Penyesuaian diri mahasiswa asal NTT (studi deskriptif pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2017 asal Nusa Tenggara Timur dan usulan topik-topik pendampingan terkait bimbingan pribadi-sosial) -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA ASAL NTT
(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2017
Asal Nusa Tenggara Timur Dan Usulan Topik-Topik Pendampingan
Terkait Bimbingan Pribadi-Sosial)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :
Zoter Sonata Prilcon Bale Leda Veregrent
NIM: 131114069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2019

I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Hidup ini penuh dengan kebebasan. Maka gunakan kebebasan itu sebaikbaiknya karena sebuah kegagalan dan kesuksesan dalam hidupmu ditentukan
dengan pilihanmu itu sendiri”

“Fokus apa yang menjadi targetmu dan segera mengesampingkan hal-hal yang
tidak berguna dalam hidupmu, terkadang kita terlalu fokus dengan hal-hal
yang tidak penting daripada hal-hal yang penting”


“Perbanyaklah pengalaman daripada berkata-kata. Karena sebagian besar
orang akan lebih mengingat sebuah tindakan daripada ribuan kata-kata”

“Hidup di Indonesia ini tidak pernah kekurangan orang baik melainkan
kekurangan orang yang teladan dan orang yang memberikan contoh”

“Orang sukses itu tidak pantang menyerah untuk selalu mencari jalan atau
menemukan solusi terbaik dalam hidupnya sedangkan orang yang gagal selalu
melibatkan suatu alasan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya”

“Jika ada kesempatan, Ambilah. Karena ketika kamu diberi kesempatan kedua
rasanya sudah menjadi beda”

“Jangan terlalu larut dalam kesedihan, apalagi menangisi kejadian yang sudah
terjadi, karena hidup ini terlalu singkat untuk menghabiskan hal-hal tersebut.
Terus maju dan hidup dalam harapan”
(Zother Veregrent)

IV


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menjadi landasan dan pedoman
serta kekuatan dalam melangsungkan hidupku sehari-hari.
Kedua Orangtuaku tercinta
Bapak Karolus Ben Bale dan Ibu Theresia Niken Wara Sri Widuri yang tidak
pernah lelah memberikan kasih sayangnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saudara-saudariku secara khusus Adik laki-lakiku Agustimus Surya Novelos
Bale Leda Veregrent dan Adik perempuanku Maria Agustina Angelina Yustina
Mese Bale Leda Veregrent
Keluargaku yang penuh kasih secara khusus kepada Om Paulus Suhendrasmo
beserta sekeluarga yang ikhlas memberikan sarana dan prasarana dalam
proses mengerjakan skripsi ini
Dosen Pembimbingku Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A yang selalu
sabar dan setia selama proses penulisan skripsi ini hingga akhir.

V


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA ASAL NTT
(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2017 Asal Nusa Tenggara Timur
Dan Usulan Topik-Topik Pendampingan Terkait Bimbingan Pribadi-Sosial)
Zoter Sonata Prilcon Bale Leda Veregrent
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma angkatan 2017 asal Nusa
Tenggara Timur dan; (2) merumuskan usulan topik-topik pendampingan terkait
bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Angkatan 2017 Asal Nusa
Tenggara Timur berdasarkan capaian skor pengukuran penyesuaian diri yang
teridentifikasi rendah.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Angkatan 2017 Asal Nusa Tenggara Timur yang berjumlah
50 orang. Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah Probability Sampling dengan
model Simple Random Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuisioner
Penyesuaian Diri yang dikonstruk dengan empat aspek penyesuaian diri yaitu
kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial dan kematangan
moral dan tanggung jawab. Kuisioner Penyesuaian Diri ini memuat 112 item diantaranya
81 item valid dan 31 item tidak valid dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai,
sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Reliabilitas instrumen dihitung menggunakan
formula Alpha Cronbach dengan nilai koefisien realibilitas sebesar 0,931.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Angkatan 2017 Asal Nusa Tenggara Timur
memiliki tingkat penyesuaian diri sebagai berikut: ada 16 mahasiswa (32%) sangat baik,
ada 27 mahasiswa (54%) baik, ada 7 mahasiswa (14%) cukup baik dan tidak terdapat
mahasiswa yang menunjukkan hasil penyesuaian diri yang buruk maupun sangat buruk.
Dari hasil perhitungan skor item, terdapat 28 item (35%) yang capaian skornya tergolong
sangat tinggi, 37 skor item (46%) tergolong tinggi, 14 item (17%) sedang, 2 item (2%)

yang rendah, serta tidak ada item yang capaian skornya termasuk dalam kategori sangat
rendah. Diusulkan topik-topik pendampingan bimbingan pribadi-sosial berdasarkan skor
item kuisioner yang capaian skornya rendah untuk meningkatkan Penyesuaian Diri
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Angkatan 2017 Asal Nusa Tenggara Timur. Judul topik pendampingan bimbingan
pribadi-sosial mahasiswa yaitu “Pentingnya Bersikap Asertif di Jaman Kekinian dan
Mengambil Keputusan sebagai Langkah Kemajuan Diri Sendiri”. Pendampingan ini
dilakukan dengan metode bimbingan klasikal, sharing kelompok, dinamika kelompok,
dan refleksi dengan tujuan meningkatkan penyesuaian diri pada mahasiswa.

Kata Kunci : Penyesuaian Diri, Nusa Tenggara Timur

VIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
STUDENT ADAPTATION CAPABILITY FROM NTT
(Descriptive Study on Faculty of Teacher Training and Education from Nusa
Tenggara Timur Students of Sanata Dharma University Yogyakarta Academic Year

2017 and it’s Implication to Personal-Social Guidance Topics Proposal)
Zoter Sonata Prilcon Bale Leda Veregrent
Sanata Dharma University
2019
This study is a descriptive quantitative with the purposes are (1) to describe how good
the adaptation capability on Faculty of Teacher Training and Education from Nusa
Tenggara Timur Students of Sanata Dharma University Academic Year 2017 and (2)
formulate guidance topics related to personal-social guidance in order to rise up the
student adaptation capability on Faculty of Teacher Training and Education from Nusa
Tenggara Timur of Sanata Dharma University academic year 2017 based on adaptation
score indication identified low.
The object of the study is 50 Nusa Tenggara Timur’s students on Faculty of Teacher
Training and Education Sanata Dharma University Academic Year 2017.The sample
technique which is used by the research is Probability Sampling with Simple Random
Sampling model. The instrument of the study is Questionnaire about Students Adaptation
Capability which is created with 4 aspects of adaptation capability; emotional,
intellectual, social, and moral responsibility. The adaptation questionnaire include 112
items with 81 items are valid, 31 items are not valid, with 4 alternative answers; most
appropriate, appropriate, inappropriate and most inappropriate. The instrument
reliability is calculated with Alpha Cronbach formula with reliability coefficient value

0,931.
The result of this study indicates that Faculty of Teacher Training and Education from
Nusa Tenggara Timur of Sanata Dharma University academic year 2017 has adaptation
capability level as follows: 16 students (32%) are excellent, 27 students (54%) are good,
7 students (14%) are average, and there are none of them show bad or worse in
adaptation capability. From the result item score calculation, there are 28 items (35%)
which get very high score, 37 items (46%) get high score, 14 items (17%) are average, 2
items (2%) are low, and none of them belong to very low score. As a proposed, topics
implication guidance personal-social based on questionnaire items which has low
achievement score to raise up Adaptation Capability on Faculty of Teacher Training and
Education of Sanata Dharma University academic year 2017 from Nusa Tenggara Timur.
The title of the implication to personal-social guidance topics is “the Important of
Assertive Behavior in Nowadays Era and the Decision Making as a self Development”.
This guidance is done with classical guidance method, group sharing, working in a
group, and reflection to increase adaption for students.
Key Words: Adaptation Capability, Nusa Tenggara Timur

IX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat rahmat-Nya akhirnya penelitian yang berjudul “Penyesuaian Diri
Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Angkatan 2017 Asal Nusa Tenggara Timur Dan Usulan
Topik-Topik Pendampingan Terkait Bimbingan Pribadi-Sosial” ini terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Karya Ilmiah ini merupakan sebuah karya yang memberikan peneliti
pengalaman baru dan berharga, dimana peneliti sendiri telah mengalami berbagai
macam persoalan dan kendala selama proses pengerjaan skripsi ini baik dalam
suka maupun duka. Pengalaman tersebut membuat peneliti menjadi semakin
banyak berusaha dan berdoa serta mengucapkan pujian dan syukur dalam setiap
perjalanan hidup.
Peneliti menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan dan kerjasama yang
baik dari pihak-pihak yang terlibat, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Oleh karena itu, secara khusus pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu
dan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A. selaku dosen pembimbing yang
selalu memberikan waktu, motivasi, dan sabar mendampingi peneliti
sehingga banyak pelajaran hidup peneliti dapatkan selama proses
penulisan skripsi berlangsung.

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN……………………………. vii
ABSTRAK………………………………………………………………… viii
ABSTRACT………………………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM …………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1
Identifikasi Masalah……………………………………………….. 7
Pembatasan Masalah………………………………………………. 8
Rumusan Masalah…………………………………………………. 8
Tujuan Penelitian…………………………………………………... 8
Manfaat Penelitian ………………………………………………… 9
Batasan Istilah …………………………………………………….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………… 11
A. Hakikat Penyesuaian Diri………………………………………….. 11
1. Pengertian Penyesuaian Diri…………………………………... 11
2. Karakteristik Penyesuaian Diri………………………………… 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri…………..15
4. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri………………………………... 18
5. Penyesuaian Diri yang Baik…………………………………… 22

XII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Mahasiswa dan Penyesuaian Diri…………………………………. 24
1. Mahasiswa……………………………………………………... 24
2. Mahasiswa FKIP Asal NTT……………………………………. 25
3. Penyesuaian Diri pada Mahasiswa FKIP Asal NTT…………... 26
C. Kajian Penelitian yang Relevan……………………………………. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………….. 29
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Jenis dan Desain Penelitian………………………………………... 29
Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………... 29
Subjek Penelitian…………………………………………………... 30
Definisi Variabel Penelitian ……………………………………….. 31
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………………………. 31
Validitas dan Reliabilitas Instrumen……………………………….. 35
1. Validitas………………………………………………………... 35
2. Reliabilitas……………………………………………………... 38
G. Teknik Analisis Data………………………………………………. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………... 44
A. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 44
B. Pembahasan………………………………………………………... 49
BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………... 54
A. Simpulan…………………………………………………………… 54
B. Keterbatasan………………………………………………………... 55
C. Saran……………………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

XIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian……………………………………….. 30
Tabel 3.2 Norma Skoring Inventori Penyesuaian Dir i…………………….. 33
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penyesuaian Diri…………………………….. 34
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas………………………………… 37
Tabel 3.5 Reliabilitas Item………………………………………………… 39
Tabel 3.6 Kriteria Guilford………………………………………………… 39
Tabel 3.7 Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan …………………………41
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru…………42
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Skor Item Penyesuaian Diri Mahasiswa…... 43
Tabel 4.1 Ketegorisasi Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru………………... 44
Diagram 4.1 Diagram Kategorisasi Penyesuaian Diri Mahasiswa………… 46
Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Penyesuaian Diri Mahasiswa…………... 47
Diagram 4.2 Kategorisasi Skor Item Penyesuaian Diri Mahasiswa ………. 48
Tabel 4.3 Item-Item Pernyataan Yang Tergolong Rendah………………… 49
Tabel 4.4 Usulan Topik-Topik Program Pendampingan…………………... 53

XIV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ……………………………………………… 61
Lampiran 2. Hasil Komputasi Uji Validitas Item Total Instrumen Penelitian ….68
Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian …………………………………………..79

XV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang sangat luas.
Tetapi tidak semua wilayah dapat terjangkau sehingga terjadi kesenjangan
yang cukup mencolok dalam kualitas pendidikan. Apalagi pendidikan
merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh pemerintah. Maka dari itu
kebutuhan untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu
mendorong calon mahasiswa perguruan tinggi berpindah dari satu daerah ke
daerah yang lain.
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah memang sudah terlaksana
hampir di seluruh Indonesia sampai ke pelosok, namun Pendidikan Tinggi
jarang ada di daerah-daerah yang memiliki mutu dan kualitas yang bagus.
Padahal di jaman era globalisasi ini dituntut sumber daya manusia handal
yang mampu berkompetensi dengan tantangan era globalisasi ini. Hal ini
mendorong pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah mencari sekolah dan
perguruan tinggi yang bagus dan bermutu dari segi kualitas.
Maka daerah Jawa adalah jawaban yang dianggap memiliki PerguruanPerguruan Tinggi yang bagus dan berkualitas dengan sarana prasarana yang
mendukung. Banyak pelajar dari NTT yang selama ini tidak mendapatkan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

perhatian dalam segala bidang termasuk Pendidikan Tinggi datang mencari
ilmu di daerah Jawa.
Salah satu kota studi yang paling banyak diminati oleh pelajar NTT
adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota ini dianggap sebagai barometer
pendidikan di Indonesia dan sangat dikenal dengan sebutan kota Pelajar atau
kota Pendidikan. Kedatangan mahasiswa NTT di Jawa khususunya di
Yogyakarta tentunya akan dihadapkan pada proses penyesuaian diri terhadap
suasana dan budaya baru. Penyesuaian diri terhadap suatu lingkungan dan
budaya baru bukan merupakan hal yang mudah. Dibutuhkan keterbukaan dan
kematangan diri seseorang untuk siap beradaptasi dengan lingkungan dan
budaya yang baru tersebut.
Kemampuan penyesuaian diri di tempat baru memberikan pengaruh
bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan lingkungan tempat tinggal, budaya,
ras, etnik dan bahasa khususnya bagi pelajar dari NTT. Bukan hanya
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru saja tetapi
mahasiswa dari NTT juga dituntut untuk memiliki motivasi diri yang besar
agar bisa menciptakan penyesuaian diri terhadap lingkungan baru dengan
baik dan berhasil. Dengan perbedaan yang cukup mencolok seperti inilah
akan menyebabkan penyesuaian diri pada mahasiswa menjadi lebih sulit dari
biasanya.
Salah satu realita yang sering terjadi di lapangan berdasarkan data dari
Ikatan Mahasiswa Flobamorata (NTT), bahwa setiap tahun data mahasiswa
yang datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta lebih banyak jumlahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

daripada mahasiwa yang pulang ke NTT dengan membawa ijazah sarjana.
Banyak yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah lamanya proses
perkuliahan yang dilaluinya oleh seorang mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh
penyesuaian diri mahasiswa yang salah satunya mengalami kendala dalam
mengikuti proses perkuliahan selama di kampus.
Lingkungan tempat tinggal memang sangat mempengaruhi penyesuaian
diri seorang individu. Kebiasaan lingkungan tempat tinggal individu yang
lama terkadang sulit untuk ditinggalkan saat seorang individu memasuki
lingkungan tempat tinggal yang baru. Salah satu contoh kebiasaan yang
masih terbawa di lingkungan baru adalah dalam hal komunikasi. Komunikasi
di setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas
komunikasi tersebut dapat berupa bahasa lokal, dialek atau logat dari daerah
asal. Hal tersebut biasanya membuat orang lain yang mendengarnya mampu
mengidentifikasi darimana individu tersebut berasal.
Misalnya yang dialami oleh mahasiwa yang berinisial (NN, NI, KI)
perwakilan dari perempuan dan laki-laki FKIP angkatan 2017 yang berasal
dari NTT yang menjalani perkuliahan di semester pertama di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
“Pertamanya saya senang bisa kuliah di kampus ini apalagi di Jogja,
banyak orang dimana-mana, tapi lama-lama susah komunikasi, susah
cari teman karena bahasanya, beda, jadi merasa kesepian karena tidak
ada teman, kangen rumah” (NN,2017).
“Kalau kira bicara, orang tanya apa-apa terus, seperti mereka susah
dengar, susah mengerti, lalu pikir kita marah kalau kita omong keraskeras. Maka dari itu lebih enak berteman dengan teman sedaerah saja”
(NI,2017)
“Saya jadi bingung, rasa diri aneh, padahal saya disini berharap bisa
teman siapa saja. Sekarang jadi susah berteman. Bingung saya harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

bagaimana supaya diterima sama orang Jawa, saya susah omongnya”.
(KI, 2017)
Pernyataan beberapa penggalan cerita di atas, dapat mewakili
pengalaman yang dialami langsung oleh mahasiswa dari NTT ketika berada
di lingkungan barunya yang menjadi sulit untuk menyesuaikan diri dalam hal
komunikasi di Kota Yogyakarta khususnya menjadi mahasiswa baru di
Universitas Sanata Dharma. Hal itu membuat mereka menjadi justru
menemukan kesulitan dalam hal menyesuaikan diri.
Bahasa yang berbeda dan ketidaksesuaian kebiasaan menimbulkan rasa
cemas dan stress yang disebut sebagai culture shock. Culture shock adalah
reaksi-reaksi yang muncul terhadap kondisi yang menyebabkan individu
mengalami keterkejutan dan tekanan karena berada dalam lingkungan yang
berbeda dengan lingkungan sebelumnya (Mulyana, 2006). Yuniardi dan
Dayaksini (2008) menjelaskan pula bahwa lingkungan yang berbeda ini
mungkin dapat mengenai individu yang mengalami perpindahan dari satu
daerah ke daerah lainnya dalam negeri sendiri sampai individu yang
berpindah ke negeri lain, biasanya dalam periode waktu yang lama.
Permasalahan inilah yang mendorong peneliti tertarik meneliti
penyesuaian diri mahasiswa FKIP USD Angkatan 2017 yang berasal dari
NTT karena peneliti sendiri berasal dari NTT dan merasa penyesuaian kurang
baik dalam berbicara, pergaulan, berinteraksi dengan mahasiswa asli Jawa
dan secara fisiologis lainnya. Peneliti merasa perlu melihat kemampuan
penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa berasal dari NTT di lingkungan
kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

Sukadji (2000) mengungkapkan bahwa menyesuaikan diri berarti
mengubah dengan cara yang tepat untuk memenuhi syarat tertentu, melalui
proses penyesuaian diri mereka mampu beradaptasi dengan budaya
lingkungan universitas di jawa dan mampu menanggulangi permasalahan
semacam culture shock. Individu tidak dilahirkan dalam keadaan sudah
mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaiakan diri.
Permasalahan penyesuaian diri timbul ketika individu mulai memasuki
jenjang Pendidikan yang baru, seperti perguruan tinggi (Hartono & Sumarto,
2002)
Seluruh perbedaan dalam keanekaragamaan yang ada, menuntut
individu untuk melakukan proses penyesuaian diri dengan suasana
lingkungan yang baru. Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung
terus menerus sepanjang hidup manusia. Semenjak lahir hingga dewasa
manusia terus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri
merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu keselarasan dan
keharmonisan antara individu dengan lingkungan.
Penyesuaian diri tersebut dialami oleh semua mahasiswa FKIP yang
berasal dari NTT. Meskipun semua mahasiswa mengalami penyesuaian diri,
akan tetapi antara penyesuaian diri satu orang mahasiswa dengan mahasiswa
yang lain pasti berbeda-beda dan memiliki kesulitannya sendiri-sendiri. Cara
setiap mahasiswa dalam menyesuaikan diri juga pasti berbeda-beda meskipun
objek yang dihadapi relatif sama. Sebagai contoh mahasiswa FKIP diberikan
peraturan yang sama, akan tetapi cara setiap mahasiswa dalam menghadapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

peraturan tersebut pasti berbeda-beda. Ada yang berusaha menyesuaikan diri
dengan mematuhi peraturan-peraturan yang diberikan, namun ada pula yang
tidak peduli dan tidak mau menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut.
FKIP sendiri selama ini telah melakukan upaya untuk mempermudah
penyesuaian diri mahasiswa baru dengan mengadakan berbagai program,
contohnya seperti INFISA (Inisiasi Fakultas Pendidikan) dan tiap perwakilan
prodi melakukan INSIPRO (Inisiasi Program Studi) yang memberikan
suasana baru dan tidak monoton. Program-program tersebut diharapkan
membantu mahasiswa baru dalam beradapatasi atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru.
Keberhasilan seseorang dalam menghadapi perubahan dan masalahmasalah di perguruan tinggi dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam
menyesuaiakan diri. Mahasiswa baru yang mampu menyesuaikan diri dengan
baik memiliki cara-cara penyelesaian masalah yang baik pula. Hurlock (1996)
menyatakan individu yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara
baik mampu mengatasi konflik-konflik yang mereka alami dengan
penyelesaian yang lebih baik. Sementara itu, kegagalan dalam menyesuaikan
diri terhadap perubahan dapat menyebabkan terjadinya hambatan belajar yang
mempengaruhi prestasi akademik.
Partosuwido (1992) mengungkapkan banyak mahasiswa baru tidak bisa
optimal prestasi belajarnya karena mengalami hambatan dalam proses
penyesuaian dirinya. Oleh karena itu diperlukan kematangan intelektual dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

emosional dari tiap individu tersebut untuk terus menerus berusaha
menyesuaikan diri agar tidak terjadi gangguan di waktu mendatang.
Bedasarkan latar belakang dijabarkan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Penyesuaian Diri Mahasiswa FKIP USD
Angkatan 2017 Asal NTT dan Usulan Topik-Topik Pendampingan
Terkait Bimbingan Pribadi-Sosial”
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, terkait dengan kesulitan-kesulitan
penyesuaian diri mahasiswa baru FKIP USD angkatan 2017 asal NTT, maka
masalah-masalah yang ada dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Beberapa mahasiswa FKIP USD angkatan 2017 asal NTT mengalami
kesulitan menyesuaikan diri di lingkungan baru Universitas Sanata
Dharma karena memiliki perbedaan lingkungan tempat tinggal, budaya,
ras, etnik dan bahasa dari asalnya
2. Sebagian besar mahasiswa FKIP USD angkatan 2017 asal NTT kurang
memiliki motivasi di dalam diri untuk menciptakan penyesuaian diri
terhadap lingkungan baru dengan baik dan berhasil
3. Berdasarkan dari realita Mahasiswa Flobamorata (NTT) di setiap
tahunnya mahasiswa yang datang merantau ke Yogyakarta lebih banyak
jumlahnya daripada mahasiswa yang pulang ke NTT dengan membawa
Ijazah sarjana pada waktunya.
4. Sebagian besar Mahasiswa FKIP USD angkatan 2017 asal NTT masih
membiasakan kebiasaan kebudayaan yang lama dalam hal komunikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

dari tempat tinggalnya yang mengakibatkan kesulitan untuk memasuki
lingkungan yang baru.
5. Hampir seluruh mahasiswa FKIP USD angkatan 2017 asal NTT masih
membiasakan berbicara menggunakan bahasa daerah kepada lawan
bicaranya.
C. Pembatasan Masalah
Fokus kajian penelitian ini diarahkan untuk mengetahui masalahmasalah yang teridentifikasi di atas, khususnya masalah mengenai
penyesuaian diri mahasiswa FKIP USD angkatan 2017 asal Nusa Tenggara
Timur.
D. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Seberapa baik kemampuan penyesuaian diri mahasiswa FKIP USD
Angkatan 2017 asal Nusa Tenggara Timur?
2. Item pengukuran penyesuaian diri mana sajakah yang capaian skornya
terindentifikasi masih rendah untuk diusulkan sebagai topik-topik
pendampingan bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan
penyesuaian diri pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2017 asal
Nusa Tenggara Timur?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan

seberapa

baik

kemampuan

penyesuaian

diri

mahasiswa baru FKIP USD tahun ajaran 2017/2018 asal NTT.
2. Mengidentifikasi butir kuisioner penyesuaian diri mana yang skornya
masih rendah untuk diusulkan sebagai topik-topik pendampingan
bimbingan pribadi sosial yang sesuai untuk meningkatkan penyesuaian
diri pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2017 asal Nusa
Tenggara Timur.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sumbangan bagi keilmuan Bimbingan dan Konseling yang terkait,
khususnya mengenai layanan bimbingan klasikal terkait penyesuaian
diri pada masa remaja akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa FKIP dari NTT di Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dengan telah dilakukan penelitian ini mahasiswa FKIP
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang secara khusus bagi
mahasiswa dari NTT mampu menyesuaikan diri dengan baik.
b. Bagi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Sebagai pedoman dan landasan dalam penyusunan kegiatan terkait
penyesuaian diri di kalangan mahasiswa dari luar jawa khususnya
mahasiswa dari NTT.
c. Bagi Dosen Pembimbing Akademik
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi Pendidik
dalam rangka membantu mahasiswa yang berasal dari Nusa
Tenggara Timur (NTT) meningkatkan penyesuaian diri dengan
baik.
G. Batasan Istilah
1. Penyesuaian Diri
Penyesuaian

diri

merupakan

proses

beradaptasi

terhadap

lingkungan baru agar tercapai suatu keselarasan dan keharmonisan dalam
lingkungan yang ditandai oleh aspek-aspek emosional, intelektual, sosial
dan moral atau tanggung jawab sebagaimana dioperasikan dalam konstruk
instrumen penelitian ini. Penyesuaian diri disini dimaksudkan sebagai
penyesuaian diri yang normatif, bukan yang kearah patologis atau
maladjusted.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

2. Mahasiswa FKIP dari NTT
Mahasiswa dari NTT dapat diartikan sebagai individu yang berasal
dari NTT yang sedang menuntut ilmu di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan di berbagai Program studi. Perguruan tinggi yang dimaksud
dalam hal ini adalah Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini dijelaskan hakikat penyesuaian diri, aspek-aspek penyesuaian
diri, karakteristik penyesuaian diri yang baik, penyesuaian diri yang berhasil,
faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dan mahasiswa FKIP dari
NTT.
A. Hakikat Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Individu merupakan mahkluk yang unik dan menarik, tumbuh dan
berkembang, serta memiliki keragaman kebutuhan, baik dalam jenis,
tataran (level), maupun intensitasnya. Keragaman pola penyesuaian
diri individu. Setiap individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup tempat tinggal dimana dia berada. Individu akan
merasa puas dan bahagia bila mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan tempat ia melakukan aktivitas sehari-hari. Apabila
individu tersebut dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan orangorang dilingkungan sekolahnya maka ia akan dengan mudah
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan dan proses belajar yang
ada di sekolah.
Ada berbagai rumusan pengertian penyesuaian diri. Penyesuaian
diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau
personal adjusment. Penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, Schneiders (Ali, 2005) yaitu antara lain:

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

a. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), pada mulanya
penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi, padahal adaptasi
ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam
arti fisik, fisiologis atau biologis.
b. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity),
penyesuaian diri juga diartikan sama dengan penyesuaian diri
yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan
penyesuaian diri sebagai suatu usaha konformitas, menyiratkan
bahwa disana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk
harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan
perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional.
c. Penyesuaian

diri

sebagai

usaha

penguasaan

(mastery),

penyesuaian diri diartikan sebagai usaha penguasaan, yaitu
kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons
dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan
frustasi tidak terjadi.
Selain itu dalam (Schneider, 1964) juga mengemukakan bahwa
penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon
mental dan tingkah laku individu untuk mampu mengatasi kebutuhan,
ketegangan, konflik dan frustasi. Penyesuaian diri merupakan ”perbaikan
perilaku yang dibangun oleh seseorang”. Seseorang yang merasa kalau
selama ini perilakunya menyebabkan dirinya sulit untuk menyatu dan
diterima dalam kelompok, maka orang tersebut akan berusaha untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

memperbaiki perilakunya, sehingga dapat diterima oleh kelompok
(Hurlock, 1994)
Penyesuaian diri diawali dengan stress, yaitu suatu keadaan dimana
lingkungan

mengancam

atau

membahayakan

keberadaan

atau

kesejahteraan atau kenyamanan diri seorang. (Baum, 1985). Penyesuaian
diri merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh individu untuk
menyelaraskan kebutuhan, harapan, dan tuntutan dirinya terhadap
lingkungannya (Agustiani, 2009). Penyesuaian diri merupakan usaha
seseorang untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan lingkungannya,
sehingga rasa permusuhan, depresi dan emosi negatif yang muncul sebagai
akibat dari respon yang tidak sesuai dan kurang efisien dapat diatasi. Pada
dasarnya manusia senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. (Kartono, 2000).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
penyesuaian diri adalah sebuah proses yang melibatkan kemampuan
individu untuk dapat mengatasi kebutuhan baik yang berasal dari dalam
diri individu maupun dari lingkungan sekitar. Individu dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat mengatasi
setiap masalah yang berhubungan dengan proses penyesuaian diri individu
tersebut sehingga dapat diterima dengan baik di lingkungannya.
2. Karakteristik Penyesuaian Diri
Haber dan Runyon (1984) mengatakan karakteristik penyesuaian
diri yang baik ada 5 (lima) yang antara lain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

a. Persepsi yang tepat untuk realita
Individu yang tepat menyesuaikan diri dengan baik
memiliki tujuan hidup yang realistis dan secara aktif berusaha
untuk mencapainya. Lingkungan tidak selalu sama sehingga cara
pencapaian tujuan dapat berubah. Kecenderungan merubah
persepsi dan interpretasi terhadap realita termasuk dalam persepsi
yang tepat terhadap realita. Penyesuaian diri akan lebih
disesuaikan dengan realitas apabila melihat sesuatu apa adanya.
Orang yang mampu mempersepsikan sesuatu dengan akurat akan
mengenali akibat dari tindakannya.
b. Kemampuan untuk mengatasi tekanan dan kecemasan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat
menyebabkan stress, kecemasan, dan ketidakbahagiaan. Kita tidak
dapat memenuhi setiap keinginan sehingga harus belajar untuk
mentoleransi pemenuhannya. Penyesuaian diri dapat diukur dari
seberapa baik individu mampu mengatasi konflik dan masalah
yang diatasi.
c. Citra diri yang positif
Pandangan

yang

bermacam-macam

terhadap

diri

merupakan indikasi kualitas dari penyesuaian diri. Keselarasan
dari persepsi yang bermacam-macam tersebut menunjukkan
penyesuaian diri yang baik. Individu yang dapat menyesuaiakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

diri mampu melihat dirinya secara positif. Mereka mengetahui
kelemahan dan kelebihan dalam dirinya secara realitas.
d. Kemampuan untuk mengekspresikan emosi
Individu yang memiliki emosi yang sehat mampu
merasakan dan mengekpresikan emosi dan perasaannya dengan
baik dan terkontrol.
e. Hubungan interpersonal yang baik
Menusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung
pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya baik itu fisik,
sosial dan emosional. Individu yang mampu menyesuaikan diri
dapat berelasi dengan orang lain dalam cara yang produktif dan
menguntungkan satu sama lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri yang baik mengandung unsur-unsur kematangan
fisik, intelektual dan emosional, efisien, memberikan kepuasan dan
bermanfaat (Partosuwido, 1992). Menurutnya kecemasan, kesulitan
pengendalian diri secara emosional dan rasional, merasa tak berdaya,
kegelisahan, kesulitan mengambil keputusan, tergantung pada orang lain,
gangguan depresi, merupakan hal-hal yang menunjukkan seseorang yang
gagal dalam proses penyesuaian dirinya.
Calhaoun dan Acocella (1990) menyebutkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

a. Diri sendiri
Segala hal yang ada dalam diri (pikiran, perasaan, dan perilaku)
mempengaruhi diri kita dalam berperilaku atau mengambil
keputusan. Pertimbangan yang dibuat seseorang merefleksikan nilainilai yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
b. Orang lain
Orang lain mempunyai pengaruh yang besar terhadap diri dan
demikian sebaliknya. Segala sesuatu yang ada di dalam diri juga
dipengaruhi oleh sikap orang lain terhadap kita.
c.

Lingkungan
Segala hal yang ada di lingkungan mempengaruhi perilaku setiap
individu. Situasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
individu untuk menyesuaikan diri selain perilaku.
Menurut Hariyadi dkk (1995) pada dasarnya penyesuaian diri

yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri
dari faktor motif, harga diri, persepsi, sikap, inteligensi, minat serta faktor
kepribadian dengan penjelasan sebagai betikut:
a. Faktor motif adalah motif-motif sosial seperti motif berafiliasi, motif
berprestasi, dan motif mendominasi.
b. Faktor harga diri adalah bagaimana seseorang itu memandang
dirinya sendiri, baik aspek fisik, psikologis, sosial maupun aspek
akademik. Seseorang dengan harga diri tinggi lebih memiliki
kemampuan untuk melakukan penyesuaian yang menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

dibandingkan dengan harga diri rendah, pesimis atau kurang yakin
terhadap dirinya sendiri.
c. Faktor persepsi adalah pengamatan dan penilaian seseorang terhadap
obyek peristiwa dan kehidupan, baik melalui proses kognisi maupun
afeksi untuk membentuk konsep tentang obyek tertentu.
d. Faktor sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berperilaku
positif atau negatif. Seseorang yang bersikap positif terhadap sesuatu
yang dihadapi akan lebih memiliki peluang untuk melakukan
penyesuaian diri daripada yang sering bersikap negatif atau suka
menyangkal tatanan yang lebih mapan.
e. Faktor intelegensi dan minat. Faktor intelegensi adalah kemampuan
seseorang

untuk

menalar,

menganalisis

dan

menyimpulkan

bedasarkan argumentasi yang matang, sehingga dapat menjadi dasar
dalam melakukan penyesuian diri. Faktor intelegensi yang dibarengi
dengan minat membuat penyesuaian diri lebih cepat dan lancar.
f. Faktor kepribadian. Seseorang yang memiliki tipe kepribadian
extrovert lebih lentur dan dinamis, sehingga lebih mudah melakukan
penyesuaian diri dibandingkan tipe kepribadian introvert yang
cenderung kaku dan statis.
Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, kondisi sekolah,
kelompok sebaya dan prasangka sosial dengan penjelasan sebagai
berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

a. Faktor keluarga, terutama pola asuh keluarga berpengaruh pada
penyesuaian diri. Pola asuh demokratis dengan suasana keterbukaan
lebih memberikan peluang untuk melakukan proses penyesuaian diri
secara efektif dibandingkan dengan pola asuh keluarga yang otoriter.
Keluarga sehat akan lebih mempengaruhi pengaruh positif terhadap
penyesuaian diri.
b. Faktor kondisi sekolah. Kondisi sekolah yang sehat membuat
seseorang merasa bangga dan betah di sekolah sehingga memberikan
landasan untuk dapat menyesuaikan diri secara harmonis di
masyarakat.
c. Faktor kelompok sebaya. Kelompok teman sebaya yang saling
mendukung dapat membantu pengembangan proses penyesuaian diri.
d. Faktor prasangka sosial. Kecenderungan sebagian masyarakat yang
menaruh

prasangka

negatif

menjadi

kendala

dalam

proses

penyesuaian diri.
4. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Desmita (2009: 195) mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek
yang mampu memperlihatkan penyesuaian diri yang baik sebagai berikut:
a. Kematangan Emosional
Kematangan emosional meliputi kemantapan suasana
kehidupan kebersamaan dengan orang lain, kemampuan untuk
santai, gembira dan menyatakan kejengkelan, dan juga sikap
dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

b. Kematangan Intelektual
Kematangan intelektual meliputi kemampuan mencapai
wawasan diri sendiri, kemampuan memahami orang lain dan
keragamannya,

kemampuan

mengambil

keputusan

dan

keterbukaan dalam mengenai lingkungan sekolah.
c. Kematangan Sosial
Kematangan sosial meliputi keterlibatan dalam partisipasi
sosial, kesediaan kerja sama, kemampuan kepemimpinan, sikap
toleransi dan juga keakraban dalam pergaulan.
d. Kematangan Moral dan Tanggung Jawab
Kematangan moral dan tanggung jawab meliputi sikap
produktif dalam mengembangkan diri, melakukan perencanaan
dan melaksanakannya secara fleksibel, sikap altruism, empati,
bersahabat dalam hubungan interpersonal, kesadaran akan etika
dan hidup jujur, melihat perilaku dari segi konsekuensi atas
dasar sistem nilai, dan juga kemampuan bertindak independen.
Penyesuaian diri memiliki dua aspek secara umum seperti yang
dikemukakan oleh Schneiders (Rahmawaty Parman, 2013: 471). Dua
aspek itu yakni penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial:
1) Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan seseorang
untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

antara dirinya dan lingkungan sekitarnya. Penyesuaian diri ini
meliputi:
2) Penyesuaian diri fisik dan emosi
Penyesuaian diri ini melibatkan respon-respon fisik dan
emosional di dalam diri yang sehingga dalam penyesuaian diri
fisik ini yang merupakan pokok untuk pencapaian penyesuaian
diri yang sehat. Berkaitan dengan hal ini, ada hal penting
berupa edukasi emosi, kematangan emosi dan control emosi.
Contohnya, penyesuaian diri terhadap perbedaan suhu/cuaca,
penyesuaian diri terhadap perbedaan makanan, minuman dan
sebagainya.
3) Penyesuaian diri seksual
Penyesuaian diri seksual merupakan kapasitas bereaksi
terhadap realitas seksual (impuls-impuls, nafsu dan pikiran,
konflik-konflik, frustasi perasaan yang salah dan perbedaan
seks). Contohnya, penyesuaian diri terhadap rangsanganrangsangan dan pikiran-pikiran seksual.
4) Penyesuaian diri moral dan religious
Dikatakan moralitas dan kapasitas untuk memenuhi moral
kehidupan

secara

efektif

dan

bermanfaat

yang

dapat

memberikan kontribusi ke dalam kehidupan yang baik dari
individu. Contoh, penyesuaian terhadap perbedaan moral yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

ada di setiap lingkungan, penyesuaian terhadap perbedaan
keyakinan terhadap Tuhan/ religiusitas.
b. Penyesuaian Sosial
Dalam

kehidupan

di

masyarakat

terjadi

proses

saling

mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih
berganti. Menandakan

individu

dengan lingkungan saling

mempengaruhi dalam aspek psiko-sosial. Penyesuaian diri ini
meliputi:
1) Penyesuaian diri terhadap rumah tangga dan keluarga
Penyesuaian diri ini menekankan hubungan yang sehat
antar-anggota keluarga, otoritas orangtua, kapasitas tanggung
jawab

berupa

pembatasan,

dan

larangan.

Contohnya,

penyesuaian diri terhadap warga, kondisi dan aturan yang ada
dalam lingkungan sosial terkecil yaitu dalam 1 tempat
tinggal/rumah/kos/kontrakan/asrama.
2) Penyesuaian diri terhadap sekolah
Penyesuaian diri seorang individu ditempat mereka
menempuh pendidikan. Contohnya, penyesuaian diri terhadap
warga,

lingkungan,

dan

aturan-aturan

yang

ada

di

sekolah/tempat pendidikan/universitas.
3) Penyesuaian diri terhadap masyarakat
Kehidupan di masyarakat menandakan kapasitas untuk
bereaksi secara efektif dan sehat terhadap realitas. Contohnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

penyesuaian diri terhadap warga, kebiasaan, dan aturan yang
ada dalam lingkungan sosial tempat tinggal.
Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
peneliti tertarik menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Desmita (2009: 195) mengenai empat aspek penyesuaian diri
yang mampu memperlihatkan penyesuaian diri yang baik
antara lain: Kematangan emosional, Kematangan Intelektual,
Kematangan Sosial dan Kematangan Moral dan Tanggung
Jawab.

Keempat

aspek

diatas

beserta

butir-butirannya

mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
penyesuaian diri seseorang ketika berada di lingkungan yang
baru salah satunya adalah lingkungan kampus dan lebih relevan
dengan karakteristik Mahasiswa FKIP USD angkatan 2017 asal
NTT yang sudah menjalankan kegiatan perkuliahan selang
beberapa semester di kampus USD Yogyakarta.
5. Penyesuaian Diri yang Baik
Setiap individu pasti mengharapkan penyesuaian dirinya dengan
berhasil. Keberhasilan ini dapat tercapai apabila di dalam kehidupan
individu benar-benar terhindar dari tekanan, goncangan dan ketegangan
jiwa dan individu tersebut mampu menghadapi kesukaran dengan cara
obyektif, hal ini berpengaruh bagi kehidupannya serta menikmati
kehidupannya dengan stabil, tetap tenang, merasa senang, tertarik untuk
bekerja dan berprestasi (Mu’tadin, 2002)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

Kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri menjadi semakin
penting ketika individu beranjak remaja, hal ini karenakan pada masa
remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas, di
mana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat
menentukan. Kegagalan remaja dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari
pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif dan bahkan
dalam perkembangan yang lebih ekstrim dapat menyebabkan terjadinya
gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan criminal dan tindakan
kekerasaan.
Remaja yang dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dan
lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain: suka bekerja dengan
orang lain, simpati, mudah akrab, dan disiplin. Hurlock (1996: 239)
menerangkan beberapa tanda bahaya yang umum dari ketidakmampuan
penyesuaian diri remaja, yaitu antara lain:
a. Tidak bertanggung jawab, tampak dalam perilaku mengabaikan
pelajaran, misalnya, untuk bersenang-senang dan mendapatkan
dukungan sosial.
b. Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri.
c. Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja patuh
mengikuti standar-standar kelompok.
d. Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang
dikenal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

e. Perasaan menyerah
f. Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasaan
yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
g. Mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya agar supaya
disenangi dan diperhatikan.
h. Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisme,
proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
Kesimpulan dari penyesuaian diri yang berhasil adalah
pernyesuaian diri akan berhasil apabila di dalam kehidupan
individu benar-benar terhindar dari tekanan, goncangan, dan
ketegangan jiwa dan individu tersebut mampu menghadapi
kesukaran dengan cara obyektif.
B. Mahasiswa dan Penyesuaian Diri
1. Mahasiswa
Peraturan pemerintah RI Nomor XXX/1990 tentang pendidikan
tinggi pada Bab I Ketentuan umum pasal 1 (6) mendefinisikan mahasiswa
sebagai peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Selanjutnya mengenai pendidikan tinggi
dijelaskan dalam UU RI No. 2 Th. 1989 pasal 16 (1) yaitu merupakan
kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan
peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau professional yang dapat menerapkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian (Ikasari,
2004)
Pada umumnya usia mahasiswa yang berkisar antara 18 atau 19
tahun. Rentang usia ini termasuk pada kelompok usia remaja akhir.
Rocmah (2005) menyatakan bahwa usia 17-21 tahun tergolong dalam
remaja akhir. Gunarsa (2003) menyebut usia 17-22 tahun dengan isitilah
masa adolescence yang juga berarti masa remaja yaitu masa peralihan
dengan semua perubahan psikis antara masa anak dan masa dewasa.
Hurlock (1996) menyatakan bahwa usia 18-40 merupakan masa dewasa
dini (adolescence).
2. Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Asal NTT
Individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi,
baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan
perguruan tinggi dapat didefinisikan sebagai mahasiswa (Siswoyo, 2007:
121) Rentang usia mahasiswa awal rata-rata berkisar antara 18-19 tahun.
Rentang usia 17-21 tahun dapat digolongkan dalam masa remaja akhir
(Rochman: 2005). Ciri khas yang ada dalam masa remaja akhir tersebut
adalah bertambahnya kestabilan, lebih matang dalam menghadapi
masalah, berkurangnya campur tangan dari orang dewasa, bertambahnya
ketenangan emosional, bertambahnya realsitis, dan juga memiliki
perhatian lebih pada lambang-lambang kematangan. Ciri-ciri tersebut
sudah mulai terlihat pada mahasiswa baru meskipun terkadang belum

Dokumen yang terkait

Tingkat toleransi hidup bersama mahasiswa asrama (studi deskriptif pada mahasiswa Student Residence Sanata Dharma tahun akademik 2015/2016, dan Implikasinya terhadap penyusunan usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial).

0 2 102

Tanggung jawab mahasiswa (studi deskriptif tanggung Jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma dan implikasinya pada usulan topik-topik peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan Da

1 3 100

Tingkat kematangan karier mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa prodi bimbingan dan konseling angkatan 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier).

0 1 2

Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 3 120

Deskripsi tingkat kesiapan mahasiswa menghadapi pernikahan (studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga).

0 0 84

Gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan belajar.

0 2 87

Tingkat kemampuan berpikir positif mahasiswa dan impilkasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial (studi deskriptif pada mahasiswa prodi bimbingan dan konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma).

0 1 112

Kecerdasan emosi mahasiswa baru : studi deskriptif pada mahasiswa semester II kelas A angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan pribad

0 0 132

Studi kuantitatif deskriptif tentang sikap mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma terhadap pendidikan karakter.

0 0 166

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4 18 97