BEST PRACTICES PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA CITARIP KOTA BANDUNG: Penelitian Deskriptif Kualitatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung.

(1)

BEST PRACTICES PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BELAJAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI

PEMBINA CITARIP KOTA BANDUNG

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh : Dian Lestari

1003553

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Best Practices Pengelolaan

Lingkungan Belajar di Taman

Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota

Bandung

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung)

Oleh Dian Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dian Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN DIAN LESTARI

1003553

BEST PRACTICES PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR DI

TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA CITARIP KOTA BANDUNG

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP. 196007071198612001

Pembimbing II

Rita Mariyana, M. Pd NIP. 197803082001122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP. 196007071198612001


(4)

(5)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

BEST PRACTICES PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR DI

TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA CITARIP KOTA BANDUNG

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung)

Dian Lestari 1003553

Pengelolaan lingkungan belajar merupakan hal terpenting yang harus dipersiapkan oleh suatu lembaga pendidikan anak usia taman kanak-kanak. Hal ini dikarenakan lingkungan tempat belajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Penyediaan lingkungan belajar bagi anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung. Jumlah subjek sebanyak satu orang kepala sekolah, dua orang guru kelas, dan satu orang staff tata usaha. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip masuk pada kriteria baik., dilihat dari: 1) Perencanaan pengelolaan lingkungan belajar yang terencana dengan baik. 2) Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar disesuaikan dengan tema pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan. Lingkungan belajar anak didesain semenarik mungkin, dalam pembelajarannya menggunakan sarana, prasarana, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran anak. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan untuk pihak kepala sekolah yaitu kepala sekolah dapat terjun langsung membantu guru dalam mengatasi permasalahan pengelolaan lingkungan belajar, sedangkan untuk pihak guru sebaiknya lebih matang lagi dalam mempersiapkan lingkungan belajar anak dan mengikuti pelatihan untuk menambah wawasan dalam bidang pengelolaan lingkungan belajar, serta untuk peneliti berikutnya agar menambah variasi teknik pengumpulan data dan subjek penelitian.


(6)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

BEST PRACTICES LEARNING ENVIRONMENT MANAGEMENT IN

KINDERGARTEN SCHOOL OF PEMBINA CITARIP CITY OF BANDUNG

(Descriptive Qualitative Research in Kindergarten School Pembina Citarip City Of Bandung)

Dian Lestari 1003553

Learning Environment Management is the most important thing is to be prepared by an institution childhood education kindergarten. Because the environment in which learning is very influential on the development of children. The provision of a learning environment for children is a source of learning that can be optimized for the achievement of process and outcome quality education for children. This research to investigate the management of the learning environment in kindergarten of Pembina Citarip. The method used is descriptive method descriptive qualitative research. Location of research conducted in kindergarten school of Pembina Citarip city of Bandung. Number of subjects one person headmaster , two person teacher, dan one person staff administration.The results showed Learning Environment Management in kindergarten of Pembina Citarip is good criteria, seen from: 1) Planning learning environment management with good planned. 2) implementation learning environment management adapted to the theme of learning and learning model used. Child's learning environment is designed as attractive as possible, in learning to use facilities, infrastructure and learning resources that correspond to the learning needs of children. The recommendations can be given to the school principal that the principal can go directly assist teachers in addressing the issue of environmental management learning, while for the teacher should be cooked again in preparing the children's learning environment and training to increase knowledge in the field of environmental management learning, as well as for subsequent researchers in order to increase the variety of data collection techniques and research subjects. Kata kunci: Management, Learning Environment, Kindergarten.


(7)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR BAGAN…... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini…….……..... 9

1. Definisi Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini…... 9

2. Karakteristik Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini…... 11

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini... 13

4. Model Pembelajaran Anak Usia Dini……... 16

5. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini……...17

6. Sumber Belajar pada Pembelajaran Anak Usia Dini...18

B. Konsep Pengelolaan Lingkungan Belajar... 19


(8)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengelolaan Lingkungan Belajar Anak TK……... 21

3. Tujuan dan Prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar ... 25

4. Lingkungan Belajar Indoor dan Outdoor... 26

5. Profesional Guru dalam Mengelola Lingkungan Belajar …... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian…..…... 33

1. Lokasi Penelitian... 33

2. Subjek Penelitian... 33

B. Desain Penelitian………...... 34

C. Metode Penelitian…..... 35

D. Definisi Operasional………...... 36

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitisn …..... 37

F. Intstrumen Penelitian………... 42

G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian... 43

H. Teknik Pengumpulan Data... 43

I. Analisis Data……….... 45

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 52

1. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip………... 52

2. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip……... 54

3. Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip………... 69

4. Kendala yang Dihadapi dan Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip.…………... 73


(9)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan………... 77 1. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip...………... 77 2. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip...…... 81 3. Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip………... 85 4. Kendala yang Dihadapi dan Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Pengelolaan Lingkungan Belajar di TK Negeri Pembina Citarip.…………... 87

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan…... 90 B. Rekomendasi... 92


(10)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Penelitian 38

Tabel 3.2 : Contoh Transkrip Wawancara 46

Tabel 3.3 : Contoh Pengodean Subjek 47


(11)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 : Langkah-langkah penelitian 36 Bagan 4.1 : Peran personil TK Negeri Pembina Citarip 63


(12)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan (SK) Dosen Pembimbing 2. Surat Permohonan Izin Penelitian

3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari Lembaga 4. Surat Pengantar Judgement Instrumen

5. Surat Lembar Judgement Instrumen 6. Profil Sekolah

7. Identitas Responden

8. Lembar Data Inventaris Barang 9. Lembar Bimbingan Skripsi 10.Kisi-Kisi Penelitian

11.Pedoman Wawancara Kepala Sekolah 12.Pedoman Wawancara Guru Kelas 13.Pedoman Observasi Kepala Sekolah 14.Pedoman Observasi Guru Kelas 15.Hasil Wawancara

16.Hasil Observasi


(13)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Masa depan suatu bangsa berada pada sumber daya manusianya yang berkualitas sehingga apabila suatu bangsa menginginkan kemajuan maka sumber daya manusia yang dimiliki haruslah dibina dan dididik sedini mungkin. Sejak anak lahir harus sudah diasuh dan dibimbing agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan dikemudian hari. Kecerdasan pada anak usia dini (0 sampai 6 tahun) berkembang sangat cepat sehingga perlu diberikan stimulasi yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sesuai dengan penelitian Bloom (Wilyani. et al., 2012: 33) bahwa:

Sampai usia 4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8 tahun otak manusia yang berfungsi 80%, jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan manusia hanya bertambah 20%. Dengan demikian perlu perhatian lebih khusus pada anak usia dini atau Taman Kanak-kanak.

Salah satu cara untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa yaitu melalui pendidikan. Proses pendidikan dapat mengubah anak-anak dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Semua manusia tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, karena melalui pendidikan manusia dapat mensejahterakan kehidupannya. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan bagi anak sangat penting, karena melalui pendidikan anak-anak mendapatkan bekal hidup bagi kehidupannya kelak. Di Indonesia terdapat


(14)

2

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jenjang pendidikan untuk anak-anak, yakni Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Wilyani. et al. (2012: 32), mengatakan bahwa “Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun”, maka dari itu pendidikan anak usia dini atau Taman Kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan bagi anak dengan rentang usia 0 sampai 6 tahun. Pada lembaga pendidikan tersebut anak diberikan stimulasi dengan baik agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, karena usia tersebut sangat membutuhkan stimulasi pada berbagai aspek, yang meliputi kognitif, bahasa, sosial-emosional, fisik motorik, dan moral agama. Semakin bervariasi stimulasi yang diberikan pada anak, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak, sehingga kecerdasan anak akan semakin tinggi dikemudian hari. Selain itu melalui lembaga pendidikan PAUD atau TK anak juga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Mencermati begitu pentingnya peranan pendidikan bagi anak usia Taman Kanak-kanak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka sudah seharusnya setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak agar agar anak dapat hidup sejahtera kelak nanti.

Layanan pendidikan anak usia dini terbagi menjadi jalur lingkungan formal, lingkungan non formal, dan lingkungan informal. Jalur lingkungan formal diantaranya yaitu Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA). Jalur lingkungan non formal yaitu Taman Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok


(15)

3

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bermain (KB), sedangkan Jalur lingkungan informal yaitu pendidikan yang dilaksanakan atau diberikan di lingkungan keluarga.

Lingkungan merupakan tempat tinggal manusia dimana manusia dapat melakukan aktivitas kehidupannya. Lingkungan sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Lingkungan yang baik dapat menghasilkan manusia yang baik, dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang kurang baik, oleh karena itu agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka perlu diciptakan suatu lingkungan yang baik pula. Anak-anak akan belajar dimana saja ia berada, sehingga sebagai orang dewasa disekitarnya haruslah pintar-pintar memilah dan memilih lingkungan yang baik bagi anak.

Penyediaan lingkungan belajar dan pengelolaan lingkungan belajar bagi anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak. Sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2011: 29):

Dalam konsep pengelolaan lingkungan yang baik akan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna, karena lingkungan yang kondusif merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak dan juga menjadi tempat yang menyenangkan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Gardner (Wilyani. et al., 2012: 28) menyatakan bahwa „Tumbuh kembang otak anak sebagai bagian dari tumbuh kembang anak tidak dapat dipisahkan dari peran lingkungan sosio-kultural dimana anak itu berada‟. Maka agar otak anak berkembang dengan sempurna ia harus berada di lingkungan yang tepat.

Suatu lingkungan dikatakan baik jika lingkungan tersebut mendukung efektivitas dan efisiensi untuk pembelajaran anak usia dini. Tersedianya lingkungan yang baik tidak terlepas dari peran para guru TK di dalamnya. Tidak hanya mengajar di dalam kelas saja, guru harus mengelola lingkungan tempat anak belajar dengan baik.


(16)

4

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain mengelola lingkungan belajar, guru juga harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang menarik untuk anak yang dapat merangsang perkembangan anak dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan anak, karena lingkungan mampu menstimulasi anak dalam kegiatan belajar. Dengan lingkungan belajar yang dapat memberikan kenyamanan bagi anak-anak, maka ia akan lebih mampu untuk mengoptimalkan proses perkembangannya.

Nugraha (Mariyana. et al, 2010: 10) menyatakan bahwa „Keberhasilan guru atau orang tua dalam memfasilitasi anak usia TK atau prasekolah secara baik sejak dini, diibaratkan sama dengan memberikan bekal kesuksesan untuk kehidupannya 50 hingga 60 tahun kedepan‟. Begitu pentingnya pendidikan diberikan sejak dini maka segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan anak seharusnya dipersiapkan dengan matang. Salah satunya adalah peran guru dan lembaga sekolah dalam mengelola lingkungan belajar yang baik bagi anak.

Lingkungan belajar bagi anak TK berbeda dengan lingkungan belajar anak SD, SMP, dan SMA. Banyak segala sesuatu yang harus dipersiapkan demi kenyamanan anak berada di sekolah. Lingkungan belajar anak TK didesain khusus sesuai dengan usianya. Sarana dan prasarana serta sumber belajar yang digunakan disesuaikan juga dengan kebutuhan belajar anak sehari-hari. Beberapa hal yang berbeda dengan lingkungan belajar SD, SMP, dan SMA adalah terdapat aneka alat bermain anak-anak yang begitu banyak dan gambar tokoh kartun serta warna-warni dinding sekolah di lingkungan belajar anak TK. Hal tersebut diciptakan bukan tanpa alasan melainkan hal-hal tersebut merupakan kekhasan dari lingkungan belajar anak TK dan hal tersebut pula yang disukai oleh anak usia TK.

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memperhatikan lingkungan belajar. Hasil pengamatan sementara menampilkan bahwa TK tersebut dari segi lingkungan fisik dan pengelolaan lingkungan belajar sudah dikatakan baik. Penataan lingkungan indoor dan outdoor terlihat sangat rapih, penyediaan berbagai alat permaianan indoor dan outdoor


(17)

5

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup lengkap, mampu menciptakan lingkungan belajar yang menarik, serta manajemen dalam mengelola lingkungan belajar sangat baik. Melihat TK Negeri Pembina Citarip juga merupakan salah satu TK Negeri Pembina yang berada di Kota Bandung, maka sudah barang tentu TK tersebut seharusnya dapat mengelola lingkungan belajar dengan baik. Untuk itu peneliti ingin mengkaji dan mengenal

Best Practice Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak

Negeri Pembina Citarip Kota Bandung”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Best Practice

Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung”.

Adapun secara lebih khusus rumusan masalah di atas dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015? 2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman

Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015? 3. Bagaimana evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak

Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015?

4. Apa kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi permasalahan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan data tentang perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.


(18)

6

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mendeskripsikan data tentang pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

3. Untuk mendeskripsikan data tentang penilaian pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

4. Untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi permasalahan pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan, dan untuk menambah keilmuwan tentang pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung. Untuk lebih spesifik lagi manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan rujukan serta memberikan kontribusi kepada lembaga penyelenggara pendidikan, khususnya Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung dalam rangka mengelola lingkungan belajar yang sesuai dengan perkembangan anak.

2. Bagi Guru:

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan umpan balik dalam mengelola lingkungan belajar.


(19)

7

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru TK dalam mengelola lingkungan belajar yang sesuai untuk diterapkan di Taman Kanak-kanak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti aspek lain dari pengelolaan lingkungan belajar.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian peneliti lebih lanjut dalam melakukan penelitian lebih luas dan mendalam mengenai pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak.

E. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka Penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan terakhir struktur organisasi penelitian. Latar belakang berisi alasan peneliti melakukan penelitian, identifikasi dan rumusan masalah dan tujuan penelitian berisi hal-hal pokok yang akan penulis teliti dalam penelitian ini, manfaat penelitian berisi kegunaan hasil penelitian, dan struktur organisasi menjelaskan mengenai sistematika penyusunan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka berisi kajian teori tentang konsep belajar dan pembelajaran anak usia dini dan pengelolaan lingkungan belajar untuk anak usia dini.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian memaparkan tentang metode penelitian yang akan digunakan untuk menyusun skripsi ini yaitu Metode Deskriptif dengan


(20)

8

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan kualitatif. Selain itu dipaparkan juga mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan memaparkan tentang hasil penelitian dan analisis hasil temuan peneliti.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan dan rekomendasi berisi tentang kesimpulan dari seluruh hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan disertai saran yang akan diberikan kepada pihak yang terkait berikut rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran berisi semua dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini.


(21)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung yang terletak di Jalan Kopo Kompl Citarip Barat Kota Bandung. Alasan mengambil lokasi tersebut karena dalam pengelolaan lingkungan belajar sudah terlihat cukup baik dan mencari apakah ada kendala dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengamatan secara langsung di lapangan.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan proses pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanan-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung. Kedudukan subjek penelitian merupakan bagian penting karena data tentang variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti.

Arikunto (2010: 116) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan dalam penelitian”.

Subjek penelitian yang dijadikan sumber data utama adalah Kepala sekolah, dua orang guru, dan satu orang staff tata usaha Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung.

Pemilihan subjek penelitian tersebut dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:


(22)

34

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Subjek penelitian terlibat aktif selama kegiatan pengelolaan lingkungan belajar berlangsung.

b. Keleluasaan waktu yang dimiliki sehingga dapat menggali informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya secara berurutan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan di lapangan, analisis data sampai pembuatan laporan penelitian.

Kegiatan pra lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum pengumpulan data, meliputi kegiatan studi literatur dan kegiatan observasi pendahuluan, penyusunan instrumen penelitian. Dalam kegiatan studi literatur, peneliti melakukan berbagai kajian teoritis dan mengumpulkan bahan-bahan yang terkait dengan permasalahan yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, sedangkan dalam kegiatan kegiatan observasi pendahuluan peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran secara umum yang dapat dijadikan bahan untuk melakukan kegiatan observasi selanjutnya dan penyusunan instrumen penelitian.

Kegiatan pelaksanaan studi merupakan aktivitas pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti di tempat penelitian melalui kegiatan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperoleh data tentang proses pengelolaan lingkungan belajar. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha untuk memperoleh data yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan kendala yang dihadapi.

Kegiatan analisis data merupakan aktivitas pengolahan data yang diperoleh dari lapangan melalui kegiatan sebagai berikut: (1) Penyusunan dan


(23)

35

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelompokkan data lapangan yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara, (2) Menganalisis data lapangan, (3) Menyusun draft laporan awal, (4) Pengumpulan data lanjutan untuk melengkapi laporan awal, (5) Pengolahan dan analisis data lanjutan, dan (6) Mengadakan triangulasi, penggalian, dan pelacakan data yang diperlukan untuk mencari keobjektifan data yang sudah diperoleh.

Kegiatan terakhir adalah pelaporan hasil penelitian yaitu aktivitas penulisan provosal penelitian yang dilakukan setelah tahapan di atas selesai. Secara visual langkah-langkah penelitian di atas dapat dilihat pada bagan 3.1

Sumber: Sriningsih (2008: 93)

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tentang pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip adalah metode deskriptif. Untuk lebih memfokuskan penelitian tersebut diuraikan kedalam beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan kendala yang dihadapi guru di TK Negeri Pembina Citarip dalam pengelolaan lingkungan belajar.

PRA LAPANGAN Studi literatur Observasi pendahuluan Penyusunan instrumen penelitian

PELAKSANAAN STUDI Observasi

Wawancara

PENYUSUNAN DAN PELAPORAN HASIL

PENELITIAN Penulisan draft skripsi

Pelaporan

ANALISIS DATA Pengelompokkan data Menganalisis data secara kualitatif


(24)

36

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan, maka peneliti harus mendapatkan gambaran utuh dan rinci mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti memperhatikan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Seiring dengan tujuan penelitian yang dipaparkan, maka peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip secara mendalam, terperinci, dan utuh. Dalam penelitian deskriptif ini, jenis data yang diambil adalah jenis data kualitatif, dimana data diambil dari pengamatan langsung oleh peneliti mengenai pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip secara alamiah tanpa ada interpensi peneliti.

Kegunaan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif ini berdasarkan pertimbangan, yaitu: Pertama, peneliti bermaksud mengembangkan konsep pemikiran dengan melihat secara keseluruhan keadaan, proses, individu, dan kelompok serta sensitive terhadap orang yang diteliti dengan mendeskripsikannya secara keseluruhan. Kedua, menafsirkan dan menganalisis suatu fakta yang diperoleh dari penerapan proses pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip Kota Bandung.

D. Definisi Operasional

Agar tidak ada kesalahpahaman dalam menterjemahkan istilah dalam penelitian ini, maka peneliti menyusun definisi operasional dari beberapa istilah yang dibahas dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Pengelolaan lingkungan belajar

Mariyana. et al. (2010: 17-18) mengemukakan bahwa “Pengelolaan lingkungan belajar TK adalah suatu proses mengoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak TK sehingga dapat terfasilitasi secara baik”. Pengelolaan


(25)

37

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan belajar merupakan salah satu cara guru dalam mendesain suatu lingkungan belajar yang menarik bagi anak agar anak merasa aman, nyaman, dan senang berada di lingkungan sekolah. Lingkungan belajar bagi anak usia dini terdiri dari lingkungan indoor dan outdoor.

Pengelolaan lingkungan belajar dalam penelitian berkaitan dengan perhatian khusus pihak sekolah dalam segi penyediaan, penataan, pengaturan, pemeliharaan, dan pengevaluasian lingkungan fisik agar tercipta lingkungan belajar yang sesuai bagi anak usia dini.

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Menurut Sukmadinata (Sriningsih, 2008: 94) “Penelitian kualitatif menggunakan peneliti sebagai instrumen”. Peneliti melaksanakan peran sosial interaktif, melakukan pengamatan, interview, mencatat hasil pengamatan dan interaksi bersama pastisipan. Untuk mendukung kegiatan tersebut maka peneliti mengembangkan instrumen sebagai pedoman dalam melaksanan penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian pengelolaan lingkungan belajar.

Tabel 3.1.

KISI-KISI INSTRUMEN

“PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR”

TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA CITARIP JL. KOMP. BTN CITARIP BARAT NO. 2 (JL. KOPO) BANDUNG

N O MASALAH PENELITIAN DATA/INFORMASI YANG DIPERLUKAN TEKNIK PENGUMPU LAN DATA SUMBER DATA

UMUM KHUSUS

1. Bagaimana perencanaan pengelolaan lingkungan belajar?

 Konsep dasar pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan  Alasan menggunakan pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan

Wawancara  Kepala sekolah


(26)

38

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengelolaan lingkungan belajar pengelolaan lingkungan belajar

 Tujuan khusus pengelolaan lingkungan belajar

sekolah  Guru

2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar?  Penerapan pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan  Langkah-langkah pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar Observasi Wawancara Guru  Guru

 Ruang lingkup pengelolaan lingkungan belajar

 Ruang lingkup pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan  Observasi  Wawancara  Guru  Guru

 Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar

 Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar indoor  Sarana dan

prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar outdoor  Observasi  Wawancara  Guru  Guru  Pemeliharaan sarana dan prasarana  Pemeliharaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan  Wawancara  Observasi  Kepala sekolah  Guru  Kepala sekolah  Guru


(27)

39

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lingkungan belajar  Sumber belajar/APE yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar  Sumber belajar/APE yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar indoor  Sumber belajar/APE yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar outdoor  Observasi  Wawancara  Guru  Guru

 Personil yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan belajar dan perannya

 Kepala sekolah dan perannya dalam

pengelolaan lingkungan belajar

 Staff tata usaha dan perannya dalam pengelolaan lingkungan belajar  Wawancara  Observasi  Kepala sekolah  Kepala sekolah  Staff tata usaha

 Guru dan perannya dalam pengelolaan lingkungan belajar  Wawancara  Observasi  Guru  Guru  Penyediaan sarana, prasarana, dan APE  Cara memperoleh sarana, prasarana, dan APE yang

 Wawancara  Kepala sekolah


(28)

40

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersedia

 Sumber dana dalam

pengelolaan lingkungan belajar

 Sumber dana yang digunakan dalam

pengelolaan lingkungan belajar

 Wawancara  Kepala sekolah

3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pengelolaan lingkungan belajar?  Pelaksanaan evaluasi  Langkah-langkah pelaksanaan penilaian pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan  Pemeliharaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar  Pemilihan sumber belajar/APE yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar  Personil yang

terlibat dalam pengelolaan lingkungan belajar dan perannya

Wawancara  Kepala sekolah


(29)

41

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu langkah

pelaksanaan penilaian pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan  Pemeliharaan

sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar  Pemilihan

sumber belajar/APE yang digunakan dalam

pengelolaan lingkungan belajar  Pengelolaan

lingkungan belajar indoor  Pengelolaan

lingkungan belajar outdoor  Sarana dan

prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar 4. Seperti apa

kendala yang

 Kendala yang dihadapi dalam

 Kendala yang dihadapi dalam :

 Wawancara  Kepala sekolah


(30)

42

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dihadapi dan solusi untuk mengatasi permasalahan pengelolaan lingkungan belajar? melaksanakan pengelolaan lingkungan belajar a. Perencanaan pengelolaan lingkungan belajar b. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar c. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar  Guru

 Solusi untuk mengatasi permasalahan pengelolaan lingkungan belajar?

 Solusi untuk mengatasi permasalahan dalam : a. Perencanaan pengelolaan lingkungan belajar b. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar c. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar

Wawancara  Kepala sekolah  Guru

Sumber: Mariyana, (2010)

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif sebagaimana ciri-cirinya, maka peneliti sendirilah yang berperan sebagai instrumen penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1996: 9) yang mengatakan bahwa “peneliti adalah „key instrument’ atau alat peneliti utama”. Dialah yang mengadakan sendiri


(31)

43

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. Ia tidak mengggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapa esensialnya peranan manusia dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif khususnya sebagai instrumen pengumpul data.

G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Penyusunan kisi-kisi penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan kegiatan yang sistematis untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penyusunan kisi-kisi penelitian, peneliti menemukan aspek yang akan diteliti beserta indikatornya sesuai dengan pertanyaan penelitian.

2. Penyusunan pedoman wawancara

Penyusunan pedoman wawancara merupakan kegiatan penyusunan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden untuk memperoleh informasi dan data mengenai masalah penelitian. Pertanyaan yang disusun mengacu kepada indikator-indikator yang telah ditentukan dalam kisi-kisi penelitian.

3. Penyusunan pedoman observasi

Pedoman observasi disusun untuk memudahkan peneliti pada saat memperoleh data yang tidak didapatkan melalui wawancara, sehingga dilakukan pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi.


(32)

44

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen utama dalam penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Lincoln & Guba (Yosfiani, 2009: 56) yang menyatakan bahwa “ Sebagai instrumen utama, maka peneliti dapat menangkap secara utuh situasi yang sesungguhnya atas apa yang diamati”.

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan sejumlah data dan informasi yang dipergunakan dalam suatu penelitian dengan menggunakan alat-alat pengukur. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.

a. Observasi

Observasi yang akan digunakan adalah observasi non-patisipatif. Peneliti mengamati dan mencatat dengan cermat semua proses penerapan metode, upaya-upaya yang akan dilakukan kepala sekolah dan guru dan bentuk kesulitan yang dihadapi, serta untuk mengetahui sikap anak selama pembelajaran berlangsung dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran berikutnya.

b. Wawancara

Untuk menunjang kelengkapan data yang dikumpulkan melalui teknik wawancara kepada beberapa responden yaitu Kepala TK Negeri Pembina Citarip Kota Bandung, guru-guru TK Negeri Pembina Citarip Kota Bandung, dan staff tata usaha TK Negeri Pembina Citarip Kota Bandung.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam pengelolaan lingkungan belajar adalah wawancara yang terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara pasti berdasarkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan arah dan tujuan penelitian.


(33)

45

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan secara khusus pada waktu yang telah disepakati bersama.

Data-data yang berhubungan dengan perencanaan pengelolaan lingkungan belajar dikumpulkan melalui teknik wawancara terhadap guru dan kepala sekolah.

Data mengenai proses pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung kepada guru, kepala sekolah, dan staff tata usaha.

Data yang berhubungan dengan hasil evaluasi pengelolaan lingkungan belajar dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap guru dan kepala sekolah mengenai pencapaian pengelolaan lingkungan belajar.

Sedangkan data mengenai kendala yang dihadapi dan solusi yang diterapkan dalam pengelolaan lingkungan belajar dilakukan melalui wawancara langsung kepada guru dan kepala sekolah.

Tabel 3.2 Contoh Transkrip Wawancara Transkrip Wawancara Subjek 1

Nama : Iin

Tanggal Wawancara : 17 November 2014 Kode : Guru Kelas 1 (GK 1) Alat Perekam : Handphone Lenovo S880

Peneliti/subyek Pertanyaan/jawaban

P Iya begini bu, menurut Ibu sendiri apa tujuan dari pengelolaan lingkungan belajar yang sudah Ibu lakukan?

GK 1 Tujuannya agar pembelajaran menjadi lebih bervariasi, lebih menyenangkan, dan memberikan pembelajaran yang lebih bermakna pada anak, P Kalau secara khususnya lagi, tujuan dari

pengelolaan lingkungan belajarnya itu untuk apa bu?


(34)

46

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GK 1 Kalau secara khususnya agar anak lebih bersemangat lagi datang ke sekolah, lebih memotivasi anak, guru lebih kreatif lagi dalam mengajar kepada anak.

.

I. Analisis Data

Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan tiga tahap yag dilakukan secara berulang sejak proses pengambilan data. Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan pengorganisasian data dan analisis satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan yang telah dirumuskan. Nasution (1992) mengklarifikasi tahapan-tahapan tersebut, sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan pola. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Adapun data-data yang direduksi adalah data-data dari hasil observasi dan wawancara.

Tabel 3.3 Contoh Pengodean Subjek

Pertanyaan/jawaban Pengodean Subjek

Kalau secara khususnya lagi, tujuan dari pengelolaan lingkungan belajarnya itu untuk apa bu?

Kalau secara khususnya agar anak lebih bersemangat lagi datang ke sekolah, lebih memotivasi anak, guru lebih kreatif lagi dalam mengajar kepada anak.

 Tujuan pengelolaan lingkungan belajar


(35)

47

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Display data yaitu membuat gambaran dari data yang bertumpuk-tumpuk, baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu, untuk mempermudah mengambil kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini, data yang telah direduksi tersebut disajikan dalam bentuk tabel atau matrik agar mudah dipahami dan mempermudah dalam mengambil kesimpulan.

Tabel 3.4 Tema-tema yang Muncul

Kelompok Tema Sub Tema Sub Kategori Tema

Perencanaan pengelolaan lingkungan belajar Konsep dasar pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan

1. Melihat antusias belajar anak 2. Anak-anak tidak bosan mengikuti

kegiatan pembelajaran.

3. Saling menutupi kekurangan dari setiap model pembelajaran yang digunakan dan menambah hal-hal yang baik dari setiap model pembelajaran.

Tujuan pengelolaan lingkungan belajar

1. Pembelajaran menjadi lebih bervariasi

2. Lebih menyenang

3. Pembelajaran lebih bermakna pada anak

4. Anak lebih bersemangat datang ke sekolah

5. Memotivasi anak

6. Guru lebih kreatif lagi dalam mengajar kepada anak

Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar Langkah-langkah dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar 1. Perencanaan 2. Persiapan

3. Menyiapkan bahan


(36)

48

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu metode yang digunakan 5. Mensetting kelas

6. Mengkondisikan anak-anak 7. Pelaksanaan pembelajaraan 8. Evaluasi.

Ruang lingkup dari pengelolaan

lingkungan belajar

1. Indoor

a. Kegiatan pembukaan b. Kegiatan inti

c. Evaluasi 2. Outdoor

a. Baris dihalaman b. Istirahat

c. Bermain peran

d. Kunjungan ke tempat-tempat lain.

Sarana dan

prasarana apa saja yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar

1. Ruang kelas

2. Toilet/kamar mandi 3. Masjid

4. Perpustakaan. 5. Drumband 6. Radio tape 7. Kaset Pemelihara sarana

dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar

1. Menyimpan dan merapihkan kembali

2. Bekerja sama dengan petugas kebersihan yang ada

3. Mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.


(37)

49

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu belajar/APE yang

digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar indoor

2. Menara angka 3. Puzzle

4. Permainan karet 5. Menara huruf 6. Lego

7. Dadu

8. Pohon angka Sumber belajar/APE yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar outdoor 1. Otopad 2. Trampoline. keterlibatan guru dalam pengelolaan lingkungan belajar 1. Mengawasi 2. Fasilitator 3. Membimbing 4. Mengarahkan anak Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar Langkah-langkah penilaian pengelolaan lingkungan belajar yang digunakan

1. Ketertarikan anak-anak mengikuti pembelajaran

2. Keamanan

3. Bertanya pada anak apakah anak menyukai pembelajaran

4. Meminta ide pembelajaran yang diinginkan anak-anak

Cara mengevaluasi pengelolaan

lingkungan belajar indoor

1. Melihat langsung dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir pembelajaran atau selama anak-anak berada di lingkungan sekolah.


(38)

50

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Cara mengevaluasi

pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar outdoor

1. Melihat langsung kegiatan anak-anak ketika berada di lingkungan outdoor

2. Bertanya langsung kepada anak tentang perasaannya setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Cara mengevaluasi sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar 1. Keamanan 2. Ketertarikan anak

Cara mengevaluasi pemeliharaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar

1. Data atau catatan inventaris kelas apakah sarana dan prasarana masih layak atau tidak

Cara mengevaluasi pemilihan sumber belajar/APE yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan belajar

1. Disesuaikan dengan tema 2. Melihat dari kelayakan

3. Tidak menggunakan sarana dan prasarana yang tidak layak untuk digunakan

4. Memilih yang anak sukai dan tertarik dalam menggunakannya Kendala dan

solusi dalam pengelolaan

1. Kendala yang dihadapi dalam: d. Perencanaan

a. Media yang digunakan, waktunya terbatas, ide yang muncul agak lama


(39)

51

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lingkungan

belajar

pengelolaan lingkungan belajar e. Pelaksanaan

pengelolaan lingkungan belajar f. Evaluasi

pengelolaan lingkungan belajar

b. Pengelolaan anak, pengorganisasian anak, anak kurang focus, media kurang menarik, penjelasan kurang jelas c. Lupa melakukan evaluasi dan

mencatatat hal-hal yang harus dicatat, agak malas

2. Solusi untuk mengatasiperma salahan dalam :

d. Perencanaan pengelolaan lingkungan belajar

e. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar

f. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar

a. Persiapan harus lebih matang, direncanakan sebulan sebulan pelaksanaan, dicatat dalam buku perencanaan

b. Membuat aturan dalam semua kegiatan, dicatat dipapan tulis, c. Harus selalu membawa catatan

kecil untuk mencatat kejadian-kejadian penting biar tidak lupa


(40)

52

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang sudah diperoleh dianalisis dan disimpulkan lalu diverifikasi ulang selama penelitian berlangsung.


(41)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada BAB sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum sudah baik. Adapun kesimpulan secara khusus dibahas sebagai berikut:

1. Dari segi perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip sudah cukup baik. Hal ini terlihat pada ruangan belajar yang digunakan oleh anak-anak setiap hari didesain dengan berbeda. Mereka melakukannya agar anak-anak merasa nyaman berada di sekolah. Selain itu penerapan tiga model pembelajaran oleh kepala sekolah pada tahun ajaran saat ini merupakan salah satu hal yang terbaru untuk dilakukan oleh sekolah Taman Kanak-kanak. Mereka melaksanakan lingkungan belajar ini dengan tujuan agar anak-anak tidak mudah bosan dengan lingkungan belajar yang itu-itu saja. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap model pembelajaran saling ditutupi dengan model pembelajaran lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip termasuk pada kriteria baik. Hal tersebut terlihat pada saat pengamatan melalui observasi, guru dapat mengelola lingkungan belajar anak baik pada lingkungan belajar indoor maupun pada lingkungan belajar outdoor. Penggunaan sarana, prasana, dan sumber belajar yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah bervariasi. Mereka menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan tema pembelajaran yang digunakan.


(42)

91

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruang belajar anak dan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh anak-anak dirawat dengan baik. Guru memiliki peran utama dalam perawatan lingkungan belajar anak, namun guru juga mengajak serta anak-anak untuk bertanggung jawab untuk merawat keseluruhan barang-barang yang ada di ruangan kelas, khususnya yang telah digunakan untuk disimpan kembali pada tempatnya.

Kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha menjalankan tugas mereka sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam mengelola lingkungan belajar. Kepala sekolah berperan penting dalam mengambil keputusan dari segala keputusan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan belajar. Guru berperan sebagai pelaksana pengelola lingkungan belajar sehari-hari, dan staff tata usaha berperan dalam pengadministrasian pengelolaan lingkungan belajar. Mereka bekerja sama demi terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan di TK Negeri Pembina Citarip.

3. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip termasuk pada kriteria baik. Kepala sekolah dan guru melaksanakan kegiatan evaluasi melalui beberapa tahap, yaitu evaluasi harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan. Pada evaluasi harian dan mingguan guru dilakukan dengan pencatatan pada buku evaluasi, evaluasi bulanan dilakukan pada rapat rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha, evaluasi semesteran biasanya dilakukan pada pergantian semester, dan evaluasi tahunan dilakukan pada saat awal tahun ajaran baru dimulai. Kegiatan evaluasi yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana pengelolaan lingkungan belajar yang sudah dilakukan baik oleh guru maupun kepala sekolah dan staff tata usaha, untuk melihat ketercapaian dari perencanaan pengelolaan lingkungan belajar, dan mencari solusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

4. Pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip tidak selamanya berjalan dengan mulus, terdapat kendala yang dihadapi oleh


(43)

92

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha. Kendala yang dihadapi dapat terjadi pada proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pengelolaan lingkungan belajar. Namun dari segala kendala yang mereka hadapi mereka bekerja sama dalam mengatasi permasalahan tersebut. Mereka bekerja sama demi menciptakan lingkungan belajar yang menarik bagi anak-anak.

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian mengenai best practice pengelolaan lingkungan belajar, peneliti akan mengungkapkan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pikah yang terkait. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditunjukan kepada:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat membantu para guru dalam mengatasi permasalahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan lingkungan belajar. Selain itu kepala sekolah juga diharapkan lebih matang lagi dalam mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, khususnya kemampuan guru sebagai pelaksana dari model pembelajaran tersebut, dan Kepala sekolah diharapkan memberikan pelatihan kepada para guru untuk menambah wawasan mengenai pengelolaan lingkungan belajar yang baik.

2. Guru

Guru diharapkan lebih matang lagi dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran agar pada saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan lingkungan belajar lebih baik lagi, terutama dalam mendesain lingkungan belajar dan penggunaan sarana dan prasarana yang akan digunakan anak-anak agar anak-anak lebih menarik lagi dalam mengikuti


(44)

93

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di sekolah, dan guru dapat mengikuti kegiatan pelatihan mengenai pengelolaan lingkungan belajar.

3. Peneliti berikutnya

Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk peneliti selanjutnya antara lain menambah variasi teknik pengumpulan data seperti teknik studi dokumentasi, menambah jumlah subjek penelitian dalam hal ini tidak fokus pada beberapa guru saja. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak sehingga dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan sumbangan ilmu bagi mahasiswa, praktisi, maupun guru Taman Kanak-kanak.


(45)

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar & Ahmad, A. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis bagi

Ibu dan Calon Ibu). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliawati, C., et al. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk

Anak Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Mariyana, R., et al. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana. Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naruturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Putra, N. & Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta: PT Rajagrafindo.

Rohani, A. (2014). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sriningsih, N. (2008). Tesis Penerapan Metode Integrated Learning dalam

Pembelajaran Matematika di Taman Kanak-kanak: UPI.

Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia

Dini, TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tidak diterbitkan.

Wahyudin, U. & Mubiar, A. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika Aditama.

Wilyani, et al. (2012). Format PAUD. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Winataputra. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.


(46)

95

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yosfiani, N. (2009). Skripsi Implementasi Pembelajaran dalam Pembentukkan

Akhlak Anak: UPI.

Yusuf, S & Sugandhi. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada BAB sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum sudah baik. Adapun kesimpulan secara khusus dibahas sebagai berikut:

1. Dari segi perencanaan pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip sudah cukup baik. Hal ini terlihat pada ruangan belajar yang digunakan oleh anak-anak setiap hari didesain dengan berbeda. Mereka melakukannya agar anak-anak merasa nyaman berada di sekolah. Selain itu penerapan tiga model pembelajaran oleh kepala sekolah pada tahun ajaran saat ini merupakan salah satu hal yang terbaru untuk dilakukan oleh sekolah Taman Kanak-kanak. Mereka melaksanakan lingkungan belajar ini dengan tujuan agar anak-anak tidak mudah bosan dengan lingkungan belajar yang itu-itu saja. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap model pembelajaran saling ditutupi dengan model pembelajaran lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip termasuk pada kriteria baik. Hal tersebut terlihat pada saat pengamatan melalui observasi, guru dapat mengelola lingkungan belajar anak baik pada lingkungan belajar indoor maupun pada lingkungan belajar outdoor. Penggunaan sarana, prasana, dan sumber belajar yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah bervariasi. Mereka menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan tema pembelajaran yang digunakan.


(2)

91

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruang belajar anak dan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh anak-anak dirawat dengan baik. Guru memiliki peran utama dalam perawatan lingkungan belajar anak, namun guru juga mengajak serta anak-anak untuk bertanggung jawab untuk merawat keseluruhan barang-barang yang ada di ruangan kelas, khususnya yang telah digunakan untuk disimpan kembali pada tempatnya.

Kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha menjalankan tugas mereka sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam mengelola lingkungan belajar. Kepala sekolah berperan penting dalam mengambil keputusan dari segala keputusan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan belajar. Guru berperan sebagai pelaksana pengelola lingkungan belajar sehari-hari, dan staff tata usaha berperan dalam pengadministrasian pengelolaan lingkungan belajar. Mereka bekerja sama demi terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan di TK Negeri Pembina Citarip.

3. Evaluasi pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip termasuk pada kriteria baik. Kepala sekolah dan guru melaksanakan kegiatan evaluasi melalui beberapa tahap, yaitu evaluasi harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan. Pada evaluasi harian dan mingguan guru dilakukan dengan pencatatan pada buku evaluasi, evaluasi bulanan dilakukan pada rapat rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha, evaluasi semesteran biasanya dilakukan pada pergantian semester, dan evaluasi tahunan dilakukan pada saat awal tahun ajaran baru dimulai. Kegiatan evaluasi yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana pengelolaan lingkungan belajar yang sudah dilakukan baik oleh guru maupun kepala sekolah dan staff tata usaha, untuk melihat ketercapaian dari perencanaan pengelolaan lingkungan belajar, dan mencari solusi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

4. Pengelolaan lingkungan belajar di TK Negeri Pembina Citarip tidak selamanya berjalan dengan mulus, terdapat kendala yang dihadapi oleh


(3)

kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha. Kendala yang dihadapi dapat terjadi pada proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pengelolaan lingkungan belajar. Namun dari segala kendala yang mereka hadapi mereka bekerja sama dalam mengatasi permasalahan tersebut. Mereka bekerja sama demi menciptakan lingkungan belajar yang menarik bagi anak-anak.

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil penelitian mengenai best practice pengelolaan lingkungan belajar, peneliti akan mengungkapkan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pikah yang terkait. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditunjukan kepada:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat membantu para guru dalam mengatasi permasalahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan lingkungan belajar. Selain itu kepala sekolah juga diharapkan lebih matang lagi dalam mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, khususnya kemampuan guru sebagai pelaksana dari model pembelajaran tersebut, dan Kepala sekolah diharapkan memberikan pelatihan kepada para guru untuk menambah wawasan mengenai pengelolaan lingkungan belajar yang baik.

2. Guru

Guru diharapkan lebih matang lagi dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran agar pada saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan lingkungan belajar lebih baik lagi, terutama dalam mendesain lingkungan belajar dan penggunaan sarana dan prasarana yang akan


(4)

93

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di sekolah, dan guru dapat mengikuti kegiatan pelatihan mengenai pengelolaan lingkungan belajar.

3. Peneliti berikutnya

Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk peneliti selanjutnya antara lain menambah variasi teknik pengumpulan data seperti teknik studi dokumentasi, menambah jumlah subjek penelitian dalam hal ini tidak fokus pada beberapa guru saja. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan lingkungan belajar di Taman Kanak-kanak sehingga dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan belajar. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan sumbangan ilmu bagi mahasiswa, praktisi, maupun guru Taman Kanak-kanak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar & Ahmad, A. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis bagi

Ibu dan Calon Ibu). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliawati, C., et al. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk

Anak Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Mariyana, R., et al. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana. Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naruturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Putra, N. & Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta: PT Rajagrafindo.

Rohani, A. (2014). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sriningsih, N. (2008). Tesis Penerapan Metode Integrated Learning dalam

Pembelajaran Matematika di Taman Kanak-kanak: UPI.

Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia

Dini, TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tidak diterbitkan.

Wahyudin, U. & Mubiar, A. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika Aditama.

Wilyani, et al. (2012). Format PAUD. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Winataputra. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.


(6)

95

Dian Lestari, 2014

Best practices pengelolaan lingkungan belajar di taman kanak-kanak Negeri Pembina Citarip kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yosfiani, N. (2009). Skripsi Implementasi Pembelajaran dalam Pembentukkan

Akhlak Anak: UPI.

Yusuf, S & Sugandhi. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.