Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: PAPALELE Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

PAPALELE
Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil
di Ambon

Simon Pieter Soegijono

Katalog Dalam Terbitan (KDT)
330.95985
Soe Soegijono, Simon Pieter
p
Papalele : potret aktivitas komunitas pedagang kecil di Ambon /
Simon Pieter Soegijono – Salatiga : Program Pascasarjana
Universitas Kristen Satya Wacana, 2011.
xx, 330 hlm. ; 26cm
ISBN 978-979-3775-49-4
1.

Economic condition—Ambon. 2. Informal sector
(Economics)—Ambon. I. Title.

Cetakan pertama : 2011


ISBN 978-979-3775-49-4
Desain Cover: Pieter John Lasamahu, ST
E-mail pietersoegijono@yahoo.com
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Program Pascasarjana Studi Pembangunan
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
Diterbitkan oleh:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Telp. (0298) 321212 Ext. 229, Fax. (0298) 311995

Universitas Kristen Satya Wacana

PAPALELE
Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil

di Ambon

DISERTASI
Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor
di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
disertasi ini telah dipertahankan dalam Ujian Terbuka
Program Pascasarjana Studi Pembangunan
Universitas Kristen Satya Wacana,
yang dipimpin oleh Rektor Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D
Pada hari, Kamis, 21 Juli 2011, pk. 10.00 WIB
di Kampus Universitas Kristen Satya Wacana,
Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga,
Jawa Tengah
Indonesia

Oleh:

Simon Pieter Soegijono
Lahir di Ambon, Maluku, Indonesia


Promotor:
Marthen L. Ndoen, SE, MA, Ph.D.

Ko Promotor:
Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS.
Marwata, SE, M.Si. Akt, Ph.D.

Penguji:
Prof. Daniel D. Kameo, SE, MA. Ph.D.
Dr. Gatot Sasongko, SE, MSi.
Dr. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si.

DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Pengantar

v

ix
x
xi

Satu

:

Pendahuluan

1

Dua

:

Rumah Tangga dan Pemenuhan Kebutuhan
Hidup, Kewirausahaan, Identitas dan Modal
Sosial
Pengantar

- Ekonomi Rumah Tangga dan Pemenuhan
Kebutuhan Hidup
- Kewirausahaan: Pedagang Kecil dan Pasar
Tradisional (petty trdaers and traditional
market)
- Identitas (identity)
- Modal Sosial (social capital)
Kesimpulan

21

35
40
49

21
22
28

Tiga


:

Pengalaman Penelitian Bersama Informan
Pengantar
- Penelitian di Desa Hatalai
- Pengamatan Awal
- Penelitian Lapangan
- Proses dan Dinamika Pengumpulan Data
- Penelitian di Pasar Mardika Ambon
- Metode Penelitian Kualitatif
- Pengolahan dan Analisis Data
- Penulisan Hasil

53
53
54
55
57
65

69
74
78
80

Empat

:

Pembangunan Kota Ambon dan Papalele
Pengantar
- Makna dan Perkembangan Papalele

83
83
84

v

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon


Lima

Enam

Tujuh

 
vi

:

:

:

Konsep Papalele: Pengaruh Portugis dan
Belanda
Berdagang Menurut Pemahaman Lokal
Mama, Tanta dan Papalele

Sejarah dan Pembangunan di Kota Ambon
Pembangunan di Kota Ambon

87
91
95
96
99

Ekonomi Rumah Tangga Papalele
Pengantar
- Situasi Ekonomi Keluarga
- Penghasilan Suami yang Terbatas
- Tanggungan Keluarga
- Pendapatan untuk Biaya Pendidikan Anakanak
- Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga
- Menjaga Kepercayaan
Kesimpulan

111

111
113
122
135
140

Awal Mula Menjadi Papalele
Pengantar
- Keputusan Menjalani Papalele
- Umur Memulai Papalele
- Ketidak-setaraan Gender
- Kebaya sebagai Pakaian Khas Papalele
- Pengetahuan Berdagang: Bisnis Turuntemurun
- Proses Adaptasi Menjadi Papalele
- Papelele: Profesi Tanpa Batas Umur
- Dukungan Keluarga Menjadi Papalele
Kesimpulan

155
155

156
161
164
167
170

Pengelolaan Usaha Papalele
Pengantar
- Proses Menjalankan Usaha
• Modal awal Berusaha
• Peralatan Jualan
• Mekanisme Baronda dan Tandeng
• Baronda
• Tandeng

183
183
185
185
188
191
192
198

142
148
153

173
177
178
180

Daftar Isi

• Tandeng dan Baronda
• Menghindari Pinjaman
- Mekanisme Mengelola Usaha
• Produk yang di Perdagangkan
• Strategi Bersama dalam Berusaha
• Menghindari Konflik melalui Variasi
Produk
• Mengantisipasi Kerugian
- Jejaring
• Memanfaatkan Pinjaman Dana Pihak Lain
• Membangun Relasi Usaha
• Menitipkan Jualan
- Alokasi Pendapatan untuk Biaya Pendidikan
Anak-Anak
Kesimpulan
Delapan

:

Perjumpaan Beresiko; Transaksi disaat Konflik
Pengantar
Keadaan sebelum Kerusuhan
- Dampak Kerusuhan Terhadap Pola Usaha

204
211
212
213
215
217
218
221
221
226
228
232
233
237
237
241
245

Papalele
• Berjualan dan Menyatu dengan Komunitas
sendiri
• Ketidak-seimbangan Distribusi Barang
Dagangan
- Strategi Papalele Mengatasi Masalah Akibat
Kerusuhan
• Pertemuan di Simpul-simpul Perbatasan
• Keselamatan Dipertaruhkan
- Proses Transaksi antara Papalele dan
Pedagang
• Mekanisme Pembayaran di Tapal Batas
• Hubungan dengan Pedagang Sebelum dan
Selama Konflik
• Saling Menjaga di Masa Konflik
Kesimpulan
Sembilan

:

Kolaborasi Pengusaha Papalele
Pengantar

245
249
251
251
258
260
260
261
263
265
267
267

 
vii

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

-

Kelangsungan Usaha Melalui Kolaborasi
Mempertahankan Margin Usaha melalui
Kolaborasi
Pemenuhan Kebutuhan Hidup (livelihood)
melalui Papalele
Membangun Jejaring Papalele
Pembentukan Status Sosial melalui Papalele
• Menanamkan hasil usaha pada pendidikan
anak

Memprioritaskan
Modal
Keuangan
(financial capital) ke Modal Pengetahuan
(knowledge capital)
• Hasil Usaha untuk Jaminan Hari Tua
Papalele Sebagai Entreprenuer
Membangun Identitas demi Solidaritas

-

• Papalele sebagai Pedagang Kecil (petty
traders)
• Memperkuat Identitas Lokal Papalele
Kesimpulan

-

269
271
273
275
278
280
281

285
287
291

Papalele

Kesimpulan
- Rumah Tangga yang Mandiri
- Belajar dari Ketaguhan Kewirausahaan
Sederhana
- Identitas yang Perlu Terus dilestarikan
- Membangun Jejering merupakan Salah Satu
Kekuatan Usaha Kecil
- Menjawab
Tantangan
Pembangunan
Masyarakat
- Penelitian di Masa Mendatang
Daftar Kepustakaan
Ringkasan
Sepuluh

 
viii

:

291
294
297
301
303
305
307
308
311
312
315
329

Daftar Isi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

: Agihan Perbedaan Umur

162

Tabel 2

: Perhitungan Rata-rata Modal dan Keuntungan
Informan

210

Tabel 3

: Prakiraan
Rata-rata
Pendapatan
Pengeluaran Informan per Tahun

232

dan

 
ix

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11

 

 
x

: Anak Tangga: Jalan Masuk Desa Hatalai
: Pohon Mayang (enau) yang dijadikan
Minuman Sopi
: Kebun atau Dusun Milik Keluarga
: Proses Wawancara dengan informan 79 tahun
: Salah Satu Papalele
: Bentuk peralatan jualan: Dulang dan Atiting
yang masih bertahan
: Informan ‘Baronda’ dengan Atiting di atas
kepala
: Dua informan posisi tandeng di depan
Swalayan Citra Ambon
: Informan saat tandeng di depan Supermarket
: Informan saat mencari buah bersama
: Model Kolaborasi Papalele

61
127
128
139
159
189
194
202
207
216
270

KATA PENGANTAR

Banyak sudah temuan ilmiah tentang peran pedagang
kecil (petty traders) dalam kegiatan berdagang. Kajian-kajian
yang telah dilakukan lebih banyak mengarah pada strategi
padagang kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup (livelihood)
dan strategi untuk bertahan hidup (survival strategy). Terhadap
kajian-kajian tersebut, dapat dimaklumi oleh karena pembahasan tentang fenomena kehidupan pedagang kecil lebih banyak
dihubungkan dengan persoalan mengatasi ‘kemiskinan’. Seperti
diketahui, masalah kemiskinan saat ini masih mendapat perhatian dari berbagai pihak. Perhatian tentang kemiskinan tentu
bermuara pada upaya mengurangi jumlah penduduk yang
terperangkap pada kemiskinan itu sendiri. Sehingga penelitian
itu, diharapkan muncul alternatif dan kebijakan yang mampu
mengurangi kemiskinan (poverty reduction).
Patut dicatat pula bahwa selain masalah kemiskinan,
perhatian juga tertuju pada masalah isu yang saat ini agaknya
‘seksi’ adalah pengetahuan lokal (local knowledge). Isu ini pada
beberapa tahun terakhir sepertinya mulai dilirik oleh berbagai
kalangan ilmuan. Bahkan pemerintah turut serta menganjurkan
berbagai pihak untuk sedapat mungkin merevitalisasi pengetahuan lokal yang tersembunyi dalam masyarakat. Rupa-rupaxi

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

nya usulan ini dapat dimengerti bahwa salah satu cara terbaik
untuk mengatasi masalah pembangunan yakni memberdayakan
masyarakat untuk mandiri dengan metode menurut wilayah
masing-masing.
Hasil penelitian yang tersaji dalam bentuk buku ini
dengan sengaja akan memaparkan tentang pengetahuan lokal
(local knowledge) pedagang kecil — papalele di masyarakat
Ambon. Dalam buku ini akan diungkapkan keunikan pengetahuan pedagang kecil (petty traders) tentang mekanisme
kolaborasi (collaboration). Seperti diketahui bahwa pada
umumnya, dalam kegiatan berusaha, orang selalu menghubungkan kegiatan usaha dengan bentuk persaingan. Pedagang atau
pengusaha yang tidak siap bersaing dalam ‘pasar’ maka bersiapsiap untuk menutup usahanya. Bersaing menuntut kemampuan
untuk menciptakan berbagai peluang, sehingga persaingan
dapat dimenangkan. Sebaliknya, papalele justru tidak memilih
bersaing. Papalele dalam penelitian ini membuktikan bahwa,
kolaborasi usaha sangat menguntungkan. Kolaborasi usaha
memungkinkan mereka untuk tetap bertahan dan survive.
Pengetahuan lokal (local knowledge) ini akhirnya membuat saya tertarik untuk menelitinya. Keingin-tahuan saya
terhadap dunia kehidupan pedagang kecil — papalele semakin
mendapat tempat saat studi lanjut (S3). Dalam perjalanannya,
topik ini mendapat kesempatan untuk dibahas guna mendapat
kritik, saran dan masukan. Mulai dari Ujian Kualifikasi pada
tanggal 13 September 2008 untuk mendapat gelar kandidat
Doktor, Seminar proposal penelitian disertasi pada tanggal 18
Oktober 2008, Ujian Kelayakan Disertasi tanggal 20 Mei 2011,
dan dipertahankan pada Ujian Tertutup tanggal 15 Juni 2011.
Akhirnya saya menyadari bahwa tulisan ini banyak dibantu
oleh berbagai pihak. Tetapi hasil penelitian ini pada akhirnya
xii

Pengantar

menjadi tanggung jawab saya untuk mempertahankannya. Dan
atas keberhasilan ini saya patut menyampaikan ucapan terima
kasih kepada berbagai pihak.
Terima kasih saya sampaikan kepada Promotor Marthin L.
Ndoen, SE, MA, Ph.D, Ko-Promotor Prof. Dr. Ir. Kutut
Suwondo, MS dan DR. Marwata, SE, M.Si. Akt. Peran ketiganya
sangat luar biasa dalam membimbing dan mengarahkan mulai
dari proses persiapan penelitian hingga akhir penulisan. Masamasa pengolahan data dan penulisan naskah tidak pernah diabaikan. Setiap hari, ketika saya harus mencari buku di Perpustakaan atau mencari informasi lainnya saat berpapasan dengan
salah satu diantara Promotor atau Ko-Promotor pasti akan ditanya “tulisannya bagaimana?, kapan mau dikoreksi?. Pertanyaan ini terkesan sederhana dan basa-basi, tetapi justru bagi saya
memiliki makna yang sangat menantang. Tidak jarang, kadangkadang saya harus mempersiapkan jawaban, sebelum berjumpa
dengan salah satu dari mereka bertiga.
TEN, demikian inisial nama dari Marthin L. Ndoen, SE,
MA, Ph.D. Beliau adalah Promotor untuk disertasi saya.
Pengalaman bimbingan bersama beliau terasa berbeda. Suatu
saat, ketika saya mengolah data sambil menulis, muncul
perasaan bosan. Penulisan pun terhenti beberapa waktu. Karena
saya tidak lagi muncul untuk berkonsultasi, pak TEN menghubungi dan menitip pesan kepada beberapa teman, agar menghubungi saya. Namun, upaya yang dilakukannya tidak berhasil.
Saat itu memang dengan sengaja HP (handphone) milik saya
tidak diaktifkan (off). Tanpa saya sadari, pada malam hari
sekitar pukul 20.00 WIB, pak TEN ditemani sang Istri Ibu Titi
datang ke rumah. Kepada saya, pak TEN berharap agar minggu
berikutnya naskah sudah harus diterimanya. Karena masih
terasa ‘bosan’, saya tidak muncul. Pak TEN kembali melakukan
hal yang sama. Bagi saya, Pak TEN tidak hanya berfungsi memxiii

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

bimbing, tetapi juga melayani. Pak TEN tidak mempedulikan
status sosialnya yang begitu tinggi sebagai dosen, bagi para
mahasiswa. Baginya mahasiswa harus dibimbing, dibina dan
didampingi. Tidak cukup hanya itu, naskah disertasi diberikan
kepada beliau di pagi hari, sore hari saya telah dihubungi kembali via telepon untuk dibimbing. Terima Kasih tanpa pamrih
untuk Pak TEN dan Ibu Titi Prabawa, Ph.D atas bantuan dan
kepedulian menyelesaikan disertasi ini.
Keadaan bimbingan berbeda juga ditunjukan Ko-Promotor Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MSi dan Dr. Marwata, SE,
M.Si. Pak KUT demikian inisial nama pendeknya. Semua
mahasiswa Pascasarjana telah akrab dengan nama tersebut. “pak
Pieter sampai di mana tulisannya, tetap menulis ya?” kalimat ini
setiap kali ditanyakan saat berpapasan atau lewat SMS (short
massage system) dan email elektronik. Demikian pula dengan
Ko-Promotor Dr. Marwata, SE, M.Si. MWT adalah inisial nama
beliau. Dalam kesibukannya sebagai salah satu pimpinan
Universitas, tetap bersedia menerima saya jika ingin bertemu
untuk berkonsultasi. Yang patut diapresiasi dari para pembimbing tersebut adalah, setiap pertemuan bersama untuk membahas naskah disertasi, mereka tidak pernah lalai.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. Daniel
D. Kameo, SE, MA dan Dr. Gatot Sasongko, SE, MS, dan DR.
Pamerdi Giri Wiloso, M.Si sebagai Komisi Penguji. DAN inisial
nama dari Pak Daniel dan GAT untuk Pak Gatot tidak pernah
lalai pada semua tahapan ujian. Mulai dari Ujian Kualifikasi,
Seminar Proposal, Seminar Hasil Penelitian, Ujian Kelayakan,
Ujian tertutup dan Ujian Terbuka (promosi) . Kritik dan saran
keduanya sangat menantang saya untuk melengkapi dan
menyempurnakan naskah disertasi. Pak DAN, secara moral saya
mengingat budi baiknya sejak masih studi Magister.
xiv

Pengantar

Kepeduliannya meliwati batas-batas sebagai seorang dosen —
menjadi saudara. Kadang-kadang saat saya kesulitan pada bagian
tulisan tertentu, lewat email elektronik, beliau menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan. Sama halnya dengan Pak GAT,
seorang yang berperawakan sederhana, namun penuh dengan
gaya bercanda, tetapi tetap kritis. Kepada saya beliau sering
bertanya sambil bercanda “papalele, kapan maju ujian?”.
Pertanyaan yang membuat saya semakin tertantang untuk
secepatnya menjawab tantangannya. Tidak terlupakan DR.
Pamerdi Giri Wiloso, M.Si dengan inisial PAM. Penguasaan
konsep dan ketajaman analisis sebagai seorang dosen dan
peneliti turut mewarnai perdebatan disertasi, sehingga kritikan
tajam melengkapi celah untuk penyempurnaan isi disertasi.
Setelah melakukan penelitian dan penulisan disertasi lebih
kurang dua tahun, akhirnya studi berakhir. Tanpa terasa waktu
berlalu, jenjang pendidikan formal paling akhir strata tiga (S3)
telah dilalui untuk menyandang gelar doktor. Tidak pernah
terbayang sedikitpun kalau akhirnya saya menjadi seorang
dosen (karena bukan cita-cita sejak kecil) dan menyandang
gelar Doktor. Pada awalnya, sempat saya hanya bekerja sebagai
seorang teknisi bengkel sepeda motor di Kota Ambon dan
keluar-masuk bekerja pada beberapa perusahaan swasta.
Pada akhirnya saya menjadi dosen selepas mengenyam
pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Pattimura
Ambon tahun 1993. ‘Bung Jopie’, demikian nama panggilannya
dari nama lengkap; Drs. Marcus Jopie Papilaja, MS (cand
doktor~IPB Bogor). Beliau adalah orang pertama (saudara
sulung) yang mendorong saya menjadi dosen Kopertis Wilayah
XII Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, dpk;
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku. Dalam
perjalanan awal studi ini, masih terekam kuat, tepatnya di akhir
xv

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

bulan Mei 2006, dalam satu kesempatan bertemu, bung Jopie
mengatakan kepada saya “segera mendaftar untuk studi lanjut
S3, saya siap mendukung”. Saya terperanjat dan kaget, sambil
menyetujui usulannya. Perhatian bung Jopie kepada saya dan
keluarga serta adik-adik, tidak sebatas hanya dorongan moral,
tetapi juga material. Saya sangat berhutang budi padanya, juga
sang istri; Usi Rosa dan kedua anaknya; Dhini dan Fritzs. Sekali
lagi, terima kasih untuk semua ini.
Terima kasih saya sampaikan kepada Rektor Universitas
Kristen Satya Wacana Pdt. Prof. John A. Titaley dan seluruh
staf Dosen Program Pascasarjana Doktor Studi Pembangunan
yang turut berperan-serta untuk kesuksesan studi ini antara
lain, Prof Ir. Liek Wilardjo, MSc, Ph.D, D.Sc., Dr. Soegeng
Hardijanto, Dr. Ing. Agus Christiyanto, M.Sc, Dr. Ruly Adi
Nugroho, M.Sc. Termasuk teman-teman di Pusat Studi Kawasan
Timur Indonesia (PSKTI) UKSW yang sering memfasilitasi
diskusi-diskusi akademik dalam rangka perkuatan pengetahuan
ilmiah. Mas Darmaji, Ibu Kezia Ayu, Ibu Trifosa, Pak
Rusmanto, serta rekan-rekan staf administrasi Pascasarjana yang
selalu bersedia membantu menyelesaikan urusan administarsi
akademik.
Ucapan terima kasih disertai penghargaan juga saya
sampaikan kepada dua Pimpinan Fakultas di lingkungan
UKSW. Ir. Ferry Karwur, M.Sc, Ph.D sebagai Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan UKSW dan Yulius Yusak Ranimpi, M.Si,
Psikolog, sebagai Ketua Program Studi Keperawatan, serta
Harry Sunarto, SE, Msc, Ph,D, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. Karena dalam beberapa tahun terakhir ini, saya
diberikan kesempatan untuk tampil mengaplikasikan ilmu di
depan kelas dan memberikan perkuliahan bagi mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
xvi

Pengantar

terkait dengan bidang dan kompetensi keilmuan yang saya
miliki.
Studi lanjut Program Strata Tiga (S3) Doktor Studi Pembangunan mungkin tidak akan diikuti tanpa Rekomendasi dari
Pimpinan pada unit kerja. Rekomendasi Ir. Rahawarin Ahmad,
MSIE selaku Koordinator Kopertis Wilayah XII Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Rekomendasi oleh Prof.
Dr. Ir. George J. Louhenapessy selaku Rektor UKIM 2006-2009
dan Pdt. DR. Agus Batlajery, M.Th Rektor UKIM saat ini. Drs. J.
Malihollo mantan Dekan dan Pieter Leunupun, SE,MM sebagai
Dekan Fakultas Ekonomi UKIM. Terima kasih juga untuk
rekan-rekan dosen dan karyawan UKIM yang selalu menopang
dalam Doa saat Ibadah rutin setiap haris Senin di UKIM. Pdt.
S.J. Mailoa, MTh, John R. Pelamonia, Stenly N. Salenussa,
Marthin J. Maspaitella dan Hendrik Sahureka yang selalu
mendorong via telepon dan SMS (short massage systim). Kalian
semua turut berkontribusi dalam keberhasilan ini.
Ucapan terima kasih tulus juga patut saya sampaikan
kepada Prof. Willy Toisuta, Ph.D selama menjabat sebagai
Ketua Pembina Yayasan Perguruan Tinggi (Yaperti) GPM 20062008 dan perannya melalui United Board for Christian Higher
Education in Asia (UBCHEA), memfasilitasi dana studi.
Kepedualiannya bagi saya dan UKIM sangat berarti. Demikian
halnya Pdt. Prof. John Titaley, Th.D saat menjadi Ketua
Pembina Yaperti dan Dr. Flip Litaay, M.Si sebagai Ketua
Pengurus Yaperti GPM 2008-2010 dan jajaran pengurus yang
tetap memperhatikan dan mendorong saya menyelesaikan studi
ini. Mereka semua adalah Pimpinan sekaligus orang tua yang
memberikan teladan yang patut dicontohi.
Terima kasih yang sama juga saya sampaikan kepada Drs.
M.J. Papilaja, MS sebagai Walikota Ambon dan seluruh jajaran
Pemerintah Kota Ambon. Dukungan terhadap penelitian
xvii

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

diberikan secara penuh baik melalui administrasi pemerintahan
maupun kesediaan wawancara dengan Pimpinan Dinas, Badan
dan Kantor sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Demikian pula ucapan terima kasih saya sampaikan kepada
Gubernur Provinsi Maluku dan Biro Sumber Daya Manusia
Provinsi Maluku atas dukungan pendanaan dalam rangka
penelitian disertasi tahap ketiga.
Kepada Pemerintah Desa/Negeri Halatae dan seluruh
warga masyarakat saya harus berterima kasih. Termasuk
Pimpinan Jemaat dan Majelis Jemaat GPM Hatalai. Dukungan
mereka penelitian saya berjalan tanpa hambatan apa pun.
Ketulusan, kebersamaan dan keakraban selalu mereka tunjukan
selama saya berada di lokasi. Kesempatan ini juga wajib saya
haturkan terima kasih yang tulus kepada Keluarga besar Ronny
Kastanya, Istri dan anak-anak, yang telah bersedia dengan
senang hati menerima saya menetap sebagai anggota keluarga
selama penelitian berlangsung. Serta tidak terlupakan Renny
Loppies tenaga pendamping peneliti dan para papalele sebagai
informan yang turut berkontribusi memberikan data dan
informasi sejujurnya bagi kesuksesan disertasi ini.
Diskusi dan berdebat merupakan kewajaran akademik.
Sekaligus juga sebagai rangsangan dan stimulus untuk terusmenerus membaca dan menulis. Kesemuanya saya lakukan
bersama rekan-rekan seangkatan; IV 2007 di kelas secara rutin
selama tiga semester. Untuk itu, terima kasih kepada Wilson
Therik (Kupang), Bambang Budi Rahardjo (Semarang), Vincent
Hadiwiyono (Surakarta), Sunarjan (Semarang), Mamiek Indiarty
(Kudus), Jusuf Gunawan (Semarang), Budio Soepono (Surakarta), Eddy Purwanto (Tangerang), Sugiharti (Semarang) dan
Luis Pinto (Univ Oriental Timor Lorosae Republik Timur

xviii

Pengantar

Leste). Termasuk teman-teman Pascasarjana Doktor Studi
Pembangunan yang tidak sempat disebutkan nama.
Guna mencari berbagai informasi, diskusi terus berlangsung di luar kelas. Karena itu, ucapan terima kasih patut
ditujukan kepada senior saya Prof. Dr. Tony Pariela, MA, Drs.
Tontji Soumokil, MA, Drs. Piet Pelupessy, M.Si, dan Drs. Wem
Sihasale, M.Si. Mereka berempat tidak hanya berperan sebagai
senior dalam diskusi-diskusi, tetapi melampaui semuanya
sebagai saudara (kakak). Ucapan yang sama juga untuk saudara,
Dr. Dharma Palekahelu, Royke Siahainenia, Yulianto, Pdt. Tiras
Sopamena, Pdt Izaak Lattu, Nick Wiratmoko, Wayan Ruspendy
dan Pdt. Wayan Damayana, Pak Budi dan Pak Panto. Terima
kasih pula kepada bung Neil Rupidara,MSc (Ph.D candidate)
atas pemberian berbagai artikel terkait dari berbagai Jurnal
International. Tidak terlupakan terima kasih yang tulus buat
dua sahabat, Yulius Ranimpi, S.Psi, M.Si. Psikolog dan keluarga
serta Pdt. Dr. Rama Tulus Pilakoannu, M.Si dan keluarga.
Diskusi dan kritikan ‘tajam’ selalu dialamatkan untuk perbaikan
naskah yang sudah tertulis, sebelum akhirnya diperiksa oleh
Promotor dan Ko-Promotor.
Demikian pula dukungan keluarga-keluarga dan
perkumpulan di Salatiga sangat berarti dalam membangun
persaudaraan. Sepantasnya saya menyampaikan terima kasih
masing-masing kepada Keluarga Pdt. Prof. John A. Tilaley,
Th.D dan Ibu Ida. Pak Flip, Ibu Hanna, Theo, Sherly, Ella dan
Jason Litaay; serta Nona. Ibu Ann Usmany, Lanny’a, Igor dan
Lia. Keluarga Pdt. Sem Karinda, Ibu Henny, Natalia dan Aurrel.
Keluarga Ir. Jubhar Mangumbulude, M.Sc Serta keluarga Roy
Siahainenia, Ibu Mamiek, Rico dan Aldo. Bagi kalian semua,
terima kasih untuk perhatian yang tulus bagi kami. Demikian
pula organisasi gerejawi dan sosial. Terima kasih untuk Pdt.
Yani Eliza dan Majelis GPIB Taman Sari Salatiga, atas pelayanan
xix

Papalele: Potret Aktivitas Komunitas Pedagang Kecil di Ambon

dan kunjungan rumah tangga selama ini. Demikian pula kepada
dua Persekutuan ‘anak-anak negeri’ dari Ambon di Salatiga;
Kerukunan Keluarga Maluku Salatiga (KKM), Himpunan
Pemuda dan Pelajar Maluku di Salatiga (HIPPMA), Roy, Body
dan Denny Mailihu, Stevy Souisa dan Jack Lilipaly, masingmasing dengan keluarganya, serta adik Giner Maslebu.
Pergumulan dalam studi tidak terlepas dari dukungan
moral orang tua dan keluarga besar. Sepatutnya saya berterima
kasih kepada Ayah dan Ibu terkasih, Herry Soegijono dan
Martha Papilaja. Saya selalu menyapa mereka dengan ‘Opa
Herry’ dan ‘Oma Ata’, serta ‘Oma Lies Lasamahu’ (mertua). Doa
mereka setiap saat untuk saya dan keluarga di Salatiga tiada
henti dipanjatkan. Doa menjadikan kami semua terasa dekat.
Termasuk dari Keluarga Besar Lasamahu; Drs. Katje Lasamahu
dan keluarga, Indra dan keluarga, Popi dan anak-anak, Drs.
Herry Tahapary; Istri Dra. Sarina Lasamahu, M.Si dan Linda
serta Pieter John Lasamahu, ST bersama Istri (Semarang). Tidak
terlupakan pula saudara-saudaraku; Ir. Julius Papilaja dan
Keluarga (Jayapura-Papua), Diane Soegijono, S.Pi dan Suami
serta John Soegijono,ST dan keluarga. Perhatian mereka kepada
kami tidak pernah terhenti, baik dalam bentuk moral, maupun
dukungan lainnya.
Bagi kami ‘rumah’ di Jalan Monginsidi IV No. 7 Salatiga
akan menjadi kenangan sekaligus kediaman yang tenang dan
nyaman. Karena itu, terima kasih kepada keluarga Bapak
Thomas Tukimin, Ibu Maria, yang bersedia memberikan
sebagian rumahnya untuk kami tempati selama tiga tahun lebih.
Keluarga-keluarga di lingkungan tempat kami berdomisili juga
menjadi ‘rumah’ yang nyaman bagi kami karena relasi antar
keluarga yang harmonis.

xx

Pengantar

Paling akhir dari semua ini, dan dari lubuk hati yang
dalam ucapan terima kasih yang tulus saya alamatkan untuk
istri tersayang dan tercinta, Lien Lucy Lasamahu. Luar biasa
peran dan perhatiannya. Dorongan dan motivasi nampak dalam
diskusi, dan turut membaca naskah, sambil terus menerus
memanjatkan Doa untuk menopang tugas ini. Ketiga anak saya
Megalistha Pratiwi (Icha), Jesse Maynora (Jesse) dan si bungsu
Valentia Sean Satya (Satya). Mereka bertiga turut memberikan
energi baru dalam menyusun naskah, saat rasa bosan dan
kebuntuan berpikir menghampiri saya. Sekali lagi terima kasih
untuk Istri dan ketiga anakku yang selalu setia dalam
pergumulan bersama. Begitu hebatnya peran kalian dalam
hidup saya.
Seandainya saja, semua orang akan disebutkan satu per
satu, karena peran, perhatian dan bantuannya langsung maupun
tidak langsung halaman ini akan terurai panjang. Sehingga
ijinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka
yang namanya tidak sempat tercatat. Mohon maaf atas hal
tersebut. Kalian semua berkontribusi bagi penyelesaian disertasi
ini.

“Hanya Doa yang bisa saya ucapkan bagi Bapa di Surga
agar mengalirkan berkat-berkatNya setiap waktu
bagi kita semua, kini dan selamanya.
Amin”.

Salatiga, 21 Juli 2011

Simon Pieter Soegijono

xxi