HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SIWA KELAS VII DAN VIII SMP NEGERI SATU ATAP 2 SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SIWA KELAS VII
DAN VIII SMP NEGERI SATU ATAP 2 SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh SUMIASIH
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang produktif sebagai pelaku pembangunan.Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang keluarga maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu.
Hubungan interaksi anak dengan orangtu sangat mempengaruhi prestasi belajar anak disekolah, sehingga memuaskan dengan nilai 9,1-100 atau gagal dengan nilai 0,0-5,0 prestasi anak disekolah dapat ditentukan oleh hubungan antara interaksi dalam keluarga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VII SMP Negeri satu aatap 2 Sragi Lampung Selatan tahun pelajaran 201102012
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Adapun penentuan sampel pada penelitian ini merupakan teknik area random sampling, yaitu teknik sampel yang dilakukan dengan mengambil wakil dari tiap kelas yang terdapat dalam populasi. Jumlah populasi sebanyak 106 orang dan sampel yang diambil sebanyak 27 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh dari hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri Satu Atap 2 Sragi Kabupaten Kalianda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 201102012. Ini dibuktikan dengan hasil perhitungan yang menggunakan rumus Chi Kuadrat bahwa x² hitung = 269,83 pada taraf signifikan 5% (0,05) maka diperolehx² tabel = 9,49. Dengan demikian x² hitung lebih besar dari x² tabel
(2)
Hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri Satu Atap 2 Sragi Kabupaten Kalianda Lampung Selatan Tahun Pelajaran 201102012. Hubungan interaksi anak dengan orangtu sangat mempengaruhi prestasi sbelajar anak disekolah, sehingga memuaskan atau gagal prestasi anak disekolah dapat ditentukan oleh hubungan antara interaksi dalam keluarga. Kata kunci: Interaksi Dalam Keluarga Dan Prestasi Belajar Siswa
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DAN VIII SMP NEGERI SATU ATAP 2 SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 201102012
(3)
Jurusan : Pendidikan IPS
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Adelina Hasyim, M.Pd M. Mona Adha, S.Pd. M.Pd NIP 19531018 198112 2 001 NIP 19791117 200501 1 002
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn
Drs. H. Buchori Asyik, M.Si Drs. Holilulloh, M.Si
Nip 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003
MENGESAHKAN
(4)
Sekretaris :M. Mona Adha, S. Pd, M. Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing :Drs. Holilulloh, M.Si ..
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 8 November 2012
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:
(5)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, November 2012
Sumiasih
(6)
A. Latar Belakang Masalah
Berkembang pesatnya dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini telah membawa berbagai perubahan. Perubahan yang nyata adalah beragamnya jenis pendidikan yang menjanjikan keunggulan siswa. Keadaan ini harus dicermati oleh para orang tua, dikarenakan pendidikan yang berkualitas akan mempengaruhi kemampuan penyesuaian sosial siswa yang penting bagi keberhasilan di masa datang.
Pedidikan sebagai hak asasi manusia secara individu, diakui dalam Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-4 pasal 31 ayat (1) yang meyatakan
ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu Sistem Pendidikan Nasional (SPN), yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, baik orangtua, masyarakat maupun pemerintah bertanggung jawab dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
(7)
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang produktif sebagai pelaku pembangunan.Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang keluarga maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu.
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
Berdasarkan definisi tersebut maka pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran dimana peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar memiliki kekuatan akhlak yang baik, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, pribadi yang mulia serta mempunyai keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Sekolah merupakan institusi pendidikan formal, yang didalamnya terlaksana serangkaian kegiatan yang terencana dan terorganisasi. Sekolah menyelenggarakan program pendidikan, sebagian besarnya tertuang dalam kurikulum pengajaran, sebagian lagi melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, yang kesemuanya berpusat pada aktivitas belajar siswa. Kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat menciptakan tujuan pendidikan,
(8)
yaitu mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diharapkan dapat menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri remaja menuju kedewasaan dan termanifestasi dalam bentuk perilaku-perilaku yang sesuai norma dan aturan sosial.
Abu Ahmadi dan Shuyadi, dalam Oemar Hamalik (2001:47), interaksi pembelajaran adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru atau dosen dan anak didik atau mahasiswa yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
Prestasi yang diperoleh tidak terlepas dari adanya suatu interaksi dalam proses pembelajaran, interaksi pembelajaran mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar disuatu pihak dengan warga belajar (anak didik/subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain. Interaksi antara pelajar dengan warga belajar, diharapkan merupakan motivasi serta reinforcement (penguatan) kepada pihak warga belajar agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Proses interaksi sosial yang sehat dan baik akan memberikan kesempatan bagi remaja untuk bekerja sama dan saling menjalin hubungan yang harmonis. Transisi dalam kehidupan menghadapkan individu pada perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan sehingga diperlukan adanya penyesuaian diri.
(9)
Penyesuaian diri merupakan variasi kegiatan organisme dalam mengatasi suatu hambatan dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan serta menegakkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial.
Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai reaksi terhadap tuntutan-tuntutan terhadap diri individu. tuntutan-tuntutan-tuntutan-tuntutan tersebut dapat digolongkan menjadi tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Tuntutan internal merupakan tuntutan yang berupa dorongan atau kebutuhan yang timbul dari dalam yang bersifat fisik dan sosial. Tuntutan eksternal adalah tuntutan yang berasal dari luar diri individu baik bersifat fisik maupun sosial. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri. Kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah. Bahaya yang lain adalah terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasannya, mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya, dan menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, dan pemindahan. Individu sebagai makhluk hidup senantiasa berinteraksi dengan dirinya,orang lain, dan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan
(10)
pada tuntutan-tuntutan, baik dari dalam dirinya,dari orang lain, maupun dari lingkungannya. Hal tersebut menimbulkan stres dan permasalahan hidup individu. Stres dan masalah dalam kehidupan merupakan hal yang wajar, meskipun demikian stres dan masalah tersebut dapat menimbulkan dampak yang lebih serius yaitu krisis psikologis. Anggapan di masyarakat bahwa kecerdasan bisa mendorong kesuksesan, dan gambaran umum yang dimiliki orang tua bahwa kualitas pendidikan yang baik hanya akan diperoleh apabila menyekolahkan anak di sekolah yang unggul, yaitu sekolah yang banyak menyediakan fasilitas pendukung dan kualitas pendidik yang juga berkualitas. Pengalaman sosial emosional yang menjadi faktor penentu dalam mengatasi masalah dengan efektif merupakan cara yang baik untuk menghindari krisis psikologis anak tersebut.
Sekolah SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi kabupaten Lampung Selatan. merupakan salah satu sekolah yang memiliki jenjang pendidikan yang cukup memadai. Namun jenjang pendidikan yang berada di desa Sumber Agung Kecamatan Sragi tersebut belum cukup banyak diminati oleh masyarakat sekitar.
Hal ini karena anak lebih memilih sekolah di luar desa Desa Sumber Agung dengan alasan mencari pengalaman baru diluar.
Berdasarkan uraian-uaraian di atas dapat dilihat bahwa antara interaksi, penyesuaia diri, dan prestasi belajar siswa mempunyai hubungan timbal-balik. Dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Atap 2
(11)
Sragi Kabupaten Lampung Selatan, menunjukan keadaan siswa. Data dapat dilihat dalam tabel 1 2 dan 3 berikut ini :
Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011-2012.
No Kelas Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 1 (VII) 22 32 54
2 2 (VIII) 23 33 56
Jumlah populasi seluruhnya 106
Sumber data : Data statistik SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.
Berdasarkan tabel di atas adalah observasi awal lapangan di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan oleh peneliti. Pada tahun pelajaran 2011-2012 dapat diketahui bahwa jumlah siswa seluruhnya dari kelas VII sampai kelas VIII adalah 106. Siswa kelas VII terdiri dari 54 siswa, dan kelas VIII terdiri dari 56 siswa.
Berdasarkan bukti, informasi, dan uraian diatas sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011-2012. Untuk melihat bagaimana interaksi dan prestasi siswa.
Tabel 1.2 Daftar Nilai Rata-rata Siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012, mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
No Nilai Rata-rata Siswa Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 2 9,1-100 7,1-9,0 Memuaskan Baik -26 20,73%
(12)
3 4 5 6,1-7,0 5,1-6,0 0,0-5,0 Sedang Kurang Gagal 58 22 -53,66% 25,61%
-Jumlah 106 100%
Sumber data : Data statistik SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.
Orangtua berperan besar dalam perkembangan kepribadian anak. Orangtua menjadi faktor dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan gambaran seseorang setelah dewasa. Jadi gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seorang remaja banyak ditentukan oleh keadaan dan proses yang ada dan yang terjadi sebelumnya.
Sikap orangtua mempengaruhi cara orangtua memperlakukan anak dan perlakuan orangtua terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap orangtua. Pada dasarnya hubungan orangtua-anak tergantung pada sikap orangtua. Sikap orangtua sangat menentukan hubungan keluarga.
Hubungan interaksi anak dengan orangtu sangat mempengaruhi prestasi belajar anak disekolah, sehingga memuaskan dengan nilai 9,1-100 atau gagal dengan nilai 0,0-5,0 prestasi anak disekolah dapat ditentukan oleh hungan antara interaksi dalam keluarga.
Tabel 1.3 Keadaan Orang Tua Siswa yang sekolah di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
No Kelas Pekerjaan orang Tua Waktu Orang Tua di
Dalam Keluarga
(13)
1
2
1 (VII) Laki-laki 22 oarang 1 (VII) perempuan 32 Orang 2 (VIII) Laki-laki 23 oarang 2 (VIII) perempuan 33 Orang 70% 70% 75% 75% 10% 10% 10% 10% 20% 20% 15% 15% 4jam 4jam 4jam 4jam 7jam 7Jam 7Jam 7Jam 4jam 4Jam 4Jam 4Jam Sumber data : Data statistik dari kelurahan dan penelitian.
Perhatian orang tua ternyata memiliki pengaruh besar terhadap pencapaian prestasi belajar anak atau siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini setidaknya pernah di buktikan oleh hasil penelitian. Menurut hasil penelitian yang dilakukan bentuk perhatian orang tua berdasarkan pada bagaimana interaksi orang tua-anak.
Perhatian dalam bentuk keterlibatan perilaku orang tua, yang mengacu pada sikap dan tindakan orangtua seperti meluangkan waktu untuk berkumpul dan bercanda dengan anak-anaknya, memberikan masukan dan saran yang baik tentang pendidikan anak, perhatian dalam bentuk keterlibatan pribadi, yang mencakup cara interaksi orangtua-anak melalui komunikasi positif tentang pentingnya sekolah dan pendidikan untuk anak-anak mereka.perhatian dalam bentuk keterlibatan perilaku orang tua, yang mengacu pada sikap dan tindakan orangtua yang mewakili kepentingan publik dalam pendidikan anak mereka, seperti menghadiri open house atau kegiatan sukarela di sekolah. perhatian
(14)
dalam bentuk keterlibat kognitif atau intelektual, yang mengacu pada perilaku yang mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan anak-anak, seperti membaca buku.
Keterlibatan orangtua dapat mempengaruhi sikap dan tingkahlaku anak dalam berinteraksi dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan. Perhatian orangtua dengan anak juga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan dan diluar lingkungan sekolah.seperti pada tabel 3 di atas dapat dilihat, kurangnya waktu orangtua untuk berinteraksi dengan anak karena kesibukan orangtua dapat menyebabkan prestasi anak kurang menonjol dan anak kurang dalam menyesuaikan diri.
Peneliti juga melihat bahwa interaksi antara guru dengan siswa di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011-2012 dapat dikatakan akan memberi manfaat. Anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Menurut asumsi peneliti prestasi siswa yang baik akan berakibat juga pada kreatifitas belajar yang baik pula. Pengembangan prestasi siswa salah satunya dipengaruhi oleh faktor interaksi dalam keluarga dengan interaksi belajar mengajar di sekolah.
Uraian di atas melatar belakangi peneliti untuk membahas tentang bagaimanakah hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011-2012?
(15)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pengaruh interaksi siswa dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi siswa dalam keluarga dengan
prestasi belajar siswa.
3. Hubungan interaksi dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan tingkat prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 sragi lampung selatan.
C. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi permasalahan pada masalah Hubungan Antara Interaksi Dalam Keluarga Dengan prestasi belajar Siswa Kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011-2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hubungan antara interasi dalam keluarga prestasi belajar siswa?
(16)
2. Bagaimanakah hubungannya antara interaksi dalam keluarga prestasi siswa di sekolah?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011-2012.
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoritis
Penelitian ini secara teoritis adalah untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganagaraan kajian tentang pendidikan nilai moral pancasila berkaitan dengan kesadaran untuk menyesuaiakan diri dengan pihak lain sesuai dengan nilai-nilai sosial.
b. Kegunaan Secara Praktis
Penelitian ini berguna untuk keluarga, siswa dan sekolah. sebagai masukan kepada para orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya serta lebih mengawasinya dan sebagai masukan bagi lembaga sekolah serta para guru untuk lebih memperhatikan setiap kegiatan siswa-siswinya di sekolah.
F. Ruang Lingkup
(17)
Penelitian ini masuk kedalam ruang lingkup pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tentang pendidikan nilai moral.
2.Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah berhubungan dengan pendidikan nilai moral pancasila dn hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII SMP 1 Atap Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011-2012.
3. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP 1 Atap Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011-2012.
4. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan disekolah SMP 1 Atap Sragi Lampung Selatan,tepatnya didesa sumber agung kecamatan sragi kabupaten kalianda lampung selatan.
5. Ruang Lingkup Waktu
Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai penelitian ini.
(18)
A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Interaksi
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkadang suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu lain atau secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama antara manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan seperti inilah akan terjadi sebuah interaksi.
Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan. Dalam proses komunikasi, dikenal dengan adanya unsur komunikan dan komunuikator. Hubungan antara komunikator dengan komunikan biasanya karena menginteraksikan sesuatu, yang dikenal degan istilah pesan (masagge). Kemudian untuk menyampaikan atau mengontakan pesan itu diperlukan adanya media atau saluran. Jadi unsur-unsur yang terlibat dalam komunikasi itu adalah komunikator, pesan dan sauran atau media. Begitu juga hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain, proses komunikasi itu pasti akan selalu ada.
(19)
Interaksi sangatlah penting karena berhubungan dengan kehidupan antara sesama manusia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) interaksi berarti hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antar hubungan.
Menurut Garungan (1982: 61) interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan-kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki individu yang lain dan sebaliknya.
Homans (2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya. Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antar pribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain. Sedangkan menurut Bimo Walgito (1987:32) Interaksi adalah hubungan individu yang satu dengan yang lain atau sebaliknya, jadi disini terdapat hubungan saling timbak balik. Hubungan ini dapat individu dengan individu dengan kelompok.
(20)
Homans dalam Ali (2004: 87) mengartikan atau mendefinisikan interaksi sebagai sebuah kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau balasan atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Sedangkan menurut beberapa ahli Pengertian Interkasi sosial tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah hubungan yang timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi. Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi pembelajaran.
Ahmad Rohman dan Abu Ahmadi (1995: 3) berpendapat bahwa Interaksi pembelajaran merupakan interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Ada istilah interaksi edukatif, interaksi edukatif ini adalah interaksi yang langsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu interaksi edukatif dibedakan dari bentuk interaksi yang lain, dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal dengan adanya istilah interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain yang dinamakan interaksi edukatif, secara khusus adalah sebagai interaksi belajar mengajar.
Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu arti adanya suatu kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melakukan tugasnya mengajar disatu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain. Interaksi antara pengajar dengan siswa belajar, diharapkan merupakan proses motivasi. Maksudnya bagaimana dalam proses interaksi itu pihak mengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi serta reinforcement
(21)
kepada pihak belajar siswa atau subjek didik, agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Interaksi edukatif adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki hubungan tertentu, yakni untuk mendewasakan anak didik agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan kediriannya secara utuh. Hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah, tetapi memerlukan usaha yang serius. Guru sebagai Pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan siswa sebagai anak didiknya diatas kepentingan yang lain. Guru dapat mengembangkan motivasi dalam setiap kegiatan interaksi dengan siswanya. Kegiatan interaksi itu memang direncanakan atau disengaja.
Menurut pengertian-pengertian di atas maka dapat di jelaskan bahwa interaksi merupakan hubungan yang terjadi antara dua individu atau lebih, dimana individu yang satu mempengaruhi individu yang lain dan sebaliknya.
2. Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu kulawarga, ras dan warga yang berarti anggota adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998) Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan (WHO, 1969). Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie, 1981: 37).
(22)
A. Bentuk-bentuk Keluarga 1.Tradisional
Bentuk keluarga tradisional Nuclear family adalah keluarga inti, ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
oleh kasih saying antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua (Soelaeman, 1994:12).
2.Bentuk keluargaReconstituted Nuclearadalah Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
3.KeluargaNiddle Age atau Aging Caupleadalah Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
4. Keluarga dyadie Nuclear adalah suami istri tanpa anak.
5. keluarga Single Parent,adalah satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. 6. keluarga dual Carrier adalah suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
7.keluarga Commuter Married adalah Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. keluarga Single Adult adalah Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
(23)
9. keluarga Extended Family adalah 1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
10. Keluarga Usila,Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah. Non Tradisional
1. Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,pengalaman yang sama.
2.Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. 3.Homosexual/ Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri. 4.Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. 5. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak B. Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dari masyarakat, Soerjono Soeharto (1998: 37).
Menurut WHO (1978)
Fungsi Biologis
(1) Untuk meneruskan keturunan (2) Memelihara dan membesarkan anak (3) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
(4) Memelihara dan merawat anggota keluarga Fungsi Keluarga Psikologis
(24)
(2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga (3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga (4) Memberikan identitas keluarga
Fungsi Sosialisasi
(1) Membina sosialisasi pada anak
(2)Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan (3) Meneruskan nilai-nilai keluarga
Fungsi Ekonomi
(1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga (2) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
(3) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
Fungsi Pendidikan
(1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
(2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
(3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Menurut Friedman (1998:18)
Fungsi Affective
(1) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
(2) Mengenal identitas individu (3) Rasa aman
(25)
(1) Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan.
(2) Fungsi dan peran di masyarakat.
(3) Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
(3) Fungsi Reproduksi Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
Fungsi Ekonomi
(1) Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
(2) Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana Fungsi Perawatan Kesehatan
(1) Konsep sehat sakit keluarga
(2) Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit tujuan kesehatan keluarga keluarga mandiri.
Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masing anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai denganfungsinya. Pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri, Soelaeman (1994: 5-10).
(26)
Kalau kita mempersempit pengertiannya, keluarga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37).
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal. Sedangkan menurut S. Bogardus menyatakan bahwa: Keluarga adalah kelompok terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan seorang ibu serta satu atau lebih anak-anak. Dimana ada keseimbangan, keselarasan kasih sayang dan tanggung jawab serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan berkecenderungan untuk bermasyarakat S. Bogardus (1982: 57).
Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita (Sigmund Freud). Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas, jadi keluarga itu merupakan manifestasi daripada dorongan seksual, sehingga kehidupan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri. Jadi keluarga itu merupakan perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan seksual. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh langsung terhadap perkembangan individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat. Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan ,Soerya Wangsanegara (1982: 22).
Pendidikan umum dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian, keluarga merupakan salah satu lembaga yang mengemban tugas dan tannggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan umum.
(27)
Keluarga di indonesia dalam mengupayakan anak untuk mengupayakan dasar-dasar dan mengemban disiplin diri.
3. Siswa
Siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar. siswa adalah seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam mungkin meskipun rela maupun tidak rela mengeluarkan biaya,segala jerih payah agar mencapai masa depan yang cerah. Dengan catatan siswa tersebut tidak menyianyiakan kesempatan yang telah diberikan.
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/paedagogis.
1. Pendekatan sosial
Siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga
(28)
dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
Pengertian Siswa Menurut Wikipedia
Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
(29)
Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), baik Paket-A,Paket-B,Paket-C. Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah. Murid istilah lain peserta didik.
4. Pengertian prestasi
Prestasi adalah standar tes untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
(30)
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995: 2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003: 2)
yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000: 1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
(31)
seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasara belajar yang memadai.
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso, (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen
(32)
tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005: 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Prestasi belajar adalah hasil yangd icapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru (Asmara 2009: 11).
(33)
Menurut Hetika ( 2008: 23 ) prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keah
Sedangkan menurut Harjati ( 2008: 43 ) menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu . Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.
Beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.
6. Pengertian Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
(34)
Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar,
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam r
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang
(35)
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar dan sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
(36)
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1). Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka
Slamet
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah Muhibbin
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk me
(37)
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
2). Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-Kartono
kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi
melakukan tugas tanpa
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
(38)
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang aan sekolah dan
A. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi
(39)
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
B. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat
pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. C. Lingkungan Masyarakat
di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
(40)
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat bahwa Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana teman.
B. Kerangka Pikir
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Hubungan Antara Interaksi siswa dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut, hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri Satu Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012 dapat dilihat dalam diagram kerangka piker sebagai beerikut:
(41)
Gambar Diagram Kerangka Pikir Interaksi siswa
dengan:
-Keluarga
-Lingkungan sekolah -Teman sebaya
Prestasi siswa: - Sekolah - Diluar
lingkungan sekolah
C. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1993:62) Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadapa permasalahan penelitian sampai terbukti melelui data yang terkumpul.
Sedangkan menurut Husin Sayuti ( 1989:62) Hipotesis adalah jawaban sementara suatu soal, yang dimaksutkan sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya.
Selain itu Muhamad Ali ( 1985:120) mengemukakan bahwa hipitesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti dan harus di uji kebenarannya melalui penelitian.
Tingkat keberhasilan belajar siswa:
- Berhasil - Kurang - Tidak baik
(42)
Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:
1. Adanya hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan.
2. Adanya hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan penyesuaian diri siswa dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri satu Atap 2 Sragi Lampung Selatan.
(43)
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ilmiah salah satunya adalah memiliki ciri-ciri menggunakan metode penelitian. Metode penelitian ini digunakan untuk menemukan jawaban secara sistematis. Suatu penelitian memerlukan panduan untuk mengumpulkan dan menguji data sehingga data tersebut akurat. Untuk mengumpulkan data dan menguji data, maka dibuatlah metode penelitian. Metode penelitian merupakan ilmu pengetahuan mengenai metode atau ilmu yang berhubungan dengan asas atau prosedur dalam suatu penelitian.
Metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang metode, sedangkan metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan teknik-teknik beserta alat-alat yang sistematis untuk mencapai tujuan (Winarno Surachmad,1989:105)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena bertujuan untuk melukiskan, menggambarkan, menghubungkan dan membandingkan kenyataan cara berinteraksi dan peneyesuaian diri anak yang terjadi dilingkungan sekolah dan dilingkungan keluarga.
(44)
Menurut Winarno Surachmad 1989 : 139 metode deskriptif adalah merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis, mengklasifikasikan penyelidikan dengan metode survey, dengan teknik interview, studi kooperatif, gerak dan waktu. Berdasarkan pengertian diatas, maka penggunaan metode dekriptif pada penelitian ini sangat tepat, karena sasaran kajian penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Kalianda Lampung Selatan.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Mohhamad Ali populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik beberapa manusia, benda, peritiwa atau berbagai gejala yang terjadi karena itu merupakan variable yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan dalam penelitian (Mohhamad Ali, 1984 : 54).
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989 : 102). Berdasarkan pengertian tersebut diatas, adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi lampung selatan yang berjumlah 106 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011-2012.
(45)
No Kelas Siswa Jumlah Laki-laki Perempuan
1 1 (VII) 22 32 54
2 2 (VIII) 23 33 56
Jumlah populasi seluruhnya 106
Sumber data : Data statistik SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti oleh Suharsimi Arikunto, (1983: 92). Karena dalam penelitian menggunakan populasi berjumlah 106 Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih, bergantung setidak-tidaknya dari : 1. Kemampuan sipeneliti dari segi waktu, tenaga dan dana.
2. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh sipeneliti. Untuk penelitian yang
Berdasarkan pernyataan diatas, maka sampel yang diambil adalah 25% dari jumlah populasi dengan rincian sebagai berikut : × 106 = 27 orang
(46)
1. Variable Penelitian a. Variabel Bebas (x)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011/2012.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan tahun ajaran 2011/2012.
D. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini berusaha mendevinisikan variabel yang ada dengan tujuan supaya permasalahan dari objek yang akan diteliti dapat dipahami dengan jelas.
1. Interaksi
Interaksi adalah istilah komunikasi atau hubungan. Jadi interaksi dalam keluarga adalah komunikasi atau hubungan antara anggota keluarga seperti ayah, ibu dan anak.
2. Prestasi belajar siswa
Prestasi adalah hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
E. Rencana Pengumpulan Variabel a. Variabel Bebas
(47)
Untuk memeperoleh data tentang Hubungan Antara Interaksi Siswa Dalam Keluarga Dengan Tingkat Penyesuaian Diri Siswa akan dilakukan dengan menyebar angket. Setiap item soal memiliki 3 alternatif jawaban yang masing-masing terdiri dari a, b, c, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia. Adapun dengan pemberian nilainya dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Memilih alternatif A diberi skor 3 b. Memilih alternatif B diberi skor 2 c. Memilih alternatif C diberi skor 1 b. Variabel Terikat
Yang berkedudukan sebagai variable terikat adalah Tingkat penyesuaian diri siswa. Dalam hal ini tingkata penyesuaian diri siswa dengan melihat prestasi belajar yang akan diukur dengan menggunakan dokumen daftar nilai anak/siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan data sebagai berikut :
1. Teknik Pokok a. Metode Angket
(48)
Teknik pokok dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik angket, yaitu dengan cara membuat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan maksut untuk menjaring data dan informasi lansung dari responden yang bersangkutan. Sasaran angket atau responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Kalianda Lampung Selatan.
Angket dalam penelitian ini digunakan dalam rangka mendapatkan data yang diperlukan yaitu angka-angka yang berupa skor atau nilai-nilai dan kemudian data dianalisis. Angket digunakan menyebarkan pertanyaan kepada responden berbentuk soal pilihan ganda, Setiap item soal memiliki 3 alternatif jawaban yang masing-masing terdiri dari a, b, c, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia. Adapun dengan pemberian nilainya dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberi skor 3 2. Untuk jawaban yang mendekati dengan harapan diberi skor 2 3. Untuk jawaban yang jauh dari harapan diberi skor 1
Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui nilai tertinggi adalah tiga (3) dan nilai terendah adalah satu (1).
2. Teknik Penunjang a. Observasi
(49)
Teknik pengamatan atau observasi dapat dilakukan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini pelaksanaan pengamatan menempuh dengan cara pengamatan langsung pengamatan langsung dilakukan tanpa perantara, seperti dengan cara masuk kelas dan melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah suatu cara dalam penelitian yang menggunakan alat pengumpul data yang diambil dari buku-buku, dokumen catatan, arsip-arsip dan hasil survey yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Teknik ini dilaksanakan dengan mencatat data tertulis tentang siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012. Sumber data adalah Guru SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.
c. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan Tanya jawab, baik secara langsung dan tidaka langsung dengan su,ber data. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung yaitu dengan cara mewawancarai guru mata pelajaran dan beberapa siswa di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.
(50)
Setiap penelitian ilmiah harus didukung dengan teori-teori dan prinsip-prinsip atau konsep yang dapat mendukung penelitian tersebut. Oleh karena itu, penulisan teknik kepustakaan, akan dibahas pelaksanaannya adalah dengan mempelajari buku-buku, media masa, dan lain-lain yang sesuai dengan permasalahan.
G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas 1. Uji Validitas
Guna menentukan validitas item soal dilakukan control langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indicator-indikator yang dipakai. Validitas yang digunakan yaitu logica validity dengan cara judgment yaitu dengan cara mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing yang ada dilingkungan Program Study PPKn FKIP Unila. Berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan.
2. Uji Reliabilitas
Untuk membuktikan kemantapan alat pengumpul data maka akan diadakan uji coba angket, reabilitas menunjukan bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data tersebut sudah baik. (Suharsimi Arikunto 1982 : 151).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan angket atau mengujicobakan angket kepada 10 orang diluar responden.
(51)
2. Untuk menguji reabilitas angket digunakan teknik belah dua atau ganjil genap.
3. Kemudian mengkolerasikan kelompok ganjil dengan kolerasi product momentyaitu :
=
( ) ( )
( ) ( )
Dimana:
Rxy = Hubungan variable X dan Y X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat N = Jumlah responden (Sutrisno Hadi 1986 : 294)
Kemudian dicari reabilitas dengan menggunakan rumus sperma brown agar diketahui seluruh koofisien seluruh item.
= 2( )
1 +
Dimana:
ryg = koefisien reabilitas seluruh tes rgg = Koefisien kolerasi item ganjil genep
(52)
( Sutrisno Hadi 1986 : 37)
Kriteria reabilitas adalah sebagai berikut: 0,90-1,00 = Reabilitas tinggi
0,50-0,89 = reabilitas sedang 0,0-0,49 = reabilitas rendah ( Mannaaemalo 1985 : 139) H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dan diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk diadakan analisa secara kuantitatif dengan menggunakan metode statistic untuk mendeskripsikan ada atau tidaknya hubungan interaksi dalam keluarga dengan penyesuaian diri siswa dilakukan uji rumus Chi-kuadrat sebagai berikut:
= ( )
Keterangan : = Chi kuadrat
(53)
= jumlah kolom
Oij = Banyak data yang diharapkan terjadi Eij = Banyak data yang dihasilkan pengamatan Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika x2 hitung lebih besar atau sama dengan tabel dengan taraf signifikan 5% selanjutnya data di uji dengan menggunakan rumus koefisien yaitu :
=
Keteranngan :
C = Koofisien kontingensi = Chi kuadrat
N = Jumlah sampel
Agar C yang diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara factor-faktor, maka harga C maksimum ini dapat dihitung dengan rumus:
= 1
Keterangan:
(54)
I = Bilangan konstanta
Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara variabel. Untuk mengetahui derajad keeratan hubungan dapat dilihat pada kriteria keeratan hubungan sebagai berikut:
0,90-1,00 = hubungan sangat tinggi 0,50-0,89 = hubungan tinggi 0,21-0,49 = hubungan sedang 0,00-0,21 = hubungan rendah (Sutrisno Hadi, 1986 : 273)
DAFTAR PUSTAKA
A, M, Sadirman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press. Jakarta hal 86.
Hamzah B, uno, haji. 2007.Profesi Kependidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta Hartono, A. dan Sunanro. 2008.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
(55)
Hurlock, E.B. 2007.Perkembangan Anak (Jilid 1). Alih Bahasa: Tjandrasa & Zarkasih. Jakarta. Erlangga.
Imam Hambali dan Samsul Arifin. 2007. Pengaruh Kondisi Keluarga terhadap prilaku Aanak.Malang. Lemlit IKIP Malang.
Kay, William. 2008. Moral Education. London: George Allen dan Unwin. Moh. Shochib. 2007.Pola asuh oragtua. Jakarta. Rineka Cipta.
Mulyani, S. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Poerwati, E., dan Nurwidodo. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Sayekti, Pujjosuwarno. 2007. Makna Interaksi Antaranggota Keluarga Dipandang Dari Sudut Pandang Keluarga. Bandung.. PPS IKIP Bandung.
(56)
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Interaksi siswa dalam keluarga dominan pada kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus interval diperoleh hasil bahwa sebanyak 14 responden atau 51,85% siswa mempunyai kategori baik dalam interaksinya di dalam keluarga pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Prestasi Belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 dominan pada kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus interval diperoleh hasil bahwa sebanyak 17 responden atau 62,96% siswa mempunyai kategori cukup baik dalam prestasi belajar pada siswa siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
(57)
3. Bedasarkan hasil analisis hipotesis yang dilakukan maka terdapat tingkat keeratan hubungan yang kuat antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 . Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus chi kuadrat dimana hitung lebih besar dari tabel ( tabel ), yaitu 269,83
B. Saran
Bedasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat mengajukan saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru Mata Pelajaran harus menguasai materi pelajaran, Seorang guru harus mempunyai pengetahuan yang luas dan memahami materi yang akan diajarkan. Pengetahuan tentang subjek materi yang dipahami tidak hanya mencakup fakta, istilah dan konsep umum saja, tapi juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan dengan berbagai gagasan, cara berfikir dan berargumentasi juga dapat memahami murid-muridnya tentang suatu materi.
2. Kepada para siswa generasi penerus bangsa agar dapat mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki agar mampu meraih prestasi belajar yang maksimal. Harus disiplin dan belajar yang rajin, membuat catatan pelajaran, mengulas kembali pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru dan jangan malu untuk bertanya jika belum mengerti atau belum faham.
3. Kepada pihak sekolah agar peningkatan prestasi belajar siswa lebih diperhatikan dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dapat menunjang prestasi siswa, Selain fasilitas dari sekolah, juga menyediakan artikel-artikel berguna seputar dunia anak dan pendidikan untuk tujuan
(58)
edukasi para orangtua. Ditambah dengan fasilitas Forum, para orang tua ataupun pengunjung bisa saling berkomunikasi dan bertukar pikiran.
(59)
A. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian suatu bentuk upaya persiapan sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan di lapangan, hal ini agar dalam penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Persiapan Pengajuan Judul
Langkah awal yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah penelitian pendahuluan, setelah menemukan permasalahan maka peneliti mengajukan judul kepada dosen pembimbing akademik yang terdiri dari dua alternatif judul. Setelah salah satu judul disetujui, langkah selanjutnya judul diajukan kepada ketua program studi PKn sekaligus menetapkan dosen pembimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28 Februari 2012.
2. Penelitian Pendahuluan
Setelah mendapatkan surat izin penelitian pendahuluan dari dekan FKIP UNILA No. 1802/UN.26/3/PL/2012 penulis melakukan penelitian pendahuluan pada SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Maksud dari penelitian pendahuluan ini
(60)
dalam rangka menyusun proposal penelitian yang ditunjang dengan beberapa literatur arahan dosen pembimbing. Proposal penelitian disetujui oleh pembimbing II pada tanggal 13 Juli 2012 dan disetujui oleh pembimbing I pada tanggal 13 Juli 2012 serta disahkan oleh ketua program studi PPKn. Langkah yang selanjutnya adalah mendaftar seminar proposal yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2012. Seminar proposal tersebut diadakan dengan tujuan memperoleh masukan, saran, dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan dalam pembuatan dan penyelesaian skripsi ini.
3. Pengajuan Rencana Penelitian
Rencana penelitian diajukan untuk dapat persetujuan dilaksanakannya seminar proposal. Setelah melalui proses konsultasi dan perbaikan-perbaikan proposal skripsi dari pembimbing I dan pembimbing II maka seminar proposal dilakukan pada tanggal 21 Juli 2012, setelah seminar proposal dilaksanakan, penyempurnaan dan perbaikan proposal skripsi, kemudian dilaksanakan pengesahan komisi pembimbing oleh pembimbing I dan pembimbing II, Ketua Program Studi PKn, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Dekan FKIP UNILA.
4. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Administrasi
Dengan membawa surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Cq. Pembantu Dekan I dengan No. 1802/UN.26/3/PL/2012 yang ditunjukkan kepada Kepala Sekolah .
(61)
Sesuai dengan alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penelitian mempersiapkan kisi-kisi tes dan kisi-kisi angket yang akan disebar kepada siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 27 orang dengan jumlah 20 soal item pertanyaan angket yang terdiri dari tiga alternatif jawaban.
Sebelum penyebaran angket dilakukan kepada responden peneliti mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan persetujuan. Setelah soal angket disetujui oleh dosen pembimbing kemudian peneliti melakukan penyebaran angket kepada responden. Tentang isi angket terlampir.
c. Penelitian di Lapangan
Pelaksanaan penelitian di lapangan pada tanggal 11 Oktober 2012 dengan menyebarkan angket kepada siswa SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 27 orang dengan jumlah item 20 butir soal angket yang telah dilengkapi dengan kemungkinan jawaban yang akan dipilih responden. 5. Pelaksanaan Uji Coba Soal Angket
a. Analisis Validitas Soal Angket
Untuk uji coba validitas angket tidak diadakan uji coba, namun peneliti melakukan kontrol langsung terhadap indikator-indikator yang ada dalam penelitian ini dengan jalan berkonsultasi pada dosen pembimbing.
(62)
digunakan, yaitu dengan cara menyebarkan soal angket kepada 10 orang siswa diluar responden. Hasil uji coba tersebut adalah:
Tabel 4. Distribusi Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi untuk Item Ganjil (X).
No. Nomor Item Ganjil Skor 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
1. 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 27 2. 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 28 3. 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 26 4. 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 26 5. 2 2 2 1 3 3 1 2 2 3 21 6. 2 2 2 3 1 3 1 2 2 1 19 7. 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 23 8. 3 3 3 2 3 2 1 3 3 2 25 9. 2 3 3 1 3 2 2 3 3 2 24 10. 3 2 3 3 1 2 3 3 1 1 22
Sumber: Analisis Data Uji Coba Angket.
Tabel 3 menjelaskan distribusi hasil uji coba angket dari 10 orang responden diluar populasi untuk item ganjil (X). Dengan jumlah soal sebanyak 20 pertanyaan . Dapat diketahui jumlah skor yang diperoleh cukup bervariasi.
Tabel 5. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2010/2011 Untuk Item Genap (Y).
(63)
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
1 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 24
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27
4 3 3 1 3 3 3 2 2 3 1 24
5 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 24
6 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1 24
7 3 2 2 2 3 3 2 1 1 3 22
8 3 2 3 3 3 3 1 1 1 3 23
9 3 3 1 2 1 3 2 3 2 3 23
10 3 1 1 3 3 3 3 2 1 2 22
Sumber: Analisis Data Primer Uji Coba Angket.
Tabel 4 menjelaskan distribusi hasil uji coba angket dari 10 orang responden diluar populasi untuk item genap (Y). Dengan jumlah soal sebanyak 20 pertanyaan. Selanjutnya hasil penjumlahan masing-masing nomor item ganjil dan genap di distribusikan ke dalam tabel.
Tabel 6. Tabel kerja hasil antara item ganjil (X) dengan item genap (Y)
No X Y X2
(64)
1 27 24 729 576 648
2 28 30 784 900 840
3 26 27 676 729 702
4 26 24 676 576 624
5 21 24 441 576 504
6 19 24 361 576 456
7 23 22 529 484 506
8 25 23 625 529 575
9 24 23 576 529 552
10 22 22 484 484 484
JML x= 241 y= 243 x2= 5881 y2= 5959 xy= 5891
Sumber: Analisis Data Primer Uji Coba Angket. Dari tabel 6 di atas dapat diketahui:
X = 241 Y = 243 x2= 5881
y2= 5959
xy= 5891 N = 10
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, maka untuk mengetahui reliabilitas selanjutnya dikorelasikan dan diolah dengan rumus Prodact Moment sebagai berikut: N y y N x x N y x xy rxy 2 2 2 2
(65)
10 243 5959 10 241 5881 10 243 241 5891 2 2 xy r 9 , 5904 5959 1 , 5808 5881 3 , 5856 5891 xy r ) 1 , 54 )( 9 , 72 ( 7 , 34 xy r 89 , 3943 7 , 34 xy r 8 , 62 7 , 34 xy r 55 , 0 xy r
Langkah terakhir adalah mencari reliabilitas alat ukur ini, maka dilanjutkan dengan menggunakan rumus Sperman Brown agar diketahui koefisien seluruh item dengan langkah sebagai berikut:
gg gg xy r r r 1 2 70 , 0 55 , 1 1 , 1 55 , 0 1 55 , 0 2 xy xy xy r r r
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, kemudian penulis mengkorelasikasikan dengan kriteria sebagai berikut:
0,90-1,00 = Reliabilitas Tinggi 0,50-0,89 = Reliabilitas Sedang 0,00-0,49 = Reliabilitas Rendah
(66)
Dari perhitungan tersebut rxy 0,70, selanjutnya dikonsultasikan indeks reliabilitas menurut Manase Malo yaitu reliabilitas 0,50-0,89 temasuk dalam kategori sedang berarti angket yang digunakan penelitian ini memiliki reliabilitas sedang. Dengan demikian angket tentang hubungan antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat digunakan dalam penelitian ini atau memenuhi syarat.
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama : SMP NEGERI SATU ATAP 2 SRAGI
2. Alamat Sekolah
Desa : SUMBERAGUNG
Kecamatan : SRAGI
Kabupaten : LAMPUNG SELATAN
Provinsi : LAMPUNG
No telepon : 081540828700
3. Nama
yayasan:-4. Status sekolah : NEGERI
5. SK Kelembagaan :
-6. No Statistik Sekolah (NSS)
7. NPSN : 10815053
8. Tipe Sekolah :
-9. Tahun Berdiri : 2009
10. Status Tanah : HIBAH
11. Luas tanah : 3696 M²
12. Nama Kepala Sekolah : SUTIMAN 13. No SK Kepala Sekolah :
-14. Masa Kerja Kepala Sekolah : 3 Tahun
(1)
3. Prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012, lebih dominan pada kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus interval diperoleh hasil bahwa sebanyak 7 responden (25,92%) kurang memiliki prestasi belajar baik prestasi yang ada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, 17 responden (62,96%) telah memiliki prestasi belajar yang cukup baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, dan 3 responden (11,11%) telah memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan baik di sekolah maupun prestasi di luar lingkungan sekolah .
4. Berdasarkan hasil pengujian data yang dilakukan maka terdapat tingkat keeratan hubungan yang kuat antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012 . Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus chi kuadrat dimana hitung lebih besar dari tabel (
tabel ), yaitu 269,83 pada taraf signifikan 5% (0,05) dan derajat kebebasan= 4, serta mempunyai derajat keeratan hubungan antara variabel dalam kategori kuat dengan koefisien kontingensi C = 0,94 dan kontingensi maksimum = 0,816. Berdasarkan perhitungan tersebut maka koefisien kontingen C = 0,75, berada pada kategori kuat. Sehingga dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan yang kuat antara interaksi dalam keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 1 Atap 2 Sragi Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012, artinya semakin baik siswa memiliki interaksi yang baik dalam keluarga, seperti sering mengadakan diskusi dan musyawarah dalam belajar dan pendidikan maka akan prestasi belajar yang dimiliki siswa akan baik pula, dan sebaliknya apabila siswa memiliki hubungan
(2)
59
yang kurang baik dengan keluarga maka prestasi yang dimiliki siswa juga kurang baik.
(3)
ABSTRAK ...i
HALAMAN JUDUL ...ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...v
HALAMAN RIWAYAT HIDUP ...vi
HALAMAN MOTTO ...vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...viii
SANWACANA ...ix
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
Hal I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Perumusan Masalah ... 11
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 11
1.Tujuan Penelitian ... 11
2. Kegunaan Penelitian ... 12
a.Kegunaan Secara Teoritis ... 12
b.Kegunaan Secara Praktis ... 12
F. Ruang Lingkup Penelitian ... 12
1.Ruang Lingkup Ilmu ... 12
2.Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 13
3.Ruang Lingkup Subjek ... 13
4.Ruang Lingkup Tempat ... 13
5.Ruang Lingkup Waktu ... 13
2. TINJAUAN PUSTAKA ... 14
A. Deskripsi Teoritis ... 14
(4)
2.Pengertian Interaksi ... 30
3. Pengertian Keluarga ... 34
a. Bentuk-bentuk keluarga ... 34
b. Fungsi keluarga 36 B. Kerangka Pikir ... 26
C. Hipotesis ... 26
3. METODOLOGI PENELITIAN ... 43
A. Metode Penelitian ... 43
B. Populasi dan Sampel ... 44
1. Populasi ... 44
2.Sampel ... 45
C. Variabel Penelitian, Definisi Oprasional Variabel dan Pengujiannya ... 46
1.Variabel Penelitian ... 46
a. Variabel Bebas ... 46
b. Variabel Terikat ... 46
D. Definisi Oprasional Varibel dan Pengukurannya... 46
E. Rencana Pengumpulan Variabel ... 47
1. Variabel Bebas ... 47
2. Variabel Terikat ... 47
F. Teknik Pengumpulan Data ... 48
1.Teknik Pokok ... 48
a. Metode Angket ... 48
2.Teknik Penunjang ... 49
a.Teknik Observasi ... 49
b. Teknik Dokumentasi ... 49
c.Teknik Wawancara ... 50
d. Teknik Kepustakaan ... 50
G. Validitas dan Uji Reliabilitas ... 50
1.Validitas ... 50
2.Uji Reliabilitas ... 51
H. Teknik Analisis Data ... 53
4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 38A. Langkah-langkah Penelitian ... 56
(5)
4. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 58
5. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 58
A. Analisis Validitas Uji Coba Angket ... 58
b. Analisis Reliabilitas Angket ... 59
B. Gambaran Umum SMP Negeri Satu Atap 2 Sragi ... 63
1. Sejarah Berdirinya... 63
2. Profil sekolah ... 63
C. Deskripsi Data ... 64
1. Pengumpulan Data ... 64
2. Penyajian Data ... 65
3. Pengujian hipotesis ... 70
D. Pembahasan ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran... 79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul
Hubungan Antara Interaksi Dalam Keluarga Dengan Tingkat Penyesuaian
Diri Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri Satu Atap 2 Sragi Kabupaten
Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011-2012
syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini masih belum sempurna. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin
Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,