STUDI EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI BAGI PENCARI KERJA KE LUAR NEGERI DI BALAI LATIHAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI (BLTKLN) PROVINSI JAWA BARAT: Studi Evaluasi dengan Menggunakan model Evaluasi CIPP.

(1)

No.Daftar : 02/S1/KTP/JUNI 2013

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

STUDI EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI BAGI PENCARI KERJA KE LUAR NEGERI DI BALAI

LATIHAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI (BLTKLN) PROVINSI JAWA BARAT

(Studi Evaluasi dengan Menggunakan model Evaluasi CIPP)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknologi Pendidikan

`

Oleh : Lutfi Maulidi

0809244

KONSENTRASI PEREKAYASA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Lutfi Maulidi (0809244)

STUDI EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI BAGI PENCARI KERJA KE LUAR NEGERI DI BALAI LATIHAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI (BLTKLN) PROVINSI JAWA

BARAT

(Studi Evaluasi dengan Menggunakan Model Evaluasi CIPP)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Zainal Arifin, M.Pd. NIP. 19610501 198601 1 00 Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001

Ketua Prodi Teknologi Pendidikan

Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 1998802 1 001


(3)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Studi Evaluasi Program Pelatihan

Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari

Kerja Indonesia Ke Luar Negeri Di Balai

Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri

(BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Oleh Lutfi Maulidi

Sebuah skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknologi Pendidikan

© Lutfi Maulidi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Lutfi Maulidi (0809244) Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Indonesia Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat (studi Evaluasi

dengan Menggunakan Model Evaluasi CIPP)

Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013

Pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sangat penting diberikan untuk menghasilkan SDM yang dapat berdaya saing. Pelatihan tersebut harus meningkatkan tiga aspek penting yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap disiplin kerja. Dalam pelaksanaanya, Pelatihan harus melalui tahapan evaluasi program, hasil dari evaluasi ini yang nantinya akan dijadikan masukan bagi pelatihan berikutnya. Guna menuju perbaikan ke arah yang lebih baik.

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan yaitu “apakah studi eveluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat dinyatakan berhasil?

penelitian evaluasi ini berdasarkan model CIPP dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sampel yang digunakan adalah peserta Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) yang berjumlah 40 peserta. Teknik yang digunakan adalah kai kuadrat.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil simpulan bahwa proram Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri dilihat dari aspek secara keseluruhan dinyatakan berhasil. Adapun simpulan khusus yang dapat ditarik dalam peneitian ini adalah 1) kesesuaian proram Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri dilihat dari komponen Contex sudah sesuai. 2) kondisi faktor penunjang proram Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri dilihat dari komponen Input sudah baik. 3) pelaksanaan program Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri dilihat dari komponen Process sudah baik. 4) keberhasilan program Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri dilihat dari komponen Product sudah berhasil. Keyword : Studi evaluasi pelatihan, model CIPP, BLTKLN


(5)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Lutfi Maulidi (0809244) Evaluation Study Competency Enhancement Training Program For Job Seekers Indonesia to other countries in Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) West Java Province (Study

Evaluation Using CIPP Evaluation Model)

Thesis Educational Technology Studies Program, department of Curriculum and

Educational Technology, Faculty of Educational science, indonesian university of education, in 2013

Increased competency training for Tenaga Kerja Indonesia (TKI) is crucial given to human resources to produce competitive. The training should improve three important aspects, namely knowledge, skills and work discipline. In practice, training must go through the stages of program evaluation, the results of this evaluation will be used as input for the next training. Leading to improvements in the direction of better.

This study sought to answer the research problems that have been formulated, namely "whether the study eveluasi competency building training programs for job seekers abroad in Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) of

West Java province declared successful?

This study is based on the model CIPP evaluation using a quantitative approach. Data collection techniques using research instruments such as questionnaires, interviews, observation and documentation. The samples used were participants Competency Enhancement Training for Job Seekers to Foreign Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN), amounting to 40 participants. The technique used is the chi-square.

Based on the results of research in the field, it can be concluded that proram Competency Enhancement Training for Job Seekers Abroad seen from the overall aspect is declared successful. The specific conclusions that can be drawn in this fieldwork are 1) suitability proram Competency Enhancement Training for Job Seekers Abroad seen from Contex component is appropriate. 2) condition the supporting factors proram Competency Enhancement Training for Job Seekers Abroad seen from component input is good. 3) Competency Enhancement Training program for Job Seekers Abroad Process've seen of either component. 4) the success of the program Competency Enhancement Training for Job Seekers Abroad Product views of components already succeeded.


(6)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ……….………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……. ………. vi

DAFTAR TABEL …. ………. x

DAFTAR GAMBAR ………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 7

E. Definisi Operasional ………. 8

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG STUDI EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI BAGI PENCARI KERJA KE LUAR NEGERI DI BLTKLN PROVINSI JAWA BARAT A. Konsep dan Landasan Pendidikan dan Pelatihan ………. 10

1. Konsep Pendidikan dan Pelatihan ………. 10

2. Landasan Pendidikan dan Pelatihan ………. 13

B. Komponen-Komponen Pendidikan dan Pelatihan ………. 16


(7)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

2. Widyaiswara/ Trainer ……….. 17

3. Proses Pendidikan dan Pelatihan ………. 17

C. Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan ……….. 24

1. Konsep Evaluasi Program ………. 24

2. Elemen-Elemen Evaluasi ……… 26

3. Prinsip Umum Evaluasi ………. 27

4. Tujuan Evaluasi Program ……… 28

5. Manfaat Evaluasi Program ……… 29

6. Evaluator Program ……… 30

7. Model-Model Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan … 31 8. Evaluasi Model CIPP ………. 32

9. Pendekatan Evaluasi ……….. 37

10. Sasaran Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan ……… 38

11. Pengembangan Kriteria dalam Evaluasi Program …………... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……… 49

1. Pendekatan Penelitian ………. 49

2. Metode Penelitian ……….. 50

B. Populasi dan Sampel ……… 51

1. Populasi …..……….. 51

2. Sampel ………... 51

C. Instrumen Penelitian ……… 52

1. Angket ……….. 52

2. Pedoman Wawancara ……… 55


(8)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

4. Pedoman Dokumentasi ……….. 57

D. Analisis Data ……… 58

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………. 58

2. Teknik Analisis Data ………. 60

E. Langkah-Langkah Penelitian ………. 63

1. Tahap Pra Lapangan ………. 63

2. Tahap Penyusunan Instrumen ………. 64

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ………... 66

4. Tahap Pelaporan ………. 66

5. Desain Evaluasi ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 68

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 68

2. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 101

1. Kesesuaian Program Pelatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Context ... 102

2. Kondisi Faktor Penunjang Program Latihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Pelatihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Input ...… 106

3. Pelaksanaan Program Pelatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Process …..………….….. 110


(9)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

4. Keberhasilan Program Peatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di

Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri

(BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Product... ………..….. 113

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan...………. 115

1. Kesesuaian Program Pelatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Context ... 115

2. Kondisi Faktor Penunjang Program Pelatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Input ...… 116

3. Pelaksanaan Program Pelatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Process …..………….…... 116

4. Keberhasilan Program Pelatihan Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Product…..………….…... 117

B. Rekomendasi ………..……. 118

1. Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) ...…… 118

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan ……...……….. 119

3. Peneliti Selanjutnya ……….. 120

DAFTAR PUSTAKA……… 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x


(11)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi

DAFTAR TABEL

NO. TABEL KETERANGAN HAL

Tabel 2.1 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan 13

Tabel 2.2 Evaluator Program 30

Tabel 2.3 Dimensi Model Evaluasi CIPP 32

Tabel 2.4 Kriteria Aspek Context 45

Tabel 2.5 Kriteria Aspek Input 46

Tabel 2.6 Kriteria Aspek Process 47

Tabel 2.7 Kriteria Aspek Product 48

Tabel 3.1 Sampel Penilaian 52

Tabel 3.2 Rentang Skala Likert untuk Aspek Context 53

Tabel 3.3 Rentang Skala Likert untuk Aspek Input & Process 53

Tabel 3.4 Rentang Skala Likert untuk Aspek Product 54

Tabel 4.1 Analisis product moment Butir Soal 1 69

Tabel 4.2 Perhitungan Uji Validitas 70

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tiap Variansi 73

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Angket 75

Tabel 4.5 Analisis Data Skor Stiap Responden untuk Item 1 76

Tabel 4.6 Kesesuaian program Pelatihan dengan Tujuan Pelatihan dalam Hal Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja Luar Negeri

77

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kai-Kuadrat Aspek Context 78 Tabel 4.8 Tanggapan Responden untuk Indikator Aspek Context 80 Tabel 4.9 Analisis Data Skor Stiap Responden untuk Item 11 83


(12)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii

Tabel 4.10 Kemampuan Instruktur dalam Menguasai Materi Pelatihan 84

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kai-Kuadrat Aspek Input 85 Tabel 4.12 Tanggapan Responden untuk Indikator Aspek Input 87 Tabel 4.13 Analisis Data Skor Stiap Responden untuk Item 26 89

Tabel 4.14 Kemampuan Instruktur Membuka Pelatihan 90 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kai-Kuadrat Aspek Process 91 Tabel 4.16 Tanggapan Responden untuk Indikator Aspek Process 93 Tabel 4.17 Analisis Data Skor Stiap Responden untuk Item 43 96

Tabel 4.18 Peserta Mengetahui Tugas Pokok Sebagai Calon Tenaga Kerja Indonesia

97

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kai-Kuadrat Aspek Product 98 Tabel 4.20 Tanggapan Responden untuk Indikator Aspek Product 100


(13)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii

DAFTAR GAMBAR

NO GAMBAR KETERANGAN HAL

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif 50


(14)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB I PEND AHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas. Berbagai pelatihan telah diselenggarakan mulai dari pelatihan bagi staf atau karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja sampai dengan pelatihan bagi para pimpinan untuk peningkatan kemampuan dalam menejemen kelembagaan, pengembangan unit kerja, kemajuan perusahaan, dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Bukan hanya itu, ada pula pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan para calon pelatih sebagai pelaksana program pelatihan (Training for Trainer)

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat dipahami bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh penyelenggara pendidikan (instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas) untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik dimasa yang akan datang. Secara lebih khusus lagi, pendidikan dilakukan oleh pelaksana pendidikan yaitu oleh


(15)

2

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendidik (guru, tutor, instruktur, widyaiswara, pelatih) terhadap peserta didik supaya lebih mampu berperan dalam melaksanakan tugas, pekerjaan, dan kehidupan untuk bekal masa depan. Dari pengertian itu pula kita mengetahui bahwa pelatihan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Pendidikan formal yang umum dilakukan disekolah-sekolah melakukan kegiatan pengajaran dengan pendekatan pedagogi, sedangkan yang diterapkan dalam pendidikan luar sekolah menggunakan pendekatan andragogi.

Pelatihan dapat dianggap berhasil apabila dapat membawa perubahan sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi/lembaga saat ini, kepada sumber daya manusia yang seharusnya atau yang diinginkan oleh lembaga atau organisasi. Tentunya, dalam sebuah pelatihan komponen pelatih sangat perlu diperhatikan, peran pelatih (widyaiswara, instruktur, narasumber) dalam proses pembelajaran adalah membantu peserta pelatihan untuk dapat mengubah perilaku yang biasa ditampilkan pada saat ini menjadi perilaku yang seharusnya terwujud atau yang diharapkan oleh organisasi atau lembaga.

Pelatihan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia, menurut Sudjana (2007:8) salah satu faktor pendorong perkembangan pelatihan yaitu:

pelatihan yang merupakan merupakan satuan pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan nasional menjadi wahana penting dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk membina serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat (individu, kelompok, lembaga, dan/atau komunitas).

Melihat dari penjelasan tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa pelatihan dapat memberikan manfaat bagi Sumber Daya Manusia baik itu dalam ranah


(16)

3

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kognitif, afektif maupun psikomotor. Bukan hanya itu, pelatihan pun merupakan suatu sistem pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan waktu yang relatif lebih singkat.

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dewasa ini dituntut untuk memiliki kompetensi dan daya kompetitif. Kompetensi dapat diartikan sebagai faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seorang yang mempunyai rata-rata biasa saja. Sedangkan daya kompetitif sangat diperlukan ketika seseorang berhadapan dengan orang (pelaku) lain dalam memenangkan suatu keadaan atau peristiwa tertentu. Dengan dua daya tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing baik di tingkat global.

Pendidikan dan pelatihan akan efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan pendekatan integral. Pertama, menyangkut subyek atau pelaku diklat. Kedua, terkait dengan proses atau tahapan dalam penyelenggaraan diklat itu sendiri. Para pelaku pelaksana merupakan subjek yang harus aktif memberikan respon, peran, tanggung jawab, umpan balik yang harus dilaksanakan secara bersama baik oleh penyelenggara diklat maupun Peserta diklat. Selanjutnya penyelenggara diklat harus memperhatikan manajemen diklat melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengevaluasian diklat yang terpadu dan berkelanjutan. Dengan kata lain, konsep dasar model pelatihan yang integral digambarkan bahwa tahap penyelenggaraan diklat di mulai dari proses analisis


(17)

4

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebutuhan diklat, proses penentuan tujuan diklat, proses perencanaan program diklat, proses pelaksanaan diklat serta evaluasi diklat.

Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Bandung merupakan salah satu lembaga aparatur Negara. BLTKLN bergerak dalam bidang pelatihan bahasa asing untuk meningkatkan keterampilan berbahasa asing bagi para calon Tenaga Kerja Indonesia. BLTKLN memfasilitasi para calon TKI yang akan bekerja di luar negeri agar bisa memiliki kualitas dan bisa beradaptasi di negara tujuan.

Salah satu program dari BLTKLN adalah pelatihan bagi pencari kerja luar negeri yaitu program pelatihan untuk menambah kompetensi dan keterampilan berbahasa asing, diantaranya bahasa korea, jepang dan malaysia dan pengetahuan umum seputar TKI untuk para calon TKI. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua minggu, dengan materi yang telah disesuaikan dengan waktu yang ada.

Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan pelatihan, maka diperlukan suatu fungsi yang dinamakan dengan evaluasi. Evaluasi pelatihan memiliki fungsi sebagai pengendali proses, dan hasil program pelatihan sehingga akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang sistematis, efektif dan efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dapak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja Sumber Daya Manusia. Pada umumnya orang beranggapan bahwa evaluasi program pelatihan diadakan pada akhir


(18)

5

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

program pelaksanaan pelatihan. Anggapan yang demikian kurang tepat, karena evaluasi merupakan salah satu mata rantai dalam system pelatihan yang jika dilihat dari waktu pelaksanaannya, kegiatan penilaian dapat dilakukan di awal proses perencanaan, ditengah proses pelaksanaan, dan diakhir penyelenggaraan pelatihan serta pascca pelatihan. Dalam evaluasi pelatihan tidak hanya dilihat dari akhir pelatihan saja, melainkan pelatihan secara keseluruhan mulai dari materi pelatihan yang telah diberikan, sarana dalam pelatihan, instruktur yang melatih sampai pada hasil akhir yang ada setelah dilakukan kegiatan pelatihan.

Faktor-faktor dalam pelaksanaan program pelatihan tersebut membutuhkan suatu evaluasi yang baik untuk perbaikan program pelatihan kedepanya, karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh lembaga pelatihan untuk mengetahui keefektifan/keberhasilan sebuah program pelatihan. Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi tersebut dapat dijadikan feedback untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pelatihan. Pada dasarnya evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan dalam program secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas cukup jelas bahwa evaluasi program ini merupakan upaya yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu program secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas dan keberhasilan masing-masing komponennya. Sesuai dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui studi evaluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi


(19)

6

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengajukan masalah penelitian “apakah studi eveluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat dinyatakan berhasil?”. Adapun secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Bagaimana kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Context?

2. Bagaimana kondisi faktor penunjang program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Input?

3. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Process?


(20)

7

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Bagaimana keberhasilan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Product?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis faktor-faktor kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Context.

2. Menganalisis kondisi faktor penunjang program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Input.

3. Menganalisis Pelaksanaan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Process.

4. Menganalisis faktor-faktor keberhasilan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Product.


(21)

8

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian evaluatif tentang relevansi antara program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dengan petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) akan memberikan manfaat bagi:

1. Lembaga yang diteliti (Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri)

Penelitian ini sekiranya dapat dijadikan pedoman bagi penentu kebijakan dalam hal ini Lembaga BLTKLN dan perangkat pendukung lembaga lainnya dalam memberikan keputusan terhadap program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga. Selain itu juga sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan memberikan/ menambah sarana dan prasarana dalam rangka melaksanakan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan evaluasi program pelatihan yang lebih baik dan produktif.

3. Peneliti

Memperdalam wawasan pengetahuan serta menjawab rasa keingintahuan peneliti mengenai relevansi antara program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dengan petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi


(22)

9

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari aspek context, input, process, output.

E. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pemakaian kata-kata penelitian, maka peneliti perlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Studi Evaluasi

Studi evaluasi merupakan jenis studi yang digunakan untuk menilai relevansia antara program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dengan petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN). Model evaluasi yang digunakan yaitu model CIPP. Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah system, dengan demikian peneliti menganalisis program berdasarkan komponen-komponenya. CIPP merupakan singkatan sebuah kata dari Context, Input, Process, Product.

2. Program Pelatihan bagi Pencari Kerja Luar Negeri

Maksud dari kata program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri tersebut ialah suatu program pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) untuk para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam hal ini program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Korea di luar negeri.


(23)

10

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) merupakan sebuah instansi pemerintahan di bawah Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (KEMENAKERTRANS) provinsi Jawa Barat yang menangani masalah pelatihan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)


(24)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan penelitian dalam melakukan penelitian di lapangan. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan sebagai pedoman atau alat bantu peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian dilakukan, sebagai upaya mengungkapkan permasalahan penelitian.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi (evaluation research) berdasarkan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan karena adanya pengukuran disertai analisis secara statistik. Seperti yang diungkapkan Sudjana (2007:278) “pendekatan kuantitatif digunakan dalam evaluasi program untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data yang berbentuk

angka-angka dengan pengolahan data yang menggunakan analisis statistik”. Sejalan dengan itu Zainal Arifin (2011:29) menjelaskan

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukurran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif digunakan apabila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas dengan yang terjadi. Peneliti ingin mendapatkan


(25)

50

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

informasi/ data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur dari suatu populasi yang dalam hal ini adalah peserta pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luarnegeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN),.

Adapun langkah-langkah kuantitatif menurut Sugiyono (2010:49) dijelaskan dalam gambar di bawah ini,

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif 2. Metode Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data/informasi yang akurat berdasarkan gambaran empiris tentang studi evaluasi program pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN), maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Adapun langkah-langkah penelitian evaluasi menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010:132) adalah sebagai berikut:


(26)

51

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b) Memilih model evaluasi

c) Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait d) Penentuan komponen yang akan dievaluasi e) Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi f) Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan g) Pengumpulan dan analisis data

h) Pelaporan hasil evaluasi

Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan kriteria atau standar yang digunakan. Kriteria yang digunakan adalah kriteria internal berupa petunjuk pelaksanaan pelatihan bagi calon tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:215) “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) kelas bahasa Korea dengan tingkat pendidikan SMU yang berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Dalam hal ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan total sampling, artinya semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi dalam penelitian ini cukup kecil dan terjangkau karena jumlah populasi kurang dari 100 orang.


(27)

52

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Jenis Kelamin Populasi Sampel

1 Laki-laki 24 24

2 Perempuan 16 16

Jumlah 40 40

Berdasarkan tabel di atas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang, laki-laki berjumlah 24 orang dan perempuan 16 orang.

C. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen angket, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (observasi), dan panduan dokumentasi.

1. Angket

Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Menurut Zainal Arifin (2011:166) “angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau

informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal”.

Angket dalam hal ini dijadikan sebagai instrumen utama. Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, dimana angket bentuk ini merupakan angket yang jawabannya telah tersedia dan responden hanya menjawab setiap pernyataan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket dengan model Skala Likert ini akan memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan dalam kuisioner tersebut. Seperti yang diungkapkan Moh Ali


(28)

53

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1985:88) “bentuk jawaban tertutup (closed form atau pre-coded), yakni angket

yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban”. Selain itu,

penggunaan kuisioner tertutup ini juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data. Senada dengan Nana Syaodih Sukmadinata (2007:238)

mengungkapkan, “model Likert menggunakan skala deskriptif, dasar dari skala

deskriptif ini adalah merespon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan

dengan pernyataan”.

Berikut digambarkan rentang skala model Likert untuk aspek context, Input, process dan output dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Rentang Skala Model Likert untuk aspek Context Pernyataan

Sikap

Sangat

Sesuai Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Skala model likert untuk aspek context ini menggunakan skala rentang penilaian (sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai) karena peneliti akan mengukur bagaimana kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Context yang meliputi komponen lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan tujuan program pelatihan.

Tabel 3.3

Rentang Skala Model Likert untuk aspek Input & Process Pernyataan

Sikap Selalu Sering Jarang

Tidak Pernah

Positif 4 3 2 1


(29)

54

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skala model likert untuk aspek input & process ini menggunakan skala rentang penilaian (selalu, sering, jarang, tidak pernah) karena peneliti akan mengukur bagaimana kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen input dan process yang meliputi kemampuan awal peserta pelatihan, panitia penyelenggara pelatihan, tim widyaiswara, serta kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana kegiatan yang telah di buat.

Tabel 3.4

Rentang Skala Model Likert untuk aspek Product Pernyataan

Sikap

Sangat

Mampu Mampu

Kurang Mampu

Tidak Mampu

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Skala model likert untuk aspek product ini menggunakan skala rentang penilaian (sangat mampu, mampu, kurang mampu, tidak mampu) karena peneliti akan mengukur bagaimana kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen product yang akan melihat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan tujuan angket dan menetapkan batasannya.


(30)

55

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Merumuskan indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan melalui kisi-kisi instrumen penelitian.

4) Menyusun pertanyaan angket beserta alternatif jawabannya.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara non tes. Menurut Zainal Arifin (2011:157) “wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab,

baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik”

Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terlibat, wawancara dalam penelitian ini dijadikan sebagai sumber data penunjang. Data hasil wawancara untuk menjawab masalah Context, Input dan Process program pelatihan. Wawancara merupakan salah satu bentuk alat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan narasumber. Narasumber dalam penelitian ini adalah pejabat struktural dan perwakilan peserta pelatihan Peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di BLTKLN

Wawancara yang dilakukan berpedoman pada petunjuk wawancara, dimana peneliti membuat kerangka dan garis-garis besar pokok yang akan ditanyakan terlebih dahulu sebelum wawancara dilakukan. Selain itu juga dilakukan wawancara bebas yakni berisi pertanyaan-pertanyaan yang berpindah dari satu pokok masalah ke pokok masalah lainnya sepanjang berkaitan dan dapat memperjelas aspek-aspek yang ditelusuri. Penyusunan pedoman wawancara mengikuti langkah-langkah dalam Zainal Arifin (2011:158-159),


(31)

56

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. Merumuskan tujuan wawancara

b. Membuat kisi-kisi layout pedoman wawancara

c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan.

d. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahan-kelemahan pertanyaan yang disusun, sehingga dapat diperbaiki lagi.

e. Melaksanakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat perekam (tape recorder), Setelah wawancara dilakukan, peneliti membuat transkrip atau salinan hasil wawancara untuk kemudian diorganisasikan dan disistematiskan agar siap dijadikan bahan analisis.

3. Panduan Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan sumber data penunjang dalam penelitian ini. Zainal Arifin (2011:153) mengungkapkan “observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai tujuan tertentu”.

Penggunaan teknik pengamatan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang keadaan objek penelitian yang terdapat dalam kegiatan pelatihan. Observasi kelas merupakan sumber informasi yang penting di dalam evaluasi. Peneliti akan mengobservasi penampilan widyaiswara dalam proses belajar mengajar di kelas. Pengamatan ini berusaha menjawab masalah aspek process dalam program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri.

Untuk mempermudah proses pengamatan dan mencatat apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran di kelas, peneliti menggunakan pedoman observasi


(32)

57

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang langkah-langkah penyusunannya dalam Zainal Arifin (2009:156) adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan observasi

b. Membuat layout atau kisi-kisi observasi c. Menyusun pedoman obsevasi

d. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik dan kepribadiannya maupun penampilan guru dalam pembelajaran

e. Melakukan uji coba pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba f. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung

g. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

4. Pedoman Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik penunjang dalam pengumpul data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dapat mendukung serta melengkapi data penelitian.

Berdasarkan pendapat Sukmadinata (200:221) “studi dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisi

dokumen-dokumen”. Peneliti memanfaatkan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data yang relevan. Alasan digunakannya studi dokumentasi sebagai pengumpulan data adalah karena dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya, berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, relatif murah dan mudah diperoleh, dan hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan. Studi dokumentasi ini meliputi, pedoman pelatihan bagi pencari kerja keluar negeri, foto-foto fisik kegiatan pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di BLTKLN.


(33)

58

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian diperlukan instrumen-instrumen penelitian yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen

Untuk mengukur validitas instrumen, peneliti menggunakan teknik uji validitas empirical validity, dimana angket yang digunakan diujikan kepada sampel yang bukan sampel penelitian kemudian skor-skor yang diperoleh dari angket tersebut dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson. Adapun perhitungannya menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari karl pearson, yaitu :

(Zainal Arifin, 2011:279) Keterangan :

: koefisien korelasi antara variabel X dan Y : jumlah responden

: jumlah jawaban item : jumlah item keseluruhan

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas internal consistency method dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.


(34)

59

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan oleh karena dapat digunakan pada tes-tes atau angket-angket yang jawaban atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih dari dua pilihan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:196) ”rumus alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.”

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

1) Mencari varians total

(Riduwan, 2012:45) Keterangan :

St : varians total

: jumlah kuadrat skor total setiap responden

: jumlah kuadrat seluruh skor total dari setiap responden : jumlah responden uji coba

2) Mencari harga-harga variansi tiap item

( )


(35)

60

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :

Si : varians butir setiap varians

: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians : jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

: jumlah responden uji coba 3) Rumus Alpha

(Riduwan, 2012:46) Keterangan :

: reliabilitas instrument : banyaknya butir item Si : jumlah varians item St : varians total

2. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif (berupa angket) sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik hitung statistik deskriptif, untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran. Adapun teknik statistik yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat dari data yang diperoleh.

Uji Kai Kuadrat

Selanjutnya untuk pengolah data hasil penelitian dari instrumen angket dilakukan juga dengan uji Kai Kuadrat. Zainal Arifin (2011:288) mengemukakan


(36)

61

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang diobservasi (observed frequency) dan frekuensi yang diharapkan (expected frequency)”.

Kai Kuadrat mempunyai fungsi untuk menguji apakah ada perbedaan antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan sehingga diketahui proporsi atau frekuensi jawaban yang diberikan responden.

∑ ( )

(Zainal Arifin, 2011:288)

Keterangan:

x2 : Nilai Kai Kuadrat

fo : Frekuensi yang diobservasi fe : Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1) Mengelompokkan setiap jawaban yang diberikan oleh responden, untuk mengetahui banyaknya fo.

2) Mencari frekuensi yanga diharapkan fe dengan jalan

3) jumlah seruruh fo dibagi dengan jumlah alternatif jawaban. 4) Mencari selisih fo dengan fe (fo-fe).

5) Menghitung Kai Kuadrat setelah memperoleh fo dan fe.

6) Menentukan tingkat kebebasan (dk) yaitu jumlah alternatif jawaban dikurangi satu (dk-1)

7) Melihat kolom dk (tabel harga kritik Kai Kuadrat) pada tingkat kepercayaan 99% untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak.


(37)

62

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8) Menafsirkan atau menguji hasil perhitungan Kai Kuadrat dengan kriteria sebagai berikut :

Jika X2hitung >X2tabel berarti terdapatperbedaan yang signifikan.

Jika X2hitung <X2tabel berarti tidak terdapatperbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan.

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar kontribusi indikator terhadap variabel maka dipergunakan skor rata-rata dalam presentase dengan persamaan sebagai berikut:

=

x 100%

Keterangan:

Skor hasil penelitian = frekuensi tanggapan (f) x bobot nilai Skor ideal = skor tertinggal xjumlah responden x jumlah item

Kemudian ssebagai pedoman dalam menentukan kriteria jawaban responden dipergunakan skala penilaian dan kategori pengukuran variabel sebagaimana dikemukakan sugiono (2008:102), yaitu:

Sesuai dengan skala penilaian skor jawaban kuesioner yang dipergunakan yaitu skala likert dengan lima pilihan jawaban,maka skor akhir akan berkisar antara 20% - 100% dari skor maksimum. Jarak antara skor minimum ke skor maksimum adalah 80. Maka didapat jarak kriteria adalah80 dibagi 5 yaitu 16 angka.

Berdasarkan pendapat diatas penulis berusaha untuk menyesuaikan kriteria jawaban responde. Dimana dalam penelitian ini hanya menggunakan empat pilihan jawaban, maka skor akhir akan berkisar antara 25% - 100% dari skor maksimum adalah 75. Maka didapat jarak kriteria adalah 75 dibagi 4 yaitu 18,75 angka.


(38)

63

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka dapat ditetapkan kriteria seperti dibawah ini:

25% - 43,75% = Tidak Sesuai (TS) 43,76% - 62,51% = Kurang Sesuai (KS) 62,52% - 81,27% = Sesuai (S)

81,28% - 100% = Sangat Sesuai (SS)

E. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, maka perlu untuk memperhatikan tahapan - tahapan pelaksanaan penelitian. Tahapan penelitian tersebut dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan merupakan tahap awal dalam mempersiapkan segala sesuatu sebelum peneliti terjun langsung dalam penelitian. Kegiatan awal dalam mempersiapkan penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran fokus penelitian, dan masalah penelitian. Kegiatan yang dilakukan antara lain :

a. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan yaitu kegiatan awal dalam menentukan permasalahan yang ditemukan dilokasi. Survei pendahuluan dilaksanakan sehubungan peneliti pernah melakukan Program Latihan Akademik (PLA) di BLTKLN. Setelah melakukan identifikasi masalah, dan melalui studi dokumentasi, maka peneliti menemukan permasalahan yang dapat dijadikan latar belakang masalah dalam melakukan penelitian serta dijadikan fokus penelitian yang selanjutnya dijabarkan dalam proposal penelitian.


(39)

64

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Menyusun Proposal Penelitian

Setelah melalui survei pendahuluan di lapangan, proposal penelitian disusun dan kemudian diajukan kepada dewan skripsi dengan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, setelah melalui beberapa kali revisi dari dosen pembimbing maupun dewan skripsi hingga proposal penelitian disetujui.

c. Menyiapkan Surat Perijinan Penelitian

Surat perijinan yang harus dipersiapkan antara lain : 1) SK Pengangkatan Pembimbing No.720/UN.40.1./PL/2012

2) Surat Permohonan Ijin Penelitian kepada Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No.720/UN.40.1/PL/2012

3) Surat permohonan penelitian kepada lembaga dari direktorat UPI No.720/UN.40.1/PL./2012

2. Tahap Penyusunan Instrumen

a. Penyusunan Kisi-kisi Penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian adalah acuan dalam pembuatan alat pengumpul data berupa angket. Kisi-kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya, sehingga memudahkan dalam pembuatan angket.

Kisi-kisi ini berisikan kolom-kolom judul, rumusan masalah, variabel, pertanyaan penelitian, aspek yang diteliti, indikator dan nomor item pertanyaan. b. Penyusunan Angket


(40)

65

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang paling penting dalam penelitian ini adalah angket. Item pertanyaan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan. Untuk lebih jelasnya penyusunan angket sebagai alat pengumpul data yang utama disusun menurut langkah-langkah pembuatan angket, sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan angket dan menetapkan batasannya

2) Merumuskan indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan

3) Memilih item-item pertanyaan yang relevan dengan indikatornya yang mudah dipahami responden

4) Menyusun angket beserta alternatif jawaban berdasarkan indikatornya yang telah ditetapkan disertai surat pengantar dan petunjuk pengisian angket, sehingga responden mendapatkan kejelasan dari tujuan dan maksud angket tersebut.

c. Expert Judgment

Untuk menguji instrumen penelitian digunakan pendapat dari ahli (Expert Judgment). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli kemudian diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah tersusun.

d. Uji Coba Angket

Setelah angket diberi penimbangan dari expert judgenent, maka angket diperbanyak sesuai dengan kebutuhan atau sebanyak jumlah responden yang telah ditetapkan untuk kemudian diuji coba kepada peserta pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri.


(41)

66

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu e. Revisi

Setelah diuji coba, angket akan diuji validitas dan reliabilitas angket tersebut menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Setiap butir pertanyaan angket dihitung dan ditentukan status valid atau tidak validnya butir soal tersebut.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data atau informasi melalui angket, wawancara dan observasi. Untuk memudahkan penelitian dalam hal ini peneliti berusaha untuk memahami hal-hal berikut, yaitu :

a. Pemahaman latar penelitian dan persiapan diri dengan maksud untuk menghindarkan dari data-data yang kurang diperlukan, data yang terkumpul semata-mata dari sudut pandang informan tanpa mempengaruhinya.

b. Tata cara memasuki lapangan, dalam hal ini peneliti berusaha untuk membuat suasana yang lebih akrab serta tetap dalam posisi sebagai peneliti.

c. Peran serta dan pengumpulan data, dalam hal ini peneliti berusaha memperhitungkan waktu, tenaga dan biaya dalam upaya mengumpulkan data yang diperlukan.

4. Tahap Pelaporan

Dalam keseluruhan penelitian ini laporan disajikan dalam bentuk skripsi yang disusun secara rinci dan sistematis. Selanjutnya, sebagai pertanggung jawaban ilmiah sekaligus memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Strata 1, maka skripsi ini akan diajukan kepada tim penguji untuk diadakan penilaian.


(42)

67

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2

De

sain

E

valu

asi

6

7

Evaluasi

- Tujuan Pelatihan

- Kompetensi Peserta

Pelatihan

- Latar Belakang Pelatihan

- Penampilan Instruktur

- Kegiatan Belajar Peserta

Pelatihan

- Satuan Pelatihan

- Pelaksanaan Evaluasi

- Kompetensi Instruktur

- Kondisi Peserta

- Materi Pelatihan

- Metode Pelatihan

- Metode Pembelajaran

- Fasilitas Sarana dan

Prasarana yang Menunjang

- Pengetahuan

- Pemahaman

- Penerapan

Peserta

Context

Output

Process

Input

Hasil


(43)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

115

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Penelitian ini adalah penelitian evaluatif (evaluation research) berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. pada umumnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui hasil akhir dari adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi. Dalam studi evaluasi evaluasi program ini, simpulan diambil dari atau dibuat berdasarkan hasil analisis data yang sudah disajikan. Simpulan yang disajikan berdasarkan pembahasan hasil penelitian serta rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka peneliti memperoleh simpulan bahwa program pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon tenaga ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat “berhasil”. Secara khusus simpulan dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Kesesuaian Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Calon Tenaga Kerja ke Luar Negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat dilihat dari Komponen Context

Berdasarkan data hasil pembahasan, bahwa kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon tenaga kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat dilihat dari komponen context sudah sesuai, baik dilihat dari aspek tujuan pelatihan, kompetensi pelatihan, dan latar belakang pelatihan


(44)

116

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melihat penjabaran simpulan khusus komponen context di atas serta hasil perbandingan dengan kriteria yang telah disusun, peneliti menyimpulkan bahwa komponen context dalam pelatihan Peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat ini dinyatakan sesuai.

2. Kondisi Penunjang Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat dilihat dari komponen Input

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, bahwa kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi calon tenaga kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat dilihat dari komponen input sesuai. Komponen input dalam aspek ini meliputi kondisi instruktur, kompetensi peserta, materi pelatihan, metode pelatihan, media pembelajaran, dan fasilitas sarana dan prasarana penunjang pelatihan

Melihat penjabaran simpulan khusus komponen input di atas, serta hasil perbandingan dengan kriteria yang telah disusun, peneliti menyimpulkan bahwa komponen input dalam pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri ini dinyatakan baik.

3. Pelaksanaan Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Process

Aspek process diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai rencana. Dalam penelitian ini, aspek


(45)

117

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

process yang diteliti adalah penampilan instruktur, kegiatan belajar peserta pelatihan, satuan pelajaran, pelaksanaan evaluasi.

Melihat penjabaran simpulan khusus komponen process di atas, serta hasil perbandingan dengan kriteria yang telah disusun, peneliti menyimpulkan bahwa komponen input dalam pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri ini dinyatakan baik.

4. Keberhasilan Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Product

Evaluasi product merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program dengan pemanfaatan model CIPP ini. Pencapaian hasil pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri ini dapat dilihat dari aspek pengetahuan, aspek pemahaman dan aspek penerapan. Hal tersebut sesuai dengan pedoman pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri yang telah tersusun, dimana hasil dari data penelitian menunjukan kemampuan peserta pelatihan sudah sesuai dengan indikator evaluasi yang dilakukan, yang meliputi pengetahuan tugas pokok sebagai calon tenaga kerja indonesia, pengetahuan konsep wawasan ketenagakerjaan, kemampuan menumbuhkan motivasi dalam bekerja, kemampuan bersikap disiplin dalam bekerja, kemampuan mengembangkan diri di lingkungan negara tujuan dengan ilmu yang di dapat dalam pelatihan ini, dan mampu menyelesaikan masalah di lingkungan negara tujuan.


(46)

118

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melihat penjabaran simpulan khusus komponen product di atas serta hasil perbandingan dengan kriteria yang telah disusun, peneliti menyimpulkan bahwa peserta mampu mengikuti program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) yang dilihat dari komponen product.

B. Rekomendasi

Secara umum pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri ini telah berjalan sangat baik, kiranya pelatihan ini harus dapat mempertahankan keberhasilannya. Namun ada beberapa rekomendasi sebagai bahan masukan bagi pihak yang terkait dengan pelatihan ini agar pencapaian hasil lebih optimal lagi. Adapun rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

a. Komponen Context

Tujuan pelatihan yang ada sekarang lebih di sesuaikan dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan ke berbagai negara tujuan calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Membuat kurikulum dan petunjuk pelaksanaan lembaga sendiri supaya memiliki tujuan yang jelas dalam melaksanakan program pelatihan.

b. Komponen Input

Tempat pelatihan sangat jauh dari Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat, seharusnya tersedia tempat pelatihan


(47)

119

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di lingkungan Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) sehingga mengurangi biaya akomodasi dan transportasi, juga berjalanya pelatihan akan lebih efektif.

c. Komponen Process

Pelaksanaan program pelatihan sebagian besar sudah berjalan dengan baik, namun intruktur masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran yang konvensional sehingga menimbulkan kebosanan dalam mengajar, dan materi pelatihan lebih banyak diarahkan pada peningkatan skill (keterampilan) agar lebih bermanfaat dan berdaya saing di negara tujuan. d. Komponen Product

Penilaian terhadap peserta lebih di berikan oleh instruktur masing-masing setiap materi, sehingga penilaian terhadap peserta berbeda, seharusnya pihak BLTKLN memberikan outline penilaian untuk peserta, agar instrumen penilaian untuk peserta seragam.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Evaluasi program yang menjadi kajian dalam penelitian ini merupakan salah satu mata kuliah Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, untuk itu ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan diantaranya:

a. Materi kuliah evaluasi program harus diperbanyak kegiatan praktik di lingkungan balai diklat.

b. Product yang dihasilkan dari materi kuliah evaluasi program coba direkomendasikan untuk balai pelatihan yang telah diteliti, karena masih


(48)

120

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

banyak juga balai pelatihan yang masih membuat instrumen evaluasi yang sesuai untuk pelatihannya.

3. Peneliti selanjutnya

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah peneliti diharapkan dapat membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan evaluasi program pendidikan dan pelatihan ini. Mencoba menggunakan model evaluasi lain yang mungkin hasilnya akan berbeda. Hasil evaluasi ini hanya sebatas menilai kesesuaian program pelatihan saja, mungkin peneliti lain mampu menemukan faktor-faktor lain lebih mendalam dengan menggunakan model evaluasi lain atau bahkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.


(49)

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 121

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M (1985). Penelitian Kependidikan, Prosedur Kependidikan. Bandung. PT Remaja Rosda Karya

Arikunto, Suharsimi (2001) Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi (2001) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi (2001) Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi dan Safrudin Cepi. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmodiwiryo, Soebagio (2005). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arifin, Zaenal. (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Brienkerhoff, R. (1986). Evaluation Technical Assistance. CEDR Journal.

Dessler, Gary. (2000). Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall International inc.

Edison, Emron. (2009).Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfa Beta.

Hamalik,Oemar.(2001).sistem dan perkembangan kurikulum lembaga pendidikan dan pelatihan. Bandung: Trigenda Karya

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo.

Hasibuan, Melayu S.P (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Kosasih, A dan Angkowo, Robertus. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:Grasindo.


(1)

process yang diteliti adalah penampilan instruktur, kegiatan belajar peserta pelatihan, satuan pelajaran, pelaksanaan evaluasi.

Melihat penjabaran simpulan khusus komponen process di atas, serta hasil perbandingan dengan kriteria yang telah disusun, peneliti menyimpulkan bahwa komponen input dalam pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri ini dinyatakan baik.

4. Keberhasilan Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Dilihat Dari Komponen Product

Evaluasi product merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program dengan pemanfaatan model CIPP ini. Pencapaian hasil pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri ini dapat dilihat dari aspek pengetahuan, aspek pemahaman dan aspek penerapan. Hal tersebut sesuai dengan pedoman pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri yang telah tersusun, dimana hasil dari data penelitian menunjukan kemampuan peserta pelatihan sudah sesuai dengan indikator evaluasi yang dilakukan, yang meliputi pengetahuan tugas pokok sebagai calon tenaga kerja indonesia, pengetahuan konsep wawasan ketenagakerjaan, kemampuan menumbuhkan motivasi dalam bekerja, kemampuan bersikap disiplin dalam bekerja, kemampuan mengembangkan diri di lingkungan negara tujuan dengan ilmu yang di dapat dalam pelatihan ini, dan mampu menyelesaikan masalah di lingkungan negara tujuan.


(2)

118

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melihat penjabaran simpulan khusus komponen product di atas serta hasil perbandingan dengan kriteria yang telah disusun, peneliti menyimpulkan bahwa peserta mampu mengikuti program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) yang dilihat dari komponen product.

B. Rekomendasi

Secara umum pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri ini telah berjalan sangat baik, kiranya pelatihan ini harus dapat mempertahankan keberhasilannya. Namun ada beberapa rekomendasi sebagai bahan masukan bagi pihak yang terkait dengan pelatihan ini agar pencapaian hasil lebih optimal lagi. Adapun rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

a. Komponen Context

Tujuan pelatihan yang ada sekarang lebih di sesuaikan dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan ke berbagai negara tujuan calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Membuat kurikulum dan petunjuk pelaksanaan lembaga sendiri supaya memiliki tujuan yang jelas dalam melaksanakan program pelatihan.

b. Komponen Input

Tempat pelatihan sangat jauh dari Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat, seharusnya tersedia tempat pelatihan


(3)

di lingkungan Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) sehingga mengurangi biaya akomodasi dan transportasi, juga berjalanya pelatihan akan lebih efektif.

c. Komponen Process

Pelaksanaan program pelatihan sebagian besar sudah berjalan dengan baik, namun intruktur masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran yang konvensional sehingga menimbulkan kebosanan dalam mengajar, dan materi pelatihan lebih banyak diarahkan pada peningkatan skill (keterampilan) agar lebih bermanfaat dan berdaya saing di negara tujuan. d. Komponen Product

Penilaian terhadap peserta lebih di berikan oleh instruktur masing-masing setiap materi, sehingga penilaian terhadap peserta berbeda, seharusnya pihak BLTKLN memberikan outline penilaian untuk peserta, agar instrumen penilaian untuk peserta seragam.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Evaluasi program yang menjadi kajian dalam penelitian ini merupakan salah satu mata kuliah Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, untuk itu ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan diantaranya:

a. Materi kuliah evaluasi program harus diperbanyak kegiatan praktik di lingkungan balai diklat.

b. Product yang dihasilkan dari materi kuliah evaluasi program coba direkomendasikan untuk balai pelatihan yang telah diteliti, karena masih


(4)

120

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

banyak juga balai pelatihan yang masih membuat instrumen evaluasi yang sesuai untuk pelatihannya.

3. Peneliti selanjutnya

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah peneliti diharapkan dapat membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan evaluasi program pendidikan dan pelatihan ini. Mencoba menggunakan model evaluasi lain yang mungkin hasilnya akan berbeda. Hasil evaluasi ini hanya sebatas menilai kesesuaian program pelatihan saja, mungkin peneliti lain mampu menemukan faktor-faktor lain lebih mendalam dengan menggunakan model evaluasi lain atau bahkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.


(5)

Lutfi Maulidi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M (1985). Penelitian Kependidikan, Prosedur Kependidikan. Bandung. PT Remaja Rosda Karya

Arikunto, Suharsimi (2001) Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi (2001) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi (2001) Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi dan Safrudin Cepi. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmodiwiryo, Soebagio (2005). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arifin, Zaenal. (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Brienkerhoff, R. (1986). Evaluation Technical Assistance. CEDR Journal.

Dessler, Gary. (2000). Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall International inc.

Edison, Emron. (2009).Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfa Beta.

Hamalik,Oemar.(2001).sistem dan perkembangan kurikulum lembaga pendidikan dan pelatihan. Bandung: Trigenda Karya

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo.

Hasibuan, Melayu S.P (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Kosasih, A dan Angkowo, Robertus. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:Grasindo.


(6)

122

Lutfi Maulidi, 2013

Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemp, E Jerold. (1985). Proses Perencanaan Pengajaran. Bandung: ITB. Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfa Beta Majid, Abdul. (2006). Rencana Pembelajaran pengembangan standar kompetensi

Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mangkunegara, Prabu Anwar. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung:Reika Aditama.

Marzuki, Saleh. (2010). Pendidikan Nonformal, Malang: PT Remaja Rosdakarya Moekijat. (1993). Evaluasi Pelatihan dalam Rangka Peningkatan Produktivitas

(perusahaan). Bandung: CV. Mandar Maju.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2007). Sistem & Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah Production Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jkarta: STIE, YKPN

Sastradipoera, Komarudin. (2002). Manajmen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karya