PP NO 35 TH 1991 SUNGAI

Pe r a t u r a n Pe m e r in t a h N o. 3 5 Ta h u n 1 9 9 1
Te n t a n g : Su n ga i
Oleh
Nom or
Tanggal
Sum ber

:
:
:
:

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
35 TAHUN 1991 ( 35/ 1991)
14 JUNI 1991 ( JAKARTA)
LN 1991/ 44; TLN NO. 3445

Presiden Republik I ndonesia,

Menim bang:
a.


bahwa sungai sebagai sum ber air sangat pent ing fungsinya dalam
pem enuhan kebut uhan m asyarakat dan m eningkat kan pem bangunan
nasional;

b.

bahwa sehubungan dengan hal t ersebut dan sebagai pelaksanaan
ket ent uan Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan,
dalam rangka pem anfaat an dan pelest arian sungai dipandang perlu
m elakukan pengat uran m engenai sungai yang m eliput i perlindungan,
pengem bangan, penggunaan dan pengendalian sungai dengan
Perat uran Pem erint ah;

Mengingat :
1.

Pasal 5 ayat ( 2) Undang- Undang Dasar 1945;

2.


Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok- pokok
Pem erint ahan di Daerah ( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 38,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3037) ;

3.

Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan ( Lem baran
Negara Tahun 1974 Nom or 65, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3046) ;

4.

Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982
Nom or 12, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3215) ;

5.

Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran

Air ( Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 37, Tam bahan Lem baran
Negara Nom or 3225) ,

6.

Perat uran Pem erint ah Nom or 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian
Pencem aran Air ( Lem baran Negara Tahun 1990 Nom or 24, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 3409) ;

MEMUTUSKAN:
Menet apkan:
PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A TENTANG SUNGAI .

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pert am a
Pengert ian

Pasal 1
Dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan:

1.

Sungai adalah t em pat - t em pat dan wadah- wadah sert a j aringan
pengaliran air m ulai dari m at a air sam pai m uara dengan dibat asi
kanan dan kirinya sert a sepanj ang pengalirannya oleh garis
sem padan.

2.

Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalam annya secara
alam iah j auh m elebihi ruas- ruas lain dari sungai yang bersangkut an.

3.

Waduk adalah wadah air yang t erbent uk sebagai akibat dibangunnya
bangunan sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbent uk
pelebaran alur/ badan/ palung sungai.

4.


Wilayah sungai adalah kesat uan wilayah t at a pengairan sebagai hasil
pengem bangan sat u at au lebih daerah pengaliran sungai.

5.

Bant aran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanj ang palung
sungai dihit ung dari t epi sam pai dengan kaki t anggul sebelah dalam .

6.

Bangunan sungai adalah bangunan yang berfungsi unt uk
perundungan, pengem bangan, penggunaan dan pengendalian sungai.

7.

Garis sem padan sungai adalah garis bat as luar pengam anan sungai.

8.

Pem erint ah Daerah adalah Pem erint ah Daerah Tingkat I .


9.

Badan usaha m ilik Negara adalah badan usaha m ilik Negara yang
dibent uk unt uk m elakukan pem binaan, pengusahaan, eksploit asi dan
pem eliharaan sungai sesuai dengan perat uran perundang- undangan
yang berlaku.

10.

Pej abat yang berw enang adalah Ment eri at au pej abat yang dit unj uk.

11.

Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab dalam bidang
Pengairan.

Bagian Kedua
Lingkup Pengat uran


Pasal 2
Lingkup pengat uran sungai berdasarkan Perat uran Pem erint ah ini m encakup
perlindungan, pengem bangan, penggunaan, dan pengendalian sungai
t erm asuk danau dan waduk.

BAB I I
PENGUASAAN SUNGAI

Pasal 3
( 1)

Sungai dikuasai oleh Negara, yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Pem erint ah.

( 2)

Pelaksanaan wewenang dan t anggung j awab penguasaan sungai
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan Ment eri.

Pasal 4

Dalam rangka pelaksanaan wewenang dan t anggung j awab penguasaan
sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3, Ment eri m enet apkan :
a.
b.

c.

garis sem padan sungai.
pengat uran daerah diant ara dua garis sem padan sungai yang
dit et apkan sebagai daerah m anfaat sungai dan daerah
penguasaan sungai.
pengat uran bekas sungai.

Pasal 5
( 1)

Garis sem padan sungai bert anggul dit et apkan dengan bat as lebar
sekurang- kurangnya 5 ( lim a) m et er di sebelah luar sepanj ang kaki
t anggul.


( 2)

Garis sem padan sungai t idak bert anggul dit et apkan berdasarkan
pert im bangan t eknis dan sosial ekonom is oleh Pej abat yang
berwenang.

( 3)

Garis sem padan sungai yang bert anggul dan t idak bert anggul yang
berada di wilayah perkot aan dan sepanj ang j alan dit et apkan t ersendiri
oleh Pej abat yang berwenang.

Pasal 6
( 1)

Pengelolaan lahan pada daerah m anfaat sungai dilakukan Ment eri.

( 2)

Pem anfaat an lahan pada daerah m anfaat sungai dan daerah

penguasaan sungai dilakukan berdasarkan ket ent uan yang dit et apkan
Ment eri.

( 3)

Pem anfaat an lahan pada bekas sungai diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.

BAB I I I
FUNGSI SUNGAI

Pasal 7
( 1)

Sungai sebagai sum ber air m erupakan salah sat u sum ber daya alam
yang m em punyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan
m anusia.

( 2)

Sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) harus dilindungi dan

dij aga kelest ariannya, dit ingkat kan fungsi dan kem anfaat annya, dan
dikendalikan daya rusaknya t erhadap lingkungan.

BAB I V
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMBI NAAN

Pasal 8
Wewenang dan t anggung j awab pem binaan sungai ada pada Pem erint ah
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Ment eri,

Pasal 9
( 1)

Wewenang dan t anggung j awab pem binaan sungai sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 8 dapat dilim pahkan kepada badan usaha m ilik
Negara.

( 2)

Pelim pahan wewenang dan t anggungj awab sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) t idak m elepaskan t anggung j awab Ment eri dalam
pem binaan sungai.

Pasal 10
Wewenang dan t anggung j awab pem binaan sungai sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 8 sepanj ang belum dilim pahkan kepada badan usaha m ilik
Negara sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 dapat dilim pahkan kepada
Pem erint ah Daerah dalam rangka t ugas pem bant uan sesuai dengan
perat uran perundang- undangan yang berlaku.

BAB V
PERENCANAAN SUNGAI

Pasal 11
( 1)

Perencanaan dalam rangka pelaksanaan pem binaan sungai
diselenggarakan oleh Ment eri berdasarkan kesat uan wilayah sungai.

( 2)

Perencanaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , m eliput i kegiat an
:
a.
invent arisasi dan regist rasi sungai, bangunan- bangunan sungai
dan bangunan lain yang berada di sungai;
b.
invent arisasi pot ensi dan sifat - sifat sungai;
c.
pengam at an dan evaluasi t erhadap banj ir, neraca air dan m ut u
air;
d.
penet apan rencana pem binaan sungai dan penet apan pedom an
pelaksanaan pem binaan sungai;

e.

( 3)

koordinasi at as rencana yang dibuat oleh pihak yang
berkepent ingan dalam rangka pengem bangan dan penggunaan
sungai.

Perencanaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ( 2) dapat
diselenggarakan oleh Pem erint ah Daerah at au badan usaha m ilik
Negara berdasarkan kesat uan wilayah sungai yang berada di bawah
wewenang dan t anggungj awabnya m asing- m asing.

BAB VI
PEMBANGUNAN BANGUNAN SUNGAI

Pasal 12
( 1)

Pem bangunan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan
dan keselam at an um um diselenggarakan oleh Pem erint ah at au badan
usaha m ilik Negara.

( 2)

Pem bangunan bangunan sungai selain unt uk t uj uan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat dilakukan oleh badan hukum , badan
sosial at au perorangan set elah m em peroleh ij in dari Pej abat yang
berwenang.

( 3)

Pem bangunan bangunan sungai dilakukan berdasarkan st andar
konst ruksi bangunan yang dit et apkan oleh Ment eri.

BAB VI I
EKSPLOI TASI DAN PEMELI HARAAN SUNGAI
DAN BANGUNAN SUNGAI

Pasal 13
( 1)

Eksploit asi dan pem eliharaan sungai dan bangunan sungai m eliput i
perencanaan, pelaksanaan, pengam at an dan evaluasi.

( 2)

Pelaksanaan eksploit asi dan pem eliharaan sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an
um um dalam rangka pem binaan sungai dilakukan oleh Pem erint ah
at au badan usaha m ilik Negara.

( 3)

Pelaksanaan eksploit asi dan pem eliharaan sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) yang pem bangunannya dilakukan oleh badan hukum ,

badan sosial at au perorangan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12
ayat ( 2) , dilakukan oleh yang bersangkut an.

BAB VI I I
PENGUSAHAAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI

Pasal 14
( 1)

Pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk
kesej aht eraan m asyarakat dilaksanakan oleh Pem erint ah.

( 2)

Pelaksanaan pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan oleh badan usaha
m ilik Negara.

( 3)

Selain diusahakan oleh badan usaha m ilik Negara sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 2) pengusahaan sungai dan/ at au bangunan
sungai dapat dilakukan oleh badan hukum , badan sosial dan
perorangan set elah m em peroleh ij in dari pej abat yang berw enang.

BAB I X
PEMBANGUNAN, PENGELOLAAN DAN PENGAMANAN WADUK
Bagian Pert am a
Pem bangunan

Pasal 15
( 1)

Pem bangunan waduk dilakukan sesuai dengan rencana pem binaan
sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11.

( 2)

Pem bangunan waduk yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan
keselam at an um um diselenggarakan oleh Pem erint ah at au badan
usaha m ilik Negara.

( 3)

Pem bangunan waduk yang dilakukan oleh badan hukum , badan sosial,
at au perorangan harus t erlebih dahulu m endapat ij in penggunaan air
dan/ at au sum ber air dari Pej abat yang berwenang dan dilaksanakan
berdasar pada rencana t eknis yang t elah disahkan oleh Ment eri.

( 4)

Penggunaan lahan yang diperlukan unt uk m em bangun waduk harus
diselesaikan m enurut t at a cara yang dit et apkan perat uran perundangundangan yang berlaku.

( 5)

Dam pak sosial yang m ungkin t im bul sebagai akibat pem bangunan
waduk, harus dit angani secara t unt as dengan m elibat kan berbagai
pihak yang t erkait dan dikoordinasikan oleh Ment eri.

Bagian Kedua
Pengelolaan

Pasal 16
( 1)

Pengelolaan waduk m erupakan kegiat an yang t erdiri dari eksploit asi
dan pem eliharaan waduk.

( 2)

Eksploit asi dan pem eliharaan w aduk m erupakan kegiat an yang
dilakukan unt uk m enj aga kelangsungan fungsi waduk sesuai dengan
t uj uan pem bangunannya.

( 3)

Eksploit asi dan pem eliharaan w aduk m eliput i kegiat an- kegiat an :
a.
pem ant auan m uka air waduk,
b.
pengat uran penggunaan waduk unt uk m asing- m asing
kebut uhan;
c.
pengat uran pem eliharaan bendungan;
d.
pengat uran sist em pelaporan, evaluasi dan gawar banj ir.

( 4)

Pengelolaan waduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan
oleh m asing- m asing pihak yang m em bangun waduk yang
bersangkut an sesuai dengan pedom an pengoperasian waduk yang
dit et apkan oleh Ment eri dan ket ent uan perat uran perundang- undangan
lain yang berlaku.

Bagian Ket iga
Pengam anan

Pasal 17
( 1)

Pengam anan waduk m erupakan t indakan- t indakan yang dilakukan
unt uk m encegah t erj adinya hal- hal yang m em bahayakan waduk dan
lingkungannya.

( 2)

Pengam anan waduk m eliput i kegiat an- kegiat an :
a.
pengam anan daerah sabuk hij au;

b.
c.

pem eriksaan secara berkala at as bendungan, waduk dan
lingkungannya,
pengam anan dalam kait annya dengan pem anfaat an waduk.

( 3)

Pengam anan waduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dilakukan
oleh m asing- m asing pihak yang m em bangun waduk yang
bersangkut an.

( 4)

Tat a cara pengam anan waduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ,
ayat ( 2) dan ayat ( 3) dit et apkan oleh Ment eri.

BAB X
PENANGGULANGAN BAHAYA BANJI R

Pasal 18
Dalam rangka penanggulangan bahaya banj ir Pem erint ah m enet apkan :
a.
t at a cara penanggulangan bahaya banj ir;
b.
pengelolaan dat aran banj ir t erm asuk penet apan daerah ret ensi;
c.
pedom an t ent ang langkah- langkah penanggulangan bahaya banj ir baik
sebelum , selam a m aupun sesudah banj ir.

Pasal 19
Gubernur Kepala Daerah m engkoordinasikan usaha penanggulangan bahaya
banj ir di daerahnya dengan m engikut sert akan I nst ansi Pem erint ah dan
m asyarakat yang bersangkut an.

Pasal 20
Dalam keadaan yang m em bahayakan, Gubernur Kepala Daerah berwenang
m engam bil t indakan darurat guna keperluan pengam anan bahaya banj ir.

Pasal 21
Bant aran sungai, daerah ret ensi, dat aran banj ir dan waduk banj ir selain
berfungsi unt uk pengendalian banj ir dapat pula dim anfaat kan unt uk
kepent ingan lain yang berguna bagi m asyarakat di sekit arnya dengan syarat syarat dan t at a cara yang dit et apkan Ment eri.

BAB XI
PENGAMANAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI
Bagian Pert am a
Pengam anan Sungai

Pasal 22
( 1)

Pej abat yang berw enang bersam a- sam a dengan pihak lain yang
bersangkut an, m asing- m asing sesuai dengan wewenang dan t anggung
j awabnya, m enyelenggarakan upaya pengam anan sungai dan daerah
sekit arnya yang m eliput i :
a.
pengelolaan daerah pengaliran sungai;
b.
pengendalian daya rusak air;
c.
pengendalian pengaliran sungai.

( 2)

Tat a cara pelaksanaan ket ent uan pengelolaan daerah pengaliran
sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf a, diat ur lebih
lanj ut dengan Keput usan Presiden.

( 3)

Tat a cara pelaksanaan ket ent uan pengendalian pengaliran sungai
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf b dan c diat ur lebih
lanj ut oleh Ment eri, dengan m em perhat ikan kepent ingan Depart em en
dan/ at au Lem baga lain yang bersangkut an.

Bagian Kedua
Pengam anan Bangunan Sungai

Pasal 23
Pej abat yang berw enang dan pihak lain yang m em bangun bangunan sungai
m enyelenggarakan upaya pengam anan bangunan sungai sesuai dengan
ket ent uan- ket ent uan yang dit et apkan Ment eri.

BAB XI I
KEWAJI BAN DAN LARANGAN

Pasal 24

Masyarakat waj ib ikut sert a m enj aga kelest arian ram bu- ram bu dan t andat anda pekerj aan dalam rangka pem binaan sungai.

Pasal 25
Dilarang m engubah aliran sungai kecuali dengan ij in Pej abat yang
berwenang.

Pasal 26
Mendirikan, m engubah at au m em bongkar bangunan- bangunan di dalam at au
m elint as sungai hanya dapat dilakukan set elah m em peroleh ij in dari Pej abat
yang berw enang.

Pasal 27
Dilarang m em buang benda- benda/ bahan- bahan padat dan/ at au cair at aupun
yang berupa lim bah ke dalam m aupun di sekit ar sungai yang diperkirakan
at au pat ut diduga akan m enim bulkan pencem aran at au m enurunkan kualit as
air, sehingga m em bahayakan dan/ at au m erugikan penggunaan air yang lain
dan lingkungan.

Pasal 28
Mengam bil dan m enggunakan air sungai selain unt uk keperluan pokok
sehari- hari hanya dapat dilakukan set elah m em peroleh ij in t eriebih dahulu
dari pej abat yang berwenang.
Pasal 29

( 1)

Melakukan pengerukan at au penggalian sert a pengam bilan bahanbahan galian pada sungai hanya dapat dilakukan dit em pat yang t elah
dit ent ukan oleh Pej abat yang berwenang.

( 2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur
lebih lanj ut oleh Pej abat yang berwenang.

BAB XI I I
PEMBI AYAAN

Pasal 30
( 1)

Pem biayaan pem bangunan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk
kesej aht eraan dan keselam at an um um dit anggung oleh Pem erint ah
at au badan usaha m ilik Negara.

( 2)

Pem biayaan pem bangunan bangunan sungai unt uk usaha- usaha
t ert ent u yang diselenggarakan oleh badan hukum , badan sosial at au
perorangan dit anggung oleh yang bersangkut an.

( 3)

Masyarakat yang secara langsung m em peroleh m anfaat dari
pem bangunan bangunan sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 1) , dapat diikut sert akan dalam pem biayaan unt uk pem bangunan
bangunan t ersebut sesuai dengan kepent ingan dan kem am puannya.

Pasal 31
( 1)

Pem biayaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai dan bangunan sungai
yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan/ at au keselam at an um um
dit anggung oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara sesuai
dengan wewenang dan t anggungj awab m asing- m asing.

( 2)

Pem biayaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai dan/ at au bangunan
sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat ( 3) dit anggung
oleh badan hukum , badan sosial at au perorangan yang bersangkut an.

( 3)

Masyarakat yang secara langsung m em peroleh m anfaat dari adanya
bangunan sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat
diikut sert akan dalam pem biayaan eksploit asi dan pem eliharaan
t ersebut sesuai dengan kepent ingan dan kem am puannya.

BAB XI V
PENGAWASAN

Pasal 32
( 1)

Pengawasan at as penyelenggaraan pem binaan sungai dilakukan oleh
Pej abat yang berw enang.

( 2)

Pengawasan at as penyelenggaraan pem binaan sungai yang t elah
dilim pahkan kepada Pem erint ah Daerah dalam rangka t ugas
pem bant uan, dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah.

( 3)

Tat a cara pengawasan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan
ayat ( 2) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.

BAB XV
KETENTUAN PI DANA

Pasal 33
Dipidana berdasarkan ket ent uan Pasal 15 Undang- undang Nom or 11 Tahun
1974 dan perat uran perundang- undangan lainnya:
a.
barangsiapa unt uk keperluan usahanya hanya m elakukan
pem bangunan bangunan sungai t anpa ij in sebagaim ana diat ur
dalam Pasal 12 ayat ( 2) dan Pasal 15 ayat ( 3) ;
b.
barangsiapa m elakukan pengusahaan sungai dan bangunan
sungai t anpa ij in sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 ayat
( 3) ;
c.
barangsiapa m engubah aliran sungai, m endirikan,m engubah
at au m em bongkar bangunan- bangunan di dalam at au m elint as
sungai, m engam bil dan m enggunakan air sungai unt uk
keperluan usahanya yang bersifat kom ersil t anpa ij in
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27;
d.
barangsiapa m em buang benda- benda/ bahan- bahan padat
dan/ at au cair at aupun berupa lim bah ke dalam m aupun di
sekit ar sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 27.

BAB XVI
KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 34
Dengan berlakunya Perat uran Pem erint ah ini, perat uran perundangundangan m engenai sungai yang t elah ada sepanj ang t idak bert ent angan
at aupun belum digant i dengan yang baru berdasarkan Perat uran Pem erint ah
ini dinyat akan t et ap berlaku.

BAB XVI I
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Perat uran Pem erint ah ini m ulai berlaku pada t anggal 3 Desem ber 1991.

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Perat uran
Pem erint ah ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 14 Juni 1991
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 14 Juni 1991
MENTERI / SEKRETARI S NEGARA
REPUBLI K I NDONESI A

MOERDI ONO

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI

I . UMUM
1.

Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan t elah
m engat ur landasan pokok dalam m enyelenggarakan pengat uran
m engenai air dan sum ber air.
Beberapa perat uran pelaksanaan dari undang- undang t ersebut t elah
dit et apkan yait u Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982 t ent ang
Tat a Pengat uran Air, Perat uran Pem erint ah Nom or 23 Tahun 1982
t ent ang I rigasi dan Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1991
t ent ang Rawa. Selain it u m asih diperlukan adanya perat uranperat uran perundang- undangan lainnya agar dapat m encakup seluruh
perm asalahan m engenai air ant ara lain m engenai sungai. Pengat uran
m asalah sungai sebagai sum ber air, diperlukan agar sungai dapat
dikelola dengan m ant ap sert a dapat digunakan secara opt im al bagi
kepent ingan m asyarakat secara t ert ib dan t erat ur.
Hal ini didasarkan pada pert im bangan bahwa air sem akin langka
sedangkan perm int aan akan pelayanan air sem akin m eningkat sebagai
akibat adanya perkem bangan penduduk dan t eknologi, dit am bah
dengan m enurunnya m ut u air besert a sum ber- sum bernya. Oleh

karena it u, perlu ada pengat uran yang m endukung usaha- usaha
pelest arian fungsi sungai sebagai sum ber air.
Dalam Pasal 10 Undang- undang Nom or 11 Tahun 19'74 dinyat akan
bahwa Pem erint ah m enet apkan t at a cara pem binaan dalam rangka
kegiat an pengairan m enurut bidangnya m asing- m asing sesuai dengan
fungsi dan peranannya.
Selanj ut nya di dalam Penj elasan Pasal 10 t ersebut di at as dit egaskan
bahwa yang dim aksud dengan bidangnya m asing- m asing sesuai
dengan fungsi dan peranannya ialah sepert i pem binaan sungai, irigasi,
air unt uk indust ri, air unt uk usaha perkot aan, air bersih unt uk m inum
dan keperluan rum ah t angga lainnya dan sebagainya. Hal ini berart i
perlu ada pengat uran yang bersifat m enyeluruh dalam pem binaan
sungai, yang m encakup perlindungan, pengem bangan, penggunaan
dan pengendaliannya.
2.

Unt uk m enj aga kelest arian dan kelangsungan fungsi sungai sebagai
sum ber air, m aka dalam rangka m elaksanakan penguasaan sungai,
perlu dit et apkan adanya garis sem padan di sepanj ang sungai.
Pada lahan yang dibat asi garis sem padan t ersebut dilakukan
pem bat asan- pem bat asan at as penggunaan lahan baik pada daerah
m anfaat m aupun daerah penguasaan sungai.

3.

Dalam rangka pelaksanaan penguasaan sungai, Ment eri diberi
wewenang dan t anggungj awab pem binaan sungai.
Selanj ut nya sesuai dengan Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun
1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air yang m erupakan landasan
kebij aksanaan unt uk m engat ur lebih lanj ut t at a cara pem binaan dalam
kegiat an pengairan, m aka dalam Perat uran Pem erint ah ini dit egaskan
bahwa pola pem binaan sungai dit et apkan berdasarkan pada kesat uan
wilayah sungai. Berdasarkan pola pem binaan t ersebut , m aka wilayah
I ndonesia dibagi dalam beberapa wilayah sungai yang akan dit et apkan
oleh Ment eri. Dengan dem ikian sungai- sungai di wilayah I ndonesia
akan t erbagi ke dalam wilayah- wilayah sungai dim aksud.
Wewenang dan t anggung j awab pem binaan sungai t ersebut dapat
dilim pahkan kepada Pem erint ah Daerah dalam rangka t ugas
pem bant uan at au badan usaha m ilik Negara yang dibent uk unt uk
m elakukan pem binaan dan pengusahaan sungai sesuai perat uran
perundang- undangan yang berlaku.

4.

Unt uk m encapai ket erpaduan yang m enyeluruh dalam perlindungan,
pengem bangan, penggunaan dan pengendalian sungai, bagi t iap
kesat uan wilayah sungai disusun perencana pem binaan sungai yang
dit et apkan oleh Ment eri.

5.

Pem bangunan di bidang sungai dapat dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut :
a.
Pem bangunan sungai, t erm asuk pendirian bangunan- bangunan
sungai sebagai pelengkapnya, dibedakan dalam 2 ( dua) j enis,

yait u yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an
um um dan yang dit uj ukan unt uk m em berikan m anfaat unt uk
sesuat u kepent ingan.
b.
Pelaksanaan dan pem biayaan pem bangunan sungai yang
dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um
diselenggarakan sendiri oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik
Negara, sedangkan yang dit uj ukan unt uk m em berikan m anfaat
unt uk sesuat u kepent ingan diselenggarakan oleh pihak- pihak,
yang berkepent ingan berupa badan hukum , badan sosial at au
perorangan berdasarkan ij in sert a syarat - syarat t ert ent u.
c.
Bagi kedua j enis kegiat an t ersebut , m asyarakat dapat diikut
sert akan, baik dalam bent uk pem biayaan m aupun dalam bent uk
lain.
Yang dim aksud unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um ialah
pada dasarnya t idak m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara
langsung. Sedangkan yang dim aksud dengan yang dit uj ukan unt uk
m em berikan m anfaat unt uk suat u kepent ingan, ialah yang
m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara langsung.
6.

Selain sungai m erupakan salah sat u sum berdaya air, j uga m em iliki
pot ensi yang lain yait u sebagai sum ber bahan galian khususnya bahan
galian berupa pasir dan bat u. Unt uk m endayagunakan dan m enj aga
kelangsungan fungsi sungai dan bangunan sungai, m aka kegiat ankegiat an eksploit asi dan pem eliharaan dilakukan dengan t et ap
m enj aga fungsi sungai dan bangunan sungai.

7.

Dalam rangka m enum buhkan peran sert a m asyarakat dalam
pem bangunan nasional, m aka m asyarakat diikut sert akan dalam
kegiat an pem bangunan, eksploit asi dan pem eliharaan sungai,
penanggulangan bahaya banj ir, m aupun pengam anan sungai,
sehingga dapat m erasa ikut m em iliki dan dengan dem ikian ikut
m erasa bert anggung j awab, m isalnya dengan m em ikul sebagian
t anggung j awab pem biayaan pem bangunan, eksploit asi dan
pem eliharaan.

I I . PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
I st ilah- ist ilah yang dirum uskan dalam pasal ini dim aksudkan agar supaya
t erdapat keseragam an pengert ian at as isi Perat uran Pem erint ah ini, sehingga
dapat m enghindarkan kesalahpaham an dalam penafsirannya.
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas

Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Tat a pengairan adalah susunan dan let ak sum ber- sum ber air dan/ at au
bangunan- bangunan pengairan m enurut ket ent uan- ket ent uan t eknik
pem binaan di suat u w ilayah pengairan t ert ent u. Daerah pengaliran
sungai adalah suat u kesat uan wilayah t at a air yang t erbent uk secara
alam iah dim ana air m eresap dan/ at au m engalir m elalui sungai dan
anak- anak sungai yang bersangkut an.
Angka 5
Yang dim aksud dengan palung sungai adalah cekungan yang
t erbent uk oleh aliran air secara alam iah, at au galian unt uk
m engalirkan sej um lah air t ert ent u.
Angka 6
Bangunan sungai dim aksud adalah m isalnya bendungan, bendung,
t anggul, pint u air, bangunan pem bagi banj ir, krib, bangunan pelindung
t ebing dan sebagainya.
Angka 7
Cukup
Angka 8
Cukup
Angka 9
Cukup
Angka 1 0
Cukup
Angka 11
Cukup

j elas
j elas
j elas
j elas
j elas

Pasal 2
Yang dim aksud dengan perlindungan sungai adalah upaya pengam anan
sungai t erhadap kerusakan- kerusakan yang disebabkan oleh t indakan
m anusia dan alam . Pengem bangan sungai adalah upaya yang dilakukan
unt uk m eningkat kan kem anfaat an fungsi sungai sebesar- besarnya t anpa
m erusak keseim bangan sungai dan lingkungannya.
Penggunaan sungai adalah upaya m em anfaat kan sungai.
Pengendalian sungai adalah upaya unt uk lebih m em ant apkan aliran sungai
sepanj ang t ahun, guna m em peroleh kem anfaat an sungai sebesar- besarnya,
dan m engurangi/ m eniadakan daya rusak air t erhadap sungai dan
lingkungannya.

Pasal 3

Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)
Cukup j elas

Pasal 4
Yang t erm asuk dalam daerah m anfaat sungai adalah m at a air, palung
sungai, dan daerah sem padan yang t elah dibebaskan.
Yang t erm asuk dalam daerah penguasaan sungai adalah dat aran banj ir,
daerah ret ensi, bant aran at au daerah sem padan yang t idak dibebaskan.
Pasal 5
Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)
Cukup j elas

Ayat

( 3)
Mengingat t ingkat kepadat an penggunaan lahan di daerah
perkot aan t erut am a yang t erlet ak di sepanj ang j alan sangat t inggi,
m aka penet apan garis sem padan sungai yang berada pada lokasi
t ersebut perlu dit et apkan lain dengan ket ent uan yang berlaku bagi
garis sem padan sungai pada um um nya.
Pasal 6
Ayat

( 1)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m endukung pelaksanaan
wewenang dan t anggung j awab penguasaan sungai yang
dilakukan oleh Ment eri.

Ayat

( 2)
Cukup j elas

Ayat

( 3)
Priorit as pem anfaat an lahan dit uj ukan unt uk m enggant i lahan
yang t erkena alur sungai baru.
Pasal 7

Ayat

( 1)
Sungai m em punyai fungsi yang luas ant ara lain yait u sebagai
penyedia air, prasarana t ransport asi, penyedia t enaga, penyedia
m at erial, sarana penyaliran ( drainase) , dan sarana rekreasi.

Ayat

( 2)
Cukup j elas

Pasal 8
Wewenang dan t anggung j awab pem binaan t ersebut m encakup segala
kegiat an pem binaan dalam rangka perlindungan, pengem bangan,
penggunaan, dan pengendalian sungai, ant ara lain m eliput i perencanaan,
perencanaan t eknis, pem bangunan, eksploit asi dan pem eliharaan,
pengusahaan, penanggulangan bahaya banj ir, pengam anan dan
pengawasan.
Unt uk m elaksanakan ket ent uan ini, Ment eri m enet apkan ant ara lain pola
pem binaan sungai yang didasarkan pada kesat uan wilayah sungai.

Pasal 9
Ayat

( 1)
Badan usaha m ilik Negara t esebut m em punyai t ugas pokok
m engem bangkan dan m engusahakan air dan/ at au sum ber air
unt uk digunakan bagi kesej aht eraan m asyarakat dengan
m enj aga kelest arian kem am puan lingkungan hidup. Badan
usaha m ilik Negara t ersebut berada di bawah pem binaan
Ment eri.

Ayat

( 2)
Cukup j elas
Pasal 10

Cukup j elas
Pasal 11
Ayat

( 1)
Rencana sebagai hasil perencanaan yang diat ur dalam Pasal ini
m enj adi bahan bagi penyusunan Rencana Pem binaan Sungai
Nasional yang dit et apkan oleh Ment eri. Selanj ut nya Rencana
Pem binaan Sungai Nasional t ersebut m erupakan bagian dari
Rencana Pengem bangan Sum ber- sum ber Air Nasional
sebagaim ana dim aksud dalam pasal 7 ayat ( 2) Perat uran
Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982.

Ayat

( 2)
Yang dim aksud dengan neraca air adalah keseim bangan ant ara
j um lah air yang t ersedia di sungai dengan penggunaannya.

Ayat

( 3)

Cukup j elas
Pasal 12
Ayat

( 1)
Yang dim aksud unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um
ialah pada dasarnya t idak m em berikan keunt ungan nilai
ekonom i secara langsung.

Ayat

( 2)
Pem bangunan bangunan sungai dalam ket ent uan ini dit uj ukan
unt uk m em berikan m anfaat unt uk suat u kepent ingan, yait u
yang m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara langsung.

Ayat

( 3)
Cukup j elas

Pasal 13
Ayat

( 1)
Yang dim aksud dengan eksploit asi sungai adalah usaha
pengat uran dan pengalokasian sum ber daya air dan sum ber
daya alam lainnya yang berada di sungai unt uk t uj uan
pendayagunaan secara opt im um . Pem eliharaan sungai, adalah
usaha- usaha yang dit uj ukan unt uk m enj am in kelest arian fungsi
sungai sebagai sum ber daya, sert a unt uk m enj am in kelest arian
fungsi bangunan sungai.
Perencanaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai ant ara lain
m eliput i kegiat an- kegiat an:
1.
invent arisasi kondisi sungai dan bangunan sungai.
2.
penyusunan urut an priorit as sungai dan bangunan sungai
yang m em erlukan pem eliharaan.
3.
penyusunan pedom an eksploit asi dan pem eliharaan
bangunan sungai.
Pelaksanaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai m eliput i
kegiat an- kegiat an:
1.
eksploit asi bangunan sungai t erm asuk sem ua inst rum en
yang m erupakan bagian dari sist em pengendalian banj ir.
2.
pem eliharaan fisik sungai dan bangunan sungai.
3.
pem eliharaan peralat an gawar banj ir.
4.
pem eliharaan kendaraan dan peralat an operasionil.
5.
pem eliharaan bangunan kant or dan fasilit as kerj a yang
bersangkut an dengan pelaksanaan kegiat an eksploit asi
dan pem eliharaan sungai.
6.
pem eliharaan alat - alat pem ant au sungai dan keam anan
bangunan sungai.
7.
pem asangan t anda bat as garis sem padan sungai.

Pengam at an dan evaluasi dalam kegiat an eksploit asi dan
pem eliharaan sungai ant ara lain m eliput i kegiat an- kegiat an:
1.
pem ant auan kuant it as dan kualit as air sungai.
2.
pem ant auan kapasit as palung sungai dan bangunan
sungai.
3.
peninj auan secara periodik t erhadap pedom an eksploit asi
dan pem eliharaan sungai.
4.
pem ant auan keam anan sungai dan bangunan sungai.
Ayat
Ayat

( 2)
Cukup j elas
( 3)
Cukup j elas

Pasal 14
Ayat
Ayat
Ayat

Ayat

Ayat
Ayat
Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)
Cukup j elas
( 3)
Cukup j elas
Pasal 15
( 1)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m enj aga keseim bangan t at a
air. Pem bangunan sebuah waduk dapat dit uj ukan unt uk
m em enuhi berbagai m acam kebut uhan ( waduk serbaguna) at au
hanya unt uk t uj uan- t uj uan t ert ent u m isalnya pengendalian
banj ir, pem bangkit t enaga list rik, irigasi, penyediaan air m inum
at au air indust ri.
( 2)
Cukup
( 3)
Cukup
( 4)
Cukup
( 5)
Cukup

j elas
j elas
j elas
j elas
Pasal 16

Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)

Cukup j elas
Ayat

( 3)
Yang dim aksud dengan gawar banj ir ( flood warning) adalah
peringat an dini akan adanya banj ir.

Ayat

( 4)
Pelaksanaan pengelolaan waduk sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ini dapat diserahkan kepada pihak lain.

Pasal 17
Ayat

( 1)
Cukup j elas

Ayat

( 2)
a.

b.

c.

Penet apan sabuk hij au dilakukan oleh Pej abat yang
berwenang berdasarkan pert im bangan sosial, ekonom is,
t eknis dan lingkungan.
Pem eriksaan dilakukan ant ara lain t erhadap longsoran,
runt uhan, rem besan, dan bocoran sert a m asalah lain
yang m engident ifikasikan adanya ket idakst abilan w aduk
at au bendungan,
Pengawasan dalam kait annya dengan pem anfaat an
waduk m isalnya pem asangan ram bu- ram bu peringat an
t ent ang t em pat yang berbahaya.

Ayat

( 3)
Cukup j elas

Ayat

( 4)
Pengat uran oleh Ment eri dim aksudkan unt uk m enj aga hal- hal
yang m em bahayakan waduk dan lingkungannya ant ara lain
dengan m enet apkan pedom an pengam anan waduk.

Pasal 18
Pasal ini m em berikan landasan kepada Pem erint ah unt uk m elakukan
pengat uran secara khusus dalam hal t erj adi bencana banj ir yang m em baw a
akibat kerugian hart a benda m aupun j iwa, m engingat penanggulangannya
akan m elibat kan beberapa inst ansi Pem erint ah.
Pasal 19
Ket ent uan ini sesuai dengan kedudukan Gubernur Kepala Daerah dalam
Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana.Nasional.

Pasal 20
Yang dim aksud dengan t indakan darurat dalam ket ent uan ini m isalnya,
pengosongan daerah perm ukim an, penghent ian lalu lint as, pengerahan
m asyarakat unt uk ikut m enanggulangi bahaya banj ir dan sebagainya.

Pasal 21
Dalam keadaan am an, bant aran sungai, daerah ret ensi, dat aran banj ir dan
waduk banj ir, m erupakan lahan yang dapat dim anfaat kan unt uk keperluan
t ert ent u, akan t et api penggunaannya perlu diat ur dengan m aksud agar
dicapai kem anfaat an yang set inggi- t ingginya t anpa m erusak fungsi sungai
dan bangunan sungai.
Hal- hal yang perlu diat ur m isalnya m engenai j enis t anam an yang boleh
dit anam dipilih yang t idak akan m engganggu fungsi bant aran dan/ at au
daerah sem padan yang bersangkut an dan larangan m enanam t anam an keras
dan sebagainya.

Pasal 22
Ayat

( 1)
Dalam pengendalian pengaliran sungai sebagaim ana t ercant um
pada huruf c ayat ini t erm asuk pula kegiat an eksploit asi dan
pem eliharaan bangunan sungai.

Ayat

( 2)
Pengat uran dengan Keput usan Presiden diperlukan m engingat
m asalah yang berkait an dengan pengelolaan daerah pengaliran
sungai m erupakan m asalah lint as sekt oral.

Ayat

( 3)
Cukup j elas

Pasal 23
Cukup j elas

Pasal 24
Yang dim aksud dengan m asyarakat dalam ket ent uan ini adalah m asyarakat
dalam art i luas, t idak hanya t erbat as kepada yang m em anfaat kan sungai
dan/ at au bangunan sungai saj a.

Yang dim aksud dengan ram bu- ram bu dan t anda- t anda pekerj aan dalam
ket ent uan ini, ant ara lain adalah:
Papan nam a sungai.
Papan nam a pelaksanaan pekerj aan persungaian.
Tanda at au papan pem berit ahuan t ent ang anj uran dan/ at au
larangan.
Ram bu- ram bu penunj uk arah navigasi.
Pat ok- pat ok bat as sem padan sungai.
Tanda duga m uka air.
Pasal 25
Yang dim aksud dengan m engubah aliran sungai ant ara lain
m em indahkan, m em perlebar, m em persem pit , m enut up aliran.

Pasal 26
Bangunan- bangunan yang dim aksud dalam ket ent uan ini ant ara lain pipa
gas, pipa m inyak, t alang air, j em bat an, kabel layang list rik at au t elepon,
j alan keret a api.
Pasal 27
Yang dim aksud diperkirakan at au pat ut diduga akan m enim bulkan
pencem aran at au m enurunkan kualit as air sebagaim ana t ercant um pada
pasal ini, adalah apabila kuant it as at au kualit as lim bah yang bersangkut an
m elewat i am bang bat as t ert ent u.
Bat as t ersebut dit et apkan oleh Pej abat yang berw enang at as dasar
pert im bangan- pert im bangan khusus t ent ang sifat hidrologis m asing- m asing
sungai yang bersangkut an sert a sit uasi penggunaan airnya.

Pasal 28
Sem ua pengam bilan dan penggunaan air sungai unt uk keperluan sepert i
t ersebut pada Pasal 19 ayat ( 2) Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982
harus m em peroleh izin Ment eri.
I zin penggunaan air sungai unt uk pem bangkit t enaga list rik sesuai dengan
ket ent uan pada Pasal 23 ayat ( 2) Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun
1982 t et ap diberikan oleh Ment eri. Di sam ping it u m engingat penggunaan air
sungai diperlukan unt uk m elayani berbagai kepent ingan/ kebut uhan, m aka
unt uk t ercapainya pem anfaat an yang sebesar- besarnya dan m erat a, dalam
rangka pem berian izin, Pej abat yang berw enang harus selalu m em perhat ikan
urut an priorit as pem anfaat an air sebagaim ana t ercant um pada penj elasan
Pasal 8 Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974.

Pasal 29
Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)
Cukup j elas
Pasal 30

Ayat

( 1)
Dalam hal wewenang dan t anggung j awab pem binaan sungai
yang dit ugas pem bant uankan kepada Pem erint ah Daerah, m aka
ket ent uan dalam ayat ini diart ikan bahwa sum ber biaya t et ap
berasal dari Pem erint ah Pusat yang disalurkan kepada
Pem erint ah Daerah.
Nam un dalam hal ini t idak berart i m elarang Pem erint ah Daerah
unt uk m enyediakan dana bagi biaya pem bangunan bangunan
sungai yang dianggap perlu.

Ayat

( 2)
Usaha- usaha yang t ert ent u yang dim aksud dalam ayat ini ialah
usaha yang m anfaat nya t erbat as bagi kelom pok m asyarakat
yang berkepent ingan.

Ayat

( 3)
Ket ent uan ini berpedom an pada Pasal 14 ayat ( 2) Undangundang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan.

Pasal 31
Ayat
Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)
Cukup j elas
( 3)
Cukup j elas
Pasal 32

Ayat
Ayat
Ayat

( 1)
Cukup j elas
( 2)
Cukup j elas
( 3)
Cukup j elas
Pasal 33

Cukup j elas

Pasal 34
Cukup j elas

Pasal 35
Diberlakukannya Perat uran Pem erint ah ini m ulai t anggal 3 Desem ber 1991,
dim aksudkan unt uk m em berikan. kesem pat an kepada aparat Pem erint ah
m em berikan penyuluhan kepada m asyarakat unt uk m enget ahuinya.

______________________________________