Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran terhadap Penerimaan Pajak Daerah: Studi Empirik pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

(1)

ABSTRACT

Restaurant tax is a component in local tax revenue. Along with the growth of our economy every year, the more business people in big cities such as Bandung City. One of the largest revenue for Bandung City is a restaurant tax. Every year more and more entrepreneurs restaurant, the greater the local tax revenue Bandung City. Purpose of this study was to determine the effectiveness of tax collection to the top of the local tax revenue. This research uses descriptive analytical method is done by collecting, processing, and analyzing the data to provide a true picture and clarify the issues studied. Data taken from the restaurant tax revenue reports and local taxes in Bandung City from 2009-2013. Conclusions of this study showed that the top tax has a significant influence on local tax revenues.

Key words: Restaurant Tax, and Local Tax Revenue


(2)

xi UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK

Pajak restoran merupakan komponen dalam penerimaan Pajak Daerah. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi kita setiap tahunnya, semakin banyak pula pelaku bisnis terutama di kota-kota besar, seperti Kota Bandung. Salah satu penerimaan terbesar bagi Kota Bandung tersebut adalah pajak restoran. Setiap tahunnya semakin banyak pengusaha restoran atau rumah makan maka semakin besar pula penerimaan pajak daerah Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemungutan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data untuk memberikan gambaran yang sebenarnya dan memperjelas masalah-masalah yang diteliti. Data diambil dari laporan penerimaan pajak rrestoran, dan pajak daerah Kota Bandung dari tahun 2009-2013. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pajak restoran memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan pajak daerah.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... x

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1.2 Identifikasi Masalah ... 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.4 Kegunaan Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


(4)

xiii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2.1.1 Dasar-dasar Perpajakan ... 2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 2.1.1.3 Syarat Pemungutan Pajak ... 2.1.1.4 Jenis Pajak ... 2.1.1.5 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 2.1.1.6 Tarif Pajak ... 2.1.2 Pajak Negara ... 2.1.3 Sumber-Sumber Penerimaan Daerah ... 2.1.4 Pajak Daerah ... 2.1.4.1 Pengertian Pajak Daerah ... 2.1.4.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah ... 2.1.4.3 Jenis dan Tarif Pajak Daerah ... 2.1.4.4 Cara Perhitungan Pajak Daerah ... 2.1.4.5 Sistem Pemungutan Pajak Daerah ... 2.1.5 Pajak Restoran ... 2.1.5.1 Pengertian Pajak Restoran ... 2.1.5.2 Objek dan Subjek Pajak Restoran ... 2.1.5.3 Dasar Pengenaan, Tarif dan Tata Cara Perhitungan

Pajak Restoran ... 2.1.5.4 Tata Cara Pembayaran ...


(5)

2.1.5.5 Ketentuan Pidana ... 2.2 Rerangka Pemikiran ... 2.3 Pengembangan Hipotesis ...

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 3.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ... 3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung... 3.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bandung ... 3.1.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bandung ... 3.1.5 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bandung ... 3.2 Sumber dan Data yang Digunakan ... 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 3.4 Alat Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung Tahun


(6)

xv UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2009-2013 ... 4.2 Efektivitas Pajak Restoran di Kota Bandung Tahun

2009-2013 ...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURICULUM VITAE) ...


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Jenis dan Tarif Pajak Daerah untuk Tahun 2000 s.d. 2009 ... Tabel 2.2 Jenis dan Tarif Pajak Daerah untuk Tahun 2010 ... Tabel 3.1 Indikator Efektivitas ... Tabel 4.1 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung Tahun 2009-2013 ... Tabel 4.2 Efektivitas Pajak Restoran di Kota Bandung pada Tahun


(8)

xvii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Rerangka Pemikiran ... Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ....


(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Pajak Restoran, Pajak Daerah, dan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kota Bandung selama tahun 2009-2013 ... Grafik 4.2 Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah dan

Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung selama tahun

2009-2013………... Grafik 4.3 Persentase efektivitas Pajak Restoran di Kota Bandung


(10)

xix UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR LAMPIRAN


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemandirian pembangunan diperlukan baik tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun kabupaten atau kota yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah pusat dengan kebijaksaannya. Kebijakan tentang keuangan daerah ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan membiayai pembangunan daerahnya sesuai dengan prinsip daerah otonomi yang nyata. Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan diperbaharui dengan Undang-Undang-Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang terfokus pada otonomi daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-Undang-Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka pemerintah daerah diberi kuasa yang lebih besar untuk mengatur anggaran daerahnya. Untuk mendukung pelaksanaan otonomi yang maksimal pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan di bidang penerimaan daerah yang berorientasi pada peningkatan kemampuan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya sendiri dan diprioritaskan pada penggalian dana mobilisasi sumber-sumber daerah.

Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah yang sah; dana perimbangan, pinjaman daerah, dan pendapatan daerah lain-lain yang sah.

Selama ini dominasi sumbangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah masih besar. Oleh karenanya untuk mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang salah satunya dengan penggalian potensi daerah.

Pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2010 terdiri dari 5 (lima) jenis Pajak Provinsi dan 11 (sebelas) Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak Provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok, sedangkan Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Pajak Restoran menurut Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 mempunyai pengertian sebagai berikut: Restoran adalah tempat menyantap makanan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan katering.

Pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan Pajak Restoran, agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat memperlancar pembangunan.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 3

Adapun judul dari penelitian ini adalah “Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran Terhadap Penerimaan Pajak Daerah: Studi Empirik Pada Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bandung ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi dari pemungutan dan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung?

2. Seberapa besar efektivitas kontribusi dari pemungutan pajak restoran bagi penerimaan pajak daerah Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan merupakan tindak lanjut terhadap masalah yang telah diidentifikasikan. Jadi, berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari pemungutan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa efektivitas kontribusi dari pemungutan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi penulis

Penulis berharap dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan berkaitan dengan pajak daerah khususnya pajak restoran.

2. Bagi akademisi

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi seberapa besar kontribusi pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah. Hasil penelitian ini pun diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penetian ilmiah selanjutnya dengan topik yang sama atau yang berkaitan dengan topik ini.

3. Bagi para pemilik restoran di Kota Bandung

Penulis berharap dengan penelitian ini, para pemilik restoran di Kota Bandung dapat lebih memahami Undang-Undang, Peraturan Daerah tentang perpajakan, khususnya pajak restoran.

4. Bagi Dinas Pendapatan Daerah

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi suatu informasi bagi Dinas Pendapatan Daerah guna meningkatkan pajak yang potensial sehingga mampu memberikan peningkatan terhadap pendapatan daerah di Kota Bandung.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 3

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi mengenai perpajakan khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan pajak daerah.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 2


(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah dianalisis di bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :

1. Rata-rata kontribusi Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah menunjukkan bahwa Pajak Restoran memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Pajak Daerah maupun Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dikarenakan jumlah realisasi Pajak Restoran yang besar dibandingkan Pajak-Pajak Daerah yang lain seperti Pajak-Pajak Parkir, sehingga membuat jumlahnya baik dalam total Pajak Daerah dan Pendapatan Daerah Kota Bandung. Dalam pemungutannya sendiri terbagi dua, yaitu pajak dan retribusi. Restribusi berbeda pemungutannya dengan Pajak Restoran. Berbeda dengan Pajak Hotel yang tidak terbagi pemungutannya. Namun Pajak Restoran tetap tergolong besar dalam jumlahnya. Ditambah setiap tahun terlihat semakin banyak pengusaha restoran atau rumah makan dalam jumlah yang signifikan.

2. Efektivitas pemungutan Pajak Restoran di Kota Bandung diartikan sangat efektif yang berarti pemungutan yang dilakukan sudah berjalan baik, apalagi di tahun anggaran 2010 hingga 2013, hasil dari Pajak Restoran melebihi jauh dari target yang ditetapkan yang mungkin diakibatkan meningkatnya jumlah wajib pajak dan pemantauan intensif terhadap kinerja petugas pajak. Hal ini


(18)

BabV Simpulandan Saran61

membuktikan adanya kemajuan dari satu periode ke periode selanjutnya untuk terus memaksimalkan pendapatan dari Pajak Restoran yang memiliki potensi yang besar. Hal ini juga membuktikan pemungutan atas Pajak Restoran berjalan sesuai harapan yang diinginkan. Tindakan seperti kecurangan yang bisa dilakukan oleh Wajib Pajak maupun petugas pajak bisa diminimalisir sehingga target bisa dicapai. Semoga ke depannya bisa tetap berjalan baik sehingga penghasilan dari pajak dapat dimaksimalkan untuk keperluan semua masyarakat Indonesia.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas diatas, penulis memiliki beberapa saran untuk meningkatkan pemungutan Pajak Restoran di Kota Bandung sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

a. Dinas Pendapatan Kota Bandung diharapkan terus mensosialisasikan mengenai pajak daerah kepada para pengusaha restoran dan rumah makan sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah, apalagi setiap tahunnya jumla pengusaha restoran dan rumah makan ini bertambah dengan signifikan.

b. Dinas Pendapatan Kota Bandung harus lebih mengawasi praktek pemungutan Pajak Restoran di lapangan agar tidak ada aparat atau wajib pajak yang memiliki peluang melakukan kecurangan sehingga proses pemungutan berjalan efektif.


(19)

BabV Simpulandan Saran62

2. Bagi Wajib Pajak atau masyarakat Kota Bandung

a. Wajib pajak diharapkan memiliki kesadaran untuk membayarkan pajaknya dengan benar sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung yang juga dapat meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung.

b. Bagi Pemerintah Kota Bandung

Pemerintah Kota Bandung diharapkan bisa lebih menarik investor lokal dalam pemberian modal atau membuka sendiri bisnis restoran dan rumah makan sehingga bisa berkontribusi untuk menambah objek Pajak Restoran sehingga kontribusinya bisa lebih besar setiap tahunnya dan juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam melakukan penelitian, agar dapat menambah jenis Pajak Daerah lainnya untuk diteliti lebih lanjut efektivitas pemungutannya.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang muncul dalam penelitian ini adalah kesulitan penulis memperoleh data yang dibutuhkan karena data yang diberikan kurang tersusun secara rapi dan jelas.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin. (2010). Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Edisi Pertama. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Dinas Pendapatan Kota Bandung.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan

Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Penerbit Andi

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi Tahun 2011. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Restoran. Republik Indonesia. (2011). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun 2011

tentang Pajak Daerah.

Riswan, Oris. (2013). 2373 Kafe dan Restoran di Bandung ‘bodong’.

Sindonews.com, 25 Juli 2013 diakses dari http://daerah.sindonews.com/read/ 765064/21/2-373-kafe-restoran-di-bandung-‘bodong’.htmlpada 26 Juni 2014. Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat Resmi, Siti. (2011). Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta

Siahaan, Mariot Pahala. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah : Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Suandy, Erly. (2011). Hukum Pajak. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 3

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi mengenai perpajakan khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan pajak daerah.


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 2


(3)

60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah dianalisis di bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut :

1. Rata-rata kontribusi Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah menunjukkan bahwa Pajak Restoran memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Pajak Daerah maupun Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dikarenakan jumlah realisasi Pajak Restoran yang besar dibandingkan Pajak-Pajak Daerah yang lain seperti Pajak-Pajak Parkir, sehingga membuat jumlahnya baik dalam total Pajak Daerah dan Pendapatan Daerah Kota Bandung. Dalam pemungutannya sendiri terbagi dua, yaitu pajak dan retribusi. Restribusi berbeda pemungutannya dengan Pajak Restoran. Berbeda dengan Pajak Hotel yang tidak terbagi pemungutannya. Namun Pajak Restoran tetap tergolong besar dalam jumlahnya. Ditambah setiap tahun terlihat semakin banyak pengusaha restoran atau rumah makan dalam jumlah yang signifikan.

2. Efektivitas pemungutan Pajak Restoran di Kota Bandung diartikan sangat efektif yang berarti pemungutan yang dilakukan sudah berjalan baik, apalagi di tahun anggaran 2010 hingga 2013, hasil dari Pajak Restoran melebihi jauh dari target yang ditetapkan yang mungkin diakibatkan meningkatnya jumlah wajib pajak dan pemantauan intensif terhadap kinerja petugas pajak. Hal ini


(4)

BabV Simpulandan Saran61

membuktikan adanya kemajuan dari satu periode ke periode selanjutnya untuk terus memaksimalkan pendapatan dari Pajak Restoran yang memiliki potensi yang besar. Hal ini juga membuktikan pemungutan atas Pajak Restoran berjalan sesuai harapan yang diinginkan. Tindakan seperti kecurangan yang bisa dilakukan oleh Wajib Pajak maupun petugas pajak bisa diminimalisir sehingga target bisa dicapai. Semoga ke depannya bisa tetap berjalan baik sehingga penghasilan dari pajak dapat dimaksimalkan untuk keperluan semua masyarakat Indonesia.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas diatas, penulis memiliki beberapa saran untuk meningkatkan pemungutan Pajak Restoran di Kota Bandung sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

a. Dinas Pendapatan Kota Bandung diharapkan terus mensosialisasikan mengenai pajak daerah kepada para pengusaha restoran dan rumah makan sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah, apalagi setiap tahunnya jumla pengusaha restoran dan rumah makan ini bertambah dengan signifikan.

b. Dinas Pendapatan Kota Bandung harus lebih mengawasi praktek pemungutan Pajak Restoran di lapangan agar tidak ada aparat atau wajib pajak yang memiliki peluang melakukan kecurangan sehingga proses pemungutan berjalan efektif.


(5)

BabV Simpulandan Saran62

2. Bagi Wajib Pajak atau masyarakat Kota Bandung

a. Wajib pajak diharapkan memiliki kesadaran untuk membayarkan pajaknya dengan benar sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung yang juga dapat meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung.

b. Bagi Pemerintah Kota Bandung

Pemerintah Kota Bandung diharapkan bisa lebih menarik investor lokal dalam pemberian modal atau membuka sendiri bisnis restoran dan rumah makan sehingga bisa berkontribusi untuk menambah objek Pajak Restoran sehingga kontribusinya bisa lebih besar setiap tahunnya dan juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam melakukan penelitian, agar dapat menambah jenis Pajak Daerah lainnya untuk diteliti lebih lanjut efektivitas pemungutannya.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang muncul dalam penelitian ini adalah kesulitan penulis memperoleh data yang dibutuhkan karena data yang diberikan kurang tersusun secara rapi dan jelas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin. (2010). Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Edisi Pertama. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Dinas Pendapatan Kota Bandung.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Penerbit Andi

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi Tahun 2011. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Restoran. Republik Indonesia. (2011). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 Tahun 2011

tentang Pajak Daerah.

Riswan, Oris. (2013). 2373 Kafe dan Restoran di Bandung ‘bodong’. Sindonews.com, 25 Juli 2013 diakses dari http://daerah.sindonews.com/read/

765064/21/2-373-kafe-restoran-di-bandung-‘bodong’.html pada 26 Juni 2014.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat Resmi, Siti. (2011). Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta

Siahaan, Mariot Pahala. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Suandy, Erly. (2011). Hukum Pajak. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.