Gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan belajar.

(1)

ABSTRAK

GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

Yulianto Setiawan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik (T.A) 2013/2014. (2) menganalisis profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.

Jenis penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah penelitian metode survei. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 T.A 2013/2014 (kelas A dan B) yang berjumlah 79 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner gaya belajar yang disusun oleh Felder dan Soloman (1994) yang dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhan mahasiswa angkatan 2013. Kuesioner tersebut memuat aspek-aspek gaya belajar; active,

reflective, sensing, intuitive, visual, verbal, sequential, dan global. Jumlah item

sebanyak 44 butir. Teknik analisis data yang digunakan berdasarkan penggolongan gaya belajar, balance (seimbang), moderate (sedang), dan strong (kuat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar active, 90% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar

sensing, 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar visual, dan sebanyak 63%


(2)

ABSTRACT

A STUDY ON LEARNING STYLES AMONG

THE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS BATCH 2013 SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

ACADEMIC YEAR 2013/2014 AND ITS IMPLICATIONS ON THE PROPOSED TOPICS FOR LEARNING GUIDANCE

Yulianto Setiawan

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

This study aims to (1) determine the tendency of learning styles among the 2013 students of the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University in Yogyakarta Academic Year 2013/2014. (2) analyze the profile of each student in the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University batch 2013 Academic Year 2013/2014.

This research method in this research is a survey method. The subjects were 79 students 2013 (class A and B). Data collection tool used was a learning style questionnaire compiled by Felder and Soloman (1994) and modified and translated into Indonesian in accordance with the needs of the students batch 2013. The questionnaire contains aspects of learning styles; active, reflective, sensing, intuitive,

visual, verbal, sequential, and global. The number of items were 44. The data

analysis technique used is based on the classification of learning styles, balance, moderate, and strong.

The results showed that 89% of the subjects had a tendency of active learning style, 90% of subjects had a tendency sensing learning style, 89% of the subjects had a tendency visual learning styles, and 63% of the subjects had a tendency


(3)

GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 DAN

IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Yulianto Setiawan NIM: 101114084

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 DAN

IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Yulianto Setiawan NIM: 101114084

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

2. Keluargaku tercinta:

a. Bapak Sugito dan Ibu Yuni Astuti yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat kepada saya b. Mas Toni Rudianto, Mbak Dwi Rahayu dan Mbak Lita

Tri Wahyu Ningsih yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada saya

3. Teman terdekat saya: Cicilia Indah Nuraeny, Desta Wilan Arum Sari, Elisabeth Frida, dan Albert Arif Priambodo. yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada saya, serta

4. Teman-teman BK angkatan 2010 yang selalu memberikan motivasi kepada saya.

“Semoga Allah SWT senantisa membalas semua kebaikan dan


(8)

v

Motto


(9)

(10)

(11)

viii

ABSTRAK

GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

Yulianto Setiawan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik (T.A) 2013/2014. (2) menganalisis profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.

Jenis penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah penelitian metode survei. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 T.A 2013/2014 (kelas A dan B) yang berjumlah 79 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner gaya belajar yang disusun oleh Felder dan Soloman (1994) yang dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhan mahasiswa angkatan 2013. Kuesioner tersebut memuat aspek-aspek gaya belajar; active,

reflective, sensing, intuitive, visual, verbal, sequential, dan global. Jumlah item

sebanyak 44 butir. Teknik analisis data yang digunakan berdasarkan penggolongan gaya belajar, balance (seimbang), moderate (sedang), dan strong (kuat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar active, 90% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar

sensing, 89% subjek memiliki kecenderungan gaya belajar visual, dan sebanyak 63%


(12)

ix

ABSTRACT

A STUDY ON LEARNING STYLES AMONG

THE GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS BATCH 2013 SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

ACADEMIC YEAR 2013/2014 AND ITS IMPLICATIONS ON THE PROPOSED TOPICS FOR LEARNING GUIDANCE

Yulianto Setiawan

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

This study aims to (1) determine the tendency of learning styles among the 2013 students of the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University in Yogyakarta Academic Year 2013/2014. (2) analyze the profile of each student in the Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University batch 2013 Academic Year 2013/2014.

This research method in this research is a survey method. The subjects were 79 students 2013 (class A and B). Data collection tool used was a learning style questionnaire compiled by Felder and Soloman (1994) and modified and translated into Indonesian in accordance with the needs of the students batch 2013. The questionnaire contains aspects of learning styles; active, reflective, sensing, intuitive,

visual, verbal, sequential, and global. The number of items were 44. The data

analysis technique used is based on the classification of learning styles, balance, moderate, and strong.

The results showed that 89% of the subjects had a tendency of active learning style, 90% of subjects had a tendency sensing learning style, 89% of the subjects had a tendency visual learning styles, and 63% of the subjects had a tendency


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkah dan rahmat Allah SWT atas perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta dalam penyusunan skripsi. Proses penyelesaian skripsi ini merupakan pengalaman yang sungguh bermakna dan memberikan banyak pembelajaran bagi penulis.

Penulisan skripsi merupakan proses yang panjang, penulis sadar penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada:

1. Ibu A. Setyandari S.Pd., S.Psi. Psi, MA., Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran, kesetiaan, motivasi, dan pengertian memberikan petunjuk, tenaga, waktu dan pikiran kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Bpk. Gendon Barus M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak-Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal, dukungan, dan petunjuk selama menjalani studi.


(14)

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

DAFTAR GRAFIK... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5


(16)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Hakikat Gaya Belajar... 8

1. Pengertian Belajar... 8

2. Aspek-aspek Belajar... 9

3. Gaya Belajar... 12

4. Faktor-faktor Gaya Belajar... 16

B. Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bk Usd... 17

C. Bimbingan Belajar... 19

1. Pengertian Bimbingan Belajar... 19

2. Tujuan Bimbingan Belajar... 20

3. Prinsip-prinsip Bimbingan Belajar... 21

4. Fungsi Bimbingan Belajar... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

A.Jenis Penelitian... 24

B. Subjek Penelitian... 25

C.Instrumen Penelitian... 25

1. Alat Pengumpul Data... 25

2. Komponen Gaya Belajar... 27

3. Penentuan Skor... 28

D.Validitas Dan Realibitas Instrumen... 30

1. Validitas... 30

2. Reliabitas... 31

E. Prosedur Pengumpulan Data... 31

1. Persiapan... 31

2. Penelitian... 32


(17)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

1. Hasil Penelitian... 36

2. Pembahasan... 44

BAB V PENUTUP... 49

A. Kesimpulan... 49

B. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA... 52


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jumlah Mahasiswa Angkatan 2013... ... 35

Tabel 2 : Komponen Gaya Belajar... 27

Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Gaya Belajar... 29

Tabel 4 : Kategorisasi Kecenderungan Gaya Belajar... 34

Tabel 5 : Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013... 37

Tabel 6 : Profil Masing-masing Gaya Belajar Mahasiswa... 37


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Uji Coba... 54

Lampiran 2 : Lembar Skoring Kuesioner... 59

Lampiran 3 : Tabel Hasil Perhitungan Olah Data... 62


(20)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Persentase Gaya Belajar Mahasiswa Kategori Balance... 41 Grafik 2 : Persentase Gaya Belajar Mahasiswa Kategori Moderate... 42 Grafik 3 : Persentase Gaya Belajar Mahasiswa Kategori Strong... 43


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A.Latar Belakang

Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Alsa (Ghufron, 2013:4) berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalman dan interaksi individu dengan lingkungan. Salah satu karakteristik belajar yaitu, sebuah proses atau aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang yang belajar.

Gaya bersifat individual artinya setiap orang mempunyai gaya sendiri-sendiri dan untuk membedakan satu dengan yang lain. Secara universal gaya belajar mengarah pada antara lain; kepribadian-kepribadian, pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku individu untuk membantu belajar mereka dalam suatu keadaan yang telah dikondisikan. Kolb (Prashing, 1998) berpendapat bahwa konsep gaya belajar menggambarkan perbedaan individu dalam belajar berdasarkan preferensinya masing-masing. Individu satu dengan yang lain tidak bisa memaksakan gaya belajar yang sama dengan orang lain, karena belum tentu orang itu mempunyai gaya belajar yang sama dengan kita. Kemampuan seseorang dalam menangkap materi, informasi, dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.


(22)

Perbedaan individu terjadi karena adanya dua faktor yaitu, faktor genetik dan faktor pengaruh lingkungan. Kenyataannya mungkin pada individu satu lebih dominan pada faktor genetik, sedangkan pada individu satu yang lebih dominan adalah pada faktor lingkungan. Nasution (2008) berpendapat bahwa sebenarnya, pengajaran yang menghargai keunikan individu seperti yang ada pada gaya belajar bukan sesuatu yang baru. Pendapat yang menyatakan bahwa dengan mengajarkan bahan yang sama, metode yang sama, serta cara penilaian yang sama kepada semua mahasiswa dianggap akan menghasilkan hasil yang sama pula. Hal ini kurang tepat, karena walaupun mereka diperlakukan sama tetapi harus diingat bahwa yang melakukan belajar adalah mereka sendiri, sedangkan kepribadian, emosional, abilitas, dan minat mahasiswa itu berbeda. Maka dari itu, pembelajaran dengan melihat perbedaan masing-masing individu akan lebih optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki individu tersebut tanpa harus dibandingkan dengan individu lainnya.

Pentingnya mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengetahui gaya belajarnya sendiri yaitu, supaya mahasiswa mempunyai strategi belajar yang tepat. Hal ini berguna ketika cara mengajar dosen di kelas tidak sesuai dengan gaya belajar mahasiswa. Selain itu, pentingnya mahasiswa mengetahui gaya belajar sendiri agar mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran tentang aktivitas belajar mana yang cocok dengan gaya belajar sendiri, menghindarkan


(23)

dari pengalaman belajar yang tidak tepat, membantu merencanakan tujuan dari belajarnya, serta menganalisis tingkat keberhaslilan sendiri dalam belajar.

Pada dasarnya strategi belajar itu sangat penting untuk mengoptimalkan hasil belajar mahasiswa. Mengetahui gaya belajar sejak awal berada dibangku perkuliahan itu sangat penting untuk menyesuaikan kondisi belajar, kebiasaan belajar, dan membuat strategi belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya. Mahasiswa yang mempunyai strategi belajar sesuai degan gaya belajarnya sendiri akan dengan mudah untuk memaksimalkan hasil belajarnya.

Pada waktu SMA/ sederajat biasanya seorang siswa belajar jam 07.00-14.00 kemudian belajar lagi pada malam hari. Di Perguruan Tinggi, mahasiswa tidak mendapatkan jadual yang pasti. Ada kemungkinan kebiasaan belajar pada waktu SMA/ sederajat terbawa hingga ke Perguruan Tinggi dan sulit menyesuaikan diri dengan situasi belajar yang baru.

Ketika mahasiswa mengetahui gaya belajarnya sendiri, mereka lebih cenderung untuk mengambil inisiatif, membuat strategi belajar mereka sendiri, dan membuat penyesuaian terhadap cara belajar mereka supaya memudahkan mereka memahami informasi yang ditangkap dengan baik. Jadi, mengenal gaya belajar sangatlah penting bagi mahasiswa angkatan 2013.


(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Kecenderungan gaya belajar mana yang ada pada mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014?

2. Berdasarkan jawaban terhadap rumusan pertanyaan no 1, seperti apa analisis profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/ 2014?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik (T.A) 2013/ 2014.

2. Menganalisis profil masing-masing mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.


(25)

F. Manfaaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan kekayaan pengetahuan konseptual berkaitan dengan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

1) Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dosen untuk meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa dengan cara mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dominan pada mahasiswa baru. 2) Mengembangkan cara mengajar yang dapat meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa.

b. Bagi mahasiswa

1) Mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014 membuat strategi belajar sesuai dengan gaya belajarnya.

2) Mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014 mampu memaksimalkan


(26)

prestasi belajar dengan cara memahami dan menerapkan gaya belajarnya sendiri.

3) Mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/ 2014 menyadari gaya belajarnya.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Gaya belajar

Gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang ditempuh masing-masing individu dalam berkonsentrasi, memahami, dan menguasai informasi secara maksimal sesuai dengan gaya belajarnya sendiri. Ada 8 gaya belajar yaitu: aktif (active), reflektif (reflective), penginderaan (sensing), intuitif (intuitive), penglihatan (visual), kata (verbal), berurutan (sequential), dan meyeluruh (global).

2. Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 tahun akademik 2013/ 2014

Mahasiswa adalah status yang diperoleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dengan tujuan untuk memperoleh ilmu dan gelar sesuai dengan jurusannya.

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 adalah mereka yang terdaftar sebagai mahasiswa semester III di Program Studi Bimbingan dan Konseling Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta.


(27)

3. Bimbingan belajar

Bimbingan belajar adalah bimbingan yang dilakukan oleh ahli dan diberikan karena kurangnya kemampuan dalam bidang akademik tertentu atau mengalami kesulitan-kesulitan dalam hal belajar.


(28)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini dipaparkan hakikat gaya belajar, Mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling Tahun Akademik 2013/2014, dan bimbingan belajar.

A. Hakikat Gaya Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah (Masrun, 1972:4). Gage (Ghufron, 2013:6) belajar adalah suatu proses dimana perubahan perilaku pada organisme terjadi sebagai akibat pengalaman. Ornstein dan Lasley (Ghufron, 2013:6) menjelaskan bahwa bagian utama dari belajar bukan suatu tindakan yang pasif dari seseorang pembelajar, bukan juga hanya reaksi dari stimulus, dan bukan pula menunggu suatu reward.

Belajar adalah hal yang sangat penting dan pasti terjadi pada semua orang. Bahkan belajar dimulai sejak berada dalam kandungan. Belajar itu tidak ada batasnya, anak balita diajarkan oleh ibunya untuk berbicara, berjalan, mengenal anggota tubuhnya, dan sebagainya.


(29)

2. Aspek-aspek Belajar

Ada tiga aspek belajr menurut Bloom (Ghufron, 2013:5) yaitu:

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif yaitu aspek yang melatih peserta didik sejak dini untuk mengembangkan potensi berpikir, memahami secara benar, menganalisis secara tepat, dan mengevaluasi berbagai masalah. Potensi kognitif ini adalah karakteristik dan keistimewaan yang Tuhan berikan kepada manusia.

b. Aspek afektif

Aspek afektif yaitu aspek yang melatih peserta didik sejak dini untuk peka dengan kondisi lingkungan sekitarnya, sehingga peserta didik dapat memahami etika-etika dan nilai-nilai dalam melakukan hubungan dengan lingkungan sekitarnya.

c. Aspek psimotorik

Aspek psikomotorik yaitu aspek yang melatih peserta didik sejak dini untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan dalam aspek kognitif dan afektif dalam perilaku konkrit. Aspek psikomotorik ini akan mendorong para peserta didik melakukan perubahan perilaku dalam lingkungan sekitarnya.


(30)

3. Gaya Belajar

Istilah gaya belajar mengacu pada cara dimana individu mampu berkonsentrasi dan memahami informasi baru dengan baik (Dunn et al, 2009). Kolb (Prashing, 1998) berpendapat bahwa konsep gaya belajar menggambarkan perbedaan individu dalam belajar berdasarkan preferensinya masing-masing. Individu satu dengan yang lain tidak bisa memaksakan gaya belajar yang sama. Berdasarkan pendapat para ahli, gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi dengan maksimal. Gaya belajar yang ada pada seseorang sangat mempengaruhi bagaimana orang tersebut menyerap dan memahami suatu informasi dengan maksimal, sehingga hasil atau prestasi belajar yang diperoleh dapat maksimal. Honey dan Mumford (Gufron:145) berpendapat bahwa mengetahui gaya belajar penting untuk individu karena dapat meningkatkan kesadaran kita tentang aktifitas belajar mana yang cocok dengan gaya belajar kita, membantu menemukan piihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas, menghindarkan diri dari pengalaman belajar yang tidak tepat, serta menganalisa tingkat keberhasilan seseorang.

Bab ini membahas gaya belajar seperti yang disampaikan oleh Felder and Barbara A. Soloman Learning Style Model (1994). Peneliti menggunakan referensi dari Felder and Barbara A. Soloman Learning Style Model (1994) karena menurut peneliti gaya belajar yang dijelaskan lebih mendetail dan tidak


(31)

mengarah pada satu macam gaya belajar saja, namun dapat diperluas dan lebih mudah untuk dipahami.

a. Macam-macam gaya belajar menurut model Felder and Barbara A. Soloman

Learning Style Model (1994) yaitu: aktive (aktif), reflektive (reflektif), sensing (Pengindraan), intuitive (intuitif), visual (penglihatan), verbal

(perkataan), sequential (berurutan), global (menyeluruh).

1) Gaya belajar active (aktif)

Gaya belajar aktif yaitu gaya belajar dimana individu memahami informasi dengan melakukan sesuatu yang bersifat aktif, seperti membahas bersama-sama dan menjelaskan kepada orang lain. Individu dengan gaya belajar aktif juga menyukai belajar secara kelompok untuk mendapatkan informasi sampai ia paham.

Honey dan Mumford (Ghufron, 2013:108) mengatakan seseorang yang mempunyai gaya belajar aktif, mempunyai beberapa kelebihan antara lain mempunyai pikiran yang terbuka, menyukai hal-hal baru, dan suka berpetualang. Kelemahan gaya belajar aktif antara lain sering mengambil resiko yang tidak penting, mudah bosan, dan lebih senang langsung melakukan sesuatu tanpa persiapan yang baik sehingga terjadinya kesalahan dalam melakukan sesuatu juga cukup besar.


(32)

2) Gaya belajar reflective (reflektif)

Gaya belajar reflektif yaitu gaya yang individu cenderung diam dan hanya mendengarkan informasi untuk mencari solusi dan atau memahami informasi. Menyukai belajar secara individual.

Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar reflektif yang kuat, mereka cenderung diam untuk memikirkan solusi dan atau memahaminya. Mereka yang mempunyai gaya belajar reflektif lebih menyukai belajar sendiri dan belajar di tempat yang sepi tanpa banyak suara. Apabila mahasiswa mengetahui bahwa gaya belajar reflektifnya kuat maka ia dapat mengambil inisiatif dan membuat strategi belajarnya sendiri sesuai dengan gaya belajarnya.

Honey dan Mumford (Ghufron, 2013:108) mengatakan kelebihan yang dimiliki gaya belajar reflektif adalah memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi sehingga hal tersebut juga berdampak pada kemampuannya dalam menyimpulkan sesuatu. Selain itu individu dengan gaya belajar reflektif senang mendengarkan orang lain, kemampuan menjadi pendengar sangat baik. Kekurangan dari gaya belajar reflektif adalah tidak berani mengambil resiko, cenderung lambat dalam mengambil keputusan, dan kurang asertif terhadap apa yang dirasakan.


(33)

3) Gaya belajar sensing (penginderaan)

Gaya belajar sensing yaitu gaya yang lebih menonjolkan alat indera. Individu dengan gaya belajar sensing menilai bahwa apa yang dilihat, dicium, didengar, dan diraba adalah dasar bagi dirinya untuk mencari, menanggapi atau memahami informasi yang didapatnya. (Zaman dan Abdillah, 2009). Ia lebih tertarik pada hal-hal yang nyata, sehingga ia lebih cermat dalam mengamati informasi dan lebih melihat pada hal-hal fisik dari pada metafisik.

Individu dengan gaya belajar sensing sangat realistis dan cenerung tidak imajinatif. Baginya menghayal adalah hal yang berlebihan, sehingga ia bukan individu yang suka merenung, berimajinasi, dan berefleksi. Ia bekerja dengan hati-hati ketika memulai pelajaran baru.

4) Gaya belajar intuitive (intuitif)

Gaya belajar intuitif yaitu gaya yang cenderung bekerja lebih cepat dan lebih inovatif. Gaya belajar ini tidak menyukai hafalan. Cenderung ke hal-hal yang bersifat logika dan rumus-rumus (ilmu pasti).

Individu dengan gaya belajar intuitif adalah individu yang imajinatif menyukai hal-hal yang abstrak, sehingga bisa disebut sebagai penghayal. Ketika di kelas individu dengan gaya belajar intuitif akan mudah bosan dan selalu mencari variasi dari apa yang ia pelajari. Ia


(34)

tidak meyukai pengulangan. Materi yang diulang-ulang akan membuat ia bosan.

5) Gaya belajar visual (penglihatan)

Menurut Astuti (2010), orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki daya melihat (ketajaman indera mata) lebih memudahkan dalam hal belajar, lebih nyaman belajar dengan warna warni, garis dan bentuk, lebih suka membaca dari pada mendengarkan. Individu dengan gaya belajar visual lebih sering mencatat dengan membuat coretan-coretan atau gambar dibukunya.

Individu dengan gaya belajar visual harus benar-benar berkonsentrasi ke pengajar. Gaya belajar visual lebih memperhatikan mimik pengajar, gerak tubuh, dan penjelasan dalam bentuk gambar, diagram, video, dan peta.

6) Gaya belajar verbal (perkataan)

Gaya belajar verbal yaitu gaya dimana individu menyukai ceramah dan membaca bacaan tertulis. Gaya belajar verbal yang dimiliki oleh individu akan lebih meangkap apabila pengajar menggunakan metode ceramah dan membaca. Ada beberapa individu yang tidak menyukai pengajar yang ceramah dan membaca, tetapi individu dengan gaya belajar verbal akan lebih mudah menangkap dan lebih mudah


(35)

berkonsentrasi ketika pengajar menggunakan metode ceramah dan membaca,

7) Gaya belajar sequential (berurutan)

Gaya belajar sequential yaitu gaya yang menyukai tahapan atau berurutan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Sangat memperhatikan detail dari setiap langkah kerjanya. Individu dengan gaya belajar sequential ketika bekerja akan sangat hati-hati karena sanagat memperhatikan detail. Ketika mengerjakan banyak tugas ia akan sangat memperhatikan kerapian dan menyelesaikan satu persatu.

8) Gaya belajar global (menyeluruh)

Gaya belajar global yaitu gaya yang bekerja secara acak atau lompat-lompat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Melihat secara meyeluruh atau garis besar dari suatu pekerjaan atau tugas baru kemudian masuk ke inti. Individu dengan gaya belajar ini ketika mengerjakan banyak tugas akan menlompat-lompat dari satu tugas ke tugas lain/ secara acak baru kemudian tugas-tugas itu terselesaikan bersama.

b. Delapan gaya belajar ini dikelompokan menjadi empat gaya belajar yaitu;

Active-Revlective, Sensing-Intuitive, Visual-Verbal, dan Sequential-Global.


(36)

salah satu gaya belajar, artinya apabila mahasiswa cenderung mempunyai gaya belajar active, maka mahasiswa juga mempunyai gaya belajar reflective tetapi tidak sebaik atau seoptimal gaya belajar active, begitu juga dengan

Sensing-Intuitive, Visual-Verbal, dan Sequential-Global. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

Rita Dunn (Deporter, 2010), seorang pelopor dibidang gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar seseorang yang mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang menyukai belajar dengan situasi yang terang, sebagian orang menyukai situasi belajar yang redup. Sebagian orang meyukai belajar individual karena lebih mudah berkonsentrasi dan sebagian orang menyukai belajar kelompok karena lebih mudah untuk bertukar pendapat.

Menurut Kolb (Ghufron, 2013:101) ada 5 (lima) hal yang mendasari seseorang memilih gaya belajar tertentu yaitu: tipe kepribadian, jurusan yang dipilih, karier atau profesi yang digeluti, pekerjaaan atau peran yang sedang dilakukan, dan adaptive competencies (kompetensi adaptif). Kolb (Ghufron, 2013) menyatakan bahwa setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman. Pola atau gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan atau bidang yang digeluti, yang selanjutnya


(37)

akan turut mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam meraih prestasi yang diharapkan.

Kebiasaan belajar adalah perilaku seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya, (Anurrahman, 2010:185). Menurut (Djaali ,2007:128) kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada individu pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelasaikan tugas. Jadi, kebiasaan belajar merupakan cara-cara yang paling sering dilakukan atau berulang-ulang oleh individu dalam kegiatan belajarnya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Orang yang memiliki kebiasaan belajar dapat mulai belajar pada waktu yang direncanakan, dapat belajar sesuai waktu yang direncanakan, dan mendapatkan hasil belajar maksimal sesuai dengan kemampuan (Hardjana 1994: 98).

B.Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014

Mahasiswa adalah status yang diperoleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dengan tujuan untuk memperoleh ilmu dan gelar sesuai dengan jurusannya. Mahasiswa termasuk dalam remaja akhir dimana masa ini persiapan untuk memasuki dewasa awal.


(38)

Program Bimbingan dan Konseling adalah salah satu program studi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Program studi ini merupakan ilmu yang dikembangkan untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang berkonsentrasi pada bidang Bimbingan dan Konseling. Para lulusan prodi Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menjadi konselor yang professional di bidangnya.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari sekretariat di Program Studi Bimbingan dan Konseling diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut. Mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling tahun akademik 2013/2014 rata-rata berusia 18-21 tahun. Indeks prestasi komulatif sementara yang diperoleh mahasiswa sebanyak 51 orang (67%) mencapai > 3,00 dan sebanyak 25 orang (33%) mencapai 2,70-2,90. Mahasiswa angkatan 2013 datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain dari pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Yogyakarta, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tengara. Mereka mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, yang pasti mereka membutuhkan penyesuaian cara belajar melalui gaya belajar mereka. Cara belajar di SMA dan diperkuliahan pastinya berbeda, hal inilah yang membuat mahasiswa angkatan 2013 yang tergolong mahasiswa baru terkadang sulit untuk menyesuaikan belajar. Mahasiswa angkatan 2013 diberikan informasi, cara, dan strategi gaya belajarnya sendiri supaya mereka dapat mengenal gaya belajarnya dan belajar dengan mkasimal sesuai dengan gaya belajarnya sendiri, sehingga mereka dapat memaksimalkan hasil belajarnya.


(39)

C. Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar/akademik (Yusuf dan Nurihsan, 2008:10). Selain itu, menurut Winkel dan Hastuti (2007:115) bimbingan belajar/akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah belajar/akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.

Jadi, bimbingan belajar/ akademik merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan belajar individu secara optimal. Dengan demikian, melalui bimbingan belajar memungkinkan individu untuk memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Untuk membangun kebiasaan belajar yang baik, diperlukan pemeliharaan dan pengembangan. Misalnya, bimbingan belajar untuk membantu individu dalam upaya atau cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan


(40)

belajar, mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program pendidikan, dan lain sebagainya.

2. Tujuan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar yang efektif akan sangat membantu individu dalam hal perkembangan belajar serta kemampuan untuk menentukan keputusan dan masalah pribadinya. Adapun tujuan bimbingan belajar/akademik Yusuf dan Nurihsan (2008:15), yaitu:

a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.


(41)

e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Tujuan bimbingan belajar menurut Tohirin (2007) secara umum adalah membantu individu agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa. Siswa yang terhambat perkembangannya atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkemangan atau kemampuan belajarnya. Secara lebih khusus Tohirin (2007) mengatakan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah agar individu mampu menghadapi dan memecahkan masalah-maslah belajar.

3. Prinsip-prinsip Bimbingan Belajar

Menurut Sukmadinata (2005:117), dalam suatu bimbingan di bidang belajar akademik hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa, yang pandai, cukup,

ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai berbeda dengan siswa yang cukup dan juga kurang.

b. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut

c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Terdapat keterkaitan antara masalah dengan faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan


(42)

hendaknya disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah.

d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. Karena perbedaan individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat.

e. Dalam memberikan bimbingan hendaknya guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain. Bimbingan belajar merupakan tanggung jawab semua guru dan staf di sekolah. Agar bimbingan berjalan efisien dan efektif diperlukan kerja sama yang harmonis antara semua staf sekolah dalam membantu mengatasi kesulitan siswa.

f. Orang tua dalam pembimbing belajar di rumah. Penanggung jawab utama siswa adalah orang tuanya. Orang tua dituntut untuk memberikan bimbingan belajar di rumah agar ada keserasian antara bimbingan yang diberikan guru di sekolah dengan orang tua di rumah maka diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak.

g. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium dan sebagainya, ataupun dalam situasi-situasi khusus (konsultasi) baik di sekolah ataupun di luar sekolah.


(43)

4. Fungsi bimbingan menurut Hamalik (2007) yaitu:

a. Membantu individu untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat menghindari diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Membantu individu untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuannya dan untuk membantu individu untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.

c. Membantu individu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat diantara lapangan pekerjaan tersebut. Di samping itu membantu individu untuk mendapatkan kemajuan yang memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan yang maksimal terhadap masyarakatnya.


(44)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab ini berisi paparan mengenai rencana yang akan dilaksanakan pada penelitian ini. Metodologi penelitian meliputi : jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, langkah/tahap penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data dan indikator keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif jenis eks pos fakto dengan metode survei. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan atau memaparkan suatu keadaan yang aktual. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji yang telah ditetapkan (Sugiono, 2010:14). Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena bermaksud menggambarkan


(45)

atau memaparkan gaya belajar mahasiswa baru prodi BK tahun akademik 2013/2014.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa angkatan 2013 tahun akademik 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan B.

Tabel 1

Populasi Penelitian Mahasiswa Baru Prodi BK Mahasiswa Baru Tahun

Akademik 2013/ 2014 Jumlah

Kelas A 40 orang

Kelas B 39 orang

Total Keseluruhan 79 orang

C. Instrumen Penelitian 1. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk tertutup. Kuesioner bentuk tertutup adalah teknik


(46)

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugyono 2010:199). Kuesioner gaya belajar menggunakan kuesioner yang disusun oleh Felder and Barbara A. Solomon (1994). Kuesioner ini memuat aspek-aspek yang berkaitan dengan gaya belajar, yaitu gaya belajar aktif (active), gaya belajar reflektif (reflective), gaya belajar penginderaan (sensing), gaya belajar intuitif (intuitive), gaya belajar penglihatan (visual), gaya belajar kata (verbal), gaya belajar urutan (sequential), dan gaya belajar menyeluruh (global).

Instrumen penelitian ini memuat butir-butir pernyataan dan setiap jawaban benar, pilihlah satu jawaban yang paling dominan bagi mahasiswa. Tidak ada item negatif (unfavorable item) karena pada penelitian ini bukan menyatakan setuju atau tidak setuju, tetapi memilih jawaban yang paling mendominasi dalam kehidupan mahasiswa. Total skor responden adalah hasil penjumlahan skor dari seluruh item yang tersedia dan dijadikan sebagai data olahan untuk kepentingan analisis penelitian ini.

Kuesioner ini sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dan dimodifikasi sehingga memudahkan mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2013/2014 menjawab pertanyaan kuesioner.


(47)

2. Komponen Gaya Belajar Felder dan Soloman Index Learning Styles

Peneliti melakukan adaptasi skala penelitian dari Felder and Barbara A. Solomon (1994) untuk kuesioner gaya belajar. Adaptasi dilakukan dengan membahasakan kembali ke bahasa Indonesia lalu diuji cobakan pada mahasiswa angkatan 2012. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui item-item mana yang sudah jelas dan yang tidak dimengerti oleh mahasiswa sehingga dapat diperbaiki dan digunakan untuk penelitian. Komponen gaya belajar Felder dan Soloman Index Learning Styles dapat dilihat pada tabel 2

Tabel. 2

Komponen Gaya Belajar Felder dan Soloman Index Learning Styles

No Type Item Total

1 Active-Reflective 1,5,9,13,17,21,25,29,33,37,41 11 2 Sensing-Intuitive 2,6,10,14,18,23,26,30,34,38,32 11 3 Visual-Verbal 3,7,11,15,19,24,27,31,35,39,43 11 4 Sequential-Global 4,8,12,16,20,25,28,32,36,40,44 11

Total Item 44

Tabel 2 menunjukan bahwa dimensi Active-Reflective terdiri dari 11 item pernyataan, Sensing-Intuitive terdiri dari 11 item pernyataan, Visual-Verbal


(48)

terdiri dari 11 item pernyataan, Sequential-Global terdiri dari 11 item pernyataan. Jumlah keseluruhan item pertanyan adalah 44 item.

2. Penentuan Skor

Penentuan skor untuk setiap jawaban dari masing-masing item pernyataan yaitu:

Pertanyaan ini bersifat pilihan tidakada jawaban yang benar atau salah, diisi sesuai dengan keadaan masing-masing. Item yang dipilih mendapatkan skor 1 dan item yang tidak dipilih mendapatkan skor 0 atau tidak ada skor.


(49)

Tabel. 3

Kisi-kisi Kuesioner Gaya Belajar Felder and Barbara A. Soloman

INDIKATOR ITEM NO ITEM JUM

LAH

1. Aktif (active):

1. Kerja kelompok.

2. Menjelaskan kepada orang lain. 3. Diskusi.

1a, 5a, 9a, 13a, 17a, 21a, 25a, 29a, 33a, 37a, 41a.

11 2. Reflektif

(revlective):

1. Belajar secara individual.

2. Diam dan hanya mendengarkan informasi untuk mencari solusi dan atau memahami informasi.

1b, 5b, 9b, 13b, 17b, 21b, 25b, 29b, 33b, 37b, 41b.

11 3. Sensing

(penginderaa n):

1. Menyukai hal-hal yang bersifat fakta. 2. Lebih praktis dan berhati-hati dalam

bekerja.

3. Menyukai hafalan.

2a, 6a, 10a, 14a, 18a, 22a, 26a, 30a, 34a, 38a, 42a.

11 4. Intuitif

(intuitive):

1. Bekerja lebih cepat. 2. Inovatif.

3. Menyukai ilmu pasti.

2b, 6b, 10b, 14b, 18b, 22b, 26b, 30b, 34b, 38b, 42b.

11 5. Visual

(penglihat-an):

1. Mengingat dengan baik dari apa yang dilihat.

2. Menyukai materi yang dijelaskan dengan banyak gambar, diagram, dan peta.

3a, 7a, 11a, 15a, 19a, 23a, 27a, 31a, 35a, 39a, 43a.

11 6. Verbal

(kata):

1. Mengingat dengan baik dari apa yang didengar.

2. Menyukai ceramah dan membaca bacaan tertulis.

3b, 7b, 11b, 15b, 19b, 23b, 27b, 31b, 35b, 39b, 43b.

11 7. Sequential:

(urutan)

1. Menyukai tahapan atau berurutan. 2. Bekerja secara berurutan dan bertahap

untuk menyelesaikan suatu tugas.

4a, 8a, 12a, 16a, 20a, 24a, 28a, 32a, 36a, 40a, 44a.

11 8. Global

(menyeluruh) :

1. Melihat secara meyeluruh atau garis besarnya dulu baru kemudian masuk ke detail.

2. Bekerja secara acak atau lompat-lompat untuk menyelesaikan suatu tugas.

4b, 8b, 12b, 16b, 20b, 24b, 28b, 32b, 36b, 40b, 44b.

11 Total Item 44


(50)

D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Validitas berasal dari kata (validity) merupakan ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian atau data yang komprehensif dan relevan dengan tujuan penelitian (Azwar, 2009:106). Menurut Sugiono (2010:172) bahwa validitas merupakan ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Mengetahui validitas isi dari kuesioner ini, maka item-item kuesioner ini terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli (expert judgement). Konsultasi dengan ahli dilakukan dengan tujuan apakah kuesioner sesuai dengan kebutuhan mahasiswa angkatan 2013. Ahli yang memeriksa isi dari kuesioner ini adalah dosen pembimbing.

Suatu skala atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrument tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran yakni ketepatan pada validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.


(51)

2. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar 2009:4). Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Reliabilitas sama dengan konsistensi atau kaejekan (Sukardi, 2008:127). Tingkat reliabitas instrument dapat diungkapkan dengan koefisien alpha. Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar 2007:83). Instrumen yang reliabilitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama (konsisten) (Sugiyono 2011:175).

Kuesioner gaya belajar atau Index Learning Styles yang diukur oleh Felder dan Soloman memiliki skor reliabilitas antara 0,56−0,77 (Litzinger, 2005)

E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Mempelajari buku-buku tentang gaya belajar untuk mendapatkan informasi.


(52)

1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian, yaitu deskripsi gaya belajar mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling tahun akademik 2013/2014.

2) Menjabarkan variabel ke dalam aspek-aspek dan indikator-indikatornya.

3) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator yang sudah dibuat.

4) Melakukan expert judgement dan mengkonsultasikan alat penelitian (kuesioner) kepada ahli-ahli seperti dosen dll.

5) Melakukan uji coba kepada mahasiswa prodi BK USD tahun akademik 2012/ 2013.

2. Tahap Penelitian

Kuesioner yang telah diuji cobakan dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian tim payung Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengumpulan data pnelitian dilakukan pada mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling tahun akademik 2013/2014.

Peneliti masuk ke ruang kelas dengan didampingi Dosen Pembimbing. Peneliti memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan umum tentang maksud dan tujuan penelitian ini. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan menjelaskan petunjuk pengisisan kuesioner, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memanyakan hal-hal yang belum atau kurang


(53)

dipahami. Kuesioner penelitian terdapt pada lampiran 1 dan data penelitian dapat dilihat pada lampiran 4.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2013/2014 pada tanggal 9 Desember 2013. Tempat penelitian ini di ruang kelas Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Analisis Data

Sugiono (2011:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Jadi, analisis data merupakan pengolahan hasil suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh kesimpulan.

Kategorisasi gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 tahun akademik 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(54)

Tabel 4

Kategorisasi Keecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun

Akademik 2013/2014

Koefisien Korelasi Kategori

9-11 Strong (Kuat)

5-7 Moderate (Menengah)

1-3 Balance (Seimbang)

Pada tabel 4 koefisien korelasi menunjukan nilai yang akan menentukan kategori gaya belajar. Semakin tinggi nilai maka semakin kuat kategori atau kecenderungan gaya belajar.

Nilai 9-11 masuk dalam kategori gaya belajar kuat, artinya mahasiswa mempunyai kecenderungan yang kuat pada salah satu gaya belajar dan lemah pada gaya belajar satunya. Nilai 5-7 masuk dalam kategori menengah, artinya mahasiswa mempunyai kecenderungan yang sedang pada salah satu gaya belajar dan kurang kuat pada gaya belajar satunya. Nilai 1-3 masuk dalam kategori seimbang, artinya mahasiswa mempunyai gaya belajar yang seimbang pada kedua gaya belajar namun lebih cenderung pada gaya belajar yang mendapat nilai 1-3.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data, yaitu:

1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban dengan menggunakan lembar sekoring yang sudah tersedia pada lampiran 2.


(55)

2. Jawaban nomor 1 sampai nomor 44 diisi pada lebar skoring sesuai dengan urutan nomor yang tersedia pada lampiran 2.

3. Jumlahkan dengan cara menghitung dari atas ke bawah.

4. Menghitung skor masing-masing responden dengan menggunakan lemabr sekoring yang tersedia.

5. Menghitung hasil dari penjumlahan dengan cara mengurangi. (misalnya: jawaban a=7, b=4, maka hasilnya 3a. jika jawaban a=2, b=9, maka hasilnya 7b).

6. Mengkategorisasikan gaya belajar sesuai dengan sekoring.

7. Masukan hasil skoring pada lembar penilaian indeks gaya belajar dengan cara melingkari sesuai dengan hasil penjumlahan sebelumnya.

8. Masukan ke tabel akhir penilaian gaya belajar secara berurutan dari atas kebawah sesuai dengan kategori dan tipe gaya belajar.

9. Jumlahkan kebawah berdasarkan kategori masing-masing. 10.Hitung dalam bentuk persen dengan cara

Skor

Gaya belajar

X 100%

Jumlah Subyek


(56)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian mengenai “Gaya Belajar Mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Prodi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ”

A. Hasil Penelitian

1. Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar yang doninan pada mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menyusun topik-topik bimbingan belajar bagi mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Prodi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut:


(57)

Tabel 5

Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014

Balanced (Seimbang)

Moderate (Menengah)

Strong (Kuat)

Active 29 (40%) 28 (38%) 8 (11%)

Reflective 6 (8%) 2 (3%) 0 (0%)

Sensing 32 (44%) 28 (38%) 6 (8%)

Intuitive 4 (5%) 2 (3%) 1 (1%)

Visual 13 (18%) 28 (38%) 24 (33%)

Verbal 7 (10%) 1 (1%) 0 (0%)

Sequential 31 (42%) 13 (18%) 2 (3%)

Global 20 (27%) 7 (10%) 0 (0%)

Dari tabel 5 terlihat bahwa:

a. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar aktif dari pada reflekif. Berdasarkan gaya belajar aktif Ada 29 mahasiswa (40%) yang berkategori balance, ada 28 mahasiswa (38%) yang berkategori moderate, dan ada 8 mahasiswa (11%) yang berkategori kuat.

b. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar sensing dari pada


(58)

berkategori balance, ada 28 mahasiswa (38%) yang berkategori moderate, dan ada 6 mahasiswa (8%) yang berkategori kuat.

c. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar visual dari pada verbal. Berdasarkan gaya belajar visual Ada 13 mahasiswa (18%) yang berkategori balance, ada 28 mahasiswa (38%) yang berkategori moderate, dan ada 24 mahasiswa (33%) yang berkategori kuat.

d. Mahasiswa menunjukan kecenderungan gaya belajar sequential dari pada global. Berdasarkan gaya belajar sequential Ada 31 mahasiswa (42%) yang berkategori balance, ada 13 mahasiswa (18%) yang berkategori moderate, dan ada 2 mahasiswa (3%) yang berkategori kuat.


(59)

Tabel 6

Profil Masing-masing Gaya Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun

Akademik 2013/2014

SUBYEK ACT REF SEN INT VIS VRB SEQ GLO

1 B M B M

2 M M M B

3 B M M B

4 B M M M

5 B M B B

6 M B B B

7 K M B B

8 B B B B

9 M B B B

10 M B B M

11 B B B

12 M B K B

13 B B M B

14 M B K M

15 B M M B

16 M K M B

17 M B M M

18 B B K B

19 B K M M

20 M M B M

21 K B K M

22 B B M M

23 B B B M

24 M K B B

25 B M B B

26 B K K B

27 B B M B

28 M M M B

29 K B K B

30 M B K B

31 B B M B

32 M M K B

33 M M M B

34 K M M B

35 K B M B

36 M M K B

37 B M K M

38 M B M M

39 B B B B

40 B M B M

41 M B M M

42 B M B M


(60)

SUBYEK ACT REF SEN INT VIS VRB SEQ GLO

44 K B M K

45 M M K B

46 B B K M

47 K M M M

48 B M M B

49 M M K K

50 B M M B

51 B M M B

52 B B B B

53 M M K B

54 B B M B

55 B B K B

56 M M K B

57 M M B B

58 M B M B

59 B B K B

60 M M M M

61 B B B B

62 B M M B

63 B B B B

64 B K K B

65 M K M B

66 B B M M

67 M B K B

68 M B K B

69 M B K M

70 M M K B

71 B M K B

72 M B B B

73 K K M B

Keterangan:

a. B= Balance (seimbang) b. M= Moderate (menengah) c. K= Kuat (Strong)

d. ACT= Active e. REF= Reflective f. SEN= Sensing g. INT= Intuitive h. VIS= Visual i. VRB= Verbal j. SEQ= Sequential k. GLO= Global


(61)

Grafik 1 menunjukan presentase kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang berada pada kategori balance. Dari grafik tersebut tampak bahwa, dalam kategori

balance (seimbang) cukup banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya

belajar active (40%), sensing (44%), visual (18%), dan sequential (42%).

Balance

AKTIFREFLEKTIF SENSING

INTUITIVE

VISUAL

VERBAL

SEQ

GLOBAL

40% 8% 44% 5% 18% 10% 42% 27%

Persentase Gaya Belajar Mahasiswa yang Masuk dalam Kategori Balance


(62)

Grafik 2 menunjukan presentase kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang berada pada kategori moderate. Dari grafik tersebut tampak bahwa, dalam kategori

moderate (menengah) cukup banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya

belajar active (38%), sensing (38%), visual (38%), dan sequential (18%).

Moderate

AKTIF

REFLEKTIF

SENSING

INTUITIVE

VISUAL

VERBAL

SEQ

GLOBAL

38% 3% 38% 3% 38% 1% 18% 10%

Grafik 2

Persentase Gaya Belajar Mahasiswa yang Masuk dalam Kategori Moderate


(63)

Grafik 3 menunjukan presentase kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang berada pada kategori strong. Dari grafik tersebut tampak bahwa, dalam kategori

strong (kuat) cukup banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar active (11%), sensing (8%), visual (33%), dan sequential (3%).

Strong

AKTIF

REFLEKTIF

SENSING

INTUITIVE

VISUAL

VERBAL

SEQ

GLOBAL

11% 0% 8% 1% 33% 0% 3% 0%

Grafik 3

Persentase Gaya Belajar Mahasiswa yang Masuk dalam Kategori Strong


(64)

B. Pembahasan

1. Gaya belajar mahasiswa

Hasil penelitian menunjukan bahwa 89% mahasiswa angkatan 2013 T.A 2013/2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki kecenderungan gaya belajar aktif (active), 90% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar penginderaan (sensing), 89% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar penglihatan (visual), 63% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar berurutan (sequential).

Berdasarkan persentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai gaya belajar aktif dari pada gaya belajar reflektif. Felder, (1994) Adanya persentasi dan tugas kelompok membuat mahasiswa angkatan 2013 lebih cepat menyerap materi dari pada mahasiswa angkatan 2013 hanya diberikan tugas individu dan tugas tidak untuk dipersentasikan. Mahasiswa agkatan 2013 akan menyukai pembelajaran yang variatif sehingga mahasiswa tidak bosan. Hal ini sesuai dengan persentase gaya belajar tertinggi, yaitu gaya belajar aktif (active) yang menyebutkan bahwa mahasiswa menyukai bekerja kelompok, menjelaskan sesuatu kepada kelompoknya, berpikiran terbuka, menyukai hal-hal baru, dan senang membahas tugas/ pekerjaan bersama-sama.


(65)

Dari tabel 5, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai gaya belajar sensing dari pada gaya belajar intuitif. Felder, (1994) Mahasiswa angkatan 2013 lebih meyukai materi-materi yang melibatkan indera. Materi praktikum akan sangat disukai oleh mahasiswa angkatan 2013. Mahasiswa kurang menangkap apabila diberikan materi dalam bentuk gambaran, baginya berimajinasi adalah hal yang tidak disukai. Jadi mahasiswa angkatan 2013 akan lebih mudah meyerap materi melalui praktik dan pengamatan langsung.

Dari prosentase di atas, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai gaya belajar visual dari pada verbal. Felder, (1994) Mahasiswa angkatan 2013 dengan gaya belajar visual akan lebih mudah memahami dan meyerap materi melalui materi dalam bentuk gambar, diagram, peta, coretan, video, dan melalui power point. Mahasiswa angkatan 2013 akan mengalami kesulitan atau lambat dalam meyerap materi yang diberikan dengan cara caramah. Ceramah adalah hal yang membosankan dan tidak diminati oleh mahasiswa angkatan 2013.

Dari prosentase pada tabel 5, mahasiswa angkatan 2013 Tahun Akademik 2013/2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung mempunyai gaya belajar sequential dari pada global.


(66)

Felder, (1994) Mahasiswa angkatan 2013 dengan gaya belajar sequential menyukai materi yang diberikan secara bertahap atau berurutan. Materi yang disampaikan dalam bentuk acak akan sulit dipahami dan akan membuat mahasiswa angkatan 2013 sulit meyerap materi yang disampaikan. Mahasiswa angkatan 2013 ketika mengerjakan banyak tugas akan memperhatikan detail, kerapian, dan mengerjakan tugas secara berurutan dari satu tugas ke tugas lain.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya gaya belajar adalah habit/ kebiasaan belajar. Berdasarkan pada hasil penelitian (Carlina, 2014) diperoleh data bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/2014 memiliki kategori kebiasaan belajar sedang dan tinggi.

Kategorisasi kebiasaan belajar mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014 secara keseluruhan tergolong sedang dan tinggi. Hal ini juga terlihat dari prestasi akademik dalam indeks prestasi kumulatif sementara yang tinggi. Jadi kecenderungan gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 terbentuk karena kebiasaan belajar mereka yang sedang dan tinggi.

Jadi kebiasaan belajar mahsiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta T.A 2013/2014 apabila


(67)

diukur dengan Index Learning Styles menurut Felder dan Soloman menunjukan bahwa mahasiswa cenderung memiliki gaya belajar aktif (active) dari pada reflektif (reflective), penginderaan (sensing) dari pada intuitif (intuitive), penglihatan (visual) dari pada kata (verbal), dan berurutan (sequential) dari pada menyeluruh (global).

C. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar

Usulan topik-topik bimbingan belajar disusun bedasarkan pengertian bimbingan belajar yang menyebutkan bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah belajar/ akademik (Yusuf dan Nurihsan, 2008:10). Maka dari itu penulis mengangkat topik-topik bimbingan mengenai pentingnya memahami gaya belajar dan mengetahui strategi belajar yang tepat sesuai dengan gaya belajar.


(68)

Tabel 7

Usulan Topik-topik Bimbingan Untuk Mengembangkan Gaya Belajar Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/ 2014

Aspek Topik

Bimbingan

Tujuan Bidang

Bimbing an

Jenis Layanan

Kegiatan Waktu Media

Bimbing an Sumb er Gaya Belajar Memahami Gaya Belajar Mahasiswa mampu memahami gaya belajarnya sendiri. Bimbing an belajar Pemberian informasi dan pengembangan Dinamika kelopok, Sharing 90 Menit Handout, alat tulis Strategi gaya belajar Mahasiswa mampu membuat strategi belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri. Bimbing an belajar Pemberian informasi dan pengembangan Dinamika kelopok, Sharing 90 Menit Handout, alat tulis


(69)

49 BAB V PENUTUP

Bab ini menyajikan tentang kesimpulan dan saran untuk berbagai pihak. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian, sedangkan bagian saran memuat saran-saran untuk pihak Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan peneliti lain.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis menyimpukan bahwa: 1. Gaya belajar mahasiswa mahasiswa angkatan 2013 Prodi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014 memiliki kecenderungan gaya belajar aktif dari pada reflektif,

sensing dari pada intuitif, visual dari pada verbal, dan sequential dari pada global.

2. Topik-topik bimbingan yang diusulkan adalah memahami gaya belajar dan strategi belajar.

B. Saran-saran

Berikut ini dikemukakan saran untuk berbagai pihak yang berkaitan.

1. Bagi Dosen dan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(70)

Dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta supaya memperhatikan gaya belajar mahasiswanya dan memberikan dukungan melalui cara mengajar yang dapat memaksimakan gaya belajar mahasiswa sehingga, apa yang disampaikan dapat terserap maksimal oleh mahasiswa dan dapat membantu memaksimalkan hasil belajarnya.

Pihak program studi sebaiknya memberikan dukungan baik melaui cara mengajar dan kegiatan-kegiatan belajar yang dapat memaksimalkan gaya belajar mereka. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dosen untuk meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa dengan cara mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dominan pada mahasiswa angkatan 2013.

2. Bagi Mahasiswa angkatan 2013 Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

a. Meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang kecenderungan gaya belajar yang dimiliki.

b. Membantu mahasiswa membuat strategi-strategi belajar yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


(71)

4. Bagi Peneliti lain

Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang sejenis, supaya lebih mengembangkan lagi dan menggunakan teori lain, supaya lebih lengkap dan lebih banyak pengetahuan tentang gaya belajar.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabert.

Astuti Endang Sri. 2010. Bahan Dasar Pelayanan Konseling pada Satuan

Pendidikan Menengah (Jilid I). Jakarta: Grasindo.

Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Deporter, Bobbi & Mike Hernacki. 2010. Quantum Learing: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghufron, M. Nur. Risnawita, S, Rini. 2013. Gaya Belajar Kajian Teoritk. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hamalik, Oemar. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Harjana, Agus. 1994. Kiat Sukses Studi Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. Litzinger, T.A., Lee, S.H., Wise, J.C., Felder, R.M. 2005. A Study of the Reliability

and Validity of the Felder-Soloman Index Learning Style. America:

Exposition. Diunduh dari www.4ncsu,edu/unity/lockers/user/f/felder.

Lucy & Ade Julius Rizky. 2012. Dahsyatnya Brain Smart Teaching. Jakarta: Penerbit Plus.

Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Masrun dan Martianah, S.M. 1972. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Nasution, 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.


(73)

Richard M. Felder and Barbara A. Soloman, 1994, Index Of Learning Styles, North Carolina State University. Diunduh dari

http://www.ncsu.edu/felder-public/ILSpage.html.

Sugyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2008. Teori Kepribdaian. Bandung: Rosdakarya.

Zaman, S. Dan Abdillah, S.A. 2009. MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) cara


(74)

(75)

1 1. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini bukan merupakan suatu

tes akademik dan tidak akan mempengaruhi nilai mata kuliah Anda.

2. Isilah dengan jujur dan teliti sesuai dengan keadaan dirimu masing-masing. Tidak ada jaw aban yang benar atau salah.

B. PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan teliti.

2. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang menurutmu paling tepat menggambarkan dirimu.

3. Pilihlah salah satu jawaban untuk setiap pernyataan. Jika kedua pilihan jawaban tampaknya sesuai dengan keadaanmu, pilihlah salah satu yang paling sering terjadi.

4. Pastikan bahwa tidak ada pernyataan yang terlewatkan untuk dipilih.

1 . Saya mengerti sesuatu lebih baik setelah saya... a) mencobanya.

b) memikirkannya sampai tuntas.

2 . Saya cenderung dipandang sebagai orang yang... a) realistis.

b) kreatif.

3 . Ketika saya mengingat apa yang saya kerjakan kemarin saya cenderung mengingatnya dalam bentuk...

a) gambar. b) kata-kata.

4 . Saya cenderung untuk...

a) memahami detail tapi kurang memahami keseluruhan. b) memahami keseluruhan, tetapi kurang memahami detail.

5 . Ketika saya belajar sesuatu hal yang baru, saya merasa terbantu ketika saya...

a) berbicara tentang hal itu. b) berpikir tentang hal ini.

6 . Jika saya menjadi seorang guru, saya lebih suka mengajarkan mata pelajaran...

a) yang berhubungan dengan fakta dan situasi kehidupan nyata. b) yang berhubungan dengan ide-ide dan teori.

7 . Saya lebih suka mendapatkan informasi baru dalam bentuk... a) gambar, diagram , grafik, atau peta.

b) petunjuk tertulis atau informasi berupa kalimat.

8 . Menurut saya...

a) sekali saya memahami bagian-bagian/ detail dari suatu hal, maka saya dapat memahami keseluruhan.

b) sekali saya memahami keseluruhan, maka saya dapat memahami bagian-bagian/ detail dari suatu hal.


(76)

2 b) duduk dan mendengarkan.

10 . Saya merasa lebih mudah... a) untuk mempelajari fakta-fakta. b) untuk mempelajari konsep.

11. Ketika membaca sebuah buku dengan banyak gambar dan grafik, saya cenderung untuk...

a) memperhatikan gambar-gambar dan grafik dengan seksama. b) berfokus pada teks tertulis.

12 . Ketika saya menyelesaikan soal matematika...

a) saya biasanya menggunakan cara saya sendiri untuk memecahkan soal tersebut langkah demi langkah.

b) saya sering melihat penyelesaian soal matematika tersebut kemudian berusaha memahami langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban tersebut.

13 . Di kelas yang saya ikuti...

a) saya biasanya mengenal sebagian besar teman-teman saya. b) saya hampir tidak mengenal teman-teman saya.

14 . Dalam membaca buku nonfiksi (tulisan yang berdasarkan data-data atau fakta), saya lebih suka...

a) sesuatu yang mengajarkan saya fakta-fakta baru atau menjelaskan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

b) sesuatu yang memberi saya ide-ide baru untuk dipikirkan.

16 . Ketika saya menganalisis sebuah cerita atau novel...

a) saya menghubungkan berbagai peristiwa yang digambarkan dalam novel tersebut untuk menemukan temanya.

b) saya mendapatkan tema cerita setelah saya selesai membaca, kemudian saya memeriksa kembali bagian-bagian dari cerita yang mendukung tema tersebut.

17 . Ketika saya mengerjakan pekerjaan rumah, saya cenderung... a) langsung bekerja pada penyelesaian masalah.

b) mencoba untuk memahami dahulu permasalahan dengan baik.

18 . Saya lebih suka pada... a) hal-hal yang bersifat pasti. b) hal-hal yang bersifat teori.

19 . Saya dapat mengingat dengan baik... a) hal-hal yang saya lihat.

b) hal-hal yang saya dengar.

20. Bagi saya hal penting yang harus dilakukan seorang instruktur/ guru adalah...

a) menyampaikan materi dengan menggunakan langkah-langkah yang berurutan secara jelas.

b) memberikan gambaran keseluruhan, kemudian menghubungkan materi satu dengan yang lain.


(77)

3 22 . Dalam bekerja, saya cenderung...

a) berhati-hati terhadap detail dari pekerjaan saya. b) kreatif dalam mengerjakan pekerjaan saya.

23. Untuk memahami arah suatu tempat, saya lebih suka menggunakan... a) peta.

b) instruksi tertulis.

24 . Saya belajar...

a) secara teratur. Jika saya belajar keras, maka saya akan "mendapatkan apa yang saya inginkan.

b) secara tidak teratur. Pertama-tama saya tidak paham, namun kemudian tiba-tiba semua "nyambung ".

25 . Ketika mengerjakan suatu tugas saya lebih suka untuk... a) mencoba langsung mengerjakan tugas tersebut.

b) memikirkan terlebih dahulu bagaimana saya akan mengerjakan tugas sesuatu.

26 . Saya menikmati bacaan yang ditulis oleh penulis yang... a) secara jelas mengungkapkan apa yang mereka maksud.

b) mengungkapkan hal-hal yang ingin mereka sampaikan secara kreatif dan menarik.

27. Ketika saya melihat diagram atau sketsa di kelas, hal yang paling mudah saya ingat adalah...

28 . Ketika mempertimbangkan isi suatu informasi, saya cenderung untuk... a) berfokus pada detail, namun kehilangan keseluruhan

b) memperhatikan keseluruhan sebelum masuk ke detail

29. Saya lebih mudah mengingat... a) sesuatu yang telah saya lakukan. b) sesuatu yang telah banyak saya pikirkan.

30 . Ketika saya mengerjakan tugas, saya lebih memilih untuk... a) menguasai salah satu cara untuk mengerjakannya.

b) mencoba cara-cara baru untuk mengerjakan tugas tersebut.

31 . Ketika seseorang menunjukkan kepada saya sebuah data, saya lebih tertarik melihat...

a) diagram atau grafik.

b) ringkasan dalam bentuk kalimat.

32 . Ketika menulis makalah, saya lebih cenderung untuk...

a) mengerjakan makalah tersebut secara berurutan dari awal sampai akhir.

b) mengerjakan makalah tersebut secara acak baru kemudian mengurutkannya.

33 . Ketika mengerjakan tugas kelompok, hal pertama yang ingin saya lakukan adalah...

a) mendengarkan gagasan setiap orang dalam kelompok. b) mencari gagasan secara individual, kemudian membandingkan


(78)

4 35 . Ketika saya bertemu orang-orang di sebuah pesta, saya lebih cenderung

untuk mengingat... a) penampilan mereka. b) apa yang mereka katakan.

36 . Ketika saya belajar materi baru, saya lebih suka... a) fokus pada materi tersebut.

b) mengaitkan materi tersebut dengan materi lain yang relaevan.

37 . Saya cenderung dianggap orang yang... a) mudah bergaul.

b) pendiam.

38 . Saya lebih suka pelajaran/kuliah yang menekankan... a) materi nyata (fakta dan data).

b) bahan abstrak (konsep teori).

39 . Untuk hiburan, saya lebih menyukai... a) menonton televisi.

b) membaca buku.

40 . Beberapa dosen memulai kuliah mereka dengan garis besar materi yang akan dicakup. Garis besar materi tersebut...

a) sedikit membantu bagi saya. b) sangat membantu saya.

42 . Ketika saya mengerjakan soal matematika yang panjang...

a) saya cenderung untuk mengulang semua langkah-langkah saya, kemudian memeriksa pekerjaan saya dengan hati-hati. b) Saya merasa lelah memeriksa pekerjaan saya, sehingga harus

memaksakan diri untuk melakukannya.

43 . Saya cenderung untuk menggambarkan tempat yang pernah saya kunjungi...

a) dengan mudah dan cukup akurat.

b) dengan susah payah dan tanpa banyak detail.

44 . Ketika memecahkan masalah dalam kelompok, saya cenderung... a) memikirkan langkah-langkah untuk mencapai solusi.

b) memikirkan kemungkinan konsekuensi dari pelaksanaan solusi tersebut.


(79)

(80)

1. Masukan hasil jawaban anda pada lembar yang tersedia sesuai dengan nomor dan jawaban dibawah dengan memberi tanda cek (v).

2. Jumlahkan dengan cara menghitung jawaban dari atas ke bawah.

3. Hitunglah hasil dari penjumlahan dengan cara mengurangi. (misalnya: jawaban a=7, b=4, maka hasilnya 3a. jika jawaban a=2, b=9, maka hasilnya 7b).

Aktif / Reflektif a / b

Sensing / Intuitif a / b

Verbal / Visual a / b

Sequential / Global a / b 1. /

5. / 9. / 13. / 17. / 21. / 25. / 29. / 33. / 37. / 41. /

2. / 6. / 10. / 14. / 18. / 23. / 26. / 30. / 34. / 38. / 42. /

3. / 7. / 11. / 15. / 19. / 24. / 27. / 31. / 35. / 39. / 43. /

4. / 8. / 12. / 16. / 20. / 25. / 28. / 32. / 36. / 40. / 44. /

Jumlah Aktif / Reflektif

a / b ... ...

Jumlah Sensing / Intuitif

a / b ... ...

Jumlah Verbal / Visual

a / b ... ...

Jumlah Sequential / Global

a / b ... ... ... ... ... ...


(1)

(2)

Subjek No ACT KATEGORI REF KATEGORI SNS KATEGORI INT KATEGORI VIS KATEGORI VRB KATEGORI SEQ KATEGORI GLO KATEGORI

1 1b B 5a M 3b B 5a M

2 5a M 7a M 5a M 1a B

3 3a B 5a M 5a M 1a B

4 3b B 7a M 5a M 5a M

5 1a B 7a M 1b B 3a B

6 5a M 3a B 3a B 3a B

7 9a K 5a M 1b B 3b B

8 3a B 1a B 1a B 1b B

9 5b M 1a B 1b B 3a B

10 5a M 1a B 3a B 5b M

11 3a B 3a B 3a B 1b

12 5a M 1a B 9a K 1a B

13 1a B 3a B 5a M 1a B

14 5a M 3a B 9a K 5b M

15 1a B 5a M 7a M 1a B

16 7a M 9a K 5a M 1a B

17 7a M 1a B 7a M 7a M

18 1a B 3a B 9a K 1a B

19 1a B 9a K 7a M 7a M

20 7a M 7a M 3b B 5a M

21 9a K 1a B 9a K 5a M

22 3a B 1a B 7a M 5a M

23 3a B 3a B 3b B 5a M

24 5a M 9a K 1a B 1a B

25 1b B 7a M 1a B 1b B

26 3a B 9a K 9a K 3b B

27 1a B 1a B 7a M 3a B

28 7a M 5a M 7a M 3b B

29 9a K 3a B 11a K 1b B

30 7a M 3a B 9a K 1b B

31 3a B 1a B 7a M 3b B


(3)

32 7a M 7a M 11a K 1a B

33 5a M 5a M 7a M 1b B

34 9a K 5a M 5a M 1a B

35 9a K 1b B 5b M 1a B

36 5a M 7a M 11a K 1b B

37 1b B 5b M 11a K 5a M

38 7a M 3b B 7a M 5b M

39 1a B 1b B 1b B 1a B

40 1a B 7a M 3a B 5b M

41 7a M 1a B 5a M 5a M

42 1a B 5a M 3a B 5a M

43 1a B 3a B 11a K 3b B

44 9a K 3a B 5a M 9a K

45 7a M 5a M 9a K 1a B

46 3a B 3a B 9a K 7a M

47 9a K 5a M 7a M 7b M

48 1a B 5b M 7a M 3a B

49 7a M 7a M 9a K 11a K

50 3a B 5a M 7a M 3a B

51 3a B 7a M 7a M 3b B

52 1a B 1b B 1a B 3a B

53 7a M 7a M 11a K 1b B

54 3a B 3a B 7a M 3b B

55 1a B 3a B 11a K 1b B

56 7a M 7a M 11a K 3a B

57 5a M 7a M 3a B 1b B

58 7a M 3a B 7a M 1a B

59 3a B 3a B 9a K 3a B

60 5a M 5a M 7a M 5b M

61 3a B 3a B 3a B 3a B

62 3a B 7a M 5a M 1b B

63 1a B 1a B 3a B 3b B

64 1b B 9b K 9a K 3b B


(4)

66 1b B 1a B 5a M 5a M

67 5a M 1a B 9a K 1a B

68 7a M 1a B 9a K 3a B

69 5b M 1a B 9a K 5b M

70 7a M 7a M 9a K 1a B

71 1a B 7a M 9a K 3a B

72 5a M 3a B 3a B 1a B

73 9a K 9a K 7a M 3a B

B: 29 B: 6 B: 32 B: 4 B : 13 B: 7 B: 31 B : 20

M: 28 M : 2 M : 28 M : 2 M : 28 M: 1 M : 13 M : 7

K: 8 K : 0 K: 6 K : 1 K : 24 K: 0 K : 2 K :0

Balanced Moderate Kuat Balanced Moderate Kuat

AKTIF 29 28 8AKTIF 40% 38% 11%

REFLEKTIF 6 2 0REFLEKT 8% 3% 0%

SENSING 32 28 6SENSIN 44% 38% 8%

INTUITIVE 4 2 1INTUIT 5% 3% 1%

VISUAL 13 28 24VISUA 18% 38% 33%

VERBAL 7 1 0VERBA 10% 1% 0%

SEQ 31 13 2SEQ 42% 18% 3%


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEREMPUAN PEROKOK DALAM FILM BUTTERFLY (Studi pada mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malangsemester V angkatan tahun 2007)

0 8 2

Prevalensi insomnia pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 pada tahun 2012

2 16 56

Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di STM (SMK) YUPPENTEK 4 Ciledug

0 4 77

Analisis Kinerja Guru Pembimbing Dalam Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

0 3 73

PERILAKU HIDUP SEHAT (Studi pada mahasiswa FISIP Universitas Lampung angkatan 2011)

5 19 71

Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa Sumarwiyah Edris Zamroni Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus sumarwiy

0 0 14

Tingkat Empati Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kanjuruhan Malang

0 1 5

Susilo Rahardjo Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus susilo.rahardjoumk.ac.id ABSTRACT - MENDESAIN PROFIL GURU BERKARAKTER CERDAS

0 0 11

Peristiwa 2 Maret 1969 di Yogyakarta (konflik antara taruna angkatan udara dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada)

0 0 85

1. Menyetujui registrasi dan konsultasi akademik semester genap tahun ajaran 2014/2015 dilakukan secara online penuh untuk mahasiswa angkatan 2014/205 dan secara online dan offline bagi mahasiswa angkatan sebelumnya dengan menggunakan Fakultas Peternakan

0 1 7