Analisis Kepuasan Pengguna Layanan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat pada Mobil Sehat di Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

(1)

UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN

INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT

PADA MOBIL SEHAT

DI KABUPATEN TABANAN

TAHUN 2016

NI LUH PUTU YUNI KRISMAYANTI 1420015012

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016


(2)

Skripsi ini telah dipresentasikan dan diujikan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 11 Juli 2016

Tim Penguji Skripsi

Ketua

(dr. Pande Putu Januraga, M.Kes.,DrPH) NIP. 19790110 200312 1 001

Anggota (Penguji II)

(Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH) NIP 197703312005012001


(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, 12 Juli 2016

Pembimbing

(dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH) NIP. 198311042008012005


(4)

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas berkat rahmat-Nya dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Pengguna Layanan Inspeksi Visual Asam Asetat pada Mobil Sehat di Kabupaten Tabanan Tahun 2016 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbiingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH, Ph.D selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Putu Ayu Indrayathi, S.E.,MPH selaku Ketua Bagian Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana karena telah mengijinkan menyelesaikan skripsi ini

3. dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH selaku dosen pembimbing yang menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan serta mengarahkan dalam menyusun skripsi ini.

4. drg. Ni Wayan Wirati, M.Kes selaku Kepala Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan yang sudah bersedia menjadi narasumber dan memberikan paparan umum kegiatan mobil sehat.

5. Tim Mobil Sehat Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan yang telah memberikan waktu dan tenaga dalam membantu selama penelitian ini.

6. Suami Gede Yudi Astawa, SE dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Matrikulasi 2014 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, maka penulis mengharapkan saran da kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Juni 2016

Ni Luh Putu Yuni Krismayanti


(5)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN Skripsi, Juni 2016

Analisis Kepuasan Pengguna Layanan Inveksi Visual dengan Asam Asetat di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016

ABSTRAK

Deteksi dini Kanker Serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan upaya kesehatan yang sedang diprioritaskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan untuk mencapai Tabanan bebas kanker serviks tahun 2016 dengan Program Mobil Sehat. Mobil sehat mengalami penurunan jumlah kunjungan dan belum pernah dilakukan survey tingkat kepuasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di empat desa yang dikunjungi oleh Mobil Sehatdesa Cau Belayu, Tista, Lalanglinggah, dan Candikuning. Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 orang dipilih secara consecutive sampling. Analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis dan Diagram Kartesius.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kepentingan dinilai memiliki kepentingan penting dan sangat penting. Tingkat kinrja dinilai memiliki kinerja baik dan sangat baik. Tingkat kesesuaian tertinggi terletak pada dimensi assurance dan emphaty, sedangkan tingkat kesesuaian terendah terletak pada dimensi tangibles. Dimensi mutu yang belum memuaskan yaitu dimensi tangibles, dimensi reliability, dan dimensi responsiveness. Sedangkan dimensi assurance dan emphaty dikategorikan sudah memuaskan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat. Prioritas utama pengembangan mutu layanan IVA di Mobil Sehat adalah ketersediaan pendingin ruangan AC atau kipas angin, kenyamanan ruang periksa, ketepatan waktu kedatangan Mobil Sehat, kejelasan penyampaian informasi tentang prosedur pemeriksaan, pemberian waktu kunjungan ulang, ketanggapan petugas dalam menanggulangi ketidaknyamanan dan pemberian kesempatan bertanya oleh petugas

Dapat disimpulkan bahwa kepuasan dari komponen pelayanan IVA di Mobil belum memuaskan sehingga harus dilakukan perbaikan sesuai dengan prioritas utama pengembangan mutu layanan IVA di Mobil Sehat.

Kata Kunci : Tingkat Kepuasan, Layanan IVA mobile, Mobil Sehat


(6)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN Skripsi, Juni 2016

Analysis of User Satisfaction with Service inveksi Visual Acid Asetat in Healthy Car Tabanan District 2016

ABSTRACT

Cervical Cancer Early detection method Visual Inspection with Acetic Acid (IVA) is a health efforts are being prioritized by the District Health Office to achieve Tabanan free cervical cancer in 2016 by Healthy Car Program. Healthy car has decreased the number of visits and have never done a survey of satisfaction levels. The purpose of this study was to determine the level of user satisfaction in Mobile Health IVA 2016 Tabanan regency.

The research design was a descriptive quantitative with cross sectional approach. This study was conducted in May 2016 in four villages visited by Healthy Cau Belayu Cau village, Tista village, Lalanglinggah village, and Candikuning village. Samples in this study of 100 people selected by consecutive sampling. The analysis is Importance Performance Analysis and Cartesian diagram.

The results showed that the level of interest is judged to have an important and very important interests. The performance level is considered to have good and excellent performance. The highest concordance rate lies in the dimension of assurance and empathy, while the lowest level of conformity is located on the dimensions of tangibles. Unsatisfactory quality dimension is the dimension of tangibles, reliability dimension, and the dimension of responsiveness. While the dimensions of assurance and empathy considered it satisfactory service users IVA in Mobile Health. The main priority of the development of quality of service IVA Mobile Health is the availability of cooling the room air conditioner or fan, the comfort of the examination room, the timeliness of arrival Mobil Sehat, clarity of delivering information about the examination procedure, granting time repeated requests, the responsiveness of officers in dealing with discomfort and have the opportunity to ask the officer.

It can be concluded that the satisfaction of the service component in the Car IVA not satisfactory and should be repaired in accordance with the highest priority in the development of quality of service IVA in Mobil Sehat.

Keywords: Satisfaction, Service IVA mobile, Healthy Car


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Pertanyaan Penelitian... 5

1.4 Tujuan Penelitian... 5

1.4.1 Tujuan Umum... 5

1.4.2 Tujuan Khusus... 5

1.5 Manfaat Penelitian... 6

1.5.1 Manfaat Praktis... 6

1.5.2 Manfaat Teoritis... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Tingkat Kepuasan... 8

2.1.1 Pengertian Kepuasan... 8

2.1.2 Mengukur Tingkat Kepuasan... 8

2.1.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan... 9

2.2 Kepentingan/Harapan Pasien... 13

2.3 Mobil Sehat Kabupaten Tabanan... 14


(8)

2.3.2 Tujuan Mobil Sehat... 15

2.3.3 Sasaran Mobil Sehat... 16

2.3.4 Pelaksanaan dan Penerapan... 16

2.3.5 Pemangku Kepentingan yang Terlibat dalam Pelaksanaa... 18

2.3.6 Sumber Daya Mobil Sehat... 19

2.3.7 Output Mobil Sehat... 20

2.4 Inspeksi Asam Asetat (IVA) di Mobil Sehat... 22

2.4.1 Pengertian IVA... 22

2.4.2 Keunggulan Test IVA di Mobil Sehat... 23

2.4.3 Sasaran IVA di Mobil Sehat... 23

2.4.4 Waktu Pelaksanaan Pemeriksaan IVA di Mobil Sehat... 23

2.5 Keaslian Penelitian... 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 26

3.1 Kerangka Konsep... 26

3.2 Variabel dan Definisi Operasional... 27

3.2.1 Variabel Penelitian... 28

3.2.2 Definisi Operasional... 28

BAB IV METODE PENELITIAN... 32

4.1 Desain Penelitian... 32

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 32

4.3.1 Populasi... 32

4.3.2 Sampel... 33

4.3.3 Teknik Pengumpulan Sampel... 33

4.4 Pengumpulan Data... 35

4.4.1 Jenis Data... 35

4.4.2 Instrumen Penelitian... 35

4.4.3 Teknik Pengumpulan Data... 36

4.5 Teknik Analisa Data... 36

4.5.1 Pengolahan Data... 36 viii


(9)

4.5.2 Analisa Data... 37

BAB V HASIL PENELITIAN... 41

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 41

5.1.1 Karakteristik Geografis... 41

5.1.2 Keadaan Penduduk... 41

5.1.3 Sarana Pelayanan Kesehatan... 42

5.1.4 Upaya Kesehatan khususnya Penyakit Tidak Menular... 43

5.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden... 44

5.3 Penilaian Tingkat Kepentingan Komponen Layanan Pemeriksaan IVA di Mobil Sehat... 45

5.4 Penilaian Tingkat Kinerja Komponen Layanan Pemeriksaan IVA di Mobil Sehat... 48

5.5 Perhitungan Tingkat Kesesuain antara Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan... 51

5.6 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja... 56

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 61

6.1 Gambaran Kepuasan Pengguna Layanan IVA di Mobil Sehat berdasarkan Lima Aspek Dimensi Mutu... 61

6.1.1 Gambaran Kepuasan dilihat dari Dimensi Tanggibles... 62

6.1.2 Gambaran Kepuasan dilihat dari Dimensi Reliability... 63

6.1.3 Gambaran Kepuasan dilihat dari Dimensi Responsivnnes... 64

6.1.4 Gambaran Kepuasan dilihat dari Dimensi Assurance... 66

6.1.5 Gambaran Kepuasan dilihat dari Dimensi Emphaty... 67

6.2 Strategi Peningkatan Kualitas Layanan IVA di Mobil Sehat berdasarkan Analisis dari Diagram Kartesius... 68

BAB VII PENUTUP... 73


(10)

7.2 Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Definisi Operasional... 28 Tabel 4.1. Lokasi Penelitian... 32 Tabel 5.1. Jenis dan Jumlah Fasilitas Kesehatan Milik Pemerintah dan Swasta yang ada di Kabupaten Tabanan Tahun 2016 ... 42 Tabel 5.2 gambaran Karakteristik Responden... 43 Tabel 5.3 Penilaian Tingkat Kepentingan Komponen Layanan Pemeriksaan

IVA di Mobil Sehat... 46 Tabel 5.4 Penilaian Tingkat Kinerja Komponen Layanan Pemeriksaan IVA

di Mobil Sehat... 49 Tabel 5.5 Perhitungan Tingkat Kesesuaian antara Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan ... 52 Tabel 5.6 Penilaian Kepuasan Setiap Komponen berdasarkan Tingkat

Kesesuaian... 55 Tabel 5.7 Penilaian Kepuasan Setiap Dimensi Berdasarkan Tingkat

Kesesuaian... 56

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 26 Gambar 4.1 Diagram Kartesius Tingkat Harapan Dan Kinerja... 39 Gambar 5.1 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Informed Consent Penelitian Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Ethical Clereance Penelitian Lampiran 5. Izin Penelitian dari BPMP Provinsi

Lampiran 6. Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan

Lampiran 7. Tabel Tingkat Kesesuaian Penilaian Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker Serviks merupakan salah satu kanker ganas yang menyerang kaum wanita setelah kanker payudara. Bagian yang diserang oleh kanker ini adalah bagian dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks di Indonesia, dimana 8.000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Insiden kanker serviks di Indonesia tahun 2011 sebesar 100 per 100.000 dengan penyebaran yang terakumulasi di Jawa dan Bali. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat 25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak dilakukan tindakan pencegahan (Rasjidi, 2012). Di Bali tahun 2011 insiden kanker serviks sebesar 150 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate berkisar antara 82 orang per 100.000 penduduk (Dinkes Provinsi Bali, 2013).

World Health Organisation (WHO) menyebutkan empat komponen penting yang menjadi pilar dalam penanganan kanker serviks, yaitu : pencegahan infeksi

Human Paviloma Virus (HPV), deteksi dini melalui peningkatan kewaspadaan dan program skrining yang terorganisir, diagnosis dan tatalaksana, serta perawatan yang tepat untuk kasus lanjut. Deteksi dini kanker serviks merupakan terobosan inovatif dalam pembangunan kesehatan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker serviks. Beberapa metode deteksi dini dapat dilakukan diantaranya dengan metode pemeriksaan visual yakni inspeksi visual dengan asam asetat, merupakan metode yang dapat dijadikan pilihan dalam pembuatan kebijakan kesehatan nasional Indonesia karena karakteristik metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) sesuai dengan kondisi Indonesia yang memiliki keterbatasaan ekonomi, sarana dan prasarana kesehatan (Depkes RI, 2009).


(14)

2

Untuk menindaklanjuti program pencegahan terhadap kanker serviks Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan sudah menyediakan pelayanan IVA di 20 unit Puskesmas dan 78 unit Poskesdes yang tersebar di Kabupaten Tabanan. Dari banyaknya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani IVA tidak diimbangi dengan kunjungan Wanita Usia Subur (WUS) untuk melaksanakan IVA mandiri ke fasilitas pelayanan terdekat. Ini ditunjukan dengan data tahun 2012 yaitu cakupan IVA mandiri hanya 46% dari target capaian yang diinginkan yaitu sebesar 80% (Dinkes Tabanan, 2013)

Rendahnya cakupan tersebut terdapat di tiga kecamatan diantaranya yaitu Kecamatan Pupuan, Baturiti, dan Selemadeg Barat. Kecamatan tersebut merupakan wilayah dengan tofografi perbukitan dan pegunungan. Meskipun sebagian dari kecamatan tersebut mempunyai jalur transportasi sampai ke pelosok desa dan banjar, namun tidak semua terdapat fasilitas kesehatan yang memadai. Pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas yang ada di tiga kecamatan tersebut dilaksanakan oleh puskesmas keliling yang pelayanannya terbatas pada pelayanan umum (kuratif). Dengan demikian ketiga kecamatan tersebut perlu dibantu dengan unit pelayanan mobile yang memadai.

Dengan mempertimbangkan hal tesebut maka pada Tahun 2014 dibuat sebuah terobosan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan atas gagasan dari Ibu Bupati Tabanan dibentuklah Mobil Sehat yang dimaksudkan menjadi sarana pendekatan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat pelosok pedesaan yang jauh dari jangkauan akses pelayanan kesehatan. Pelayanan Mobil Sehat menganut prinsip “jemput bola” yang artinya tenaga kesehatan melalui tim Mobil Sehat akan mencari sasaran pada kantong-kantong masyarakat di pelosok pedesaan.

Data dari Dinas Kesehatan didapatkan bahwa jumlah WUS di Kabupaten Tabanan yang sudah melakukan pemeriksaan IVA pada Tahun 2015 sebanyak


(15)

3

11.852 orang. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat dan WUS yang melaksanakan pemeriksaan IVA secara mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Jumlah WUS yang melaksanakan IVA di Mobil Sehat pada tahun 2015 sebanyak 7.252 orang sedangkan WUS yang melaksanakan pemeriksaan IVA di pelayanan kesehatan sebanyak 4.600 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak WUS yang memanfaatkan pelayanan IVA di Mobil Sehat (Dinkes Tabanan, 2015).

Pencapaian target tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kunjungan WUS yang melalakukan kunjungan IVA di Mobil Sehat. Ini terlihat dari jumlah peserta yang mengalami penurunan yaitu 8.620 orang pada Tahun 2014 dan 7.252 orang pada Tahun 2015 (Dinkes Tabanan, 2015).

Pemeriksaan IVA berdasrakan aturan dari Menteri Kesehatan merekomendasikan tentang waktu kunjungan ulang untuk pemeriksaan IVA adalah satu tahun dari pemeriksaan IVA pertama. Berdasarkan rekomendasi tersebut Mobil Sehat juga melakukan kunjungan ulang ke daerah yang sama setiap tahunnya dengan harapan WUS yang tahun lalu mengakses layanan bisa melakukan kunjungan ulang untuk IVA selanjutnya. Namun berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan menyebutkan bahwa kunjungan IVA di Tahun 2014 sebanyak 8.260 orang dan di tahun 2015 menjadi 11.852 orang. Data tersebut mngindikasikan adanya WUS yang tidak melakukan kunjungan ulang.

Pemanfaatan ulang layanan IVA di Mobil Sehat merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kualitas layanan yang diberikan. Kualitas layanan dipengaruhi oleh kepuasan pengguna layanan. Jika pengguna layanan puas akan layanan yang diberikan maka pengguna bisa mempromosikan ke orang lain yang belum melakukan kunjungan IVA ke Mobil Sehat. Dengan menurunnya jumlah kunjungan


(16)

4

WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat maka perlu dilakukan survey kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancari salah satu bidan yang bekerja di Puskesmas Tabanan II yang sudah pernah mewawancarai WUS yang melakukan IVA di Mobil Sehat didapatkan faktor penyebab turunnya tingkat partisipasi WUS yaitu persepsi WUS tentang tenaga kesehatan yang kurang berkomunikasi kepada pasien, kurang bersihnya alat-alat yang digunakan, serta tidak ada informasi yang diberikan tenaga kesehatan tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan kembali untuk mendaapatkan IVA berikutnya.

Sejak dioperasionalkannya Mobil Sehat, belum pernah dilakukan survey tingkat kepuasan terhadap pengguna layanan IVA di Mobil tersebut. Berdasakan uraian diatas maka peneliti menganggap perlu diadakannya survey terhadap tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat pada Tahun 2016 agar bisa meningkatkan mutu kualitas pelayanan sehingga partisipasi WUS lebih meningkat demi tercapainya Tabanan bebas Kanker Serviks 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu terjadi penurunan tingkat partisipasi WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat. Data kunjungan IVA di Mobil Sehat Tahun 2014 sebanyak 8.260 orang dan Tahun 2015 sebanyak 7.525 orang. Hasil studi pendahuluan didapat bahwa persepsi WUS tentang tenaga kesehatan yang kurang berkomunikasi kepada pasien, kurang bersihnya alat-alat yang digunakan, serta tidak ada informasi yang diberikan tenaga kesehatan tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan kembali untuk mendaapatkan IVA berikutnya.

Mobil Sehat yang sudah beroperasi belum pernah melakukan survey tingkat kepuasan kepada pengguna layanannya sehingga peneliti menganggap penting


(17)

5

dilakukan analisis tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bedasarkan permasalahan yang dijelaskan dalam rumusan masalah tersebut, maka dapat diuraikan pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016?”.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui penilaian pengguna layanan IVA di Mobil Sehat terhadap tingkat kepentingan yang mencakup lima aspek dimensi mutu yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dari pelayanan IVA di Mobil Sehat.

2. Untuk mengetahui penilaian pengguna layanan IVA di Mobil Sehat terhadap tingkat kinerja yang mencakup lima aspek dimensi mutu yaitu:

tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dari pelayanan IVA di Mobil Sehat.

3. Untuk mengetahui kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari lima aspek dimensi mutu yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

4. Untuk mengetahui aspek mutu yang mendapat prioritas utama sehingga perlu mendapatkan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan IVA di Mobil Sehat.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang administrasi dan kebijakan kesehatan khususnya manajemen mutu pelayanan kesehatan dan sebagai dasar studi untuk melakukan penelitian terhadap mutu pelayanan IVA di Mobil Sehat.


(18)

6

1. Bagi tim mobil sehat

Sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pengguna layanan IVA di Mobil Sehat.

2. Pemegang Program

Memberikan informasi kepada pihak pengambil keputusan dalam upaya peningkatan kinerja program IVA di Mobil Sehat dan sebagai dasar informasi untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terkait dengan pelaksanaan IVA di Mobil Sehat.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini adalah bidang keilmuan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) yaitu mengenai mutu layanan kesehatan. Penelitian ini berbentuk gambaran tingkat kepuasan pengguna layanan IVA di Mobil Sehat Kabupaten Tabanan Tahun 2016.


(19)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tingkat Kepuasan 2.1.1 Pengertian Kepuasan

Menurut Kotler (1997) dalam Rangkuti (2003) kepuasan pelanggan perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara persepsi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Kepuasan pelanggan merupakan usaha yang dilakukan oleh sebuah perusahaan agar produk atau jasa yang dipasarkan dapat memuaskan berbagi kebutuhan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan ukuran seberapa baik perusahaan tersebut dalam melaksanakan suatu bisnis. Kepuasan sendiri merupakan fungsi kinerja dan harapan. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan akan puas. Sebaliknya jika kinerja tidak memenuhi harapan, maka pelanggan akan merasa tidak puas (Prihantoro, 2012)

2.1.2 Mengukur Tingkat Kepuasan

Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan atau penerima pelayanan maka perlu dilakukan pengukuran. Menurut Supranto (2001), pengukuran tingkat kepuasan dimulai dari penentuan pelanggan, kemudian dimonitor dari tingkat kualitas yang diinginkan dan akhirnya merumuskan strategi. Lebih lanjut juga dikemukakan bahwa harapan pelanggan dapat terbentuk dari pengalaman masa lalu, komentar dari kerabat serta janji dan informasi dari penyedia jasa dan pesaing.Kepuasan pelanggan dapat digambarkan dengan suatu sikap pelanggan, berupa derajat kesukaan (kepuasan) dan ketidaksukaan (ketidakpuasan) pelanggan terhadap pelayanan yang pernah dirasakan sebelumnya.


(20)

9

Menurut Kotler (1994) dalam Tjiptono (2003), ada beberapa macam metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan :

1. Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) memberikan kesempatan yang luas kepada para pelangganya untuk menyampaikan keluhan dan saran.Misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, dan hubungan telefon langsung dengan pelanggan.

2. Ghost shopping

Mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuanya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka.

3. Lost customer analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi.

4. Survei kepuasan pelanggan

Penelitian survey dapat melalui pos, telepon dan wawancara langsung. Responden juga dapat diminta untuk mengurutkan berbagai elemen penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik perusahaan dalam masing-masing elemen. Melalui survey perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan

Penilaian kualitas pelayanan dikaitkan dengan kepuasan pasien dengan berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan (Supranto, 2001), yaitu :

1. Tangibles (Wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas fisik, yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi sarana, kondisi SDM perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan jenis jasa yang diberikan. 2. Reliability (kepercayaan) adalah pelayanan yang disajikan dengan segera dan memuaskan dan merupakan aspek – aspek keandalan system pelayanan yang


(21)

10

diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan rencana, kepedulian perusahaan kepada permasalahan yang dialami pasien, keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan keakuratan penanganan.

3. Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi kejelasan informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu konsumen, keluangan waktu pegawai dalam menanggapi permintaan pasien dengan cepat.

4. Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan SDM, rasa aman selama berurusan dengan karyawan, kesabaran karyawan, dukungan pimpinan terhadap staf.

5. Empathy (empati) adalah berkaitan dengan memberikan perhatian penuh kepada konsumen yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf secara pribadi kepada konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian terhadap kepentingan konsumen, kesesuaian waktu pelayanan dengan kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler (2006) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, yaitu:

1. Komunikasi

Tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Akan dapat


(22)

11

ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah: kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual. Komunikasi dalam hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan petugas, serta kemudahan mendapatkan informasi dan komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam persepsi kepuasan pasien.Tidak jarang walaupun pasien/keluarganya merasa outcome tak sesuai dengan harapannya merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan dan martabatnya (Syafwati dkk, 2006).

2. Pelayanan

Pelayanan keramahan petugas pelayanan kesehatan, kecepatan dalam pelayanan. Pusat pelayanan kesehatan dianggap baik apabila dalam memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain yang berkunjung. Kepuasan muncul dari kesan pertama masuk pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Dapat dijabarkan dengan pertanyaan yang menyangkut keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, responsi, support, seberapa tanggap dokter di ruangan IGD, rawat jalan, rawat inap, farmasi,kemudahan dokter dihubungi, keteraturan pemberian meal, obat, pengukuran suhu dsb (Grifin, 2005). Misalnya : pelayanan yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

3. Lokasi

Meliputi letak pusat kesehatan, letak ruangan dan lingkungannya. Merupakan salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih pusat kesehatan.Akses menuju lokasi yang mudah dijangkau mempengaruhi kepuasan klien dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit maupun pusat jasa kesehatan lainnya (Suryawati, 2004). Umumnya semakin dekat pusat kesehatan


(23)

12

dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan pusat pelayanan kesehatan tersebut.

4. Fasilitas

Kelengkapan fasilitas pusat kesehatan turut menentukan penilaian kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan klien, namun pusat kesehatan perlu memberikan perhatian pada fasilitas dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.

5. Biaya (Cost)

Harga, yang termasuk didalamnya adalah harga produk atau jasa.Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien.Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. (Irawan, 2005) menemukan, ekspektasi masyarakat terhadap harga yang murah ditemukan cukup tinggi. Ini dikarenakan masyarakat miskin di Indonesia memang cukup tinggi. Pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut. Menurut, (Adriani, 2004), biaya dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan rumah sakit yang sejenis lainnya, tingkat masyarakat yang berobat, ada tidaknya keringanan bagi masyarakat miskin,dan sebagainya. Selain itu, efisiensi dan efektivitas biaya, yaitu pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang berlebihan juga menjadi pertimbangan dalam menetapkan biaya perawatan.


(24)

13

2.2 Kepentingan/Harapan Pasien

Kepentingan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam evaluasi kualitas produk (Barang dan Jasa) dan kepuasan pelanggan. Kepentingan pelanggan pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasaan pelanggan (Tjiptono, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan menurut Gaspersz dalam (Wira, 2004) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya.

2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan seyogianya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspetasi pelanggan. 2.3 Mobil Sehat Kabupaten Tabanan

2.3.1. Sejarah Mobil Sehat

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali yang terdiri dari 10 kecamatan, 113 desa, 729 banjar adat, dan 333 desa adat. Di masing-masing kecamatan sudah tersebar fasilitas pelayanan


(25)

14

kesehatan yang terdiri dari puskesmas pembantu 78 buah, puskesmas rawat inap 5 buah, puskesmas non rawat inap 15 buah, dan puskesmas keliling sebanyak 20 buah. Dari 10 kecamatan yang ada terdapat tiga kecamatan yang merupakan wilayah dengan topografi perbukitan dan pegunungan yaitu kecamatan Pupuan, Baturiti, dan Selemadeg Barat.

Dengan wilayah yang tofografi perbukitan dan pegunungan tersebut, ketiga wilayah kecamatan tersebut perlu dibantu dengan unit mobiler yang memadai. Meskipun sebagian besar wilayah Kabupaten Tabanan memiliki jalur transportasi sampai ke pelosok desa dan banjar, namun tidak semua fasilitas pelayanan kesehatan memadai. Pelayanan kesehatan ke desa dan banjar di wilayah kerja puskesmas yang ada di kecamatan ini dilaksanakan oleh puskesmas keliling yang terbatas pelayanannya pada kesehatan umum dan kuratif.

Dengan ditemukannya kasus kanker serviks di Kabupaten Tabanan sebanyak 60 kasus pada Tahun 2012, mendorong suatu terobosan penanggulangan yaitu dengan pelayanan IVA. Begitu pula jumlah kematian perempuan tertinggi akibat kanker serviks, sehingga perlu deteksi dini terhadap kanker serviks guna mewujudkan Tabanan bebas kanker serviks pada Tahun 2016. Dimana pencapaian cakupan pelayanan IVA pada Tahun 2012 baru 46% dari target capaian yang diinginkan yaitu sebesar 80%.

Masih rendahnya angka Catarac Surgery Rate (CSR) tahun 2012 baru mencapai 56% akibat dari rendahnya penemuan kasus, sehingga diperlukan usaha dalam mendukung Bali vision tahun 2020 yang artinya masyarakat Bali dan khususnya Kabupaten Tabanan mampu melihat secara optimal pada tahun 2020.

Serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga baru mencapai 74,73 % pada tahun 2012, dan terjadi penurunan pada tahun 2013 yaitu


(26)

15

dengan capaian 70,35%. Sehingga diperlukan promosi kesehatan yang lebih optimal. Dan begitu pula masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yaitu baru 23 %, di Kabupaten Tabanan.

Sebuah terobosan untuk menanggulangi situasi tersebut adalah dengan pelayanan melalui Mobil Sehat sejak tahun 2014, dimaksudkan terjadi pendekatan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat di pelosok pedesaan yang jauh dari akses pelayanan kesehatan.

2.3.2. Tujuan Mobil Sehat

Pelayanan Mobil Sehat menganut prinsip “jemput bola” yang artinya tenaga kesehatan melalui tim Mobil Sehat akan mencari sasaran (mendekatkan pelayanan) pada kantong-kantong masyarakat di pelosok pedesaan yang jauh dari akses pelayanan kesehatan. Sehingga diharapkan pelayanan kesehatan menjadi merata dan berkeadilan di Kabupaten Tabanan. Gagasan untuk membantu puskesmas keliling dalam memberikan pelayanan ini dicetuskan oleh Ibu Bupati Tabanan dengan mengingat wilayah Kabupaten Tabanan cukup luas diantara kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali.

Adapun tujuan secara umum dilaksanakannya pelayanan Mobil Sehat ini adalah meningkatnya pengetahuan kesehatan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat menjadi tahu, mau dan mampu menolong, minimal untuk dirinya sendiri terhadap masalah kesehatan yang sedang dihadapinya, serta untuk pemerataan pelayanan kesehatan di Kabupaten Tabanan. Secara khusus pelayanan kesehatan dengan Mobil Sehat diharapkan mampu meningkatkan pencapaian pemeriksaan dini kanker serviks (dengan metode IVA) sehingga kasus kejadian IVA positif dan kanker serviks dapat diturunkan. Meningkatkan capaian CSR yang baru mencapai 56 %


(27)

16

pada tahun 2012, serta meningkatknya cakupan masyarakat yang melaksanakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).

2.3.3. Sasaran Program Mobil Sehat

Sasaran pelaksanaan pelayanan Mobil Sehat ini adalah untuk pelayanan IVA sasarannya adalah wanita usia subur. Untuk screning katarak sasarannya adalah masyarakat yang sudah berusia lanjut dan yang mengalami kelainan penglihatan. Promosi Kesehatan program PHBS, sasarannya adalah seluruh masyarakat Tabanan baik anak-anak, remaja, dewasa maupun masyarakat usia lanjut. Serta pelayanan kesehatan dasar, gigi dan mulut untuk masyarakat umum.

2.3.4. Pelaksanaan dan Penerapan

Strategi keberhasilan pelaksanaan Mobil Sehat adalah dimulai dengan membentuk Tim Mobil Sehat, yang pada nantinya tim ini akan melaksanakan pengelolaan pelaksanaan pelayanan. Tim ini akan bergerak ke daerah yang jauh dari jangkauan sarana kesehatan dibantu oleh tim medis dari puskesmas yang mewilayahi. Jadwal tempat dan waktu disusun oleh tim Mobil Sehat selama satu tahun dengan melaksanakan kegiatan sebanyak 100 kali secara reguler. Jadwal ini dikoordinasikan ke kecamatan, puskesmas dan desa yang menjadi sasaran pelakasnaan pelayanan. Disamping kegiatan terjadwal, pelayanan Mobil Sehat juga dilaksanakan dalam rangka menyambut hari-hari besar nasional seperti Hari Kesehatan Nasional, Hari Kartini dan Hari Ulang Tahun Kota Tabanan, dan hari-hari besar lainnya. Setiap kegiatan akan dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan IVA, screning katarak dan pemberian kaca mata baca, serta pemeriksaan gigi dan mulut dan penyuluhan kesehatan.

Inisiatif pelayanan kesehatan dengan Mobil Sehat menurut strategi dan rencana aksi sebagai berikut :


(28)

17

1. Perencanaan

a. Identifikasi situasi dan kondisi wilayah

Salah satu langkah awal dalam melaksanakan rencana pelayanan Mobil Sehat adalah mengetahui daerah-daerah yang cukup jauh dari akses pelayanan kesehatan. Kepala Puskesmas se-Kabupaten Tabanan sebagai pemegang wilayah memberikan infromasi terhadap situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayahnya yang memiliki akses yang kurang ke pelayanan kesehatan.

b. Penyusunan langkah intervensi

Untuk memudahkan dalam koordinasi dengan masyarakat serta puskesmas-puskesmas, maka disusun jadwal pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan “desa-kala-patra” yaitu disesuaikan dengan situasi kegiatan adat dan atau keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar tidak berbenturan dengan kegiatan masyarakat, sehingga pelayanan diharapkan dapat berjalan secara optimal.

2. Pelaksanaan a. Koordinasi Lintas Sektor

Setelah jadwal disusun, kemudian disebarkan ke masing-masing puskesmas untuk disampaikan ke desa/banjar di wilayah kerjanya. Kemudian dikoordinasikan ke camat, kepala desa untuk penggerakan masyarakat. Koordinasi lintas sektor terus dilakukan sampai hari pelaksanaan, agar masyarakat dapat memeriksakan dirinya di pelayanan Mobil Sehat.

b. Kordinasi Lintas Program

Sebagai tim Mobil Sehat, melakukan komunikasi dan koordinasi ke pemegang program yang ada, untuk melihat apa permasalahan yang terdapat di wilayah pelayanan yang akan dituju. Sehingga program-program yang akan berjalan dan sedang berjalan dapat disampaikan ke masyarakat.

3. Penilaian persiapan

Untuk memperlancar pelaksanaan pelayanan di lapangan, sebelum diterjunkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelayakan mobil, sumber daya manusia alat-peralatan, serta sarana dan prasarana dilakukan pengecekan.


(29)

18

Sebuah program dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerjasama diantara pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan mobil sehat diantaranya :

1. Dinas Kesehatan

Sebagai koordinator pelaksanaan membentuk Tim Mobil Sehat yang didalamnya langsung sebagai perencana, pelaksana dan penilaian

2. Camat

3. Pemegang wilayah kesecamatan mengkoordinasikan kepada jajaran di bawahnya untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan mobil sehatan baik dari segi keamanan dan kenyamanan.

4. Kepala Puskesmas

Sebagai pemegang wilayah kesehatan di daerahnya membantu dengan tim puskesmas keliling serta mengkoordinasikannya kepada petugas kesehatan yang ada di lokasi seperti bidan pemegang wialayah desanya.

5. Kepala Desa

Menggerakan masyarakat di wilayah, dengan menginformasikan kegiatan pelayanan Mobil Sehat kepada masyarakat

6. Bendesa Adat

Membantu kepala desa untuk menggerakan masyarakat sesuai dengan “desa,kala,patra”yang ada di desa pekraman.

7. Kepala Dusun

Membantu menggerakan masyarakat di wilayahnya 8. PKK /kader

Membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan mobil sehat. 9. Tokoh Masyarakat

Memberikan rasa nyaman dan aman sehingga masyarakat dapat mengikuti pelayanan mobil sehat dengan baik.

2.3.6. Sumber Daya Mobil Sehat

Pelaksanaan pelayanan Mobil Sehat agar dapat berjalan secara optimal, maka diperlukan sumber daya sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

Tim Mobil Sehat Kabupaten yang terdiri dari : dokter umum, Bidan, Perawat, dokter gigi, Sopir ditambah Tim dari masing-masing Pusk. Yang mewilayahi.


(30)

19

2. Sumber Daya Sarana

Terdiri dari dua Unit Mobil Sehat, dua Set alat kesehatan IVA, satu set Alat kesehatan Gigi, dua set Genzet, Bahan habis pakai IVA dan sarana kebersihan. 3. Sumber Daya Dana :

Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk Pelayanan Mobil Sehat ini sebesar Rp. 513.196.000,- tahun 2014 dan sebesar Rp. 312.080.000,- tahun 2015.

2.3.7. Output Mobil Sehat 1. Pencegahan Kanker Serviks

Jumlah sasaran yang melakukan deteksi dini kanker serviks dari tahun ke tahun yaitu tahun 2008-2009 tercatat 6.251 orang, 1.615 orang di tahun 2010, 5.909 orang di tahun 2011, 6.450 orang di tahun 2012, 6.524 orang di tahun 2013, 8.620 orang di tahun 2014, dan tahun 2015 sebanyak 7.252 orang. Sehingga total sampai saat ini yang diperiksa melalui metode IVA sebanyak 42.621 dari target sasaran sebanyak 43.347 orang (82,8 %) dari target sasaran 80 %.

Penurunan jumlah IVA yang positif (IVA +) yang langsung diberikan krioterapi yang mulai nyata terlihat setelah tahun 2011 dengan sebaran dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut; tahun 2008-2009 sebesar 9,6 % ; tahun 2010 sebesar 15,4 % ; tahun 2011 sebesar 17,9%; tahun 2012 sebesar 12,7%; tahun 2013 sebesar 11,5%; tahun 2014 sebesar 9, 6% dan sampai dengan 2015 sebesar 8,5 %.

Penurunan secara signifikan kasus kanker serviks (dari data kunjungan pasien di BRSUD Tabanan) secara nyata dari tahun 2013 dengan sebaran sebagai berikut : 44 orang di tahun 2010, 53 orang di tahun 2011, 60 orang di tahun 2012, 74 orang di tahun 2013, 43 orang di tahun 2014 dan sampai bulan Oktober 2015 terdapat 7 orang kasus.

Peningkatan peran serta dan kemandirian masyarakat dengan datang sendiri untuk pemeriksaan IVA dan bahkan ada yang sudah mampu membayar sendiri. 2. Pola Hidup Bersih dan Sehat

Terjadi peningkatan capaian PHBS di tatanan rumah tangga pada tahun 2014 yaitu 72,44 % dari 70, 35 % tahun 2013. Pelayananan Kesehatan Dasar Inisiatif ini menghasilkan peningkatan cakupan CSR (Catarac Surgery Rate) yaitu dari 56% pada


(31)

20

tahun 2012 menjadi 78% pada tahun 2015. Pelayanan Gilut juga meningkat dari 23% pada tahun 2012 menjadi 62% pada tahun 2015

Inisiatif Pelayanan Kesehatan dengan Mobil Sehat telah memberikan perubahan cara pandang masyarakat terhadap beberapa hal sebagai berikut :

Sebelum pelayanan kesehatan dengan Mobil Sehat ini dilaksanakan, masyarakat belum peduli terhadap kesehatan reproduksi terutama terhadap kesehatan organ intim wanita. Sehingga kasus kanker serviks ditemukan cukup mengkhawatirkan. Pertama pelayanan IVA ini dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan dengan Mobil Sehat, masyarakat masih malu dan kunjungan atas memeriksakan kesehatan atas kesadaran sendiri masih kurang. Setelah pelayanan dengan Mobil Sehat ini dilaksanakan, dengan gencarnya promosi kesehatan dilakukan, baik terhadap Kesehatan Reproduksi dan PHBS serta menyasar desa / banjar yang ada, kesadaran akan penting menjaga kesehatan organ intim mulai menunjukkan peningkatan secara signifikan,

Terhadap pencegahan kebutaan dengan screening katarak, sebelumnya masyarakat menganggap bahwa katarak belum merupakan gangguan kesehatan. Melalui rangsangan dengan pemberian kaca mata baca secara gratis dalam pelayanan Mobil Sehat, masyarakat mulai mau memeriksakan kesehatan matanya. Sehingga penjaringan terhadap gangguan katarak dapat menemukan hasil, dan kemudian dilakukan operasi dengan jadwal ditentukan sesuai kondisi. Program PHBS yang sebelum mengalami penurunan pencapaian, dan kemudian semakin gencar dilaksanakan promosi kesehatan melalui pelayanan Mobil Sehat, maka terdapat juga peningkatan pencapaian.

2.4 Inspeksi Asam Asetat (IVA) di Mobil Sehat 2.4.1. Pengertian IVA

IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata


(32)

21

telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah , murah dan informasi hasilnya langsung ( Aziz, 2010). Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asetat 3-5% akan berwarna putih (epitel putih). Dalam waktu 1-2 menit setelah diolesi asam asetat efek akan menghilang sehingga pada hasil ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi putih (Edianto, 2006).

Metode IVA tergolong sederhana, nyaman dan praktis. Dengan mengoleskan asam cuka (asam asetat) pada leher rahim dan melihat reaksi perubahan yang terjadi, prakanker dapat dideteksi. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif murah. Selain prosedurnya tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus danjuga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisa penggunaan metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus (Diananda, 2006).

Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu 60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker (Female Cancer Programe, 2008).

Pemeriksaan IVA di Mobil Sehat memiliki prosedur yang sama seperti di fasilitas pelayanan kesehatan, namun tempatnya di dalam Mobil. Penataan ruangan dikondisikan sama dengan di fasilitas kesehata. Di dalam Mobil Sehat terdapat 2 buah bedgyn beserta perlengkapan, dan bahan habis pakai untuk pelayanan IVA. 2.4.2. Keunggulan Test IVA di Mobil Sehat

1. Hasil segera diketahui saat itu juga

2. Efektif karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam pemeriksaan, aman karena pemeriksaan IVA tidak memiliki efek samping bagi ibu yang memeriksa, dan praktis

3. Teknik pemeriksaan sederhana, karena hanya memerlukan alat-alat kesehatan yang sederhana, dan dapat dilakukan dimana saja

4. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah 5. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi


(33)

22

7. Tidak dipungut biaya

8. Jika hasilnya IVA positif maka akan langsung dilakukan kryoterapi. 2.4.3. Sasaran IVA di Mobil Sehat

Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49 tahun. wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga menjadi sasaran pemeriksaan IVA. Jumlah total sasaran IVA di Kabupaten Tabanan adalah 43.347 orang.

2.4.4. Waktu pelaksanaan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat

Untuk masyarakat luas, diprogramkan pemeriksaannya satu kali dalam satu tahun, kecuali ada kecurigaan lain. Pemeriksaan IVA dapat dilakukan setiap saat, tidak dalam kedaan haid, dua hari sebelum pemeriksaan IVA sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan yang dimasukan ke dalam vagina serta diketahui oleh suami (Maryanti,2009).

Mobil Sehat sudah memiliki rencana jadwal kegiatan Mobil Sehat. Jadwal tersebut merupakan pengulangan dari jadwal pada tahun sebelumnya. Ini dimaksudkan agar terjadi pengulangan pemeriksaan sehingga WUS yang ada di Kabupaten Tabanan bisa mendapatkan layanan IVA satu kali dalam satu tahun. 2.5. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pencarian yang dilalakukan maka didapatlah beberapa penelitian yang memiliki karakteristik yang sama dengan penelitian ini.

1. Gafiiikin L, et all (2003) meneliti dengan judul Safety, Acceptability, And Feasibility Of A Single-Visit Approach To Cervical-Cancer Prevention In Rural Thailand: A Demonstration Project. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan screening dan pengobatan, pendekatan inovatif untuk pencegahan serviks-kanker sedang diselidiki di pedesaan Thailand. Perawat terlatih menyediakan layanan di tim mobile (kesehatan desa berbasis pusat) dan statis (berbasis rumah sakit) di empat kabupaten dari Roi-et Province, Thailand. Selama tujuh bulan. Hasilnya dari 306 wanita disaring, 99% menyatakan bahwa mereka akan merekomendasikan pengujian VIA ke teman-teman dan saudara


(34)

23

perempuan. Semua wanita yang disaring negatif menyatakan niat mereka untuk mengulang ujian setiap tiga tahun.

2. Selmouni F, et all (2015) meneliti dengan judul Perception And Satisfaction Of Cervical Cancer Screening By Visual Inspection With Acetid Acid (VIA) At Menks-Tafialet Region, Morocco :A Population-Based Cross Sectional Study. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi dan kepuasan dari skrining kanker serviks dengan Inspeksi Visual dengan Asam asetat (VIA) di Meknes-Tafilalet Region. Sebuah studi cross-sectional dilakukan menggunakan wawancara tatap muka dengan perempuan, secara rutin menghadiri pusat kesehatan, yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis deskriptif dilakukan untuk melaporkan data. Kesimpulan Studi ini menunjukkan bahwa para peserta memiliki persepsi yang kuat tentang skrining kanker serviks dan bersedia untuk memiliki konfirmasi lebih lanjut atau ujian ulang di masa depan.


(1)

Sebuah program dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerjasama diantara pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan mobil sehat diantaranya :

1. Dinas Kesehatan

Sebagai koordinator pelaksanaan membentuk Tim Mobil Sehat yang didalamnya langsung sebagai perencana, pelaksana dan penilaian

2. Camat

3. Pemegang wilayah kesecamatan mengkoordinasikan kepada jajaran di bawahnya untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan mobil sehatan baik dari segi keamanan dan kenyamanan.

4. Kepala Puskesmas

Sebagai pemegang wilayah kesehatan di daerahnya membantu dengan tim puskesmas keliling serta mengkoordinasikannya kepada petugas kesehatan yang ada di lokasi seperti bidan pemegang wialayah desanya.

5. Kepala Desa

Menggerakan masyarakat di wilayah, dengan menginformasikan kegiatan pelayanan Mobil Sehat kepada masyarakat

6. Bendesa Adat

Membantu kepala desa untuk menggerakan masyarakat sesuai dengan “desa,kala,patra”yang ada di desa pekraman.

7. Kepala Dusun

Membantu menggerakan masyarakat di wilayahnya 8. PKK /kader

Membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan mobil sehat. 9. Tokoh Masyarakat

Memberikan rasa nyaman dan aman sehingga masyarakat dapat mengikuti pelayanan mobil sehat dengan baik.

2.3.6. Sumber Daya Mobil Sehat

Pelaksanaan pelayanan Mobil Sehat agar dapat berjalan secara optimal, maka diperlukan sumber daya sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

Tim Mobil Sehat Kabupaten yang terdiri dari : dokter umum, Bidan, Perawat, dokter gigi, Sopir ditambah Tim dari masing-masing Pusk. Yang mewilayahi.


(2)

2. Sumber Daya Sarana

Terdiri dari dua Unit Mobil Sehat, dua Set alat kesehatan IVA, satu set Alat kesehatan Gigi, dua set Genzet, Bahan habis pakai IVA dan sarana kebersihan. 3. Sumber Daya Dana :

Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk Pelayanan Mobil Sehat ini sebesar Rp. 513.196.000,- tahun 2014 dan sebesar Rp. 312.080.000,- tahun 2015.

2.3.7. Output Mobil Sehat 1. Pencegahan Kanker Serviks

Jumlah sasaran yang melakukan deteksi dini kanker serviks dari tahun ke tahun yaitu tahun 2008-2009 tercatat 6.251 orang, 1.615 orang di tahun 2010, 5.909 orang di tahun 2011, 6.450 orang di tahun 2012, 6.524 orang di tahun 2013, 8.620 orang di tahun 2014, dan tahun 2015 sebanyak 7.252 orang. Sehingga total sampai saat ini yang diperiksa melalui metode IVA sebanyak 42.621 dari target sasaran sebanyak 43.347 orang (82,8 %) dari target sasaran 80 %.

Penurunan jumlah IVA yang positif (IVA +) yang langsung diberikan krioterapi yang mulai nyata terlihat setelah tahun 2011 dengan sebaran dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut; tahun 2008-2009 sebesar 9,6 % ; tahun 2010 sebesar 15,4 % ; tahun 2011 sebesar 17,9%; tahun 2012 sebesar 12,7%; tahun 2013 sebesar 11,5%; tahun 2014 sebesar 9, 6% dan sampai dengan 2015 sebesar 8,5 %.

Penurunan secara signifikan kasus kanker serviks (dari data kunjungan pasien di BRSUD Tabanan) secara nyata dari tahun 2013 dengan sebaran sebagai berikut : 44 orang di tahun 2010, 53 orang di tahun 2011, 60 orang di tahun 2012, 74 orang di tahun 2013, 43 orang di tahun 2014 dan sampai bulan Oktober 2015 terdapat 7 orang kasus.

Peningkatan peran serta dan kemandirian masyarakat dengan datang sendiri untuk pemeriksaan IVA dan bahkan ada yang sudah mampu membayar sendiri. 2. Pola Hidup Bersih dan Sehat

Terjadi peningkatan capaian PHBS di tatanan rumah tangga pada tahun 2014 yaitu 72,44 % dari 70, 35 % tahun 2013. Pelayananan Kesehatan Dasar Inisiatif ini menghasilkan peningkatan cakupan CSR (Catarac Surgery Rate) yaitu dari 56% pada


(3)

tahun 2012 menjadi 78% pada tahun 2015. Pelayanan Gilut juga meningkat dari 23% pada tahun 2012 menjadi 62% pada tahun 2015

Inisiatif Pelayanan Kesehatan dengan Mobil Sehat telah memberikan perubahan cara pandang masyarakat terhadap beberapa hal sebagai berikut :

Sebelum pelayanan kesehatan dengan Mobil Sehat ini dilaksanakan, masyarakat belum peduli terhadap kesehatan reproduksi terutama terhadap kesehatan organ intim wanita. Sehingga kasus kanker serviks ditemukan cukup mengkhawatirkan. Pertama pelayanan IVA ini dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan dengan Mobil Sehat, masyarakat masih malu dan kunjungan atas memeriksakan kesehatan atas kesadaran sendiri masih kurang. Setelah pelayanan dengan Mobil Sehat ini dilaksanakan, dengan gencarnya promosi kesehatan dilakukan, baik terhadap Kesehatan Reproduksi dan PHBS serta menyasar desa / banjar yang ada, kesadaran akan penting menjaga kesehatan organ intim mulai menunjukkan peningkatan secara signifikan,

Terhadap pencegahan kebutaan dengan screening katarak, sebelumnya masyarakat menganggap bahwa katarak belum merupakan gangguan kesehatan. Melalui rangsangan dengan pemberian kaca mata baca secara gratis dalam pelayanan Mobil Sehat, masyarakat mulai mau memeriksakan kesehatan matanya. Sehingga penjaringan terhadap gangguan katarak dapat menemukan hasil, dan kemudian dilakukan operasi dengan jadwal ditentukan sesuai kondisi. Program PHBS yang sebelum mengalami penurunan pencapaian, dan kemudian semakin gencar dilaksanakan promosi kesehatan melalui pelayanan Mobil Sehat, maka terdapat juga peningkatan pencapaian.

2.4 Inspeksi Asam Asetat (IVA) di Mobil Sehat 2.4.1. Pengertian IVA

IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata


(4)

telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah , murah dan informasi hasilnya langsung ( Aziz, 2010). Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asetat 3-5% akan berwarna putih (epitel putih). Dalam waktu 1-2 menit setelah diolesi asam asetat efek akan menghilang sehingga pada hasil ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi putih (Edianto, 2006).

Metode IVA tergolong sederhana, nyaman dan praktis. Dengan mengoleskan asam cuka (asam asetat) pada leher rahim dan melihat reaksi perubahan yang terjadi, prakanker dapat dideteksi. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif murah. Selain prosedurnya tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus danjuga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisa penggunaan metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus (Diananda, 2006).

Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu 60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker (Female Cancer Programe, 2008).

Pemeriksaan IVA di Mobil Sehat memiliki prosedur yang sama seperti di fasilitas pelayanan kesehatan, namun tempatnya di dalam Mobil. Penataan ruangan dikondisikan sama dengan di fasilitas kesehata. Di dalam Mobil Sehat terdapat 2 buah bedgyn beserta perlengkapan, dan bahan habis pakai untuk pelayanan IVA. 2.4.2. Keunggulan Test IVA di Mobil Sehat

1. Hasil segera diketahui saat itu juga

2. Efektif karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam pemeriksaan, aman karena pemeriksaan IVA tidak memiliki efek samping bagi ibu yang memeriksa, dan praktis

3. Teknik pemeriksaan sederhana, karena hanya memerlukan alat-alat kesehatan yang sederhana, dan dapat dilakukan dimana saja

4. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah 5. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi


(5)

7. Tidak dipungut biaya

8. Jika hasilnya IVA positif maka akan langsung dilakukan kryoterapi. 2.4.3. Sasaran IVA di Mobil Sehat

Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49 tahun. wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga menjadi sasaran pemeriksaan IVA. Jumlah total sasaran IVA di Kabupaten Tabanan adalah 43.347 orang.

2.4.4. Waktu pelaksanaan pemeriksaan IVA di Mobil Sehat

Untuk masyarakat luas, diprogramkan pemeriksaannya satu kali dalam satu tahun, kecuali ada kecurigaan lain. Pemeriksaan IVA dapat dilakukan setiap saat, tidak dalam kedaan haid, dua hari sebelum pemeriksaan IVA sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan yang dimasukan ke dalam vagina serta diketahui oleh suami (Maryanti,2009).

Mobil Sehat sudah memiliki rencana jadwal kegiatan Mobil Sehat. Jadwal tersebut merupakan pengulangan dari jadwal pada tahun sebelumnya. Ini dimaksudkan agar terjadi pengulangan pemeriksaan sehingga WUS yang ada di Kabupaten Tabanan bisa mendapatkan layanan IVA satu kali dalam satu tahun. 2.5. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pencarian yang dilalakukan maka didapatlah beberapa penelitian yang memiliki karakteristik yang sama dengan penelitian ini.

1. Gafiiikin L, et all (2003) meneliti dengan judul Safety, Acceptability, And Feasibility Of A Single-Visit Approach To Cervical-Cancer Prevention In Rural Thailand: A Demonstration Project. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan screening dan pengobatan, pendekatan inovatif untuk pencegahan serviks-kanker sedang diselidiki di pedesaan Thailand. Perawat terlatih menyediakan layanan di tim mobile (kesehatan desa berbasis pusat) dan statis (berbasis rumah sakit) di empat kabupaten dari Roi-et Province, Thailand. Selama tujuh bulan. Hasilnya dari 306 wanita disaring, 99% menyatakan bahwa mereka akan merekomendasikan pengujian VIA ke teman-teman dan saudara


(6)

perempuan. Semua wanita yang disaring negatif menyatakan niat mereka untuk mengulang ujian setiap tiga tahun.

2. Selmouni F, et all (2015) meneliti dengan judul Perception And Satisfaction Of Cervical Cancer Screening By Visual Inspection With Acetid Acid (VIA) At Menks-Tafialet Region, Morocco :A Population-Based Cross Sectional Study. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi dan kepuasan dari skrining kanker serviks dengan Inspeksi Visual dengan Asam asetat (VIA) di Meknes-Tafilalet Region. Sebuah studi cross-sectional dilakukan menggunakan wawancara tatap muka dengan perempuan, secara rutin menghadiri pusat kesehatan, yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis deskriptif dilakukan untuk melaporkan data. Kesimpulan Studi ini menunjukkan bahwa para peserta memiliki persepsi yang kuat tentang skrining kanker serviks dan bersedia untuk memiliki konfirmasi lebih lanjut atau ujian ulang di masa depan.


Dokumen yang terkait

Faktor- faktor yang berhubungan dengan hasil inspeksi visual asam asetat positif di puskesmas Rengasdengklok kabupaten Karawang tahun 2009

1 14 60

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM DETEKSI DINI KANKER SERVIK DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG TAHUN 2015

9 37 148

analisis jalur tentang determinan yang mempengaruhi pemeriksaan inspeksi visual asam asetat di kabupaten Temanggung

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT ( I V A ) DENGAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Test Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dengan Keikutsertaan Wanita Dalam Melakukan Pemeriksaannya di Desa Godegan Mojolaban Su

0 3 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT ( I V A ) DENGAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Test Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dengan Keikutsertaan Wanita Dalam Melakukan Pemeriksaannya di Desa Godegan Mojolab

0 5 15

DETEKSI DINI NEOPLASIA INTRA EPITEL SERVTKS DENGAN METODE IVA (INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT).

0 1 5

ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN TES IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI PUSKESMAS GUNUNGPATI TAHUN 2014

0 0 64

Inspeksi visual dengan asam asetat

0 0 13

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP KEJADIAN DISPLASIA SERVIKS DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KABUPATEN BARRU

0 0 6

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) TEST DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU MAKASSAR TAHUN 2016

0 0 127