PENGARUH VARIASI PRODUK DAN SWITCHING BARRIER TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN : Survei pada Pengguna Sepeda Motor Matic Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara.

(1)

556/UN:No.40.FPEB.1.PL/2014

PENGARUH VARIASI PRODUK DAN SWITCHING BARRIER

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

(Survei pada Pengguna Sepeda Motor Matic Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh:

YUKE LUVIANA 0803082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH VARIASI PRODUK DAN

SWITCHING

BARRIER

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

(Survei pada Pengguna Sepeda Motor Matic Yamaha di Kelurahan

Citeureup Cimahi Utara)

Oleh : Yuke Luviana

0803082

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Manajemen Bisnis

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Yuke Luviana

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotocopi, atau cara lainnya tanpa izin dari


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH VARIASI PRODUK DAN SWITCHING BARRIER

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

(Survei pada Pengguna Sepeda Motor Matic Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara)

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP NIP. 19680225 199301 2 001

Mengetahui,

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Yuke Luviana NIM. 0803082

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M NIP. 19690404 199903 1 001 Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002


(4)

ABSTRAK

Yuke Luviana (0803082), “Pengaruh Variasi Produk dan Switching Barrier

Terhadap Loyalitas Pelanggan (Survei pada Pelanggan Sepeda Motor Matic

Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara). Di bawah bimbingan Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P

Persaingan pada industri otomotif khususnya sepeda motor saat ini cukup tinggi. Banyaknya jenis produk sepeda motor yang ditawarkan berpengaruh pada naik turunnya pangsa pasar industri sepeda motor seperti jenis sepeda motor matic. Yamaha merupakan merek salah satu produsen produk sepeda motor yang mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terkahir ini. Varian produk yang ditawarkan oleh Yamaha saat ini belum mampu memaksimalkan potensi yang ada untuk menciptakan produk yang lebih kreatif dan inovatif guna mempengaruhi konsumen agar tetap menggunakan produknya, serta memberikan pelayanan yang terbaik guna menghambat berpindahnya konsumen yang mengakibatkan terjadinya penurunan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu Yamaha melakukan strategi pemasaran melalui variasi produk dan switching barrier sebagai upaya menarik dan mempertahankan perhatian konsumen.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui gambaran tingkat variasi produk dalam membangun loyalitas pelanggan, (2) untuk mengetahui gambaran tingkat switching barrier dalam membangun loyalitas pelanggan, (3) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi produk dan switching barrier terhadap loyalitas pelanggan. Objek dalam penelitian ini adalah pelanggan sepeda motor matic pada pengguna sepeda motor matic Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi produk dan switching barrier, sedangkan loyalitas pelanggan merupakan variabel terikat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik cluster random sampling dengan jumlah sampel 88 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0.

Hasil yang diperoleh menghasilkan gambaran variasi produk dan switching barrier terletak pada kategori sedang. Itu berarti variasi produk dan switching barrier dilaksanakan dengan cukup baik oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing selaku perusahaan yang memproduksi sepeda motor matic. Variasi produk dan switching barrier memiliki pengaruh sebesar 49,3% terhadap loyalitas pelanggan. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variasi produk dan switching barrier memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan.


(5)

ABSTRACT

Yuke Luviana, 0803082, The Effect of Product Variations and Switching Barrier on Customer Loyalty (Survey on User Matic Yamaha Motorcycles in

Coventry Village North Cimahi), under the guidance of Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P.

Competition in the automotive industry, especially motorcycles currently quite high. The many types of motorcycle products offered affect the ups and downs of the market share of the motorcycle industry such as the type of motorcycle matic. Yamaha is one of the leading brand motorcycle products that experienced a significant decline in sales in the past few years. Varian products offered by Yamaha has not been able to maximize the potential that exists to create products that are more creative and innovative in order to influence consumers to keep using the product, as well as providing the best service in order to inhibit the migration of consumers which resulted in a decline in customer loyalty. Therefore Yamaha perform marketing strategy through product variations and switching barrier as an effort to attract and retain the attention of consumers.

This study aimed (1) to describe the level of product variety in building customer loyalty, (2) to describe the level of switching barrier in building customer loyalty, (3) to determine how much influence the variety of products and switching barrier on customer loyalty. The object of this research is the customer matic motorcycle on matic Yamaha motorcycle users in the Village Coventry North Cimahi. The independent variable in this study is the variety of products and switching barrier, while customer loyalty is the dependent variable. This type of research is descriptive verification, and the method used is explanatory survey with random cluster sampling technique with a sample of 88 respondents. The data analysis technique used is multiple linear analysis tools SPSS 20.0 software.

The results produce a picture of the variety of products and switching barrier lies in the medium category. That means the product variations and switching barrier executed well enough by PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing as the company that manufactures motorcycles matic. Product variations and switching barrier of 49.3 % influence on customer loyalty. From research to test the hypothesis can be seen that the variation of products and switching barrier has a positive effect on customer loyalty.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 15

1.3 Rumusan Masalah ... 16

1.4 Tujuan Penelitian ... 16

1.5 Kegunaan Penelitian... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 18

2.1 Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Konsep Variasi Produk ... 18

2.1.1.1 Variasi Produk dalam konsep Manajemen Pemasaran ... 18

2.1.1.2 Definisi Variasi Produk ... 25

2.1.1.3 Fungsi Variasi Produk ... 27

2.1.1.4 Dimensi Variasi Produk ... 28

2.1.2 Konsep Switching Barrier (Hambatan Berpindah) ... 32

2.1.2.1 Definisi Switching Barrier ... 32

2.1.2.2 Dimensi Switching Barrier ... 37

2.1.2.3 Bentuk Switching Barrier ... 41

2.1.3 Konsep Perilaku Konsumen ... 48


(7)

2.1.4 Konsep Loyalitas Pelanggan ... 55

2.1.4.1 Definisi Loyalitas Pelanggan ... 55

2.1.4.2 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan ... 61

2.1.4.3 Dimensi Loyalitas Pelanggan ... 63

2.1.4.4 Tahapan Loyalitas Pelanggan ... 69

2.1.5 Pengaruh Variasi Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan ...73

2.1.6 Pengaruh Switching Barrier Terhadap Loyalitas Pelanggan ... ....74

2.1.7 Orisinalitas Penelitian ... 75

2.2 Kerangka Pemikiran ... 81

2.3 Hipotesis ... 83

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 84

3.1 Objek Penelitian ... 84

3.2 Metode Penelitian... 84

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode ... 84

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 86

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 89

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 91

3.2.4.1 Polpulasi ... 91

3.2.4.2 Sampel ... 92

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 94

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 94

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 96

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 96

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 103

3.2.7 Rancangan Analisa Data dan Pengujian Hipotesis... 105

3.2.7.1 Teknik Analisis Data... 105

3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif ... 107


(8)

3.2.9 Uji Asumsi Klasik ... 111

3.2.9.1 Uji Normalitas... ... 111

3.2.10 Analisis Regresi Linier Berganda... 112

3.2.10.1 Uji Multikolinieritas ... 113

3.2.10.2 Uji Heteroskedastisitas ... 114

3.2.10.3 Uji Autokorelasi ... 115

3.2.11 Koefisien Determinasi ... 116

3.2.11.1 Pengujian Hipotesis ... 117

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 120

4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 120

4.1.1 Profil Perusahaan ... 120

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 120

4.1.1.2 Visi dan Misi PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing ... 121

4.1.1.3 Prestasi PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing ... 121

4.1.1.4 Produk ... 122

4.1.2 Karakteristik dan Pengalaman Responden ... 123

4.1.2.1 Karakteristik Responden ... 123

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 123

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 124

4.1.2.4Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 125

4.1.2.5Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 126

4.1.3 Pengalaman Responden ... 127

4.1.3.1Pengalaman Responden Berdasarkan Tahun Menggunakan Sepeda Motor Matic Yamaha . 127


(9)

4.1.3.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Produk

Sepeda Motor Matic Yamaha... 128

4.1.3.3Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Utama Menggunakan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 129

4.1.3.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Untuk Tetap Menggunakan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 130

4.2 Tanggapan Responden Terhadap Variasi Produk ... 131

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Corak... 131

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Desain ... 133

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas ... 134

4.2.4 Rekapitulasi Gambaran Variasi Produk ... 135

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Switching Barrier ... 138

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Hambatan Waktu .. 139

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Hambatan biaya .... 140

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Hambatan Usaha ... 141

4.3.4 Rekapitulasi Gambaran Switching Barrier... 142

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Loyalitas Pelanggan... 145

4.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Pembelian Ulang4Secara Berkala ... 145

4.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Membeli Produk Lain dari Produsen yang Sama ... 146

4.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Referensi Produk .. 147

4.4.4 Rekapitulasi Gambaran Loyalitas Pelanggan ... 148

4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Variasi Produk dan Switching Barrier Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 151

4.6. Uji Asumsi Klasik ... 151

4.6.1 Uji Normalitas ... 152


(10)

4.6.1.3 Uji Autokorelasi ... 155

4.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 156

4.6.3 Analisis Korelasi Person ... 159

4.6.4 Pengujian Hipotesis ... 160

4.6.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 161

4.6.6 Koefisien Determinasi ... 162

4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 164

4.7.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Bersifat Toritis ... 164

4.7.2 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 165

4.7.3 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 166

BAB V KESIMPULAN ... 170

5.1 Kesimpulan ... 170

5.2 Rekomendasi ... 172

DAFTAR PUSTAKA ... 173 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2008-2013 ... 5

1.2 Penjualan Sepeda Motor Matic di Indonesia ... 6

1.3 Penjualan Sepeda Motor Matic di Jawa Barat ... 7

1.4 Penjualan Sepeda Motor Matic di Cimahi ... 7

1.4 Variasi Produk Sepeda Motor Matic ... 10

1.5 Loyalitas Pelanggan Terhadap Merek Sepeda Motor Matic 2013 ... 12

1.6 Data Keluhan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 13

2.1 Definisi Variasi Produk Menurut Beberapa Ahli ... 25

2.2 Definisi Switching Barrier ... 36

2.3 Dimensi Switching Barrier ... 35

2.4 Jenis Loyalitas ... 58

2.5 Orisinalitas Penelitian ... 75

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 87

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 90

3.3 Populasi Pengguna Sepeda Motor Matic Yamaha Produksi Tahun 2012-2013 ... 91

3.4 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi... 98

3.5 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel X1 (Variasi Produk) ... 99

3.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel X2 (Switching Barrier) ... 101

3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel Y (Loyalitas Pelanggan) ... 102

3.8 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Penelitian ... 105

3.9 Penafsiran ... 108

3.10 Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan ... 109


(12)

4.1 Produk Sepeda Motor Yamaha ... 122

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 123

4.3 Karakteristis Responden Berdasarkan Usia ... 124

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 125

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 126

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Menggunakan... 127

4.7 Pengalaman Responden Berdasarkan Produk Sepeda Motor Matic Yamaha yang Dimiliki ... 128

4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Utama Menggunakan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 129

4.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Untuk Tetap Menggunakan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 130

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Corak Sepeda Motor Matic Yamaha . 132

4.11 Tanggapan Responden Terhadap Desain Sepeda Motor Matic Yamaha 133

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Sepeda Motor Matic Yamaha ... 134

4.13 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variasi Produk... 135

4.14 Tanggapan Responden Terhadap Hambatan Waktu ... 139

4.15 Tanggapan Responden Terhadap Hambatan Biaya ... 140

4.16 Tanggapan Responden Terhadap Hambatan Usaha ... 141

4.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Switching Barrier ... 142

4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pembelian Ulang Secara Berkala ... 146

4.19 Tanggapan Responden Terhadap Membeli Produk Lain dari Produsen yang Sama ... 147

4.20 Tanggapan Responden Terhadap Referensi Produk ... 148

4.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 149

4.22 Test of Normality ... 152

4.23 Matrik Korelasi ... 154

4.24 Nilai Durbin Watson ... 156


(13)

4.26 Output Pearson Correlation ... 159

4.27 Output Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 160

4.28 Output Pengujian Hipotesis Secara Parial ... 162


(14)

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Hal

1.1 Volume Penjualan Motor dan Mobil di Indonesia Tahun 2008-2012 .... 2

1.2 Pasar dan Pertumbuhan Sepeda Motor Nasional Tahun 2011-2015 .. 3

1.3 Alasan Pengguna Sepeda Motor Beralih ke Sepeda Motor Matic ... 9

1.4 Pangsa Pasar Sepeda Motor Matic Berdasarkan Merek Tahun 2008-2012 ... 14

2.1 The Four P Components of The Marketing Mix ... 21

2.2 Relationship Development Model ... 34

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peilaku Konsumen ... 47

2.4 Tiga Pilar Loyalitas Pelanggan ... 66

2.4 Piramida Loyalitas ... 68

2.6 Kerangka Pemikiran Pengaruh Variasi Produk dan Switching Barrier Terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 81

2.7 Paradigma Penelitian Pengaruh Variasi Produk dan Switching Barrier Terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Matic Yamaha ... 82

3.1 Output Uji Normalitas ... 112

4.1 Hasil Kontinium Variasi Produk ... 138

4.2 Hasil Kontinium Switching Barrier ... 144

4.3 Hasil Kontinium Loyalitas Pelanggan ... 151

4.4 Diagram Garis Linier Variasi Produk dan Switching Barrier terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Matic Yamaha... 153

4.5 Heterogenitas Variasi Produk dan Switching Barrier terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Matic Yamaha... 155 No


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Lampiran Judul Lampiran

1 Angket Kuisioner

2 Karakteristik dan Pengalaman Responden 3

4

Koding X1 Koding X2

5 Koding Y

6 7

Uji Validitas X1 Uji Validitas X2 8 Uji Validitas Y

9 Analisis Regresi Linier Berganda 10 Tabel distribusi F

11 Tabel distribusi T 12 r Product Moment 13 Curriculum Vitae


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kondisi perekonomian dunia saat ini menunjukkan adanya gejolak yang terjadi di beberapa negara seperti Amerika dan Eropa. Hal ini diduga mampu mengguncang sistem perekonomian dunia secara global. Namun keadaan ini tidak menyurutkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih tetap stabil sampai akhir tahun 2012 dan sepanjang tahun 2013 karena didukung oleh konsumsi dan investasi swasta. Tingkat investasi swasta juga diperkirakan semakin meningkat terutama bagi Indonesia dan India karena saat ini Asia merupakan wilayah yang paling menjanjikan untuk berinvestasi sehingga hal tersebut memicu bermunculnnya berbagai perusahaan yang berusaha menciptakan produk dan jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya dalam bidang otomotif.

Perkembangan dunia otomotif begitu cepat terjadi seiring dengan kemajuan teknologi dan tingginya tingkat persaingan diantara perusahaan-perusahaan otomotif dalam menciptakan produk yang dapat mempengaruhi terjadinya perpindahan merek dari satu merek ke merek yang lain, hal ini menunjukkan persaingan yang ketat akan mendominasi dunia otomotif, dimana perusahaan saling berlomba untuk menguasai pangsa pasar. Di lihat dari


(17)

kenyataan ini maka perusahaan dituntut untuk lebih mengadaptasikan diri dengan kemampuan mengkombinasikan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Tingginya populasi kendaraan bermotor di Indonesia tidak lepas dari pesatnya pertumbuhan penjualan mobil dan sepeda motor, salah satu sektor industri yang saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup besar dalam industri otomotif adalah sepeda motor. Berikut dapat dilihat volume penjualan sepeda motor di Indonesia.

Sumber: http://edorusyanto.files.wordpress.com GAMBAR 1.1

VOLUME PENJUALAN MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA TAHUN 2008-2012

Berdasarkan Gambar 1.1 dalam periode 5 tahun terakhir, volume penjualan sepeda motor mengalami gejolak naik turun, namun pada tahun 2009 sampai dengan 2011 penjualan sepeda motor terus meningkat dari tahun ke tahun, tetapi pada tahun 2012 penjualan mengalami sedikit penurunan. Walaupun begitu, hal ini merupakan sebuah peluang yang cukup besar bagi perusahaan yang ingin masuk dalam industri otomotif khususnya sektor sepeda motor.


(18)

Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang sepeda motor, hal ini menunjukkan sangat dibutuhkan oleh banyak orang selain harganya terjangkau dan mudah dalam perawatannya. Saat ini banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus dan harga yang cukup bersaing. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang otomotif hal ini merupakan suatu peluang untuk menguasai pangsa pasar.

Sumber: https://edorusyanto.wordpress.com

GAMBAR 1.2

PASAR DAN PERTUMBUHAN SEPEDA MOTOR NASIONAL TAHUN 2011-2015


(19)

Berdasarkan Gambar 1.2 dapat diketahui bahwa ramalan pertumbuhan pasar sepeda motor semakin meningkat setiap tahunnya. Terhitung dari angka pertumbuhan tahun lalu pada tahun 2011 yang mengalami peningkatan sebesar 14% ke tahun 2012 dan 23% di tahun 2013. Ramalan pasar sepeda motor ini pun tidak hanya memprediksi pertumbuhan yang akan terjadi, tetapi juga melihat adanya potensi penurunan pasar sepeda motor di Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2013 menjadi 20% dan tahun 2014 menurun kembali sebesar 7% menjadi 13%, dan akan kembali naik menjadi 15% di tahun 2015.

Berkembangnya industri sepeda motor saat ini ditandai oleh munculnya berbagai merek produk sepeda motor baru di Indonesia. Perkembangan ini tidak hanya didominasi oleh produsen dari Jepang tetapi juga produsen dari Cina, Amerika dan juga Eropa seperti Itali. Hal ini menyebabkan persaingan di antara merek-merek produk tersebut menjadi semakin tinggi, khususnya produk dengan jenis yang sama.

Tingginya persaingan dalam dunia perdagangan khususnya pada penjualan sepeda motor dari berbagai industri yang bergerak di bidang otomotif ini menunjukkan bahwa salah satu industri otomotif yang memberikan kontribusi yang cukup besar adalah sepeda motor. Di Indonesia sendiri terdapat 4 pemain besar dalam industri ini, diantaranya yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, dan kawasaki. dimana penjualannya dari tahun 2008 hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(20)

TABEL 1.1

PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI INDONESIA TAHUN 2008-2013

Merek

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Honda 2.898.976 2.704.097 3.418.632 4.276.136 4.092.692 4.357.660

Yamaha 2.498.546 2.674.892 3.345.680 3.147.873 2.433.354 2.332.190

Suzuki 755.958 438.158 526.003 494.841 465.630 374.413

Kawasaki 49.690 61.217 87.004 100.673 131.657 135.687

Lainnya 37.631 3.143 21.325 24.371 18.252 18.656

Total 6.180.801 5.881.777 7.398.644 8.043.535 7.141.586 7.218.606

Sumber: AISI dan kompas.com

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tahun 2009 penjualan sepeda motor mengalami penurunan 5,8% menjadi 5.881.777 juta unit, namun turunnya penjualan ini tidak berlangsung lama karena dapat dilihat pada tahun 2010 dan 2011 penjualan sepeda motor kembali meningkat bahkan hingga tembus ke angka 8.043.535 juta unit, namun kembali menurun menjadi 7.141.586 juta unit pada periode 2012 dan pada tahun 2013 ini penjualan naik kembali menjadi 7.218.606 juta unit.

Di dalam sektor industri sepeda motor, terdapat tiga tipe sepeda motor yang saat ini banyak beredar di kalangan masyarakat diantaranya yaitu sepeda motor skutik atau matic, sepeda motor sport dan sepeda motor bebek. Saat ini penjualan sepeda motor yang sangat mencolok mengalami peningkatan adalah sepeda motor skutik dengan kelebihannya yang dinilai lebih praktis, trendy dan efisien dibandingkan dengan sepeda motor sport maupun sepeda motor bebek. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran selera jenis sepeda motor masyarakat yang sejak dulu menggunakan sepeda motor bebek dan sport menjadi sepeda


(21)

motor skutik atau matic yang dinilai lebih baik dan lebih mudah. Dberikut data penjualan sepeda motor matic di Indonesia.

TABEL 1.2

PENJUALAN SEPEDA MOTOR MATIC DI INDONESIA

Tahun Angka

Penjualan

Pangsa

2010 3.376.538 unit 45,64%

2011 4.150.614 unit 51,60%

2012 4.208.219 unit 68%

2013 4.549.811 unit 69,08%

Sumber: motoroda.wordpress.com, http://edorusyanto.wordpress.com

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa adanya peningkatan secara bertahap pada penjualan sepeda motor matic setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2010 lalu penjualan sepeda motor matic hanya 3.376.538 juta unit saja, lalu meningkat menjadi 4.150.614 juta unit di tahun 2011 yang merebut pangsa pasar sebesar 51,60%. Pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 4.208.219 juta unit yang diikutin tahun 2013 yang berhasil menjual sebanyak 4.549.811 juta unit sepeda motor matic.

Peningkatan penjualan sepeda motor matic secara tidak langsung merupakan dampak dari gaya hidup masa kini yang ingin serba mudah, praktis dan terlihat keren serta unik. Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk melakukan suatu inovasi produk jika ingin merek dan produknya tetap menjadi penguasa pangsa pasar sepeda motor khususnya matic di berbagai daerah. Banyak cara dilakukan oleh produsen dan pesaing untuk merebut kembali pasar yang perlahan berkurang demi kelangsungan kehidupan perusahaan mereka dengan cara


(22)

menciptakan produk tandingan dengan berbagai desain yang menarik yang diharapkan mampu meningkatkan kembali pangsa pasarnya. Berikut ini dapat dilihat data penjualan sepeda motor matic di Jawa Barat.

TABEL 1.3

DATA PENJUALAN SEPEDA MOTOR MATIC DI JAWA BARAT TAHUN 2013

Merek Penjualan (Unit)

Honda 121.035

Yamaha 64.955

Suzuki 8.876

Lainnya 4.236

Jumlah 199.102

Sumber: AISI dan detik.com

Tabel 1.3 menunjukkan sepeda motor matic Honda menenpati posisi pertama di jawa barat dengan penjualan sebesar 121.035 unit. Di posisi kedua ditempati oleh Yamaha dengan penjualan sebesar 64.955 unit. Di posisi ketiga terdapat merek Suzuki dengan penjualan sebesar 8.876 unit dan di posisi keempat terdapat merek lainnya dengan penualan hanya 4.236 unit.

Jumlah penjualan produk sepeda motor matic di jawa barat tidak terlepas dari dukungan penjualan berbagai daerah yang termasuk dalam provinsi jawa barat seperti kota Cimahi. Berikut ini dapat dilihat data penjualan sepeda motor matic di kota Cimahi.

TABEL 1.4

DATA PENJUALAN SEPEDA MOTOR MATIC CIMAHI TAHUN 2013

Merek Penjualan (Unit) Persentase

Honda 7392 60,1%

Yamaha 3961 32,2%

Suzuki 541 4,4%

Lainnya 258 2,1%


(23)

Tabel 1.4 menunjukkan penjualan sepeda motor matic Honda di Cimahi sebesar 7392 unit atau 60,1% pada urutan pertama. Pada urutan kedua ditempati oleh Yamaha dengan penjualan sebesar 3961 unit atau 32,2%. Suzuki menempati urutan ketiga dengan mampu menjual sebanyak 541 unit atau 4,4% dan di urutan keempat ditempati oleh merek lainnya dengan perolehan 2,1% atau 258 unit saja yang terjual.

Memuaskan dan mempertahankan pelanggan agar bisnis tetap berjalan merupakan prioritas utama dalam strategi pemasaran setiap perusahaan produsen sepeda motor, untuk itu mereka berusaha untuk mendapatkan pelanggan yang memiliki loyalitas merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangkaian kompetitor dapat dikurangi.

Tercapainya loyalitas pelanggan terhadap suatu merek adalah penting, yang tidak kalah penting yaitu mengetahui perilaku perpindahan merek pada kon-sumen, hal ini merupakan suatu peluang bagi perusahaan untuk memperluas pangsa pasarnya ditengah-tengah persaingan yang cukup tinggi antar produsen sepeda motor. Dengan demikian pemasar menekankan perusahaan agar konsumen mendapatkan pengalaman menyenangkan bersama produk pilihannya.

Dengan banyaknya pilihan merek serta tingkat kompetisi yang tinggi, setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan produk yang baru agar menarik perhatian konsumennya. Tingginya tingkat perpindahan merek banyak


(24)

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ketidakpuasan konsumen, variasi produk, harga, pendistribusian barang, hingga promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan alasan pengguna sepeda motor bebek dan sport yang beralih menggunakan sepeda motor matic.

Sumber :http://www.aisi.or.id/statistic/

GAMBAR 1.3

ALASAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG BERALIH KE SEPEDA MOTOR MATIC

Berdasarkan gambar 1.3 menunjukkan alasan pertama pengguna sepeda motor jenis lain berpindah menggunakan sepeda motor matic karena deck yang rata, dan alasan kedua karena kemudahan mengendarai sepeda motor. Dari hasil 100 vote pembaca yang masuk, ternyata 81% (81 pembaca) lebih beralasan dikarenakan kemudahan mengendarai skutik atau matic menjadi alasan dominan. Sisanya hanya 19 pembaca (19%) beralih ke skutik atau matic karena alasan memiliki deck rata.

Sebuah produk tidak terlepas dari ide kreatifitas dan pemasaran suatu perusahaan yang ingin meningkatkan pendapatan serta menjadikan merek mereka lebih di kenal dan menjadi penguasa pasar, seperti menciptakan serta memperbaharui produk yang sudah ada dengan berbagai variasi yang belum dimiliki oleh pesaingnya. Hal itu bisa menjadikan produk tersebut mendapatkan nilai plus dimata konsumen, sehingga konsumen dapat lebih mempertimbangkan kembali terhadap produk bermerek yang akan dibelinya, seperti sepeda motor.


(25)

Kini banyak sekali varian yang ditawarkan oleh para produsen kepada konsumen dengan segala kelebihan dan kemampuan yang dimiliki oleh produk sepeda motor mereka.

Menurut Hardianto Atmaja, pakar pemasaran dan distribusi, tidak semua konsumen suatu produk adalah konsumen fanatik, namun ada beberapa konsumen yang ingin mencari variasi produk pada produk yang dibelinya, oleh karena itu untuk menjaga agar konsumen tetap loyal pada suatu merek dan mencegah konsumen berpindah ke merek lain, perlu diciptakan variasi produk.

Deschamps (1999:35) dalam bukunya menjelaskan tentang pentingnya

variasi produk sebagai berikut, “ The ability to come up with a huge variety of products to cover every imaginable application area has quickly become the dominan success factor”. Bahwa kemampuan untuk menciptakan banyak variasi produk untuk memenuhi setiap permintaan yang diharapkan telah dengan cepat menjadi salah satu faktor sukses yang dominan.

Berikut daftar variasi produk sepeda motor matic yang diproduksi dan ditawarkan kepada konsumen.

TABEL 1.5

TABEL VARIASI PRODUK SEPEDA MOTOR MATIC

No Merek Produk Kelebihan Kekurangan

1 Yamaha

1. Mio 2. Mio J F1 3. Mio J CW

F1

4. Mio J CW teen F1 5. Mio GT 6. Mio Soul

GT

1. Design lebih keren dan berkarakter 2. Performa mesin

menengah ke atas lebih halus 3. Lebih responsive 4. Handling ketika

dikendarai lebih sta-bil

1. Boros bahan bakar

2. Rawan spare part palsu 3. Perawatannya

sulit

4. Kurang awet 5. Setang


(26)

8. X-Ride 9. Finno Sporty 10.Finno Fashion 11.Xeon 12.Xeon RC

lebih kuat

6. Harga jual kembali tinggi

7. Harga suku cadang terjangkau

lebih berisik

2 Honda

1. Scoopy F1 2. Beat CW 3. Beat SW 4. Beat F1

combi break sitem 5. Spacy 6. Beat F1

CW 7. Beat F1

SW

8. Vario CBS 9. Vario

Techno 10.Vario CW 11.PCX

1. Harga jual kembali masih tinggi

2. Spare part motor Honda mudah di dapat

3. Mempunyai bengkel resmi hamper di se-luruh dunia

4. Mesih lebih awet 5. Suara lebih halus 6. Lincah

7. Irit bahan bakar

8. Injeksi terbaik

1. Tidak mem-iliki dual cakram 2. Design kalah

dengan yang lain

3. Kecepatannya kurang

maksimal 4. Rawan spare

part palsu

3 Suzuki

1. Spin 2. Nex 3. Nex Two 4. Nex Black

Fire 5. Hayate 6. Skydrive Dynamatic 7. Skydrive Special Edition 8. Let’s

1. Irit bahan bakar 2. Bentuk design

ringan

3. Tarikannya cepat

1. Spare part lumayan ma-hal

2. Harga jual kembali anjlok

Sumber: Diolah dari AISI,Honda,Yamaha, Suzuki.com

Tabel 1.5 menunjukkan terdapat 3 merek pemain industri sepeda motor matic yang merajai pangsa pasar di Indonesia seperti Yamaha yang memiliki 12 varian sepeda motor matic, ditempat kedua ada produsen Honda yang mempunyai 11 varian matic, dan terakhir terdapat produsen Suzuki yang hanya memiliki 8 varian sepeda motor matic.


(27)

Banyaknya variasi produk sepeda motor yang dilemparkan kepada masyarakat merupakan suatu alat untuk pertimbangan tersendiri sebelum mengambil keputusan, apakah akan tetap membeli serta menggunakan produk dengan merek yang sama dengan sebelumnya, atau membeli produk yang sama tetapi dengan merek yang berbeda sesuai dengan keinginan dan harapan kita sebagai konsumen. Dibawah ini dapat dilihat tingkat loyalitas pelanggan terhadap merek sepeda motor matic.

TABEL 1.6

LOYALITAS PELANGGAN TERHADAP MEREK SEPEDA MOTOR MATIC 2013

Merek Loyalitas

Honda 91.93

Yamaha 89.16

Suzuki 87.04

Sumber: Marketing No 2/V/Februari 2013

Tabel 1.6 menunjukkan sepeda motor matic Honda berada diperingkat pertama dengan perolehan loyalitas sebesar 91.93. Diperingkat kedua terdapat Yamaha dengan nilai loyalitas sebesar 89.16, dan diperingkat ketiga terdapat Suzuki dengan perolehan loyalitas sebesar 87.04. Hal ini menunjukkan bahwa Yamaha masih belum mampu menyaingi pesaing terberatnya yaitu Honda.

Seiring dengan menurunnya tingkat loyalitas pelanggan sepeda motor Yamaha khususnya sepeda motor matic, maka tidak dapat dipungkiri lagi hal tersebut menjadi pemicu banyaknya konsumen yang mulai tidak loyal dengan produk merek Yamaha. Menurut data tersebut menunjukkan semakin rendanya kepercayaan sepeda motor merek Yamaha karena disebabkan oleh meningkatnya keluhan-keluhan yang disampaikan konsumen terhadap Yamaha terkait dengan produk sepeda motor maticnya. Berikut data keluhan konsumen Yamaha:


(28)

TABEL 1.7

DATA KELUHAN SEPEDA MOTOR MATIC YAMAHA Jenis Komplain

Tahun

2010 2011 2012

Mahalnya Suku Cadang 11 14 19

Sulitnya menservice 4 6 9

harus menunggu mekanik khusus dan

sering terjadi pemborosan bahan bakar

7 10 13

Kerusakan pada tromol roda

belakang 5 12 8

TOTAL 27 42 49

Sumber :. Yamaha Corporation Dealers Cimahi Ind

Tabel 1.7 menunjukkan adanya peningkatan keluhan terhadap produk sepeda motor Yamaha. Pada tahun 2010 total keluhan berjumlah 27 orang, 2011 sebanyak 42 orang, dan tahun 2012 kembali meningkat menjadi 49 orang. Keluhan tersebut dinilai dari mahalnya suku cadang, sulitnya menservice, boros bahan bakar hingga kerusakan pada tromol roda belakang yang menjadi tolak ukur keluhan para konsumen Yamaha.

Berdasarkan tingginya keluhan terhadap sepeda motor matic Yamaha maka loyalitas pelanggan pun dapat dipengaruhi oleh variasi produk dan hambatan berpindah (switching barrier) yang dihasilkannya. Konsumen yang kecewa memiliki kecenderungan untuk melakukan perpindahan merek yang sangat kuat. Berikut dapat dilihat pangsa pasar sepeda motor matic berdasarkan merek di Indonesia:


(29)

Sumber:edorusyanto.wordpress.com

GAMBAR 1.4

PANGSA PASAR SEPEDA MOTOR MATIC BERDASARKAN MEREK TAHUN 2008-2012

Gambar 1.4 menunjukkan pangsa pasar tertinggi masih di pegang oleh produsen Honda yang memiliki pangsa pasar sebesar 65% tahun 2012 ini dalam penjualan sepeda motor bebek di Indonesia, lalu disusul dengan Yamaha yang terus menurun sejak tahun 2010 hingga 2012 sebesar 25% dan Suzuki diurutan ketiga dengan perolehan untuk pangsa pasar. Fenomena penurunan pangsa pasar motor matic Yamaha cenderung dipengaruhi oleh lemahnya variasi produk dan hambatan berpindah (switching barrier) yang dapat menyebabkan loyalitas pelanggan motor matic Yamaha cenderung menurun dan berdampak pada pindahnya konsumen sepeda motor matic Yamaha ke produk sepeda motor matic merek lain.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi produk dan hambatan berpindah (switching barrier) terhadap loyalitas


(30)

”PENGARUH VARIASI PRODUK DAN SWITCHING BARRIER

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN”. (Survei pada Pengguna Sepeda Motor Matic Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara)

1.2 Identifikasi Masalah

Penurunan angka penjualan serta kepercayaan akan merek Yamaha yang semakin lama semakin menurun dalam waktu dua tahun terakhir ini menunjukkan bahwa variasi produk yang ada belum bisa menyaingi dan memenuhi keinginan serta harapan dari konsumen masyarakat Indonesia, hal ini diperkuat dengan adanya penurunan tingkat kepuasan konsumen pasca pembelian produk.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut :

Berkembangnya dunia otomotif di Indonesia serta teknologi yang ada membuat banyak perusahaan semakin kompetitif dalam bersaing, maka banyak merek-merek ternama yang selalu mencoba berinovasi dan memberikan variasi baru terhadap produk yang akan diciptakan maupun pembaharuan terhadap produk yang sudah ada untuk meminimalisasikan hambatan pindah konsumen guna untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap produk maupun merek suatu perusahaan.


(31)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran variasi produk dalam membangun loyalitas pelanggan (customer loyalty).

2. Bagaimana gambaran hambatan berpindah (switching barrier) dalam mem-bangun loyalitas pelanggan (customer loyalty).

3. Seberapa besar pengaruh variasi produk dan hambatan berpindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan (customer loyalty).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1 Gambaran variasi produk dalam membangun loyalitas pelanggan (customer loyalty)

2 Gambaran hambatan pindah (switching barrier) dalam membangun loyalitas pelanggan (customer loyalty)

3 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi produk dan hambatan pin-dah (switching barrier) dalam membangun loyalitas pelanggan (customer loyalty)


(32)

1.5 Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya mengenai pengaruh variasi produk dan switching barrier (hambatan pindah) terhadap loyalitas pelanggan sepeda motor matic Yamaha. 2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen PT Yamaha Motor Indonesia mengenai variasi produk dan hambatan berpindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan bagi PT Yamaha Motor Indonesia dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan variasi produk dan hambatan berpindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan sepeda motor Yamaha.


(33)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh variasi produk dan hambatan pindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah variasi produk (X1) yang meliputi ukuran, harga, tampilan dan hambatan pindah (switching barrier) (X2) yang meliputi hambatan waktu, hambatan biaya dan hambatan usaha. Variabel terikat (dependent variable) adalah loyalitas pelanggan (Y) yang meliputi pembelian ulang secara berkala, membeli produk lain dari produsen yang sama, referensi produk.

Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengguna sepeda motor matic merek Yamaha di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara, maka hal-hal yang akan dianalisis adalah yang berhubungan dengan pengaruh variasi produk dan hambatan pindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian


(34)

yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan”. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai analisis variasi produk dan hambatan pindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan merek sepeda motor matic Yamaha. Adapun penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini bertujuan untuk menguji pengaruh variasi produk dan hambatan pindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan sepeda motor matic Yamaha.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Selain itu, karena penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husain Umar (2008:45) metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi


(35)

dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2009:96), menjelaskan bahwa, “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:58) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi variasi produk dan hambatan pindah (switching barrier) terhadap loyalitas pelanggan. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah variasi produk (X1) yang meliputi ukuran, harga, tampilan dan hambatan pindah (switching barrier) (X2) yang meliputi hambatan waktu, hambatan biaya dan hambatan usaha. Variabel terikat (dependent variable) adalah loyalitas pelanggan (Y) yang meliputi pembelian ulang secara berkala, membeli produk lain dari produsen yang sama, referensi produk.


(36)

Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:

TABEL 3.1

OPERASINALISASI VARIABEL PENELITIAN Variabel/Konsep Sub

Variabel

Konsep Empiris

No Item

Indikator Ukuran Skala

Variasi Produk (X1) Suatu unit khusus

dalam suatu merek atau lini

produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula stockkeeping

unit atau variasi produk

(Fandy Tjiptono 2008:97)

Ukuran Ukuran Produk Tingkat variasi ukuran body produk sepeda motor matic

Interval C1 Tingkat variasi keragaman ukuran bagian produk sepeda motor matic

Interval C2

Harga Harga

Produk

Harga pembelian awal produk sepeda motor

matic Interval C3

Harga promosi produk yang ditawarkan

Interval C4 Harga sesuai

dengan kualitas produk yang

ditawarkan Interval C5

Tampilan Tampilan Produk

Tingkat variasi warna produk sepeda motor matic

Interval C6 Tingkat

variasi tema produk sepeda motor matic

Interval C7 Tingkat


(37)

produk sepeda motor matic

Interval C8 Tingkat

variasi fitur pada produk sepeda motor matic

Interval C9 Tingkat

variasi tipe produk sepeda motor matic

Interval C10

Hambatan pindah (switching

barrier)

(X2) Hambatan pindah (switching barriers) adalah pembebanan konsumen terhadap sumberdaya dan kesempatan yang diperlukan bila ia

pindah atau pembatas terhadap tindakan untuk pindah (Ranaweera dan Prabhu, 2003) Hambatan waktu Waktu Pemakaian Lamanya waktu pemakaian sepeda motor

Interval C11

Hambatan Biaya Harga beli (mahal/ murah) Tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek sepeda motornya.

Interval C12 Kualitas Harga Jual Interval C13

Hambatan Usaha Rasa peduli perusahaan terhadap pelanggan Loyalitas Tingkat rasa kepedulian antara perusahaan dengan pelanggak tingkat loyalitas

Interval C14

Loyalitas pelanggan (Y) Merupakan bagian penting dalam meraih loyalitas Pembelian ulang secara berkala Keinginan Psikologis Tingkat keinginan

konsumen Interval C15 Kebanggaan Pengalaman

dan manfaat

Interval C16 Membeli produk lain ketertarikan konsumen Variasi produk sepeda


(38)

diharapkan. Variabel ini dibangun oleh tiga dimensi meliputi pembelian ulang, membeli produk lain dari produsen

yang sama dan referensi produk

Griffin (2008:33)

produsen yang sama

Interval C17 Inovasi

produk sepeda

motor matic Interval C18

Refrensi produk Diketahui oleh konsumen Iklan produk sepeda motor

matic Interval C19

Brosur produk sepeda motor matic

Interval C20

Sumber dari data yang diolah

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Bila dilihat dari sumber datanya maka sumber data dapat menggunakan data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada responden langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari


(39)

buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian.

Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Jenis Data Kategori Data Sumber Data

1 Sekunder Volume Penjualan

sepeda motor di Indonesia

http://edorusyanto.files.wordpress.com

2 Sekunder Pasardan Pertumbuhan

sepeda motor di indonesia

: https://edorusyanto.wordpress.com

3 Sekunder Penjualan sepeda motor

di Indonesia

AISI dan kompas.com

4 Sekunder Penjualan sepeda motor

matic

motoroda.wordpress.com

5 Sekunder Pangsa-pasar seped

amotor matic di indonesia

edorusyanto.wordpress.com

6 Primer Tabel variasi produk

sepeda motor matic

Diolah dari AISI, Yamaha, Honda, Kawasaki, Suzuki, Tvs.com

7 Sekunder Tingkat kepuasan

konsumen merek sepeda motor matic

Majalah SWA SEMBADA No 21/XXVI/4/2013

8 Sekunder Data polling

perpindahan sepeda motor lain ke sepeda motor matic

:http://www.aisi.or.id/statistic/

9 Sekunder Data keluhan

Yamaha

Dealer Yamaha Hujung Cimahi

10. Primer Tanggapan

Responden terhadap Variasi Produk

Hasil Pengolahan Data 2014

11. Primer Tanggapan

Responden Terhadap

Switching Barrier

Hasil Pengolahan Data 2014

12. Primer Tanggapan

Responden Terhadap Loyalitas Pelanggan

Hasil Pengolahan Data 2014


(40)

3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna sepeda motor Yamaha di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara.

TABEL 3.3

POPULASI PENGGUNA MOTOR YAMAHA MATIC PRODUKSI 2012-2013

(Wilayah Pemasaran Kelurahan Citeureup Cimahi Utara)

Sumber : Yamaha Corporation Dealers Cimahi Ind.

Tabel 3.3 menunjukkan terdapat sebanyak 708 orang yang menggunakan sepeda motor matic merek Yamaha di Kelurahan Citeureup Cimahi Utara tahun produksi 2012-2013.

Produk Tahun Jumlah

Mio GT 2013 66

Mio J CW FI 2012 45

Mio J CW FI Teen 2012 62

Mio J FI 2013 45

Mio Soul 2013 46

Mio Sporty CW 2012 27

Soul GT 2013 87

Fino Classic 2013 73

Fino Fashion 2012 66

Fino Sporty 2012 47

X-Ride 2013 56

Xeon RC 2012 88


(41)

3.2.4.2 Sampel

Agar memperoleh sampel dari populasi sampel yang reprensentative (mewakili), maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:

1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia.

Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010:116) : Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif.

Agar memperoleh sampel yang representative (mewakili) dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran


(42)

ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2 1 Ne

N n

 

Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Margin error (tingkat kesalahan) 10% = (0,1)

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :

n = 708 1+708x0,12

n = 708 1 + 7,08

n = 708 8,08

n = 87,6237624 = 88 (hasil pembulatan)

Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti adalah sebanyak 88 orang.

Sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berjumlah 88 orang responden.


(43)

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2010:116) mengemukakan bahwa: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Menurut Ulber Silalahi (2009:236):

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Penelitian ini penulis menggunakan teknik cluster random sampling. Menurut Margono (2010:119) Teknik ini digunakan bilamana tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.” Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek


(44)

dengan menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana melalui teknik ini dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti.

2. Kuesioner (angket)

Angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:151) yang menyatakan bahwa ”Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden pada sepeda motor matic merek Yamaha. Langkah-langkah pengusunan angket adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b. Merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawabannya.

Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang telah disediakan, sehingga responden hanya memilih alternatif jawab yang tersedia.


(45)

3. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti.

4. Wawancara

Wawancara yaitu dengan melakukan pertanyaan secara lisan dalam pertemuan tatap muka langsung terhadap individu atau kelompok yang sedang diteliti, dalam hal ini wawancara dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Wawancara terstruktur, yang digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpulan datanya.

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2010:172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.


(46)

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa: Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pernyataan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval.Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010:248)

Rumus 3.1 Korelasi Product Moment Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

2


(47)

n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:

TABEL 3.4

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2 1

2 r n r t

 

 (Sugiyono 2010:250)

Dimana :

r = Korelasi yang ditentukan n = Jumlah sampel

t = t hitung

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:


(48)

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi

2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid 3. Jika thitung ttabel maka instrumen tidak valid

4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapati nilai rtabel sebesar 0,374.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel praktik kerja index kekuatan pemasok berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Jumlah pertanyaan untuk variabel X1 adalah 19, terdapat pertanyaan yang tidak valid, sehingga yang valid hanya 18 item. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X1 (VARIASI PRODUK)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Ukuran

1. Ukuran jok produk sepeda motor matic Yamaha yang

telah ditentukan sesuai dengan yang diharapkan 0.593 0.374 Valid 2. Ukuran bagasi produk sepeda motor matic Yamaha yang

telah ditentukan sesuai dengan yang diharapkan 0.543 0.374 Valid 3. Ukuran deck produk sepeda motor matic Yamaha yang

telah ditentukan sesuai dengan yang diharapkan 0.545 0.374 Valid 4. Ukuran body produk sepeda motor matic Yamaha yang

sudah ditentukan sesuai dengan yang diharapkan 0.611 0.374 Valid Harga

5. Tingkat ketertarikan anda terhadap harga pembelian awal

produk sepeda motor matic Yamaha 0.434 0.374 Valid

6. Tingkat ketertarikan anda terhadap harga promosi yang


(49)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

7. Tingkat ketertarikan anda terhadap kesesuaian harga

dengan kualitas produk sepeda motor matic Yamaha 0.385 0.374 Valid 8. Tingkat ketertarikan anda terhadap keterjangkauan harga

produk sepeda motor matic Yamaha 0.543 0.374 Valid

Tampilan

9. Anda menyukai warna sepeda motor matic Yamaha 0.534 0.374 Valid 10. Anda menyukai perpaduan warna sepeda motor matic

Yamaha 0.570 0.374 Valid

11. Anda menyukai tema sepeda motor matic Yamaha karena

sudah sesuai yang diharapkan 0.653 0.374 Valid

12. Anda menyukai perpaduan stiker pada warna sepeda

motor matic Yamaha karena terlihat menarik 0.560 0.374 Valid 13. Tingkat kepuasan anda terhadap fitur smart lock system

pada produk sepeda motor matic Yamaha 0.587 0.374 Valid 14. Tingkat kepuasan anda terhadap fitur smart stand switch

pada produk sepeda motor matic Yamaha 0.419 0.374 Valid 15. Tingkat kepuasan anda terhadap fitur smart key shutter

pada produk sepeda motor matic Yamaha 0.400 0.374 Valid 16. Tingkat ketertarikan anda terhadap desain speedometer

produk sepeda motor matic Yamaha 0.403 0.374 Valid

17. Tingkat ketertarikan anda terhadap desain lampu produk

sepeda motor matic Yamaha 0.445 0.374 Valid

18. Tingkat ketertarikan anda terhadap desain body

keseluruhan produk sepeda motor matic Yamaha 0.521 0.374 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen Variabel X1 (variasi produk) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator tampilan dengan item pernyataan anda menyukai tema sepeda motor matic Yamaha karena sudah sesuai yang diharapkan mendapat nilai 0,653, sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator harga untuk pernyataan tingkat ketertarikan anda terhadap kesesuaian harga dengan kualitas produk sepeda motor matic Yamaha dengan nilai 0,385.


(50)

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X2 (SWITCHING BARRIER)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Hambatan Waktu

1. Lamanya waktu pemakaian sepeda motor matic dalam

satu hari 0.380 0.374 Valid

2. Anda rutin melakukan service sepeda motor matic

Yamaha anda secara berkala 0.580 0.374 Valid

Hambatan Biaya 3.

Anda puas dengan harga beli sepeda motor matic Yamaha 0.481 0.374 Valid 4. Anda puas dengan tawaran cash back saat pembelian

sepeda motor matic Yamaha 0.508 0.374 Valid

5. Anda puas dengan bunga cicilan yang ditawarkan saat

pembelian sepeda motor matic Yamaha 0.546 0.374 Valid

6. Anda puas dengan harga jual kembali sepeda motor matic

Yamaha 0.521 0.374 Valid

7. Anda puas dengan penawaran cicilan sepeda motor matic

Yamaha 0.618 0.374 Valid

8. Anda puas dengan penawaran uang muka sepeda motor

matic Yamaha 0.526 0.374 Valid

Hambatan Usaha

9. Andapuas dengan garansi sepeda motor matic Yamaha 0.477 0.374 Valid 10. Tingkat kepercayaan anda terhadap merek sepeda motor

matic Yamaha 0.693 0.374 Valid

11.

Tingkat kepercayaan anda terhadap usaha perusahaan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan sepeda motor matic Yamaha

0.714 0.374 Valid 12. Anda puas dengan ketersediaan suku cadang sepeda motor

matic Yamaha 0.718 0.374 Valid

13. Anda puas dengan ketersediaan bengkel dan showroom

resmi sepeda motor matic Yamaha 0.529 0.374 Valid

14. Anda puas dengan pelayanan bengkel resmi sepeda motor

matic Yamaha 0.625 0.374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel (Switching Barrier) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator hambatan usaha dengan item pernyataan Anda puas dengan ketersediaan suku cadang sepeda motor matic Yamaha yang bernilai 0,718 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator


(51)

hambatan waktu yang bernilai 0,380 dengan pertanyaaan Lamanya waktu pemakaian sepeda motor matic dalam satu hari.

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y (LOYALITAS PELANGGAN)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Pembelian ulang secara berkala

1. Sepeda motor matic Yamaha anda sudah sesuai dengan

harapan 0.536 0.374 Valid

2.

Sepeda motor matic Yamaha anda saat ini lebih baik dibandingkan dengan sepeda motor matic anda yang

sebelumnya 0.637 0.374

Valid

3. Sepeda motor matic Yamaha anda saat ini cukup

membantu kegiatan anda saat beraktifitas 0.686 0.374 Valid Membeli produk lain dari produsen yang sama

4. Tingkat ketertarikan anda terhadap variasi sepeda motor

matic Yamaha 0.753 0.374 Valid

5. Tingkat ketertarikan anda terhadap model velg sepeda

motor matic Yamaha 0.760 0.374 Valid

6. Tingkat ketertarikan anda terhadap inovasi tekhnologi

mesin sepeda motor matic Yamaha 0.689 0.374 Valid

7. Tingkat ketertarikan anda terhadap inovasi sistem

keamanan sepeda motor matic Yamaha 0.714 0.374 Valid

Referensi Produk

8. Anda tertarik dengan promosi iklan sepeda motor matic

Yamaha 0.694 0.374 Valid

9. Tingkat keefektifan icon/artis sebagai daya tarik promosi

sepeda motor matic Yamaha 0.639 0.374 Valid

10. Anda tertarik dengan event promosi sepeda motor matic

Yamaha 0.700 0.374 Valid

11. Anda tertarik dengan hadiah/bonus yang didapat setelah

membeli produk sepeda motor matic Yamaha 0.640 0.374 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen variabel Y (Loyalitas Pelanggan) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator Membeli produk lain dari produsen yang sama dengan item pernyataan Tingkat ketertarikan anda terhadap model velg sepeda motor matic Yamaha yang bernilai 0,760 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator pembelian ulang secara berkala yang bernilai


(52)

0.536 Dengan pertanyaan Sepeda motor matic Yamaha anda sudah sesuai dengan harapan.

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Menurut Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagaialat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.”

Apabila suatu instrumen dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan cronbach alpha. Rumus cronbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

              

2 2 1 1 11 t b

s

s

r

k k


(53)

Rumus 3.2 Cronbach Alpha Keterangan:

11

r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2 t

s

= Deviasi standar total

2

s

b = Jumlah deviasi standar butir

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar yang digunakan adalah sebagai berikut :

 

1

2 2

2

    

n N

x X

s

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan: N = Jumlah sampel n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

2

s

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1 Jika koefisian internal seluruh item rhitungrtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2 Jika koefisian internal seluruh item rhitung<rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.


(54)

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yang bernilai 0,361hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.8 berikut ini :

TABEL 3.8

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Variasi Produk 0,834 0,374 Reliabel

2 Switching Barrier 0,828 0,374 Reliabel 3 Loyalitas pelanggan 0,882 0,374 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1Teknik Analisis Data

Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun data

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui


(55)

karakteristik responden digunakan rumus presentase sebagai berikut:

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul

3. Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) Memberi skor pada setiap item

b) Menjumlahkan skor pada setiap item

c) Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

d) Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik. Adapun metode analisis verifikatif.

e) Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis analitical (explanatory), maka dilakukan analisis regresi linier. Karena penelitian ini menganalisis tiga variabel, yaitu variasi produk (X1), switching barrier (X2), dan loyalitas pelanggan (Y), maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.


(56)

3.2.7.2Rancangan Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010:147) menyatakan analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Di dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian, antara lain :

1. Analisis deskriptif variasi produk

Variabel X1 terfokus tentang variasi produk yang terdiri dari ukuran, harga, dan tampilan.

2. Analisis deskriptif switching barrier

Variabel X2 terfokus tentang hambatan pindah (switching barrier) yang terdiri dari hambatan waktu, hambatan biaya, hambatan usaha. 3. Analisis deskriptif loyalitas pelanggan

Variabel Y terfokus tentang loyalitas pelanggan yang terdiri dari pembelian ulang secara berkala, membeli produk lain dari produsen yang sama, referensi produk.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk Tabel 3.9 sebagai berikut:


(57)

TABEL 3,9 TABEL PENAFSIRAN

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber : Arikunto (2010:246)

3.2.7.3Rancangan Analisis Verifikatif

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat analisis variasi produk (X1) dan switching barrier (hambatan pindah) (X2) terhadap loyalitas pelanggan (Y) yaitu menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas variasi produk dan switching barrier (hambatan pindah) (X) terhadap loyalitas pelanggan (Y), baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Sugiyono (2008:138-139):

Skala semantic differensial digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak pada bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Responden yang memberikan penilaian dengan angka 7, berarti sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban angka 1 berarti persepsi responden terhadap pernyataan itu sangat negatif.

Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri 7 kategori sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperlihatkan pada Tabel 3.10.


(1)

172

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pelaksanaan variasi produk dan switching barrier terhadap loyalitas pelanggan yaitu:

1. Pelaksanaan ide kreatif dalam menciptakan variasi produk telah terbukti mampu dikembangkan dan dipasarkan dengan baik oleh perusahaan, namun masih ada beberapa penilaian responden pengguna sepeda motor matic Yamaha yang dinilai kurang, yaitu pada dimensi ukuran. Hal ini dapat ditingkatkan dengan menambah varian baru yang lebih mendekati selera pasar, serta dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan para penggunanya sehingga mampu manjadi alternatif pilihan produk bagi pengguna sepeda motor matic Yamaha.

2. Hambatan biaya merupakan indikator dalam switching barrier yang berada pada kategori terendah. Rendahnya indikator hamabatan biaya perlu diperbaharui dengan meminimalisasikan biaya yang harus dikelurkan oleh pengguna demi terjaganya loyalitas pengguna sepeda motor matic Yamaha dengan perusahaan selaku produsen utama.

3. Dalam loyalitas pelanggan terdapat indikator yang berada pada kategori terendah. Rendahnya pembelian secara berkala perlu diperbaharui dengan tetap menjaga dan memperhatikan keinginan serta kebutuhan pengguna sepeda motor matic Yamaha selaku pelanggan demi terciptanya loyalitas yang yang lebih baik lagi.


(2)

173

4. Hasil penelitian menyatakan bahwa variasi produk dan switching barrier berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan, maka penulis menyarankan agar perusahaan tetap menjaga dan memaksimalkan adanya variasi produk dan switching barrier demi terjaganya loyalitas pengguna sepeda motor matic Yamaha. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai variasi produk dan switching barrier tetapi dengan indikator dan objek yang berbeda.

5. Sebagai bahan rekomendasi bagi perusahaan dalam melakukan variasi produk dan switching barrier untuk menjaring pembeli dan pengguna baru, sebaiknya pelaksanaan variasi produk dan switching barrier dilakukan dengan dukungan dari iklan dan promosi sehingga pelaksanaannya tidak hanya mempengaruhi keputusan pengguna sepeda motor matic Yamaha saja, tetapi juga kepada masyarakat umum.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buchari, Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

David R Fred. 2011.Strategic Management 13th Edition. New Jearsey. Pearson . 2010. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta. Salemba Empat Fandy, Tjiptono. 2010. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: PT ANDI Offset

Julander Claes-Robert, Sonderlund Magnus. 2003. Effects of Switching Barriers on Satisfaction, Repurchase Intentions and Attitudinal Loyalty, SSE/EFI Working Paper Series in Business Administration.

Griffin, Ricky W. And Ronnald J ebert. 2008. Business 8th edition. New Jersey: Analysis Customer Loyalty

Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty. Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. (Edisi Revisi). Jakarta: Erlangga

Gremler & Brow. 2008. Bangladeshi MobilePhone Operator Industy. Journal Analysis Customer Loyalty

Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2012. Principles Of Marketing, 14th Edition Pearson International Edition. New Jersey: Prentice Hall

Kotler, Philip & Kevin L Keller. 2012. Marketing Management. 14th Global Edition. Pearson Edition. Pearson Education International

Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14E. New Jersey: Prentice Hall

Kotler, Philip, John T. Bowen, and James C. Makens. 2011. Marketing for Hospitality and Tourism Fifth Edition. Pearson

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Lovelock, Christoper and Wirtz Jochen. 2011. Service Marketing: People, Technology, Strategy. 7th Edition. Edition. New Jersey: Pearson.

Lupiyoadi. R., Hamdani. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa: Salemba Empat. Ratih Hurriyati. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta


(4)

Schiffman, Leon. G, dan Kanuk Leslie Lazar. 2007. Consumer Behavior. Upper Saddle, River, New Jersey: Pearson Education

Valenzuela et. al. 2012. The effect of switching barrier typeson customer loyalty. International review of business research Vol.1 No2 Mey 2011Pp. 30-44 Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 5). Jakarta. PT. Rineka Cipta

Darmmesta. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta. Liberty. Basu, Swastha. 2007. Manajemen Pemasaran dan Analisa Perilaku Konsumen.Yogyakarta. BPFE

Sutisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung. Rosda Karya

Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen. Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Susanto, A.B dan Wijanarko, Himawan. 2004. Power Branding (Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya) Jakarta. PT Mizan Publika. Sutisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung.

Rosda Karya.

Suguyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Suyanto. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia.Yogyakarta.

Andi.Teunter, Linda H. 2002. “ Analysis of Sales Promotion Effects on Household

Purchase Behavior ”. Rotterdam: Journal of The Erasmus Research Insti

tute of Management (ERIM).

Uma, Sekaran, Roger Bougie. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building.

Kotler, Philip, & Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi ketigabelas. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia

Lovelock, Christopher.H dan Wright, Lauren.K. 2012. Manajemen Pemasaran Jasa.Indeks.Hal 102.

Steven P. Schnaars. 2009. Marketing Strategy: a Customer Driven Approach, The Free Press. Mac Millan Inc. New York.


(5)

Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Suyanto, M. 2008. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta. PT. ANDI Offset.

Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta. Graha Ilmu. Thamrin, Abdullah & Tantri, Francis.2012. Manajemen Pemasaran. Depok.

Rajawali Pers.

Warren, Reeve, Fess. Penerjemah Aria Farahmita, Amarugrahi, dan Taufik Hendrawan. 2006. Accounting Pengantar Akuntasi Buku I Edisi 21. Jakarta. Salemba Empat


(6)

Internet :

http://motoroda.wordpress.com/ edorusyanto.wordpress.com

http://edorusyanto.files.wordpress.com www.yamaha-motor.co.id

Majalah :


Dokumen yang terkait

Pengaruh Hambatan Berpindah (Switching Barrier) Terhadap Loyalitas Pelanggan Handphone Nokia Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3 71 95

Pengaruh Hambatan Berpindah (Switching Barrier) Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu Simpati (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara)

5 47 79

Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha

0 28 79

Analisis pengaruh promosi, kualitas produk dan brand image motor matic Honda terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan; studi kasus pengguna sepeda motor matic Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

1 27 132

PENDAHULUAN PENGARUH BRAND COMMUNITY “Ikatan Mio-Matic Jateng-DIY(IMJD)” TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO.

0 4 12

PENDAHULUAN Pemgaruh Kualitas Produk, Harga, Citra Merek dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Motor Matic di Purwodadi (Study Kasus Pada Konsumen Pengguna Yamaha Motor Matic di Purwodadi).

0 3 8

DAFTAR PUSTAKA Pemgaruh Kualitas Produk, Harga, Citra Merek dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Motor Matic di Purwodadi (Study Kasus Pada Konsumen Pengguna Yamaha Motor Matic di Purwodadi).

0 7 5

PENGARUH KUALITAS PRODUK, PROMOSI, FAKTOR SOSIAL DAN FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC YAMAHA MIO (STUDI PADA YAMAHA AGUNG MOTOR SEMARANG)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION DI KOTA MALANG ipi188736

0 0 13

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK BERBASIS PELANGGAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK SEPEDA MOTOR MATIC (Studi Kasus pada Mahasiswa Unika Soegijapranata Pengguna Sepeda Motor Matic) - Unika Repository

0 0 16