KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF :Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan.

(1)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF

(Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

ALFA MITRI SUHARA NIM 1101260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF

(Studi Eksperimen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Sumatera Selatan)

Oleh

Alfa Mitri Suhara, S.Pd. Universitas Pasundan Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Alfa Mitri Suhara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)


(4)

i

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tesis ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kebermaknaan penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran menulis dan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ketidaktepatan dalam pemilihan dan penggunaan model pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) untuk diterapkan ke dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012-2013. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai profil kemampuan menulis siswa, rancangan dan pelaksanaan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis deskriptif. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis deskriptif.

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut akan disusun rancangan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen tipe The Matching Only Pretes-Posttes Control Group Design. Untuk mengetahui profil kemampuan siswa diadakan tes awal (pretes), selanjutnya dilakukan penyusunan rancangan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) yang diterapkan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. Setelah siswa diberikan perlakuan berupa model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) lalu diadakan tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Setelah itu, dilakukan pengujian hipotesis dengan menghitung nilai ttes yang nantinya akan dibandingkan dengan thitung.

Hasil penelitian menunjukan profil kemampuan menulis karangan deskriptif kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil tes kemampuan menulis pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 46,28 (rendah) pada pretes sedangkan pada postes nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 74,76 (baik), terjadi peningkatan sebesar 20%. Pada kelas kontrol peningkatan kemampuan menulis mencapai 41,68 pada pretes dan 61,48 pada postes. Pelaksanaan pembelajaran menulis deskriptif dengan menggunakan model VAK dilakukan melalui tiga tahapan pembelajaran. Tahap pertama, siswa mengamati tayangan video mengenai Keindahan Alam Indonesia sebagai bahan dalam menyusun karangan deskripsi. Tahap kedua, melaksanakan pramenulis dan menyusun draf. Tahap ketiga, siswa merevisi draf karangan, menyusun karangan, mengedit, dan mempublikasikan hasil karangan. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada guru dan siswa, pelaksanaan proses pembelajaran menulis dengan model VAK mendapatkan tanggapan positif. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung > ttabel, yakni 9,83 > 2,00 pada derajat kebebasan n-1= 48 dengan tingkat keterpercayaan 95%. Artinya, model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa. Hasil perlakuan yang diberikan kepada siswa sebanyak 3 kali menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa secara keseluruhan. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan keefektifan model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) sebagai model pembelajaran menulis deskriptif.


(5)

vii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ... x xii DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Anggapan Dasar ... 5

G. Hipotesis ... 6

H. Meode dan Teknik Penelitian ... 6

I. Definisi Operasional ... 7

BAB II MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF A. Hakikat Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 9

1. Pengertian Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 2. Karakteristik Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 3. Langkah-langkah Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 4. Kelebihan dan Kelemahan Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 9 13 13 14 B. Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif 1. Pembelajaran Menulis ... a. Ihwal Menulis ... b. Tujuan Menulis ... c. Manfaat Menulis ... d. Tahapan Menulis ... 15 15 15 17 18 20 2. Karangan Deskriptif ... a. Ihwal Karangan Deskriptif ... b. Ciri-ciri Karanagn Deskriptif ... c. Karakteristik Karangan Deskriptif ... d. Pendekatan Deskriptif ... e. Macam-macam Deskriptif ... f. Langkah-langkah Menulis Deskriptif ... 21 21 24 25 26 28 31 C. Penilaian Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi ... 33


(6)

viii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 36

C. Prosedur Penelitian dan Paradigma Penelitian ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Teknik Pengolahan Data ... 46

G. Populasi dan Sampel ... 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Karangan Deskriptif

1. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 2. Deskripsi Kuantitaf Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 3. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 4. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 5. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 6. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Awal Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 7. Deskripsi Kualitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif

Kelas Kontrol ... 8. Deskripsi Kuantitatif Kemampuan Akhir Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ...

52 106 109 163 166 219 220 272

B.Hasil Pembelajaran Menulis Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... C.Analisis Hasil Pengamatan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

275

280

D.Deskripsi dan Analisis Respon Siswa dan Guru Terhadap

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

1. Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ... 2. Respon Guru Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

281

281 283

BAB V MODEL MODEL VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC)

A. Rancangan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

1. Desain Model Pembelajaran VAK (Visualization Auditory


(7)

ix Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinestetic) ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajran Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ...

B. Implementasi Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

288 285 278

C. Uji Efektivitas Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif ...

1. Peujian Persyaratan Analisis Data ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Homogenitas Setiap Variabel ... c. Uji Hipotesis ...

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...

301 301 301 302 303 307

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ...

310 311

DAFTAR PUSTAKA ... 313

LAMPIRAN ... 316


(8)

x Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Format Analisis Data ... 53

Tabel 4.2 Skor Aspek Kemampuan Pretes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 106 Tabel 4.3 Hasil Pretes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Eksperimen ... 107

Tabel 4.4 Perolehan Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 109

Tabel 4.5 Format Analisis Data ... 111

Tabel 4.6 Skor Aspek Kemampuan Postes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Eksperimen ... 163

Tabel 4.7 Hasil Postes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Eksperimen ... 164

Tabel 4.8 Perolehan Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 165

Tabel 4.9 Format Analisis Data ... 167

Tabel 4.10 Skor Aspek Kemampuan Pretes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 218

Tabel 4. 11 Hasil Pretes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Kontrol ... 219

Tabel 4.12 Perolehan Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 220

Tabel 4.13 Format Analisis Data ... 222

Tabel 4.14 Skor Aspek Kemampuan Postes Siswa Menulis Karangan Deskriptif Kelas Kontrol ... 272

Tabel 4.15 Hasil Postes Kemampuan Siswa Menulis Kelas Kontrol ... 273

Tabel 4.16 Perolehan Nilai Postes Kelas Kontrol ... 274

Tabel 4.17 Uji Gain Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 275

Tabel 4.18 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Deskriptif dengan Model VAK (Visualization Auditory Kinestetic) ... 281

Tabel 5.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... 301


(9)

xi Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 5.3 Homogenitas Data Pretes ... 303

Tabel 5.4 Homogenitas Data Postes ... 303

Tabel 5.5 Uji Kesamaan dua Rata-rata untuk Pretes ... 304


(10)

xii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen ... 276 Grafik 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol ... 277 Grafik 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Postes Kelas Eksperiman dan Kelas

Kontrol ... 277 Grafik 4.4 Gain Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperiman dan Kelas Kontrol ... 278 Grafik 4.5 Rekapitulasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis Karangan


(11)

xiii Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Observasi Pembelajaran ... 317 2. Angket Untuk Guru Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi

Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

319 3. Angket Untuk Siswa Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi

Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) ...

320 4. Uji Reabilitas Antarpenimbang ... 321 5. Pengujian Sifat Data ... 330 6. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 333


(12)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas dijelaskan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas X untuk masing-masing semester adalah mengungkapkan pikiran, perasaan informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk paragraf dan puisi; 2) mengungkapkan informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk paragraf, teks pidato, dan cerpen.

Masing-masing kompetensi dasarnya sebagai berikut. Semester I, 1) mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskriptif, ekspositif); 2) mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan puisi. Pada semester II, 1) mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato; 2) mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. (KTSP Kelas X, tahun 2006).

Berdasarkan kompetensi dasar di atas sangat jelas bahwa hasil pembelajaran menulis Bahasa dan Sastra Indonesia adalah siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk tulisan.

Menulis adalah suatu kegiatan mengolah dan mempertimbangkan kaidah-kaidah kebahasaan serta bagaimana menyiasati tematik yang diungkap melalui bahasa tulis. Menurut Akhadiah (1994:1-2), banyak hal yang diperoleh dari kegiatan menulis oleh siswa, di antaranya melalui menulis yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib. Hal senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994:1) bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Tarigan (1994:4) mengemukakan bahwa dalam kehidupan modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain bagi bangsa yang terpelajar. Meskipun


(13)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah disadari bahwa keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern, namun pada kenyataannya, pengajaran di sekolah-sekolah jauh dari harapan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Suparno dan Yunus (2008:14) menjelaskan bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai murid dan gurunya adalah menulis atau mengarang. Hal senada diungkapkan oleh Graves (Suparno dan Yunus, 2008:14) yang menyatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.

Alasan lain seperti yang disampaikan Smith (Suparno dan Yunus, 2008:14) menjelaskan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa disekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Bahkan menurut Alwasilah dan Alwasilah (2005:5) pembelajaran

menulis tersebut sering „dipersulit‟ oleh mahasiswa dan dosen sendiri. masalah lainnya sering juga tidak disadari oleh guru maupun siswa bahwa tujuan pembelajaran menulis adalah siswa terampil menulis. tujuan ini sering terjebak hanya pada tataran pengetahuan menulis.

Kegiatan menulis pada umumnya dilakukan karena terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan siswa. Berdasarkan pengalaman, siswa SMA seringkali menganggap kegiatan menulis sulit. Kesulitan itu muncul terutama ketika menentukan ide, menyusun kalimat, memilih bahan, dan kekeliruan menerapkan ejaan. Selain itu, sering kali membosankan.

Pengalaman kegiatan menulis seringkali mengalami kendala seperti menulis paragraf atau karangan, penulis pemula sering kesulitan menentukan ide. Menulis sebagai proses memerlukan pembimbingan sehingga diperlukan langkah-langkah yang bermakna untuk pembelajaran menulis. Dalam hal ini diperlukan teknik pembelajaran yang mengaktifkan psikomotorik, afektif, dan kognitif. Dengan demikian para siswa melakukan pramenulis sebelum pada kegiatan inti menulis.

Beberapa kendala dalam kegiatan menulis diungkap pula oleh Zainurrahman (2011:217-221) bahwa kendala khusus menulis hilangnya mood untuk menulis,


(14)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekurangan atau kehabisan ide, kesibukan, fluktuasi psikologis. Kendala itu ternyata dialami juga oleh siswa sekolah menengah atas. Menurut Hernowo (2003:9) mengemukakan satu teori quantum writing memberikan suatu pendekatan bahwa menulis dapat dilakukann siapa saja tanpa kemudian harus terjebak lebih dahulu dengan persoalan penyusunan kata yang baik dan benar. Menurut Bereiter dan Scardamalia (Hyland 2002:27) mengatakan yang terpenting bagi penulis pemula adalah adanya kesanggupan untuk menyampaikan isi, memberitahukan sesuatu yang mereka bisa ingat berdasarkan tugas, topik, dan genre (model knowledge-telling).

Berdasarkan permasalahan yang yang telah dikemukakan di atas, salah satu faktor ketidakberhasilan peningkatan keterampilan menulis di sekolah adalah kurang kebermaknannya model atau pendekatan dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis. Oleh karena itu, perlu ditemukan sebuah model pembelajaran yang paling tepat dan dapat mendorong minat siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis. Untuk tujuan itu, tulisan yang akan dikembangkan disini adalah peningkat kemampuan siswa dalam menulis deskriptif. Peningkatan kemampuan siswa ini dilakukan melalui model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Caranya dengan memanfaatkan media audio, visual dan pemanfaatan kecenderungan gaya belajar yang ada pada siswa di dalam mengolah bahan pelajaran. Melalui model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) diharapkan dapat merangsang ide-ide dan imajinasi siswa pada saat menulis. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) juga dapat membantu siswa membangkitkan keterampilan menulis siswa sehingga kendala-kendala khusus yang dirasakan dapat diatasi dengan tepat. Berkaitan dengan uraian di atas, guru dituntut untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan moderator pembelajaran yang kreatif sedangkan siswa berperan sebagai agen pembelajar yang aktif.


(15)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi dua masalah yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan menulis siswa di antarnya sebagai berikut. a. Kegiatan menulis selama ini masih dilakukan dengan terpaksa. Hal ini dikarenakan

kesulitan siswa dalam menentukan ide atau gagasan, memilih bahan, dan menyusun kalimat.

b. Kurangnya minat siswa untuk melakukan kegiatan menulis khususnya dalam pembelajaran menulis dikarenakan kurang kebermaknannya model atau pendekatan dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis oleh guru.

c. Model pembelajaran menulis yang digunakan oleh guru seringkali kurang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen? 2. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol?

3. Bagaimanakah sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul?

4. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis deskriptif siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan sejauh manakah kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul dengan menggunakan model pembelajaran VAK ( Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif. Adapun tujuan penelitian secara khusus sebagai berikut.


(16)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen. 2. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol.

3. Menggambarkan sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul.

4. Menggambarkan hasil peningkatan Kemampuan menulis deskriptif siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis.

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori-teori atau prinsip-prinsip dasar di dalam pembelajaran menulis deskriptif khususnya, dan model pembelajaran pada umumnya serta dapat menambah pengetahuan guru mengenai model pengajaran yang efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi. 2. Manfaat praktis

Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah menemukan teknik yang tepat dan efektif yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam rangka menggali potensi yang dimiliki oleh para siswa serta meningkatkan daya nalar siswa sesuai dengan kemampuan berpikirnya masing-masing. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses, dan kualitas hasil belajar mengajar.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima. Penelitian ini dilandasi oleh anggapan dasar (asumsi) sebagai berikut.

1. Visual, audio, dan kinestetik merupakan tiga modalitas yang dimiliki setiap manusia. Tiga modalitas tersebut merupakan tipe gaya belajar seseorang dalam memperoleh materi yang diajarkan.


(17)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Model VAK (Visualization, Audiotory, Kinestetic) merupakan salah satu model pembelajaran yang memanfaatkan gaya belajar seseorang dengan mengkombinasikan ketiga modalitas yang dimiliki setiap manusia yaitu melihat, mendengar, dan bergerak. Dengan tujuan agar gagasan/ide, pikiran, dan perasaan tertuang serta tergambarkan dengan jelas.

3. Segala hal yang diperoleh seseorang dari hasil visual, audio, dan kinestetik dapat diceritakan oleh seseorang dalam berbagai media bahasa, baik lisan maupun tertulis. Dengan demikian kemampuan menulis seseorang dapat didasarkan atas pengalaman hasil visual, audio, dan kinestetiknya.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari jawaban penelitian. Adapun hipotesis kerja penelitian ini, penulis rumuskan sebagai berikut.

“Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam kegiatan menulis deskriftif dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang tidak diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul.

H. Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang digunakan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini dilakukan dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diperoleh dalam penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design), rancangan ini melibatkan dua kelompok secara purposive sample. Kelas eksperimen (KE) diberi perlakuan dalam pembelajaran menulis


(18)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan model pembelajaran dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dan kelas kontrol (KK) diberikan perlakuan dalam pembelajaran menulis tanpa model pembelajaran model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Metode eksperimen tergolong dalam analisis deskriptif kuantitatif yang membutuhkan perhitungan statistik guna membuktikan dugaan atau hipotesisnya.

Teknik penelitiaan adalah cara-cara yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun teknik penelitian yang digunakan pada penelitian sebagai berikut.

1. Teknik Uji Coba

Teknik ini digunakan dalam rangka mengujicobakan pembelajaran menulis deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul.

2. Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan yaitu prtes dan postes. Postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan sebelum siswa menerima pembelajaran menulis deskriptif.

I. Definisi Operasional

Variabel penelitian ini memfokuskan keefektifan model pembelajaran VAK ( Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif. Variabel ini terdiri atas variabel bebas dan terikat.

1. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) adalah kegiatan belajar yang memanfaatkan alat indra dan memperhatikan keefektifannya. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini memperhatikan gerakan tubuh atau aktivitas yang berlangsung melalui menyimak, berbicara, yaitu dengan berargumentasi, berpendapat, dan menanggapi serta menggunakan indra mata untuk mengamati, menggambarkan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkonsentrasi, berlatih menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan masalah serta dapat menerapkannya.


(19)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pembelajaran menulis deskriptif adalah proses kegiatan berbahasa secara produktif yang menggambarkan suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas. Pembaca seolah-olah melihat dan mengalami secara langsung.

3. Kemampuan menulis deskriptif adalah kemampuan seseorang mengungkapkan gagasan/ide, perasaaan, dan informasi dengan menggambarkan secara rinci dan jelas terhadap objek yang diamati.

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskritif ialah kegiatan belajar yang memanfaatkan alat indra untuk berkonsentrasi, berlatih menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan masalah terhadap suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Tahun pelajaran 2012/2013.


(20)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksana-kan suatu perkerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sehubung-an dengan itu, peneliti dalam melaksanakan penelitiannya menggunakan Meto-de Eksperimen diartikan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang gunakan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini kegiatannya dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diper-oleh dalam penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design). Menurut Syamsuddin & Damaianti (2006: 163), tipe rancangan the matching only pretest-posttest control group design adalah penelitian melakukan penjodohan terhadap subjek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan melakukan tes awal dan tes akhir. Rancangan ini tidak menjamin terpenuhinya ekuivalensi. Dikarena proses pemasangan tidak dilakuakn secara acak.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design) digambarkan oleh Freankel dan Wallen (1977:271) sebagai berikut.

Treatment Group M --- O --- X --- O Control Group M --- O --- C --- O


(21)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M : Kelas eksperimen

M : Kelas kontrol

O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir

X : Perlakuan pembelajaran melalui pengembangan menulis deskriptif dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic)

C : Perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic)

Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki karakteristik yang sama tau homogen, tetapi pengambilan kelas tidak dilakukan secara acak atau hanya satu karakteristik saja. karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesamaan rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada semester pertama. Dalam desain ini kedua kelas diberi tes awal (pretes) dengan tes yang sama. Kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah beberapa saat, kedua kelas dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (postes). Hasil kedua tes akhir dibandingkan (diuji perbedaannya). Demikian pula antara tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelas. perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir pada kelas eksperimen menunjukan pengaruh perlakuan yang diberikan.

selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak sebagai obsever dan guru bahasa Indonesia bertindak sebagai pengajar, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

C. Prosedur dan Paradigma Penelitian 1. Prosedur Penelitian

Sebagai langkah pertama dilakukan studi pendahuluan yang meliputi studi literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya digunakan untuk menentukan konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan


(22)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel penelitian, yaitu model pembelajaran melalui media lagu, gambar, dan film dengan kemampuan awal keterampilan menulis karangan deskriptif.

langkah selanjutnya melihat materi dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas X untuk memperoleh materi pokok yaitu membuat karangan deskriptif. kajian lebih lanjut tentang indokator penilaian menulis dari teori yang sudah ada serta cara-cara menganalisis karangan. akhirnya dirumuskan suatu rencana pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) melalui media lagu, gambar, dan film di SMA kelas X.

Untuk melihat proses pembelajaran sebagai data kuantitatif dilakukan dengan melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Memberikan pretes, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretes dilakukan untuk melihat apakah kemmapuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak.

b. Melaksankan pembelajaran menulis karangan deskriptif dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) melalui media lagu, gambar, dan film terhadap kelas eksperimen yang dilakukan oleh guru.

c. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, dan membahas data verbal dan non verbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan menulis siswa SMA kelas X selama pembelajaran berlangsung.

d. Memberikan postes baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Postes diberikan untuk melihat hasil belajar yang didapat kelas eksperimen dan kelas kontrol ada perbedaan atau tidak.

Langkah selanjutnya menganalisis hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif di SMA untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai berikut.

a. Menganalisis karangan siswa memuat aspek isi, organisasi, tata bahasa, kosakatadan ejaan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa secara kualitatif


(23)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengembangakan karangan sebagai bahan pertimbangan penilaian karangan.

b. Menilai karangan siswa berdasarkan kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Jacobs, dkk (Shihabudin, 2009: 258) untuk menghasilkan data kuantitatif kemampuan menulis.

c. Menguji secara statistik hasil nilai kedua kelas dengan membandingkan perbedaan rata-rata yang diperoleh siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji statistik yang digunakan membandingkan perbedaan rata-rata tersebut adalah uji t jika data berdistribusi normal dan variansinya homogen atau uji t, jika data distribusi normal tetapi variansinya tidak homogen. jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian rata-rata menggunakan statistik nonparametik dengan menggunakan U-Mann Whitney test.

2. Paradigma Penelitian

Studi Pendahuluan

Kelas Kontrol

Pretes

Teknik konvesional

Postes

Kelas Eksperimen

Pretes

Model Pembelajaran VAK

Postes Pengolahan

Data

Hasil


(24)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengacu pada penelitian kualitatif. Adapun tekinik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan tes.

1. Observasi

Observasi dibuat untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek atau situasi yang diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung terhadap berbagai kejadian atau situasi nyata di kelas, sehingga melalui teknik ini peneliti dapat merekam atau mencatat secara teliti dan utuh peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan penelitian.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas yang terkait dengan pelaksanaan pendekataan kontekstual dalam pembelajaran bercerita. Secara khusus, observasi ini dilakukan untuk mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dengan menggunkan model pengajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic), antara lain: (1) kegiatan pengajaran dari mulai pembukaan, kegiatan inti, dan akhir pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic), (2) aktivitas berinteraksi proses belajar mengajar antara guru dengan siswa, antara siswa, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan (3) penerapan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam proses belajar mengajar.

2. Angket

Angket atau koesioner merupakan alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari jumlah responden. Keterangan yang dinginkan terkandung dalam pikiran, perasaan, sikap atau kelakuan manusia yang dapat dipancing melaui angket.


(25)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan angket respon secara tertutup karena jawaban pertanyaan telah disertakan atau disediakan oleh penulis di dalam angket tersebut. Angket diberikan sesudah perlakuan penerapan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Tujuannya yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran dengan model VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis.

3. Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran serta tujuan pengajaran. Tes ini dilakukan penulis untuk memperoleh data dan informasi tentang prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan tertentu dalam kegiatan belajar mengajar.

Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian, yaitu bentuk tes yang terdiri atas pertanyaan atau suruhan yaitu menuliskan paragraf deskripsi. Tes dilakukan dalam bentuk tes awal dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan menulis siswa sebelum diberikan pembelajaran (perlakuan), dan tes terakhir digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran menulis dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic).

Pengumpulan data dilakukan oleh penulis dan dibantu oleh guru Bahasa Indonesia sebagai guru. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis mulai dari tes awal, tiap siklus pembelajaran, dan tes akhir. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian proses berupa langkah-langkah yang sesuai dengan rencana dan sistematika untuk mendapatkan data dalam memecahkan masalah.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa macam instrumen yaitu: tes tulis karangan deskripsi, pedoman observasi, dan angket.


(26)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam penelitian digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis deskripsi siswa bagi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk mengukur kemampuan menulis karangan siswa tersebut, digunakan pedoman penilaian berikut.

Kriteria Penilaian Menulis Karangan Deskriptif

No. Aspek

yang Dinilai

Komponen Bobot

Skala

Skor Ideal

Nilai 1 2 3 4

1 Isi

Karangan 

Tulisan sesuai dengan tema. Mengandung ide

yang relevan dengan tema dan objek yang diamati. Pengembangan

setiap ide pokok mendalam. Menggambarkan objek secara rinci/detail, jelas, dan tepat berdasarkan penginderaan sehingga informasi yang disampaikan jelas dan dapat membentuk

imajinasi pembaca.

7 28

2. Organisasi

isi 

Gagasan utama/ide pokok jelas.

Pengembangan gagasan penjelas rinci, tepat, dan jelas.


(27)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Urutan isi logis.

Objek digambarkan dengan ekspresif, logis, dan relevan sesuai yang dilihat, didengar dan dirasakan sehingga menjadi karangan yang koherensi dan kohesi (urutan waktu, urutan ruang). 3. Tata

Bahasa 

Kata-kata bervariasi dan menggugah (kata sifat, artibutif) sehingga objek digambarkan dengan jelas dan tepat.

Kalimat bervariasi dan memiliki kesatuan bentuk. Kata/ kalimat

menggambarkan objek dengan tepat, rinci, dan jelas sesuai dengan VAK. Bentuk kata sesuai

dengan kaidah tata bahasa Indonesia.

5 20

4. Ejaan kapitalisasi.  Tanda baca.  Kata penghubung.  Kata baku.

4 16

5. Tulisan Jelas.

Tidak ada coretan. Rapi.

Bersih.

3 12

Jumlah 25 100


(28)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis karangan deskripsi yang dilakukan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Adapun format observasi yang digunakan sebagai berikut.

PEDOMAN OBSERVASI PEMBELAJARAN

Tanggal observasi : Tempat :

No. Aspek yang diamati

Indikator Kriteria

K C B SB

1. Perangkat Pembelajaran (RPP)

a. RPP sesuai dengan SK-KD b. Tujuan pembelajaran sesuai

dengan SK-KD

c. Standar Kompetensi sesuai dengan silabus

d. Kompetensi dasar sesuai dengan silabus

e. Indikator pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

f. Pembukaan pembelajaran dan apersepsi

g. Inti pembelajaran

h. Penutupan pembelajaran i. Rancangan evaluasi sesuai

dengan tujuan pembelajaran j. Sumber materi sesuai dengan

pembelajaran

k. Media sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Proses

pembelajaran

a. Guru membuka pelajaran dan melakukan apersepsi


(29)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Guru menyajikan materi dengan

jelas

c. Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan RPP

d. Guru menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa

e. Guru aktif memotivasi siswa f. Guru aktif berinteraksi dengan

siswa

g. Guru aktif bertanya kepada siswa untuk merangsang siswa berbicara

h. Guru menggunakan media sesuai dengan kebutuhan pembelajaran

i. Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran

j. Guru menutup pembelajaran dan memberi kesan baik kepada siswa

3. Perilaku siswa

a. Siswa aktif dan serius mengikuti pelajaran

b. Siswa memperhatikan penjelasan guru

c. Siswa aktif menyimak untuk menentukan pokok pikiran tulisan deskriptif

d. Siswa aktif berdiskusi dengan teman sekelompok mengenai pokok pikiran tulisan deskriptif e. Siswa aktif dalam menanyakan

hal-hal yang belum dipahami f. Siswa aktif melakukan

pembelajaran

g. Siswa bertukar karangan deskriptif


(30)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu h. Siswa menguasai materi

pembelajaran

3. Angket

Angket dalam penelitian ini adalah angket untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic). Angket tersebut ditujukan kepada guru kelas X dan Siswa kelas yang melaksanakan pembelajaran menulis karangan deskriptif. Adapun hasil perhitungan presentase angket akan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

% = Presentase

f = frekuensi siswa yang merespon suatu pertanyaan JS = Jumlah siswa sebagai responden secara keseluruhan

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan melalui analisis karangan dan pengolahan hasil analisis karangan.

1. Analisis Karangan

kegiatan menganalisis karangan dilakukan untuk memberikan gambaran keberhasilan siswa dalam menulis karangan deskriptif. analisis karangan meliputi aspek kebahasaan yang terdiri dari aspek isi, organisasi karangan, tata bahasa, ejaan, dan tulisan.

2. Pengolahan Hasil Analisis Karangan

Pengolahan hasil analisis karangan merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian untuk mengimplikasi data dalam bentuk simpulan.

% =


(31)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai karangan dengan hasil penilian karangan berdasarkan Jacobs, dkk. (...,...: 76), nilai karangan diolah secara statistik dengan menggunakan program ecxel dan SPSS 18. Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian adalah sebagai berikut.

a. Untuk lebih mempermudah dalam memahami data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka sebelum dianalisis data tersebut dideskripsikan terlebih dahulu. pendeskripsian data ini berguna untuk meringkas dan menjelaskan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Ukuran-ukuran statistik yang digunakan dalam pendeskripsian data yaitu:

1) Data yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian Ukuran tendensi senteral berupa mean (rata-rata), median, modus, dan jumlah data.

2) Ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data terbesar,dan rentang.

3) Daftar frekuensi dan daftar distribusi frekuensi.

b. Data yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian adalah data nilai hasil karangan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.

1) Data diuji normalitasnya dengan menggunakan Chi-Kuadrat. Rumus yang

digunakan yaitu: ∑

Keterangan:

= banyaknya kelas interval dari daftar distribusi frekuensi = frekuensi hasil pengamatan

= frekuensi teoretis yang diharapkan Hipotesis yang diujikan adalah:

: data berasal dari distribusi normal : data tidak berasal dari distribusi normal Kriteria pengujiannya yaitu:


(32)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu -Jika hitung ≥ maka tolak

Sudjana (1996:393)

2) Data uji homogenitasnya dengan menggunakan uji F

Untuk menguji homogenitas varians dengan menggunakan statistik uji F, rumus yang digunakan yaitu:

hipotesis yang diujikan adalah:

: , varians populasi adalah identik (varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama).

: , varians populasi adalah tidak identik (varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama).

Kriteria pengujiannya yaitu:

- Jika F hitung < maka terima - Jika F hitung ≥ maka terima Sudjana (1996:250)

3) Data uji kesamaan dua rata-ratanya dengan t-test untuk dua sampel bebas jika data berdistribusi normal dengan uji U-Mann Whitney jika data tidak berdistribusi normal. Pengujian data dengan menggunakan t-test untuk dua sampel bebas dan U-Mann Whitney dikarenakan sampel dari penelitian ini merupakan dua sampel bebas. Dua sampel dikatakan sebagai sampel bebas jika kedua sampel tidak berhubungan, atau dengan kata lain jika si A sudah diambil datanya di kelas eksperimen maka si A mungkin diambil juga datanya di kelas kontrol, sehingga kedua sampel tidak saling berhubungan. untuk menguji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan t-test dua sampel bebas, rumus yang digunakan yaitu:

=

Keterangan:


(33)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = rata-rata kelas kontrol

= varians total

= varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol

= banyak data kelas eksperimen = banyak data kelas kontrol

G. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Satori (2011: 46) populasi adalah objek atau subjek yang berada pada satu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Gregory (Satori, 2011: 46) secara lebih tajam populasi sebagai keseluruhan objek yang relevan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan menurut Burns (Satori, 2011: 46), populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. Pemilihan populasi berdasarkan pertimbangan bahwa penerapan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dapat dilaksanakna untuk meningkatkan kemampuan menulis deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sumber data utama dalam populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012/2013. Rombongan belajar siswa kelas X ada sepuluh kelas. Jumlah total siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul tahun ajaran 2012/2013 adalah 250 siswa.


(34)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel dalam sebuah penelitian adalah bagian kecil dari populasi. Menurut Satori (2011:47) bahwa sampel merupakan representasi dari populasi yang menggambarkan keseluruhan populasi, hanya ukurannya lebih kecil. Adapun parameter penentuan sampel didasarkan pada data dan informasi dari instrumen kelayakan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan. Kelayakan tersebut meliputi: 1) Kurikulum dan Program Pembelajaran; 2) Administrasi dan Manajemen Sekolah; 3) Organisasi Kelembagaan; 4) Sarana dan Prasarana; 5) Ketenagaan; 6) Pembiyaan; 7) Peserta Didik; 8) Peran Serta Masyarakat; 9) Lingkungan dan Budaya. Berdasarkan komponen itulah kualitas sekolah dapat diketahui. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskritif, maka sasaran utamanya adalah kemampuan siswa menulis deskripsi dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Untuk itu, eksperimen dilakukan dengan media lagu, gambar, dan film.

Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul di Tanjung Enim, Sumatera Selatan yang mengikuti pembelajaran terlalu banyak sehingga peneliti menggunakan sampel. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sample. Tujuan dari pemilihan teknik ini agar peneliti dapat menentukan sampel yang diperlukan sehingga dapat memenuhi kepentingan peneliti untuk mencapai tujuannya dan berdasarkan pertimbangan analisis data dan waktu. Jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang terdiri dari 50 siswa. Jumlah ini dibagi dua kelompok yaitu A kelas eksperimen dengan jumlah sebanyak 25 siswa dan X-B kelas kontrol (KK) dengan jumlah sebanyak 25 siswa.


(35)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC)

A.Rancangan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic)

Dalam bagian ini diuraikan skenario desain awal model pembelajaran model VAK (Visual Auditory Kinestetic) mulai dari prosedur kegiatan belajar mengajar baik untuk guru maupun untuk siswa sampai pada penilaian.

1. Desain model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic)

Desain model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic) mengacu pada pengoptimalan modalitas belajar yang bertujuan menjadikan pembelajar merasa nyaman, tujuan pembelajaran, materi, prinsip, latar dan prosedur pembelajaran.

a. Tujuan Pembelajaran Menulis

Tujuan Pembelajaran menulis menjadi salah satu dasar penggunaan model pembelajaran VAK (Visual Auditory Kinestetic). Tarigan (2008:3-4) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Tarigan juga menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan menurunkan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami bersama. Hal senada disampaikan oleh Akhadiah, dkk (1988:2) memaknai menulis sebagai suatu kegiatan mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat.

b. Deskripsi Materi

Materi dalam pembelajaran ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan menulis deskriptif dengan baik. Secara teoretis, materi berkaitan dengan bagaimana menulis dengan menggambaurkan objek secara detail dan rinci. Secara praktis adalah


(36)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana tata cara itu dipraktikan dengan memperhatikan aspek-aspek menulis lainnya, mulai dari organisasi ide karangan, pilihan kata, kalimat, ejaan, dan tulisan.

Materi seperti yang telah diuraikan secara jelas dapat dipelajari siswa melalui model VAK (Visual Auditory Kinestetic). Berdasarkan modalitas belajar siswa sebagai salah satu dasar penggunaan model pembelajaran ini dapat memberikan cerminan secara tepat dalam kegiatan menulis deskriptif dengan menggambarkan objek secara detail dan jelas.

c. Prinsip pembelajaran dengan model VAK (Visual Auditory Kinestetic)

Pembelajaran dengan model VAK (Visual Auditory Kinestetic) menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan gaya belajar dan memanfaatkan potensi yang telah siswa miliki dengan melatih dan mengembangkannya. Kebanyakan orang lebih suka dan cenderung menggunakan satu gaya belajar tertentu dibandingkan menggunakan gaya belajar secara berasama-sama. Menurut DePorter dkk. (1999: 112) bahwa pada pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan mengingat (Visual), belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinestethic). Lebih lanjut DePorter mengungkapkan Visual, audio, dan kinestetik merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

Menurut Rose Colin dan Nicholl (2002:130), sebuah penelitian ekstensi, khususnya di Amerika Serikat, yang dilakukan oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari Universitas St. John, di Jamaica, New York, dan para pakar pemrograman Neuro-Linguistik seperti, Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder, telah mengidentifikasi tiga gaya belajar dan komunikasi yang kemudian menjadi acuan dasar dalam pembelajaran dengan model VAK sebagai berikut.


(37)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Gaya visual (Belajar dengan Cara Melihat)

Belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Seorang siswa lebih suka melihat gambar atau diagram, suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan pada peragaan/media, ajak siswa ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar visual misalnya lirikan mata ke atas bila berbicara dan berbicara dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Siswa cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

2) Gaya auditori (Belajar dengan Cara Mendengar)

Belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal. Alat rekam sangat membantu pembelajaran pelajar tipe auditori. Dr. Wenger (Rose Colin dan Nicholl, 2002:143) merekomendasikan setelah membaca sesuatu yang baru, deskripsikan dan ucapkan apa yang sudah dibaca tadi sambil menutup mata dengan suara lantang. Alasannya setelah dibaca, divisualisasikan (ketika mengingat dengan mata


(38)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertutup) dan dideskripsikan dengan lantang, maka secara otomatis telah belajar dan menyimpannya dalam multi-sensori.

Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori misalnya lirikan mata ke arah kiri/kanan, mendatar bila berbicara dan sedang-sedang saja. Untuk itu, guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori mencerna makna yang disampaikan melalui tone, suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

3) Gaya Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja dan Menyentuh)

Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Seorang siswa lebih suka menangani, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri, gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik). Bagi siswa kinestetik belajar itu haruslah mengalami dan melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar kinestetik misalnya lirikan mata ke bawah bila berbicara dan berbicara lebih lambat. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Pada dasarnya setiap siswa mempunyai kecenderungan pada gaya belajar mana yang lebih ia sukai daripada gaya-gaya belajar yang lain. Keberagaman gaya belajar akan mempengaruhi daya tangkap, pemahaman dan kebiasaan belajar siswa. Berdasarkan keragaman gaya (tipe) belajar tersebut, maka visual, audio, dan kinestetik dijadikan sebuah model pembelajaran menulis. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic), yaitu model pembelajaran yang melibatkan gerak tubuh dan alat indra. Menekankan bahwa dalam kegiatan belajar harus memanfaatkan alat indra dan memperhatikan keefektifannya.


(39)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Latar

Kegiatan pembelajaran dilakukan pada latar yang dikondisikan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman dan efektif. Latar yang dipersiapkan adalah sebagai berikut.

1) Guru dan siswa diberikan arahkan bagaimana langkah-langkah pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) sebagai dasar awal kegiatan belajar mengajar. 2) Alat dan bahan dipersiapkan untuk mendukung berjalannya model pembelajaran.

Sebagai salah satu komponen model pembelajaran, alat/media memiliki peranan penting dalam menunjang keberlangsungan pembelajaran. Dalam model ini, media yang diusung berupa seperangkat komputer/laptop lengkap dengan infokus. Sesuai dengan tujuan penggunaan media, perangkat ini akan lebih memudahkan siswa melakukan proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga akan menimbulkan motivasi tersendiri pada diri siswa meskipun dalam tingkatan yang berbeda-beda.

3) Selain media, faktor yang lebih penting adalah objek pengamatan yang telah dipilih dan dipersiapkan dengan mempertimbangkan segala aspek, mulai dari kesesuaian topik dengan tingkat perkembangan siswa, hingga pada pemilihan objek yang diamati. Benda, orang, dan keindahan alam sebagai bahan pembelajaran ini kemudian dikemas dalam bentuk film atau video agar dapat ditampilkan melalui media yang telah dipersiapkan.

Pemilihan media/alat dan bahan memang haruslah disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas yang ada. Mengingat penetapan standar pendidikan nasional mengenai sarana dan prasarana, perangkat sebgai media yang telah disebutkan di atas menjadi standar yang harus dimiliki setiap satuan pendidikan. Seandainya media tersebut belum tersedia, model ini tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan peranan guru sebagai fasilitator.


(40)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Prosedur Pembelajaran

Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini digunakan untuk tiga kali pertemuan tatap muka atau sama dengan 6 X 90 menit pembelajaran. Waktu ini disesuaikan dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam silabus sesuai dengan waktu efektif pembelajaran untuk kompetensi yang dibidik.

Pelaksanaan pembelajaran menulis deskriptif dengan model VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut.

1) Peneliti memberikan arahan kepada guru model mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) yang akan diujicobakan.

2) Guru model melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) sesuai arahan yang telah dijelaskan peneliti. 3) Langkah pembelajaran diawali dengan pengeksplorasian pengetahuan awal siswa

mengenai pengalaman menulis deskriptif, kemudian memberikan contoh tulisan deskriptif. Pada langkah ini, guru sebagai motivator membangun motivasi siswa. 4) Pembelajaran dilanjutkan dengan penayangan objek yang dipilih (film). Penayangan

film juga menjadi salah satu langkah dalam membangun motivasi siswa sekaligus memberikan pengindraan mengenai materi pembelajaran yang akan dilakukan. 5) Siswa menentukan ide topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf

deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, menyusun kerangka, dan mengembangkan kerangka yang telah disusun paragraf deskriptif.

6) Siswa menulis deskriptif. guru sebagai mediator siswa memaksimalkan perannya dalam tahap ini. Hal ini ditujukan untuk membantu siswa menyimpan pengalaman belajarnya dalam memori jangka panjang.

7) Pada akhir pembelajaran, pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan dan merespon kegiatan yang telah dialami. Tahap ini merupakan salah satu bentuk konfirmasi dalam pembelajaran.


(41)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Prosedur evaluasi/penilaian dilakukan selama dan setelah kegiatan berlangsung. 2) Jenis evaluasi: evaluasi tertulis (karangan deskriptif) menjadi salah satu jenis

evaluasi utama. Melalui evaluasi ini keberhasilan pembelajaran dapat diukur. 3) Sasaran evaluasi: proses dan hasil

4) Aspek hasil yang dievaluasi meliputi isi karangan, organisasi ide karangan, pilihan kata, kalimat, ejaan, dan tulisan.

5) Penilaian proses dilakuakn oleh observer dan guru. Sementara penilaian hasil dilakukan oleh satu orang penilai dengan menggunakan format pedoman penilaian yang telah divalidasi.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic)

Model pembelajaran Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Model pembelajaran tersebut akan diterapkan kepada siswa kelas X. Model pembelajaran ini dirancang mengacu pada pengoptimalan modalitas belajar yang bertujuan menjadikan pembelajar merasa nyaman. Dengan demikian, model ini disusun mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Lawang Kidul Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : X/1

Materi Pokok : Menulis deskriptif Alokasi Waktu : 10 X 45 menit


(42)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskritif, ekspositif).

b. Kompetensi Dasar

4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

c. Indikator

 Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan hasil pengamatan

 Menyusun kerangka paragraf deskriptif

 Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf deskriptif  Menyunting paragraf deskriptif

d. Tujuan Pembelajaran

 Siswa mampu Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan hasil pengamatan.

 Siswa mampu menyusun kerangka paragraf deskriptif.

 Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf deskriptif.

 Siswa mampu menyunting paragraf deskriptif.

e. Materi Pembelajaran

 Pola pengembangan paragraf deskripsi  Ciri/ karakteristik Paragraf deskriptif  Kerangka paragraf deskriptif

f. Metode/ teknik Pembelajaran


(43)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 menit)

1. Kegiatan Awal (20 menit)

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Siswa menyimak konsep yang disampaikan guru.

2. Kegiatan Inti (60 menit)

a) Guru menugaskan siswa menulis paragraf deskripsi sebagai pretes. b) Siswa menulis paragraf deskripsi.

c) Guru mengumpulkan paragraf deskripsi yang ditulis siswa. 3. Kegiatan Akhir (10 menit)

Guru menutup pelajaran setelah mengulas secara singkat materi yang baru di bahas.

Pertemuan Kedua, Ketiga, dan Keempat (2x45 menit)

1. Kegiatan Awal (20 menit)

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Sebelum memulai materi, guru mengadakan apersepsi. c) Guru mengemukakan konsep paragraf deskriptif. d) Siswa menyimak konsep yang disampaikan guru. e) Guru membagi contoh paragraf deskriptif.

2. Kegiatan Inti (60 menit)

a) Guru menugaskan siswa membaca contoh karangan deskriptif. b) Siswa dan guru mengidentifikasi karakteristik karangan yang dibaca.

c) Siswa menonton film yang berisi gambar-gambar panorama alam Indonesia. d) Siswa menulis karangan deskriptif.

e) Siswa mempresentasikan tulisan karangan deskriptif yang ditulis. f) Guru mengumpulkan karangan deskriptif yang ditulis siswa.


(1)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya menunjukan bahwa secara umum dapat disimpulkan model pembelajaran VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Model VAK (Visualizationl

Auditory Kinestetic) lebih memfokuskan siswa dalam proses menulis berdasarkan

tahapan-tahapan menulis yang baik, serta dapat berikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi aktif dengan guru dan sesama teman. Selain itu, pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkombinasikan gaya belajar mereka dalam membangun pengetahuan awal melalui visual, audio, dan kinestetik. Secara khusus, beberapa hal yang dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan penelitian sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kemampuan awal (pretes) siswa di kelas eksperimen, kemampuan yang diperoleh adalah 46,28. Setelah diberikan perlakuan kemampuan akhir (postes) yang diperoleh siswa adalah 74,76.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data pada kemampuan awal (pretes) siswa di kelas kontrol, kemampuan yang diperoleh adalah 41,68 sedangkan kemampuan akhir (postes) yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 61,48.

3. Proses pembelajaran menulis karangan deskriptif melalui model VAK (Visualizationl

Auditory Kinestetic) pada siswa kelas X SMAN 1 Lawang Kidul dilaksanakan melaui

tiga tahapan pembelajaran. Tahap pertama, siswa mengamati tayangan video mengenai Keindahan Alam Indonesia sebagai bahan dalam menyusun karangan deskripsi. Tahap kedua, melaksanakan pramenulis dan menyusun draf. Tahap ketiga, siswa merevisi draf karangan, menyusun karangan, mengedit, dan mempublikasikan hasil karangan.

4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis deskriptif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan analisis data penelitian. Berdasarkan hasil uji perbedaan rata-rata pada kelas eksperimen dan


(2)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol diketahui dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) dan dk 25 + 25 –n2 = 48 (n1 – n2 diperoleh sebesar 2,00. Daerah penerimaan Ho yaitu -2,00 < t <2,00.

Karena 1,70) berada pada daerah penerimaan tersebut, maka Ho diterima. Artinya rata-rata nilai kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen sama. Sedangkan kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) dan dk = 25+25-2 =48 (n1 – n2 – 2),

diperoleh sebesar 2,00. Karena (9,83) > sebesar 2,00. Maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata nilai kemampuan akhir menulis karangan di kelas eksperimen lebih baik (mengalami peningkatan) daripada rata-rata nilai kemapuan akhir kelas kontrol. Dengan demikian, penggunaaan model VAK efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskriptif karena meningkatkan hasil pembelajaran menulis.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil penelitian yang telah disampaikan pada sub bab sebelumnya, sebagai peneliti diperlukan untuk memberikan saran supaya setelah penelitian ini diadakan penelitian lanjutan. Adapun rekomendasi yang hendak disampaikan adalah sebagai berikut.

a. Penelitian ini berlangsung di lingkup yang terbatas, baik berupa ruang maupun waktu. Agar hasil penelitian lebih signifikan, maka perlu dilakukan penelitian kembalidi ruang lingkup yang lebih luas dengan tingkat kompleksitas yang berbeda, pola pikir yang berbeda, sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda pula.

b. Model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) dapat dijadikan model alternatif dalam pembelajaran menulis karangan untuk meningkatkan kemapuan menulis siswa. Selain itu, melalui model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) siswa dapat terlibat aktif berdiskusi dengan teman, guru dalam merevisi dan menyunting tulisannya. c. Pelaksanaan observasi objek sebagai sumber belajar untuk dijadikan bahan atau tema

dalam menulis, hendaknya dipersiapkan lebih matang terutama dalam penentuan objek yang akan diamati.


(3)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Tahapan-tahapan pembelajaran menulis yang merupakan ketentuan harus dilakukan secara konsisten karena tahapan pembelajaran yang digunakan merupakan urutan yang hierarki. Hal ini berarti kemampuan pada tahap awal merupakan modal untuk kegiatan belajar selanjutnya.

e. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa agar belajar aktif, kreatif, dan komunikatif. Oleh karena itu, hendaknya guru Bahasa dan Sastra Indonesia harus pandai membuat media pembelajaran, sehingga dapat memberikan kemudahan kepada guru unutk menyampaikan materi dan kepada siswa di dalam memahami materi.

f. Kepada siswa ditanamkan sikap untuk berani bertanya dan berpendapat.

g. Kepada lembaga terkait, pembelajaran menulis karangan dengan model VAK (Visualizationl Auditory Kinestetic) jarang digunakan bahkan tidak digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendekatan ini perlu disosialisasikan dengan sebaik-baiknya dengan harapan di masa yang akan datang dapat digunakan dalam pembelajaran terutama pembelajaran menulis karangan di kelas X Sekolah Menengah Atas.


(4)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah. (1988, 1997). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia Penerbit Erlangga: Jakarta.

Alwasilah & Senny Suzanna A. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat. Brady, Laurie. 1985. Models and Methods of Teaching. Australia: Prentice-Hall.

Departemen Pendidikan Nasional. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

De Porter & Harnacki. (2003). Quantum Learning. New York: Dell Publishing. De Porter & Harnacki. (2003). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Ellis, Arthur dkk. (1989). Elementry Language Art Instuction. Englewoode Cliffs. New Jersy: Prentice-Hall.

Finoza, Lamuddin. (2004). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia. Foresman, S. (1989). Language. Illionis: Scott Foresman &Company.

Furqanal. Dkk. (1995). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Freankel, Jack R. dan Norman E. Wallen (1987). How to Design and Evaluate Research

in Education. New York: McGraw-Hill Companies.

Hughey, B. jane. Et. all. (1983). Teaching ESL Composition: Principles and

Techniques. Cambridge: Newbury House Publishers Adivition of Harper & Row,

Publishers, Inc.

Hernowo. (2003). Quantum Writing. Bandung: MLC

Hernawan, W. (2009).“Peningkatan Kompetensi Menulis Melalui Model Pembelajaran Menulis Berbasis Budaya.”Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hyland, Ken. (2002). Teaching and Researching Writing. Great Britain.

Joyce, Burce & Marsha Weil. (1992). Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon. Keraf. Gorys. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah.

Keraf, Groys. (1994). Komposisi. Flores: Nusa Indah.


(5)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Scripta Cendekia. Nurudin. (2010). Dasar-dasar enulisan. Malang: UMM Press.

Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Penilian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Ristiani, Iis. (2009). Peningkatan Kemmapuan Menulis Narasi Melalui Model

Pembelajaran Teknik Visual-Auditif-Taktil. Disertasi: Pascasarjana UPI Bandung.

Rose, Colin dan Nicholl, Malcolm J. (2002). Accelerated Learning for the 21st

Century. Jakarta: Nuansa Yayasan Nuansa Cendikia.

Satori & Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Semi, M. Atar. (2003). Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Shihabuddin. 92009). Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soerenson, S. (2000). Webster New Word. Student Writing handbook (Fourth Ediyion). California: IDG Book Worldwide.

Sudjana. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Supian, Pien dan Suhendar. (1997). Sejarah dan Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Suparno dan Muhammad Yunus. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suparno dan Muhammad Yunus. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syamsuddin dan Vismaia. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan

Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.


(6)

Alfa Mitri Suhara, 2013

Keefektifan Model Vak (Visualization Auditory Kinestetic) Dalam Pembelajaran Menulis Deskriptif (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul,Sumatera Selatan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Zainurrahman. (2011). Menulis: dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun

Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.

Wenger, Win. (2003). Teaching & Learning. Jakarta: Nuansa Yayasan Nuansa Cendikia.

Widyamartaya, A. (1992). Seni Menuangkan Gagasan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Karnisius.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELECTUALLY) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANDAR KHALIPAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 3 27

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY DAN KINESTETIC (VAK) PADA SISWA KELAS V

0 0 16

PENDAHULUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY DAN KINESTETIC (VAK) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI III PONDOK NGADIROJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION Penerapan Model Pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI SDN 02 Pablengan Tahun 2011 / 2012.

0 0 16

Penerapan Model Visualization Auditory Kinestetic (VAK) dengan Multimedia dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Perkembangan Teknologi pada Siswa Kelas IV SDN 5 Kebumen Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 17

EFFECTIVENESS VAK MODEL (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) IN DESCRIPTIVE LEARNING.

0 0 9

KEEFEKTIFAN STRATEGI WEBBING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGEMPLAK SLEMAN.

0 2 252

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA.

2 10 182

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK PEREMBUKAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MINGGIR.

0 1 181

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE VAK (VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC) DAN TIPE AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI GOWA

0 0 159