PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 MOJOSONGO TAHUN AJARAN 2010/2011.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mengenai sumber daya manusia, pendidikan memiliki peranan penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Disebutkan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab 1, Pasal 1 No. 1 yang berbunyi :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya unutk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sebegitu jauh tujuan pendidikan itu maka secara umum siswa dilatih utuk terampil mengembangkan penalaran, terutama dalam ilmu pengetahuan.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi disegala bidang, untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang terampil yang mampu bersaing dan berkompeten untuk menghadapi tantangan di era globalisasi. Namun hal lain yang perlu diingat bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan memberikan dampak positif dan dampak negatif.


(2)

Dampak positif yang timbul adalah dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan keseluruh dunia diantaranya melalui internet. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan moral, nilai, norma dan aturan hidup di masyarakat terutama bagi anak-anak remaja yang mudah terpengaruh. Mensikapi hal ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya.

Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namu sebaliknya pendidikan sebagai pelopor atau subyek dalam pengembangannya. Masalah pendidikan di Indonesia juga telah mendapat perhatian khusus oleh pemerintah Indonesia terbukti dengan dirumuskannya Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan (2003:7) yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia yang dapat membangun diri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional.Untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan, maka pemerintah bersama-sama masyarakat terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan melalui perbaikan kurikulum, sistem evaluasi, perbaikan sarana dan prasrana


(3)

pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi pelajaran, serta pendidikan bagi guru dan tenaga pendidik lainnya.

Pendidikan adalah suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik.Pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Menurut Nana Syaodih (2003:32)

Tujuan pendidikan minimal diarahkan pada pencapaian empat sasaran yaitu, pengembangan segi-segi kepribadian, pengembangan kemampuan kemasyarakatan, pengembangan kemampuan melanjutkkan studi dan pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, guru memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar. Prestasi siswa atau peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, namun faktor yang paling menentukan adalah guru. Dalam hal ini guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif untuk pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar jam sekolah. Misalnya saja dengan menberikan PR, tugas dan ulangan harian. Ketidakpedulian guru terhadap pembelajaran siswa akan membawa kemerosotan bagi perkembangan siswa khususnya dalam hal prestasi belajar.

Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan cerminan dari usaha belajar siswa.Prestasi belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh setiap siswa setelah kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang optimal akan memperngaruhi tingkat keberhasilan pada prestasi dalam belajar. Prestasi belajar adalah tujuan terpenting dari sebuah proses belajar. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh


(4)

seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik cenderung mendorong maupun yang menghambat.

Menurut Jeanne (2003:2), “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut tes hasil belajar. Kedua test ini digunakan untuk mengukur taraf kebersihan sebuah program pengajaran dan untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal uatama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran diperolehnya hasil optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut, diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan. Keberhasilan maupun kegagalan belajar tersebut ditandai dengan prestasi belajar yang dicapai seseorang dalam suatu usaha belajar.

Menurut Sardiman (2003:43-44) “prestasi belajar menunjukkan masih banyaknya siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah”.Khususnya bila dikaitkan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Gejala umum yang terjadi dengan prestasi belajar yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti kurang menyiapkan diri, adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah, adanya siswa yang beranggapan bahwa hasil belajar yang mereka peroleh tergantung pada nasib dan bukan usaha dari kerja keras. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan


(5)

maka dampaknya lebih jauh adalah mutu pendidikan dan sumber daya manusia rendah hingga menimbulkan pengaruh rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa.

Banyak upaya yang dilakukan baik oleh pihak pendidik maupun peserta didik sendiri untuk memaksimalkan prestasi belajar. Dari pihak pendidik atau sekolah, melakukan pengoptimalan prestasi belajar siswa ini melalui penggunaan metode belajar yang bervariasi, pengelolaan kelas, media pembelajaran, dan lain sebagainya hingga penerapan berbagai kurikulum yang terus diperbaharui sesuai kebutuhan dunia pendidikan masa kini. Sedangkan dari pihak peserta didik sendiri, sering mereka mengupayakan peningkatan prestasi belajar mereka dengan cara mengikuti berbagai les tambahan, baik yang diadakan oleh pihak sekolah maupun pihak luar (lembaga pendidikan non-sekolah). Dari berbagai usaha yang diupayakan kedua belah pihak (pendidik dan peserta didik), diharapkan prestasi yang akan dicapai oleh siswa akan maksimal dan merata.

Tapi pada kenyataannya, masih ditemukan berbagai kegagalan, misalnya ketidakmerataan prestasi yang dicapai oleh siswa.Sebagai contoh kasus yang sering ditemui, di dalam sebuah lembaga pendidikan formal (sekolah) ada salah satu siswanya mendapat prestasi sebagai siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam Ujian Nasional.Akan tetapi pada situasi yang sangat membanggakan tersebut, justru ada pula siswanya yang tidak lulus.Hal ini menjadi sebuah ironi dan bertentangan pada tujuan awal pendidikan itu


(6)

sendiri, yaitu memaksimalkan prestasi belajar siswa serta hasil yang merata untuk semua siswanya.

Sekolah Menengah Pertama secara khusus memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mampu menghasilkan siswa yang mempunyai keunggulan kompetitif. Sekolah Menengah Pertama sebagai ajang hidup anak remaja bukanlah semata-mata menghasilkan hal-hal yang positif akan tetapi adanya pula negatifnya. Akses negatif yang dialami, menjadikan sekolah rawan dan timbul berbagai masalah yang mengganggu kagiatan belajar mengajar siswa.

Untuk itu kita harus mengetahui hal apa yang menjadi penyebab secara riil kerawanan sekolah, sehingga kita dapat menentukan jalan permasalahan yang efektif. Disamping itu agar sekolah menjadi tempat dikembangkannya iklim belajar mengajar dapat menumbuhkan aktivitas dan perilaku yang inovatif dan kreatif.

Kenakalan yang dilakukan dikalangan remaja adalah perbuatan atau perilaku yang menyimpang dan menjurus kearah kriminalitas yang bisa menimbulkan keresahan dan pesimistis bagi masyarakat. Disatu pihak, ini dikatakan sebagai gejala yang wajar dalam proses pertumbuhan dan dinamika sosial generasi muda. Namun dilain pihak dapat dianggap sebagai gejala yang memprihatinkan dan perlu diwaspadai, agar tidak terlalu jauh menyimpang dari harapan masyarakat terhadap generasi muda khususnya pelajar.

Didalam mengamati perilaku para siswa lebih difokuskan pada perilaku mereka yang menyimpang yang mereka lakukan pada saat dimana seharusnya


(7)

mereka belajar, baik itu di sekolah maupun pada saat mereka di rumah. Karean pada saat jam belajar diharapkan siswa menggunakan waktunya untuk belajar bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan banyak pihak.

Lingkungan keluarga dalam hal ini adalah sebagai kunci untuk menentukan kedewasaan seorang anak untuk bertindak dan juga untuk berprestasi. Seperti yang diketahui bahwa lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang anak dimana dia tumbuh dan akan terus berpengaruh terhadap hidupnya adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan utama yang menyebabkan kenakalan remaja. Hal ini disebabkan karena anak itu hidup dan berkembang dari pergaulan keluarga, yaitu hubungan antara orang tua dengan anak dan anggota keluarga lain.

Sebuah keluarga yang memberikan bimbingan dan pengarahan yang tepat terhadap anaknya diharapkan akan membantu anak tersebut bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama di sekolah agar anak tersebut berprestasi. Sesuai dengan umurnya, siswa SMP tentu saja masih terbilang remaja.

Para remaja ini biasanya memiliki jiwa yang labil dan bergejolak, yang dengan mudah dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak baik. Kecuali mereka yang memiliki kekuatan mental yang cukup baik, tidak akan mudah terpengaruh. Kekuatan mental itu selain dari bawaan sejak lahir, dapat juga diperoleh dari dudkungan keluarga. Menurut Gunarso (2000:43) “pengertian yang baik dari pihak orang tua akan kemampuan ataupun minat anaknya


(8)

sedikit banyak merupakan sumbangan yang positif bagi anak dalam usahanya menyesuaikan diri dan berprestasi di sekolah”.

Wujud dari pengertian orang tua ini berbagai macam bentuknya sesuai dengan peranan orang tua dalam sebuah keluarga.Orang tua berperan sebagai pemimpin seharusnya dapat menciptakan lingkungan keluarga yang mampu mendukung anaknya untuk berprestasi.Selain itu juga harus mampu memberikan dorongan mental agar anak tetap tegar menghadapi pengaruh negatif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 MOJOSONGO TAHUN AJARAN 2010/2011.


(9)

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka permasalahan yang diteliti perlu dibatasi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa dilihat nilai rapor mata pelajaran ekonomi.

2. Kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang misalnya berkelahi, merampas dan pelanggaran terhadap norma yaitu berbohong, membolos, mencuri, minuman keras, dan tindakan pornografi.

3. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang interaksinya mempengaruhi perilaku individu seperti cara mendidik orang tua dan hubungan antar anggota keluarga.

4. Sedangkan obyek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Mojosongo.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar siswa ? 2. Adakah hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar

siswa ?

3. Adakah hubungan antara kenakalan remaja dan lingkungan keluarga secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa ?


(10)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan sebagai acuan dalam penelitian, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar siswa

2. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa

3. Untuk mengetahui secara bersama-sama hubungan antara kenakalan remaja dan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang disajikan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran atau wawasan tentang hubungan antara kenakalan remaja dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa

2. Dilihat dari segi praktis

a. Bagi sekolah dan para guru diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa


(11)

b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis sebagai calon guru.

c. Memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya yang ada hubungannya dengan permasalahan dalam penelitian ini.


(1)

sendiri, yaitu memaksimalkan prestasi belajar siswa serta hasil yang merata untuk semua siswanya.

Sekolah Menengah Pertama secara khusus memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mampu menghasilkan siswa yang mempunyai keunggulan kompetitif. Sekolah Menengah Pertama sebagai ajang hidup anak remaja bukanlah semata-mata menghasilkan hal-hal yang positif akan tetapi adanya pula negatifnya. Akses negatif yang dialami, menjadikan sekolah rawan dan timbul berbagai masalah yang mengganggu kagiatan belajar mengajar siswa.

Untuk itu kita harus mengetahui hal apa yang menjadi penyebab secara riil kerawanan sekolah, sehingga kita dapat menentukan jalan permasalahan yang efektif. Disamping itu agar sekolah menjadi tempat dikembangkannya iklim belajar mengajar dapat menumbuhkan aktivitas dan perilaku yang inovatif dan kreatif.

Kenakalan yang dilakukan dikalangan remaja adalah perbuatan atau perilaku yang menyimpang dan menjurus kearah kriminalitas yang bisa menimbulkan keresahan dan pesimistis bagi masyarakat. Disatu pihak, ini dikatakan sebagai gejala yang wajar dalam proses pertumbuhan dan dinamika sosial generasi muda. Namun dilain pihak dapat dianggap sebagai gejala yang memprihatinkan dan perlu diwaspadai, agar tidak terlalu jauh menyimpang dari harapan masyarakat terhadap generasi muda khususnya pelajar.

Didalam mengamati perilaku para siswa lebih difokuskan pada perilaku mereka yang menyimpang yang mereka lakukan pada saat dimana seharusnya


(2)

mereka belajar, baik itu di sekolah maupun pada saat mereka di rumah. Karean pada saat jam belajar diharapkan siswa menggunakan waktunya untuk belajar bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan banyak pihak.

Lingkungan keluarga dalam hal ini adalah sebagai kunci untuk menentukan kedewasaan seorang anak untuk bertindak dan juga untuk berprestasi. Seperti yang diketahui bahwa lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang anak dimana dia tumbuh dan akan terus berpengaruh terhadap hidupnya adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan utama yang menyebabkan kenakalan remaja. Hal ini disebabkan karena anak itu hidup dan berkembang dari pergaulan keluarga, yaitu hubungan antara orang tua dengan anak dan anggota keluarga lain.

Sebuah keluarga yang memberikan bimbingan dan pengarahan yang tepat terhadap anaknya diharapkan akan membantu anak tersebut bisa dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama di sekolah agar anak tersebut berprestasi. Sesuai dengan umurnya, siswa SMP tentu saja masih terbilang remaja.

Para remaja ini biasanya memiliki jiwa yang labil dan bergejolak, yang dengan mudah dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak baik. Kecuali mereka yang memiliki kekuatan mental yang cukup baik, tidak akan mudah terpengaruh. Kekuatan mental itu selain dari bawaan sejak lahir, dapat juga diperoleh dari dudkungan keluarga. Menurut Gunarso (2000:43) “pengertian yang baik dari pihak orang tua akan kemampuan ataupun minat anaknya


(3)

sedikit banyak merupakan sumbangan yang positif bagi anak dalam usahanya menyesuaikan diri dan berprestasi di sekolah”.

Wujud dari pengertian orang tua ini berbagai macam bentuknya sesuai dengan peranan orang tua dalam sebuah keluarga.Orang tua berperan sebagai pemimpin seharusnya dapat menciptakan lingkungan keluarga yang mampu mendukung anaknya untuk berprestasi.Selain itu juga harus mampu memberikan dorongan mental agar anak tetap tegar menghadapi pengaruh negatif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul HUBUNGAN ANTARA KENAKALAN REMAJA DAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 MOJOSONGO TAHUN AJARAN 2010/2011.


(4)

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka permasalahan yang diteliti perlu dibatasi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa dilihat nilai rapor mata pelajaran ekonomi.

2. Kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang misalnya berkelahi, merampas dan pelanggaran terhadap norma yaitu berbohong, membolos, mencuri, minuman keras, dan tindakan pornografi.

3. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang interaksinya mempengaruhi perilaku individu seperti cara mendidik orang tua dan hubungan antar anggota keluarga.

4. Sedangkan obyek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Mojosongo.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar siswa ? 2. Adakah hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar

siswa ?

3. Adakah hubungan antara kenakalan remaja dan lingkungan keluarga secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa ?


(5)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan sebagai acuan dalam penelitian, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara kenakalan remaja dengan prestasi belajar siswa

2. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa

3. Untuk mengetahui secara bersama-sama hubungan antara kenakalan remaja dan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang disajikan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran atau wawasan tentang hubungan antara kenakalan remaja dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa

2. Dilihat dari segi praktis

a. Bagi sekolah dan para guru diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa


(6)

b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis sebagai calon guru.

c. Memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya yang ada hubungannya dengan permasalahan dalam penelitian ini.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI CAWU 3 SISWA SMU NEGERI 1 ARJASA JEMBER TAHUN PELAJARAN 1999/2000

0 4 38

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SIWA KELAS VII DAN VIII SMP NEGERI SATU ATAP 2 SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 17 85

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 7 53

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 5 53

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 74

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

18 98 79

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METROTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 76

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG CARA MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 20132014

0 1 8