KEANEKARAGAMAN LICHENES DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN DAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN.

(1)

KEANEKARAGAMAN LICHENES DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN DAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN

Oleh :

Eva Tantri

NIM 409220012

Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 21 April 1991. Ayah bernama Amin Edi dan ibu bernama Tri Yanti, dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk TK Aisyiah Pulo Brayan. Kemudian pada tahun 1997 penulis masuk SD Negeri 064965 dan lulus pada tahun 2003. Pad atahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 24 Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pad atahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UNIMED). Selama kuliah penulis bergabung di BIOTA. Sebelum menyelesaikan studi, penulis pernah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Badan Standardisasi Industri (BARISTAND) Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT ats segala berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan nikmat, kekuatan serta kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini berjudul “Keanekaragaman Lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris Medan”.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimaksih atas segala bantuan yang telah diberikan, khususnya Kepada Bapak Prof. Motlan M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Bapak Tri Harsono M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi, Bapak Drs.Ashar Hasairin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini, Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, Bapak Dr. Rer. Nat. Binari Manurung, M.Si, dan Ibu Dra. Rosita Tarigan M.Pd, selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa ucapan terimakasih kepada Ayahanda Amin Edi dan Ibunda Tri Yanti yang telah memberikan dorongan moril maupun materil doa serta senantiasa memberikan semangat kepada penulis, serta adik-adik penulis Jodi Apriadi dan Aisyah Tri Afifa.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman sepenelitian Jendro M. Sitorus atas segala bantuannya, Chibi-chibi girls (Tina, Ros, Yo, Nurul) atas waktu dan semangatnya, The eyeliners (Kiki, Pela, Nina, Fitri Yani) atas pengalaman mendewasa bersama, Rendi Saputra atas doa dan dukungan nya kepada penulis. Teman seperjuangan di BIOTA ( Puput, Eri Hamid) juga Kak Silvi dan semua teman, abang, kakak, adik di BIOTA atas semua pengalaman berharganya. Bang Yusron dan Fajrin atas keceriaannya selama penelitian di Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED. Teman-teman Biologi Nondik 09 atas kebersamaannya selama 4 tahun kuliah.


(4)

Penulis menyadarai bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan materi, teknik penyajian maupun dari isinya. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terimaksih.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

Eva Tantri NIM. 409220012


(5)

KEANEKARAGAMAN LICHENES DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN DAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN

Eva Tantri (NIM : 409220012)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris Medan. Penelitian ini dilaksanakan selam 3 bulan mulai dari bulan Mei-Juli 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada dua lokasi penelitian memiliki

keanekaragaman lichenes yang berbeda dengan nilai indeks keanekaragaman (H’)

di Kawasan Industri Medan (0,13904) tergolong rendah dan di Terminal Pinang Baris (1,00572) tergolong sedang. Dari dua lokasi penelitian tersebut diperoleh 7 jenis lichenes yang terdiri dari 6 genus. Pola distribusi lichenes pada Kawasaan Industri Medan adalah berkelompok dengan nilai tertinggi 62 pada spesies Parmelia glabratula dan pada Terminal Pinang Baris 3 jenis lichenes memiliki pola distribusi mengelompok dengan nilai tertinggi 12,96 pada spesies Graphis scripta dan 3 jenis lichenes dengan pola distribusi seragam 0,43 pada spesies Opegrapha atra dan Ochrolechia tartarea. Karakter habitat yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan jenis lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris Medan berada pada suhu rata-rata (30,75°C dan 30°C), kelembaban rata-rata (75,75% dan 73,25%), intensitas cahaya (371 Joule dan 500 Joule) dan kecepatan angin (1,6 m/s dan 2,1 m/s)


(6)

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Batasan Masalah 3

1.3 Rumusan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

BAB II LANDASAN TEORITIS 5

2.1 Pengertian Keanekaragaman 5

2.2 Pengenalan Lichenes 5

2.3 Klasifikasi Lichenes 8

2.4 Struktur Lichenes 10

2.5 Reproduksi Lichenes 14

2.6 Habitat dan Penyebaran Lumut Kerak 18

2.7 Kelangkaan Lumut Kerak 20

2.8 Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lumut Kerak 21

2.9 Definisi Operasional 22

BAB III METODE PENELITIAN 23

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 23

3.2 Populasi dan Sampel 23

3.3 Alat 23

3.4 Rancangan Penelitian 24

3.5 Teknik Analisis Data 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 29


(7)

4.1.2 Terminal Pinang Baris Medan 29

4.2 Karakteristik Abiotik 30

4.2.1 Suhu dan Kelembaban Udara 30

4.3 Jenis-jenis Lichenes yang Ditemukan di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris Medan 30

4.4 Kunci Identifikasi 40

4.5 Indeks Keanekaragaman Lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris 41

4.6 Pola Distribusi Lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris 42

4.7 Karakteristik Habitat Lichenes 43

4.8 Pembahasan 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 49

5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51


(8)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 3.1 Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Kawasan Industri

Medan dan Terminal Pinang Baris Medan 25 Tabel 3.2 Sifat Fisik Media Tumbuh Jenis Lichenes di Kawasan Industri

Medan dan Terminal Pinang Baris Medan 26 Table 4.1 Jenis-jenis lichenes yang ditemukan di Kawasan Industri Medan

dan Terminal Pinang Baris Medan 30 Tabel 4.2 Nilai Indeks Keanekaragaman Lichenes Pada Seluruh Plot di

Kawasan Industri Medan 41

Tabel 4.3 Nilai Indeks Keanekaragaman Lichenes Pada Seluruh Plot di

Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 42 Tabel 4.4 Tabel Pola Distribusi Lichenes di Kawasan Industri Medan

dan Terminal Pinang Baris 43 Tabel 4.5 Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan di Kawasan Industri Medan


(9)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Acarospora sp. 11

Gambar 2.2 Haemmatoma accolens 11

Gambar 2.3 Physcia aipolia 11

Gambar 2.4 Xantoria elegans 11

Gambar 2.5 Ramalina stenospora 12

Gambar 2.6 Psora pseudorusselli 12

Gambar 2.7 Cladonia carneola 12

Gambar 4.1 Morfologi Graphis scripta 31

Gambar 4.2 Anatomi Graphis scripta 32

Gambar 4.3 Morfologi Opegrapha atra 33

Gambar 4.4 Anatomi Opegrapha atra 33

Gambar 4.5 Morfologi Ochrolechia tartarea 34

Gambar 4.6 Anatomi Ochrolecia tartarea 34

Gambar 4.7 Morfologi Phamelia glabratula 35

Gambar 4.8 Anatomi Pharmelia glabratula 35

Gambar 4.9 Morfologi Parmelia saxatilis 36

Gambar 4.10 Anatomi Parmelia saxatilis 37

Gambar 4.11 Morfologi Pertusaria amara 38

Gambar 4.12 Anatomi Pertusaria amara 38

Gambar 4.13 Morfologi Solenosphora candicans 39


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Tabel Hasil Pengamatan Jenis Lichenes dan Keterangan Pohon

Induk di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 54

Lampiran 2. Tabel Hasil Pengamatan Jenis Lichenes dan Keterangan Pohon Induk di Kawasan Industri Medan (KIM) 55

Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan Substrat Tumbuh Lichenes di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 56

Lampiran 4. Tabel Hasil Pengamatan Substrat Tumbuh Lichenes di Kawasan Industri Medan 58

Lampiran 5. Perhitungan data vegetasi lichenes di Kawasan Industri Medan 60

Lampiran 6. Perhitungan data vegetasi lichenes di kawasan Terminal Pinang Baris 63

Lampiran 7. Kondisi fisik-kimia lingkungan (karakteristik habitat) 68

Lampiran 8. Peta Lokasi Penelitian di Kawasan Terminal Pinang Baris 69

Lampiran 9. Peta Lokasi Penelitian di Kawasan Industri Medan 70


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tumbuhan hidup di bumi ini memiliki beraneka ragam jenis dan bentuk. Tumbuhan adalah sebagai produsen, artinya sebagai penyedia sumber makanan bagi seluruh makhluk hidup. Hal ini dapat terjadi karena tumbuhan merupakan organisme autotrof sehingga mampu menciptakan makanannya sendiri. Selain sebagai produsen, tumbuhan juga sebagai pencegah terjadinya bencana-bencana tertentu, misalnya banjir. Tumbuhan memiliki macam yang beragam, mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar, yang hidup di darat hingga di laut. Secara umum, dalam biologi tumbuhan dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu tumbuhan rendah dan tumbuhan tinggi. tumbuhan tinggi merupakan tumbuhan yang memiliki biji dan pembuluh pengangkut. Sedangkan tumbuhan rendah adalah tumbuhan yang tidak memiliki berkas pengangkut. Tumbuhan rendah yang banyak dikenal secara luas misanya lumut, lumut kerak, dan jamur (Anonim, 2012).

Lichenes adalah kumpulan antara fungi dan alga, tetapi sedemikian rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Lichenes dapat kita temukan sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut sebagai endolitik. Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia. Tercatat bahwa terdapat 12 genus dari divisi alga biru-hijau (Chyanophyceae) dan 21 dari alga hijau (Chlorophyta). Pada umumnya genus yang termasuk dalam Cyanobacteria adalah Nostoc, Gloeocapsa, dan Rivularia, sedangkan yang


(12)

2

termasuk alga hijau diantaranya Protococcus, Trentepohlia, dan Cladophora (Hasairin, 2012).

Lichenes dapat tumbuh baik pada kondisi-kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, seperti di gurun pasir, di antartika yang mempunya temperature di bawah 0˚C. perbedaan geografis menghasilkan banyak variasi jenis lichenes. Lichenes terkenal akan kepekaannya akan kondisi alam tempat hidupnya , apabila terdapat gas polusi maka lichenes tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Hawksworth, 1984). Lumut kerak atau lichen adalah salah satu organisme yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini disebabkan lichen sangat sensitif terhadap pencemaran udara, memiliki sebaran geografis yang luas (kecuali di daerah perairan), keberadaannya melimpah, sesil, perennial, memiliki bentuk morfologi yang relatif tetap dalam jangka waktu yang lama dan tidak memiliki lapisan kutikula sehingga lichen dapat menyerap gas dan partikel polutan secara langsung melalui permukaan talusnya. Penggunaan lichen sebagai bioindikator dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan alat atau mesin indikator ambien yang dalam pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar dan penanganan khusus. Struktur morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara. Jenis lichen yang toleran dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi lingkungan yang udaranya tercemar. Sementara itu, jenis lichen yang sensitif biasanya tidak dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas udara yang buruk. Perbedaan sensitifitas lichen terhadap polusi udara berkaitan erat dengan kemampuannya mengakumulasi polutan (Panjaitan, 2012).

Berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor yang di acu dalam Suwarso (1995), lichenes di Indonesia berjumlah 40.000 spesies, namun belum banyak peneliti di Indonesia yang menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk meneliti lichenes di Indonesia masih terbuka luas dan berpotensi. Kenyataan yang diketahui dan ditampilkan dalam buku-buku biologi memperlihatkan bahwa hanya beberapa spesies saja yang dikenal. Selain jenis, manfaat lichenes juga belum


(13)

3

banyak diulas. Adapun manfaat lichenes yang diketahui diantaranya sebagai tumbuhan obat, bahan makanan dan pakan ternak, bahan pembuat parfum, mendeterminasi umur bebatuan, bahan/preparat pewarnaan dan lain-lain (Dube, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian Soedaryanto yang menemukan 3 jenis lumut kerak pada daerah yang relatif tercemar dan 7 jenis lumut kerak pada daerah kontrol di Denpasar, Bali (Pratiwi, 2006). Hasil penelitian Panjaitan (2012) menemukan 20 jenis lichenes di daerah dengan kepadatan kendaraan tinggi, sedang dan rendah di kota Pekanbaru. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Keanekaragaman Lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris”.

1.2 Batasan Masalah

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada keanekaragaman jenis lichenes di kawasan Terminal Pinang Baris dan Kawasan Industri Medan.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah keanekaragaman lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris?

2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris?

3. Bagaimanakah pola distribusi lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris?

4. Bagaimanakah karakteristik ekologi (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichenes yang terdapat di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris?


(14)

4

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keanekaragaman lichenes di Kawasan Industri Medan

dan Terminal Pinang Baris

2. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris

3. Untuk mengetahui pola distribusi lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris

4. Untuk mengetahui karakteristik ekologi (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichenes yang terdapat di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menginformasikan tentang keanekaragaman jenis lichenes yang tumbuh di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris Medan.

2. Sebagai pangkalan data dan sumber data pendukung atau refrensi tambahan bagi peneliti lain serta peneliti lanjutan tentang lichenes.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ditemukan 7 jenis lichenes pada tegakan pohon mahoni. Di Kawasan

Industri Medan di temukan 2 jenis lichenes yaitu, Parmelia glabratula dan Parmelia saxatilis. Di Terminal Pinang Baris ditemukan 6 jenis lichenes yaitu, Graphis scripta, Pertusaria amara, Ochrolecia tartarea, Opegrapha atra, Parmelia saxatilis dan Solenosphora candicans.

2. Kawasan terminal pinang baris medan memiliki nilai indeks keanekaragaman yang sedang dengan nilai H’ = 1,00572 dan untuk derah kawasan industri medan memiliki indeks keanekaragamn yang tergolong rendah dengan H’ = 0,13904.

3. Seluruh jenis lichenes yang ditemukan di kawasan industri medan memiliki pola penyebaran mengelompok. Untuk kawasan pinang baris 3 jenis lichenes memiliki pola penyebaran mengelompok dan 3 jenis lichenes memiliki pola penyebaran seragam

4. Kondisi fisik-kimia habitat di kawasan industri medan dan terminal pinang baris medan adalah suhu rata-rata 30,75°C dan 30°C dengan kelembaban rata-rata 75,75% dan 73,25% , intensitas cahaya 371 Jooule dan 500 Joule serta kecepatn angin 1,6 m/s dan 2,1 m/s.


(16)

5.2 Saran

1. Faktor fisik-kimia lingkungan yang diukur pada penelitian ini masih perlu ditambahakan lagi untuk melihat faktor-faktor lainnya yang mungkin juga memiliki pengaruh yang nyata terhadap kehadiran lichenes disuatu tempat. Misalnya curah hujan, arah angin, ketinggian tempat, pH tanah dan pH kulit pohon.

2. Penelitian lanjutan lichenes dengan aspek kajian yang berbeda masih perlu dilakukan. Baik menyangkut lichenes sebagai bioindikator pencemaran udara, rona lingkungan yang berbeda, biokimia atau metabolit sekunder lichenes karena selain mendapat manfaat langsung dari lichenes, data-data ini nantinya sangat diperlukan sebagai sumber refrensi pendukung untuk mengidentifikasi lichenes di laboratorium.


(17)

1

DAFTAR PUSTAKA

Aleopoulos, C., Mims, (1979), Introductory Mycology, Third Edition, John Willey and Bons, Inc. New York.

Anonim, (2012), Keanekaragaman Lumut, Lichen dan Jamur, http://syaiful119. blogspot.com/2012/12/kkl-jilid-ii-keanekaragaman-lumut.html (diakses Agustus 2013)

Anonim, (2011), Keanekaragaman Makhluk Hidup, http://tititurmila.blogspot. com/2011/12/macam-macam-mahluk-hidup.html (diakses Agustus 2013) Anonim, (2013), Parmeliacea,

http://www.dorsetnature.co.uk/pages-lichen/lch-29.html (diakses Juli 2013)

Baron, G., (1999), Understanding Lichens, The Richmond Publishing Co.ltd., England.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell, (2003), Biologi, edisi Kelima Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Chandra, R.H., (2010), Lumut Kerak (Lichenes), http://raflesiana.blogspot.com/2010/12/lumut-kerak-lichenes.html (diakses Februari 2013)

Dube, H., C., (2006), An Introduction to Fungi, Third Edition, New Delhi, Department of Life Sciences Bhavnagar University, Vicas Publishing House PVT LTD.

Faisal, (2008), Identifikasi Jenis-Jenis Lichenes Sebagai Indikator Pencemaran Udara Asap Kendaraan Bermotor di Hutan Lindung Aek Nauli-Parapat Kabupaten Simalungun., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Fink, B., (1961), The Lichen Flora of The United States, Michigan, The University of Michigan Press.

Hasairin, A., (2012), Taksonomi Tumbuhan Rendah (Thalophyta dan Kormophyta Berspora), Medan, FMIPA, Unimed, Medan.

Hawksworth, D., L., (1984), The Lichen-FormingFUngi, Champman and Hall Publisher, New York

Istam, Y.C., (2007), Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator Pencemaran Udara Di Kebun Raya Bogor Dan Hutan Manggala Wana Bhakti., Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan)


(18)

2

Lubis, S.R.,(2009), Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara, Skripsi, FMIPA, USU, Medan. (Tidak dipublikasikan) Lukmana, W., (2012), Keanekaragaman Jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon

Rasmala (Altingia excels) Di Tahura Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan )

Maria, F., (2013), Analisis Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor Di Kota Medan Tahun 2012, Skripi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, USU, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Noer, I.S., (2004), Bioindikator Sebagai Alat Untuk Menengarai Adanya Pencemaran Udara, Forum Komunikasi Lingkungan III, Kamojang, Bandung.

Panjaitan, D.M., Fitmawati, Atria, M., (2012), Keanekaragaman Lichen Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, FMIPA Universitas Riau, Riau.

Prasetyo, T.I., Hastuti , U.S., (1992), Lichens sebagai salah satu alternatif dalam penanggulangan polusi logam berat, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA IKIP, Malang. Makalah disajikan pada pertemuan ilmiah tahunan perhimpunan Mikrobiologi Indonesia.Bandung.

Pratiwi, M.E., (2006), Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tidak dipublikasikan( Pandey, S., N., P S Trivedi, (2006), A Textbook of Botany, Eleventh Edition,

Vikas Publishing House PVT LTD, New Delhi.

Siallagan, Z.L., (2012), Keanekaragaman Jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon Pinus (Pinus merkusii) di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun dan Tahura Tongkoh Bukit Barisan Kabupaten Karo, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Simonson, S. 1996. Lichen and Lichen-Feeding Moths (Arctiidae: Lithosiinae) As Bioindicators of Air Pollution in the Rocky Mountain Front Range. http://www.colostate.edu/Depts/Entomology/courses/en570/papers_1996/si monson.html (diakses pada Maret 2013)

Sipman, H.J.M., (2003), Key to the lichen genera of Bogor, Cibodas and Singapore. http://www.bgbm.org/sipman/keys/Javagenera.htm. (Diakses Maret 2013)

Suwarso, L., (1995), Koleksi Lichenes di Herbrium Bogoriensis, Prosiding Seminar Sehari, LIPI Pusat Konservasi Tumbuhan – Kebun Raya Bogor.


(19)

3

Tjitrosoepomo, G., (1989), ‘Taksonomi Tumbuhan , Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Treshow, M., (1989), Plant Stess From Air Pollution, John Wiley & Sons Ltd Britain, Inggris.

Wijaya, A., (2012), Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam Pemantauan Pencemaran Udara, Skripsi, Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya. (Tidak dipublikasikan)

Yurnaliza, (2002), Lichenes (Karakteristik, Klasifikasi Dan Kegunaan), 2002 digitized by USU digital library.


(1)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keanekaragaman lichenes di Kawasan Industri Medan

dan Terminal Pinang Baris

2. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris

3. Untuk mengetahui pola distribusi lichenes di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris

4. Untuk mengetahui karakteristik ekologi (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichenes yang terdapat di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menginformasikan tentang keanekaragaman jenis lichenes yang tumbuh di Kawasan Industri Medan dan Terminal Pinang Baris Medan.

2. Sebagai pangkalan data dan sumber data pendukung atau refrensi tambahan bagi peneliti lain serta peneliti lanjutan tentang lichenes.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ditemukan 7 jenis lichenes pada tegakan pohon mahoni. Di Kawasan

Industri Medan di temukan 2 jenis lichenes yaitu, Parmelia glabratula dan Parmelia saxatilis. Di Terminal Pinang Baris ditemukan 6 jenis lichenes yaitu, Graphis scripta, Pertusaria amara, Ochrolecia tartarea, Opegrapha atra, Parmelia saxatilis dan Solenosphora candicans.

2. Kawasan terminal pinang baris medan memiliki nilai indeks keanekaragaman yang sedang dengan nilai H’ = 1,00572 dan untuk derah kawasan industri medan memiliki indeks keanekaragamn yang tergolong rendah dengan H’ = 0,13904.

3. Seluruh jenis lichenes yang ditemukan di kawasan industri medan memiliki pola penyebaran mengelompok. Untuk kawasan pinang baris 3 jenis lichenes memiliki pola penyebaran mengelompok dan 3 jenis lichenes memiliki pola penyebaran seragam

4. Kondisi fisik-kimia habitat di kawasan industri medan dan terminal pinang baris medan adalah suhu rata-rata 30,75°C dan 30°C dengan kelembaban rata-rata 75,75% dan 73,25% , intensitas cahaya 371 Jooule dan 500 Joule serta kecepatn angin 1,6 m/s dan 2,1 m/s.


(3)

1. Faktor fisik-kimia lingkungan yang diukur pada penelitian ini masih perlu ditambahakan lagi untuk melihat faktor-faktor lainnya yang mungkin juga memiliki pengaruh yang nyata terhadap kehadiran lichenes disuatu tempat. Misalnya curah hujan, arah angin, ketinggian tempat, pH tanah dan pH kulit pohon.

2. Penelitian lanjutan lichenes dengan aspek kajian yang berbeda masih perlu dilakukan. Baik menyangkut lichenes sebagai bioindikator pencemaran udara, rona lingkungan yang berbeda, biokimia atau metabolit sekunder lichenes karena selain mendapat manfaat langsung dari lichenes, data-data ini nantinya sangat diperlukan sebagai sumber refrensi pendukung untuk mengidentifikasi lichenes di laboratorium.


(4)

1

DAFTAR PUSTAKA

Aleopoulos, C., Mims, (1979), Introductory Mycology, Third Edition, John Willey and Bons, Inc. New York.

Anonim, (2012), Keanekaragaman Lumut, Lichen dan Jamur, http://syaiful119. blogspot.com/2012/12/kkl-jilid-ii-keanekaragaman-lumut.html (diakses Agustus 2013)

Anonim, (2011), Keanekaragaman Makhluk Hidup, http://tititurmila.blogspot. com/2011/12/macam-macam-mahluk-hidup.html (diakses Agustus 2013) Anonim, (2013), Parmeliacea,

http://www.dorsetnature.co.uk/pages-lichen/lch-29.html (diakses Juli 2013)

Baron, G., (1999), Understanding Lichens, The Richmond Publishing Co.ltd., England.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell, (2003), Biologi, edisi Kelima Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Chandra, R.H., (2010), Lumut Kerak (Lichenes), http://raflesiana.blogspot.com/2010/12/lumut-kerak-lichenes.html (diakses Februari 2013)

Dube, H., C., (2006), An Introduction to Fungi, Third Edition, New Delhi, Department of Life Sciences Bhavnagar University, Vicas Publishing House PVT LTD.

Faisal, (2008), Identifikasi Jenis-Jenis Lichenes Sebagai Indikator Pencemaran Udara Asap Kendaraan Bermotor di Hutan Lindung Aek Nauli-Parapat Kabupaten Simalungun., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Fink, B., (1961), The Lichen Flora of The United States, Michigan, The University of Michigan Press.

Hasairin, A., (2012), Taksonomi Tumbuhan Rendah (Thalophyta dan Kormophyta Berspora), Medan, FMIPA, Unimed, Medan.

Hawksworth, D., L., (1984), The Lichen-FormingFUngi, Champman and Hall Publisher, New York

Istam, Y.C., (2007), Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator Pencemaran Udara Di Kebun Raya Bogor Dan Hutan Manggala Wana Bhakti., Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan)


(5)

Lubis, S.R.,(2009), Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara, Skripsi, FMIPA, USU, Medan. (Tidak dipublikasikan) Lukmana, W., (2012), Keanekaragaman Jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon

Rasmala (Altingia excels) Di Tahura Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan )

Maria, F., (2013), Analisis Sanitasi Lingkungan Terminal Kendaraan Bermotor Di Kota Medan Tahun 2012, Skripi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, USU, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Noer, I.S., (2004), Bioindikator Sebagai Alat Untuk Menengarai Adanya Pencemaran Udara, Forum Komunikasi Lingkungan III, Kamojang, Bandung.

Panjaitan, D.M., Fitmawati, Atria, M., (2012), Keanekaragaman Lichen Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, FMIPA Universitas Riau, Riau.

Prasetyo, T.I., Hastuti , U.S., (1992), Lichens sebagai salah satu alternatif dalam penanggulangan polusi logam berat, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA IKIP, Malang. Makalah disajikan pada pertemuan ilmiah tahunan perhimpunan Mikrobiologi Indonesia.Bandung.

Pratiwi, M.E., (2006), Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tidak dipublikasikan( Pandey, S., N., P S Trivedi, (2006), A Textbook of Botany, Eleventh Edition,

Vikas Publishing House PVT LTD, New Delhi.

Siallagan, Z.L., (2012), Keanekaragaman Jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon Pinus (Pinus merkusii) di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun dan Tahura Tongkoh Bukit Barisan Kabupaten Karo, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. (Tidak dipublikasikan)

Simonson, S. 1996. Lichen and Lichen-Feeding Moths (Arctiidae: Lithosiinae) As Bioindicators of Air Pollution in the Rocky Mountain Front Range. http://www.colostate.edu/Depts/Entomology/courses/en570/papers_1996/si monson.html (diakses pada Maret 2013)

Sipman, H.J.M., (2003), Key to the lichen genera of Bogor, Cibodas and Singapore. http://www.bgbm.org/sipman/keys/Javagenera.htm. (Diakses Maret 2013)

Suwarso, L., (1995), Koleksi Lichenes di Herbrium Bogoriensis, Prosiding Seminar Sehari, LIPI Pusat Konservasi Tumbuhan – Kebun Raya Bogor.


(6)

3

Tjitrosoepomo, G., (1989), ‘Taksonomi Tumbuhan , Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Treshow, M., (1989), Plant Stess From Air Pollution, John Wiley & Sons Ltd Britain, Inggris.

Wijaya, A., (2012), Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam Pemantauan Pencemaran Udara, Skripsi, Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya. (Tidak dipublikasikan)

Yurnaliza, (2002), Lichenes (Karakteristik, Klasifikasi Dan Kegunaan), 2002 digitized by USU digital library.