Peraturan Perundangan PP NO 72 TH 1991

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 2 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
PENDIDIKAN LUAR BIASA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
t ent ang Sist em Pendidikan Nasional, dipandang perlu menet apkan
Perat uran Pemerint ah t ent ang Pendidikan Luar Biasa;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390);
MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN

LUAR BIASA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan
luar
biasa
adalah
pendidikan
yang
khusus
diselenggarakan bagi pesert a didik yang menyandang kelainan f isik
dan/ at au ment al.
2. Sat uan
pendidikan
luar
biasa
adalah
menyelenggarakan pendidikan luar biasa.


sekolah

yang

3. Rehabilit asi adalah upaya bant uan medik, sosial, pendidikan dan
ket erampilan yang t erkoordinasi unt uk melat ih pesert a didik yang

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2

-

menyandang
kelainan
agar

f ungsionalnya set inggi mungkin.

dapat

mencapai

kemampuan

4. Anak didik adalah pesert a didik pada Taman Kanak-kanak Luar
Biasa.
5. Siswa adalah pesert a didik pada Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah
Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Luar
Biasa.
6. Orang t ua adalah ayah dan/ at au ibu at au wali pesert a didik yang
bersangkut an.
7. Ment eri adalah Ment eri Pendidikan dan Kebudayaan.
8. Ment eri lain adalah Ment eri yang bert anggung j awab at as
penyelenggaraan sat uan pendidikan luar biasa di luar lingkungan
Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Pasal 2
Pendidikan luar biasa bert uj uan membant u pesert a didik yang
menyandang kelainan f isik dan/ at au ment al
agar
mampu
mengembangkan sikap, penget ahuan dan ket erampilan sebagai pribadi
maupun
anggot a
masyarakat
dalam
mengadakan
hubungan
t imbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekit ar sert a
dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerj a at au mengikut i
pendidikan lanj ut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

3

-

BAB III
JENIS KELAINAN PESERTA DIDIK
Pasal 3
(1)

Jenis kelainan pesert a didik t erdiri at as kelainan f isik dan/ at au
ment al dan/ at au kelainan perilaku.

(2)

Kelainan f isik meliput i:
1. t una net ra;
2. t una rungu;
3. t una daksa;


(3)

Kelainan ment al meliput i :
1. t una grahit a ringan;
2. t una grahit a sedang;

(4)

Kelainan perilaku meliput i t una laras.

(5)

Kelainan pesert a didik dapat j uga berwuj ud sebagai kelainan
ganda.
BAB IV
BENTUK SATUAN DAN LAMA PENDIDIKAN
Pasal 4

Bent uk sat uan pendidikan luar biasa t erdiri at as :

1. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB);
2. Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa (SLTPLB);
3. Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB); dan
4. Bent uk lain yang dit et apkan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

Pasal 5
Lama pendidikan pada:
1. Sekolah Dasar Luar Biasa sekurang-kurangnya enam t ahun;
2. Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa sekurang-kurangnya
t iga t ahun; dan
3. Sekolah Menengah Luar Biasa sekurang-kurangnya t iga t ahun.

Pasal 6
(1)

Pada pendidikan prasekolah, sat uan pendidikan luar biasa dapat
diselenggarakan dalam Taman Kanak-kanak Luar Biasa.

(2)

Lama pendidikan Taman Kanak-kanak Luar Biasa sat u sampai t iga
t ahun.
BAB V
SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
Pasal 7

(1)

Pendirian sat uan pendidikan luar biasa yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah at au masyarakat harus memenuhi persyarat an :
1. sekurang-kurangnya lima orang pesert a didik;
2. t enaga kependidikan t erdiri at as sekurang-kurangnya seorang

guru kelas, dan seorang t enaga ahli;
3. kurikulum didasarkan at as kurikulum nasional yang dit et apkan
oleh Ment eri;
4. sumber
dana
t et ap
yang
menj amin
kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan dan t idak akan merugikan siswa;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-


5. program rehabilit asi;
6. t empat belaj ar dan ruang rehabilit asi;
7. buku pelaj aran dan peralat an pendidikan khusus;
8. buku pedoman guru; dan
9. peralat an rehabilit asi.
(2)

Pendirian sat uan pendidikan luar biasa yang diselenggarakan oleh
masyarakat selain memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam
ayat
(1)
harus
pula
memenuhi
persyarat an
penyelenggaranya berbent uk yayasan.

(3)


Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 8

(1)

Tat a cara pendirian sat uan pendidikan luar biasa yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah at au masyarakat meliput i:
1. pengaj uan permohonan pendirian kepada Ment eri yang disert ai
persyarat an pendirian;
2. penelaahan t erhadap permohonan t ersebut pada but ir 1; dan
3. penet apan pendirian.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

BAB VI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 9
(1)

Sat uan pendidikan luar biasa menyelenggarakan kegiat an
belaj ar-mengaj ar berdasarkan ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7.

(2)

Unt uk membant u penyelenggaraan kegiat an pendidikan, pada
set iap sat uan pendidikan luar biasa dapat dibent uk kelompok ahli
unt uk membant u set iap penyelenggaraan pendidikan.

(3)

Pembent ukan, susunan, t ugas, dan f ungsi sert a pembinaan
kelompok ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diat ur oleh
Ment eri.
BAB VII
PENGELOLAAN
Pasal 10

Pengelolaan pendidikan luar biasa sebagai bagian dari
pendidikan nasional merupakan t anggung j awab Ment eri.

sist em

Pasal 11
(1)

Pengadaan,
pendayagunaan
dan
pengembangan
t enaga
kependidikan/ t enaga ahli, kurikulum, buku pelaj aran, peralat an
pendidikan khusus, buku pedoman guru, t empat belaj ar dari
ruang rehabilit asi dari sat uan pendidikan luar biasa yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah merupakan t anggung j awab
Ment eri.

(2)

Pengadaan,

pendayagunaan

dan

pengembangan

program

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

rehabilit asi dan peralat an rehabilit asi dari sat uan pendidikan luar
biasa yang diselenggarakan oleh Pemerint ah merupakan t anggung
j awab Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri lain.
(3)

Pengadaan,
pemeliharaan dan perbaikan gedung sert a
penyediaan t anah unt uk Sekolah Dasar Luar Biasa yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah merupakan t anggung j awab
Pemerint ah Daerah.

(4)

Pengadaan,
pemeliharaan dan perbaikan gedung sert a
penyediaan t anah unt uk Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar
Biasa dan Sekolah Menengah Luar Biasa yang diselenggarakan
oleh Pemerint ah merupakan t anggung j awab Ment eri.

(5)

Pengadaan dan pendayagunaan t enaga kependidikan dan t enaga
ahli, program rehabilit asi, buku pelaj aran, peralat an pendidikan
khusus, buku pedoman guru, peralat an rehabilit asi, t empat
belaj ar, ruang rehabilit asi, t anah dan gedung besert a
pemeliharaannya dari sat uan pendidikan luarbiasa yang
diselenggarakan oleh masyarakat merupakan t anggung j awab
yayasan.

(6)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (4) diat ur oleh Ment eri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri lain yang t erkait .

(7)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diat ur oleh Ment eri Dalam Negeri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri.
Pasal 12

(1)

Sat uan pendidikan luar biasa yang didirikan oleh Pemerint ah
diselenggarakan oleh Ment eri.

(2)

Sat uan pendidikan luar biasa yang didirikan oleh masyarakat
diselenggarakan oleh yayasan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(3)

8

-

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 13

(1)

Kepala Sekolah dari Sat uan Pendidikan Luar Biasa bert anggung
j awab at as penyelenggaraan kegiat an pendidikan, kegiat an
rehabilit asi, administ rasi sekolah, pembinaan guru dan t enaga
kependidikan lainnya, t enaga ahli dan pendayagunaan sert a
pemeliharaan sarana dan prasarana.

(2)

Kepala Sekolah dari Sat uan Pendidikan Luar Biasa dapat dibant u
oleh scorang Wakil Kepala Sekolah dalam rangka melaksanakan
ket ent uan ayat (1).

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 14

(1)

Kepala Sekolah dari Sat uan Pendidikan Luar Biasa yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah bert anggung j awab at as
penyelenggaraan kegiat an pendidikan, kegiat an rehabilit asi,
administ rasi sekolah, pembinaan guru dan t enaga kependidikan
lainnya, t enaga ahli dan pendayagunaan sert a pemeliharaan
sarana dan prasarana kepada Ment eri.

(2)

Kepala Sekolah dari Sat uan Pendidikan Luar Biasa yang
diselenggarakan oleh masyarakat bert anggung j awab at as
penyelenggaraan kegiat an pendidikan, kegiat an rehabilit asi,
administ rasi sekolah, pembinaan guru dan t enaga kependidikan
lainnya, t enaga ahli dan pendayagunaan sert a pemeliharaan
sarana dan prasarana kepada yayasan yang menyelenggarakan
sat uan pendidikan luar biasa yang bersangkut an.

(3)

Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa yang diselenggarakan oleh

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Pemerint ah berlanggung j awab at as pemeliharaan dan perbaikan
gedung sert a pemeliharaan t anah kepada Pemerint ah Daerah.
(4)

Kepala Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa dan Sekolah
Menengah Luar Biasa yang diselenggarakan oleh Pemerint ah
bert anggung j awab at as pemeliharaan dan perbaikan gedung
sert a pemeliharaan t anah kepada Ment eri.

(5)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (4) diat ur oleh Ment eri.

(6)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diat ur oleh Pemerint ah Daerah.
BAB VIII
KURIKULUM
Pasal 15

(1)

Isi program kegiat an belaj ar pada Taman Kanak-kanak Luar Biasa
sedapat mungkin disesuaikan dengan program kegiat an belaj ar
Taman kanak-kanak dengan memperhat ikan ket erbat asan
kemampuan belaj ar para anak didik yang bersangkut an.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri dan yang berkenaan dengan bidang
pengembangan agama diat ur oleh Ment eri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri Agama.
Pasal 16

(1)

Isi kurikulum Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Lanj ut an Tingkat
Pert ama Luar Biasa dan Sekolah Menengah Luar Biasa merupakan
bahan kaj ian dan pelaj aran unt uk mencapai t uj uan pendidikan
luar biasa.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

(2)

Isi kurikulum Sekolah Dasar Luar Biasa sedapat mungkin
disesuaikan
dengan
kurikulum
Sekolah
Dasar
dengan
memperhat ikan ket erbat asan kemampuan belaj ar para siswa
yang bersangkut an.

(3)

Isi kurikulum Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa
sedapat mungkin disesuaikan dengan kurikulum Sekolah Lanj ut an
Tingkat
Pert ama
dengan
memperhat ikan
ket erbat asan
kemampuan belaj ar para siswa yang bersangkut an.

(4)

Isi kurikulum Sekolah Menengah Luar Biasa sedapat mungkin
disesuaikan dengan kurikulum Sekolah Menengah dengan
memperhat ikan ket erbat asan kemampuan belaj ar para siswa
yang bersangkut an.

(5)

Kurikulum Sekolah Menengah Luar Biasa dit et apkan unt uk
menyiapkan siswanya agar memiliki ket erampilan yang dapat
menj adi bekal sumber mat a pencaharian sehingga dapat mandiri
di masyarakat .

(6)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
ayat (3) dan ayat (4) diat ur ol eh Ment eri dan yang berkenaan
dengan bahan kaj ian dan pelaj aran pendidikan agama diat ur oleh
Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Agama.
BAB IX
PESERTA DIDIK
Pasal 17

(1)

Unt uk dapat dit erima sebagai anak didik pada Taman
Kanak-kanak Luar Biasa sekurang-kurangnya berusia t iga t ahun.

(2)

Unt uk dapat dit erima sebagai siswa pada Sekolah Dasar Luar
Biasa sekurang-kurangnya berusia enam t ahun.

(3)

Unt uk dapat dit erima sebagai siswa Sekolah Lanj ut an Tingkat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

Pert ama Luar Biasa seseorang harus t elah t amat Sekolah Dasar
Luar Biasa at au sat uan pendidikan yang sederaj at at au set ara.
(4)

Unt uk dapat dit erima sebagai siswa Sekolah Menengah Luar
Biasa, seseorang harus t elah t amat Sekolah Lanj ut an Tingkat
Pert ama Luar Biasa at au sat uan pendidikan yang sederaj at at au
set ara.

(5)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 18

(1)

Pesert a didik mempunyai hak:
1. memperoleh perlakuan sesuai
kemampuan, dan kelainannya;

dengan

bakat ,

minat ,

2. memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianut nya;
3. mengikut i program pendidikan yang bersangkut an at as dasar
pendidikan berkelanj ut an, baik unt uk mengembangkan
kemampuan diri maupun unt uk memperoleh pengakuan t ingkat
pendidikan t ert ent u yang t elah dibakukan;
4. memperoleh bant uan f asilit as belaj ar, beasiswa, at au bant uan
lain sesuai dengan kelainan yang disandang dan persyarat an
yang berlaku;
5. pindah ke sekolah yang sej aj ar at au melanj ut kan ke t ingkat
yang lebih t inggi sesuai dengan kelainan yang disandang dan
persyarat an penerimaan siswa pada sekolah yang hendak
dimasuki;
6. memperoleh penilaian hasil belaj ar;
7. menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari wakt u yang
dit ent ukan; dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

8. memperoleh pelayanan khusus sesuai dengan j enis kelainan
yang disandang.
(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri.

Pasal 19
(1)

Pesert a didik sebat as kemampuannya berkewaj iban unt uk:
1. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali
yang dibebaskan dari kewaj iban t ersebut ;
2. memat uhi ket ent uan perat uran yang berlaku;
3. menghormat i guru, t enaga kependidikan lainnya dan t enaga
ahli; dan
4. ikut memelihara sarana dan prasarana sert a kebersihan,
ket ert iban dan keamanan sekolah.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri.
BAB X
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 20

(1)

Tenaga kependidikan pada sat uan pendidikan luar biasa t erdiri
at as t enaga pendidik, pengelola sat uan pendidikan, pengawas,
penelit i dan pengembang di bidang pendidikan, pust akawan,
laboran dan t eknisi sumber belaj ar.

(2)

Tenaga pendidik pada sat uan pendidikan luar biasa merupakan
t enaga kependidikan yang memiliki kualif ikasi khusus sebagai

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

guru pada sat uan pendidikan luar biasa.

BAB XI
PENILAIAN
Pasal 21
(1)

Penilaian pendidikan luar
biasa diselenggarakan unt uk
memperoleh ket erangan t ent ang proses belaj ar-mengaj ar,
kegiat an rehabilit asi, dan upaya pencapaian t uj uan pendidikan
luar biasa dalam rangka pembinaan dan pengembangannya, sert a
unt uk
penent uan
akredit asi
sat uan
pendidikan
yang
bersangkut an.

(2)

Penilaian pendidikan luar biasa mencakup:
1. kegiat an rehabilit asi;
2. kemampuan belaj ar anak didik dan siswa;
3. pelaksanaan program belaj ar dan kurikulum;
4. guru, t enaga kependidikan lainnya dan t enaga ahli; dan
5. sat uan pendidikan sebagai sat u keseluruhan.
Pasal 22

(1)

Penilaian kegiat an rehabilit asi dan kegiat an kemaj uan belaj ar
pesert a didik dilakukan unt uk menget ahui perkembangan dan
hasil belaj ar pesert a didik.

(2)

Penilaian hasil belaj ar siswa pada akhir pendidikan pada sat uan
pendidikan luar biasa dilakukan unt uk memberi Surat Tanda
Tamat Belaj ar.

(3)

Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan unt uk

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

membant u perkembangan pesert a didik dan memperoleh
ket erangan t ent ang mut u pendidikan luar biasa secara nasional.
(4)

Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan t uj uan dan isi kurikulum sert a program rehabilit asi
yang berlaku.
Pasal 23

Penilaian kurikulum dan program rehabilit asi dilakukan unt uk
menget ahui kesesuaian kurikulum pendidikan luar biasa dengan dasar,
f ungsi, dan t uj uan pendidikan nasional, kemampuan siswa dan
kesesuaiannya dengan t unt ut an perkembangan yang t erj adi dalam
masyarakat dan dilakukan secara berkala.
Pasal 24
(1)

Penilaian t erhadap guru, t enaga kependidikan lainnya dan t enaga
ahli dilakukan unt uk menget ahui kemampuan dan kewenangan
prof esional.

(2)

Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
unt uk:
1. pembinaan dan pengembangan guru, t enaga kependidikan
lainnya dan t enaga ahli;
2. penyempurnaan
kurikulum
dan
pengelolaan
program
pendidikan guru, t enaga kependidikan lainnya dan t enaga ahli.
Pasal 25

(1)

Penilaian sat uan pendidikan luar biasa sebagai sat u keseluruhan
dilakukan unt uk menget ahui kemampuan pengelolaan sat uan
dan/ at au kegiat an pendidikan dan rehabilit asi.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(2)

15

-

Penilaian sat uan pendidikan luar biasa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliput i segi-segi:
1. kelembagaan;
2. program belaj ar dan kurikulum;
3. program rehabilit asi;
4. anak didik dan siswa;
5. guru, t enaga kependidikan lainnya dan t enaga ahli;
6. sarana dan prasarana;
7. administ rasi; dan
8. keadaan umum pada sat uan pendidikan luar biasa yang
bersangkut an.

(3)

Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) digunakan
unt uk akredit asi dan pembinaan sat uan pendidikan luar biasa
yang bersangkut an.
Pasal 26

(1)

Penilaian dilaksanakan oleh guru, kepala sekolah, pengawas,
t enaga kependidikan lainnya, dan t enaga ahli sert a aparat
st rukt ural/ f ungsional yang berkait an.

(2)

Guru berkewaj iban menilai kegiat an kemaj uan belaj ar anak didik
dan siswa sert a pelaksanaan program kegiat an belaj ar dan
kurikulum yang berada dalam wewenang dan t anggung j awabnya.

(3)

Kepala Sekolah sat uan pendidikan luar biasa berkewaj iban
menilai kurikulum, guru, t enaga kependidikan lainnya, t enaga
ahli sert a sarana dan prasarana dalam lingkungan sat uan
pendidikan yang berada dalam wewenang dan t anggung
j awabnya.

(4)

Pengawas berkewaj iban menilai segi

t eknis pendidikan dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

administ rasi sat uan pendidikan luar biasa yang berada dalam
wewenang dan t anggung j awabnya.
(5)

Tenaga kependidikan lainnya yang t erkait berkewaj iban menilai
pelaksanaan kegiat an di bidang yang menj adi t anggung j awab
masing-masing.

(6)

Tenaga ahli berkewaj iban menilai pelaksanaan kegiat an
rehabilit asi yang menj adi t anggung j awab masing-masing.

(7)

Pej abat st rukt ural/ f ungsional berkewaj iban menilai perencanaan
dan pelaksanaan pendidikan dan program rehabilit asi yang
berkait an dengan pembinaan dan pengembangan sat uan
pendidikan luar biasa yang berada dalam wewenang dan
t anggung j awabnya.
Pasal 27

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal
23, Pasal 24, Pasal 25, dan Pasal 26 diat ur oleh Ment eri, at au Ment eri
lain set elah berkonsult asi dengan Ment eri.

BAB XII
BIMBINGAN DAN REHABILITASI
Pasal 28
(1)

Bimbingan merupakan bant uan yang diberikan kepada pesert a
didik dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengat asi
masalah yang disebabkan oleh kelainan yang disandang,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

(2)

Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri set elah mendengar

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

Pert imbangan Ment eri t erkait .
Pasal 29
(1)

Rehabilit asi merupakan upaya bant uan medik, sosial dan
ket erampilan yang diberikan kepada pesert a didik agar mampu
mengikut i pendidikan.

(2)

Rehabilit asi medik meliput i usaha penyembuhan/ pemulihan
kesehat an penyandang kelainan sert a pemberian alat penggant i
dan/ at au alat pembant u t ubuh.

(3)

Pelaksanaan rehabilit asi medik sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) diat ur oleh Ment eri yang bert anggung j awab di bidang
kesehat an.

(4)

Rehabilit asi sosial meliput i usaha pemberian bimbingan sosial
kepada pesert a didik yang mencakup pcngarahan pada
penyesuaian diri dan pengembangan pribadi secara waj ar.

(5)

Pelaksanaan rehabilit asi sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4) diat ur oleh Ment eri yang bert anggung j awab di bidang sosial.

(6)

Rehabilit asi diberikan oleh ahli t erapi f isik, ahli t erapi bicara,
dokt er umum, dokt er spesialis, ahli psikologi, perawat dan
pekerj a sosial.

(7)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (4) diat ur oleh Ment eri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri yang t erkait .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

BAB XIII
SUMBER DAYA
Pasal 30
(1)

Pemerint ah at au badan penyelenggara sat uan pendidikan luar
biasa bert anggung j awab at as biaya penyelenggaraan pendidikan
dan sat uan pendidikan yang bersangkut an.

(2)

Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i:
1. gaj i guru, t enaga kependidikan lainnya, t enaga ahli dan t enaga
administ rasi;
2. pengadaan sert a pemeliharaan sarana dan prasarana; dan
3. penyelenggaraan pendidikan dan rehabilit asi.

BAB XIV
PENGAWASAN
Pasal 31
(1)

Pengawasan t erhadap sat uan pendidikan luar biasa yang
diselenggarakan oleh Pemerint ah at au masyarakat dalam rangka
pembinaan, pengembangan, pelayanan, dan peningkat an mut u
sert a perlindungan bagi sat uan pendidikan luar biasa dilakukan
oleh Ment eri.

(2)

Pengawasan meliput i segi t eknis kependidikan dan pelaksanaan
kegiat an rehabilit asi pada sat uan pendidikan luar biasa yang
bersangkut an.

(3)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) diat ur oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

Pasal 32
Ment eri berwenang mengambil t indakan administ rat if t erhadap
penyelenggara sat uan pendidikan luar biasa yang melakukan
pelanggaran t erhadap perat uran perundang-undangan yang berlaku.
BAB XV
PENGEMBANGAN
Pasal 33
(1)

Pada sat uan pendidikan luar biasa dapat dilakukan upaya unt uk
mengembangkan gagasan baru yang diperlukan dalam rangka
peningkat an pendidikan dan perbaikan pelayanan rehabilit asi.

(2)

Sat uan pendidikan luar biasa dapat memberi peluang kepada
para penelit i dan pengembang di bidang pendidikan unt uk
melakukan penelit ian dan/ at au upaya lain dalam rangka
penyempurnaan pendidikan luar biasa dan rehabilit asi.

(3)

Kegiat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan
dengan
t idak
mengurangi
kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan dan rehabilit asi pada sat uan
pendidikan luar biasa yang bersangkut an.

(4)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diat ur oleh Ment eri set elah mendengar
pert imbangan Ment eri lain yang t erkait .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 34
Semua ket ent uan yang mengat ur pendidikan luar biasa yang ada pada
saat diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini masih t et ap berlaku
sepanj ang t idak bert ent angan dan belum digant i berdasarkan
Perat uran Pemerint ah ini.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 31 Desember 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 31 Desember 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 1991
TENTANG
PENDIDIKAN LUAR BIASA
UMUM
Dalam sist em pendidikan nasional diadakan pengat uran pendidikan
khusus yang diselenggarakan unt uk pesert a didik yang menyandang
kelainan f isik dan/ at au ment al.
Pesert a didik yang menyandang kelainan demikian j uga berhak
memperoleh pendidikan yang layak, sebagaimana diamanat kan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang dalam hal ini menyat akan dengan
singkat t api j elas bahwa "Tiap-t iap warga negara berhak mendapat
pengaj aran", dan yang dit egaskan dalam Undang-undang Nomor 2
Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional yang menyat akan
bahwa "Set iap warga negara", t ermasuk warga negara berkelainan,
"mempunyai hak yang sama unt uk memperoleh pendidikan".
Hak masing-masing warga negara unt uk memperoleh pendidikan dapat
diart ikan sebagai hak unt uk "memperoleh penget ahuan, kemampuan
dan
ket erampilan
yang
sekurang-kurangnya
set ara
dengan
penget ahuan, kemampuan dan ket erampilan t amat an pendidikan
dasar".
Tent u saj a kelainan yang disandang oleh pesert a didik yang
bersangkut an menurut penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lain
daripada penyelenggaraan pendidikan sekolah biasa. Oleh sebab it u,
j enis pendidikan yang diadakan bagi pesert a didik yang berkelainan
disebut pendidikan luar biasa.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

Pada umumnya masing-masing pesert a didik yang menyandang
kelainan menunt ut perhat ian dan pelayanan pendidikan yang lebih
khusus dan upaya rehabilit asi daripada pesert a didik biasa. Upaya
rehabilit asi yang seharusnya diadakan bagi pesert a didik yang
berkelainan disebut pendidikan luar biasa.
Perat uran Pemerint ah ini pada dasarnya dirumuskan secara umum
agar t erbuka keleluasaan bagi para t enaga kependidikan dan ahli
rehabilit asi yang bersangkut an unt uk menyesuaikan pelayanan
masing-masing dengan kebut uhan khas pesert a didik yang menyandang
kelainan.
Perat uran Pemerint ah ini j uga diadakan agar keluarga, Pemerint ah
dan masyarakat menget ahui hak dan kewaj iban masing-masing dalam
upaya pengadaan, penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
luar biasa di wilayah Republik Indonesia.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
a. Pengembangan kehidupan anak didik dan siswa sebagai pribadi
sekurang-kurangnya mencakup upaya:
1. memperkuat keimanan dan ket aqwaan;
2. membiasakan berperilaku yang baik;
3. memberikan penget ahuan dan ket erampilan dasar;
4. memelihara kesehat an j asmani dan rohani;
5. memberikan kemampuan unt uk belaj ar; dan
6. mengembangkan kepribadian yang mant ap dan mandiri.
b. Pengembangan kehidupan anak didik dan siswa sebagai anggot a

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

masyarakat sekurang-kurangnya mencakup upaya unt uk:
1. memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat ;
2. menumbuhkan rasa t anggung j awab dalam lingkungan hidup;
dan
3. memberikan penget ahuan dan ket erampilan dasar yang
diperlukan
unt uk
berperan
sert a
dalam
kehidupan
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.
c. Mempersiapkan siswa unt uk dapat memiliki ket erampilan sebagai
bekal unt uk memasuki dunia kerj a.
d. Mempersiapkan anak didik dan siswa unt uk mengikut i pendidikan
lanj ut an dalam menguasai isi kurikulum yang diisyarat kan.
Pasal 3
Ayat (1)
Dalam pengert ian kelainan ment al t ermasuk kelainan/ gangguan
sosial at au t una laras.
Ayat (2)
Angka 1
Tuna net ra adalah kerusakan at au cacat mat a yang
mengakibat kan seseorang t idak dapat melihat / but a. Termasuk
t una net ra adalah seseorang yang kurang daya penglihat annya.

Angka 2
Tuna rungu adalah kerusakan at au cacat pendengaran yang
mengakibat kan seseorang t ak dapat mendengar at au t uli at au
pekak. Termasuk disini seseorang yang kurang daya
pendengarannya.
Angka 3
Tuna daksa adalah cacat t ubuh.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Ayat (3)
Tuna grahit a adalah ket erbelakangan ment al, t ermasuk disini
yang ket erbelakangan ment al ringan dan ket erbelakangan
ment al sedang.
Ayat (4)
Tuna laras adalah gangguan at au hambat an at au kelainan
t ingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan
baik t erhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat .
Ayat (5)
Kelainan ganda adalah gabungan kelainan f isik dan ment al.
Pasal 4
Angka 1
Sekolah Dasar Luar Biasa adalah bent uk sat uan pendidikan bagi
penyandang kelainan yang menyiapkan siswanya unt uk dapat
mengikut i program Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa
at au Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama.
Angka 2
Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa adalah bent uk
sat uan pendidikan bagi penyandang kelainan yang menyiapkan
siswanya dalam kehidupan bermasyarakat dan memberi
kemungkinan unt uk melanj ut kan pendidikan ke t ingkat
selanj ut nya.
Angka 3
Sekolah Menengah Luar Biasa adalah bent uk sat uan pendidikan
bagi penyandang kelainan yang menyiapkan siswanya agar
memiliki ket erampilan yang dapat menj adi bekal sumber mat a
pencaharian sehingga dapat mandiri di masyarakat at au unt uk
dapat melanj ut kan ke j enj ang pendidikan t inggi.
Angka 4

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

Cukup j elas
Pasal 5
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Taman Kanak-kanak Luar Biasa adalah bent uk sat uan pendidikan
bagi penyandang kelainan usia t iga-enam t ahun sebagai upaya
pelayanan secara dini agar mereka memperoleh kesiapan f isik,
ment al, sosial dan emosi unt uk dapat mengikut i program
pendidikan pada Sekolah Dasar Luar Biasa.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Bilamana dalam penyelenggaraan sat uan pendidikan luar biasa
belum t erdapat t enaga ahli, program rehabilit asi dapat
dilakukan oleh seorang guru pendidikan luar biasa.
Angka 3

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Program rehabilit asi pada sat uan pendidikan
merupakan sat u kesat uan program pendidikan.

luar

biasa

Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Angka 9
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Dalam membuat perat uran pelaksanaan, Ment eri dapat
mempert imbangkan kemungkinan pemberian kelonggaran bagi
daerah-daerah yang belum memenuhi persyarat an yang berlaku.
Pasal 8
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat

(5)

28

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Ayat (7)
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

29

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Ket ent uan ayat ini memberikan arah bahwa dalam menent ukan
kurikulum Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa
diupayakan sama dengan kurikulum yang ada pada Sekolah
Lanj ut an Tingkat Pert ama. Namun demikian dalam menet apkan
isi kurikulum mengingat kenyat aan t ingkat kemampuan at au
ket erbat asan siswa sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama Luar Biasa
dengan Siswa Sekolah Lanj ut an Tingkat Pert ama berbeda, maka

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

isi kurikulum t ersebut harus t et ap dibedakan sesuai dengan
kemampuannya.
Ayat (4)
Lihat penj elasan ayat (3)
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Syarat t amat dari sat uan pendidikan yang sederaj ad at au set ara
disini, dimaksudkan unt uk memungkinkan seseorang yang t elah
t amat pendidikan Paket A pada sat uan pendidikan luar sekolah
at au pendidikan sekolah yang sederaj ad dengan sekolah dasar,
misalnya, madrasah ibt idaiyah mengikut i Sekolah Lanj ut an
Tingkat Pert ama Luar Biasa.
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 18
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Sat uan pendidikan luar biasa yang memiliki kekhususan at as
dasar agama t ert ent u t idak berkewaj iban menyelenggarakan
pendidikan agama lain daripada agama yang merupakan
kekhususan sekolah yang bersangkut an.
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 19
Ayat (1)
Angka 1
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Tenaga pendidik yang dimaksud pada ayat ini meliput i j uga
anggot a masyarakat yang t idak dididik khusus sebagai t enaga
pendidik luar biasa t et api mempunyai kemampuan (keahlian)
t ert ent u yang dapat dimanf aat kan oleh pesert a didik dalam
kegiat an belaj ar.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

-

Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 23
Penilaian pelaksanaan kurikulum mencakup penilaian sarana dan
prasarana pendidikan sert a sarana dan prasarana rehabilit asi.
Pasal 24
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kewenangan prof esional adalah
kewenangan melakukan pekerj aan mengaj ar berdasarkan
kepat ut an yang diberikan oleh pej abat yang berwenang.
Ayat (2)
Angka 1
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Angka 2
Cukup j elas
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Cukup j elas
Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

35

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 26
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Ayat (7)
Cukup j elas

Pasal 27
Cukup j elas
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)

36

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

37

-

Cukup j elas
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Dokt er spesialis t erdiri at as dokt er ahli syaraf , dokt er ahli mat a,
dokt er ahli t elinga, hidung dan t enggorokan, dokt er ahli penyakit
j iwa, dan dokt er ahli ort hopedik (bedah t ulang).
Ayat (7)
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 32
Cukup j elas

Pasal 33
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 34
Cukup j elas

38

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 35
Cukup j elas

39

-