Tanggung jawab mahasiswa (studi deskriptif tanggung Jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma dan implikasinya pada usulan topik-topik peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan Da

(1)

i

TANGGUNG JAWAB MAHASISWA

(Studi Deskriptif Tanggung Jawab Dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Peningkatan Tanggung Jawab Mahasiswa Program

Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Agustina Dwi Herawati 121114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

ii SKRIPSI

TANGGUNG JAWAB MAHASISWA

(Studi Deskriptif Tanggung Jawab Dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Peningkatan Tanggung Jawab Mahasiswa Program

Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma)

Oleh :

Agustina Dwi Herawati NIM: 121114042

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I


(3)

(4)

iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

“KATALAIN DARI MUZISAT ADALAH KERJA KERAS, TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI ORANG YANG PERCAYA, PERCAYA BERARTI

BERANI MENGAMBIL RESIKO”

Karya ini saya persembahkan bagi …

Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini

Dosen dan staf Program Studi Bimbingan dan Konseling

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling


(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB MAHASISWA

(Studi Deskriptif Tanggung Jawab Dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Peningkatan Tanggung Jawab Mahasiswa Program

Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma) Agustina Dwi HeraWati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. Pertanyaan yang dijawab adalah (1) Seberapa tinggi tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma ? (2) Topik-topik mana yang relevan untuk meningkatkan tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma ?

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 77 orang. Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tanggung jawab yang disusun oleh penulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah menentukan skor dan kategorisasi skor. Hasil uji reliabilitas menunjukkan reliabilitas sebesar 0,976; hasil ini termasuk sangat tinggi, sehingga kuesioner ini reliabel atau dapat dipercaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada 11 (18,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong sangat tinggi tanggung jawabnya, ada 17 (28,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang tergolong tinggi, ada 19 (31,67%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang tergolong cukup tinggi, ada 13 (21,67%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang tergolong kurang tinggi. Tidak ada mahasiswa yang tergolong sangat tidak tinggi tanggung jawabnya. Karena tanggung jawab yang cukup tinggi peneliti tafsirkan sebagai kurang tinggi (karena yang ideal adalah tinggi atau sangat tinggi) maka ada 32 (53,34%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang kurang tinggi tanggung jawabnya. Jadi kebanyakan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma masih kurang tinggi tanggung jawabnya.


(8)

viii ABSTRACT

STUDENTS’ RESPONSIBILITY

(A Descriptive Study Of Responsibility Among The Guidance And Counseling Students Batch 2014 Of Sanata Dharma University And Its Implication To The

Proposed Topics To Increase Students’ Responsibility) Agustina Dwi HeraWati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

This research aims to obtain A description of the sense of responsibility among the Guidance and Counseling students Batch 2014 of Sanata Dharma University. The research questions are (1) How much is the level of responsibility among the Guidance and Counseling students of Sanata Dharma University? (2) Which topics are relevant to increase the level of responsibility among the Guidance and Counseling students batch 2014 of Sanata Dharma University?

The type of research being used is descriptive research with a survey method. The subject of the research was seventy-seven students of Guidance and Counseling Program Batch 2014 of Sanata Dharma University. The research is categorized as a population research. The instrument being used is questionnaire about responsibility which was designed by the researcher. The technique of data analysis being used is score classification and score categorization. The result of reliability test shows that the score of 0.976; this result is very high so that the questionnaire is reliable or trustworthy.

The result of the research shows that there are eleven students (18.33%) of the Guidance and Counseling Study Program Batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as having very high level of responsibility, there are seventeen students (28.33%) of the Guidance and Counseling Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as having high level of responsibility, there are nineteen students (31.67%) of the Guidance and Counseling Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as having high enough level of responsibility, there are thirteen students (21.67%) of the Guidance and Counseling Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as not having a high level of responsibility. There is no student that is categorized as having not very high level of responsibility. Since the high enough responsibility is interpreted as not high responsibility (high and very high being the ideal ones) by the researcher thus there are thirty-two students (53.34%) of the Guidance and Counseling Study Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as not having a high level of responsibility. Thus, most of the students of the Guidance and Counseling Study Program batch 2014 of Sanata Dharma University do not have a high level of responsibility.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih, berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Penulisan skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, mengkritik, memberi saran, dan memotivasi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. R.H.Dj, Sinurat, M.A selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan ketulusan hati memberikan bimbingan serta pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan banyak tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.


(10)

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

ABTSRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GRAFIK xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Indentifikasi Masalah 6

C. Pembatasan Masalah 7

D. Rumusan Masalah 7

E. Tujuan Penelitian 7

F. Manfaat Penelitian 8

G. Definisi Operasional 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


(12)

xii

1. Pengertian Perkembangan Mahasiswa pada Masa

Dewasa Awal 10

2. Ciri-ciri Mahasiswa yang Sedang Menjalani Masa

Dewasa Awal 11

B. Pengertian dan Macam-macam Tanggung Jawab serta Karakteristik atau Ciri-ciri Orang yang Memiliki

Tanggung Jawab 14

1. Pengertian dan Tanggung Jawab 14

2. Macam-macam Tanggung Jawab 16

3. Karakteristik atau Ciri-ciri Orang yang Memiliki

Tanggung Jawab 18

C. Kualitas Pribadi Konselor dan Tanggung Jawab Konselor 22 BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian 31

C. Subjek Penelitian 32

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 32

1. TeknikPengumpulan Data 32

2. Instrumen Pengumpulan Data 32

E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 35

1. Validitas Kuesioner 35

2. Reliabilitas Kuesioner 36

F. Prosedur Pengumpulan Data 38

1. Tahap Persiapan 38


(13)

xiii

G. Teknik Analisis Data 40

1. Menentukan Skor 40

2. Kategorisasi Skor Subjek Penelitian 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Tingkat Tanggung Jawab dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas

Sanata Dharma 42

B. Topik-topik Peningkatan Tanggung jawab Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma 45

C. Pembahasan Hasil Penelitian 46

1. Mahasiswa yang kurang tinggi tanggung jawabnya 46

2. Mahasiswa yang tinggi tanggung jawabnya 48

3. Usulan topik-topik untuk meningkatkan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingadan Konseling

Universitas Sanata Dharma 50

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan 55

B. Saran untuk Pihak-pihak yang Berkepentingan 56

C. Keterbatasan Penelitian 57


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Kisi-kisi Kuesioner Tanggung Jawab Mahasiswa

Prodi BK Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma 34

Tabel 2 : Daftar Indeks Kualifikasi Reliabilitas 37

Tabel 3 : Reliability Statistics 38

Tabel 4 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian 39

Tabel 5 : Kategorisasi Skor Subjek Penelitian 41

Tabel 6 : Kategorisasi Tingkat Tanggung jawab dari Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Program Studi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 43

Tabel 7 : Perolehan Skor dan Item Kuesioner Berdasarkan Tanggung Jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma 45 Tabel 8 : Usulan topik-topik untuk meningkatkan tanggung jawab

mahasiswa Program Studi Bimbingadan Konseling


(15)

xv

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 : Grafik Tingkat Tanggung jawab dari Mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan

dan Konseling angkatan 2014 43

Grafik 2 : Grafik Perolehan Skor dan Item Kuesioner Berdasarkan Tanggung Jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma 45


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Tanggung Jawab 61

Lampiran 2 : Validitas Penelitian 66

Lampiran 3 : Reliabilitas Penelitian 71

Lampiran 4 : Perhitungan Tabulasi Data Tanggung Jawab Rumus

Kategorisasi Skor 72

Lampiran 5 : Tabulasi Data Kategori Tingkat Tanggung Jawab dari Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi

Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 73

Lampiran 6 : Perhitungan Item Kuesioner dengan Rumus Kategorisasi

Skor 75

Lampiran 7 : Tabulasi Data Perolehan Skor Item Kuesioner

Berdasarkan Tanggung Jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas

Sanata Dharma 76


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini disajikan uraian mengenai latar belakang masalah, indentifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Havighurst (Sumanto, 2014: 110) berpendapat bahwa masa dewasa akan dialami oleh setiap individu, dan pada periode yang bersangkutan ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilaksanakan. Apabila individu berhasil melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, individu yang bersangkutan akan merasa bahagia dan akan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya pada periode yang berikutnya. Sebaliknya bila terjadi kegagalan akan timbul perasaan tidak bahagia dan akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Masa dewasa awal secara umum berada dalam rentang usia antara ± 18 tahun sampai ± 40 tahun. Apabila masa-masa sebelumnya dianggap sebagai umur-umur pembentukan perkembangan, masa dewasa awal secara umum adalah masa pemantapan diri dalam pola hidup baru. Bersenang-senang seperti pada masa remaja sudah lewat, dan sudah saatnya untuk melaksanakan tanggung jawab. Menjalani tahun-tahun awal masa dewasa awal biasanya terasa sulit, karena ada banyak permasalahan baru yang harus dihadapi, ada tuntutan untuk mengadakan penyesuaian diri, dan perlu mempersiapkan diri menghadapi masalah-masalah yang perlu diatasi.


(18)

Tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan suatu tugas. Tugas biasanya diberikan oleh seseorang, atau ditentukan sendiri berdasarkan keadaan yang sedang dihadapi. Suatu tugas memiliki konsekuensi yang berwujud penerimaan hukuman apabila tugas tidak dilaksanakan secara benar. Wujud nyata dari tanggung jawab adalah mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin dan mencapai tujuan yang diinginkan serta berani menerima konsekuensi atau resiko dari setiap tindakan yang dilakukan (Yaumi, 2014: 114).

Tanggung jawab juga mencakup kewajiban melakukan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang memiliki tanggung jawab akan mengerjakan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin dan tidak akan menyalahkan orang lain ketika melakukan kesalahan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. (Yaumi, 2014: 114).

Pada kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan, misalnya seorang mahasiswa harus melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan tepat. Karakteristik atau ciri-ciri orang yang bertanggungjawab antara lain berani menerima resiko dari setiap tindakan yang dilakukan, selalu berpikir terlebih dahulu sebelum berbuat, melakukan kewajiban dengan sebaik mungkin, mandiri dalam menyelesaikan tugas, berusaha melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain, selalu tekun, rajin, dan terus berusaha (Yaumi, 2014: 74-114).


(19)

Penulis memiliki pengalaman mengobservasi selama enam bulan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, penulis menenukan bahwa ada mahasiswa yang masih kurang memiliki tanggung jawab. Ini tampak dari fenomena seperti: mahasiswa terbiasa menunda-nunda pekerjaan, kurang bersungguh-sungguh dan tergesa-gesa menyelesaikan tugasnya sehingga hasilnya tidak maksimal, kurang berani dan kurang rela menanggung resiko dari kesalahannya, kurang mandiri dalam melakukan tugas-tugas atau terbiasa mengandalkan orang lain dalam menyelesaikan tugasnya dan kurang proaktif.

Setiap orang dalam melakukan kewajiban mengerjakan tugas harus beranggung jawab. Dalam perkuliahan sering ada diskusi kelompok, yang tujuannya adalah agar setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dan memecahkan masalah secara bersama-sama, tetapi dalam kenyataannya sering kali yang mengerjakan tugas hanya beberapa orang saja. Dalam diskusi kelompok ada berbagai peran seperti menjadi seorang pemimpin diskusi, notulis, dan anggota. Agar diskusi kelompok berjalan dengan baik masing-masing harus menjelaskan perannya dengan baik. Tetapi dalam kenyataannya, menurut pengalaman peneliti sering ada mahasiswa yang tidak melakukan perannya dengan baik.

Setiap mahasiswa memiliki karakter yang berbeda. Karakter disebut juga watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk sejak lahir dan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, dan lingkungan sosialnya. Sifat, watak, tabiat, akhlak atau kepribadian itu


(20)

dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, memiliki tanggung jawab, jujur sehingga dapat dipercaya, mandiri, dan karakter mulia lainnya. Orang yang bertanggungjawab berani membuat keputusan secara bijaksana dan menanggung akibat dari keputusan yang dibuat.

Mahasiswa yang sedang menjalani masa dewasa awal perlu terus belajar untuk menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Untuk menjadi pribadi yang berkembang secara optimal dan utuh dibutuhkan pendidikan dan bimbingan. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor yang kompeten perlu memiliki tanggung jawab dalam dirinya agar dapat dipercaya oleh orang lain. Perguruan tinggi membantu mahasiswa menjadi pribadi mandiri, memiliki tanggung jawab, disiplin, pekerja keras, bijaksana, adil, jujur, dan berpikir (logis, kritis, kreatif, dan inovatif).

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma akan menjadi seorang guru Bimbingan dan Konseling atau konselor. Untuk menjadi seorang guru atau konselor yang kompeten perlu mempunyai kepribadian yang berkualitas. Cavanagh (Yusuf & Nurihsan, 2010: 37-45) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) pemahaman diri, (2) kompeten, (3) memiliki kesehatan psikologis yang baik, (4) dapat dipercaya, (5) jujur, (6) kuat, tegar, dan tabah, (7) hangat atau ramah, (8) responsif, (9) sabar, (10) sensitif, dan (11) memiliki kesadaran yang holistik. Menurut Yusuf & Nurihsan (2010: 80), karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang konselor: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


(21)

bertangungjawab, kreatif, dan memiliki kemampuan profesional/wawasan keilmuan dan keterampilan dalam bidang konseling.

Profesi konselor terutama di sekolah memiliki peranan untuk mendorong perkembangan individu, membantu memecahkan masalah, dan mendorong tercapainya kesejahteraan indivudu secara fisik, psikologis, intelektual, emosional ataupun spiritual (Hidayat & Herdi, 2003: 114). Konselor yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung

jawabnya konselor menjadi “pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara

menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta didik. Dalam kaitannya dengan tujuan, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan, yaitu sejawat (sesama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Kepada

mereka itulah konselor menjadi “pelayan” dan tanggung jawab dalam arti yang penuh dengan kehormatan, dedikasi, dan keprofesionalan (Prayitno & Amti: 2004: 242).


(22)

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, penulis mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan tanggung jawab mahasiswa sebagai berikut:

1. Mahasiswa kurang tanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan, seperti terbiasa menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan.

2. Mahasiswa kurang tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, seperti kebiasaannya yang kurang bersungguh-sungguh dan tergesa-gesa sehingga hasil yang diberikan tidak maksimal.

3. Mahasiswa kurang membiasakan diri untuk bertanggungjawab, sehingga kurang berani dan rela menanggung resiko dari tindakan yang dilakukan jika melakukan suatu kesalahan.

4. Mahasiswa kurang membiasakan diri untuk mandiri dalam melakukan tugas-tugas, atau terbiasa mengandalkan orang lain dalam menjalankan kewajibannya karena tanggung jawab dalam dirinya kurang tinggi.

5. Mahasiswa kurang bertanggungjawab dalam menjalankan perannya sebagai pelajar, seperti membiasakan diri untuk bersikap proaktif dalam proses pembelajaran dan menjalankan kewajibannya sebagai anggota kelompok.


(23)

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian adalah:

1. Tingkat tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

2. Usulan topik-topik peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

D. Rumusan Masalah

Pertanyaan yang mau dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma?

2. Usulan topik-topik mana yang relevan untuk peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

2. Untuk mengetahui topik-topik yang relevan untuk peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.


(24)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Sendiri

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan baru mengenai tanggung jawab yang harus dimiliki mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, sebagai calon guru yang harus memiliki kualitas pribadi konselor dan memahami Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi Konselor. b. Bagi Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat menggunakan usulan topik-topik dalam hasil penelitian ini untuk mengembangkan tanggung jawab mahasiswa sebagai bahan masukan untuk merancang kegiatan mengajar di kelas, dialog program studi, weekend moral, serta kegiatan lainnya.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam bidang penelitian mengenai tanggung jawab mahasiswa dalam bidang akademik.


(25)

G. Definisi Operasional 1. Tanggung jawab:

Kebiasaan untuk: (1) berani menanggung resiko dari setiap tindakan yang dilakukan, (2) memiliki pengendalikan diri, (3) dapat merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan, (4) menentukan tujuan hidup yang ingin dicapai, (5) melakukan kewajiban, (6) mandiri dalam arti melakukan tugas tanpa bantuan dari orang lain, (7) berusaha mencapai hasil yang baik, (8) proaktif dalam arti memiliki inisiatif sendiri dan tanggap terhadap situasi yang terjadi, (9) sikap positif dalam mengerjakan tugas, (10) dan mau merenung atau refleksi, seperti yang dimaksudkan dengan butir-butir kuesioner yang digunakan.

2. Usulan Topik-Topik Yang Relevan Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Mahasiswa:

Usulan topik-topik yang relevan untuk dijadikan bahan kegiatan untuk membantu mahasiswa meningkatkan tanggung jawabnya.


(26)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini disajikan uraian mengenai mahasiswa yang sedang menjalani masa dewasa awal, pengertian orang yang memiliki tanggung jawab, macam-macam tanggung jawab, karakteristik atau ciri-ciri pokok orang yang memiliki tanggung jawab, serta kualitas pribadi konselor dan tanggung jawab konselor.

A. Mahasiswa yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal

1. Pengertian Perkembangan Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal

Khairani (2013: 68-69) menyatakan bahwa periode dewasa merupakan periode yang terpanjang dalam keseluruhan masa hidup seorang individu, yaitu antara kurang lebih 18 tahun sampai 60-an. Hurlock (Khairani, 2013) mengatakan bahwa masa dewasa terbagi dalam beberapa periode, yaitu dewasa awal: 18 tahun - 40 tahun, dewasa madya: 40 tahun - 60 tahun, dan dewasa akhir: 60 tahun sampai meninggal. Periode dewasa akhir ini sering disebut lanjut usia atau lansia. Orang dewasa awal adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima statusnya di lingkungan sosial. Periode dewasa awal merupakan periode yang khas berbeda dari periode-periode sebelumnya, dan merupakan periode yang terberat, karena orang yang sedang menjalankan masa dewasa awal diharapkan memiliki pola hidup dan harapan-harapan yang baru, yang berbeda dari periode sebelumnya; pada masa remaja individu relatif masih lebih bebas dan tidak banyak dibebani tanggung jawab.


(27)

Schulenberg & Zarrett (Upton, 2012: 18-20) meyampaikan bahwa sebagian orang akan berpikir bahwa peralihan ke masa dewasa awal kurang begitu mudah. Meningkatnya tanggung jawab serta kemandirian di masa dewasa awal terbukti merupakan hal yang sulit dihadapi. Menurut Jahja (2011: 246-247), masa dewasa awal merupakan masa yang sulit karena seseorang harus dapat menyesuaikan diri dan melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan mulai belajar mandiri karena telah mempunyai tugas dan peran yang baru. Jika tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal tidak dilakukan dengan baik, individu akan mengalami hambatan di masa yang akan datang.

2. Ciri-ciri Mahasiswa yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal

Mahasiswa yang sedang menjalani masa dewasa awal memiliki ciri-ciri (Wibowo & Purnama, 2013: 119; Jahja, 2011: 247-249) sebagai berikut:

a. Masa pengaturan

Masa dewasa awal individu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa, yang berarti seorang pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai kariernya, dan wanita diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

b. Masa usia reproduktif

Pada dewasa awal merupakan masa untuk menentukan pasangan hidup. Memusatkan perhatian untuk lebih mengenal pasangan sekitar usia 20-30 tahun. Pembentukan rumah tangga dan menjadi orang tua sekitar usia 30 tahun maka sudah mersa betul-betul siap.


(28)

c. Masa bermasalah (pengendalian diri untuk mengambil keputusan yang tepat) Masa dewasa awal dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Jika seseorang tidak siap memasuki masa ini, maka dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup dan persoalan keuangan, perlu dipelajari untuk diatasi.

d. Masa ketegangan emosional (tidak senang dipaksa atau ditekan)

Masa dewasa awal kondisi emosional kurang terkendali, cenderung labil, dan mudah memberontak karena ia merasa semua serba baru dan asing. Mendekati usia 30-an ia menjadi lebih tenang dan kondisi emosionalnya stabil, serta ia dapat mengatasi masalah-masalanya. Ketegangan tersebut disebabkan karena ia harus mulai mampu melepaskan ketergantungan dari orang tua, teman-teman, dan mencapai kemandirian secara emosional. Walaupun ia tetap mempertahankan hubungan emosional yang erat dengan orang lain, ia tidak terlalu kecewa atau marah bila orang lain berbeda pendapat dengan dirinya.

e. Masa keterasingan sosial (mengharapkan pengakuan, dipercaya, dihargai) Seseorang mengalami krisis isolasi, terisolasi atau terasingkan dari kelompok. f. Masa komitmen (memiliki kepercayaan dan tanggung jawab diri)

Pada masa dewasa awal, orang mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen, mulai membentuk pola hidup, dan tanggung jawab.


(29)

g. Masa ketergantungan

Meskipun secara hukum telah dianggap mandiri, namun pada masa dewasa awal orang masih punya ketergantungan pada orang tua maupun instansi-instansi tertentu secara finansial. Beberapa orang masih dibantu orang tua dalam segi keuangan, beberapa lagi masih disekolahkan oleh lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa, atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai mereka.

h. Masa perubahan nilai

Nilai yang dimiliki seseorang ketika berada pada masa dewasa awal berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.

i. Masa penyesuaian diri dengan hidup baru (pementapan identitas diri)

Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa awal, dia harus lebih bertanggungjawab karena dia sudah mempunyai kewajiban.

j. Masa kreatif (belajar merupakan proses untuk mencapai aktualisasi diri) Masa dewasa awal dinamai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Pengembangan kreativitas ini akan dipengaruhi oleh minat, potensi, dan kesempatan.


(30)

B. Pengertian Orang yang Memiliki Tanggung Jawab, Macam-macam Tanggung Jawab, Karakteristik atau Ciri-ciri Orang yang MemilikiTanggung Jawab 1. Pengertian Orang yang Memiliki Tanggung Jawab

Menurut Nashir (2013: 12), orang yang memiliki tanggung jawab adalah orang yang melakukan apa yang hendak dilakukan, memiliki rencana untuk mencapai tujuan hidup, tekun dalam menjalankan kewajibannya, terus mencoba dan tidak putus asa, selalu melakukan yang terbaik, mampu mengontrol diri, memiliki disiplin diri, berpikir sebelum bertindak, mempertimbangkan konsekuensi yang ada, tanggung jawab atas (kata-kata, tindakan, sikap), dan memberikan contoh yang baik bagi orang lain. Samani, Muchlas, & Hariyanto (2013: 51) berpendapat bahwa orang yang memiliki tanggung jawab adalah orang yang melakukan tugas dengan sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik, mampu mengatasi stes, bertanggungjawab atas pilihan dan keputusan.

Yaumi (2014: 72-73) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah suatu tugas dan kewajiban untuk dilakukan atau diselesaikan dengan penuh kepuasan, yang diberikan oleh seseorang atas janji atau keinginan sendiri, dan memiliki konsekuensi hukuman terhadap kegagalan. Menurut Miller (Yaumi, 2014) seseorang yang memiliki tanggung jawab dapat diandalkan untuk melaksanakan tugasnya dan berpegang teguh pada pendirian yang dibuat. Jika seseorang bertindak dengan tanggung jawab, orang lain tahu bahwa orang ini teguh pada pendirian dan dapat diandalkan.


(31)

Fathurrohman, Suryana, & Fatriany (2013: 130) berpendapat bahwa orang yang memiliki tanggung jawab terbiasa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya tepat waktu, menghindari sikap ingkar janji, tidak berburuk sangka terhadap orang lain, dan lalai dalam mengerjakan tugasnya. Tanggung jawab berarti berani menanggung resiko, tidak melemparkan kesalahan pada orang lain, menghindari sikap munafik dan putus asa terhadap kegagalan.

Menurut Lickona (2014: 63), tanggung jawab adalah perluasan dari sikap hormat. Jika kita menghormati orang lain, berarti kita menghargainya. Jika kita menghargai mereka, berarti kita merasakan tanggung jawab tertentu terhadap kesejahteraan mereka. Secara harafiah tanggung jawab berarti “kemampuan

untuk menanggung”. Ini berarti kita berorientasi pada orang lain, memberikan perhatian pada mereka, dan tanggap terhadap mereka. Tanggung jawab menekankan kewajiban yang harus kita lakukan, seperti seorang guru wajib mengajar, siswa wajib belajar, dan setiap orang wajib untuk saling menghormati satu sama lain.

Dari pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa tanggung jawab adalah kebiasaan untuk berani menanggung resiko, mengendalikan diri, merencanakan langkah untuk mecapai tujuan, menentukan tujuan hidup yang akan dicapai, melakukan kewajiban, mandiri, berusaha mencapai hasil yang baik, proaktif, memiliki sikap positif terhadap tugas, mau merenung untuk memberikan contoh yang baik, dan iklas karena pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(32)

2. Macam-macam Tanggung Jawab

Tanggung jawab luas cakupannya dimulai dari tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat luas, dan kepada Tuhan. Akibat dari sikap tidak bertanggungjawab sering kali bukan hanya menimpa individu yang bersangkutan, tetapi juga menyebabkan kerugian bagi orang lain seperti keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Tanggung jawab yang mesti ada pada manusia (Mustari, 2014: 20-22; Nashir, 2013: 82-83) adalah sebagai berikut:

a. Tanggung jawab kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur, dan memohon petunjuk. Semua manusia memiliki tanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta.

b. Tanggung jawab personal

Tanggung jawab dan tidak tanggung jawab menyangkut tugas dan kewajiban yang harus dilakukan dalam hidup individu yang bersangkutan, seperti seorang mahasiswa harus belajar agar dirinya menjadi sukses. Orang yang bertanggungjawab kepada dirinya adalah orang yang bisa melakukan kontol internal sekaligus eksternal. Kontol internal adalah suatu keyakin bahwa ia boleh mengontrol dirinya, dan yakin bahwa kesuksesan yang dicapainya adalah hasil dari usahanya sendiri. Orang-orang dari kategori ini merasa bahwa nasib mereka tidak ditentukan oleh kekuatan luar.

c. Tanggung jawab moral

Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral, kemudian menjadi alasan untuk diberikan


(33)

hukuman. Hukuman berlaku kepada mereka yang mampu berefleksi atas situasi mereka, membentuk niat tentang bagaimana mereka bertindak, dan kemudian melakukan tindakannya itu. Masyarakat umumnya beranggapan bahwa manusia bertanggungjawab atas tindakan mereka, dan akan mengatakan bahwa mereka layak mendapatkan pujian atau tuduhan atas apa yang mereka kerjakan. Demikian karena manusia itu pada dasarnya bertindak bebas. Kewajiban bertanggungjawab sering kali membawa pada apa yang disebut tanggung jawab hukum. Seseorang itu secara hukum bertanggungjawab bagi suatu peristiwa ketika orang itulah yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa.

d. Tanggung jawab sosial

Sebegitu besarnya tanggung jawab membebani manusia, sehingga manusia pun bertanggungjawab kepada masyarkat di sekelilingnya. Inilah yang disebut dengan tanggung jawab sosial. Di sini manusia secara individual atau kumpulan manusia seperti pemerintah, perusahaan, organisasi mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat secara umum. Tanggung jawab ini dapat

saja bersifat „negatif‟, berarti tiadanya tuduhan yang memberatkan, ataupun

bisa jadi positif‟, yang berarti terdapatnya tanggung jawab untuk bertindak baik (sikap positif). Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah memberi atau tidak membuat kerugian kepada masyarakat. Tetapi bisa juga tanggung jawab sosial itu merupakan sifat-sifat kita yang perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang lain.


(34)

3. Karakteristik atau Ciri-ciri Orang yang Memiliki Tanggung Jawab

Karakteristik atau ciri-ciri pokok orang yang memiliki tanggung jawab (Josephson, Peter, & Dowd, 2003: 103-123; Mustari, 2014: 122-199; Zubaedi, 2011: 61; Yaumi, 2014: 74-115; Covey, 2001: 24-25; Azwar, 1988: 17-22) adalah sebagai berikut:

a. Berani menanggung resiko

Berani menanggung resiko berarti: 1) memiliki kesiapan untuk menerima resiko yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan, seperti: a) berani menghadapi kegagalan yang telah dilakukan, b) berani menghadapi kesalahan yang telah dilakukan, c) berani bertindak benar walaupun ada orang yang tidak setuju, dan 2) mampu untuk melaksanakan yang diterimanya untuk bersedia menerima resiko apabila melalaikan tugas yang bersangkutan. b. Kemampuan mengendalikan diri

Kemampuan mengendalikan diri ditandai oleh: 1) adanya kebiasaan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, seperti: a) berusaha memutuskan sesuatu secara matang atau tidak tergesa-gesa, b) mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan, dan 2) kemampuan mengelola perasaan negatif yang dialami, seperti: a) mempunyai kesabaran dalam menghadapi situasi yang sulit, b) mengekspresikan perasaan negatif dengan cara yang tepat.

c. Merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan

Merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan mencakup: 1) merencanakan kegiatan yang akan dilakukan, seperti: menyusun rencana dan


(35)

program kegiatan yang dilakukan, misalnya membuat rencana harian yang realistis untuk ditindak lanjuti, dan 2) melaksanakan rencana dari program yang telah dibuat, seperti: melaksanakan rencana dari program dengan sebaik mungkin, misalnya konsekuen mengikuti rencana yang sudah dibuat.

d. Menentukan tujuan hidup yang ingin dicapai

Orang yang bertanggungjawab memiliki kemampuan untuk: 1) memenuhi target dengan membagi waktu dan menepati janji, seperti: a) membuat jawal kegiatan yang tepat, misalnya melakukan kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat, b) memanfaatkan waktu luang dengan hal yang bermanfaat, dan 2) memilih hal-hal apa yang perlu dilakukan, seperti: a) menentukan prioritas atau hal yang paling penting terlebih dahulu, misalnya mengerjakan hal-hal yang mendesak yang terkait dengan tujuan yang mau dicapai, b) memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tujuan.

e. Melakukan kewajiban

Melakukan kewajiban mencakup dua hal, yaitu: 1) mau untuk melakukan apa yang menjadi perannya walaupun yang dilakukan bukan hal yang disukai, seperti: a) melakukan kewajiban sebagai seorang mahasiswa, b) melakukan kewajiban sebagai seorang anak, c) terlibat dalam mengerjakan tugas kelompok, d) melakukan tugas yang dipercayakan dengan senang hati, dan 2) berpegang teguh pada pendirian, seperti: a) tidak mudah terpengaruh orang lain, b) bersikap tegas dalam hal yang tidak perlu dilakukan.


(36)

f. Mandiri

Mandiri mencakup dua hal, yaitu: 1) tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas, seperti: a) memenuhi kebutuhan sendiri tanpa tergantung orang lain b) mengambil keputusan sendiri, c) mengatasi hambatan atau masalahnya sendiri, dan 2) tangguh ketika menghadapi berbagai hambatan, seperti: a) pantang menyerah atau tidak mudah putus asa (oktimis), b) memiliki daya juang yang tinggi dalam mengemban tugas. g. Berusaha mencapai hasil yang baik

Orang yang bertanggungjawab berusaha mencapai hasil yang baik yaitu dengan: 1) melakukan usaha sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal, seperti: a) berusaha sebaik mungkin dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan, b) berkemauan keras untuk mencapai hasil maksimal, dan 2)

bekerja keras dalam mengerjakan tugas, seperti: a) bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang dipercayakan, b) selalu rajin, tekun, dan disiplin mengerjakan tugas.

h. Bersikap proaktif

Orang yang memiliki proaktifitas memungkinkannya untuk: 1) berinisiatif sendiri, seperti: menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh, misalnya spontan terlibat dalam kegiatan kelompok tanpa diminta atau disuruh oleh teman sekelomok, dan 2) cepat tanggap terhadap situasi, seperti: a) membereskan benda yang telah digunakan tanpa ada orang lain yang melihat, misalnya: saya selalu menempatkan barang-barang yang sudah dipakai pada


(37)

tempatnya, b) peka terhadap situasi yang terjadi, misalnya: cepat tanggap terhadap masalah dan perasaan negatif yang terjadi pada orang lain.

i. Sikap positif terhadap tugas

Orang yang bertanggungjawab memiliki sikap positif terhadap tugasnya sehingga: 1) dalam ranah kognitif (pikiran): a) memiliki pemikiran positif yang lebih banyak dan pemikiran negatif yang sedikit terhadap suatu objek sehingga mengarah pada hal yang positif, b) memiliki pemikiran negatif yang lebih banyak dan pemikiran positif yang sedikit terhadap suatu objek sehingga mengarah pada hal yang negatif, 2) dalam ranah afektif (perasaan): a) menerima kejadian sebenarnya yang sudah terjadi sehingga perasaannya menjadi positif, b) menolak kejadian sebenarnya yang sudah terjadi sehingga perasaannya menjadi negatif, dan 3) dalam ranah konatif (perilaku): a) sanggup untuk menerima pengalaman yang kurang menyenangkan karena memiliki pemikiran yang baik terhadap kejadian, b) tidak mampu untuk melakukan usaha sebaik mungkin karena pikiran negatif pada pengalaman. j. Merenung (refleksi)

Orang yang bertanggungjawab terbiasa berrefleksi: 1) memikirkan hal-hal apa saja yang sudah dilakukan, seperti: selalu berusaha menangkap makna/pelajaran dari setiap kejadian/pengalaman yang dialami atau berusaha menyadari kesuksesan yang dicapai untuk meningkatkan kepercayaan diri, dan 2) mengevaluasi hal-hal yang sudah dilakukan.


(38)

C. Kualitas Pribadi Konselor dan Tanggung Jawab Konselor 1. Kualitas Pribadi Konselor

Cavanagh (Yusuf & Nurihsan, 2010: 37-45) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pengetahuan mengenai diri sendiri

Konselor mawas diri atau memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena konselor yang memiliki persepsi akurat akan dirinya maka dia juga akan memiliki persepsi yang kuat terhadap orang lain.

b. Kompetensi

Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien. Kompetensi dasar yang dimiliki oleh seorang konselor: penguasaan wawasan dan landasan pendidikan, penguasaan konsep bimbingan dan konseling, penguasaan kemampuan assesmen, penguasaan kemampuan mengembangkan progaram bimbingan dan konseling, penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi, penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok, penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi, penguasaan pemahaman konteks budaya, agama dan setting kebutuhan khusus.


(39)

c. Kesehatan psikologis yang baik

Konselor dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari kliennya. Hal ini penting karena kesehatan psikologis konselor akan mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilannya. Ketika konselor memahami bahwa kesehatan psikologisnya baik dan dikembangkan melalui konseling, maka dia membangun proses konseling tersebut secara lebih positif, dan konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya. d. Dapat dipercaya

Konselor yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya, seperti: pribadi yang konsisten, dapat dipercaya oleh orang lain baik ucapan maupun perbuatannya, tidak pernah membuat orang lain kesal atau kecewa, bertanggungjawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji dan mau membantu secara penuh.

e. Kejujuran

Kejujuran disini memiliki pengertian bahwa seorang konselor diharuskan memiliki sifat yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya kepada konseli. Sikap jujur penting dikarenakan: sikap keterbukaan konselor dan klien memungkinkan hubungan psikologis yang dekat satu sama lain dalam kegiatan konseling dan kejujuaran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif terhadap klien.


(40)

f. Kekuatan

Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien merasa aman. Klien memandang seorang konselor sebagai orang yang tabah dalam menghadapi masalah, dapat mendorong klien dalam mengatasi masalahnya, dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi. Konselor yang memiliki kekuatan dapat membuat batas waktu yang pantas dalam konseling, bersifat fleksibel, dan memiliki identitas diri yang jelas.

g. Kehangatan

Maksud dari bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang meminta bantuan konselor pada umumnya kurang memiliki kehangatan dalam hidupnya, sehingga ia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah dan memberikan perhatian. Melalui konseling klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan sharing dengan konseling.

h. Pendengar yang aktif

Konselor secara dinamis telibat dengan seluruh proses konseling. Konselor yang memiliki kualitas ini akan: (a) mampu berhubungan atau berinteraksi, (b) membantu klien dalam konseling, (c) memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respon yang bermakna, dan (d) berkeinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling.


(41)

i. Kesabaran

Melaui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar menampilkan kesungguhan dalam proses konseling.

j. Kepekaan

Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling karena hal ini akan memberikan rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri apabila berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.

k. Kesadaran holistik

Pendekatan holistik dalam bidang konseling berarti bahwa konselor memahami secara utuh. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor seorang yang ahli dalam berbagai hal, disini menunjukan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi itu meliputi: aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual. Konselor yang memiliki kesadaran holistik menyadari tentang dimensi-dimensi kepribadian yang kompleks, menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat, mempertimbangkan perlunya referal, dan terbuka terhadap berbagai teori.


(42)

2. Tanggung Jawab Konselor

Tanggung jawab konselor Sekolah (Prayitno & Amti: 2004: 242-245) yaitu: a. Tanggung jawab konselor kepada siswa, yaitu bahwa konselor:

1) Memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik.

2) Memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhann yang menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi, dan sosial) dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap siswa.

3) Memberi tahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan ataupun prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling.

4) Tidak mendesakkan kepada siswa nilai-nilai tertentu yang sebenarnya hanya sekedar apa yang dianggap baik oleh konselor saja.

5) Menjaga kerahasiaan data tentang siswa.

6) Memberi tahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi.

7) Menyelenggarakan pengungkapan data secara tepat dan memberi tahu siswa tentang hasil kegiatan itu dengan cara sederhana dan mudah dimengerti.

8) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan profesional.


(43)

9) Melakukan referal kasus secara tepat.

b. Tanggung jawab konselor kepada orang tua, yaitu bahwa konselor:

1) Menghormati hak dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dan berusaha sekuat tenaga membangun hubungan yang erat dengan orang tua demi perkembangan siswa.

2) Memberi tahu orang tua tentang peranan konselor dengan asas kerahasiaan yang dijaga secara teguh.

3) Menyediakan untuk orang tua berbagai informasi yang berguna dan menyampaikannya dengan cara yang sebaik-baiknya untuk kepentingan perkembangan siswa.

4) Memperlakukan informasi yang diterima dari orang tua dengan menerapkan asas kerahasiaan dan dengan cara yang sebaik-baiknya. 5) Menyampaikan informasi (tentang siswa dan orang tua) hanya kepada

pihak-pihak yang berhak mengetahui informasi tersebut tanpa merugikan siswa dan orang tuanya.

c. Tanggung jawab konselor kepada sejawat, yaitu bahwa konselor:

1) Memperlakukan sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan, keobjektifan, dan kesetiankawanan.

2) Mengembangkan hubungan kerja sama dengan sejawat dan staf administrasi demi terbinanya pelayanan bimbingan dan konseling yang maksismum.


(44)

3) Membangun kesadaran tentang perlunya asa kerahasiaan, perbedaan antara data umum dan data pribadi, serta pentingnya konsultasi sejawat.

4) Menyediakann informasi yang tepat, objektif, luas dan berguna bagi sejawat untuk membantu menangani masalah siswa.

5) Membantu proses alih tangan kasus.

d. Tanggung jawab konselor kepada sekolah dan masyarakat, yaitu bahwa konselor:

1) Mendukung dan melindungi program sekolah terhadap

penyimpangan-penyimpangan yang merugikan siswa.

2) Memberitahu pihak-pihak yang bertanggung jawab apabila ada sesuatu yang dapat menghambat atau merusak misi sekolah, personal sekolah, ataupun kekayaan sekolah.

3) Mengembangkan dan meningkatkan peranan dan fungsi bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan segenap unsur-unsur sekolah dan masyarakat.

4) Membantu pengembangan:

a) Kondisi kurikulum dan lingkungan yang baik untuk kepentingan sekolah dan masyarakat.

b) Program dan prosedur pendidikan demi pemenuhan kebutuhan siswa dan masyarakat.


(45)

c) Proses evaluasi dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi sekolah pada umumnya (fungsi bimbingan dan konseling, kurikulum dan pengajaran, dan pengelolaan/administrasi).

5) Bekerjasama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan baik di sekolah maupun di masyarakat demi pemenuhan kebutuhan siswa, sekolah dan masyarakat, tanpa pamrih.

e. Tanggung jawab konselor kepada diri sendiri, yaitu bahwa konselor: 1) Berfungsi (dalam layanan bimbingan dan konseling) secara

profesional dalam batas-batas kemampuannya serta menerima tanggung jawab dan konsekuensi dari pelaksanaan fungsi tersebut. 2) Menyadari kemungkinan pengaruh diri pribadi terhadap pelayanan

yang diberikan kepada klien.

3) Memonitor bagaimana diri sendiri berfungsi, dan bagaimana tingkat keefektifan pelayanan serta menahan segala sesuatu kemungkinan merugikan klien.

4) Selalu mewujudkan prakarsa demi peningkatan dan pengembangan pelayanan professional melalui dipertahankannya kemampuan profesional konselor, dan melalui penemuan-penemuan baru.

f. Tanggung jawab konselor kepada profesi, yaitu bahwa konselor:

1) Bertindak sedemikian rupa sehingga menguntungkan diri sendiri sebagai konselor dan profesi.


(46)

2) Melakukan penelitian dann melaporkan penemuannya sehingga memperkaya khasanah dunia bimbingan dan konseling.

3) Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan organisasi profesional bimbingan dan konseling baik di tempatnya sendiri, di daerah, maupun dalam lingkungan nasional.

4) Menjalankan dan mempertahankan standar profesi bimbingan dan konseling serta kebijaksanaan yang berlaku berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling.

5) Membedakan dengan jelas mana pernyataan yang bersifat pribadi dan mana pernyataan yang menyangkut profesi bimbingan serta memperhatikan dengan sungguh-sungguh implikasinya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling.


(47)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan uraian mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitaian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi atau data saat penelitian dilakukan (Furchan, 2005: 447); penelitian deskriptif menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013: 13). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, dan membuat usulan topik-topik peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Pengisian kuesioner dilakukan pada tanggal 27 Mei 2016 pada perkuliahan terakhir sebelum UAS, setelah mendapat ijin dari dosen yang memberikan kuliah terakhir pada hari yang bersangkutan.


(48)

C. Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, yang berjumalah 77 orang. Pada saat pengisian kuesioner ada 17 orang yang tidak hadir. Jadi yang menjadi responden adalah 60 subjek. Karena semua sebenarnya berkesempatan menjadi subjek penelitian, maka penelitian ini dapat dianggap termasuk penelitian populasi.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiono (2013: 193-199), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian yang dimaksudkan untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data tingkat tanggung jawab melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tanggung jawab untuk mengukur tingkat tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. Kuesioner ini menggunakan skala empat alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Ada pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan ada yang unfavorabel (negatif).


(49)

Skor untuk masing-masing alternatif jawaban pernyataan yang bersifat

favorable (positif) adalah: Sangat Sesuai (SS) memperoleh skor 4, Sesuai (S)

memperoleh skor 3, Kurang Sesuai (KS) memperoleh skor 2, dan Tidak Sesuai (TS) memperoleh skor 1. Skor untuk masing-masing alternatif jawaban pernyataan yang bersifat unfavorabel (negatif) adalah: Sangat Sesuai (SS) memperoleh skor 1, Sesuai (S) memperoleh skor 2, Kurang Sesuai (KS) memperoleh skor 3, dan Tidak Sesuai (TS) memperoleh skor 4. Kuesioner tanggung jawab disajikan dalam Lampiran 1.

Pelaksanaan pengumpulan data menggunakan penelitian data terpakai (uji terpakai). Kelemahan uji coba terpakai adalah jika banyak item yang gugur dan terlalu sedikit item yang valid, peneliti tidak lagi mempunyai kesempatan untuk merevisi skala atau instumennya. Kelebihanya adalah tidak perlu membuang-buang waktu, tenaga, dan biyaya untuk keperluan uji coba. Sedangkan uji coba memerlukan waktu, tenaga, dan biaya. Tetapi jika banyak item yang gugur peneliti masih bisa merevisi item-item sklanya dan meningkatkan kualitas data. Alasan digunakan uji coba terpakai adalah mempertimbangkan efektivitas waktu pengumpulan data agar lebih singkat dan tidak mengganggu aktivitas mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner yang bertolak dari karakteristik atau ciri-ciri pokok orang yang memiliki tanggung jawab yang diuraikan pada bab 2. Dalam menyusun kuesioner peneliti membuat kisi-kisi seperti yang disajikan pada Tabel 1.


(50)

Tabel 1

Kisi-kisi Kuesioner Tanggung Jawab Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

No Aspek-aspek Indikator No Item

Ʃ Favorable Unfavorable 1. 1. Berani menanggung

resiko

a. Memiliki kesiapan untuk menerima resiko yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan. b. Apabila mendapatkan tugas mampu untuk

melaksanakannya.

1, 3, 5, 7 10, 12, 14, 16

8

2. 2. Kemampuan mengendalikan diri

a. Selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

b. Dapat mengatur perasaan negatif yang

berlebihan, seperti mempunyai kesabaran pada situasi yang membuat emosi dan

mengekspresikan perasaan marah dengan cara yang tepat.

9, 11, 13, 15

2, 4, 6, 8 8

3. 3. Merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan

a. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. b. Melaksanakan rencana dari program yang telah

dibuat.

17, 19 69, 70, 4

4. 4. Menentukan tujuan hidup yang akan dicapai

a. Memenuhi target dengan membagi waktu dan menepati janji.

b. Memilih hal-hal apa yang perlu dilakukan kedepan.

49, 51, 53, 55

22, 24, 26, 28

8

5. 5. Melakukan kewajiban

a. Melakukan apa yang menjadi perannya. b. Berpegang tenguh pada pendirian atau

komitmen.

33, 39, 41, 43, 45, 47

30, 32, 36, 38

10

6. 6. Mandiri a. Tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.

b. Tangguh ketika menghadapi berbagai hambatan.

29, 31, 34, 35, 37

40, 42, 44, 46, 48

10

7. 7. Berusaha mencapai hasil yang baik

a. Melakukan usaha sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal.

b. Bekerja keras dalam mengatasi berbagai kesulitan.

21, 23, 25, 27

50, 52, 54, 56

8

8. 8. Bersikap proaktif a. Memiliki inisiatif sendiri dalam meyelesaikan tugas.

b. Cepat tanggap atau peka terhadap situasi yang terjadi, seperti membereskan benda yang telah digunakan tanpa ada orang lain yang melihat.

57, 59, 60, 61, 66

68 6

9. 9. Sikap positif terhadap tugas

a. Kognitif (pemikiran positif dan negatif) b. Afektif (perasaan positif dan negatif)

c. Perilaku/ konatif . (perilaku positif dan negatif)

63, 64, 65, 67

62, 58 6

10. 10. Mau merenung (refleksi)

a. Mengevaluasi hal-hal yang sudah dilakukan.

b. Memikirkan hal-hal apa saja yang sudah dilakukan.

18, 20 71,72

4


(51)

E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Kuesioner

Menurut Furchan (2005: 293), validitas menunjukkan kemampuan alat ukur untuk mengukur hal yang seharusnya diukur. Penelitian ini mencari valiliditas isi. Nurgiyantoro, Gunawan, & Marzuki (2009: 339) berpendapat bahwa validitas isi adalah validitas yang mempertanyakan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan bahan yang mau diungkap atau diteliti. Azwar (1999: 52) berpendapat bahwa validitas isi adalah sejauh mana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruh kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi). Dalam penelitian ini variabel yang diukur yaitu tanggung jawab.

Validitas diukur dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Nurgiyantoro, Gunawan, & Marzuki, 2009: 340). Rumusnya sebagai berikut:

Keterangaan:

: Koefisien korelasi product moment antara variabel X dan Y (antara skor item dan skor total)

: jumlah skor X (jumlah skor item) : jumlah skor Y (jumlah skor total)


(52)

: jumlah X kuadrat (jumlah skor item kuadrat) : jumlah Y kuadrat (jumlah skor total kuadrat) : jumlah responden (jumlah sempel)

Validitas dicari dengan menggunakan program SPSS versi 16,0 dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) masukan data-data yang akan dianalisis ke dalam komputer, untuk mengetahui validitas: ambil menu Analyze

(di bagian atas), klik, (a) pilih Correlate, pilih Bivariate, klik, (b) jika dalam kategori kotak dialog sebelah kiri terdapat sejumlah nama variabel, pilih nama yang dibutuhkan atau semua, klik, dan klik panah ke kanan, (c) pilih Pearson atau sesuai dengan yang dikehendaki, klik, (d) pilih OK. Ketentuan validitas jika

nilai kritis product moment ≥ 0,30 maka dapat dinyatakan item pernyataannya adalah valid, sedangkan item ≤ 0,30 dinyatakan gugur. Validitas Penelitian disajikan dalam Lampiran 2.

2. Reliabilitas Kuesioner

Menurut Furchan (2005: 293), reliabilitas alat ukur yaitu derajat keajegan alat dalam mengukur yang diukur. Sugiono (2013) berpendapat bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas dicari dengan menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α) untuk menguji reliabilitas. Rumus koefisien Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:


(53)

Keterangan :

α : Koefisien Alpha Cronbach

: Jumlah butir pernyataan

: Jumalah varian butir : Jumalah varian total

Reliabilitas dicari dengan menggunakan program SPSS versi 16,0 dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: ambil menu Analyze (di bagian atas), klik, (a) pilih Scale, pilih Reliability Analysis, klik (b) jika dalam kategori kotak dialog sebelah kiri terdapat sejumlah nama variabel, pilih nama yang valid dan klik panah ke kanan, (c) pilih klik Statistics dan muncul daftar, pilih yang dikehendaki atau ambil semua, klik Continue. (d) pilih OK.

Masidjo (2007: 243) menyatakan bahwa untuk melihat taraf reliabilitas digunakan pedoman indeks kualifikasi reliabilitas. Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford. Daftar indeks kualifikasi reliabilitas disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2

Daftar Indeks Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah


(54)

Hasil perhitungan reliabilitas penelitian tingkat tanggung jawab mahasiswa melalui program SPSS dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Keputusan

0.976 Sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui program SPSS, diperoleh taraf reliabilitas dari kuesioner tanggung jawab yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma, dengan jumlah subjek 60 mahasiswa diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach senilai 0.976. Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford, dan setelah dikonsultasikan dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi. Reliabilitas Penelitian disajikan dalam Lampiran 3.

F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Menyusun kuesioner tanggung jawab.

b. Peneliti mengkonsultasikan kuesioner tanggung jawab kepada dosen pembimbing, dosen diminta untuk mengoreksi apakah item kuesioner


(55)

tanggung jawab sudah dapat mengungkap hal yang diukur dan ditulis secara benar dan tepat.

c. Peneliti merevisi kuesioner tanggung jawab.

d. Peneliti membicarakan rencana penelitian, dan sekaligus meminta izin kepada kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk melakukan penelitian pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. 2. Tahap Pengumpulan Data

Pengisian kuesioner tanggung jawab dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling. Adapun jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian adalah seperti yang disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4

Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Tempat Tanggal

Pengumpulan Data Penelitian

Waktu Pengumpulan Data Penelitian

Kelas prodi BK angaktan 2014

Jumlah Mahasiswa

Taman 27 Mei 2016 09.30 – 10.00 BK A 39

Leb 27 Mei 2016 11.00 – 11.30 BK B 38

Jumlah 77

Langkah-langkah dalam penyebaran dan pengisian kuesioner tanggung jawab sebagai berikut:

a. Peneliti menjelaskan maksud pengisian kuesioner penelitian.


(56)

c. Peneliti menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner, dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan.

d. Peneliti memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk.

e. Pengisian kuesioner tanggung jawab diawasi oleh peneliti sendiri, sehingga peneliti dapat memastikan bagaimana suasana pada saat pengisian kuesioner. Mahasiswa mengerjakan kuesioner dengan tenang dan serius.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiono (2013: 207), dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabuliasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah dan menganalisa data penelitian tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma sebagai berikut:

1. Menentukan Skor

Memberikan skor pada masing-masing jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan oleh peneliti. Pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan yang unfavorabel (negatif) pada halaman 23.


(57)

2. Kategorisasi Skor Subjek Penelitian

Kategorisasi skor subjek penelitian bertujuan untuk mengelompokkan subjek penelitian berdasarkan tinggi rendahnya tingkat tanggung jawab. Tabulasi data tanggung jawab dengan rumus kategorisasi skor disajikan dalam lampiran 4.

Kategorisasi subjek penelitian berdasarkan skornya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Kategorisasi Skor Subjek Penelitian

Kriteria Skor Keterangan

Xitem > + 1,5 sb Sangat tinggi tanggung jawabnya

+ 0,5 sb < Xitem ≤ + 1,5 sb Tinggi tanggung jawabnya - 0,5 sb < Xitem ≤ + 0,5 sb Cukup tinggi tanggung jawabnya

- 1,5 sb < Xitem ≤ - 0,5 sb Kurang tinggi tanggung jawabnya - 1,5 sb < Xitem Sangat tidak tinggi tanggung jawabnya

Keterangan:

Skor maksimum empiris : skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan data nyata lapangan.

Skor minimum empiris : skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan data nyata lapangan.

sb (simpangan baku) : luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi standar.

(Mean teoritik) : rata-rata teoritik dari skor maksimum dan minimum.


(58)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB MAHASISWA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hasil penelitian, pembahasan, dan usulan topik-topik. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah yaitu: (1) Seberapa tinggi tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma? dan (2) Topik-topik mana yang relevan untuk peningkatan tanggung jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma?

A. Tingkat Tanggung Jawab dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini berupa deskripsi tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan data yang telah terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan, seperti memasukan data dengan menentukan skor item yang favorabel dan unfavorabl, dan menggunakan kategorisasi skor subjek penelitian yang sudah disajikan dalam bab 3. Tabulasi data penelitian kategori tingkat tanggung jawab dari mahasiswa disajikan dalam lampiran 5. Selanjutnya pada tabel 6 dan grafik 1 disajikan kategori tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma sebagai berikut:


(59)

Tabel 6

Kategorisasi Tingkat Tanggung jawab dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Kriteria

Skor Kategori

Rentang Skor

Jumlah

Mahasiswa Presentase

Xitem > + 1,5 sb

Sangat tinggi

tanggung jawabnya >224,2 11 18,33%

46,66% + 0,5 sb <

Xitem ≤ + 1,5 sb

Tinggi

tanggung jawabnya 189,7-224,2 17 28.33%

- 0,5 sb < Xitem ≤ +

0,5 sb

Cukup tinggi

tanggung jawabnya 155,2-189,7 19 31.67%

53,34% - 1,5 sb <

Xitem ≤ - 0,5 sb

Kurang tinggi

tanggung jawabnya 120,7-155,2 13 21.67%

- 1,5 sb < Xitem

Sangat tidak tinggi

tanggung jawabnya <120,7 0 0%

Jumlah 60 100 %

Data tabel di atas divisualisasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 1

Grafik Tingkat Tanggung jawab dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma


(60)

Tabel 6 dan grafik 1 menunjukkan bahwa:

1. Ada 11 (18,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong sangat tinggi tanggung jawabnya.

2. Ada 17 (28,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong tinggi tanggung jawabnya.

3. Ada 19 (31,67%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang cukup tinggi tanggung jawabnya.

4. Ada 13 (21,67%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang kurang tinggi tanggung jawabnya.

5. Tidak ada (0%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang sangat tidak tinggi tanggung jawabnya.

Tanggung jawab yang cukup tinggi peneliti tafsirkan sebagai kurang tinggi, karena yang ideal adalah tinggi atau sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab dari kebanyakan mahasiswa masih termasuk kurang tinggi.


(61)

B. Topik-topik Peningkatan Tanggung jawab Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Perhitungan item kuesioner dengan rumus kategorisasi skor lampiran 6,

dan tabulasi data item kuesioner disajikan dalam lampiran 7. Pada tabel 7 dan grafik 2 disajikan item-item instrumen yang menunjukkan tanggung jawab.

Tabel 7

Perolehan Skor dan Item Kuesioner Berdasarkan Tanggung Jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014

Universitas Sanata Dharma Keterangan Rentang

Skor

No. item Jumlah item

Presentase

Sangat tinggi

tanggung jawabnya >195 72 1 1,45%

Tinggi

tanggung jawabnya 165-195

1,3,6,7,8,9,11,13,14,15,18,19,20,21,23, 25,27,29,31,32,33,34,35,37,39,41,43,45, 46,51,53,55,57,59,61,63,64,65, 67,71

40 57,97%

Cukup tinggi

tanggung jawabnya 135-165

2,4,10,12,16,17,22,24,26,36,38,40,42,47,

48,49,52,54,56,58,60, 62,66,68,69 25 36,23% Kurang tinggi

tanggung jawabnya 105-135 30,44,50 3 4,35%

Sangat tidak tinggi

tanggung jawabnya <105 0 0 0%

Jumlah 69 100%

Data tabel di atas divisualisasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 2

Grafik Perolehan Skor dan Item Kuesioner Berdasarkan Tanggung Jawab mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma


(1)

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 2 4 3 4

4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3

3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3

4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 3 3 4 3

3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2

3 3 4 2 3 2 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3

2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2

3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 1 1

4 3 4 2 3 2 3 2 4 2 3 1 4 4 4 3

2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2

3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3

3 3 4 1 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4

3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2

3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3

2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3

2 3 1 3 2 2 1 3 3 3 2 3 1 3 2 3

4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

4 4 2 2 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3

3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3

3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 2 3

3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2

3 4 4 1 4 2 3 2 3 1 4 1 4 1 4 1

4 4 4 4 4 2 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4

3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 4 3 4

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2

3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 2 3 4

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3

3 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2

3 3 3 1 2 2 3 2 3 1 2 1 3 2 3 2

4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 4 2 4

4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3

2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2

3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2

3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2

3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3

4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 3 2 3

3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2

3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2

3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2

2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2

3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2

4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 3 2 3

184 180 182 143 171 148 177 146 193 140 182 134 180 168 164 160


(2)

49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

3 1 3 3 4 3 4 1 4 3 3 4 4 3

2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3

4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4

2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2

2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2

3 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2

2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3

2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4

3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3

2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2

4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3

2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3

1 1 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 3 2

2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2

3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2

1 3 2 3 1 3 3 1 2 3 2 1 2 2

3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3

4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3

2 2 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3

2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2

3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4

3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2

3 2 3 3 3 2 3 2 4 1 3 2 3 1

3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3

3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4

2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3

3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3

3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2

2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4

3 3 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4

2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2

2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 2

3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3

2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3

2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2

2 1 2 2 3 1 3 1 3 1 2 2 2 1

2 1 2 1 3 1 3 1 3 2 2 2 2 1

2 1 3 2 3 1 3 1 3 2 3 2 3 1

2 1 2 2 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2

2 1 3 1 3 1 3 1 3 2 3 2 3 1

4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4

4 2 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 4 3

1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 1 3 1 3 1 3 1 3 2 3 2 3 1

3 1 3 2 3 1 3 1 3 3 3 2 3 1

3 1 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2

2 1 3 2 3 1 3 1 2 2 3 2 2 2

3 1 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2

3 1 3 2 3 1 3 1 3 3 2 2 3 2

4 2 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 4 3

151 119 167 154 181 141 190 138 176 163 171 157 174 149


(3)

63 64 65 66 67 68 69 71 72

3 3 3 3 4 1 3 3 3

3 3 4 3 3 4 2 4 3

3 3 3 3 3 2 1 3 3

4 4 4 3 4 4 2 4 4

3 3 3 2 3 3 3 3 3

4 4 4 3 2 2 3 4 4

2 2 2 3 3 1 2 3 3

4 4 4 2 4 3 2 4 4

2 2 3 2 2 2 2 3 3

4 4 4 4 3 3 4 4 4

4 3 3 2 2 3 2 4 4

3 3 3 3 3 2 2 3 3

2 2 2 2 2 2 3 2 2

3 3 3 2 3 3 2 3 3

4 1 4 3 4 4 3 4 4

3 3 3 2 2 3 3 3 3

4 4 3 2 3 4 3 4 4

3 3 3 3 2 3 3 2 3

3 2 3 2 2 2 2 3 3

4 4 3 3 3 2 4 4 4

4 3 4 3 4 3 2 3 4

3 2 2 1 2 4 3 1 2

4 4 4 3 4 3 3 4 4

2 3 3 3 2 2 3 3 3

4 3 4 2 3 4 2 4 4

3 3 4 3 3 3 3 4 4

2 3 2 2 3 2 3 3 3

4 3 4 4 4 2 2 4 4

2 3 2 3 3 2 2 3 3

2 3 3 3 4 2 3 4 4

4 4 4 3 3 2 1 4 4

4 4 4 3 4 3 2 4 4

3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 2 3 3

4 4 4 3 2 4 2 4 4

2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 4 3 2 1 1 4 4

4 4 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 3 4 2 3 3 4

2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 4 3 3 3 2 3 4 4

3 3 4 3 4 2 2 4 4

3 3 3 3 2 1 2 3 3

2 2 2 2 2 2 2 3 3

3 3 3 2 2 2 1 3 2

3 3 3 2 2 1 2 2 2

3 3 3 2 2 1 2 2 2

3 3 3 2 3 2 2 2 2

3 2 3 2 2 2 2 3 3

4 4 4 2 4 4 3 4 4

4 4 4 2 4 3 3 4 4

3 3 2 3 3 3 2 3 3

3 3 3 2 2 2 3 3 3

3 3 3 2 3 2 2 3 3

3 3 3 2 3 2 2 3 3

3 2 3 2 2 2 2 3 3

3 3 3 2 3 2 3 3 3

3 3 3 2 3 2 3 3 3

4 4 4 2 4 3 3 4 4

190 183 191 149 172 148 145 194 196


(4)

(5)

i

ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB MAHASISWA

(Studi Deskriptif Tanggung Jawab Dari Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Peningkatan Tanggung Jawab Mahasiswa Program

Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma) Agustina Dwi HeraWati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma. Pertanyaan yang dijawab adalah (1) Seberapa tinggi tingkat tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma ? (2) Topik-topik mana yang relevan untuk meningkatkan tanggung jawab dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma ?

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 77 orang. Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tanggung jawab yang disusun oleh penulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah menentukan skor dan kategorisasi skor. Hasil uji reliabilitas menunjukkan reliabilitas sebesar 0,976; hasil ini termasuk sangat tinggi, sehingga kuesioner ini reliabel atau dapat dipercaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada 11 (18,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang tergolong sangat tinggi tanggung jawabnya, ada 17 (28,33%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang tergolong tinggi, ada 19 (31,67%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang tergolong cukup tinggi, ada 13 (21,67%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma memiliki tanggung jawab yang tergolong kurang tinggi. Tidak ada mahasiswa yang tergolong sangat tidak tinggi tanggung jawabnya. Karena tanggung jawab yang cukup tinggi peneliti tafsirkan sebagai kurang tinggi (karena yang ideal adalah tinggi atau sangat tinggi) maka ada 32 (53,34%) mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma yang kurang tinggi tanggung jawabnya. Jadi kebanyakan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma masih kurang tinggi tanggung jawabnya.


(6)

ii

ABSTRACT

STUDENTS’ RESPONSIBILITY

(A Descriptive Study Of Responsibility Among The Guidance And Counseling Students Batch 2014 Of Sanata Dharma University And Its Implication To The

Proposed Topics To Increase Students’ Responsibility) Agustina Dwi HeraWati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

This research aims to obtain A description of the sense of responsibility among the Guidance and Counseling students Batch 2014 of Sanata Dharma University. The research questions are (1) How much is the level of responsibility among the Guidance and Counseling students of Sanata Dharma University? (2) Which topics are relevant to increase the level of responsibility among the Guidance and Counseling students batch 2014 of Sanata Dharma University?

The type of research being used is descriptive research with a survey method. The subject of the research was seventy-seven students of Guidance and Counseling Program Batch 2014 of Sanata Dharma University. The research is categorized as a population research. The instrument being used is questionnaire about responsibility which was designed by the researcher. The technique of data analysis being used is score classification and score categorization. The result of reliability test shows that the score of 0.976; this result is very high so that the questionnaire is reliable or trustworthy.

The result of the research shows that there are eleven students (18.33%) of the Guidance and Counseling Study Program Batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as having very high level of responsibility, there are seventeen students (28.33%) of the Guidance and Counseling Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as having high level of responsibility, there are nineteen students (31.67%) of the Guidance and Counseling Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as having high enough level of responsibility, there are thirteen students (21.67%) of the Guidance and Counseling Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as not having a high level of responsibility. There is no student that is categorized as having not very high level of responsibility. Since the high enough responsibility is interpreted as not high responsibility (high and very high being the ideal ones) by the researcher thus there are thirty-two students (53.34%) of the Guidance and Counseling Study Program batch 2014 of Sanata Dharma University who are categorized as not having a high level of responsibility. Thus, most of the students of the Guidance and Counseling Study Program batch 2014 of Sanata Dharma University do not have a high level of responsibility.