Peraturan Perundangan PP NO 24 TH 1991

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 4 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa unt uk lebih meningkat kan peranan t elekomunikasi dalam
menunj ang pembangunan nasional, dipandang perlu mengat ur
penyelenggaraan t elekomunikasi;
b. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut dan sebagai pelaksanaan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989, maka penyelenggaraan
t elekomunikasi perlu diat ur dengan Perat uran Pemerint ah;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 t ent ang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3391);


MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN
PEMERINTAH
REPUBLIK
PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI.

INDONESIA

TENTANG

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Telekomunikasi adalah set iap pemancaran, pengiriman, at au
penerimaan t iap j enis t anda, gambar, suara, dan inf ormasi dalam
bent uk apapun melalui sist em kawat , opt ik, radio, at au sist em

PRESIDEN

REPUBLIK INDO NESIA

-

2

-

elekt romagnet ik lainnya.
2. Penyelenggaraan t elekomunikasi adalah kegiat an penyediaan dan
pelayanan sarana dan/ at au f asilit as t elekomunikasi sehingga
memungkinkan t erselenggaranya t elekomunikasi.
3. Alat Telekomunikasi adalah set iap
digunakan dalam bert elekomunikasi.

alat

perlengkapan

yang


4. Perangkat Telekomunikasi adalah sekelompok alat t elekomunikasi
yang memungkinkan bert elekomunikasi.
5. Jaringan t elekomunikasi adalah rangkaian perangkat t elekomunikasi
dan
kelengkapannya
yang
digunakan
dalam
rangka
bert elekomunikasi.
6. Sarana t elekomunikasi adalah segala sesuat u yang dapat
dipergunakan dalam bert elekomunikasi yang dapat berupa j aringan
t elekomunikasi at au f asilit as t elekomunikasi.
7. Terminal adalah perangkat t elekomunikasi yang merupakan bagian
uj ung j aringan t elekomunikasi t empat masukan/ keluaran yang
berf ungsi mengubah inf ormasi yang dapat diindera manusia menj adi
sinyal
elekt romagnet ik
unt uk

dikirim
melalui
j aringan
t elekomunikasi, at au sebaliknya.
8. Pemancar radio adalah alat t elekomunikasi yang menggunakan dan
memancarkan gelombang radio.
9. Jasa t elekomunikasi adalah j asa yang disediakan oleh badan
penyelenggara at au badan lain bagi masyarakat unt uk memenuhi
kebut uhan bert elekomunikasi dengan menggunakan f asilit as
t elekomunikasi.
10. Jasa t elekomunikasi dasar adalah j asa t elekomunikasi yang
menyampaikan inf ormasi secara murni di mana isi dan pesan
inf ormasi yang dikirim dan dit erima bersif at t et ap, net ral dan
t ransparan t erhadap j aringan at au f asilit as t elekomunikasi yang
digunakan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


3

-

11. Jasa t elekomunikasi bukan dasar adalah j asa t elekomunikasi di luar
j asa t elekomunikasi dasar yang t imbul karena peningkat an
karakt erist ik dan kemampuan sarana t elekomunikasi dengan
menggunakan komput er at au perangkat lain unt uk mengolah
dan/ at au menyimpan dat a dan inf ormasi.
12. Penyelenggaraan j asa t elekomunikasi adalah penyelenggaraan
t elekomunikasi unt uk memenuhi kebut uhan masyarakat .
13. Badan penyelenggara adalah badan usaha milik Negara yang bent uk
usahanya sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku, yang bert indak sebagai pemegang kuasa penyelenggaraan
j asa t elekomunikasi.
14. Badan lain adalah badan hukum di luar badan penyelenggara yang
berbent uk koperasi, badan usaha milik daerah at au badan usaha
swast a nasional, yang berusaha dalam penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi.

15. Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus adalah
penyelenggaraan t elekomunikasi yang dilakukan oleh inst ansi
Pemerint ah t ert ent u, perseorangan at au badan hukum, unt uk
keperluan khusus at au keperluan sendiri.
16. Ment eri adalah
t elekomunikasi.

Ment eri

yang bert anggung j awab

di

bidang

Pasal 2
(1)

Penyelenggaraan t elekomunikasi dilaksanakan oleh Pemerint ah


(2)

Penyelenggaraan t elekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliput i:
a. penyelenggaraan j asa t elekomunikasi;
b. penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus;
c. penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan pert ahanan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

keamanan negara.
(3)


Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan pert ahanan
keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c
diat ur t ersendiri dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB II
PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI
Bagian Pert ama
Kewenangan Penyelenggaraan
Pasal 3

(1)

Pemerint ah melimpahkan kewenangan penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi kepada badan penyelenggara.

(2)

Penyelenggaraan j asa t elekomunikasi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1)t erdiri dari:
a. penyelenggaraan j asa t elekomunikasi dalam negeri;
b. penyelenggaraan j asa t elekomunikasi int ernat ional.


(3)

Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah badan usaha milik Negara yang dibent uk unt uk it u sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4
Badan lain selain badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dapat menyelenggarakan j asa t elekomunikasi dasar at as dasar
kerj a sama dengan badan penyelenggara, sedangkan unt uk
menyelenggarakan j asa t elekomunikasi bukan dasar badan lain dapat
melaksanakan t anpa kerj a sama dengan badan penyelenggara.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5


-

Pasal 5
(1)

Badan lain dalam penyelenggaraan j asa t elekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan mit ra usaha
badan penyelenggara.

(2)

Kerj a sama dalam penyelenggaraan j asa t elekomunikasi dasar
oleh badan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak
melepaskan kewenangan badan penyelenggara.

Pasal 6
Badan lain dalam menyelenggarakan j asa t elekomunikasi dasar dan
bukan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 waj ib memiliki izin
dari Ment eri.

Pasal 7
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an, t at a cara perizinan,
lingkup dan pedoman kerj a sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 8
Badan lain unt uk dapat melaksanakan penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 waj ib memenuhi
persyarat an:
a. mempunyai lingkup
t elekomunikasi;

usaha

di

bidang

penyelenggaraan

j asa

b. berbent uk badan hukum Indonesia;
c. menggunakan j aringan t elekomunikasi milik badan penyelenggara;
d. membangun j aringan t elekomunikasi dalam hal belum t ersedia
j aringan t elekomunikasi milik badan penyelenggara dan selanj ut nya
mengalihkan hak at as j aringan t elekomunikasi yang dibangunnya
kepada badan penyelenggara sesuai pedoman yang dit et apkan oleh

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

Ment eri.
Pasal 9
(1)

Dengan t idak mengurangi ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 badan yang oleh Negara diberi kewenangan
mengelola pos dan giro dapat menerima, membawa dan/ at au
menyampaikan t ulisan dan/ at au gambar, dari suat u kant or pos
dan giro ke kant or lain unt uk pelayanan umum yang proses
pengirimannya menggunakan j aringan t elekomunikasi milik badan
penyelenggara.

(2)

Dalam memberikan pelayanan umum, badan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) memungut biaya sesuai dengan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Jenis Jasa Telekomunikasi
Pasal 10

(1)

Jenis j asa t elekomunikasi dasar meliput i j asa t elepon, t elex,
t elegram, sambungan komunikasi dat a paket , sirkit langganan,
dan kanal t elekomunikasi.

(2)

Jenis j asa t elekomunikasi dasar selain yang dimaksud dalam ayat
(1) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 11

(1)

Jenis j asa t elekomunikasi bukan dasar dikelompokkan dalam
a. kelompok suit sing;
b. kelompok t erminal;
c. kelompok akses basis dat a;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

d. kelompok t ransaksional.
(2)

Perincian lebih lanj ut masing-masing kelompok j enis j asa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri.
Bagian Ket iga
Jaringan Telekomunikasi

Pasal 12
Badan penyelenggara waj ib membangun at au menyediakan j aringan
t elekomunikasi.

(1)

(2)

Pasal 13
Pelanggan j asa t elekomunikasi dapat menyediakan sendiri
t erminal yang digunakan dan kabel t elekomunikasi di dalam
gedung.
Ket ent uan mengenai t at acara penyediaan t erminal sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri.
Bagian Keempat
Tarip
Pasal 14

Tarip j asa t elekomunikasi dibedakan dalam dua j enis:
a. t arip j asa t elekomunikasi dasar yang t erdiri dari t arip j asa
t elekomunikasi dasar dalam negeri dan t arip j asa t elekomunikasi
dasar int emasional;
b. t arip j asa t elekomunikasi bukan dasar.

(1)

Pasal 15
St rukt ur t arip j asa t elekomunikasi dasar dalam negeri t erdiri dari
a. t arip dasar;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

b. t arip khusus.
(2)

Tarip dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
merupakan t arip yang digunakan sebagai dasar perhit ungan biaya
hubungan
a. j asa t elepon dan t elex yait u t arip pulsa;
b. j asa t elegram yait u t arip kat a;
c. j asa sambungan komunikasi dat a paket yait u t arip volume
(segment ) dat a dan t arip lama percakapan;
d. j asa sirkit langganan dan kanal t elekomunikasi yait u t arip
pemakaian dengan j angka wakt u.

(3)

Tarip khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
merupakan t arip unt uk pemasangan dan penggunaan f asilit as
t elekomunikasi yang dit et apkan menurut j enis f asilit as dan/ at au
keadaan suat u daerah yang t erdiri dari :
a. biaya pasang;
b. biaya berlangganan bulanan;
c. biaya pemakaian f asilit as;
d. biaya f asilit as t ambahan lainnya.
Pasal 16

Besarnya t arip j asa t elekomunikasi dasar dalam negeri sebagaimart a
dimaksud dalam Pasal 15 dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 17
Besarnya t arip j asa t elekomunikasi dasar int ernasional dit et apkan oleh
Ment eri berdasarkan perset uj uan-perset uj uan int emasional dan
perj anj ian-perj anj ian lainnya yang berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Pasal 18
St rukt ur dan besarnya t arip j asa t elekomunikasi bukan dasar
dit et apkan oleh badan penyelenggara dan/ at au badan lain set elah
mendapat perset uj uan Ment eri.
Bagian Kelima
Rahasia Berit a
Pasal 19
Badan penyelenggara dan/ at au badan lain waj ib memat uhi ket ent uan
yang berlaku mengenai kerahasiaan berit a sebagaimana diat ur dalam
Pasal 31 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 t ent ang Telekomunikasi.
Pasal 20
Penyampaian rekaman berit a oleh badan penyelenggara dan/ at au
badan lain kepada pemakai j asa t elekomunikasi at as permint aan
pemakai j asa yang bersangkut an unt uk keperluan pembukt ian
pemakaian f asilit as t elekomunikasi, t idak merupakan pelanggaran
t erhadap kewaj iban menj amin kerahasiaan berit a sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19.

Bagian Keenam
Hak dan Kewaj iban
Pasal 21
(1)

Badan penyelenggara berhak at as penggant ian biaya yang t imbul
sebagai
akibat
pemindahan
at au
perubahan
j aringan
t elekomunikasi karena adanya kegiat an at au at as permint aan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

inst ansi/ depart emen/ lembaga at au pihak lain.
(2)

Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menj adi beban dan
t anggung j awab inst ansi/ depart emen/ lembaga at au pihak lain
yang melakukan kegiat an at au menghendaki adanya pemindahan
at au perubahan t ersebut .
Pasal 22

Badan penyelenggara dan/ at au badan lain waj ib memenuhi set iap
permohonan dari calon pemakai j asa t elekomunikasi yang t elah
memenuhi syarat -syarat berlangganan j asa t elekomunikasi sepanj ang
j aringan t elekomunikasi t ersedia.
Pasal 23
(1)

Tat a cara pengaj uan dan penyelesaian keberat an at as set iap
kerugian yang t imbul at as penggunaan j asa t elekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Undang-undang Nomor 3
Tahun 1989 diat ur sebagai berikut :
a. bagi pemakai j asa t elepon, t elex, t elegram dan f acsimile
melalui kamar bicara umum at au warung t elekomunikasi at au
pusat pelayanan, keberat an diaj ukan secara t ert ulis kepada
badan penyelenggara dan/ at au badan lain selambat -lambat nya
7 (t uj uh) hari sej ak di-ket ahui t imbulnya kerugian dengan
melampirkan
1) t anda bukt i diri yang sah dari pemakai;
2) laporan kej adian yang mengakibat kan kerugian;
3) t anda bukt i pembayaran;
b. bagi pelanggan t elepon, f acsimile, t elex, sambungan
komunikasi dat a paket , sirkit langganan at au kanal
t elekomunikasi, keberat an diaj ukan secara t ert ulis kepada
badan penyelenggara dalam j angka wakt u selambat -lambat nya

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

7 (t uj uh) hari set elah laporan gangguan dengan melampirkan
kuit ansi pembayaran bulan t erakhir.
(2)

Badan penyelenggara dan/ at au badan lain
pemeriksaan berdasarkan laporan keberat an
dimaksud dalam ayat (l).

mengadakan
sebagaimana

(3)

Keput usan perset uj uan at au penolakan pemberian gant i kerugian
dit et apkan oleh badan penyelenggara dan/ at au badan lain dalam
j angka wakt u selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari set elah
dit erimanya keberat an.

(4)

Penolakan keberat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
disert ai dengan alasan-alasannya.

(5)

Tat a cara pembayaran gant i kerugian sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diat ur sebagai berikut :
a. unt uk pemakai j asa t elepon, t elex, t elegram, f acsimf le, dari
kamar bicara umum at au warung t elekomunikasi at au pusat
pelayanan, dibayarkan di lokasi kamar bicara umum, warung
t elekomunikasi, pusat pelayanan yang bersangkut an dengan
menunj ukkan surat panggilan unt uk menerima gant i kerugian;
b. unt uk pelanggan sambungan t elepon, f acsimile, t elex,
sambungan komunikasi dat a paket , sirkit langganan dan kanal
t elekomunikasi dibayarkan melalui rest it usi pada t agihan bulan
berikut nya.
Pasal 24

Besarnya gant i kerugian dit et apkan sebagai berikut
a. pemakaian j asa t elekomunikasi dari kamar bicara umum at au
warung t elekomunikasi at au pusat pelayanan, sebesar 3 (t iga) kali
biaya yang dibayar oleh pemakai j asa;
b. sambungan t elepon, f acsimile, t elex dan sambungan t elekomunikasi
dat a paket yang t erganggu selama 7 (t uj uh) hari bert urut -t urut

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

sej ak dit erimanya laporan gangguan dibebaskan dari kewaj iban
membayar biaya berlangganan bulanan pada bulan yang
bersangkut an;
c. sambungan sirkit langganan dan kanal t elekomunikasi sebesar biaya
yang seharusnya dibayar oleh pelanggan selama t erj adinya
gangguan
t erhit ung sej ak
dit erimanya
laporan
gangguan
berdasarkan biaya pemakaian f asf lit as perbulan.
Pasal 25
Tat a cara pembayaran dan besarnya gant i kerugian j enis j asa
t elekomunikasi dasar lainnya dan j asa t elekomunikasi bukan dasar
diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 26
Penyelesaian at as set iap kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 t idak menut up kemungkinan penggunaan upaya hukum lainnya.

BAB III
PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
UNTUK KEPERLUAN KHUSUS
Pasal 27
Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus yang dalam
penyelenggaraannya mempunyai sif at t ert ent u sepert i kerahasiaan,
j angkauan at au pengoperasiannya mengikut i t at a cara dan bent uk
t ersendiri dilaksanakan oleh inst ansi pemerint ah t ert ent u unt uk
pelaksanaan t ugas khusus, oleh perseorangan at au badan hukum unt uk
keperluan khusus at au keperluan sendiri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Pasal 28
Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus meliput i
a. t elekomunikasi unt uk pelaksanaan t ugas khusus inst ansi Pemerint ah
t ert ent u;
b. t elekomunikasi yang diselenggarakan oleh perseorangan;
c. t elekomunikasi yang diselenggarakan oleh badan hukum.
Pasal 29
(1)

Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk pelaksanaan t ugas khusus
inst ansi pemerint ah t ert ent u sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 huruf a meliput i ant ara lain:
a. pencarian dan penyelamat an j iwa manusia;
b. navigasi radio unt uk perhubungan;
c. met eorologi dan geof isika;
d. radio republik Indonesia dan t elevisi republik Indonesia;
e. radio ast ronomi;
f . penginderaan dan pengendalian j arak j auh oleh pemerint ah;
g. sist im komunikasi kehut anan oleh pemerint ah;
h. radio konsesi unt uk kegiat an pemerint ah.

(2)

Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus oleh
perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b
meliput i ant ara lain:
a. komunikasi radio ant ar penduduk;
b. komunikasi kawat ant ar penduduk;
c. radio amat ir.

(3)

Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus oleh

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c
meliput i ant ara lain penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk
a. radio siaran swast a;
b. t elevisi siaran swast a;
c. t elekomunikasi keret a api;
d. radio konsesi unt uk kegiat an pert ambangan minyak dan gas
bumi;
e. radio konsesi unt uk kegiat an pengusahaan hut an.
(4)

Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus selain
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 30

(1)

Penyelenggara
t elekomunikasi
unt uk
keperluan
khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 waj ib mendapat kan izin
penyelenggaraan darl Ment eri.

(2)

Persyarat an dan t at acara pemberian izin penyelenggaraan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 31

(1)

Penyelenggara
t elekomunikasi
unt uk
keperluan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a
menyelenggarakan j asa t elekomunikasi

khusus
dilarang

(2)

Penyelenggara
t elekomunikasi
unt uk
keperluan
khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b dan huruf c,
dengan izin Ment eri dapat menyelenggarakan j asa t elekomunikasi
bagi masyarakat disekit arnya, apabila di wilayah t ersebut belum
t ersedia j asa t elekomunikasi yang diselenggarakan oleh badan
penyelenggara.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

Pasal 32
Penyelenggara t elekomunikasi unt uk keperluan khusus yang
melaksanakan kegiat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)
dapat memungut biaya sesuai t arip yang berlaku dan waj ib mengikut i
ket ent uan-ket ent uan mengenai penyelenggaraan j asa t elekomunikasi.
Pasal 33
Penyelenggara t elekomunikasi unt uk keperluan khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 waj ib memenuhi persyarat an:
a. menggunakan sirkit langganan at au kanal t elekomunikasi milik
badan penyelenggara;
b. menggunakan peralat an t elekomunikasi yang memenuhi persyarat an
t eknis yang dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 34

Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus oleh badan
hukum hanya diizinkan unt uk hubungan ant ara kant or pusat dengan
cabang-cabangnya at au ant ara cabang dengan cabang.
Pasal 35
Jaringan t elekomunikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan
t elekomunikasi unt uk keperluan khusus, dilarang disambungkan
dengan
j aringan
t elekomunikasi
yang
digunakan
dalam
penyelenggaraan j asa t elekomunikasi.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, semua perat uran
pelaksanaan penyelenggaraan t elekomunikasi yang t elah ada
dinyat akan t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan at au belum
digant i dengan yang baru berdasar. kan Perat uran Pemerint ah ini.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, Perat uran Pemerint ah
Nomor 22 Tahun 1974 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran
Pemerint ah Nomor 53 Tahun 1980 t ent ang Telekomunikasi Unt uk
Umum, dinyat akan t idak berlaku.
Pasal 38
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 20 April 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 20 April 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 4 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

UMUM
Penyelenggaraan t elekomunikasi mempunyai peranan yang pant ing
dalam pembangunan bidang ekonomi, polit ik, sosial budaya dan
pert ahanan keamanan negara sert a dalam menunj ang kelancaran
pelaksanaan t ugas-t ugas pemerint ah.
Sesuai dengan ket ent uan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989
penyelenggaraan j asa t elekomunikasi diserahkan oleh pemerint ah
kepada badan penyelenggara yang berbent uk badan usaha milik
negara, yang dibent uk unt uk it u dan bert indak selaku pemegang kuasa
penyelenggara j asa t elekomunikasi yang meliput i penyelenggaraan
j asa t elekomunikasi dalam negeri dan penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi int ernasional.
Badan penyelenggara t ersebut dit unt ut unt uk selalu berusaha
memperluas j aringan t elekomunikasi khususnya badan penyelenggara
j asa t elekomunikasi dalam negeri agar mengusahakan j aringan
t elekomunikasinya dapat menj angkau ke seluruh wilayah t anah air.
Pengelompokkan j asa t elekomunikasi menj adi j asa t elekomunikasi
dasar dan j asa t elekomunikasi bukan dasar, sert a kebij aksanaan
Pemerint ah unt uk membuka kesempat an kepada badan lain yang
dapat berbent uk koperasi, badan usaha milik Daerah at au swast a
nasional unt uk ikut sert a dalam penyelenggaraan j asa t elekomunikasi
dimaksudkan unt uk memperluas dan meningkat kan pelayanan j asa
t elekomunikasi kepada, a masyarakat .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

Dalam pengat uran penyelenggaraan j asa t elekomunikasi dit et apkan
bahwa unt uk j asa t elekomunikasi dasar, badan lain dapat ikut sert a
menyelenggarakannya bekerj asama dengan badan penyelenggara,
sedangkan unt uk j asa t elekomunikasi bukan dasar selain dapat
diselenggarakan oleh badan penyelenggara at au diselenggarakan
secara kerj a sama ant ara badan penyelenggara dan badan lain, dapat
j uga diselenggarakan oleh badan lain it u sendiri.
Agar penyelenggaraan j asa t elekomunikasi t ersebut berdaya guna dan
berhasil guna, kepada badan lain yang diizinkan menyelenggarakan
j asa
t elekomunikasi
diwaj ibkan
memanf aat kan
j aringan
t elekomunikasi dan sarana t elekomunikasi milik at au yang disediakan
oleh badan penyelenggara.
Namun demikian, hal ini t idak menut up kemungkinan badan lain
membangun j aringan t elekomunikasi at au sarana t elekomunikasi
sendiri apabila belum t ersedia j aringan at au sarana t elekomunikasi
milik badan penyelenggara, akan t et api perlu segera diikut i dengan
pengalihan hak-hak at as j aringan t elekomunikasi yang dibangun oleh
badan lain t ersebut kepada badan penyelenggara.
Lingkup kerj a sama penyelenggaraan j asa t elekomunikasi ant ara badan
penyelenggara
dengan
badan
lain
dapat
meliput i
bidang
pembangunan,
pengoperasian
dan
pemeliharaan
sarana
t elekomunikasi. Keikut sert aan badan lain dalam melaksanakan
kegiat an penyelenggaraan j asa t elekomunikasi dasar at as dasar kerj a
sama dengan badan penyelenggara, t idak melepaskan kedudukan
badan penyelenggara sebagai pemegang kuasa penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi.
Pengat uran lebih rinci t ent ang pelaksanaan kerj a sama t ersebut
ant ara lain mengenai lingkup kerj a sama, pola kerj a sama, pembagian
pendapat an, j angka wakt u kerj a sama, pengalihan dan pengoperasian

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

sarana f asilit as t elekomunikasi yang dibangun dit et apkan oleh Ment eri.
Prinsip yang dianut dalam rangka kerj a sama penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi ant ara badan penyelenggara dan badan lain, adalah
prinsip
yang saling mengunt ungkan
dengan
memperhat ikan
sungguh-sungguh kepent ingan masyarakat t erut ama masyarakat
pemakai j asa t elekomunikasi.
Berdasarkan sif at , bent uk kegunaan dan t at a cara penyelenggaraannya
yang khusus, t erdapat j enis-j enis t elekomunikasi t ert ent u yang
memang t idak dimaksudkan unt uk t uj uan penyelenggaraan j asa
t elekomunikasi.
Dengan
dit et apkannya
Perat uran
Pemerint ah
mengenai
penyelenggaraan t elekomunikasi sebagai perat uran pelaksanaan dari
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 akan menj adi landasan hukum
unt uk pengat uran penyelenggaraan j asa t elekomunikasi lebih lanj ut
yang akan dit et apkan oleh Ment eri, dan sekaligus menggant ikan
Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1974 sebagaimana t elah diubah
dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 53 Tahun 1980 t ent ang
Telekomunikasi Unt uk Umum.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

Cukup j elas
Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Sarana t elekomunikasi
dapat
disebut
sebagai
j aringan
t elekomunikasi mengingat f ungsinya unt uk menghubungkan
berbagai perangkat t elekomunikasi yang t ersebar menurut lokasi
at au
j enisnya
sehingga
memungkinkan
t erselenggaranya
t elekomunikasi. Sarana t elekomunikasi dapat disebut j uga
sebagai f asilit as t elekomunikasi mengingat sarana t ersebut dapat
diuraikan menj adi berbagai j enis bagian at au komponen sesuai
dengan f ungsinya unt uk memberikan kemudahan t ert ent u,
misalnya suit sing (swit ching) unt uk menyambungkan, t ransmisi
unt uk menyalurkan dan sebagainya.
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Angka 9
Cukup j elas
Angka 10
Cukup j elas
Angka 11
Cukup j elas
Angka 12
Cukup j elas
Angka 13

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Cukup j elas
Angka 14
Cukup j elas
Angka 15
Cukup j elas
Angka 16
Cukup j elas

Pasal 2
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 3
Ayat (1)
Badan penyelenggara yang dimaksud adalah merupakan
pemegang kuasa dari Pemerint ah unt uk menyelenggarakan j asa
t elekomunikasi.

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat

(3)

Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 6
Cukup j elas
Pasal 7
Cukup j elas
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Perkembangan t eknologi t elekomunikasi t elah menimbulkan
j asa-j asa t ert ent u yang t erkait dengan pelayanan pos, dan
sej alan dengan ket ent uan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1984 t ent ang Pos, dan Pasal 4 Ayat (4) Perat uran
Pemerint ah Nomor 37 Tahun 1985 t ent ang Penyelenggaraan Pos,
badan penyelenggara Pos dan Giro Perum Pos dan Giro dapat ikut
sert a menerima, membawa dan/ at au menyampaikan t ulisan
dan/ at au gambar dari suat u kant or ke kant or lain unt uk
kepent ingan umum yang diproses pengirimannya menggunakan
j aringan t elekomunikasi.
Dalam menyelenggarakan kegiat an t ersebut badan penyelenggara

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

pos dan giro waj ib menggunakan j aringan t elekomunikasi milik
badan penyelenggara dengan membayar biaya yang besarnya
dit et apkan oleh Ment eri.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)
Jasa sirkit langganan dalam pasal ini adalah sama dengan yang
dimaksud sebagai j asa sirkit sewa dalam Undang-undang Nomor 3
Tahun 1989. Jasa kanal t elekomunikasi dapat berbent uk saluran
kabel, serat opt ik, kanal radio at au t ransponder sat elit .
Sirkit langganan adalah saluran dan/ at au aluran milik badan
penyelenggara yang digunakan oleh pelanggan secara t et ap at au
t emporer unt uk mengadakan hubungan t elepon, t elegrap/ dat a,
t elex dan j asa t elekomunikasi lainnya khusus ant ar pelanggan
yang bersangkut an dan t idak dapat digunakan unt uk melayani
kepent ingan umum.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Jenis j asa t elekomunikasi bukan dasar yang t imbul dari kelompok
suit sing pada hakekat nya adalah j asa t elekomunikasi yang
merupakan kelengkapan (f eat ures) dari suit sing sehingga
menimbulkan nilai t ambah bagi j enis j asa t elekomunikasi dasar
yang disalurkan melalui suit sing t ersebut .
Cont oh ant ara lain:
- panggilan berganda (mult i call address);

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

- simpan dan t eruskan (st ore and f orward);
- pemberit ahuan biaya (reverse charging);
- put aran dipersingkat (abbreviat ed dialing).
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
Terminal yang dapat disediakan oleh pelanggan ant ara lain
pesawat t elepon, pesawat t elex, pesawat f acsimile, sent ral
t elepon langganan ot omat / sent ral t elepon langganan t idak
ot omat .
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 14
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 16

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

Cukup j elas
Pasal 17
Perset uj uan-perset uj uan int ernasional yang berlaku misalnya yang
dit et apkan oleh Int ernat ional Telecomunicat ion Union (ITU),
Int ernat ional Sat elit
Organizat ion (INTELSAT),
Int ernat ional
Marit ime Sat elit (INMARSAT). Penet apan t arip j asa t elekomunikasi
dasar int ernasional dapat j uga didasarkan pada perset uj uan
bilat eral at au mult ilat eral yang dilakukan oleh badan penyelenggara
j asa
t elekomunikasi
int ernasional
dengan
penyelenggara
t elekomunikasi negara lain.
Pasal 18
Dalam hal penyelenggaraan j asa t elekomunikasi bukan dasar
dilakukan dengan kerj a sama ant ara badan penyelenggara
dengan badan lain, maka st rukt ur dan besarnya t arip dit et apkan
oleh badan penyelenggara.
Sedangkan apabila penyelenggara j asa t elekomunikasi bukan dasar
dilakukan oleh badan lain, maka st rukt ur dan besarnya t arip
dit et apkan oleh badan lain t ersebut . St rukt ur dan besarnya t arip
yang dit et apkan oleh badan penyel enggara at au badan lain t ersebut
dilaksanakan set elah mendapat perset uj uan Ment eri.
Pasal 19
Cukup j elas

Pasal 20
Penyampaian rekaman berit a selain kepada pemakai j asa
t elekomunikasi yang memint a perekaman pemakaian f asilit as
t elekomunikasi yang dimilikinya, t erkena ket ent uan Pasal 30
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 t ent ang Telekomunikasi.
Pasal 21

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 24
Cukup j elas
Pasal 25
Cukup j elas
Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27

27

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

Cukup j elas
Pasal 28
Badan hukum yang dimaksud adal ah badan hukum yang didirikan
menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Izin penyelenggaraan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini
adalah hak unt uk menyelenggarakan t elekomunikasi unt uk
keperluan khusus. Apabila unt uk penyelenggaraan t ersebut
menggunakan f rekuensi radio maka izin penyelenggaraan sudah
t ermasuk izin penggunaan f rekuensi radio.
Izin penggunaan f rekuensi radio unt uk penyelenggaraan
t elekomunikasi unt uk keperluan khusus, diberikan set elah
mendapat rekomendasi dari inst ansi/ depart emen yang t erkait .
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 31

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Pada dasarnya badan penyelenggara mempunyai kewaj iban unt uk
menyelenggarakan j asa t elekomunikasi sesuai dengan yang
dibut uhkan masyarakat pemakai j asa. Namun seringkali kegiat an
inst ansi pemerint ah t ert ent u at aupun badan hukum lain berada
di lokasi di luar j angkauan pelayanan badan penyelenggara.
Dapat pula t erj adi walaupun lokasi berada dalam j angkauan
pelayanan namun memerlukan j enis j asa t ert ent u yang belum
dapat dilayani oleh badan penyelenggara.
Dalam hal demikian maka inst ansi pemerint ah t ert ent u dan
badan hukum lain t ersebut dapat diberikan izin unt uk
menyelenggarakan t elekomunikasi unt uk keperluan masyarakat
sekit arnya.
Pasal 32
Cukup j elas
Pasal 33
Penyelenggaraan t elekomunikasi unt uk keperluan khusus yang
menggunakan f rekuensi radio, komunikasi kawat ant ar penduduk
dan t elekomunikasi keret a api yang menggunakan kawat , t idak
diwaj ibkan menggunakan sirkit langganan dan kanal t elekomunikasi
milik badan penyelenggara.
Pasal 34
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Pasal 37
Cukup j elas
Pasal 38
Cukup j elas

30

-