PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN INQUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM

BASA TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh :

Andi Wahyu Sudibyo Nim : 409431004

Program Studi Pendidikan Kimia

SKIRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami persembahkan ke hadirat Allah SWT, yang masih berkenan memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kami sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Termokimia Tahun Ajaran 2013/2014”dapat kami selesaikan tepat waktu dengan hasil yang kami anggap cukup baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Dra. Ratu Evina Dibiyantini, M.Si senagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si, dan Ibu Dra. Nurmalis, M.Si yang telah banyak memberikan masukan dan saran bagi penulis, begitu juga kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang M.Sc, Ph.D sebagai dosen pembimbing akademik dan seluruh bapak, ibu dosen beserta staf pegawai jurusan kimia FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada Bapak kepala sekolah, guru kimia beserta pegawai tata usaha SMA PAB 8 Saentis yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian. Teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua saya beserta keluarga yang telah memberikan doa dan motivasi bagi saya sehingga skripsi ini bias terselasikan dengan baik.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya satu angkatan yang telah memberikan bantuan dan semangat serta inspirasi buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis


(4)

mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada pembaca yang ingin mengangkat kembali judul ini agar terciptanya kesempurnaan bagi skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi mahasiswa dilingkungan FMIPA UNIMED khususnya jurusan kimia dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014 Penulis


(5)

iii

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada

Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Tahun Ajaran 2013/2014.

Andi Wahyu Sudibyo (409431004) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan asam basa Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis yang terdiri dari 2 kelas dan masing-masing kelas terdiri dari rata-rata 40 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen 1 terdiri dari 40 siswa dan kelas XI IPA sebagai kelas eksperimen 2 yang terdiri dari 35 siswa. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa digunakan tes. Jumlah tes adalah 20 soal, disusun dalam bentuk pilihan berganda terdiri dari 5 jawaban yang terlebih dahulu telah diuji reliabilitas dan validitasnya. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata postes siswa yang diterapkan dengan metode Group Investigation sebesar 84,125. Nilai tersebut lebih tinggi dari pada nilai rata-rata yang diterapkan dengan metode pembelajaran Inquiry yaitu sebesar 73,714. Berdasarkan pengujianhipotesis diperoleh harga thitung= 2,80 pada taraf signifikanα = 0,05 dan harga ttabel= 1,671. Hal ini berarti – ttabel< thitung< ttabelyaitu -1,671 < 2,80 > 1,671. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigationlebih baikdaripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Ruang Lingkup 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Defenisi Oprasional 8

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar 9

2.2 Pengertian Hasil Belajar 11

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 12

2.4 Metode Mengajar 12

2.4.1 Model Group Investigation 13

2.4.1.1 Kebaikan Model Pembelajaran Group Investigation 17 2.4.1.2 Kelemahan Model Pembelajaran Group Investigation 18

2.4.2 Metode Inquiry 18

2.4.2.1 Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry 25 2.4.2.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry 25 2.4.3 Persamaan dan perbedaan GI dan Inquiry 26

2.5 Asam-Basa 27

2.5.1 Pengertian Asam-Basa 27

2.5.2 Teori Asam-Basa Arrhenius 27

2.5.2.1 Keterbatasan teori Arrhenius 38

2.5.3 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry 41

2.5.4 Teori Asam-Basa Lewis 48

2.6 Hipotesis Penelitian 52

2.6.1 Hipotesis Verbal 52


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 53

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 53

3.2.1 Populasi 53

3.2.2 Sampel 53

3.3 Variabel Penelitian 53

3.4 Instrumen Penelitian 54

3.5 Rancangan Penelitian 54

3.6 Prosedur Penelitian 55

3.7 Teknik Pengumpulan Data 58

3.7.1 Uji Validitas Tes 58

3.7.2 Uji Reliabelitas Tes 58

3.7.3 Taraf Kesukaran Tes 59

3.7.4 Daya Pembeda Soal 60

3.8 Teknik Analisis Data 61

3.8.1 Uji Normalitas Data 61

3.8.2 Uji Homogenitas Data 61

3.8.3 Uji Hipotesis 62

3.8.4 Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 64

4.1.1 Analisis Instrumen Penelitian 64

4.1.2 Analisis data hasil Penelitian 66

4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data 68

4.1.3.1 Uji Normalitas Data 68

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data 69

4.1.3.3 Uji Hipotesis 70

4.1.3.4 Persentase peningkatan hasil belajar 70

4.2 Pembahasan 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 75

5.2 Saran 75


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Group Investigation 16 Tabel 2.2 Persamaan dan perbedaan Group Investigation dan Inquiry 26 Tabel 2.3 Beberapa contoh asam yang telah dikenal dalam kehidupan 28 Tabel 2.4 Beberapa contoh basa yang telah dikenal 29

Tabel 2.5 Perbedaan sifat asam dan basa 30

Tabel 2.6 Beberapa contoh garam yang telah dikenal 32

Tabel 2.7 Harga pH untuk beberapa jenis zat 35

Tabel 2.8 Beberapa senyawa amfoterik 43

Table 3.1 Rancangan Penelitian 55

Tabel 4.1 Rata-rata dan simpangan baku 66

Tabel 4.2 Nilai pretes dan postes kelas eksperimen 1 dan 2 67 Table 4.3 Hasil uji normalitas data kelas eksperimen 1 68 Table 4.4 Hasil uji normlaitas data kelas eksperimen 2 68

Table 4.5 Hasil uji homogenitas data 69

Table 4.6 Hasil uji hipotesis 69


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Buah yang bersifat asam 29

Gambar 2.2 Identifikasi kertas lakmus 33

Gambar 2.3 Bunga yang bersifat basa 33

Gambar 2.4 Uji larutan elektrolit 34

Gambar 2.5 Indikator universal 36

Gambar 2.6 larutan Asam-basa 37

Gambar 2.7 Larutan indikator 37

Gambar 2.8 pH meter digital 38

Gambar 2.9 pH meter elektronik 38

Gambar 2.10 Pembentukan ion hidronium (H3O+) 42 Gambar 2.11 Transfer proton dari ion Hidronium 42 Gambar 2.12 Reaksi ion hidrogen karbonat dengan air 44

Gambar 2.13 Reaksi asam klorida dengan air 45

Gambar 2.14 Reaksi asam asetat dengan air 46

Gambar 2.15 Pembentukan ion Hidronium 48

Gambar 2.16 Basa Bronsted-lowry menerima ion Hidrogen 49 Gambar 2.17 Ikatan koordinasi antara ion ammonia dengan BF3 50 Gambar 2.18 Elektron dalam ikatan hidrogen-klor 51 Gambar 2.19 Ikatan koordinasi antara nitrogen dengan hidrogen 51

Gambar 3.1 Diagram Alir Desain Penelitian 57

Gambar 4.1 Grafik peningkatan hasil belajar 67


(10)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 78

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 85 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 92 Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen tes sebelum validasi 99

Lampiran 5 Instrumen Tes sebelum validasi 116

Lampiran 6 Kunci jawaban instrumen sebelum validasi 127 Lampiran 7 Kisi-kisi instrumen tes setelah validasi 128

Lampiran 8 Instrumen Tes setelah validasi 137

Lampiran 9 Kunci jawaban instrument setelah validasi 143

Lampiran 10 Perhitungan validasi tes ` 144

Lampiran 11 Perhitungan reliabilitas Tes 147

Lampiran 12 Perhitungan tingkat kesukaran 148

Lampiran 13 Perhitungan daya beda tes 150

Lampiran 14 Tabulasi nilai pretes dan postes kelas eksperimen 1 152 Lampiran 15 Tabulasi nilai pretes dan postes kelas eksperimen 2 153 Lampiran 16 Simpangan rata-rata & simpangan baku kelas eksperimen 1 154 Lampiran 17 Simpangan rata-rata & simpangan baku kelas eksperimen 2 155 Lampiran 18 Rekapitulasi analisis instrument tes 156

Lampiran 19 Perhitungan uji normalitas 158

Lampiran 20 Perhitungan uji homogenitas 161

Lampiran 21 Perhitungan uji hipotesis 162

Lampiran 22 Perhitungan peningkatan hasil belajar(gain) 164

Lampiran 23 Tabel nilai r-Product Moment 170

Lampiran 24 Tabel Kritis distribusi chi kuadrat (χ2) 171 Lampiran 25 Tabel nilai-nilai dalam distribusi t (table t) 172 Lampiran 26 Daftar nilai persentil untuk distribusi F 173


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan intelektual dalam bidang kimia yang dilandasi oleh sikap ilmiah serta meningkatkan kesadaran untuk lebih mengangungkan kebesaran dan kekuasaan tuhan yang maha esa, maka metode mengajar memegang peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang terarah maka proses pendidikan akan berjalan lebih baik.(Sihombing,2012)

Proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula, salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan yang baik adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa akan menurun jika tidak ada innovasi yang dilakukan guru dalam penyampaian materi seperti penerapan model pembelajaran yang innovatif dan menuntut agar siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang innovatif akan menimbulkan rasa ingin tahu pada siswa dan rasa ingin tahu dari siswa tersebut yang akan menambah motivasi siswa dalam belajar (Sardiman,1996).

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa (Suharsimi, 1993: 88).


(12)

2

Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Namun pada saat ini sains (kimia) merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa sekolah menengah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya rumus perhitungan kimia yang memerlukan analisis perhitungan matematis. Selain hal tersebut, perlu adanya variasi dalam mengajar agar siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran didalam kelas (Setyowati,K.2007).

Pembelajaran dengan model Group Investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik meilih topik tertentu. Setelah topik dan permasalahan telah disepakati, maka peserta didik dan guru menentukan model penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah.

Setiap kelompok bekerja berdasarkan model investigasi yang telah mereka rumusan. Aktivitas tersebut merupakan kegiatan sistemik keilmuan mulai dari mengumpulkan data,analisis data,sintesis,hingga menarik kesimpulan.

Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi intersubjektif dan objektivitas pengetahuan yang telah dibangun oleh suatu kelompok. Berbagai persepektif diharapkan dapat dikembangkan oleh seluruh kelas atas hasil yang dipresentasikan oleh suatu kelompok. Seyogyanya diakhiri pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi dapat memasukan assesmen individual atau kelompok.

Secara ringkas sintak pembelajaran tipe pembelajaran Group Investigation adalah pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi. Jadi tipe Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas. Tipe ini paling kompleks dan sulit diterapkan dibandingkan metode kooperatif yang lain (Istarani.2011).


(13)

3

Dasar pengambilan model pembelajaran Group investigation adalah agar siswa dapat termotivasi untuk lebih antusias dalam mempelajari kimia sehingga materi yang akan diajarkan dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa. Dan juga dengan diterapkan model pembelajaran Group investigation siswa dapat lebih mengeksplor kemampuan yang ada pada dirinya seperti belajar berkomunikasi yang baik kepada teman maupun guru, meningkatkan kerja sama dengan teman dalam pembelajaran dapat merencanakan dan mengorganisasi pekerjaan dan berpatisipasi untuk membuat suatu keputusan dalam kelompok sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran yang lebih baik.

Dalam model pembelajaran Group investigation memiliki kelemahan yang harus diperbaiki dalam penelitian ini yaiu penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya, dalam hal ini guru (peneliti) harus memberikan penilaian yang dilakukan oleh teman sekelompok dengan memberikan lembar penilaian kepada kelompok untuk menilai teman sendiri sehingga penilaian dapat dengan efektif dilakukan secara individual.

Selain dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation innovasi pembelajaran yang dilakukan guru agar motivasi belajar siswa tidak menurun adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiri.

Model pembelajaran Inquiry (inkuiri), merupakan salah satu model pembelajaran terkenal. Inquiry berasal dari katato inquireyang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Model pembelajaran Inquiry (inkuiri) bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan intelektual yang terkait dengan proses berpikir reflektif.

Ada beberapa teori yang mendasari model pembelajaran Inquiry yaitu: 1. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu

akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya;

2. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya tersebut;


(14)

4

3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa;

4. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi altematif.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi model pembelajaran Inquiry (inkuiri). Pertama, model pembelajaran Inquiry (inkuiri) menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam model pembelajaran Inquiry (inkuiri) menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan. Ketiga, model pembelajaran Inquiry (inkuiri) adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inquiry siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Dasar pengambilan model pembelajaarn Inquiry adalah agar siswa di beri kebebasan untuk menentukan gaya belajarnya sendiri sehingga pengembangan asset kognitif, afektif dan psikomotorik jadi lebih seimbang. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mencari informasi sendiri tentang materi dan pembelajaran menjadi lebih baik karena siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Dalam model pembelajaran Inquiry memiliki kelemahan yang harus diperbaiki dalam penelitian ini yaiu model pembelajaran inquiry digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan keberhasilan siswa. Dalam hal ini guru (peneliti) akan memberi tugas secara individual sehingga guru dapat mengontrol perkembangan siswa secara individual.


(15)

5

Materi pokok larutan asam basa meliputi meliputi sub materi pokok yaitu pengertian asam basa, teori asam basa menurut Arrhenius, keterbatasan teori Arrhenius, teori asam basa Bronsted Lowry, hubungan teori Bronsted Lowry dan Arrhenius, senyawa amfoterik, pasangan asam basa konjugasi, teori asam basa Lewis,hubungan antara teori asam basa Bronsted Lowry dan teori asam basa Lewis dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut penelitian Putri Junita Sari Nasution tentang pengaruh media kartu kerja dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok koloid kelas XI SMA Swasta Al Hidayah Dalam hal ini Peningkatan hasil belajar siswa dihitung dengan bentuk gain ternormalisasi dan didapatkan persen keberhasilan belajar siswa pada kelas eksperimen I sebesar 80.2 %. Sehingga hipotesis yang menyatakan peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan media kartu kerja pada pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan media kartu kerja pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) diterima.

Berdasarkan hasil penelitan Pikek Arsidah (2009) tentang perbedaan metode inquiri dengan ceramah menunjukan perbedaan yang signifikan yaitu rata-rata post-test inquiri 8,61 ± 0,7891 dan rata-rata-rata-rata post-test ceramah 6,02 ± 0,8843. Kemudian pada penelitian Wildani Ratmi (2008) mengenai perbedaan model inquiri dengan modul di kelas XI SMK Musda Perbaungan, menunjukan bahwa siswa yang diajar dengan metode inquiri berbeda secara signifikan dibandingkan yang diajar dengan metode modul. Pada penelitian T Sri Ayuni Sinaga (2009) mengenai penerapan model pembelajaran Inquiry menunjukan hasil yang signifikan dimana hasil yang diperoleh yaitu untuk Inquiry 7,824 ± 0,95 dan konvensional 6,351 ± 0,949.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pahotton Sihombing (2012) tentang pengaruh metode inquiry dan diskusi terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA di kelas XII IPA tahun ajaran 2011/2012 menunjukan


(16)

6

perbedaan yang signifikan yaitu hasil belajar dikelas eksperimen 73,88 ± 8,16 dan pada kelas kontrol 61,63 ± 8,50.

berdsarkan dengan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Tahun Ajaran 2013/2014.

1.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup adalah:

1. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran kimia

2. Model pembelajaran yang cocok digunakan dalam meningkatkan hasil belajar

3. Peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dan Inquiry.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi batasan masalah adalah :

1. Materi yang diajarkan pada kelas XI IPA dengan pokok bahasan larutan asam basa.

2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran Group Investigation dan Inquiry


(17)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Apakah penerapan model pembelajaran Group Investigaton dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.

2. Apakah penerapan model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Group Investigation dengan model pembelajaran Inquiry pada pokok bahasan larutan asam basa.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dilakasanakannya penelitian adalah Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap hasil belajar siswa

2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Inquiri.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis

2. Memberikan masukan bagi mahasiswa calon guru sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam menggunakan model dan metode pembelajaran


(18)

8

3. Memberikan gambaran tentang peningkatan prestasi belajar siswa yang ditimbulkan oleh metode mengajar yang digunakan yaitu model Group Investigation dengan model Inquiry.

1.7 Defenisi Oprational

Group Investigation adalah metode pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik meilih topic tertentu sesuai permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topic itu. Setelah topic dan permasalahan telah disepakati, maka peserta didik dan guru menentukan model penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah.

Inquiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:

1. Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa yang signifikan antara yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan yang diberi model pembelajaran Inquiry pada pokok bahasan larutan asam basa di SMA PAB 8 Saentis.

2. Nilai rata-rata tes akhir kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation sebesar (84,125 + 7,997), sedangkan pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran Inquiry sebesar (73,714 + 8,77).

3. Dengan menggunakan kedua model ini siswa mampu mengkoordinasi pemikiran dengan informasi yang didapat dan dapat membuat siswa lebih percaya diri dan berani untuk mengemukakan pendapat dalam kelompok maupun kelas.

1.2.Saran

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diajukan, yaitu:

1. Bagi guru dan calon guru agar menggunakan kedua metode ini dalam pembelajaran pokok bahasan larutan asam basa.

2. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini, dapat menjadikan sebagai sumber masukan agar penelitian ini menjadi sempurna.

3. Guru harus mengetahui bahwa model pembelajaran Group Investigation dan Inquiry tidak dapat digunakan dalam semua materi melainkan hanya materi tertentu yang membutuhkan penalaran logis.


(20)

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.,(2006),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi VI),PenerbitRineka Cipta,Jakarta

Dogra,S & S.K Dogra,(1984),Kimia Fisik dan Soal-soal,Universitas Indonesia (UI Press),Jakarta

Istarani.2011.58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan

Junaidi,W., Model Pembelajaran Inquiry training,http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-inquiry-training.html Lubis,R.K.,(2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

Menggunakan Media Kartu Kata Pada

Hidrokarbon,Skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Medan,Medan Purba,M.,(2006), Kimia SMA Kelas XI, Erlangga; Jakarta

Purwanto, M. N, 1990,Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Salim, P., 1991,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern Englliss

Press. Cet.ke-1, Jakarta.

Sardiman, A.M.,1996, interaksi dan motivasi belajar mengajar, Bina Aksara, Jakarta.

Setyowati,K.2007.Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Larutan

Asam Basa Melalui Metode Quantum

Teaching.Skripsi.FMIPA,UNNES. Semarang

Sihombing,P.,(2012),Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dan Diskusi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Di kelas XII IPA Tahun Ajaran 2011/2012,skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Medan,Medan

Silitonga,P.M,2010,Statistik (teori dan aplikasi dalam penelitian),FMIPA Unimed,Medan

Silitonga,P.M,2011,Metodologi Penelitian Pendidikan,FMIPA Unimed,Medan Slameto, 2004, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka

Cipta. Cet. Ke-4, Jakarta.

Sudjana, N., 2001, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung.


(21)

77

Surya, M., 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sutresna,N.,(2007),Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI,Grafindo,Bandung Tarigan,S.,(2011).Strategi Belajar Mengajar Kimia,Fmipa Unimed.Medan

Tim Pendidikan Kimia,(2008),Dasar-Dasar Pendidikan MIPA,Fmipa Unimed, Medan

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/04/termokimia-kalor-reaksi.html http://ramadhanakurnia.blogspot.com/2012/10/materi-kimia-kelas-xi-sma-termokimia.html

http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-group-investigation.html


(1)

6

perbedaan yang signifikan yaitu hasil belajar dikelas eksperimen 73,88 ± 8,16 dan pada kelas kontrol 61,63 ± 8,50.

berdsarkan dengan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa Tahun Ajaran 2013/2014.

1.2 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup adalah:

1. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran kimia

2. Model pembelajaran yang cocok digunakan dalam meningkatkan hasil belajar

3. Peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dan Inquiry.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi batasan masalah adalah :

1. Materi yang diajarkan pada kelas XI IPA dengan pokok bahasan larutan asam basa.

2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran Group Investigation dan Inquiry


(2)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Apakah penerapan model pembelajaran Group Investigaton dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.

2. Apakah penerapan model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Group Investigation dengan model pembelajaran Inquiry pada pokok bahasan larutan asam basa.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dilakasanakannya penelitian adalah Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Group Investigation dan Inquiri terhadap hasil belajar siswa

2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Inquiri.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis

2. Memberikan masukan bagi mahasiswa calon guru sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam menggunakan model dan metode pembelajaran


(3)

8

3. Memberikan gambaran tentang peningkatan prestasi belajar siswa yang ditimbulkan oleh metode mengajar yang digunakan yaitu model Group Investigation dengan model Inquiry.

1.7 Defenisi Oprational

Group Investigation adalah metode pembelajaran yang dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik meilih topic tertentu sesuai permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topic itu. Setelah topic dan permasalahan telah disepakati, maka peserta didik dan guru menentukan model penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah.

Inquiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan.


(4)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:

1. Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa yang signifikan antara yang diberi pengajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan yang diberi model pembelajaran Inquiry pada pokok bahasan larutan asam basa di SMA PAB 8 Saentis.

2. Nilai rata-rata tes akhir kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation sebesar (84,125 + 7,997), sedangkan pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran Inquiry sebesar (73,714 + 8,77).

3. Dengan menggunakan kedua model ini siswa mampu mengkoordinasi pemikiran dengan informasi yang didapat dan dapat membuat siswa lebih percaya diri dan berani untuk mengemukakan pendapat dalam kelompok maupun kelas.

1.2.Saran

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diajukan, yaitu:

1. Bagi guru dan calon guru agar menggunakan kedua metode ini dalam pembelajaran pokok bahasan larutan asam basa.

2. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini, dapat menjadikan sebagai sumber masukan agar penelitian ini menjadi sempurna.

3. Guru harus mengetahui bahwa model pembelajaran Group Investigation dan Inquiry tidak dapat digunakan dalam semua materi melainkan hanya materi tertentu yang membutuhkan penalaran logis.


(5)

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.,(2006),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi VI),PenerbitRineka Cipta,Jakarta

Dogra,S & S.K Dogra,(1984),Kimia Fisik dan Soal-soal,Universitas Indonesia (UI Press),Jakarta

Istarani.2011.58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan

Junaidi,W., Model Pembelajaran Inquiry training,http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-inquiry-training.html Lubis,R.K.,(2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

Menggunakan Media Kartu Kata Pada

Hidrokarbon,Skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Medan,Medan Purba,M.,(2006), Kimia SMA Kelas XI, Erlangga; Jakarta

Purwanto, M. N, 1990,Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Salim, P., 1991,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern Englliss

Press. Cet.ke-1, Jakarta.

Sardiman, A.M.,1996, interaksi dan motivasi belajar mengajar, Bina Aksara, Jakarta.

Setyowati,K.2007.Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Larutan

Asam Basa Melalui Metode Quantum

Teaching.Skripsi.FMIPA,UNNES. Semarang

Sihombing,P.,(2012),Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dan Diskusi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Di kelas XII IPA Tahun Ajaran 2011/2012,skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Medan,Medan

Silitonga,P.M,2010,Statistik (teori dan aplikasi dalam penelitian),FMIPA Unimed,Medan

Silitonga,P.M,2011,Metodologi Penelitian Pendidikan,FMIPA Unimed,Medan Slameto, 2004, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka

Cipta. Cet. Ke-4, Jakarta.

Sudjana, N., 2001, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung.


(6)

Surya, M., 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sutresna,N.,(2007),Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI,Grafindo,Bandung Tarigan,S.,(2011).Strategi Belajar Mengajar Kimia,Fmipa Unimed.Medan

Tim Pendidikan Kimia,(2008),Dasar-Dasar Pendidikan MIPA,Fmipa Unimed, Medan

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/04/termokimia-kalor-reaksi.html http://ramadhanakurnia.blogspot.com/2012/10/materi-kimia-kelas-xi-sma-termokimia.html

http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-group-investigation.html


Dokumen yang terkait

PENGARUH MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN VIRUS KELAS X IPA SMA NEGERI 4 PASURUAN

0 3 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 KARANGAN TRENGGALEK

0 5 24

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII-D SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)

0 5 30

ENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN TEGALHARJO 08 KECAMATAN GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 12

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN MEDIA LKS PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SDN 1 NAMBAHREJO TAHUN AJARAN 20013/2014

0 10 88

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPA MA DARUL A’MAL METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 16 57

KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD KELURAHAN PATI LOR

0 8 220

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI KELAS XI SMA

1 1 12

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS I PONTIANAK SELATAN

0 0 8