ANALISIS PB (TIMBAL) PADA THALUS LICHENES PADA TEGAKAN POHON PENEDUH JALAN DI KAWASAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN.

(1)

ANALISIS Pb (TIMBAL) PADA THALUS LICHENSES PADA TEGAKAN POHON PENEDUH JALAN DI KAWASAN

TERMINAL PINANG BARIS MEDAN

Oleh:

Safridayani Nasution NIM 4103220036 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

Tegakan Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan

Nama Mahasiswa : Safridayani Nasution

NIM : 4103220036

Program Studi : Biologi

Jurusan : Biologi

Menyetujui:

2


(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT ats segala berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan nikmat, kekuatan serta kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Pb (Timbal) Pada Thalus Lichenes di Tegakan Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan”.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimaksih atas segala bantuan yang telah diberikan, khususnya Kepada Bapak Prof. Motlan M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Bapak Tri Harsono M.Si, selak u Ketua Jurusan Biologi, Bapak Drs.Ashar Hasairin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini, Bapak, Drs. Puji Prastowo, M.Si, dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si, dan Dra. Riwayati, M.Si selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa ucapan terimakasih kepada Ayahanda Asran Nasution dan Ibunda Farida Lubis yang telah memberikan dorongan moril maupun materil doa serta senantiasa memberikan semangat kepada penulis, serta adik-adik penulis Maya Ardiani Nasution dan Syahrini Nasution.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman sepenelitian atas segala bantuannya, Betty Rahayu atas waktu dan semangatnya, doa dan dukungan nya kepada penulis. Teman seperjuangan Jamiatul Hasanah Siregar atas semua pengalaman berharganya atas keceriaannya selama penelitian di Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED dan Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Teman-teman Biologi Nondik 2010 atas kebersamaannya selama 4 tahun kuliah.


(4)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan materi, teknik penyajian maupun dari isinya. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terimakasih.

Medan, Juli 2014 Penulis,

Safridayani Nasution NIM. 4103220036


(5)

iii

ANALISIS Pb (TIMBAL) PADA THALUS LICHENES PADA TEGAKAN POHON PENEDUH JALAN DI KAWASAN

TERMINAL PINANG BARIS MEDAN SAFRIDAYANI NASUTION (4103220036)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Pb (Timbal) pada thalus lichens yang terdapat pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survey eksploratif. Pengukuran kadar timbal (Pb) dengan menggunakan Furnace (destruksi kering) dan Atomic Absorbance Spectrophotometer (AAS) di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Hasil penelitian diketahui jenis lichens yang memiliki kadar timbal (Pb) paling tinggi adalah jenis lichens Parmelia sp dari pohon akasia I (Acacia auriculiformis), dan yang terendah kadar timbal (Pb) adalah Parmelia plumbea dari pohon palem III (Hyophorbe sp).


(6)

ANALYSIS OF THE Pb (LEAD) ON THE SHADE FOREST

TREES ON LICHENES THALUS AT THE AREA OF TERMINAL PINANG BARIS MEDAN

SAFRIDAYANI NASUTION (4103220036)

ABSTRACT

This research aims to know the levels of Pb (Lead) on thalus lichens found on the forest shade trees road in the area of Terminal Pinang Medan. Type of this research is a descriptive exploratory survey method. Measurement of the levels of lead (Pb) using Furnace (destruction of dried) and Atomic Absorbance Spectrophotometer (AAS) in Medical Field Laboratory Hall. Results of the study known types of lichens that have levels of lead (Pb) is a type of most lichens Parmelia sp from Acacia trees (Acacia auriculiformis) I, and the lowest levels of lead (Pb) is a Palm tree from plumbea Parmelia III (Hyophorbe sp).


(7)

vii

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Batasan Masalah 4

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 5

BAB II LANDASAN TEORITIS 6

2.1 Pengenalan Lichenes 6

2.2 Morfologi Lichenes 7

2.2.1 Morfologi Luar 7

2.2.2 Morfologi Dalam 10

2.3 Klasifikasi Lichenes 11

2.4 Habitat dan Penyebaran Lichenes 13

2.5 Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lichenes Faktor Lingkungan 14

2.6 Kelangkaan Lumut Kerak 15

2.7 Pencemaran Udara 16

2.8 Sumber Pencemaran Udara 18

2.9 Kandungan Pb (Timbal) dan Pencemarannya di Udara 19

2.10 Timbal (Pb) dan Pencemarannya di dalam Tanaman 20 2.11 Upaya – Upaya Penanggulangan Pencemaran Oleh Timbal (Pb) 21

BAB III METODE PENELITIAN 23

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 23

3.2 Populasi dan Sampel 23

3.3 Alat 23

3.3.1 Alat 23

3.3.2 Bahan 23


(8)

3.5 Prosedur Pengambilan Data 24

3.6. Analisis Data 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 28

4.1 Hasil Penelitian 28

4.1.1 Jenis-Jenis Lichens yang Terdapat pada Tegakan Pohon

Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 28

4.1.2 Jumlah Kadar Timbal (Pb) di Thalus Lichens

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 29

4.1.3 Jenis Pohon yang Paling Tinggi Kadar Timbal (Pb)

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 30

4.1.4 Karakteristik Ekologi pada Tegakan Pohon Peneduh Jalan

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 30

4.2 Pembahasan 31

4.2.1 Jenis-Jenis Lichens yang Terdapat pada Tegakan Pohon

Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 31

4.2.2 Jumlah Kadar Timbal (Pb) di Thalus Lichens

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 49

4.2.3 Jenis Pohon yang Paling Tinggi Kadar Timbal (Pb)

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 40

4.2.4 Karakteristik Ekologi pada Tegakan Pohon Peneduh Jalan

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1 Kesimpulan 43

5.2 Saran 44


(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1. Lichenes berbentuk Crustose : a). Haematomma accolen

dan b). Acarospora sp 8

Gambar 2.2. Lichenes berbentuk foliose : a). Peltigera malacea dan

b). Parmelia sulcata 9 Gambar 2.3. Lichenes berbentuk fruticose a). Cladonia perforate dan

b). Ramalina stenospora 9

Gambar 2.4. Lichenes berbentuk squamulose a). Psora pseudorusselli

dan b). Cladonia carneola 10

Gambar 4.1. Morfologi Rhizocarpon geograficum 33

Gambar 4.2. Morfologi Cladonia tartarea 33

Gambar 4.3. Morfologi Ochrolecia tartarea 34

Gambar 4.4. Morfologi Buellia canescens 34

Gambar 4.5. Morfologi Lepraria incana 35

Gambar 4.6. Morfologi Parmelia saxatilis 35

Gambar 4.7. Morfologi Parmelia plumbea 36

Gambar 4.8. Morfologi Parmelia sp 36

Gambar 4.9. Morfologi Cladonia rangiferina 37

Gambar 4.10. Morfologi Stereocaulon vesuvianum 37

Gambar 4.11. Morfologi Physcia adscendens 38


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Hasil Perhitungan Kadar Timbal (Pb) di Balai

Laboratorium Kesehatan Medan 47 Lampiran 2.Tabel Analisis Timbal (Pb) Pada Thalus Lichens Pada Tegakan

Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Pinang Baris Medan 48

Lampiran 3. Perhitungan Sifat Fisik-Kimia Lingkungan 51

Lampiran 4. Hasil Identifikasi Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan 53 Lampiran 5. Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Kawasan

Terminal Pinang Baris Medan 54

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian 55

Lampiran 7. Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 58 Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian di Laboratorium

Universitas Negeri Medan 59

Lampiran 9. Surat Balasan Ijin Penelitian di Laboratorium

Universitas Negeri Medan 60 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian di Balai di Balai

Laboratorium Kesehatan Medan 61

Lampiran 11. Surat Balasan Ijin Penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan Medan 62


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Batas Baku Mutu Pencemaran Udara Indonesia 17

Tabel 3.1. Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Kawasan

Terminal Pinang Baris Medan 26

Tabel 3.2. Sifat Fisik Media Tumbuh Jenis Lichenes

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 26

Tabel 3.3. Jumlah Kadar Timbal (Pb) Pada Thalus Lichens

di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 27

Tabel 4.1. Jenis-jenis lichens pada tegakan pohon peneduh di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 28

Tabel 4.2. Jumlah Kadar Timbal (Pb) Pada Thalus Lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 30

Tabel 4.3. Sifat Fisik Media Tumbuh Jenis Lichenes


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pencemaran udara adalah proses masuknya atau dimasukkannya zat pencemar ke udara oleh aktivitas manusia atau alam yang menyebabkan berubahnya tatanan udara sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Keberadaan zat pencemar dalam udara dapat membahayakan makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu, upaya pemantauan kualitas udara terutama di lingkungan tempat tinggal sangat perlu dilakukan.

Sumber pencemaran udara di daerah perkotaan selain dari industri juga berasal dari transportasi. Transportasi merupakan urat nadi perekonomian yang terus berkembang dan meningkat seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi serta peranannya sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan pada sektor-sektor yang lain, sehingga pencemaran kendaraan bermotor di kota besar semakin meningkat. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Pembakaran yang tidak sempurna dapat menghasilkan bahan pencemaran seperti jelaga, karbon monoksida, nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan dan senyawa-senyawa fosfor serta timbal (Istam, 2007).

Lichenes adalah salah satu organisme yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini disebabkan lichen sangat sensitive terhadap pencemaran udara, memiliki sebaran geografis yang luas (kecuali di daerah perairan), keberadaannya melimpah, sesil, perennial, memiliki bentuk morfologi yang relatif tetap dalam jangka waktu yang lama dan tidak memiliki lapisan kutikula sehingga lichen dapat menyerap gas dan partikel polutan secara langsung melalui permukaan talusnya. Penggunaan lichen sebagai bioindikator dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan alat atau mesin indikator ambien yang dalam pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar dan penanganan khusus (Loopi et.al 2002).


(13)

2

Lichenes adalah hasil simbiosis antara fungi dan alga. Simbiosis tersebut menghasilkan keadaan fisiologi dan morfologi yang berbeda dengan keadaan semula sesuai dengan keadaan masing-masing komponen pembentuknya (Ahmadjian, 1967).

Struktur morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara. Jenis lichen dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi lingkungan yang udaranya tercemar. Sementara itu, jenis lichen yang sensitif biasanya tidak dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas udara yang buruk. Perbedaan sensitifitas lichen terhadap polusi udara berkaitan erat dengan kemampuannya mengakumulasi polutan.

Lichenes dapat tumbuh baik pada kondisi-kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, seperti di gurun pasir, di antartika yang mempunya temperatur di bawah 0˚C. perbedaan geografis menghasilkan banyak variasi jenis lichenes. Lichenes terkenal akan kepekaannya akan kondisi alam tempat hidupnya , apabila terdapat gas polusi maka lichenes tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Lumut kerak atau lichen adalah salah satu organisme yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini disebabkan lichen sangat sensitif terhadap pencemaran udara, memiliki sebaran geografis yang luas (kecuali di daerah perairan), keberadaannya melimpah, sesil, perennial, memiliki bentuk morfologi yang relatif tetap dalam jangka waktu yang lama dan tidak memiliki lapisan kutikula sehingga lichen dapat menyerap gas dan partikel polutan secara langsung melalui permukaan talusnya. Penggunaan lichen sebagai bioindikator dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan alat atau mesin indikator ambien yang dalam pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar dan penanganan khusus. Struktur morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara. Jenis lichen yang toleran dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi lingkungan yang udaranya tercemar. Sementara itu, jenis lichen yang sensitif biasanya tidak dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas


(14)

udara yang buruk. Perbedaan sensitifitas lichen terhadap polusi udara berkaitan erat dengan kemampuannya mengakumulasi polutan (Panjaitan, 2012).

Timah (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,50C dan titik didih 17400C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. Pb-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 1000C dan 200 0C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.

Logam Timbal (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel. Gas timbal terutama berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan bermotor yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil Pb. Partikel-partikel Pb di udara berasal dari sumber-sumber lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-oksida, pembakaran arang dan sebagai-nya. Polusi Pb yang terbesar berasal dari pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen Pb. Emisi Pb ke udara dapat berupa gas atau partikel sebagai hasil samping pembakaran yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin kurang sempurna proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka semakin banyak jumlah Pb yang akan di emisikan ke udara. Emisi Pb dari pembakaran mesin menyebabkan jumlah Pb udara dari asap buangan kendaraan meningkat sesuai meningkatnya jumlah kendaraan(Gusnita, 2010).

Pencemaran Pb selain dari emisi gas buangan kendaraan bermotor dapat pula berasal dari buangan industri dan pembakaran batubara. Emisi Pb dari pabrik yang menggunakan proses dengan suhu tinggi biasanya menggunakan cerobong asap yang tinggi menjulang ke angkasa, hal ini mengakibatkan logam tersebut dapat terbawa


(15)

4

angin pada jarak yang jauh, jumlah Pb di udara dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan daerah industri dan arah angin.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian tentang Analisis Pb (Timbal) Pada Thalus Lichenes Pada Tegakan Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.2. Batasan Masalah

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada Pb (timbal) Pada Thalus Lichens Pada Tegakan Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Jenis-jenis lichenes apa saja yang terdapat pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

2. Berapakah jumlah kandungan Timbal (Pb) pada thalus lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

3. Jenis lichens apa sajakah yang memiliki kadar Timbal (Pb) dari yang tertinggi hingga yang terendah di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

4. Bagaimanakah karakteristik ekologi lichens (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui jenis-jenis lichenes yang terdapat pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

2. Mengetahui jumlah kadar Timbal (Pb) pada thalus lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.


(16)

3. Mengetahui jenis lichens apa sajakah yang memiliki kadar Timbal (Pb) dari yang tertinggi hingga yang terendah di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

4. Mengetahui karakteristik ekologi lichens (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menginformasikan tentang analisis Timbal (Pb) pada thalus lichens pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan. 2. Mengidentifikasi keberadaan lichens yang terdapat pada lokasi penelitian di

Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

3. Sebagai sumber data pendukung atau refrensi tambahan bagi peneliti lain serta peneliti lanjutan tentang lichens.


(17)

45

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadjian, V. (1967), The Lichen Symbiosis. Blaisdell Publishing Company Waltham, Massachusetts.Toronto-London

Anonim 1, (2012), Deskripsi Mahoni,

http://id.wikipedia.org/wiki/deskripsimahoni, Diakses : 22 mei 2014

Anonim 2. (2012), http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=685, Diakses : 10 mei 2014

Bargagli, R, D’Amato, and F.P, Losco. (1987), Lichen Biomotoring of Metals in the San Rossore Park : Contrast With Previous Pine deedle Data. Jurnal Environmental Monitoring and Assessment. Vol. 9(3):285-294

Dahlan, E.N. (1992), Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. PT Enka Parahiyangan, Jakarta.

Dahlan, E.N. (2004), Membangun Kota Kebun (Garden City), Bernuasa Hutan Kota. IPB Press. Bogor

Gusnita, Dessy. (2010), Analisis Emisi (CO, HC dan opasitas) Hasil Uji Petik

Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta, Prosiding Seminar Nasional, LAPAN, Bandung

Fardiaz, Srikandi. (1992), Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Fergusson, J.E. (1991), The Heavy Element Chemistry, Environmental Impact And

Health Effect. Fergusson Press, Oxford-NY-Seoul-Tokyo.

Hasairin, A, (2012), Taksonomi Tumbuhan Rendah. Medan : Unimed Press

Huda, T, (2009), Metode Pengambilan dan Analisis Pb di udara. Staf pengajar di D III Kimia Analis FMIPA UII

Istam, Y.C., (2007), Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator Pencemaran Udara Di Kebun Raya Bogor Dan Hutan Manggala Wana Bhakti., Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Tidak dipublikasikan)


(18)

Kovacs, M. (1992), Biological Indicators in Environmental Protection. Ellis Horwood New York

Kristanto, P. (2002), Ekologi Industri. Yogyakarta : ANDI

Loopi S, Ivanov D, Boccardi R. (2002), Biodiversity of Epiphytic Lichens and Air Pollution in the Town of Siena (Jurnal Central Italy. Environmental Pollution 116 : 123 - 128.

Nazaruddin, Ir. (1997), Palem Hias. Jakarta : Penebar Swadaya

Otto, S. (2009), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Palar, (2004), Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta. Pandey, S.N & Trivendi, P.S. (1977), A Text Book of Botany (Algae, Fungi, Bacteria,

Hycoplasma, Viruses, Lichens and Elementary Plant Pathology), Volume I Panjaitan, D.M., Fitmawati, Atria, M., (2012), Keanekaragaman Lichen Sebagai

Bioindikator Pencemaran Udara Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, FMIPA Universitas Riau, Riau.

Pratiwi, M.E., (2006), Kajian Limut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Skripsi Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ronoprawiro, S. (1989), Gulma Lumut dan Lumut Kerak terhadap Pertumbuhan dan Hasil Teh (Camellia sinensis.L). Disertasi.Yogjakarta : Universitas Gajah Mada.

Rustiawan, A. (1994), Kandungan Berat Logam Timah Hitam Pada Komoditi Buah- Buahan Dan Sayuran di DKI Jakarta . Tesis S2 Program Pasca Sarjana. IPB. Wardhana, W.A., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : ANDI Wolterbeek, H.T., J. Garty, M.A. Reis, M.C. Freitas. (2003), Trace Metals and other

Contaminants in the Environment, Volume 6, 2003, Pages 377-419 (Online) http:// www. sciencedirect.com/science?).

Yurnaliza, (2002), Lichenes (karakteristik, klasifikasi, dan kegunaan), digitized by USU digital library


(1)

Lichenes adalah hasil simbiosis antara fungi dan alga. Simbiosis tersebut menghasilkan keadaan fisiologi dan morfologi yang berbeda dengan keadaan semula sesuai dengan keadaan masing-masing komponen pembentuknya (Ahmadjian, 1967).

Struktur morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara. Jenis lichen dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi lingkungan yang udaranya tercemar. Sementara itu, jenis lichen yang sensitif biasanya tidak dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas udara yang buruk. Perbedaan sensitifitas lichen terhadap polusi udara berkaitan erat dengan kemampuannya mengakumulasi polutan.

Lichenes dapat tumbuh baik pada kondisi-kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, seperti di gurun pasir, di antartika yang mempunya temperatur di bawah 0˚C. perbedaan geografis menghasilkan banyak variasi jenis lichenes. Lichenes terkenal akan kepekaannya akan kondisi alam tempat hidupnya , apabila terdapat gas polusi maka lichenes tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Lumut kerak atau lichen adalah salah satu organisme yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini disebabkan lichen sangat sensitif terhadap pencemaran udara, memiliki sebaran geografis yang luas (kecuali di daerah perairan), keberadaannya melimpah, sesil, perennial, memiliki bentuk morfologi yang relatif tetap dalam jangka waktu yang lama dan tidak memiliki lapisan kutikula sehingga lichen dapat menyerap gas dan partikel polutan secara langsung melalui permukaan talusnya. Penggunaan lichen sebagai bioindikator dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan alat atau mesin indikator ambien yang dalam pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar dan penanganan khusus. Struktur morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara. Jenis lichen yang toleran dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi lingkungan yang udaranya tercemar. Sementara itu, jenis lichen yang sensitif biasanya tidak dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas


(2)

udara yang buruk. Perbedaan sensitifitas lichen terhadap polusi udara berkaitan erat dengan kemampuannya mengakumulasi polutan (Panjaitan, 2012).

Timah (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,50C dan titik didih 17400C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. Pb-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 1000C dan 200 0C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa holegen asam atau oksidator.

Logam Timbal (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel. Gas timbal terutama berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan bermotor yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil Pb. Partikel-partikel Pb di udara berasal dari sumber-sumber lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-oksida, pembakaran arang dan sebagai-nya. Polusi Pb yang terbesar berasal dari pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen Pb. Emisi Pb ke udara dapat berupa gas atau partikel sebagai hasil samping pembakaran yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin kurang sempurna proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka semakin banyak jumlah Pb yang akan di emisikan ke udara. Emisi Pb dari pembakaran mesin menyebabkan jumlah Pb udara dari asap buangan kendaraan meningkat sesuai meningkatnya jumlah kendaraan(Gusnita, 2010).

Pencemaran Pb selain dari emisi gas buangan kendaraan bermotor dapat pula berasal dari buangan industri dan pembakaran batubara. Emisi Pb dari pabrik yang menggunakan proses dengan suhu tinggi biasanya menggunakan cerobong asap yang tinggi menjulang ke angkasa, hal ini mengakibatkan logam tersebut dapat terbawa


(3)

angin pada jarak yang jauh, jumlah Pb di udara dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan daerah industri dan arah angin.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian tentang Analisis Pb (Timbal) Pada Thalus Lichenes Pada Tegakan Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.2. Batasan Masalah

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada Pb (timbal) Pada Thalus Lichens Pada Tegakan Pohon Peneduh Jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Jenis-jenis lichenes apa saja yang terdapat pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

2. Berapakah jumlah kandungan Timbal (Pb) pada thalus lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

3. Jenis lichens apa sajakah yang memiliki kadar Timbal (Pb) dari yang tertinggi hingga yang terendah di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

4. Bagaimanakah karakteristik ekologi lichens (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui jenis-jenis lichenes yang terdapat pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

2. Mengetahui jumlah kadar Timbal (Pb) pada thalus lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.


(4)

3. Mengetahui jenis lichens apa sajakah yang memiliki kadar Timbal (Pb) dari yang tertinggi hingga yang terendah di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

4. Mengetahui karakteristik ekologi lichens (faktor fisik-kimia lingkungan) dari lichens di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menginformasikan tentang analisis Timbal (Pb) pada thalus lichens pada tegakan pohon peneduh jalan di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan. 2. Mengidentifikasi keberadaan lichens yang terdapat pada lokasi penelitian di

Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

3. Sebagai sumber data pendukung atau refrensi tambahan bagi peneliti lain serta peneliti lanjutan tentang lichens.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadjian, V. (1967), The Lichen Symbiosis. Blaisdell Publishing Company Waltham, Massachusetts.Toronto-London

Anonim 1, (2012), Deskripsi Mahoni,

http://id.wikipedia.org/wiki/deskripsimahoni, Diakses : 22 mei 2014

Anonim 2. (2012), http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=685, Diakses : 10 mei 2014

Bargagli, R, D’Amato, and F.P, Losco. (1987), Lichen Biomotoring of Metals in the San Rossore Park : Contrast With Previous Pine deedle Data. Jurnal Environmental Monitoring and Assessment. Vol. 9(3):285-294

Dahlan, E.N. (1992), Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas

Lingkungan Hidup. PT Enka Parahiyangan, Jakarta.

Dahlan, E.N. (2004), Membangun Kota Kebun (Garden City), Bernuasa Hutan Kota. IPB Press. Bogor

Gusnita, Dessy. (2010), Analisis Emisi (CO, HC dan opasitas) Hasil Uji Petik

Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta, Prosiding Seminar Nasional, LAPAN,

Bandung

Fardiaz, Srikandi. (1992), Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Fergusson, J.E. (1991), The Heavy Element Chemistry, Environmental Impact And

Health Effect. Fergusson Press, Oxford-NY-Seoul-Tokyo.

Hasairin, A, (2012), Taksonomi Tumbuhan Rendah. Medan : Unimed Press

Huda, T, (2009), Metode Pengambilan dan Analisis Pb di udara. Staf pengajar di D III Kimia Analis FMIPA UII

Istam, Y.C., (2007), Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator

Pencemaran Udara Di Kebun Raya Bogor Dan Hutan Manggala Wana Bhakti., Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata


(6)

Kovacs, M. (1992), Biological Indicators in Environmental Protection. Ellis Horwood New York

Kristanto, P. (2002), Ekologi Industri. Yogyakarta : ANDI

Loopi S, Ivanov D, Boccardi R. (2002), Biodiversity of Epiphytic Lichens and Air

Pollution in the Town of Siena (Jurnal Central Italy. Environmental Pollution

116 : 123 - 128.

Nazaruddin, Ir. (1997), Palem Hias. Jakarta : Penebar Swadaya

Otto, S. (2009), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Palar, (2004), Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta. Pandey, S.N & Trivendi, P.S. (1977), A Text Book of Botany (Algae, Fungi, Bacteria,

Hycoplasma, Viruses, Lichens and Elementary Plant Pathology), Volume I

Panjaitan, D.M., Fitmawati, Atria, M., (2012), Keanekaragaman Lichen Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, FMIPA Universitas Riau, Riau.

Pratiwi, M.E., (2006), Kajian Limut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Skripsi Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ronoprawiro, S. (1989), Gulma Lumut dan Lumut Kerak terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Teh (Camellia sinensis.L). Disertasi.Yogjakarta : Universitas Gajah

Mada.

Rustiawan, A. (1994), Kandungan Berat Logam Timah Hitam Pada Komoditi Buah-

Buahan Dan Sayuran di DKI Jakarta . Tesis S2 Program Pasca Sarjana. IPB.

Wardhana, W.A., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : ANDI Wolterbeek, H.T., J. Garty, M.A. Reis, M.C. Freitas. (2003), Trace Metals and other

Contaminants in the Environment, Volume 6, 2003, Pages 377-419 (Online)

http:// www. sciencedirect.com/science?).

Yurnaliza, (2002), Lichenes (karakteristik, klasifikasi, dan kegunaan), digitized by USU digital library