UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penjelasan Istilah ... 8

F. Metode Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi ... 12

1. Pengertian Metode Demonstrasi ... 12 2. Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi 13


(2)

3. Prinsip Dasar Metode Demonstrasi ... 14

4. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi ... 14

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 16

6. Cara Mengatasi Kekurangan Metode Demonstrasi ... 17

B. Pengertian, Fungsi Serta Tujuan Dan Ruang Lingkup Pendidikan IPA di SD ... 18

1. Pengertian Pendidikan IPA ... 18

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPA ... 18

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA ... 19

C. Pokok Materi Yang Berkaitan Dengan Penelitian ... 20

1. Materi : Sifat-sifat cahaya (kelas V) ... 20

2. Bagian Dari Sifat-sifat Cahaya ... 20

3. Hasil Belajar ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian ... 24

2. Model Penelitian ... 25

B. Lokasi Waktu Penelitian ... 29

C. Analisis Masalah ... 30

D. Model Pengumpulan Data ... 31

1. Teknik Pengumpulan Data ... 31

2. Instrumen Penelitian ... 24


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Siklus I ... 36

a. Perencanaan ... 36

b. Pelaksanaan Tindakan ... 37

c. Observasi ... 39

d. Refleksi ... 39

2. Siklus II ... 42

a. Perencanaan ... 42

b. Pelaksanaan Tindakan ... 43

c. Observasi ... 45

d. Refleksi ... 45

B. Pembahasan ... 53

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 58

B. Rekomendasi ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 62


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan bisa mencapai suatu tujuan (Hamdani Ihsan, 2007:59). Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan suatu masyarakat, karena pendidikan merupakan suatu usaha melestarikan, meneruskan dan mengalihkan nilai budaya kegenerasi berikutnya dalam segala aspek (Arifin,1996:11).

Ketika anak menginjak usia sekolah para orang tua berbondong–bondong menyerahkan sebagian pendidikan anaknya ke lembaga pendidikan formal. Disinilah tugas sekolah (yang didalamnya meliputi tugas guru sebagai pendidik) memberikan pendidikan pada anak yang telah menjadi siswa/peserta didik, pendidikan yang didalamnya tidak terfokus pada kualitas intelektual anak. Karena pada dasarnya pendidikan baik di sekolah maupun di madrasah bertujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya, memiliki aspek spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(Ramayulis, 2002:13).

Pada lembaga pendidikan formal, pendidikan dan pengajaran yang dilakukan terikat pada kurikulum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas 5 kelompok mata pelajaran, yaitu:


(5)

1. Kelompok mata pelejaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata perajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika.

5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi didalamnya terdapat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA terkadang disebut-sebut sebagai mata pelajaran yang kurang diminati karena terdapat hafalan-hafalan mengenai konsep-konsep alam semesta.

Pembelajaran IPA pada hakekatnya adalah kumpulan pengetahuan secara tersusun dan secara terbimbing hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas 2006), bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu pembelajaran IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empiris dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Hal tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual, hal ini menunjukan bahwa hakekat pembelajaran IPA sebagai proses yang diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA secara maksimal. Menurut Asyari Muslichah 2006, pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar. Misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan,dan mengkomunikasikan serta mengenal hubungan ruang dan waktu.

Pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang merespon terhadap


(6)

pelajaran yang disampaikan. Maka, pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa. Hal ini disebabkan karena kecenderungan guru hanya memanfaatkan buku sumber IPA saja dan tidak memanfaatkan metode-metode lain yang digunakan.

Begitu juga permasalahan yang ada di SDN Cikalongkulon IV Cianjur berdasarkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dari 35 siswa hanya 8 siswa saja yang menguasai materi yang telah di bahas dengan nilai 85 ke atas. Hal ini menunjukan bahwa pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa hanya 34%, sehingga belum memenuhi kriteria yang diharapkan yakni 100 %.

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA, guru harus dapat membawa siswa ke dalam proses pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitasnya secara langsung. Hal tersebut juga tercantum dalam kurikulum 2006 bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diarahkan untuk “mencari pengetahuan”, dan “berbuat”. Sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Mata pelajaran IPA (sains) sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan sikap dan nalai ilmiah pada siswa. Teori belajar mengatakan bahwa belajar yang efektif harus melalui pengalaman, dalam aktifitas belajar siswa harus berinteraksi langsung terhadap obyek yang dipelajari dengan melibatkan penggunaan semua alat inderanya. Belajar melalui pengalaman langsung berarti pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari hal-hal nyata dan bukan bersifat


(7)

khayalan. Belajar dengan pengalaman langsung tentu saja lebih menyenangkan dan tidak mudah lupa.

Proses belajar mengajar akan lebih menyenangkan dan akan berjalan dengan baik manakala terjalin hubungan yang baik antara guru dan siswa. Berbagai metode dan media pembelajaran disiapkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. akan tetapi cara mengajar yang monoton membuat siswa apatis, acuh tak acuh, tidak punya rasa tanggung jawab, sehingga prosentase ketuntasan belajar yang di peroleh minim atau jauh dari harappan kita

Pembelajaran IPA pada saat ini hendaknya dapat dioptimalkan oleh guru dengan memilih metode-metode pembelajaran, salah satunya dengan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi, pembelajaran IPA akan lebih efektif dan membantu siswa untuk mencari jawaban atas usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan suatu proses situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru, walaupun dalam proses demonstrasi, peran siswa hanya sekedar memerhatikan akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret dalam strategi pembelajaran. Demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut maka penulis mengajukan penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA dan hubunganya dengan peningkatan hasil belajar siswa sebagai upaya atau cara membelajarkan siswa lebih efektif dan kreatif dan siswa dapat mencari jawaban sendiri dalam


(8)

pembelajaran IPA dengan fakta atau data yang benar dan berdasarkan identifikasi masalah yang ada. Hal tersebut menjadi rencana dalam perbaikan pembelajaran yakni bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan pengalaman langsung yang siswa rasakan.

Pengamatan, metode dan media pembelajaran yang tepat akan menjadikan kegiatan pembelajaran lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga motivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan alat peraga atau metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA pada materi “sifat-sifat cahaya” di SDN Cikalongkulon IV.

Dari paparan diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul : ”upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan metode demonstrasi di kelas V sekolah

dasar”, PTK di kelas V SDN Cikalongkulon IV Kecamatan Cikalongkulon

kabupaten Cianjur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi hal pokok paling utama adalah hal-hal yang dinyatakan dalam rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur yang memuat metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.


(9)

2. Bagaimana penerapan pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.

3. Bagaimana besarnya peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada tersebut, maka yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengimplementasikan penyusunan rencana pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur yang memuat metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.

2. Untuk menerapkan pembelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.

3. Untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA di Kelas V SDN Cikalongkulon IV Cianjur dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.


(10)

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi yang positif sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dialami siswa dengan memberikan sajian kegiatan pembelajaran yang menarik dalam memahami materi sifat-sifat cahaya, sehingga timbul motivasi yang lebih tinggi untuk mencapai hasil belajar siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan guru dalam proses belajar mengajar sebagai refleksi untuk berbenah diri dan dapat dijadikan latihan awal untuk meningkatkan profesionalisme guru.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan sebagai sarana memotivasi staf pengajar di sekolah tersebut agar lebih kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran.

4. Manfaat bagi pendidikan secara umum

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mencari tahu tingkat tercapainya tujuan pendidikan dan sebagai tolak ukur pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu dapat digunakan sebagai masukan bagi dunia pendidikan jika menghadapi masalah yang hampir serupa.


(11)

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang disajikan dalam judul penelitian, maka penulis perlu mengklarifikasi konsep dari variabel-variabel yang ada sebagai berikut :

1. Upaya berarti usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai apa yang dikehendaki.

2. Meningkatkan merupakan usaha yang dilakukan seorang, dalam hal ini guru untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang diharapkan.

3. Hasil belajar siswa dapat dikatakan sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah di capai (Depdikbud, 1995;787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995;14). Di sisi lain, Abin syamsudin (Dalam Semiawan; 245) mengatakan bahwa belajar merupakan perbuatan yang lebih lanjut. Sudjana (1992 ; 22) memandang bahwa hasil belajar adalah kemapuan yang dimiliki siswa menerima pengalaman belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, pembelajaran yang di memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar atau guru yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut yang akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target dapat diukur dari perubahan sikap dan kemapuan siswa melalui proses belajar. Jadi, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks.


(12)

4. Pembelajaran IPA pada hakekatnya adalah kumpulan pengetahuan secara tersusun dan secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu pembelajaran IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empiris dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual hal ini menunjukan bahwa hakekat pembelajaran IPA sebagai proses yang di perlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA secara maksimal. Menurut Asyari Muslichah 2006, pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan dan mengenal hubungan ruang dan waktu.

5. Cahaya, setiap hari kita merasakan manfaat adanya cahaya. Di tempat gelap kita tidak bisa melihat di sekitar kita. Cahaya dihasilkan oleh sumber cahaya. Sumber cahaya meliputi matahari, bintang, lampu, api, lilin, dan lain sebagainya. Cahaya dapat tembus pada benda-benda yang bening. Bayangan benda yang terkena cahaya akan berbeda pada masing-masing kondisi, yaitu kondisi ketika mengenai cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Pada cahaya juga dapat terjadi pembiasan yang disebabkan oleh benda-benda tertentu seperti air.

6. Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri


(13)

berdasarkan fakta atau data yang benar, metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses. Metode demonstrasi dapat di gunakan untuk keberhasilan strategi pembelajaran. Metode demonstrasi juga memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu :

a. Kelebihan metode demonstrasi yaitu proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

b. Kelemahan metode demonstrasi yaitu metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang sebab tanpa persiapan yang memadai, demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu. Guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu. Demonstrasi juga memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai. Berarti, penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal di banding dengan ceramah. Selain itu, demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk lebih professional, disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi, guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran.


(14)

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif analisis dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang secara langsung melibatkan masalah di lapangan yaitu masalah yang ada di dalam kelas. Pelaksanaan tindakan kelas ini meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian merupakan suatu pengamatan terhadap objek dengan melakukan cara atau aturan tertentu untuk memperoleh data yang bermanfaat bagi peneliti. Tiandakan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas merupakan suatu kelompok siswa dalam waktu yang sama memperoleh pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dalam hal ini yhagn dimaksud kelas adalah bukan ruangan tetapi siswa yang sedang belajar. Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri untuk meningkatkan kinerjanya sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat.

Penelitian tindakan kelas adalah salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang secara langsung melibatkan masalah di lapangan yaitu masalah yang ada di dalam kelas. Dalam melakukan penelitian, guru perlu merencanakan tindakan secara sistematis agar tujuan dapat dicapai secara optimal. Karakteristik tindakan kelas (Hermawan et al 2007:84) adalah sebagai berikut :

1. penelitian diawali dengan adanya kerisauan guru akan hasil kinerjanya (an inquiry of practice from withi) ;


(16)

2. metode yang paling utama adalah refleksi diri yang sifatnya longgar, namun tetap mengacu pada kaidah penelitian (self reflection inquiry); 3. penelitian tindakan kelas dilakukan didalam kelas sehingga fokus

penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran;

4. penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian berlangsung.

Berdasarkan karakteristik diatas, kata kunci dalam penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tindakan ini dilakukan oleh orang yang terlibat langsung dalam bidang yang diperbaiki yaitu guru.

Penelitian tindakan kela ini bertujuan untuk membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran secara sistematis melalui upaya-upaya kraetif, efektif, dan inovatif sebagai hasil refleksi dari tindakan-tindakan dalam pembelajaran dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.

Melalui penelitian ini, diharapkan interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan berbagai situasi dan kondisi terutama karakteristik siswa sehingga dapat membantu dalam memahami suatu konsep.

2. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan MC Taggart dengan mempertimbangkan model penelitian ini adalah model yang mudah difahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang


(17)

akan dilakukan peneliti yaitu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran (Depdikbud, 1999:7). Pelaksanaan tindakan kelas ini meliputi perencanaan, tindakan , observasi dan, refleksi. Penelitian terdiri dari 2 siklus, dimana siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus ke II di laksanakan 2 kali pertemuan .

Jika pada siklus pertama kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan memperbaiki pada tahap perencanaan. Siklus tersebut akan berhenti apabila penelitian yang dilakukan dirasa sudah cukup. Untuk lebih jelasnya, rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Bagan Alur Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan MC Tagart

RENCANA TINDAKAN I

TINDAKAN I/ OBSERVASI I

REFLEKSI I

RENCANA TINDAKAN II

TINDAKANII/ OBSERVASI II

REFLEKSI II

KESIMPULAN & REKOMENDASI

S I K L U S I S I K L U S I I


(18)

Adapun langkah-langkah prosedut penelitian ini sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan observasi awal, maka diperolehlah masalah yang penting yang harus segera dipecahkan yaitu kurangnya partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA masih kurang sehingga berdampak pada hasil belajarnya.

2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah meningkatkan partisifasi belajar dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode demonstrasi. 3. Penyusunan Rencana Tindakan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk menentukan materi pelajaran sebagai pilihan yang akan disampaikan pada waktu pelaksanaan kegiatannya. Setelah ditentukan, disepakati bahwa materi pelajaran yang dipilih adalah sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya.

b. Merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang didalamnya memuat metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran yang akan dilakukan

c. Membuat instrumen penelitian sebagi alat pengumpul data untuk merekam bagaimana proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi berlangsung.


(19)

d. Membuat media pembelajaran yang diperlukan termasuk lembar kerja siswa (LKS).

4. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan

Pada tahap ini meliputi pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta dilakukan pula refleksi.

Pada tahap observasi bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Tujuan diadakannya observasi untuk mengetahui sesuai atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan tindakan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

Kegiatan inti dari tahap ini adalah menghimpun data melalui alat penghimpun data (instrument) untuk dapat mengetahui temuan dan masukan yang diperoleh selama kegiatan tindakan berlangsung dalam upaya memodifikasi dan merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Tahap Analisis dan Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi guru dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?. Hasil analisis data yang yang dilaksanakan pada tahap ini dipergunakan sebagai suatu acuan untuk merencanakan siklus atau tindakan selanjutnya.


(20)

6. Tahap Perencanaan Tindakan Lanjutan

Pada tahap ini akan merumuskan tindakan lanjutan karena refleksi pada tahap tindakan pertama belum memuaskan dan perlu disempurnakan. Dengan cara memperbaiki atau memodifikasi tindakan sebelumnya.

B. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN

Penelitan ini dilaksanakan di SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih di Lingkungan Pusat Pembinaan Pendidikan TK/ SD Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

Secara Geografis, SDN Cikalongkulon IV Cianjur berada di wilayah Kecamatan Cikalongkulon yakni bagian utara Kabupaten Cianjur. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kota Purwakarta dan Bogor di sebelah utara. Alamt

lengkap sekolah ini yaitu berada di jalan Abdul Mu’in Kampung Kaum Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. Sekolah ini berdiri pada tahun 1965 dengan luas tanah 1720 m2.

SDN Cikalongkulon IV dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Dra. Eti Supiati, diasuh oelh para pendidik yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 10 orang guru kelas, 2 orang guru PAI, 1 orang guru PJOK, 1 orang guru B. Inggris dan 1 orang guru pencak silat serta dtambah dengan seorang penjaga sekolah.

Beberapa alasan yang menyangkut pengambilan lokasi ini sebagai lokasi penelitian yang penulis tentukan adalah sebagia berikut :

1. Peneliti merupakan salah satu staf pengajar dilingkungan SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur.


(21)

2. Mendapat dorongan maupun dukungan dari pihak sekolah yakni Kepala Sekolah dan rekan seprofesi yang ada dilingkungan SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur.

3. Ditemukan permasalahan siswa kelas V SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur yang mendapat kesulitan belajar pada mata pelajaran IPA materi tentang sifat-sifat cahaya.

Adapun waktu pelaksanaan dari penelitian ini yaitu pada semester I tahun pelajaran 2012-2013 meskipun materi sifat-sifat cahaya dipelajari pada semester II, namun berkat izin dari kepala sekolah, materi ini dibut menjadi materi penelitian yang dilaksanakan pada semester I. Jadwal pelajaran yang akan digunakan sebagai waktu untuk melakukan penelitian adalah jadwal pelajaran IPA kelas V SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur yakni pada setiap hari kamis selama tiga jam pelajaran.

C. SUBJEK PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 35 orang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki, 13 orang siswa perempuan.

Adapun pertimbangan penentuan subjek penelitian ini adalah :

1. Dalam KTSP terdapat materi sifat-sifat cahaya yang diberikan kepada siswa kelas V sekolah dasar.

2. Karena peneliti telah mengetahui karakteristik siswa kelas V SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur.


(22)

3. Selama melakukan observasi ternyata siswa kelas V SDN Cikalongkulon IV Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Cianjur mempunyai kendala dalam memahami materi pelajaran sifat-sifat cahaya.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan maka dibutuhkan metode pengumpulan data dengan tehnik tertentu. Adapun tekhnik yang dilakukan dalam penelirian ini adalah : a. Tekhnik Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Berdasarkan bentuknya, observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur, dengan panduan lembar observasi yang telah dibuat dan observasi terbuka. Sedangkan berdasarkan keterlibatan dalam kegiatan maka digunakan observasi partisipasi, peneliti terlibat secara langsung dalam pembelajaran yakni sebagai guru sekaligus observer, berperan mengamati apa yang terjadi saat pembelajaran IPA berlangsung. Bertujuan mengumpulkan data partisipasi siswa dan hasil belajar siswa.

b. Tehnik Tes Prestasi

Diberikan pos test sebagai akhir dari kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.


(23)

2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menngunakan suatu metode. Instrumen yang di gunakan dalam mpenelitian ini adalah lembar tes dan lembar non tes . instrument yang di maksud adalah :

a. Lembar tes.

Tes merupakan aqlat ukur kemampuan yang berupa seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang di gunakan untuk mengukur apakah materi yang di berikan sudah berhasil atau belum berhasil. Oleh karena itu peneliti menggunakan tes prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui sejauh mana keterampilan siswa tentang materi yang di bahas.

b. Lembar non tes

Teknik penilaian non tes ini di gunakan untuk menilai aspek-aspek pada diri siswa yang sulit atau tidak dapat di ukur dengan angka dan yang digunakan dalam lembar non tes ini yaitu :

1) Observasi yang merupakan pengamatan atau mengamati perilaku siswa atau proses terjadinya suatu kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

2) Wawancara merupakan kegiatan penilaian non tes yang di laksanakan melalui percakapan langsung antara penilai /guru/ interviewer dengan individu yang di nilai /siswa/ interviewer dapat digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, keinginan dan keyakinan siswa. Kelebihan wawancara adalah dapat melakukan kontak langsung dengan siswa dan dapat di bina dengan baik.


(24)

E. ANALISIS DATA

Tahapan ini merupakan tahap yang penting pada tiap siklusnya karena berdasarkan analisis data, dilakukan refleksi dan diskusi sebagai landasan bagi pelaksanaan siklus berikutnya. Setelah data diperolah langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis data partisipasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian akan dianalisis sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa.

a. Penskoran

Penskoran untuk pos tes tes individu, mengunakan skala 0-100. Setiap butir soal berbobot 100 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk observasi menggunakan skala 1-4.

4 = Sangat baik 3= Baik

2= Cukup 1= Kurang

b. Menghitung nilai rata-rata

Adapun cara menghirung rata-rata adalah sebagai berikut:

Keterangan : � = Rata-rata � = Jumlah skor

� = Banyak data atau jumlah siswa

�= �


(25)

Rata-rata skala 0-100 : Rata-rata skala 1 - 4

81 – 100 = baik sekali 3,01 – 4,00 = baik sekali 66 – 80 = baik 2,01 – 3,00 = baik 56 – 65 = cukup 1,01 – 2,00 = cukup 41 – 55 = kurang 0,00 – 1,00 = kurang 0 – 40 = gagal

( Dikutip dalam Sujanam 2005 : 77) ( Dikutip dalam Suharsimi,2001: 245)


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diamkbil kesimpulan bahawa hasil belajar siswa kelas V SDN Cikalongkulon IV Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dalmperencanaan pemeblajaran dengan cara menggunakan metode demonstrasi pad poko bahasan materi sifat-sifat cahaya dapt ditingkatkan dan berhasil karena dilihat dari aba sebelumnya atau pada BAB IV di uraikan dalam grafik ketuntsan tiap siklus terlihat peningkatan yang signifikan dari siklus I ,siswa yang dikatakan tuntas belajar hanya 19 siswa.dan pada siklus kedua meningkat sampai dengan 31 siswa yang berhasil tuntas setelah melaksanakan tes evaluasi.

2. Berdasarkan penelitian yang bdi lakukan terhadap siswa kelas V SDN Cikalongkuilon IV pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya , siswa begitu antusias terhadap gambar yangdisajikan pada pelaksanaan pembelajaran dan dapat dikatakan mendukung pada proses tersebut.semua siswa pun berperan aktif dalam menyimak pembelajaran yang di sampaikan. Akan tetapi yang menjadi penghambat pada penggunaan metode demonstrasi adalah peneliti harus mempersiapkan telebih dahulau alat-alat peraga dan langkah-langkah metode deomnstrasi yang akan disampaikan yang berkenaan dengan materi


(27)

peraga tentang sifat-sifat cahaya tersewbut. Untuk itu peneliti harus aktif dalam mencarai bahan dan alat peraga yang akan disajikan

B. Rekomendasi

1. Bagi sekolah alangkah baiknya mengetahui alat-alat apa saja yang sering diterapkan para guru dalam proses pembelajaran karena alat-alat peraga yang berkenaan dengan materi sifat-sifat cahaya merupakan penunjang dan pelengkap pembelajaran supaya pembelajaran dapat terarah dan terkontrol dengan baik.

2. Guru harus dapat meningkatakn hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi dan dapat mempergunakan alat-alat peraga dengan lebih baik . Mungkin bagi guru kelas V yang ingin mencoba menerapkan penggunaan metode demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya tidak ada salahnya digunakan ,hanya mungkin dalam pelaksanaannya memebutuhkan tenaga yang cukup banayak agar dapat mengoptimalkan penggunaan ,metode demonstrasi dan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Dinas Pendidikan saenantiasa mengontrol keadaan sekolah tiap bulannya ,karena untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Sekolah Dasar.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas ( 2006 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Kerangka dasar. Jakarta : Pusat Kurikulum.

Depdiknas, ( 2006 ). KTSP : Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA

Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Pusat Pusat Kurikulum.

Kasbolah, K, (1999 ). Penelitian tindakan kelas ( PTK ). Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Wahyudin Uyu, dkk, 2006. Evalausi Pembelajaran SD. UPI Press. Bandung.

Margareta Sri. Dkk .2006 . Konsep Dasar IPA . UPI press . Bandung.

Yahya Yudrik. 2003. Wawasan Kependidikan. departemen Pendidikan Indonesia.

Hernawan Asep . dkk .2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar . UPI Press. Bandung.

Wardani dkk, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Universitas Terbuka, Jakarta 2011.

Hermawan Ruswandi dkk, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, UPI Press, Bandung 2007

Hudoyo, H . (1990) Pengertian Belajar. Google Chrome : Tersedia : http://Wawanjunaidi.blogspot.com.


(29)

Sudjana, N. ( 2004 ) Pengertian Hasil Belajar, Google Chrome : Tersedia :http://techonly13.wordpress.com.


(1)

E. ANALISIS DATA

Tahapan ini merupakan tahap yang penting pada tiap siklusnya karena berdasarkan analisis data, dilakukan refleksi dan diskusi sebagai landasan bagi pelaksanaan siklus berikutnya. Setelah data diperolah langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis data partisipasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian akan dianalisis sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa.

a. Penskoran

Penskoran untuk pos tes tes individu, mengunakan skala 0-100. Setiap butir soal berbobot 100 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk observasi menggunakan skala 1-4.

4 = Sangat baik 3= Baik

2= Cukup 1= Kurang

b. Menghitung nilai rata-rata

Adapun cara menghirung rata-rata adalah sebagai berikut:

Keterangan : � = Rata-rata � = Jumlah skor

�= �


(2)

Pipin Hasanah,2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Sifat-Sifat Cahaya Dengan Metode Demonstrasi Di Sdn Cikalongkulon Iv Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rata-rata skala 0-100 : Rata-rata skala 1 - 4

81 – 100 = baik sekali 3,01 – 4,00 = baik sekali 66 – 80 = baik 2,01 – 3,00 = baik 56 – 65 = cukup 1,01 – 2,00 = cukup 41 – 55 = kurang 0,00 – 1,00 = kurang 0 – 40 = gagal

( Dikutip dalam Sujanam 2005 : 77) ( Dikutip dalam Suharsimi,2001: 245)


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diamkbil kesimpulan bahawa hasil belajar siswa kelas V SDN Cikalongkulon IV Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dalmperencanaan pemeblajaran dengan cara menggunakan metode demonstrasi pad poko bahasan materi sifat-sifat cahaya dapt ditingkatkan dan berhasil karena dilihat dari aba sebelumnya atau pada BAB IV di uraikan dalam grafik ketuntsan tiap siklus terlihat peningkatan yang signifikan dari siklus I ,siswa yang dikatakan tuntas belajar hanya 19 siswa.dan pada siklus kedua meningkat sampai dengan 31 siswa yang berhasil tuntas setelah melaksanakan tes evaluasi.

2. Berdasarkan penelitian yang bdi lakukan terhadap siswa kelas V SDN Cikalongkuilon IV pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya , siswa begitu antusias terhadap gambar yangdisajikan pada pelaksanaan pembelajaran dan dapat dikatakan mendukung pada proses tersebut.semua siswa pun berperan aktif dalam menyimak pembelajaran yang di sampaikan. Akan tetapi yang menjadi penghambat pada penggunaan metode demonstrasi adalah peneliti harus mempersiapkan


(4)

Pipin Hasanah,2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Sifat-Sifat Cahaya Dengan Metode Demonstrasi Di Sdn Cikalongkulon Iv Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peraga tentang sifat-sifat cahaya tersewbut. Untuk itu peneliti harus aktif dalam mencarai bahan dan alat peraga yang akan disajikan

B. Rekomendasi

1. Bagi sekolah alangkah baiknya mengetahui alat-alat apa saja yang sering diterapkan para guru dalam proses pembelajaran karena alat-alat peraga yang berkenaan dengan materi sifat-sifat cahaya merupakan penunjang dan pelengkap pembelajaran supaya pembelajaran dapat terarah dan terkontrol dengan baik.

2. Guru harus dapat meningkatakn hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi dan dapat mempergunakan alat-alat peraga dengan lebih baik . Mungkin bagi guru kelas V yang ingin mencoba menerapkan penggunaan metode demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya tidak ada salahnya digunakan ,hanya mungkin dalam pelaksanaannya memebutuhkan tenaga yang cukup banayak agar dapat mengoptimalkan penggunaan ,metode demonstrasi dan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Dinas Pendidikan saenantiasa mengontrol keadaan sekolah tiap bulannya ,karena untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Sekolah Dasar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas ( 2006 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Kerangka dasar. Jakarta : Pusat Kurikulum.

Depdiknas, ( 2006 ). KTSP : Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Pusat Pusat Kurikulum.

Kasbolah, K, (1999 ). Penelitian tindakan kelas ( PTK ). Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Wahyudin Uyu, dkk, 2006. Evalausi Pembelajaran SD. UPI Press. Bandung.

Margareta Sri. Dkk .2006 . Konsep Dasar IPA . UPI press . Bandung.

Yahya Yudrik. 2003. Wawasan Kependidikan. departemen Pendidikan Indonesia.

Hernawan Asep . dkk .2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar . UPI Press. Bandung.

Wardani dkk, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Universitas Terbuka, Jakarta 2011.

Hermawan Ruswandi dkk, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, UPI Press, Bandung 2007


(6)

Pipin Hasanah,2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Sifat-Sifat Cahaya Dengan Metode Demonstrasi Di Sdn Cikalongkulon Iv Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana, N. ( 2004 ) Pengertian Hasil Belajar, Google Chrome : Tersedia :http://techonly13.wordpress.com.