BAB IV - DOCRPIJM e1d2e845b3 BAB IV03 BAB IV Profil Kab Kudus

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

BAB IV
PROFIL KABUPATEN KUDUS

4.1.

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Kudus dengan luas wilayah 42.516 Ha merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah,
terletak diantara 4 (empat) Kabupaten yaitu :


Utara

: Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati



Timur


: Kabupaten Pati



Selatan

: Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Demak



Barat

: Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara

Secara geografis, letak Kabupaten Kudus antara 110”36’ dan 110”50’ Bujur Timur dan 6”51’ dan 7”16’
Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan dari utara ke selatan 22 km. Secara
administrasi, Kabupaten Kudus terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa serta 9 kelurahan.
Tabel IV.1
Luas Wilayah Kabupaten Kudus
Menurut Kecamatan Tahun 2014

No

Kecamatan

1 Kaliwungu
2 Kota
3 Jati
4 Undaan
5 Mejobo
6 Jekulo
7 Bae
8 Gebog
9 Dawe
Kabupaten Kudus

Luas (Ha)

Persentase (%)

3.271,28

1.047,32
2.629,80
7.177,03
3.676,57
8.291,67
2.332,27
5.505,97
8.583,73
42.515,64

7,69
2,46
6,19
16,88
8,65
19,50
5,49
12,95
20,19
100,00


Sumber : BPS Kab. Kudus (Hasil Evaluasi Penggunaan Tanah 1993) Update

LAPORAN AKHIR

IV-1

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-2

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

4.2.

Gambaran Demografi


4.2.1. Jumlah Penduduk
Pada tahun 2014 jumlah penduduk seluruh wilayah Kabupaten Kudus 821.136 jiwa, dengan jumlah
penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jati yaitu 104.978 jiwa (12,78%) dan jumlah penduduk
terkecil terdapat di Kecamatan Bae yaitu 70.463 jiwa (8,58%). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.2
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2014
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8

9

Kaliwungu
Kota
Jati
Undaan
Mejobo
Jekulo
Bae
Gebog
Dawe
Kabupaten Kudus

Jumlah Penduduk

Prosentase (%)

93.018
96.984
104.978

73.016
73.813
104.596
70.463
100.303
103.965
821.136

11,33
11,81
12,78
8,89
8,99
12,74
8,58
12,22
12,66
100,00

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015


4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk Kabupaten Kudus terdiri dari 404.318 jiwa laki-laki
(49,24%) dan 416.818 jiwa perempuan (50,76%), dengan sex ratio 97,00. Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel IV.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2014
No

Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7

LAPORAN AKHIR


Kaliwungu
Kota
Jati
Undaan
Mejobo
Jekulo
Bae

Laki-laki
45.916
47.057
51.285
36.199
36.457
51.584
34.740

Perempuan
47.102

49.927
53.693
36.817
37.356
53.012
35.723

Jumlah
93.018
96.984
104.978
73.016
73.813
104.596
70.463

Sex
Ratio
97,48
94,25

95,52
98,32
97,59
97,31
97,25

IV-3

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

No

Kecamatan

49.590

50.713

100.303

Sex
Ratio
97,79

51.490

52.475

103.965

98,12

404.318

416.818

821.136

97,00

Laki-laki

8 Gebog
9 Dawe
Kabupaten Kudus

Perempuan

Jumlah

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin
Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kudus pada rentang tahun 2011 sampai
dengan 2013 jumlah penduduk miskin semakin berkurang. Dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk
miskin yaitu 73.590 orang (9,45%), tahun 2012 69.300 orang (8,63%), dan tahun 2013 70.100 orang
(8,62%).
Data kemiskinan Kabupaten Kudus juga bisa dilihat dari tingkat kesejahteraan per kecamatan. Jumlah
KK di Kabupaten Kudus pada tahun 2014 sebanyak 229.168 KK dengan klasifikasi keluarga sejahtera
meliputi Keluarga Pra Sejahtera sebesar 23.231 KK (10%), Keluarga Sejahtera I sebesar 40.904 KK
(18%), Keluarga Sejahtera II sebesar 77.096 KK (34%), Keluarga Sejahtera III sebesar 68.689 KK
(30%), dan Keluarga Sejahtera III Plus sebesar 19.248 KK (8%). Berdasarkan data tersebut, persentase
penduduk miskin tidak terlalu mendominasi di Kabupaten Kudus. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.4
Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan Per Kecamatan Tahun 2014
No

Kecamatan

1 Kaliwungu
2 Kota
3 Jati
4 Undaan
5 Mejobo
6 Jekulo
7 Bae
8 Gebog
9 Dawe
Kabupaten Kudus

Pra
Sejahtera
1.825
1.032
896
6.638
760
5.318
896
1.627
4.239
23.231

Sejahtera I
3.784
3.685
2.095
6.357
3.381
7.425
2.922
3.388
7.867
40.904

Sejahtera II
7.031
9.509
5.952
4.302
5.746
12.322
6.877
15.657
9.700
77.096

Sejahtera
III
10.662
10.684
10.069
4.667
8.227
8.354
5.799
3.805
6.422
68.689

Sejahtera
III Plus
1.973
2.083
8.204
398
1.961
717
1.550
669
1.693
19.248

Sumber : Sumber : BPMPKB – SIPD 2014

LAPORAN AKHIR

IV-4

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun
dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Menurut
Kabupaten Kudus Dalam Angka, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah penduduk di Kabupaten
Kudus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami. Pada tahun 2014, laju pertumbuhan penduduk 1,27%
dimana mengalami penurunan 0,03% dari tahun sebelumnya.

Tabel IV.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014
No

Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa)
2010

2011

2012

2013

2014

1

Kaliwungu

90.219

90.879

93.167

93.802

2

Kota
Jati

91.489
97.291

91.279
98.316

92.262
102.166

92.039
102.911

Undaan

68.994

69.425

70.481

71.072

5
6

Mejobo

69.080

69.816

71.665

72.242

Jekulo

97.888

98.840

101.083

101.855

7

Bae

61.966

62.493

67.674

68.170

8

Gebog

93.491

94.432

96.161

96.841

94.188

94.424

97.232

98.071

93.018
96.984
104.978
73.016
73.813
104.596
70.463
100.303
103.965

764.606

769.904

791.891

797.003

821.136

3
4

9

Dawe
Kabupaten Kudus

Sumber : Kabupaten Kudus Dalam Angka Tahun 2011-2014 dan Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015

4.2.5. Kepadatan/ Persebaran Penduduk
Berdasarkan data dalam angka tahun 2014, kepadatan penduduk Kabupaten Kudus dalam kurun waktu
lima tahun (2010-2014) cenderung mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak signifikan. Pada
tahun 2014, kepadatan penduduk mencapai 1,90 jiwa/Km2 dengan persebaran penduduk Kabupaten
Kudus masih belum merata. Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Kota dengan kepadatan
penduduknya 9,26 jiwa/Km2 sedangkan Kecamatan Undaan merupakan kecamatan yang terendah
kepadatan penduduknya 1,02 jiwa/Km2. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

LAPORAN AKHIR

IV-5

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Tabel IV.6
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kecamatan

Luas Daerah
(Km2)

Kaliwungu
Kota
Jati
Undaan
Mejobo
Jekulo
Bae
Gebog
Dawe
Kabupaten Kudus

Kepadatan (jiwa/km2)

32.713
10.474
26.298
71.772
36.771
89.917
23.322
55.060
85.838

2010
2,80
8,85
3,81
0,97
1,91
1,20
2,86
1,71
1,12

2011
2,82
8,83
3,85
0,97
1,93
1,21
2,88
1,73
1,12

2012
2,85
8,81
3,89
0,98
1,95
1,22
2,90
1,75
1,13

2013
2,87
8,79
3,91
0,99
1,97
1,23
2,92
1,76
1,14

2014
2,84

432.165

1,84

1,85

1,86

1,88

1,90

9,26
3,99
1,02
2,01
1,16
3,02
1,82
1,21

Sumber : Hasil Analisis, 2015

4.3.

Gambaran Topografi

Kabupaten Kudus memiliki topografi yang beragam yaitu ketinggian wilayah yang berkisar antara 51600 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang memiliki ketinggian terendah, yaitu 5 meter di atas
permukaan air laut berada di Kecamatan Undaan. Sedangkan wilayah dengan ketinggian tertinggi
berada di Kecamatan Dawe, yang berupa dataran tinggi dengan ketinggian 1600 meter di atas
permukaan laut. Kabupaten Kudus memiliki kelerengan yang bervariasi, yaitu:


Kelerengan 0-2%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa dataran koluvial dengan relief datar. Kelerengan ini
terdapat di Kecamatan Undaan, Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan Kaliwungu,
Kecamatan Mejobo, sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Bae.



Kelerengan 2-5%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa dataran koluvial dengan relief landai. Kelerengan ini
terdapat di sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog
dan Kecamatan Mejobo.

LAPORAN AKHIR

IV-6

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015



Kelerengan 5-15%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan berupa perbukitan struktural dengan relief bergelombang dan
agak curam. Kelerengan ini terdapat di Kecamatan Dawe dan Gunung Pati Ayam bagian Timur.



Kelerengan 15-40%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan perbukitan struktural dengan relief berbukit kecil dan curam.
Kelerengan ini terdapat di daerah Gunung Pati Ayam bagian utara, Kecamatan Gebog, Kecamatan
Dawe, Kecamatan Jekulo.



Kelerengan >40%
Kelerengan ini memiliki bentuk lahan perbukitan struktural dengan relief bergelombang dan sangat
curam. Kelerengan ini terdapat di sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe, Kecamatan
Gebog dan daerah Puncak Muria bagian selatan.

4.4.

Gambaran Geohidrologi

Geohidrologi Kabupaten Kudus termasuk dalam Satuan Wilayah Sungai Jratunseluna terdiri dari 2
Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yaitu DAS Jratun (S.Jragung dan Tuntang) dan DAS Seluna
(S.Serang, Lusi, dan Juana). Pada DAS Seluna terdapat 3 lokasi mata air utama, yang terbesar berasal
dari pegunungan di Boyolali mengaliri Sungai Serang, dan selanjutnya berasal dari pegunungan kapur
di Blora dan Grobogan mengaliri Sungai Lusi, serta yang ketiga berasal dari pegunungan Muria di
Kudus, Pati, dan Jepara mengaliri Sungai Juana dan drainase Serang Welahan Drain 2 (SWD.2).
Sedangkan akhir sungai-sungai pada DAS Seluna bermuara di 4 lokasi yang seluruhnya di Pantai Utara
Jawa, tiga berada di pantai Kabupaten Demak yaitu SWD.2, SWD.1 (Sungai Serang Lama), Sungai
Wulan (Sungai Serang Hilir) dan muara yang lainnya berada di pantai Kabupaten Pati (Sungai Juana).
Tabel IV.7
Wilayah DAS di Kabupaten Kudus
No
1

2

LAPORAN AKHIR

SWS, DAS, Sub DAS, Sungai
SWS : Jratunseluna
DAS : Seluna
Sub SWS : Juana
Sungai : S. Logung
SWS : Jratunseluna
DAS : Seluna
Sub SWS : Juana

Lokasi
Desa : Kd. Mojo
Kec : Jekulo

Desa : Bulung Cangkring
Kec : Jekulo

IV-7

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

No
3

4

SWS, DAS, Sub DAS, Sungai
Sungai : S. Juana
SWS : Jratunseluna
DAS : Seluna
Sub SWS : Serang
Sungai : S. Getis
SWS : Jratunseluna
DAS : Seluna
Sub SWS : Sungai : -

Lokasi
Desa : Panjang
Kec : Bae

Desa : Larikrejo
Kec : Undaan

Sumber : www.google.co.id/geohidrologi

4.5.

Gambaran Geologi

Kondisi geologi yang terdapat di Kabupaten Kudus merupakan struktur geologi primer yang terdiri dari
kenampakan perlapisan batu gamping dan pasir di bagian selatan dari Kota Kudus. Fase tektonik yang
terjadi di Komplek Muria erat kaitannya dengan fase tektonik di cekungan Jawa Timur Utara, terutama
Zona Rembang (Van Bemmelen, 1949). Zona Rembang mengalami 2 (dua) kali fase tektonik, yaitu
pada Kala Miosen Tengah dan pada Kala Plistosen Bawah.
Kabupaten Kudus memiliki sruktur tanah yang bervariasi mulai daerah pantai, perbukitan sampai
pegunungan. Berikut ini adalah jenis tanah yang terdapat di daerah Kabupaten Kudus dan
penyebarannya:
1. Jenis tanah andosol
Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
2. Jenis tanah grumosol mediteran.
Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
3. Jenis tanah latosol merah
Penyebarannya meliputi Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
4. Jenis tanah planosol coklat
Penyebarannya di Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan
Jekulo.
5. Jenis tanah latosol coklat
Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.

LAPORAN AKHIR

IV-8

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

6. Jenis tanah litosol grumosol
Penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe.
7. Jenis tanah mediteran
Jenis tanah ini penyebarannya di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe,
Kecamatan Bae, Kecamatan Kota, Kecamatan Mejobo, Kecamatan Jati dan Kecamatan Kaliwungu.
8. Jenis tanah aluvial coklat
Jenis tanah ini paling banyak dijumpai di Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan Jekulo
dan Kecamatan Kaliwungu.

4.6.

Gambaran Klimatologi

Kabupaten Kudus secara umum dipengaruhi oleh zona iklim tropis basah dan memiliki temperatur
sedang. Bulan basah jatuh antara bulan Oktober–Mei dan bulan kering terjadi antara Juni–September,
sedang bulan paling kering jatuh sekitar bulan Agustus. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kudus pada
tahun 2014 berkisar antara 19,7ºC sampai 30,7 ºC dengan kelembaban udara rata-rata bervariasi
antara 71,5% sampai 79,5%. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari 1.426 mm
dengan hari hujan 99 hari. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel IV.8
Banyaknya Hari Hujan dirinci Per Bulan
di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (Hari)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Kabupaten Kudus

2010
22
15
12
12
14
9
8
6
9
11
6
18
142

2011
21
16
21
15
6
3
6
3
9
15
13
128

2012
18
11
13
7
5
3
1
6
7
13
84

2013
20
14
14
13
12
10
8
1
1
5
8
17
123

2014
24
10
8
11
5
5
9
3
1
2
7
14
99

Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus (Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015)

LAPORAN AKHIR

IV-9

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Tabel IV.9
Banyaknya Curah Hujan dirinci Per Bulan
di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (mm)
No
Bulan
1 Januari
2 Pebruari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 Nopember
12 Desember
Kabupaten Kudus

2010
112
74
177
167
223
122
91
60
112
147
87
278
1.650

2011
362
282
432
158
83
19
130
61
64
106
273
1.970

2012
572
233
243
145
69
73
5
30
125
183
1.678

2013
747
381
405
366
234
146
264
7
5
44
195
631
3.425

2014
1.426
192
156
186
83
129
151
104
34
16
184
274
2.935

Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus

Tabel IV.10
Suhu Udara Rata-rata Maksimum dan Minimum
dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (ºC)
2011
No

Bulan

2012

2013

2014

Maks

Min

Maks

Min

Maks

Min

Maks

Min

1 Januari

26,2

20,3

26,6

20,4

26,3

20,6

24,0

19,9

2 Pebruari

26,7

20,1

27,2

20,3

26,6

20,6

27,2

20,1

3 Maret

26,6

20,1

27,0

20,2

27,4

20,5

28,0

20,4

4 April

27,3

20,3

27,6

20,4

27,6

20,2

28,2

20,2

5 Mei

28,3

21,6

27,7

20,3

28,8

20,6

28,6

20,3

6 Juni

28,7

21,2

27,7

20,2

27,9

20,6

25,1

20,2

7 Juli

27,9

20,3

28,1

20,4

27,8

20,4

27,1

20,0

8 Agustus

28,3

20,9

28,9

21,3

28,4

20,2

27,9

19,7

9 September

28,8

21,5

30,2

21,3

29,0

20,4

28,7

19,9

10 Oktober

27,5

20,1

29,3

21,1

29,6

20,6

30,4

20,3

11 Nopember

27,2

20,3

27,8

21,1

28,8

21,0

30,7

20,4

12 Desember

27,4

20,8

26,8

21,0

27,9

20,0

27,6

20,2

Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-10

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Tabel IV.11
Kelembaban Udara Rata-rata
dirinci Per Bulan di Kabupaten Kudus Tahun 2010-2014 (%)
No

Bulan

2011

2012

2013

2014

1

Januari

81,7

80,0

78,8

79,5

2

Pebruari

83,8

79,5

78,2

76,0

3

Maret

78,5

79,4

75,7

75,2

4

April

77,1

78,0

75,0

75,2

5

Mei

73,9

78,0

71,5

74,5

6

Juni

75,0

79,1

72,5

74,0

7

Juli

75,1

78,2

75,0

78,0

8

Agustus

78,5

76,6

75,5

76,0

9

September

77,6

75,5

74,5

74,3

10 Oktober

78,7

77,1

72,5

72,3

11 Nopember

80,8

79,0

73,0

71,5

77,3

81,4

75,0

76,3

12 Desember

Sumber : Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-11

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.2 Peta Curah Hujan Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-12

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.3 Peta Struktur Geologi Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-13

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-14

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.5 Peta Kelerengan Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-15

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.6 Peta Kontur Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-16

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Gambar 4.7 Peta Elevasi Kabupaten Kudus

LAPORAN AKHIR

IV-17

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

4.7.

Gambaran Sosial dan Ekonomi

4.7.1. Gambaran Sosial
4.7.1.1. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka akan semakin baik kualitas
sumber dayanya. Karena pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
masyarakat yang sangat berperan meningkatkan kualitas hidup. Pada tataran makro, ukuran yang
sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk atau angka melek
huruf. Pada tahun 2014, persentase penduduk Kabupaten Kudus berumur 10 tahun ke atas menurut
kemampuan membaca dan menulis yaitu sebagai berikut :

Tabel IV.12
Persentase Penduduk Kabupaten Kudus Berumur 10 tahun Ke Atas
Menurut Kemampuan Membaca dan Menulis Tahun 2014
No
Uraian
1 Kemampuan membaca dan menulis :
a. Huruf Latin
b. Huruf Lainnya
c. Huruf latin dan lainnya
2 Tidak dapat membaca dan menulis

Laki-laki (%)

Perempuan (%)

19,87
1,05
77,55
1,53

Total (%)

15,39
4,31
73,85
6,45

17,58
2,72
75,65
4,05

Sumber :Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas 2014 (BPS Prov. Jawa Tengah)

Pada tabel tersebut penduduk laki-laki memiliki kemampuan baca tulis lebih tinggi dibanding
perempuan. Selain dari kemampuan baca tulis, tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dari
pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan hal ini berdampak pada kualitas SDM. Di Kabupaten Kudus,
persentase penduduk terbesar dalam pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan
SD/SDLB/MI yaitu 28,54% dan yang terkecil tingkat pendidikan DI/DII 0,50%. Perlu diperhatikan juga
bahwa masih terdapat penduduk yang tidak tamat SD (15,07%) dan bahkan Tidak/Belum pernah
sekolah, yaitu sebesar 4,95%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV.13
Persentase Penduduk Kabupaten Kudus Berumur 10 tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2014
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan
a. Tidak/belum pernah sekolah
b. Tidak/belum tamat SD/MI

LAPORAN AKHIR

Laki-laki (%)
1,79
14,99

Perempuan (%)
7,98
15,14

Total (%)
4,95
15,07

IV-18

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan
c. SD/SDLB/MI
d. SMP/SMPLB/MTs
e. SMU/SMULB/MA
f. SMK
g. DI/DII
h. DIII/Sarjana Muda
i. DIV/SI dan S2/S3

Laki-laki (%)
28,88
23,05
17,66
8,94
0,29
0,71
3,69

Perempuan (%)
28,22
21,83
15,55
4,88
0,69
1,17
4,54

Total (%)
28,54
22,43
16,58
6,86
0,50
0,95
4,12

Sumber :Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas 2014 (BPS Prov. Jawa Tengah)

Angka partisipasi sekolah yaitu angka yang menjelaskan banyaknya penduduk usia sekolah pada
masing-masing kelompok usia sekolah yang sedang/masih sekolah dibagi dengan usia sekolah pada
masing-masing kelompok usia sekolah. Di Kabupaten Kudus, pada tahun 2014 partisipasi sekolah
penduduk usia SD (7-12 tahun) sudah cukup tinggi yaitu mencapai 99,52%, sementara partisipasi
penduduk usia SLTP (13-15 tahun) sebesar 96,51% dan partisipasi sekolah penduduk usia SLTA (1618) sebesar 60,40% sedangkan partisipasi usia Perguruan Tinggi (19-24 tahun) sebesar 22,87%. Ini
menunjukkan kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi masih rendah.
Tabel IV.14
Persentase Penduduk Kabupaten Kudus
Menurut Partisipasi Bersekolah Tahun 2014
Partisipasi Bersekolah

7-12 Tahun (%)

a. Tidak/belum pernah sekolah
b. Masih sekolah
c. Tidak sekolah lagi

0,48
99,65
0,00

13-15 Tahun
(%)
0,00
96,51
3,49

16-18 Tahun
(%)
0,00
60,40
39,60

19-24 Tahun
(%)
0,88
22,87
76,25

Sumber :Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas 2014 (BPS Prov. Jawa Tengah)

4.7.1.2. Penduduk Miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang
disetarakan dengan 2.100 kilo kalori perkapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan
yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Garis kemiskinan merupakan jumlah
nilai pengeluaran minimum makanan maupun non makanan yang merupakan batas pengeluaran
seseorang dianggap sebagai penduduk miskin.

LAPORAN AKHIR

IV-19

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Di Kabupaten Kudus penduduk miskin selama tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan
persentase, hal ini membuktikan masalah kemiskinan menjadi sasaran pembangunan yang
diprioritaskan di Kabupaten Kudus.

Tabel IV.15
Statistik Kemiskinan Kabupaten Kudus
No
Uraian
1 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
2 Jumlah penduduk miskin (jiwa)
3 (%) Penduduk miskin

2011
256.745
73.591
9,45

2012
276.317
69.332
8,63

2013
299.097
70.081
8,62

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

Kemudian berdasarkan wilayah kemiskinan di Kabupaten Kudus terbagi menjadi tiga kategori miskin,
kemiskinan sedang, kemiskinan rendah yaitu sebagai berikut :
Tabel IV.16
Desa Miskin di Kabupaten Kudus
No
Kecamatan
1 Undaan

Miskin
Undaan Kidul, Medini

2 Kota

Demaan

3 Dawe

Lau, Kandangmas

4 Jekulo

Honggosoco

5 Mejobo

Jepang, Kesambi, Mejobo

LAPORAN AKHIR

Kemiskinan Sedang
Kalirejo, Undaan
Tengah, Karangrowo,
Undaan Lor

Kemiskinan Rendah
Wonosoco,
Lambangan,
Sambung,
Glagahwaru, Kutuk,
Larikrejo, Wates,
Ngemplak,
Terangmas, Beru
Genjang
Janggalan, Nganguk, Demangan, Mlati
Krandon, Singocandi Kidul, Kramat,
Langgar Dalem,
Kauman, Damaran,
Glantengan,
Barongan, Kaliputu,
Burikan, Rendeng
Margorejo, Rejosari,
Samirejo, Cendono,
Puyoh, Kajar,
Piji, Soco, Ternadi,
Cranggang, Tergo
Glagah Kulon, Dukuh
Waringin, Kuwukan,
Colo, Japan
Bulungcangkring,
Sadang, Sidomulyo,
Bulung Kulon,
Terban, Klaling,
Gondoharum, Pladen, Jekulo, Tanjungrejo
Hadipolo
Jojo, Payaman
Gulang, Kirig,
Temulus, Hadiwarno,

IV-20

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

6 Jati

Jepangpakis, Ngembal kulon,
Pasuruhan Lor

Getas Pejaten, Loram
Wetan

7 Gebog

Gondosari, Klumpit, Menawan,
Padurenan

Getasrabi, Gribig,
Kedungsari

8 Bae

Ngembalrejo, Peganjaran,
Gondangmanis
Kedungdowo

Bae, Karangbener,
Dersalam, Pedawang
Gamong, Sidorekso,
Papringan, Mijen,
Karangampel,
Prambatan Lor

9 Kaliwungu

Golantepus,
Tenggeles
Tanjung Karang,
Jetiskapuan, Loram
Kulon, Jati Wetan,
Jati Kulon, Pasuruan
Kidul, Ploso,
Megawon, Tumpang
Krasak
Karangmalang,
Besito, Jurang,
Rahtawu
Panjang, Purworejo,
Bacin
Blimbing Kidul,
Banget, Setro
Kalangan. Garung
Kidul, Kaliwungu,
Garung Lor,
Prambatan Kidul,
Bakalan Krapyak

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

4.7.2. Gambaran Ekonomi
4.7.2.1. PDRB Kabupaten Kudus
Salah satu indikator kondisi perekonomian daerah dapat dilihat dari nilai PDRB (Produk Domestik
Regional Brutto), yang dapat diartikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk menghasilkan barang
dan jasa dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada. PDRB merupakan gambaran perekonomian suatu
wilayah. Secara matematis PDRB adalah komulatif nilai tambah bruto dari seluruh sektor lapangan
usaha.
Berdasarkan perkembangan nilai PDRB Kabupaten Kudus dalam kurun 5 tahun terakhir ini, sektor
industri pengolahan mendominasi perekonomian dimana mengalami pertumbuhan sebesar 4,01%
disusul oleh sektor perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 5,09% serta sektor
bangunan sebesar 7,83%.
Tabel IV.17
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000=100)
No
1
2
3
4

Sektor
Pertanian
Pertambangan & penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas

LAPORAN AKHIR

2012
5,47
11,78
3,57
9,52

2013
-0,63
5,40
4,28
7,16

2014
-1,65
4,55
4,01
5,48

IV-21

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

No
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sektor
Air, sampah dan limbah
Bangunan
Perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor
Pengangkutan & Pergudangan
Penyediaan akomodasi & makan
Informasi dan komunikasi
Jasa keuangan & asuransi
Real estate
Jasa perusahaan
Administrasi pemerintahan, pertahanan, jaminan sosial
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan & sosial
Jasa lainnya
PDRB
PDRB TANPA MIGAS

2012
10,46
10,96
3,42
7,45
6,67
11,57
7,74
9,41
6,18
1,45
9,41
8,03
7,21
4,11
4,11

2013
2,80
7,89
5,31
7,62
5,21
9,71
7,76
8,55
7,98
5,59
5,07
5,70
8,05
4,53
4,53

2014
6,53
7,83
5,09
6,74
5,33
12,28
6,52
6,58
6,97
5,22
5,45
8,31
5,53
4,26
4,26

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

Pada tahun 2014 ini, PDRB atas dasar harga konstan sebesar 62,60 triliyun rupiah dimana naik 4,26%
dari tahun sebelumnya. Sektor industri masih menjadi kontributor utama sebagai pemberi andil terbesar
PDRB pada tahun 2014.
Tabel IV.18
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Kudus Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6

Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas
Air, sampah dan limbah
Bangunan
Perdagangan, reparasi mobil dan sepeda
motor

2010
1.256.419
51.009
43.601.666
23.787
10.062
1.528.899

2011
1.315.173
55.235
453206.111
25.297
11.020
1.643.300

2012
1.387.112
61.740
46.818.348
27.705
12.172
1.823.412

2013
1.378.316
65.073
48.820.554
29.689
12.513
1.967.356

2014
1.355.526
68.031
50.780.4
31.315
13.329
2.121.450

2.818.692

3.008.185

3.111.215

3.276.407

3.443.168

8

Pengangkutan & pergudangan

511.763

552.658

593.830

639.057

682.130

9
10
11
12
13

Penyediaan akomodasi & makan
Informasi dan komunikasi
Jasa keuangan & asuransi
Real estate
Jasa perusahaan
Administrasi pemerintahan, pertahanan,
jaminan sosial
Jasa pendidikan
Jasa kesehatan & sosial
Jasa lainnya
Total PDRB

554.473
268.872
805.870
269.168
43.195

577.908
311.946
832.457
288.244
47.082

616.466
348.029
896.868
315.381
49.990

648.607
381.834
966.464
342.337
53.979

683.198
428.731
1.029.498
364.875
57.740

438.505

468.717

475.522

502.098

528.321

385.996
128.307
236.814
52.933.496

427.542
139.007
265.913
55.175.795

467.769
150.168
285.083
57.440.811

491.499
158.726
308.042
60.042.550

518.281
171.924
325.088
62.603.070

7

14
15
16
17

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

LAPORAN AKHIR

IV-22

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

4.7.2.2. Kondisi Inflasi Daerah
Inflasi didefinisikan sebagai situasi dimana harga-harga mengalami peningkatan yang disebabkan oleh
meningkatnya pengeluaran atau belanja masyarakat yang lebih cepat dari produk yang dihasilkan.
Angka/laju inflasi tahun 2014 untuk nasional adalah sebesar 8,36% sedangkan untuk Kabupaten Kudus
mengalami inflasi sebesar 8,59% dikarenakan pada bulan Januari 2014 Kabupaten Kudus mengalami
banjir sehingga menutup akses perekonomian. Sedangkan pada bulan Desember 2014 Kabupaten
Kudus mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,47%.
Tabel IV.19
Perkembangan Laju Inflasi Nasional, Semarang dan Kudus Tahun 2009-2014 (%)
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014

Nasional

Semarang
2,78
6,96
3,79
4,30
8,38
8,36

Kudus
3,19
7,11
2,87
4,85
8,19
8,22

3,00
7,65
3,34
4,77
8,31
8,59

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

Tabel IV.20
Inflasi Kabupaten Kudus Menurut Komoditi Tahun 2012-2014
Komoditi
Bahan makanan
Makan jadi, minuman, rokok, tembakau
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan & Olahraga
Transport & Komunikasi
Umum

2012
6,47
10,89
2,91
5,61
1,83
1,69
-0,67
4,77

2013
14,36
5,57
4,23
1,07
5,34
2,12
14,80
8,31

2014
9,75
6,12
7,85
4,67
8,67
8,25
12,25
8,59

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

4.7.2.3. Potensi Ekonomi (Pertanian, Industri, Perdagangan dan Jasa serta Pariwisata)
 Pertanian
Pada sektor pertanian, Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan
pertanian cukup luas dan tanaman padi merupakan tanaman yang paling banyak ditanam
masyarakat Kabupaten Kudus. Selain padi juga tanaman palawija. Pada kurun waktu 2013-2014
produksi padi di Kabupaten Kudus mengalami sedikit penurunan, hal tersebut dikarenakan luas
panen mengalami penurunan sehingga berdampak pada produksi. Sedangkan tanaman palawija

LAPORAN AKHIR

IV-23

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

secara umum pada tahun 2014 mengalami peningkatan produksi dibanding tahun sebelumnya.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.21
Statistik Padi Palawija Kabupaten Kudus
Uraian
Padi
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Jagung
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Kedelai
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Kacang Tanah
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Ubi kayu
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Ubi Jalar
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)

2012

2013

2014

25.905
148.054

27.012
140.201

21.682
129.282

4.051
21.353

2.400
14.448

2.792
17.081

69
82

67
143

104
262

513
708

724
1.364

1.155
1.275

1.270
23.655

1.364
37.674

1.488
34.042

18
167

23
215

52
522

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

 Industri
Kabupaten Kudus mempunyai banyak industri yang berkembang baik skala besar, menengah
maupun industri kecil. Dengan total kurang lebih 12.938 unit pada tahun 2014, sektor industri
menjadi tiang penyangga utama dari perekonomian Kabupaten Kudus. Karena disamping
memberikan konstribusi besar terhadap PDRB Kabupaten (61,30% pada tahun 2014), namun juga
menyerap tenaga kerja terbesar terutama industri pengolahan tembakau. Disamping industri
pengolahan tembakau terdapat industri pengolahan lainnya seperti industri pengolahan kertas dan
barang dari kertas dan industri mesin, radio, TV, peralatan komunikasi dan perlengkapannya yang
menyerap banyak tenaga kerja.

LAPORAN AKHIR

IV-24

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TA 2015

Tabel IV.22
Banyaknya Tenaga Kerja Industri Pengolahan Kabupaten Kudus
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kecamatan
Kaliwungu
Kota
Jati
Undaan
Mejobo
Jekulo
Bae
Gebog
Dawe
Kabupaten Kudus

2012
13.177
135.385
27.425
2.025
4.583
5.480
30.148
19.925
6.242
244.330

2013
13.314
137.213
27.768
2.028
4.606
5.518
30.555
20.224
6.336
247.562

2014
13.447
138.585
28.046
2.049
4.652
5.574
30.861
20.426
6.399
250.039

Sumber :Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2015 (BPS Kabupaten Kudus)

 Perdagangan dan jasa
Kabupaten Kudus terletak pada persimpangan jalur transportasi utama Jakarta-Semarang-Surabaya
dan Jepara-Grobogan. Dengan kondisi tersebut, menjadikan wilayah Kabupaten Kudus sangat
strategis dan cepat berkembang serta memiliki peran utama sebagai pusat aktivitas ekonomi yang
melayani wilayah hinterland, yaitu kabupaten di sekitarnya. Potensi ekonomi tersebut ditandai dari
banyaknya pasar yang ada.
Berdasarkan statistik daerah Kabupaten Kudus 2015, jumlah sarana perdagangan berupa pasar di
Kabupaten Kudus pada tahun 2014 adalah 30 buah yang terdiri dari 6 buah pasar daerah, 22 buah
pasar desa, dan 2 buah pasar hewan. Dengan jumlah kecamatan di Kabupaten Kudus maka ratarata per kecamatan terdapat 3 buah pasar.
Dari ke 30 pasar tersebut, salah satu pasar di Kabupaten Kudus yaitu Pasar Kliwon yang merupakan
pusat grosir konveksi dan tekstil terbesar se-Karisidenan Pati dan Kabupaten Kudus menjadi salah
satu pasar daerah Kabupaten Kudus yang memberikan konstribusi pendapatan daerah serta
sebagai barometer perekonomian masyarakat Kabupaten Kudus.
 Pariwisata
Kabupaten Kudus memiliki beberapa obyek wisata yang menarik dikunjungi, baik wisata alam
maupun buatan. Tercatat terdapat 10 obyek wisata yang ada di Kabupaten Kudus yaitu Menara
Kudus, Colo, Tugu Identitas, Kolam Renang Pemda, Kolam Renang Notosari, Krida Wisata,
Museum Kretek, Kolam Renang Griptha, Air Terjun Montel, dan Hutan Wisata Kajar. Dari pbyek
wisata tersebut, Colo merupakan obyek wisata dengan pengunjung terbanyak.

LAPORAN AKHIR

IV-25