Peraturan Perundangan PP NO 34 TH 1991

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 4 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
TATA CARA PERMINTAAN PATEN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan sist em pat en sebagaimana
diat ur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 t ent ang Pat en
diperlukan ket ent uan mengenai t at a cara permint aan pat en yang
sederhana t et api dapat secara ef ekt if mewuj udkan sist em pat en
t ersebut ;
b. bahwa sehubungan dengan maksud t ersebut pada huruf a,
dipandang perlu menet apkan ket ent uan mengenai t at a cara
permint aan pat en dalam Perat uran Pemerint ah;

Mengingat


: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 t ent ang Pat en (Lembaran
Negara Tahun 1989 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3398);
MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA
PERMINTAAN PATEN.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2

-

BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Undang-undang Pat en adalah Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989
t ent ang Pat en.
2. Deskripsi at au uraian penemuan adalah penj elasan t ert ulis
mengenai cara melaksanakan suat u penemuan sehingga dapat
dimengert i oleh seseorang yang ahli di bidang penemuan t ersebut .
3. Klaim adalah uraian t ert ulis mengenai int i penemuan at au
bagian-bagian t ert ent u dari suat u penemuan yang dimint akan
perlindungan hukum dalam bent uk pat en.
4. Gambar adalah gambar t eknik suat u penemuan yang memuat
t anda-t anda, simbol, huruf , angka, bagan, at au diagram yang
menj elaskan bagian-bagian dari penemuan.
5. Abst raksi adalah uraian singkat mengenai suat u penemuan yang
merupakan ringkasan dari pokok-pokok penj elasan deskripsi, klaim
at aupun gambar.
6. Ment eri adalah Ment eri yang lingkup t ugas dan t anggungj awabnya
meliput i pembinaan pat en.
7. Kant or Pat en adalah unit organisasi di lingkungan depart emen

pemerint ahan yang melaksanakan t ugas dan kewenangan di bidang
pat en.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

BAB II
PERMINTAAN PATEN
Bagian Pert ama
Cara Pengaj uan Permint aan Pat en
Pasal 2
1)

Permint aan pat en diaj ukan kepada Kant or Pat en secara t ert ulis

dalam bahasa Indonesia dan disert ai pembayaran biaya
permint aan pat en yang besarnya dan t at a cara pembayarannya
dit et apkan oleh Ment eri.

(2)

Kecuali sebagaimana diat ur secara khusus dalam Pasal 28
Undang-undang Pat en, permint aan pat en dapat diaj ukan sendiri
oleh penemu at au orang yang berhak at as penemuan at au
melalui Konsult an Pat en selaku kuasa.

(3)

Dalam hal permint aan pat en diaj ukan oleh kuasa, maka hal
t ersebut waj ib dilengkapi dengan surat kuasa.

(4)

Apabila permint aan pat en diaj ukan oleh orang yang bukan
penemu, permint aan t ersebut harus disert ai pernyat aan yang

dilengkapi bukt i yang cukup bahwa ia berhak at as penemuan
yang bersangkut an.

(5)

Dokumen permint aan pat en dapat disampaikan secara langsung
di Kant or Pat en at au dikirim melalui j asa pos.
Pasal 3

(1)

Permint aan pat en unt uk sat u penemuan yang diaj ukan oleh
penemu yang j uga bert indak unt uk dan at as nama penemu

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4


-

lainnya, waj ib dilengkapi dengan pernyat aan t ert ulis yang
berisikan perset uj uan penemu lainnya t erhadap pengaj uan
permint aan pat en t ersebut ;
(2)

Permint aan pat en unt uk sat u penemuan yang diaj ukan melalui
kuasa unt uk dan at as nama penemu at au para penemu, waj ib
dilengkapi dengan surat kuasa dari penemu at au para penemu
yang bersangkut an.

(3)

Permint aan pat en unt uk sat u penemuan yang diaj ukan oleh orang
yang berhak at as penemuan yang j uga bert indak unt uk dan at as
nama orang lain yang j uga berhak at as penemuan, waj ib
dilengkapi dengan bukt i t ert ulis bahwa mereka secara
bersama-sama berhak at as penemuan dan pernyat aan t ert ulis

yang berisikan perset uj uan t erhadap pengaj uan permint aan
pat en dari orang lainnya yang j uga berhak.

(4)

Permint aan pat en unt uk sat u penemuan yang diaj ukan melalui
kuasa unt uk dan at as nama sat u orang at au lebih yang berhak
at as penemuan, waj ib dilengkapi surat kuasa dari orang at au
orang-orang yang berhak at as penemuan dan bukt i t ert ulis bahwa
mereka secara bersama-sama berhak at as penemuan t ersebut .

(5)

Ket ent uan mengenai kelengkapan persyarat an sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ini j uga berlaku dalam hal salah sat u at au
lebih penemu at au orang yang menerima hak dari penemu
t ersebut t elah meninggal dunia dan haknya dilaksanakan oleh
ahli warisnya.

PRESIDEN

REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-

Bagian Kedua
Surat Permint aan Unt uk Mendapat kan Pat en
Pasal 4
Permint aan pat en t erdiri dari:
a. surat permint aan unt uk mendapat kan pat en;
b. deskripsi t ent ang penemuan;
c. sat u at au lebih klaim yang t erkandung dalam penemuan;
d. sat u at au lebih gambar yang disebut
diperlukan unt uk memperj elas;

dalam


deskripsi

yang

e. abst raksi t ent ang penemuan.
Pasal 5
Surat permint aan unt uk mendapat kan pat en sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf a dit andat angani oleh orang yang mengaj ukan
permint aan pat en dan diaj ukan dengan menggunakan bent uk yang
cont ohnya dit ent ukan oleh Ment eri sert a memuat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

t anggal, bulan dan t ahun surat permint aan;
nama lengkap dan alamat j elas orang yang mengaj ukan
permint aan pat en;

nama lengkap dan kewarganegaraan penemu;
nama lengkap dan alamat kuasa apabila permint aan pat en
diaj ukan melalui Konsult an Pat en;
j udul penemuan;
j enis pat en yang dimint a.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

Bagian Ket iga
Penerimaan Dokumen Permint aan Pat en
Pasal 6
(1)


Kant or Pat en memberikan t anda penerimaan dokumen
permint aan pat en yang berisikan nomor, t anggal dan wakt u
penerimaan sert a mencat at nya dalam buku khusus yang
disediakan unt uk it u.

(2)

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai cara penerimaan dokumen
permint aan pat en diat ur oleh Ment eri.
Bagian Keempat
Pemecahan Permint aan Pat en
Pasal 7

Dengan memperhat ikan ket ent uan bahwa sat u permint aan pat en
hanya dapat diaj ukan unt uk sat u penemuan, maka:
a. permint aan pat en yang t elah diaj ukan dapat dipecah menj adi dua
permint aan at au lebih apabila diket ahui bahwa permint aan pat en
t ersebut mencakup dua at au lebih penemuan;
b. masing-masing permint aan pat en hasil pemecahan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dapat diaj ukan sebagai permint aan t erpisah,
dan t erhadap permint aan pat en t ersebut dapat diberikan t anggal
penerimaan permint aan pat en yang sama dengan t anggal penerimaan
permint aan pat en semula.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Pasal 8
(1)

Pemecahan permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, diaj ukan secara t ert ulis kepada Kant or Pat en.

(2)

Permint aan pemecahan permint aan pat en sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dit olak apabila t erhadap permint aan pat en
t ersebut t elah selesai dilakukan pemeriksaan subst ant if .

(3)

Dalam
hal
permint aan
pemecahan
permint aan
pat en
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diset uj ui, maka pengaj uan
dokumen permint aan pat en hasil, pemecahan t ersebut harus
t elah dit erima oleh Kant or Pat en selambat -lambat nya 3 (t iga)
bulan t erhit ung sej ak t anggal
diset uj uinya permint aan
pemecahan.

(4)

Bat as wakt u sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) j uga berlaku
unt uk pemenuhan biaya-biaya yang berkait an dengan pemecahan
permint aan pat en.
Pasal 9

(1)

Dalam hal Kant or Pat en menyet uj uinya, masing-masing
permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
dapat pula diaj ukan dengan menggunakan hak priorit as, apabila
permint aan semula sebelum dipecah t elah diaj ukan dengan hak
priorit as.

(2)

Beberapa dokumen t ert ent u dalam permint aan pat en yang
semula t elah diaj ukan dengan hak priorit as dan t elah dit erima
oleh Kant or Pat en dapat dianggap sebagai kelengkapan dokumen
bagi permint aan pat en yang dipecah t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 10
(1)

Pemecahan permint aan pat en dapat pula dilakukan at as saran
t ert ulis Kant or Pat en.

(2)

Apabila saran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diset uj ui,
maka penyerahan dokumen t ert ent u yang diperlukan sebagai
akibat dari pemecahan permint aan pat en dilakukan selambat
lambat nya 3 (t iga) bulan t erhit ung sej ak t anggal penyampaian
saran t ert ulis oleh Kant or Pat en.

(3)

Bat as wakt u sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) j uga berlaku
unt uk pemenuhan biaya-biaya yang berkait an dengan pemecahan
permint aan pat en.
Bagian Kelima
Perubahan Permint aan Pat en
Pasal 11

Perubahan permint aan pat en dari permint aan pat en biasa menj adi
pat en sederhana at au sebaliknya, dimungkinkan dengan ket ent uan:

a. mengaj ukan permint aan t ert ulis kepada Kant or Pat en;
b. membayar biaya yang besarnya dan t at a cara pembayarannya
dit ent ukan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Pasal 12
Permint aan perubahan permint aan pat en sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dit olak apabila t erhadap permint aan pat en yang t elah
diaj ukan it u t elah selesai dilakukan pemeriksaan subst ant if .
Pasal 13
(1)

Dalam hal permint aan perubahan permint aan pat en sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 diset uj ui, maka permint aan pat en
t ersebut diaj ukan dengan dilengkapi dokumen yang diperlukan.

(2)

Permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dengan memperhat ikan persyarat an yang dit ent ukan
dalam Perat uran Pemerint ah ini.
Pasal 14

(1)

Dalam hal dilakukan permint aan perubahan permint aan pat en
dari pat en sederhana menj adi pat en biasa, Kant or Pat en waj ib
mengumumkan permint aan pat en t ersebut apabila t elah dipenuhi
persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

(2)

Pelaksanaan pengumuman permint aan pat en sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai dengan ket ent uan yang
diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini.
BAB III
DOKUMEN PERMINTAAN PATEN
Bagian Pert ama

Persyarat an Mengenai Penyampaian dan Penulisan Dokumen

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Pasal 15
Kecuali dit ent ukan lain, penyampaian deskripsi, klaim, gambar dan
abst raksi sert a dokumen-dokumen permint aan pat en lainnya dibuat
dan diaj ukan dalam rangkap t iga.
Pasal 16
Bent uk dan cara penulisan dokumen permint aan pat en diat ur lebih
lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 17
Dengan t et ap memperhat ikan ket ent uan Pasal 2 ayat (1), dalam hal
asli dokumen permint aan pat en t ert ulis dalam bahasa asing selain
bahasa Inggris, Kant or Pat en dapat mint a agar dokumen t ersebut
dit erj emahkan pula dalam bahasa lnggris.
Pasal 18
(1)

Dalam hal deskripsi mengenai suat u penemuan menyangkut j asad
renik t ert ent u, sedang j asad renik it u belum mungkin
diungkapkan at au t ersedia bagi masyarakat pada saat pengaj uan
permint aan pat en, maka deskripsi sepert i it u t et ap dapat
dit erima apabila deskripsi t ersebut mengungkapkan secara
lengkap dan j elas cara penggunaan j asad renik dan sej auh
dipenuhi syarat -syarat :
a. cont oh j asad renik t ersebut t elah disampaikan unt uk disimpan
pada lembaga penyimpanan j asad renik yang diakui oleh
Kant or Pat en sebelum permint aan pat en diaj ukan at au
sebelum t anggal penerimaan permint aan pat en diberikan;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

b. permint aan pat en yang diaj ukan t ersebut mencant umkan
penj elasan secukupnya mengenai ciri-ciri at au karakt erist ik
j asad renik yang bersangkut an;
c. nama j asad renik, t anggal penyerahannya unt uk disimpan,
nama lembaga penyimpanan dan nomor penyimpanan j asad
renik t ersebut dicant umkan pada deskripsi dalam permint aan
pat en yang bersangkut an.
(2) Apabila ket erangan mengenai hal-hal sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf c t idak dicant umkan dalam deskripsi, maka
ket erangan t ersebut waj ib disampaikan kepada Kant or Pat en
selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sej ak t anggal dit erimanya
dokumen permint aan pat en.
(3) Penyampaian ket erangan mengenai j asad renik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dianggap sebagai perset uj uan t anpa
syarat dari orang yang mengaj ukan permint aan pat en kepada
set iap orang yang pada saat at au set elah pengumuman
permint aan pat en, mengaj ukan permint aan t ert ulis kepada
Kant or Pat en unt uk memperoleh cont oh j asad renik yang
disimpan t ersebut .
Pasal 19
Lembaga at au lembaga-lembaga penyimpanan cont oh j asad renik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a adalah
lembaga-lembaga yang diakui menurut Perset uj uan Budapest Tahun
1980 (Budapest Treat y on t he Int ernat ional Recognit ion of t he Deposit
of Microorganisms).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

Pasal 20
(1)

Pemberian cont oh j asad renik kepada orang yang memerlukan
hanya dapat dilakukan dengan perset uj uan t ert ulis dari Kant or
Pat en yang mengij inkan dikeluarkannya cont oh t ersebut dari
lembaga t empat penyimpanannya.

(2) Permint aan unt uk mendapat kan surat perset uj uan Kant or Pat en
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaj ukan secara t ert ulis
kepada Kant or Pat en dengan dilengkapi pernyat aan :
a. t idak akan memindah-t angankan cont oh j asad renik t ersebut
kepada orang lain sampai dengan permint aan pat en t ersebut
dit arik kembali at au dit olak at au sampai dengan berakhirnya
j angka wakt u pat en apabila pat en t elah diberikan;
b. hanya semat a-mat a digunakan unt uk keperluan percobaan saj a
sampai dengan permint aan pat en t ersebut dit arik kembali,
at au dianggap dit arik kembali permint aan cont oh j asad renik
diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 21
Dalam hal permint aan unt uk mendapat kan cont oh j asad renik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diset uj ui oleh Kant or Pat en,
maka perset uj uan t ersebut harus segera diberit ahukan kepada orang
yang mengaj ukan permint aan pat en yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Bagian Kedua
Deskripsi
Pasal 22
Deskripsi at au uraian penemuan memuat j udul penemuan sesuai
dengan j udul yang dicant umkan dalam surat permint aan unt uk
mendapat kan pat en, dan :

a.

menegaskan bidang t eknik yang berkait an dengan penemuan;

b.

menj elaskan lat ar belakang t eknis dari penemuan, sej auh yang
diket ahui oleh orang yang mengaj ukan permint aan, yang
diperlukan unt uk pemahaman, penelusuran dan pemeriksaan
penemuan, dan apabila mungkin menyebut kan pula dokumen
yang menj adi acuan lat ar belakang t eknis t ersebut ;

c.

menj elaskan keunggulan dan manf aat t eknis penemuan, bila ada,
dibandingkan dengan penemuan t eknologi di bidang yang sama
yang t elah ada sebelumnya;

d.

menj elaskan secara singkat mengenai hal-hal yang berkait an
dengan gambar yang disert akan;

e.

menj elaskan sedikit nya sat u cara pelaksanaan penemuan dengan
disert ai cont oh dan bila perlu dengan mengacu pada
gambar-gambar yang disert akan;

f.

menj elaskan mengenai cara penerapan penemuan t ersebut
dalam indust ri, at au cara pemakaiannya, apabila karena sif at nya
penemuan t ersebut sulit dij elaskan secara deskript if .
Pasal 23

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

Ket ent uan mengenai urut an penyaj ian deskripsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 waj ib diikut i, kecuali apabila susunan dalam
bent uk lain akan lebih baik dan lebih mampu menj elaskan penemuan
yang dimint akan pat en.
Bagian Ket iga
Klaim
Pasal 24
(1)

Permint aan unt uk mendapat kan pat en dapat diaj ukan dengan
mencant umkan lebih dari sat u klaim.

(2)

Apabila diaj ukan lebih dari sat u klaim, masing-masing diberi
nomor secara berurut an.

(3)

Penj elasan mengenai int i penemuan dalam klaim dit ulis dengan
bahasa dan ist ilah yang lazim digunakan dalam penguraian di
bidang t eknologi.
Pasal 25

(1)

Klaim dit uliskan dalam dua bagian yang t erdiri dari:
a. bagian pert ama, t erdiri dari pernyat aan yang menunj ukkan
bidang t eknik dari penemuan sebelumnya;
b. bagian kedua, t erdiri dari pernyat aan t eknis mengenai
penemuan yang dimint akan perlindungan pat en dan merupakan
peningkat an at as penemuan-penemuan yang t elah ada
sebelumnya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

(2) Dalam hal klaim t idak dit ulis dalam dua bagian maka klaim hanya
berisikan pernyat aan t unggal yang memuat penj elasan mengenai
int i penemuan.
Pasal 26
(1)

Kecuali apabila dianggap perlu, klaim t idak boleh memuat
kalimat yang bersif at at au berupa acuan t erhadap deskripsi at au
gambar yang disert akan.

(2)

Klaim t idak boleh berisi gambar at au graf ik t et api dapat memuat
t abel dan/ at au rumus kimia at au rumus mat emat ika.

(3)

Jika permint aan pat en disert ai dengan gambar maka dalam klaim
dapat dit ambahkan t anda-t anda yang mengacu pada gambar yang
dit uliskan secara seragam diant ara t anda kurung.
Pasal 27

Permint aan pat en yang t erdiri dari dua klaim at au lebih t et api saling
berkait an dianggap sebagai sat u kesat uan penemuan:
a.

klaim mandiri t ent ang produk, kl aim mandiri t ent ang proses yang
digunakan unt uk pembuat an produk, dan klaim mandiri unt uk
pemakaian produk t ersebut ; at au

b.

klaim mandiri t ent ang proses dan klaim mandiri t ent ang alat at au
mesin unt uk menj alankan proses t ersebut ; at au

c.

klaim mandiri t ent ang produk, kl aim mandiri t ent ang proses yang
digunakan unt uk pembuat an produk dan klaim mandiri t ent ang
alat at au mesin unt uk menj alankan proses t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

Pasal 28
(1)

Apabila dalam sat u permint aan pat en diaj ukan lebih dari 10
(sepuluh) klaim, maka t erhadap kelebihan klaim t ersebut
dikenakan biaya t ambahan yang besarnya dit et apkan oleh
Ment eri.

(2)

Pembayaran biaya t ambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan selambat lambat nya pada saat diaj ukannya
permint aan pemeriksaan subst ant if .

(3)

Apabila t ambahan biaya t idak dibayarkan dalam j angka wakt u
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) maka kelebihan j umlah
klaim dianggap dit arik kembali.
Bagian Keempat
Gambar
Pasal 29

(1)

Apabila diperlukan unt uk memperj elas deskripsi mengenai
penemuan, pemint aan pat en dapat dilengkapi dengan gambar.

(2)

Dalam hal permint aan pat en t idak dilengkapi dengan gambar
sedangkan Kant or Pat en memandang hal it u perlu unt uk
memperj elas deskripsi maka Kant or Pat en dapat mint a kepada
orang yang mengaj ukan permint aan pat en unt uk melengkapinya.
Pasal 30

(1)

Yang boleh dicant umkan dalam gambar hanya t anda yang berupa
huruf at au angka, dan t idak dibenarkan dalam bent uk t ulisan,
kecuali bila t ulisan it u sangat diperlukan sebagai bagian dari
gambar yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

17

-

Bagan dan diagram dianggap sebagai gambar.
Bagian Kelima
Abst raksi
Pasal 31

(1)

Abst raksi mengenai penemuan dit ulis t idak lebih dari 200 (dua
rat us) kat a, dimulai dengan j udul penemuan sesuai dengan j udul
penemuan yang dicant umkan dalam surat permint aan unt uk
mendapat kan pat en.

(2) Abst raksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat :
a. ringkasan dari klaim dan deskripsi
t ermasuk gambar, j ika ada;

mengenai

penemuan

b. rumus kimia at au mat emat ika yang benar-benar diperlukan
unt uk menj elaskan penemuan.
Pasal 32
(1)

Abst raksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 berisikan
pernyat aan yang menunj ukkan lingkup bidang t eknis penemuan
dan secara j elas menggambarkan int i penemuan sert a
kegunaannya.

(2)

Abst raksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak boleh
memuat peryat aan yang bersif at spekulat if at au pernyat aan yang
menunj ukkan penilaian lebih baik at au lebih berharga dari
penemuan sebelumnya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

Pasal 33
Jika abst raksi mengenai penemuan menunj uk gambar yang disert akan
dalam dokumen permint aan pat en, maka dalam surat permint aan
unt uk mendapat kan pat en dinyat akan pula permint aan kepada Kant or
Pat en agar menyert akan gambar t ersebut pada saat permint aan pat en
diumumkan.
BAB IV
PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF
Pasal 34
(1)

Kant or Pat en melakukan:
a. pemeriksaan kelengkapan persyarat an
meliput i dokumen permint aan pat en, dan

administ rat if

yang

b. pengklasif ikasian dalam j enis permint aan pat en dan bidang
penemuan.
(2) Terhit ung sej ak t anggal penerimaan dokumen permint aan pat en,
Kant or Pat en memperlakukan dokumen t ersebut sebagai
dokumen rahasia.
Pasal 35
(1)

Dalam hal t erdapat kekurangan yang menyangkut kelengkapan
dokumen permint aan pat en, maka selambat -lambat nya dalam
wakt u 14 (empat belas) hari sej ak t anggal dit erimanya dokumen
permint aan pat en, Kant or Pat en memberit ahukan adanya
kekurangan it u secara t ert ulis, j elas dan t erinci kepada penemu
at au yang mengaj ukan permint aan pat en agar kekurangan
t ersebut dipenuhi.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

(2)

Dalam hal pemberit ahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
disampaikan kepada orang yang mengaj ukan permint aan pat en
selaku kuasa, maka t embusan surat pemberit ahuan t ersebut
disampaikan pula kepada penemu.

(3)

Kelengkapan dokumen permint aan pat en sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) harus disampaikan kepada Kant or Pat en selambat
lambat nya 3 (t iga) bulan t erhit ung sej ak t anggal pemberit ahuan
oleh Kant or Pat en.

(4)

Bat as wakt u sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat
diperpanj ang unt uk paling lama 3 (t iga) bulan at as perset uj uan
Kant or Pat en dalam hal t erdapat alasan yang meyakinkan Kant or
Pat en bahwa pemenuhan kelengkapan t ersebut secara t eknis
sulit dipenuhi dalam j angka wakt u t ersebut .
Pasal 36

(1)

Apabila kekurangan kelengkapan persyarat an sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) t idak dipenuhi dalam j angka
wakt u sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) dan ayat
(4) maka permint aan pat en t ersebut dianggap dit arik kembali.

(2)

Kant or Pat en memberit ahukan secara t ert ulis mengenai
anggapan penarikan kembali permint aan pat en sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) kepada orang yang mengaj ukan
permint aan pat en.
Pasal 37

(1)

Dalam hal t erdapat kekurangan yang menyangkut pemenuhan
persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, maka Kant or
Pat en memberit ahukan kepada orang yang mengaj ukan
permint aan pat en agar kekurangan t ersebut dipenuhi at au

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

diperbaiki dalam j angka wakt u set idaknya sebelum diaj ukannya
permint aan pemeriksaan subst ant if .
(2)

Kekurangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak menunda
diberikannya t anggal penerimaan permint aan pat en.
Pasal 38

Dalam hal Kant or Pat en t elah menyampaikan pemberit ahuan mengenai
kekurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) maka
t anggal penerimaan penerimaan pat en adalah t anggal dit erimanya
pemenuhan t erakhir kelengkapan permint aan pat en t ersebut oleh
Kant or Pat en.
Pasal 39
Dalam hal Kant or Pat en t idak menyampaikan pemberit ahuan mengenai
adanya kekurangan dalam j angka wakt u sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (1) maka permint aan pat en t ersebut dianggap t elah
memenuhi persyarat an kelengkapan dokumen permint aan pat en.
Pasal 40
Dalam hal permint aan pat en t elah memenuhi persyarat an
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 dan pembayaran
biaya permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
t elah. dipenuhi, Kant or Pat en waj ib memberikan bukt i t ert ulis yang
berisikan :
a. t anggal penerimaan permint aan pat en;
b. j enis permint aan pat en;
c. nama dan alamat orang yang mengaj ukan permint aan pat en;
d. nama dan kewarganegaraan penemu;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

e. j udul penemuan;
f . nama dan alamat lengkap Konsult an Pat en, apabila permint aan
pat en diaj ukan melalui Konsult an Pat en.
BAB V
PENARIKAN KEMBALI PERMINTAAN PATEN
Pasal 41
(1)

Permint aan pat en dapat dit arik kembali dengan mengaj ukan
surat permint aan unt uk it u ke Kant or Pat en yang dit andat angani
oleh orang yang mengaj ukan permint aan pat en at au penemu
at au orang yang berhak at as penemuan.

(2)

Permint aan penarikan kembali permint aan pat en yang diaj ukan
oleh Konsult an Pat en, waj ib dilengkapi dengan surat kuasa unt uk
it u dari penemu at au orang yang berhak at as penemuan.

(3)

Apabila permint aan pat en dit arik kembali maka biaya permint aan
pat en dan segala biaya lainnya yang t elah dibayarkan kepada
Kant or Pat en, t idak dapat dimint a kembali.
BAB VI
PERMINTAAN PATEN DENGAN HAK PRIORITAS
Pasal 42

(1)

Dalam hal permint aan pat en diaj ukan dengan hak priorit as,
selain pemenuhan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4, permint aan pat en waj ib dilengkapi salinan surat permint aan
unt uk mendapat kan pat en yang diaj ukan pert ama kali di negara
lain.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

22

-

Salinan surat permint aan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah salinan yang disahkan oleh pihak yang berwenang di
negara yang menerima permint aan pat en unt uk pert ama kali.
Pasal 43

(1)

Dalam hal salinan yang disahkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (2) t idak akan dapat dipenuhi dalam j angka wakt u
sebagaimana dit ent ukan dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-undang
Pat en, maka permint aan pat en dapat dilakukan dengan
menyampaikan bukt i salinan surat permint aan pat en yang
pert ama kali disert ai bukt i permint aan pengesahan at as salinan
t ersebut .

(2)

Penyampaian kelengkapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dianggap sebagai pemenuhan ket ent uan Pasal 29 ayat (2)
Undang-undang Pat en.
Pasal 44

(1)

Selain pemenuhan persyarat an sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, surat permint aan unt uk mendapat kan pat en memuat
pula:
a. pernyat aan bahwa permint aan pat en t ersebut diaj ukan dengan
menggunakan hak priorit as;
b. t anggal penerimaan permint aan pat en yang pert ama kali di
negara lain yang menj adi dasar permint aan dengan hak
priorit as t ersebut ;
c. nama negara-negara selain Indonesia dimana permint aan
pat en t ersebut diaj ukan.

(2) Pernyat aan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula
dilakukan secara t erpisah dengan ket ent uan bahwa pengaj uan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

hal it u dilakukan selambat lambat nya 4 (empat ) bulan set elah
t anggal penerimaan surat permint aan pat en oleh Kant or Pat en.
Pasal 45
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai permint aan pat en dengan hak
priorit as diat ur oleh Ment eri.
BAB VII
PENGUMUMAN
Pasal 46
(1)

Dengan memperhat ikan ket ent uan Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49
dan Pasal 50 Undang-undang Pat en, Kant or Pat en mengumumkan
permint aan
pat en
selama
6
(enam)
bulan
dengan
mencant umkannya pada papan pengumuman di Kant or Pat en dan
pemuat annya dalam Berit a Resmi Pat en.

(2)

Selama berlangsungnya pengumuman, masyarakat dapat melihat
dokumen permint aan pat en dan dapat mengaj ukan permint aan
t ert ulis kepada Kant or Pat en unt uk memperoleh salinan dokumen
permint aan pat en yang bersangkut an dengan membayar biaya
yang besarnya dit et apkan oleh Ment eri.

(3)

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai bent uk dan isi pengumuman
diat ur oleh Ment eri.
Pasal 47

Dalam rangka pemberian kesempat an kepada masyarakat unt uk dapat
melihat dokumen pat en, Kant or Pat en menyediakan t empat khusus
unt uk it u dan mengij inkan masyarakat unt uk memeriksa:

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

a.

surat permint aan unt uk mendapat kan pat en;

b.

klaim;

c.

deskripsi;

d.

gambar;

e.

abst raksi.
Pasal 48

(1) Selama j angka wakt u pengumuman, set iap orang dapat
mengaj ukan pandangan at au keberat an t erhadap permint aan
pat en yang sedang diumumkan dengan ket ent uan bahwa
pandangan at au keberat annya it u diaj ukan secara t ert ulis dalam
bahasa Indonesia disert ai dengan alasan, penj elasan dan bukt i
at au f akt a yang mendukungnya.
(2) Kant or Pat en dapat mint a agar dokumen yang dit ulis dalam bahasa
asing yang disert akan dalam pandangan at au keberat an t ersebut
dit erj emahkan dalam bahasa Indonesia.
Pasal 49
Kant or Pat en segera menyampaikan salinan surat yang berisi
pandangan at au keberat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat
(1) kepada orang yang mengaj ukan permint aan pat en at au penemu
at au orang yang berhak at as penemuan dan memberi kesempat an
unt uk mengaj ukan sanggahan at au penj elasan secara t ert ulis t erhadap
pandangan at au keberat an it u kepada Kant or Pat en.
Pasal 50
(1)

Dengan perset uj uan Ment eri, Kant or Pat en dapat menet apkan
unt uk t idak mengumumkan permint aan pat en apabila menurut

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

pert imbangannya penemuan t ersebut dan pengumumannya
diperkirakan akan dapat mengganggu at au bert ent angan dengan
kepent ingan pert ahanan keamanan negara.
(2)

Ket et apan unt uk t idak mengumumkan permint aan pat en
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberit ahukan oleh Kant or
Pat en secara t ert ulis kepada orang yang mengaj ukan permint aan
pat en dengan menj elaskan alasan-alasannya dan j ika dipandang
perlu disert ai larangan mengenai hal-hal yang t idak boleh
dilakukannya t erhadap penemuan yang bersangkut an.

(3)

Tembusan surat pemberit ahuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) disampaikan kepada penemu at au orang yang berhak
at as penemuan apabila permint aan pat en diaj ukan melalui
Konsult an Pat en selaku kuasa.
Pasal 51

(1)

Selama penet apan t idak mengumumkan permint aan pat en
t ersebut masih berlaku, orang yang mengaj ukan permint aan
pat en at au penemu at au orang yang berhak at as penemuan
dilarang menyebarluaskan hal- hal yang berkait an dengan
penemuan t ersebut .

(2)

Dilarang pula bagi set iap orang unt uk membuat at au membant u
membuat at au melakukan t indakan-t indakan sedemikian rupa
sehingga penemuan t ersebut dapat dibuat di luar negeri.

(3)

Terhadap kegiat an yang bert ent angan dengan ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diberlakukan
ket ent uan Pasal 128 Undang-undang Pat en.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

BAB III
PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
Pasal 52
(1)

Set elah berakhirnya j angka wakt u pengumuman t et api t idak
melebihi 36 (t iga puluh enam) bulan sej ak t anggal penerimaan
permint aan pat en, permint aan pemeriksaan subst ant if dapat
diaj ukan oleh orang yang mengaj ukan permint aan pat en kepada
Kant or pat en.

(2)

Permint aan pemeriksaan subst ant if sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diaj ukan dengan disert ai pembayaran biaya yang
besarnya dan t at a cara pembayarannya dit et apkan oleh Ment eri.

(3)

Pengaj uan permint aan pemeriksaan subst ant if dilakukan secara
t ert ulis dengan menggunakan bent uk yang cont ohnya dit et apkan
Ment eri.
Pasal 53

Pemeriksaan subst ant if dilakukan dengan t uj uan unt uk menent ukan
apakah penemuan yang dimint akan pat en dapat diberi pat en at au
t idak dapat diberi pat en.
Pasal 54
Dalam hal pemeriksaan subst ant if dimint akan at as penemuan yang
dimint akan pat en dengan hak priorit as, Kant or Pat en dapat pula mint a
penj elasan dan dokumen yang diperlukan mengenai keput usan at as
permint aan pat en yang t elah diaj ukannya t erlebih dahulu di negara
lain.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

Pasal 55
(1)

Dalam melaksanakan pemeriksaan subst ant if , Kant or Pat en:
a. menelit i
penemuan
yang
dimint akan
pat en
dengan
penemuan-penemuan lainnya yang t elah ada berdasarkan
ant ara lain dokumen permint aan pat en, dokumen pat en sert a
dokumen-dokumen lainnya yang t elah ada sebelumnya;
b. mempert imbangkan pandangan at au keberat an yang diaj ukan
masyarakat , bila ada, sert a sanggahan at au penj elasan
t erhadap pandangan at au keberat an t ersebut ;
c. mempert imbangkan dokumen-dokumen yang diaj ukan sebagai
pemenuhan kekurangan at au kelengkapan yang dimint a Kant or
Pat en dan mengundang orang yang mengaj ukan permint aan
pat en unt uk memberikan t ambahan penj elasan yang
diperlukan.

(2) Pelaksanaan kegiat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat pula dilakukan Kant or Pat en dengan memperhat ikan
ket ent uan Pasal 58 dan Pasal 59 ayat (1) Undang-undang Pat en.
(3) Tat a cara pelaksanaan permint aan kelengkapan at au t ambahan
penj elasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan
kegiat an pemeriksaan subst ant if sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 56
Penent uan bahwa suat u penemuan yang dimint akan pat en dapat diberi
at au t idak dapat diberi pat en dilakukan ant ara lain dengan
mempert imbangkan:
a.

aspek kebaruan penemuan;

b.

langkah invent if yang t erkandung dalam penemuan;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

c.

dapat at au t idaknya penemuan dit erapkan at au digunakan dalam
indust ri;

d.

apakah penemuan yang bersangkut an t ermasuk at au t idak
t ermasuk dalam kelompok penemuan yang t idak dapat diberikan
pat en;

e.

apakah penemu at au orang yang menerima lebih lanj ut hak
penemu berhak at au t idak berhak at as pat en bagi penemuan
t ersebut ;

f.

apakah penemuan t ersebut bert ent angan dengan perat uran
perundang-undangan, ket ert iban umum sert a kesusilaan.
Pasal 57

(1)

Pemeriksaan subst ant if dilaksanakan oleh Kant or Pat en dalam
wakt u paling lama 24 (dua puluh empat ) bulan t erhit ung sej ak
t anggal dit erimanya surat permint aan pemeriksaan subst ant if .

(2)

Dalam j angka wakt u sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Kant or Pat en memberikan keput usan apakah t erhadap penemuan
yang dimint akan pat en dapat diberi pat en at au dit olak.
BAB IX
KEPUTUSAN PEMBERIAN
ATAU PENOLAKAN PATEN
Pasal 58

(1)

Apabila
berdasarkan
pemeriksaan
subst ant if
dihasilkan
kesimpulan bahwa penemuan yang dimint akan pat en dapat diberi
pat en, Kant or Pat en memberikan Surat Pat en kepada orang yang
mengaj ukan permint aan pat en.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

29

-

Apabila yang mengaj ukan permint aan pat en adalah Konsult an
Pat en selaku kuasa, t embusan surat pengant ar penyampaian dan
salinan Surat Pat en sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan pula kepada penemu at au orang yang berhak at as
penemuan.
Pasal 59

(1)

Pat en dianggap diberikan pada t anggal pencat at an Surat Pat en
dalam Daf t ar Umum Pat en dan selanj ut nya diumumkan dalam
Berit a Resmi Pat en.

(2) Dalam Surat Pat en dicant umkan :
a. nomor pat en;
b. j udul penemuan;
c. nama dan alamat pemegang pat en;
d. nama penemu;
e. t anggal penerimaan permint aan pat en dan nomor permint aan
pat en;
f . nama negara at au negara-negara dimana permint aan pat en
t elah diaj ukan, dalam hal permint aan diaj ukan dengan hak
priorit as;
g. t anggal pemberian pat en.
Pasal 60
Selain berisikan ket erangan mengenai hal-hal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (2), Surat Pat en dilengkapi dengan dokumen
pat en yang berisikan :
a.

t anda at au kode penemuan sesuai dengan klasif ikasi yang
dit ent ukan dalam Int ernat ional Pat ent Classif icat ion;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

b.

t anggal pengumuman permint aan pat en;

c.

nama dan alamat lengkap Konsult an Pat en, j ika ada;

d.

abst raksi;

e.

klaim dan deskripsi;

f.

gambar, j ika ada.

Pasal 61
(1)

Kant or Pat en mencat at dalam Daf t ar Umum Pat en set iap pat en
yang t elah diberikan dengan memuat hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) dan Pasal 60 huruf a, b, dan c.

(2)

Kant or Pat en mengumumkan dalam Berit a Resmi Pat en set iap
pat en yang t elah diberikan dengan memuat hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) dan Pasal 60 huruf a, b, c, dan
d.
Pasal 62

(1)

Set iap orang dapat melihat Daf t ar Umum Pat en dan dapat
memperoleh kut ipan Daf t ar Umum Pat en dengan membayar
biaya yang dit et apkan oleh Ment eri.

(2)

Set iap orang dapat memperoleh salinan dokumen pat en dengan
membayar biaya yang dit et apkan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

BAB X
PERMINTAAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PATEN
Pasal 63
(1)

Jangka wakt u pat en dapat diperpanj ang dua t ahun dengan
mengaj ukan permint aan t ert ulis kepada Kant or Pat en dalam
j angka wakt u t idak lebih dari dua belas bulan dan
sekurang-kurangnya enam bulan sebelum j angka wakt u pat en
t ersebut berakhir disert ai dengan pembayaran biaya yang
besarnya dan t at a cara pembayarannya dit ent ukan oleh Ment eri.

(2)

Permint aan perpanj angan j angka wakt u pat en sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) disert ai bukt i t ert ulis mengenai hal-hal
sebagaimana dit ent ukan dalam Pasal 43 ayat (1) huruf b
Undang-undang Pat en.

Pasal 64
(1)

Kant or Pat en hanya memberikan perpanj angan j angka wakt u
pat en apabila persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1) dipenuhi dan dapat dit erima kebenarannya oleh Kant or
Pat en.

(2)

Perpanj angan j angka wakt u pat en sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diberikan sebelum t anggal berakhirnya j angka wakt u
pat en yang bersangkut an.

(3)

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara permint aan
perpanj angan j angka wakt u pat en, bent uk dan pemberit ahuan
perpanj angan t ersebut at au penolakannya dit et apkan oleh
Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

BAB XI
PEMBATALAN PATEN
Pasal 65
Ket ent uan mengenai pembat alan pat en karena alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 94 ayat (1) huruf a Undang-undang Pat en t idak
diberlakukan apabila t idak dilaksanakannya at au digunakannya pat en
di Indonesia berkait an dengan t idak diperolehnya ij in pembuat an at au
pemasaran produk yang dihasilkan dengan pat en yang bersangkut an di
Indonesia.
Pasal 66
(1)

Pelaksanaan pat en t ert ent u di luar wilayah Negara Republik
Indonesia dianggap sebagai pemenuhan kewaj iban melaksanakan
pat en di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
Undang-undang Pat en, sepanj ang:
a. produk yang dihasilkan dengan pat en yang bersangkut an
dipasarkan di wilayah Republik Indonesia dan negara-negara
disekit arnya; dan
b. unt uk keperluan penent uan kelayakan ekonominya harus
digunakan kawasan t ert ent u sebagai sat u kesat uan pasar.

(2) Keput usan mengenai hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan oleh Ment eri berdasarkan permint aan t ert ulis yang
diaj ukan oleh Pemegang Pat en set elah mempert imbangkan dat a
dan alasan yang disert akan dalam permint aan t ersebut dan
set elah mendengar pert imbangan Ment eri at au pej abat
Pemerint ah lainnya yang t ugas dan t anggung j awabnya meliput i
bidang pat en yang bersangkut an.
BAB XII

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

KETENTUAN PERALIHAN
Bagian Pert ama
Pengaj uan Kembali Permint aan Pat en
Yang Telah Terdaf t ar Berdasarkan
Pengumuman Pemerint ah Tahun 1953
Pasal 67
Permint aan pat en yang t elah diaj ukan berdasarkan Pengumuman
Pemerint ah Tahun 1953 yang dit erima sert a t erdaf t ar di Kant or Pat en
ant ara t anggal 1 Agust us 1981 sampai dengan 1 Nopember 1989 dapat
diaj ukan kembali kepada Kant or Pat en berdasarkan ket ent uan
Undang-undang Pat en, t erhit ung mulai t anggal 1 Agust us 1991 sampai
dengan t anggal 31 Juli 1992.
Bagian Kedua
Penyesuaian Penerapan
Pasal 68
(1)

Dengan mengingat kekhususan pengert ian dan proses permint aan
pat en sebagaimana dimaksud dalam Perat uran Pemerint ah ini,
maka ket ent uan mengenai bat asan at au dasar penilaian unt uk
menent ukan
kebaruan
suat u
penemuan
disesuaikan
penerapannya dalam memproses permint aan pat en sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67.

(2)

Selain hal-hal yang menyangkut masalah kebaruan, t erhadap
permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 berlaku
ket ent uan yang diat ur dalam Undang-undang Pat en dan
Perat uran Pemerint ah ini.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

-

Pasal 69
(1)

Pengaj uan permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam Pasal
67 dapat dit erima apabila :
a. dipenuhi segala ket ent uan
Perat uran Pemerint ah ini;

sebagaimana

diat ur

dalam

b. melampirkan salinan yang sah bukt i penerimaan pendaf t aran
permint aan pat en berdasarkan Pengumuman Pemerint ah
Tahun 1953;
c. t idak mengubah deskripsi yang t elah diaj ukan sewakt u
mendaf t arkan permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam
huruf b;
d. melampirkan salinan Surat Pat en berikut dokumen pat en yang
bersangkut an, dalam hal t erhadap penemuan t ersebut t elah
diberikan pat en oleh Kant or Pat en di negara lain, j ika ada.
(2) Apabila ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dipenuhi, t erhadap permint aan pat en yang bersangkut an diberi
t anggal penerimaan yang sama dengan t anggal penerimaan
pendaf t aran permint aan pat en yang diaj ukan berdasarkan
Pengumuman Pemerint ah Tahun 1953.
Pasal 70
(1)

Apabila permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
t idak diaj ukan sampai dengan t anggal 31 Juli 1992, permint aan
pat en t ersebut dianggap dit arik kembali.

(2)

Apabila pengaj uan kembali permint aan pat en baru dit erima oleh
Kant or Pat en set elah lewat nya t anggal 31 Juli 1992, permint aan
pat en t ersebut dit olak.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(3)

35

-

Kant or Pat en menyampaikan penolakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) secara t ert ulis kepada orang yang mengaj ukan
permint aan pat en selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari sej ak
dit erimanya permint aan pat en yang melewat i bat as wakt u
t anggal 31 Juli 1992 t ersebut .
Pasal 71

(1)

Apabila karena sesuat u sebab, pemeriksaan subst ant if at as
permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 belum
t erselesaikan, sement ara j angka wakt u pat en sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Undang-undang Pat en akan segera at au
t elah t erlampaui, sedangkan hasil pemeriksaan t ersebut
kemudian menyimpulkan bahwa t erhadap penemuan yang
dimint akan pat en it u dapat diberi pat en, maka t erhadap
penemuan yang bersangkut an hanya diberikan pat en unt uk
j angka wakt u selama masa perpanj angan yang lamanya 2 (dua)
t ahun.

(2)

Jangka wakt u sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak dapat
diperpanj ang lagi.

(3)

Biaya pemeliharaan at au biaya t ahunan unt uk pat en yang
diberikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) waj ib
dibayarkan sekaligus unt uk seluruh j angka wakt u sesuai dengan
t at a cara Yang dit et apkan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

36

-

Bagian Ket iga
Kesempat an Unt uk Mengaj ukan Permint aan Pat en At as
Penemuan Yang Kebaruannya Berakhir Dalam
Jangka Wakt u Ant ara 1 Nopember 1989
Sampai Dengan 31 Juli 1991
Pasal 72
(1)

Penemuan yang dihasilkan di Indonesia dan t elah diumumkan
dalam pameran nasional at au int ernasional yang resmi at au
diakui sebagai resmi Yang kebaruannya berakhir ant ara 1
Nopember 1989 sampai dengan 31 Juli 1991, t idak kehilangan
kemungkinan unt uk diberi pat en apabila t erhadap penemuan
t ersebut diaj ukan permint aan pat en dalam j angka wakt u ant ara
1 Agust us 1991 sampai dengan 31 Januari 1992.

(2)

Dengan t idak mengurangi persyarat an sebagaimana dimaksud
dengan Pasal 4 dan Pasal 5, permint aan pat en sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilampiri pula dengan ket erangan yang
sah t ent ang keikut sert aan dalam pameran yang dilengkapi
dengan ket erangan mengenai wakt u penyelenggaraan pameran
t ersebut .

(3)

Apabila permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diaj ukan set elah lewat nya t anggal 31 Januari 1992, permint aan
pat en dit olak oleh Kant or Pat en.

(4)

Penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) segera
diberit ahukan oleh Kant or Pat en kepada orang Yang mengaj ukan
permint aan pat en.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

37

-

Bagian Keempat ,
Kesempat an Unt uk Mengaj ukan Permint aan Pat en Bagi
Permint aan Pat en Yang Telah Diaj ukan Di Luar Negeri
Yang Jangka Wakt u Priorit asnya Berakhir
Ant ara Tanggal 1 Nopember 1989
Sampai dengan 31 Juli 1991
Pasal 73
(1)

Permint aan pat en Yang t elah diaj ukan pert ama kali di luar negeri
dan j angka wakt u priorit asnya berakhir ant ara t anggal 1
Nopember 1989 hingga 31 Juli 1991 dapat mengaj ukan
permint aan pat en di Indonesia mulai t anggal 1 Agust us 1991
sampai dengan t anggal 31 Januari 1992.

(2)

Pengaj uan permint aan pat en sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan dengan memperhat ikan ket ent uan t ent ang
permint aan pat en dengan hak priorit as sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42 sampai dengan Pasal 45.

(3)

Tanggal penerimaan permint aan pat en bagi permint aan pat en
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah t anggal
dipenuhinya kelengkapan dokumen permint aan pat en yang
bersangkut an.
Bagian Kelima

Permint aan Pat en Yang Telah Diaj ukan Di Luar Negeri
Yang Jangka Wakt u Priorit asnya Berakhir Ant ara Tanggal
1 Agust us 1991 Sampai Dengan 30 Sept ember 1991

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

38

-

Pasal 74
Permint aan pat en yang t elah diaj ukan pert ama kali di luar negeri dan
j angka wakt u priorit asnya berakhir ant ara t anggal 1 Agust us 1991
sampai dengan 30 Sept ember 1991 diberi kesempat an unt uk
mengaj ukan permint aan pat en sampai dengan paling lambat t anggal
31 Okt ober 1991.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 11 Juni 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 11 Juni 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

39

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

40

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 1991
TENTANG
TATA CARA PERMINTAAN PATEN
UMUM

Sebagaimana dit egaskan dalam Undang-undang Nomor 6
Tahun 1989 t ent ang Pat en, ket ent uan-ket ent uan yang
berkait an dengan persyarat an dan t at a cara pengaj uan
permint aan pat en akan diat ur lebih lanj ut dalam perat uran
pelaksanaan yang lebih rinci dan bersif at operasional.
Perat uran pelaksanaan t ersebut pada dasarnya diperlukan
unt uk memberikan pedoman, khususnya bagi penemu at au
orang yang mengaj ukan permint aan pat en mengenai t at a
cara dan persyarat an yang harus dipenuhi dalam pengaj uan
permint aan pat en.
Unt uk mewuj udkan kebut uhan pengat uran di at as maka
perlu disusun Perat uran Pemerint ah t ent ang t at a cara
permint aan pat en. Pokok-pokok ket ent uan yang diat ur
meliput i ant ara lain permint aan pat en,
dokumen
permint aan pat en, pemeriksaan administ rat if , penarikan
kembali permint aan pat en, pemeriksaan subst ant if ,
pemberian pat en, permint aan perpanj angan j angka wakt u
pat en dan pembat alan pat en. Selain it u diat ur pula hal-hal
yang bersif at khusus, yait u ket ent uan yang berkait an
dengan pelaksanaan Pasal 131 Undang-undang Pat en dan
pemberian kesempat an mengaj ukan permint aan pat en bagi
penemuan-penemuan yang secara t eknis sebenarnya t idak
memenuhi persyarat an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

41

-

Dalam ket ent uan mengenai permint aan pat en, secara t egas
dibedakan ant ara surat permint aan pat en dengan surat
permint aan unt uk mendapat kan pat en.
Yang t erakhir ini merupakan sat u dokumen t ersendiri yang
lazim dikenal dengan "request f or pat ent ".
Sedangkan surat permint aan pat en lazim disebut "pat ent
applicat ion"
yang
berisikan
beberapa
dokumen.
Dilengkapinya dokumen yang t erakhir inilah yang
selanj ut nya dij adikan dasar unt uk menent ukan t anggal
penerimaan dokumen permint aan pat en at au "f iling dat e".
Permint aan pat en t ersebut pada dasarnya harus diaj ukan
oleh penemu at au yang berhak at as penemuan disert ai
pembayaran biaya yang dit ent ukan oleh Ment eri.
Dalam hal permint aan pat en t idak diaj ukan oleh penemu
sendiri, maka hal it u harus disert ai dengan peryat aan yang
dilengkapi bukt i mengenai hak orang yang mengaj ukan
permint aan pat en t ersebut at as penemuan yang dimint akan
pat en. Masalah-masalah yang prinsip sepert i it u diat ur
dengan berbagai variasi kemungkinan.
Unt uk
memberikan
landasan
pengat uran
mengenai
kemungkinan dilakukannya perubahan at au pemecahan at as
permint aan pat en yang t elah diaj ukan, dalam Perat uran
Pemerint ah ini diat ur ket ent uan mengenai t at a cara
penyelesaian kedua masalah t ersebut .
Int inya adalah bahwa pemecahan dan perubahan hanya
dapat dilakukan apabila dipenuhi syarat -syarat t ert ent u.
Khusus mengenai pemecahan permint aan pat en, hal it u
dapat pula dilakukan at as saran Kant or Pat en. Sedangkan
yang dimungkinkan dalam perubahan permint aan pat en
adalah perubahan dari pat en sederhana menj adi pat en
biasa at au sebaliknya. Kedua kemungkinan sepert i it u

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

42

-

diat ur dengan syarat -syarat t ert ent u, t erut ama
berkait an dengan konsekuensi perubahan it u sendiri.

yang

Sebagai kelengkapan yang harus dipenuhi unt uk dapat
dipenuhinya persyarat an administ rat if , dokumen yang
meliput i deskripsi, klaim, gambar, dan abst raksi dit ent ukan
pula pengat urannya t ermasuk persyarat an mengenai cara
penulisan, bent uk dokumen dan penyampaiannya kepada
Kant or Pat en. Dalam kait an ini, yang perlu dit egaskan
adalah ket ent uan mengenai dokumen permint aan pat en
yang memerlukan
uraian
t ent ang j asad
renik
(micro-organisma).
Yang dimaksud dan dij angkau dalam pengat uran ini pada
dasarnya adalah j asad renik di luar yang dikecualikan dari
ket ent uan Pasal 7 Undang-undang Pat en. Hal ini t erut ama
menyangkut penemuan micro-organisma yang dari segi
karakt erist ik dan manf aat at au penggunaannya t ermasuk
t eknologi yang dapat dimint akan pat en. Masalah ini perlu
memperoleh penegasan. Sebab, adakalanya pembat asan
yang dimaksud dalam pengecualian Pasal 7 Undang-undang
Pat en
t ersebut ,
khususnya
t erhadap
penemuan
micro-organisma,
dipandang semat a-mat a dari segi
wuj udnya sebagai bio-t eknologi dan bukan dari segi
manf aat
at au
kegunaannya.
Karenanya,
Perat uran
Pemerint ah ini t et ap memberikan landasan pengat uran
unt uk permint aan pat en yang berkait an dengan j asad renik.
Misalnya j asad renik yang digunakan unt uk membersihkan
air sungai dari pencemaran karena minyak oli at au limbah
indust ri lainnya.
Masalah yang berkait an dengan pemeriksaan administ rarif
diat ur dengan menegaskan hal-hal yang harus dilakukan
oleh Kant or Pat en dalam menangani pemeriksaan
administ rat if dan j uga ket ent uan yang berk