berdekatan dengan
tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di usia 7 sampai 8 minggu.
7. Teraba ballottement.
Keguguran adalah pengeluaran hasil
berlangsung ditandai dengan adanya rasa sakit karena kontraksi Rahim untuk mengeluarkan hasil
Abortusinsipiens adalah proses keguguran yang sedang
b)
Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara tirah baring, tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat perkembangan janin.
Abortusimmines adalah keguguran yang mengancam.
a)
menjadi 5 yaitu (Mochtar, 2011;h 150-152) :
abortus spontan dibagi
dapat hidup diluar kandungan. Klinis
konsepsi sebelum janin
1. Trimester I 1) Abortus (Keguguran)
8. Reaksi kehamilan positif,
h. Tanda bahaya dalam kehamilan
dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.
Doppler. Dilihan dengan ultrasonografi. Pemeriksaan
kardiografi. Alat
stetoscop Laenec, alat
3. Denyut jantung janin. Didengar dengan
2. Terlihat atau teraba gerakan janin san teraba bagian-bagian janin.
1. Gerakan janin dalam Rahim.
Menurut Manuaba (2010;h 109) bahwa tanda pasti kehamilan, adalah sebagai berikut:
g. Tanda pasti kehamilan
konsepsi. c) Abortusinkomplet adalah keguguran bersisa atau hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
setelah fertilisasi, namun terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan
a) Hyperemesis Gravidarum Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
2. Trimester II
(Yulaikhah,2009;h 90)
(b) Keadaan social ekonomi yang rendah (c) Paritas tinggi (d) Kekurangan protein (e) Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
diketahui. Faktor penyebab kehamilan ini meliputi: (a) Ovum sudah patologis sehingga mati, namun terlambat dikeluarkan.
degenerasi hidropik.Penyebab mola hidatidosa tidak
konsepsi yang tidak berkembang menjadi embrio
d)
Kehamilan mola adalah suatu kehamilan yang ditandai dengan hasil
Mola hidatidosa
2)
Missed abortion adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada di dalam Rahim.
e)
(desidua dan fetus) sehingga rongga Rahim kosong
Abortuskompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi. (Mochtar,2011;h 141) b) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan
implantasi terjadi
diluar rongga uterus. (Saifuddin,2010;m-15)
3. Trimester III
a)
Preeklamsia Preeklamsiadan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul
pada ibu hamil, bersalin, dan selama masa nifas, yang terdiri atas trias gejala yaitu
hipertensi, proteinuria, dan edema,kadang-
kadang disertai konvulsi sampai koma. (Yulaikhah,2009;h.95) Etiologi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti.Teori yang terkenal sebagai penyebab
preeklamsia adalah teori iskemia plasenta. Akan tetapi teori ini belum dapat menerangkan semua
hal yang berkaitan dengan
preeklamsia.(Yulaikhah, 2009;h 95)
Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya
preeklamsia dan
eklamsia adalah : (1) Jumlah primigravida terutama primigravida muda (2) Distensi Rahim yang berlebih, seperti hidramnion, hamil ganda, dan
mola hidatidosa
(3) Penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes mellitus (DM), dan kegemukan.
(4) Jumlah umur ibu diatas 35 tahun (5) Preeklamsia berkisar antara 3%-5% dari kehamilan yang dirawat (Yulaikhah,2009;h 96) b) Klasifikasi preeklamsia (1)
Preeklamsia ringan
(a) Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam (b) Tekanan darah diastolic 90 mmHg atau kenaikkan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam (c) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu (d) Proteinuria 0,3 gram atau lebih dengan kualitatif plus 1-2 pada urine kateter atau urine aliran tengah
(Yulaikhah,2009;h. 99). (2) Preeklamsia berat
Tanda dan gejala preeklamsi berat (Yulaikhah,2009;h 99) : (a) Tekanan darah 160/110 mmHg (b) Oliguria, urine kurang dari 400 cc/24 jam (c)
Proteinuria lebih dari 3 gram/liter
(d) Keluhan subyektif, meliputi: (e) Nyeri
epigastrium
(f) Gangguan penglihatan (g) Nyeri kepala (h) Edema paru dan sianosis (i) Gangguan kesadaran
(3)
Eklamsia
Eklamsia adalah preeklamsia berat yang dilanjutkan dengan
keadaan kejang dan atau sampai koma. Kejadian eklamsia menurut timbulnya dibagi kedalam (Yulaikhah,2009;h 101) :
(a) Eklamsia gravidarum (50%) (b) Eklamsia parturein (40%)
(c)
Eklamsia puerperium (10%)
Sebelum kejang kondisi ini didahului dengan gejal subjektif yaitu nyeri kepala didaerah
frontal, nyeri epigastrium, penglihatan
semakin kabur, dan terdapat mual muntah dan hasil pemeriksaan menunjukkan atau mudah terangsang
hiper refleksia (Yulaikhah,2009;h 102).
c)
Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta dengan
implantasi di sekitar
segmen bawah Rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa digolongkan menjadi 3 macam (Yulaikhah, 2009;hal 109-110) : (1)
Plasenta previa totalis yaitu pada pembukaan 4-5 cm teraba
plasenta menutupi seluruh ostium uteri (2)
Plasenta previa partialis yaitu jika pembukaan 4-5 cm
sebagian permukaan ditutupi oleh plasenta (3)
Plasenta previa marginalis yaitu jika sebagian kecil atau hanya
pinggir ostium yang ditutupi oleh plasenta
d)
Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya
dengan implantasi normal pada kehamilan lebi dari 28 minggu. Faktor predisposisi
solusio plasenta (Yulaikhah,2009;hal113) :
(a) Hamil pada usia tua (b) Mempunyai tekanan darah tinggi
(c) Bersamaan dengan preeklamsiaatau eklamsia (d) Tekanan
vena kava inferior yang tinggi
(e) Kekurangan asam folat
e) Ketuban Pecah Dini (KPD) KPD adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi Rahim disebut periode laten. (Yulaikhah,2009;hal 116) (1) Etilogi KPD meliputi hal-hal berikut ini (Yulaikhah,2009;hal
116) :
(a) Servik inkompeten
(b) Ketegangan Rahim berlebihan seperti pada kehamilan ganda, dan
hidramnion.
(c) Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang (d) Kemungkinan kesempitan panggul seperti perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP (pintu atas panggul),disproposi sefalopelvik
(e) Kelainan bawaan dari selaput ketuban (f) Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yang terdiri dari: 1. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28
- – 36 dan sesudah minggu ke 36) (Saifudin, 2010).
Trimester I Sebelum minggu -Membangun hubungan saling percaya
ke 14 antara petugas kesehatan dan ibu hamil.- Mendeteksi masalah dan menanganinya.
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
- Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikas
- mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebrsihan, istirahat, dan sebagainya).
Trimester II Sebelum minggu Sama seperti diatas, ditambah
ke 28 kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia (Tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengenai proteinuria).Trimester III Antara 28-36 Sama seperti diatas, ditambah palpasi
minggu abdomen untuk mengetahui apakah kehamilan ganda Trimester III Setelah36 Sama seperti diatas, ditambah deteksi minggu letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saiffudin, 2010;h N-2)
B. Persalinan
a. Pengertian Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010).
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah pengeluaran janin yang telah cukup umur yang dapat hidup di luar kandungan.
b. Tanda dan Gejala Persalinan Menurut Novita (2011), tanda dan gejala persalinan dapat terjadi tiga minggu sebelum persalinan, seperti lightening merupakan sensasi yang bersifat subjektif, terutama pada
primigravida dimana fetus mulai
bergerak kearah bawah sehingga diagphragma berkurang tekanannya, terasa lega saat bernafas dan mudah untuk bernafas dengan dalam.
Kadang klien akan mudah makan karena berkurangnya tekanan. Tanda yang lain adalah kontraksi
braxton hicks digambarkan sebagai sensasi
tarikan diatas tulang pubis. Perubahan serviks menjadi lebih tipis, lembut dan pendek. Hal tersebut terjadi karena kontraksi braxton hicks.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahimya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. Tanda dan gejala inpartu adalah penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah
(blood show) melalui vagina.
c. Tahapan Persalinan Menurut Sulistyawati (2010), ada beberapa tahap persalinan, yaitu:
1. Kala I (pembukaan) Pasien dikatakan dalam tahap persalinan ibu primipara, jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal dua kali dalam 10 menit selama 40 detik. Ibu primipara adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap).
Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka clari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) rnasih dapat berjalan-jalan. Lamanya ibu primipara untuk
primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan pada multigrattida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan
primigravida
1 cm per jam dan pembukaan
multigravida 2 cm per jam. Dengan
perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
2. Kala II (Pengeluaran Bayi) Kala II ini adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi baru lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primigravida dan I jam
pada
multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan dalarn untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Gejala utama kala II adalah :
a) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50- 100 detik.
b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
c) Ketuban pecah pacla pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran karena tertekannya
fleksus frankenhouser.
d) Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu; subolaiput bertindak sebagai hipomochlion, berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala seluruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong.
g) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
3. Kala III (Pelepasan Plasenta) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahimya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Perubahan fisiologis kala III adalah otot uterus menyebabkan berkurangnya rongga uterus secara tibatiba setelah lahirnya bayi. Penyusunan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
implantasi plasenta karena tempat implantasi menjadi
semkain kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Perubahan psikologis kala III adalah ibu ingin melihat, menyentuh dan memeluk bayi. Kemudian ibu merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat lelah. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit dan menaruh perhatian terhadap plasenta (Marisah dkk, 2011).
4. Kala IV (Observasi) Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama l-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
d. Komplikasi persalinan Komplikasi persalinan menurut Schorge (2008), yaitu :
1. Komplikasi antepartum :
a) Kematian janin intrauterin
b) Kehamilan kembar
c) Perdarahan antepartum
d) Persalinan kembar
e) Insufisiensi serviks dan pengikatan serviks f) Ketuban pecah dini
2. Komplikasi pasca persalinan
a) Perdarahan pasca persalinan
b) Plasenta yang tertinggal didefinisikan sebgai kegagalan plasenta untuk dilahirkan dalam waktu 30 menit. Jika terjadi pendarahan secara berlebihan, maka pengangkatan manual mungkin diperlukan lebih awal. Kegagalan pengeluaran plasenta secara manual menunjukan adanya plasentasi abnomal.
e. Asuhan persalinan normal Terdapat 60 langkah dalam asuhan persalinan normal diantaranya yaitu(Prawiroharjo, 2010; h.341-347):
1. Melihat tanda dan gejala kala dua 1) Mengamati tanda dan gejala kala dua
a) Ibu mempunyai keinginan untuk mengejan
b) Ibu merasa tekanan semakin meningkat pada rektum dan/atau vagina.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter anal terbuka.
2. Menyiapkan pertolongan persalinan 1) Memastikas perlengkapan, bahan,dan obat-obat esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin
10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai dalam partus set.
2) Mengenakan baju penutup atau clemek plastik yang bersih. 3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan mengeringkan dengan handuk satu kali pakai ayau pribadi yang bersih.
4) Memakai satu sarung DTT atau steril untuk setiap kali pemeriksaan dalam.
5) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan menggunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril)dan meletakan kembali dipartus set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril, tanpa mengontaminasi tabung suntik.
3. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik 1) Membersihkan vulva dan perineum, menyekannya dengan hati- hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkan dengan cara seksama dengan cara menyeka dari depan kebelakang.Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakan kedua sarung tangan tersebut dengan benar didalam larutan dekontaminasi, langkah # 9),
2) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap, Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
3) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskanya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan (seperti diatas) 4) Memastikan Denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit)
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b) Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian dan asuhan lainnya pada partograf
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran 1) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginanya 2) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan temuan
3) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran 4) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran.
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
5) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran : a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya (tidak memonta ibu berbaring terlentang) d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e) Menganjurkan keluarga mendukung dan memberi semangat pada ibu f) Menganjurkan asupan cairan per oral g) Menilai DJJ setiap lima menit .
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segeran dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1jam) untuk ibu multi para, merujuk segera, jika ibu tidak mempunyai keingina untuk meneran. i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil podidi yang aman jika belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi- kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi. j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 mrnit meneran, merujuk ibu dengan segera
5. Persiapan Pertolong Kelahiran Bayi a) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakan handuk bersih dia atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
b) Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu c) Membuka partus set.
d) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
6. Menolong Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala
a) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perinium dengan satu tanaga yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
b) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus dilakukan) c) Memerika lilitan tali puasat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya d) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir Bahu
e) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan tangan di masing-masing sisi muka bayi, menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul dibarah arkus pubis dan kemudian menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu anterior.
f) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah ke arah perenium, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut, mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perenium, gunakan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan,Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
g) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menjaga saat punggung kaki terlahir.Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.
7. Penanganan Bayi Baru Lahir 1) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia,lakukan resusitasi. (lihat bab 26 resusitasi neoratus) 2) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan membiarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/i.m. (lehiat keterangan dibawah ini). 3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
4) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
5) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,menutupi bagian kepala,membiarkan tali pusat terbuka,jika cinta mengalami kesulitan bernapas,ambil tindakan yang sesuai.
6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
8. Oksitosin 1) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
2) Memberitahi kepada ibu bahwa ia akan disuntik 3) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit I.M. di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
9. Penegangan Tali Pusat Terkendali 1) Memindahkan klem pada tali pusat.
2) Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat dia atas tulsng pubis, dan menggunakan tangan ini untuk palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
3) Menunggu uterus ber kontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakan ( dorso kersinal) dengan hati-hati untuk membantu terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu
10. Mengeluarkan Plasenta 1) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarah 5-10 cm dari vulva b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit c) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M.
d) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik asptika jika perlu.
e) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
f) Memulai penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
g) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir pada waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.