Berkhas Kliping Juni 2008 Institusi-Juni 2008

VOLUME VI JUNI 2008

INSTITUSI

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari
berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal
penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka
saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situssitus suratkabar, majalah, serta situs berita lainnya.
Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas
diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap
penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.
Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media
yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses
melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

D a ft a r I si
“AFI” Masih Memimpin Pilkada Kaltim----------------------------------------------------------------

1


KPU Kaltim Tunggu Aturan Putaran Kedua---------------------------------------------------------

2

Kartu Pemilih Mulai Dibagikan --------------------------------------------------------------------------

3

Mukhlis, Aktor di Balik Penyelenggaraan Pilkada Palembang---------------------------------

4

" Tumpas Premanisme------------------------------------------------------------------------------------

6

Pencairan BLT Yogyakarta Sudah 90 persen ------------------------------------------------------

8


Pilkada Sawahlunto Sumbar Ditengarai Sarat Kecurangan ------------------------------------

9

6 Keluarga Tolak BLT ------------------------------------------------------------------------------------- 10
Diduga, Ada 800 Nama Penerima Ganda ----------------------------------------------------------- 11
Dua Istri Bupati "Bertarung" di Pilkada Minahasa Tenggara ----------------------------------- 12
Subsidi BBM: BLT Kota Yogyakarta Tersalurkan91,56 Persen ------------------------------- 13
Logistik Pilkada KBB Mulai Didistribusikan --------------------------------------------------------- 14
Warga Miskin Tak Terima BLT ------------------------------------------------------------------------- 15
Warga Miskin Tangerang Pertanyakan BLT -------------------------------------------------------- 17
Realisasi BLT di Sumut Mencapai 81,4 Persen --------------------------------------------------- 19
KPU Akan Gunakan UU Pers --------------------------------------------------------------------------- 20
Sebagai Ormas, Pembubaran FPI Jadi Wewenang Mendagri -------------------------------- 21
BLT Tak Sentuh Aspek Pendidikan ------------------------------------------------------------------- 23
Program BLT Perlu Diganti ------------------------------------------------------------------------------ 24
UU Pengelolaan Sampah Belum Efektif ------------------------------------------------------------- 25
Partai Golkar DimintaHormati Putusan Pilkada Malut-------------------------------------------- 26
BLT dan Harapan Baniara ------------------------------------------------------------------------------- 28
Camat Tak Layak Menerima "BLT"-------------------------------------------------------------------- 30

Perppu Otsus Papua Aspirasi Masyarakat ---------------------------------------------------------- 32
Pilkada Malut Tanggung Jawab Mendagri ---------------------------------------------------------- 33
Gugatan Pilkada Sawahlunto Digelar----------------------------------------------------------------- 34
Penyaluran BLT 2008 Lebih Baik ---------------------------------------------------------------------- 35
Pilkada Palembang Tidak Diundur -------------------------------------------------------------------- 36
Pemkab Ende Serahkan Anggaran Pilkada -------------------------------------------------------- 37
Otonomi Daerah Dinilai Asal-asalan ------------------------------------------------------------------ 38
Perda Parpol Lokal Jangan Berbenturan ------------------------------------------------------------ 39
Kampanye Tertutup ---------------------------------------------------------------------------------------- 40

Masyarakat Berinisiatif Sukseskan Program BLT ------------------------------------------------- 42
Pilkada Riau Sudah Mulai Memanas ----------------------------------------------------------------- 44
BLT dan Provokasi Angka Kemiskinan--------------------------------------------------------------- 45
Politik K(P)emiskinan? ------------------------------------------------------------------------------------ 47
Draft RUU Pengadilan Tipikor Selesai Satu Pekan ----------------------------------------------- 49
Perppu Otsus Papua Siap Dibahas ------------------------------------------------------------------- 50
Pilkada Sinjai Segera Berlangsung ------------------------------------------------------------------- 52
Warga Cemas Tak Dapat BLT -------------------------------------------------------------------------- 53
823 Surat Suara di Ende Rusak------------------------------------------------------------------------ 54
Presiden Belum Sepakat Dua Poin Draf RUU Pengadilan Tipikor --------------------------- 55

Keluarga Miskin di Sabang dan Aceh besar Segera Terima BLT ---------------------------- 56
KPU Ingin Peserta 250 Orang -------------------------------------------------------------------------- 57
Menutup Peluang Korupsi Dana BLT Plus ---------------------------------------------------------- 58
Parpol dan Birokrasi Belum Dewasa------------------------------------------------------------------ 60
PT Pos Dapat Dana Rp 223 Miliar dari BLT -------------------------------------------------------- 61
BLT Segera Direalisasi di Lima Daerah Jatim------------------------------------------------------ 62
Hari Ini Pilkada Sinjai-------------------------------------------------------------------------------------- 63
Kampanye Sepi, Pilih Dialog ---------------------------------------------------------------------------- 64
Mendagri Khawatir Tahapan Pemilu Terganggu Uji Materi------------------------------------- 65
BLT dan Psikologi si Miskin ----------------------------------------------------------------------------- 66
Pemberantasan Korupsi dan Pilpres 2009 ---------------------------------------------------------- 68
KPU Harus Jalankan PP 25/2007 --------------------------------------------------------------------- 70
Partisipasi Pemilu Ditargetkan Lebih 75 Persen--------------------------------------------------- 71
Pemerintah Punya Strategi Kurangi Angka Kemiskinan ---------------------------------------- 72
Pencairan Dana BLT Tunggu Verifikasi -------------------------------------------------------------- 73
Mempelajari penyaluran BLT dari Amerika --------------------------------------------------------- 74
Rakyat Miskin Bogor Mulai Terima BLT-------------------------------------------------------------- 76
Revisi Aturan Tahapan Pemilu ------------------------------------------------------------------------- 77
Hasil Penghitungan Cepat ------------------------------------------------------------------------------- 79
Serahkan Draf RUU Tipikor ke DPR ------------------------------------------------------------------ 80

MK Berharap UU Pengadilan Tipikor Selesai Desember 2008-------------------------------- 81
PP No 39 Tahun 2008 Matikan Industri Asuransi ------------------------------------------------- 82
BLT Jayapura Disalurkan Senin------------------------------------------------------------------------ 84
Draf RUU Tipikor Segera ke DPR --------------------------------------------------------------------- 85
Pilkada NTT Digelar --------------------------------------------------------------------------------------- 86

Politik atau Politisasi Agama? -------------------------------------------------------------------------- 87
'BLT bukan sogokan buat rakyat' ---------------------------------------------------------------------- 90
7.900 Kartu BLT Akan Dialihkan ----------------------------------------------------------------------- 91
Kantor Pos Data Penerima BLT ------------------------------------------------------------------------ 92
Stop Politisasi Pilgub Malut------------------------------------------------------------------------------ 93
Hasil Pilkada Palembang Belum Dikirim ke Mendagri ------------------------------------------- 95
Genderang Pilkada Sumsel Ditabuh ------------------------------------------------------------------ 96
Pilgub Jatim, Ridwan Terkaya -------------------------------------------------------------------------- 98
Pasangan Hamdan -Depri Raih Suara Terbanyak Pilkada Bolmut--------------------------- 99
1.366 RTS Belum Cairkan Dana BLT ----------------------------------------------------------------100
Calon Perseorangan dalam Pilkada ------------------------------------------------------------------101
Pilkada Cermin Pemilu------------------------------------------------------------------------------------103
Jangan Politisasi Isu Kemiskinan ----------------------------------------------------------------------104
Pilkada Kota Pangkalpinang Berjalan Lancar ------------------------------------------------------105

Golkar Revisi Juklak Pilkada ----------------------------------------------------------------------------106
Kakak Adik Bersaing di Pilkada Bantaeng ----------------------------------------------------------107
Pilkada Banyuasin Sesuai Agenda --------------------------------------------------------------------108
Potensi Konflik dari UU Pemilu -------------------------------------------------------------------------109
Ideologi RUU Rahasia Negara -------------------------------------------------------------------------112
Papua Tak Punya Konsep Cadangan Pembangunan -------------------------------------------114
Penjabat Bupati Nagekeo Maju Pilkada--------------------------------------------------------------116
Hasil Pilgub NTT Lolos Uji Publik, Jateng Siap Ditetapkan-------------------------------------118
Kemampuan Legislasi DPRD Lemah -----------------------------------------------------------------119
Verifikasi Parpol di Daerah Terus Berlangsung ----------------------------------------------------121
Pemerintah Semakin Otoriter ---------------------------------------------------------------------------122
BLT & survival strategy keluarga miskin -------------------------------------------------------------124
Golput dan Pemilu 2009 ----------------------------------------------------------------------------------126

Jurnal Nasional

Senin, 02 Juni 2008

Nusantara | Balikpapan | Minggu, 01 Jun 2008 18:15:20 WIB


“AFI ” M a sih M e m im pin Pilk a da Ka lt im
PASANGAN calon gubernur/wakil gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Awang Faroek IshakFarid Wadjdy atau "AFI", hingga Minggu (1/6) sore masih memimpin perolehan suara
sementara pilkada Kaltim dengan 204.903 suara atau sekitar 28,50 persen.
Berdasar laporan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kaltim hingga pukul 17.30 Wita,
Minggu, tempat kedua ditempati Jusuf Serang Kasim-Luther Kombang dengan 28,07 persen
atau 201.903 suara, dan tempat ketiga diduduki pasangan Achmad Amins-Hadi Mulyadi
sebesar 25.8 persen atau 185.559 suara
Sementara itu, Nursyirwan Ismail-Heru Bambang memperoleh 17.63 persen atau 126.741
suara berada di urutan keempat. Hingga Minggu (1/6) pukul 17.30 Wita, jumlah suara yang
masuk ke KPUD Kaltim baru 719.106 suara dari jumlah pemilih sebanyak 2.255.409 orang.
Pemungutan suara pilkada Kaltim dilakukan pada 26 Mei 2008. Menurut jadwal, KPUD Kaltim
baru akan mengumumkan secara resmi data hasil Pilkada pada 10 Juni. Jika tidak ada calon
yang memperoleh suara di atas 30 persen, maka akan dilangsungkan pilkada putaran kedua.
(Ant)

Berkhas

1

Volume VI Juni 2008


Jurnal Nasional

Senin, 02 Juni 2008

Nusantara Samarinda | Senin, 02 Jun 2008

KPU Ka lt im Tunggu At ur a n Put a r a n Ke dua
by : Budi Winarno
Kaltim merupakan daerah yang pertama kali melaksanakan pilkada dua putaran.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Timur akan meminta teknis pelaksanaan
putaran kedua kepada KPU Pusat. Pasalnya, KPU Kaltim masih menggunakan teknis
pelaksanaan putaran kedua yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) berupa surat
dengan nomor 120/1808/sj tanggal 21 Juli 2005 perihal pelaksanaan pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah putaran kedua.
"Surat itu mengacu pada Undang-Undang Nomor 32, sedangkan yang saat ini di berlakukan
adalah Undang-Undang Nomor 12. Karena itu, kami perlu menyurati KPU Pusat," kata Ketua
Kelompok Kerja (Pokja) Pemungutan Perhitungan Suara KPU Kalyim, Elvyani Gaffar.
Pelaksanaan teknis yang dibuat Mendagri Moh. Ma`ruf tersebut di antaranya mengenai
pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pilkada, daftar pemilih pada putaran pertama

agar dilakukan pemutakhiran oleh KPUD dan menetapkan kembali DPT serta pendanaan
putaran kedua yang dibebankan pada APBD.
Waktu pelaksanaan jika terjadi putaran adalah melaksanakan tender dan cetak suara selama
48 hari, validasi daftar pemilih 14 hari, distribusi logistik selama 7 hari, penajaman visi dan
misi bagi pasangan calon, masa tenang selama 3 hari, dan melakukan pemungutan suara
selama 1 hari.
"KPU Kaltim saat ini masih menggunakan surat dari Mendagri yang di tanda tangani oleh
Mendagri Moh. Ma`ruf jika terjadi putaran kedua," katanya. Untuk itu, KPU Kaltim akan
menanyakan penggunaan teknis pelaksanaan pilkada jika terjadi putaran kedua pada saat
Rakernas KPU se-Indonesia yang di laksanakan tanggal 4-6 Juni mendatang di Jakarta.
"Sekaligus kita akan kirimkan surat ke KPU Pusat. Soalnya, di dalam Undang-Undang Nomor
12 tidak ada teknis pelaksanaan putaran kedua. Padahal, di dalam undang-undang tercatat
adanya putaran kedua. Jadi, yang digunakan saat ini hanya surat dari Mendagri saja,"
katanya.
Elvyani mengatakan, diperlukan koordinasi dengan KPU Pusat. Pasalnya, pilkada yang
terjadi selama ini di Indonesia, tidak ada yang mencapai putaran kedua. "Untuk Pilgub Kaltim,
kita masih tidak bisa pastikan berapa putaran. Karena, hasil perolehan suara akan
direkapitulasi tanggal 8 hingga 10 Juni mendatang," katanya.
Rusli


Berkhas

2

Volume VI Juni 2008

Kompas

Senin, 02 Juni 2008

Ka r t u Pe m ilih M ula i D iba gik a n
Ada W a r ga Ta k D a pa t Ka r t u m e sk i Te r da ft a r
Senin, 2 Juni 2008 | 03:00 WIB
Palembang, Kompas - KPUD Palembang mulai mendistribusikan kartu suara sesuai daftar
pemilih tetap di Palembang. Pendistribusian dimulai dari KPUD ke Panitia Pemilih Kecamatan
atau PPK. Selanjutnya, kartu tersebut diambil Ketua Panitia Pemungutan Suara atau KPPS di
kelurahan. KPPS bertanggung jawab membaginya dan melaporkan jika ada kekurangan.
Menurut M Yusuf, Ketua PPS XVIII Kecamatan Sako Kenten, Minggu (1/6) di Palembang,
pihaknya sudah mengambil kartu suara di Kantor Kecamatan Sako pada hari Jumat (30/5)
bersama dengan para Ketua PPS lainnya di wilayah Kecamatan Sako Kenten.

”Untuk mengurangi risiko rusak atau hilang, kartu suara memang harus diambil masingmasing KPPS di PPK atau kantor kecamatan,” kata Yusuf.
Ditambahkan, lingkungan TPS XVIII Kecamatan Sako Kenten memiliki sebanyak 453 mata
pilih yang mencakup tiga rukun tetangga (RT). Sebagian besar kartu pemilih yang diambil
sudah dibagikan kepada warga. Untuk mengecek validasinya, pembagian kartu pemilih ini
harus dicocokkan dengan nama yang tercantum di daftar pemilih tetap (DPT). Jika namanya
sudah sesuai, kartu pemilih bisa diberikan langsung.
Meski tidak diberi tenggat waktu pendistribusian kartu suara, Yusuf menargetkan paling
lambat hari Senin ini semua kartu pemilih di TPS XVIII sudah selesai dibagikan.
Masih kurang
Setelah mencocokkan identitas di kartu pemilih dengan nama yang tercantum di DPT,
ternyata belum semua warga menerima kartu pemilih. Yusuf mencontohkan, di TPS XVIII,
masih ada dua orang yang belum mendapatkan kartu pemilih. Padahal, nama kedua orang
tersebut tercantum di dalam DPT.
”Maka, kami menyimpulkan ini hanya kekeliruan pencatatan saja. Hal ini sudah kami laporkan
ke atas,” tuturnya.
Sekretaris KPUD Palembang S Raharja menanggapi, setiap KPPS yang menemui masalah
kekurangan kartu pemilih wajib lapor secepat mungkin. Mekanismenya dimulai dari pelaporan
warga yang bersangkutan ke KPPS, lalu KPPS melaporkan ke PPK. PPK inilah yang wajib
meneruskannya ke KPUD.
”KPUD nanti akan mencocokkan keluhan kekurangan. Jika benar, akan segera diterbitkan
kartu pemilih bagi warga yang belum mendapatkan,” ucapnya.
Sosialisasi berlangsung
Sejak pekan lalu, di PPK juga sudah dan sedang berlangsung kegiatan sosialisasi tata cara
dan aturan teknis mengenai proses pencoblosan pilkada Palembang di tingkat KPPS.
Menurut Yusuf, sosialisasi ini dilakukan oleh tim KPUD Palembang dibantu PPK dan dihadiri
segenap unsur KPPS.
”Kami sudah mengikuti sosialisasi tata cara dan aturan teknis pilkada. Jadwal waktu
mengenai logistik dan keperluan lain sudah disusun, tinggal dilaksanakan sesuai koordinasi,”
katanya. (ONI)

Berkhas

3

Volume VI Juni 2008

Kompas

Senin, 02 Juni 2008

Profil

M uk hlis, Ak t or di Ba lik Pe nye le ngga r a a n Pilk a da
Pa le m ba ng
Senin, 2 Juni 2008 | 03:00 WIB
Berbicara tentang pelaksanaan Pilkada Kota Palembang 7 Juni 2008, masyarakat hingga
partai politik akan mengingat sebuah nama, Kemas Khoirul Mukhlis. Hal itu karena sejak
masa pendaftaran, seleksi, penetapan calon, masa kampanye, hingga hari-hari menjelang
pilkada, nama tersebut cukup sering disebut di media massa cetak atau elektronik lokal
Palembang.
Pada perhelatan politik Kota Palembang 2008, Mukhlis menjabat sebagai Ketua Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Palembang. Sebagai ”aktor” lembaga yang berwenang
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah, wajar apabila figur pria tersebut sangat dikenal.
Ditemui Kompas di Kantor KPUD Palembang, Sabtu (31/5), Mukhlis menuturkan, sebagai
penanggung jawab perhelatan itu, ia tidak bekerja sendirian. Ia memiliki tim yang
membantunya mengerjakan semua urusan Pilkada Palembang.
”Saya tidak bisa sendirian memikul tanggung jawab ini. Ada tim yang membantu dan bekerja
sama,” ujar pria kelahiran Palembang pada 29 Maret 1972 itu.
Saat awal pendaftaran, seleksi calon, penetapan calon, hingga masa kampanye calon,
kesibukan KPUD Palembang tidak terlalu padat. Grafik kesibukan makin meningkat saat
surat suara yang akan menjadi sarana masyarakat memilih calon kepala daerah mereka
serta berbagai perlengkapan logistik pilkada tiba di KPUD Palembang.
Sejak 27 Mei 2008 hingga 31 Mei 2008, Kantor KPUD Palembang berubah mirip seperti
percetakan. Tumpukan surat suara atau kotak-kotak kardus bekas tempat surat suara
bertebaran di setiap sudut ruang KPUD Palembang, tak terkecuali ruangan Mukhlis.
Sebanyak 110 tenaga harian lepas memenuhi kantor KPUD Palembang siang dan malam
untuk menyelesaikan pelipatan surat suara.
”Saya juga mesti mengawasi dan mengontrol pelipatan surat suara serta keamanan surat
suara, apalagi kami mengejar target penyelesaian pelipatan supaya bisa segera
didistribusikan,” tutur Mukhlis sambil sesekali mengingatkan tenaga harian lepas untuk hatihati melipat surat suara.
Kesibukan sedemikian padat menyebabkan semua pengurus KPUD Palembang, termasuk
Mukhlis, hampir tidak punya waktu untuk pulang ke rumah.
Namun, dengan kebiasaan Mukhlis yang tidak bisa tidur di tempat baru, ia memilih pulang
larut dan kembali lagi ke Kantor KPUD keesokan pagi. Sepanjang minggu tercatat ia hanya
tidur dua-tiga jam sehari.
Dalam perpolitikan Palembang, nama Mukhlis sudah cukup akrab. Bapak dua anak bernama
Kemas Muhammad Husni (8) dan Nyimas Gina Salsabila (4) itu mengawali karier politik pada
1997-1998. Waktu itu ia aktif di Gerakan Pemuda Anshor PKB Palembang. Tahun 1999 ia
terpilih sebagai Wakil Ketua I Perjuangan Pemuda untuk Demokrasi (PPD) Palembang. Sejak
2003 hingga sekarang, suami Herlina (30) ini menjabat Ketua KPUD Palembang.
Selain aktif di dunia politik, Mukhlis juga tercatat aktif di kegiatan pendidikan dan keagamaan.
Ia tercatat aktif di PMII, Yayasan Pendidikan NU di Plaju, hingga Yayasan Pengajian.

Berkhas

4

Volume VI Juni 2008

Kompas

Senin, 02 Juni 2008

Sebagai figur yang cukup mengenal dunia politik Palembang, Mukhlis dengan yakin
menyatakan masyarakat Palembang sudah cerdas dan melek politik. ”Dibandingkan Pemilu
2004, untuk Pilkada 2008 ini masyarakat sudah melek politik. Saya yakin mereka memiliki
hati nurani untuk memilih,” kata Mukhlis. (HLN/ITA)

Berkhas

5

Volume VI Juni 2008

Suara Pembaruan

Senin, 02 Juni 2008

Tum pa s Pr e m a nism e
SP/YC Kurniantoro
Anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa, yang juga pengasuh Pondok Pesantren
Al Mizan, Cirebon, Jawa Barat, Maman Imanulhaq terbaring di RS Mitra Internasional,
Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (2/6). Maman adalah salah seorang korban penyerangan
massa beratribut Front Pembela Islam saat mengikuti aksi Aliansi Kebangsaan Kebebasan
Beragama dan Berkeyakinan di Lapangan Monas, Minggu (1/6).
[JAKARTA] Aksi premanisme yang dipertontonkan oleh massa beratribut Front Pembela
Islam (FPI) dan sejumlah organisasi massa terhadap anggota Aliansi Kebangsaan untuk
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di kawasan Monas, Minggu (1/6), tidak
bisa ditoleransi karena akan memicu konflik horizontal dan menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa yang sudah dibangun. Polri diminta segera mengusut tuntas kasus
tersebut. Berbagai kalangan mengimbau negara harus tegas sehingga tidak terjadi hukum
rimba di negeri ini.
Menurut Ketua Peng- urus Besar Nahdlatul Ulama Masdar Farid Mas'udi, aksi kekerasan dan
penganiayaan bertentangan dengan ajar- an agama, apalagi jika dila- kukan atas nama
agama. "Agama apa pun selalu menganjurkan kemuliaan budi. Sebaik-baik kalian, kata
Rasullullah SAW, adalah yang paling luhur budinya dan lembut hatinya," kata Masdar.
Untuk itu, Masdar mendesak negara, dalam hal ini aparat hukum, segera menindak pelaku
sesuai hukum. Menunda apalagi membiarkan kekerasan tanpa tindakan hukum akan
meruntuhkan wibawa negara yang segera akan dibayar dengan maraknya anarkisme yang
akan menghancurkan tatanan sosial.
Sekjen Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor A Malik Haramain dalam pernyataan
persnya menyesalkan, mengutuk, dan memprotes keras tindakan kekerasan karena
bertentangan dengan konstitusi dan merupakan bentuk arogansi kelompok. Organisasi
pelaku kekerasan harus dibubarkan karena telah berperilaku barbar di negara demokratis.
"Jika pemerintah tidak tegas, maka GP Ansor bersama elemen lainnya akan merencanakan
langkah pembubaran paksa. GP Ansor menyesalkan polisi sebagai pengayom yang gagal
melaksanakan tugasnya sehingga kekerasan terjadi," katanya.
Dari kalangan DPR, Wakil Ketua Komisi III DPR Fachri Hamzah yang berasal dari Fraksi
Partai Keadilan dan Sejahtera (FPKS), mengatakan, negara harus mampu melindungi warga
negaranya yang menyampaikan pendapatnya secara damai. Negara tak boleh membiarkan
tindakan brutal oleh satu kelompok terhadap kelompok lain di masyarakat. "Setiap kekerasan
hanya akan berdampak pada kekerasan lainnya, ini tidak boleh terjadi kecuali negara sudah
tidak ada," katanya.
Komisi III DPR sendiri sudah berkali-kali meminta kepada Kapolri untuk bersikap tegas agar
tidak ada kekerasan di masyarakat. Fatwa MUI mengenai Ahmadiyah, kata dia, sama sekali
tidak bisa menjadi pembenar atau dasar untuk bertindak anarki.
Pelanggaran HAM
Menurut Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR Effendy Choirie, tindakan kekerasan
tersebut adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM), konstitusi, dan merupakan
pencerminan dangkalnya pemahaman keagamaan. "Jadi bukan saja pelaku, tetapi
pemimpinnya juga harus ditangkap. Itu penting karena tindakan mereka berbahaya bagi
kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Tindakan kekerasan itu mengancam
eksistensi NKRI," katanya.

Berkhas

6

Volume VI Juni 2008

Suara Pembaruan

Senin, 02 Juni 2008

Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Senin (2/6) meminta semua elemen bangsa
mawas diri jangan terprovokasi adu domba menyikapi keyakinan beragama. Pemerintah pun
diminta tegas menindak kelompok mana pun yang melanggar hukum.
Menyoal asal muasal insiden karena Ahmadiyah, Jimly berharap, tokoh-tokoh Islam
membangun dialog dengan semangat toleransi karena berkaitan dengan internal umat Islam.
Pancasila dan UUD 1945 pun harus dijadikan dasar pemersatu bangsa, kata Jimly.
Sementara itu, menurut Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, Presiden
memerintahkan Kapolri untuk menyelidiki dan menindak tegas siapa pun yang bersalah
dalam kasus kekerasan tersebut dan menindak tegas mereka yang bersalah, siapa pun dia.
Sedangkan menurut Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Winarko, pihaknya baru
mengumpulkan keterangan dari korban dan saksi lainnya. [M-16/ASR/G-5/A-21/Y-3]

Berkhas

7

Volume VI Juni 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 03 Juni 2008

Nusantara
Jakarta | Selasa, 03 Jun 2008

Pe nca ir a n BLT Yogy a k a r t a Suda h 9 0 pe r se n
by : Much Fatchurochman
Yogyakarta-Jurnal Nasional
PROSES pencairan kupon Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Yogyakarta, hingga awal Juni
2008, sudah mencapai 90 persen rumah tangga sasaran (RTS). Berdasarkan laporan dari
Kantor Pos Besar Yogyakarta, tercatat 18.900 RTS telah mencairkan kupon sebesar Rp 300
ribu per KK di sembilan kantor pos yang ditunjuk.
"Sesuai laporan yang masuk sudah mencapai 90 persen dari kuota sebesar 19.100 RTS. Kita
juga menerima aduan masyarakat sebanyak 124 aduan," kata Haryadi Suyuthi, Wakil Wali
Kota Yogyakarta di Balai Kota, Senin (2/6).
Berdasarkan rincian Unit Pelaksana Program (UPP) Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Yogyakarta, ada delapan jenis kategori aduan yang diterima. Secara garis besar, terdapat
dua hal pokok yang dikeluhkan oleh pelapor yaitu mereka yang tahun 2005 mendapatkan
BLT, tapi tahun 2008 tak tercatat.
Ada juga, warga yang memiliki Kartu Menuju Sejahtera (KMS) tapi tidak mendapatkan BLT
sebanya 113 pelapor. Sisanya adalah pelapor yang secara teknis memang tak boleh
menerima lagi. Seperti yang sudah meninggal, tapi anak atau keluarga mempertanyakan
BLT.
"Memang ada sekitar 200 nama yang tersisa. Mereka itulah yang kini sedang diverifikasi dan
dikaji boleh menerima atau tidak, " kata Haryadi.
Bagi warga yang memang belum tercatat akan didata ulang untuk diusulkan pada tahap
kedua September mendatang. "Pemkot masih menunggu distribusi kupon BLT, bisa dicairkan
secara keseluruhan. PT Pos Indonesia yang akan mengumumkan realisasi penyaluran
kupon. Mereka memastikan bulan Juli selesai," katanya.
Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto menjelaskan memang ada perbedaan data antara
pemegang KMS dengan jumlah penerima kupon BLT. Mereka yang terdaftar sebagai
penerima BLT, didata berbeda dengan pendataan KMS yang lebih berdasar pada
administrasi kependudukan atau warga ber-KTP Yogyakarta. Penyaluran BLT sebagai
kompensasi kenaikan BBM bukan berdasar data serupa.
"BLT itu diberikan kepada mereka yang terdata oleh BPS, bukan berdasar KTP Yogyakarta.
Program diputuskan oleh pemerintah pusat, beda dengan KMS," katanya.
Herry menambahkan jika ada perbedaan jumlah KK yang terdaftar pemkot memang tak bisa
menanggung dengan APBD. Alasannya, pemerintah daerah tak memiliki dasar politik
anggaran. Much Fatchurochman

Berkhas

8

Volume VI Juni 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 03 Juni 2008

Politik - Hukum - Keamanan Dinamika
Jakarta | Selasa, 03 Jun 2008

Pilk a da Sa w a hlunt o Sum ba r D it e nga r a i Sa r a t
Ke cur a nga n
by : Aliyudin Sofyan
Ketua Front Komunitas Indonesia Satu (FKI-1) Kota Sawahlunto Sumatera Barat Wirnof N
menduga bahwa pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Sawahlunto Sumatera Barat sarat
dengan kecurangan. Untuk itu Wirnof meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat
turun tangan dan mengambil tindakan tegas kepada oknum-oknum KPUD Kota Sawahlunto.
"Menteri Dalam Negeri juga diminta untuk tridak memproses penetapan pelantikan Wali Kota
Sawahlunto periode 2008-2013. Pasalnya, selain diduga penuh kecurangan juga sedang
dalam proses hukum di Pengadilan Negeri Sawahlunto," ujar Wirnof melalui siaran pernya
yang diterima Jurnal Nasional, di Jakarta, kemarin (2/6).
Menurutnya, salah satu indikasi kecurangan pemilihan Wali Kota Sawahlunto itu adalah
ditemukannya sekitar 7.308 atau 19 persen pemilih terdaftar memiliki tanggal dan bulan lahir
yang persis sama.
"Sesuai aturan, dugaan kecurangan tersebut sudah dilaporkan oleh salah satu pasangan
calon wali kota ke pengadilan negeri. Oleh karenanya kami sangat berharap agar KPU Pusat
turun tangan dan bila diperlukan memecat oknum-oknum KPUD Kota Sawahlunto. Selain itu,
lakukan perhitungan ulang secara manual agar dapat dibuktikan secara pasti adanya
kecurangan tersebut," ujar Wirnof. N

Berkhas

9

Volume VI Juni 2008

Kompas

Selasa, 03 Juni 2008

6 Ke lua r ga Tola k BLT
Verifikasi Data di Ende Lewat Rembuk Desa
Selasa, 3 Juni 2008 | 01:10 WIB
Padang, Kompas - Sebanyak enam keluarga di Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto
Tangah, Kota Padang, menolak bantuan langsung tunai. Sikap itu mereka tuangkan dalam
pernyataan tertulis kepada pihak kelurahan serta menolak rumah mereka ditempeli stiker
bertuliskan ”Rumah Tangga Miskin”.
Dua dari enam keluarga yang dijumpai Kompas, Senin (2/6), menyatakan alasan yang
berbeda tentang penolakan itu. Buchori (70), warga perumahan Jondul, menolak bantuan
langsung tunai (BLT) karena merasa kebutuhan makan-minum bisa terpenuhi dari pemberian
anak-anaknya.
”Saya merasa tidak layak mendapatkan bantuan itu karena masih ada tetangga yang jauh
lebih miskin dari saya. Kalau saya menerima, rasanya ndak pas,” tutur Buchori, yang pernah
menjadi penjual nasi sejak tahun 1970-an.
Meskipun kini sudah tidak bekerja, Buchori merasa masih bisa hidup layak. Kini Buchori
tinggal bersama dua dari sembilan orang anaknya, di rumah batu yang dulu dibeli dengan
cara mencicil. Tahun 2005 dia juga pernah menerima kartu BLT. Namun, kartu itu tidak
digunakannya.
Adapun Tati (47) menolak bantuan karena diminta oleh anaknya. ”Anak-anak saya malu
kalau rumah ini ditempeli stiker bertuliskan ’Rumah Tangga Miskin’,” ujarnya.
Gejolak sosial
Guna mengantisipasi agar tak menimbulkan gejolak sosial, verifikasi data penerima BLT di
Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, diusulkan melalui proses rembuk desa
yang melibatkan sejumlah tokoh agama, masyarakat, dan pemuka adat setempat.
”Hal seperti itu telah dilakukan di satu kelurahan di Kota Kupang dan hasilnya bagus. Jadi,
keputusan verifikasi tersebut diambil berdasarkan kesepakatan bersama,” kata Kepala Kantor
PT Pos Indonesia Cabang Ende Wagimuntoro Wijoseno, Senin di Ende.
Menurut Wagimuntoro, dana dan kupon BLT telah siap, tetapi belum disalurkan ke rumah
tangga sasaran. (SEM/ART)

Berkhas

10

Volume VI Juni 2008

Kompas

Selasa, 03 Juni 2008

BLT
D iduga , Ada 8 0 0 N a m a Pe ne r im a Ga nda
Se la sa , 3 Juni 2 0 0 8 | 0 1 :1 3 W I B
Serang, Kompas - Badan Pusat Statistik Serang, Banten, menduga ada sekitar 800 rumah
tangga miskin penerima bantuan langsung tunai atau BLT yang terdaftar dua kali atau ganda.
Oleh karena itu, jajaran pemerintah daerah diminta untuk memverifikasi data, sebelum kartu
bantuan langsung dibagikan pada 5 Juni.
Dugaan nama rumah tangga miskin (RTM) ganda itu terungkap dalam sosialisasi BLT di aula
Sekretariat Daerah II Kabupaten Serang, Senin (2/6) pagi. Dugaan 800 nama RTM ganda itu
didasari hasil sortiran sementara BPS melalui komputer.
”Waktu sortir di komputer, kami menemukan nama-nama yang sama persis dalam satu RT
(rukun tetangga) dan satu RW (rukun warga). Dugaan kami ada sekitar 800 nama RTM
ganda dalam daftar penerima BLT itu,” kata Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Serang Din
Komarudin menjelaskan.
Nama ganda itu terdaftar karena pendataan yang dilakukan belum akurat. Selain itu, ada juga
warga yang tinggal satu rumah, tetapi didaftar dua hingga tiga RTM. Biasanya, para pendata
di lapangan memecah sebuah keluarga yang tinggal satu rumah menjadi dua hingga tiga
keluarga. Kebanyakan mereka memisahkan orangtua jompo atau janda sebagai RTM
tersendiri.
Oleh karena itu, BPS meminta semua camat yang hadir dalam sosialisasi untuk melakukan
verifikasi terbatas, sebelum kartu BLT dibagikan pada 5 Juni.
Dicoret
Selain nama ganda, BPS juga sudah mencoret 320 nama RTM dari daftar penerima BLT.
Mereka sudah dianggap tidak menerima BLT sejak tahun 2006 lalu, tetapi masih terdaftar
sebagai penerima BLT tahun 2008.
Pencoretan 320 penerima BLT itu dikeluhkan para camat karena mereka telanjur
menyebarkan daftar penerima. ”Seharusnya jangan asal coret, dikoordinasikan dulu dengan
kami. Daftar penerima itu, kan, sudah telanjur kami sebarkan ke desa-desa, bahkan RT-RT,”
kata Camat Kibin, Asep Saefudin.
Jumlah penerima BLT di Banten tahun 2008 mencapai 700.743 RTM. Sebanyak 131.067
RTM di antaranya berada di Kabupaten dan Kota Serang, Kota Cilegon 20.902 RTM, dan
sisanya merupakan RTM di Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang, serta Kota
Tangerang.
Rencananya, kartu BLT akan mulai dibagikan pada 5 Juni, sedangkan pencairan dana BLT
dijadwalkan tanggal 6-7 Juni, di sejumlah kantor pos di sejumlah kecamatan.
Sementara itu, Wakil Bupati Andy Sujadi mengatakan, kuota penerima BLT masih belum
memenuhi jumlah riil RTM di Kabupaten Serang. Diperkirakan, masih banyak RTM yang tidak
kebagian dana BLT.
Meski demikian, Pemkab Serang belum memiliki rencana mengalokasikan anggaran bantuan
uang untuk mereka yang tak kebagian BLT. ”Jumlah RTM yang tidak terdaftar juga belum
ada karena belum didata. Untuk anggaran, kami harus meminta persetujuan dari DPRD dan
berkonsultasi dulu ke Depdagri,” katanya. (NTA)

Berkhas

11

Volume VI Juni 2008

Kompas

Selasa, 03 Juni 2008

D ua I st r i Bupa t i " Be r t a r ung" di Pilk a da M ina ha sa
Te ngga r a
Selasa, 3 Juni 2008 | 01:03 WIB
Manado, Kompas - Dua istri bupati akan ”bertarung” dalam Pemilihan Kepala Daerah
Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Tjeli Tjanggulung (34), istri Bupati Kabupaten Talaud
Elly Lasut, diusung Partai Golkar, sedangkan dr Mala Mailangkay Pontoh (50), istri Penjabat
Bupati Minahasa Tenggara Albert Pontoh, diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Utara (Sulut) Fero Taroreh, Senin (2/6),
mengatakan, partainya memilih Tjeli karena hasil survei di masyarakat mengunggulkan Tjeli
dari calon-calon bupati lain. ”Kami tidak buta memilih calon bupati. Kami ingin menang. Oleh
karena itu, kami memilih Tjeli yang mayoritas unggul atas calon yang disurvei Golkar.
Kebetulan dia istri bupati,” katanya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris DPD PDI-P Frangky Wongkar. Ia mengatakan, selain
atas kesepakatan semua unsur pengurus PDI-P Kabupaten Minahasa Tenggara, pencalonan
Mala Mailangkay juga berdasarkan hasil survei di masyarakat.
Kecewa
Tokoh masyarakat Minahasa Tenggara, Dolvie Maringka, menyatakan kecewa atas situasi
politik yang demikian. ”Politik sekarang dibisniskan. Siapa banyak uang dapat menjadi calon
bupati,” keluhnya.
Kabupaten Minahasa Tenggara adalah daerah hasil pemekaran Kabupaten Minahasa
Selatan. Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) pada 11 Juli mendatang,
setidaknya sudah tercatat 50 nama yang bakal maju dalam pemilihan calon bupati dan calon
wakil bupati Minahasa Tenggara. Jalan menuju kota Ratahan, ibu kota Kabupaten Minahasa
Tenggara, pun sudah dipenuhi baliho dan spanduk para kandidat tersebut. (zal)

Berkhas

12

Volume VI Juni 2008

Kompas

Selasa, 03 Juni 2008

Subsidi BBM : BLT Kot a Yogy a k a r t a Te r sa lur k a n
9 1 ,5 6 Pe r se n
Selasa, 3 Juni 2008 | 11:51 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS - Penyaluran bantuan langsung tunai atau BLT di Kota Yogyakarta
baru mencapai 91,56 persen. Sisanya, 8,44 persen, belum tersalurkan karena rumah tangga
sasaran atau RTS sudah meninggal, pindah alamat, dan meningkat status ekonominya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DI Yogyakarta Andung Prihadi Santoso mengemukakan,
hingga saat ini belum ada pemutakhiran data penduduk miskin yang layak menerima BLT.
Dinsos DIY dan kantor pos harus menunggu pemutakhiran (updating) data oleh Badan Pusat
Statistik yang dikeluarkan September. Penyaluran BLT 91,56 persen itu memang belum
seluruhnya terbagikan, ujar Andung, di Kepatihan, Senin (2/6). Wali Kota Yogyakarta Herry
Zudianto dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam jumpa pers di Balaikota
Yogyakarta mengemukakan, hingga 31 Mei telah terbayarkan 18.900 kartu dari total kuota
19.111 rumah tangga sasaran (RTS). Jumlah masyarakat yang mengadu mencapai 124,
terdiri atas delapan jenis aduan dan dua materi pokok.
Aduannya dulu dapat kok sekarang tidak, dapat KMS tapi kok tidak dapat BLT, merasa
miskin tapi kok tidak dapat. Itu semua jumlahnya mencapai 113. Yang kami lakukan adalah
memberi penjelasan kepada yang bersangkutan dan mereka bisa terima, tutur Haryadi.
Mengenai RTS pengganti, menurut Haryadi, ada sekitar 200 orang yang nantinya menjadi
bahan kajian. Dalam mekanisme RTS pengganti dikatakan bahwa PT Pos bersama
masyarakat berusaha koordinasi melalui rembuk kelurahan. Menjawab pertanyaan wartawan
apakah warga miskin bertambah akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, Herry
mengatakan belum tahu. Saat ini pihaknya masih meng-update data kartu menuju sejahtera
(KMS) yang diharapkan rampung Juli. Terkait apakah APBD mem-back-up kekurangan dana
BLT, saya jawab tidak karena itu program pemerintah pusat, katanya. Kulon Progo
Sosialisasi pencairan BLT di Kulon Progo diharapkan mulai pekan ini sehingga bisa
terlaksana pertengahan Juni. Kantor pos sendiri sudah melakukan sosialisasi secara internal.
Kepala Kantor Pos Pemeriksa Wates Muchamad Mufti Ismail memastikan seluruh kantor pos
dalam kondisi siap. Mengenai komplain masyarakat berkaitan dengan selisih data penerima
BLT tahun ini dengan 2005, sebanyak 267 RTS, maka pemerintah daerah siap melayaninya.
Jumlah penerima BLT tahun ini mencapai 42.078, atau lebih kecil dari 2005 yang mencapai
42.345 RTS. (A11/YOP/WER)

Berkhas

13

Volume VI Juni 2008

Pikiran Rakyat

Selasa, 03 Juni 2008

Logist ik Pilk a da KBB M ula i D idist r ibusik a n
NGAMPRAH, (PR).Mulai Senin (2/6), distribusi logistik untuk Pilkada Kab. Bandung Barat (KBB) mulai dilakukan.
Distribusi dilakukan bertahap dan dijadwalkan selesai Rabu (4/6).
Ketua Pokja Pengendalian KPU Kab. Bandung, Osin Permana, Senin (2/6), mengatakan,
pengawasan proses distribusi dilakukan antara KPU Kab. Bandung, kepolisian, Panwas Kab.
Bandung Barat, dan LSM. "Yang pertama didistribusikan adalah berbagai formulir. Sesampai
di PPK, formulir akan langsung disortir," ujarnya.
Sementara yang bertanggung jawab terhadap pendistribusian adalah para pemenang tender
penyediaan barang dan jasa. Mereka harus mendistribusikan logistik kebutuhan Pilkada Kab.
Bandung Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, kebutuhan logistik yang harus didistribusikan adalah
9.996.128 plus 2,5 persen surat suara, formulir untuk 2.327 TPS, kartu pemilih, serta alat
kelengkapan untuk hari H pemilihan.
Tanggung jawab PPK
Perusahaan yang memenangi tender sekaligus bertugas mendistribusikan logistik adalah PT
Indah Jaya (pengadaan surat suara), PT Jaya Abadi (pengadaan formulir), CV Dwifa
(pengadaan kartu pemilih), dan PT Citra Mandiri (pengadaan kelengkapan). Apabila sampai
di tingkat PPK, kata Osin, kebutuhan logistik tersebut berada di bawah tanggung jawab PPK.
Selanjutnya, PPK mendistribusikan ke PPS hingga ke TPS.
Secara umum, kata Osin, pelaksanaan Pilkada Bandung Barat 8 Juni 2008 sudah siap.
Daftar pemilih tetap (DPT) sebagai salah satu komponen utama dalam pemilihan umum
sudah selesai dan ditetapkan pada 16 Mei 2008.
Saat ini, proses Pilkada Bandung Barat masih tahap kampanye terbuka oleh dua pasang
kandidat, Agus Yasmin-Harris Yuliana (Ahlina) dan Abubakar-Ernawan (Sae). Mulai 5 Juni
2008, proses pemilihan memasuki masa tenang hingga hari H pemungutan suara. (A-132)***

Berkhas

14

Volume VI Juni 2008

Suara Pembaruan

Selasa, 03 Juni 2008

W a r ga M isk in Ta k Te r im a BLT
[MEDAN] Sebanyak 248 keluarga yang masuk dalam daftar penerima bantuan langsung
tunai (BLT) dari pemerintah pusat di tahun 2005, dan tercatat sebagai keluarga rumah tangga
miskin (RTM), ternyata tidak mendapatkan dana bantuan BLT pada tahun ini. Pemerintah
belum memberikan alasan mengapa bantuan tersebut tidak diberikan.
Mereka yang tidak mendapatkan dana BLT tersebut adalah warga Tegal Sari Mandala III,
Kecamatan Medan Denai, Sumatera Utara (Sumut).
"Untuk tahun ini, kami tidak mendapatkan BLT. Padahal, tiga tahun silam kami masih
menerimanya," ujar Sugiono (48), warga di Tegal Sari, kepada SP, Selasa (3/6) pagi.
Lurah Tegal Sari Mandala III, Siti Nur menyampaikan, jumlah masyarakat di sana yang
menerima BLT tahun 2005 sebanyak 1174 RTM. Sedang jumlah warga yang menerima BLT
sebanyak 926 RTM. Warga tidak mendapatkan BLT karena belum menerima kartu
pembagiannya. Kemungkinan besar masalah ini juga terjadi di tempat lain.
Jumlah masyarakat miskin yang belum menerima BLT dari pemerintah masih banyak. Dua di
antara masyarakat miskin tersebut adalah Agus Basuki (26) dan A Young (38).
"Saya tidak mengetahui persyaratan yang diajukan pemerintah. Tapi, kami tidak ada orang
kecamatan maupun lingkungan yang mendata kami sebagai keluarga miskin. Padahal, orang
yang hidupnya lebih baik dari kami mendapatkan BLT," ujar Agus Basuki, saat ditemui di
rumahnya di Jl Meteorologi, Kecamatan Medan Tembung.
Agus tidak terdaftar sebagai masyarakat miskin karena selalu berpindah rumah.
Pekerjaannya sebagai satuan pengamanan (Satpam) dengan gaji sangat rendah.
Menurutnya, tidak adanya kartu tanda penduduk dari lingkungan tempat tinggalnya yang
sekarang ini sebagai penyebab utama keluarganya tidak menerima BLT.
"Saya sudah pernah mendaftar sebagai bagian dari keluarga miskin, namun ditolak petugas
lingkungan dengan alasan tidak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) menetap dari
lingkungan tersebut. Sementara untuk mengurus untuk membuat KTP saja, biayanya
selangit," kata dia menyesalkan.
Hal yang sama juga disampaikan A Young, saat ditemui di gubuk tempat tinggalnya di Jl
Gatot Subroto, Medan. Dia mengharapkan pemerintah dapat memberikan perhatian kepada
keluarganya. "Dulu kami tidak menerima BLT. Malah sekarang tidak dapat BLT lagi. Pihak
lingkungan tidak mau mendata kami," sebutnya.
A Young bersama istrinya dan dua anaknya menumpang tempat tinggal di sebuah rumah
yang berdinding tepas dengan lantai tanah. Rumahnya tersebut ditempati atas belas kasihan
masyarakat di sana.
Kepala Kantor Pos Kota Padang, Muhammad Nasir mengatakan, pihaknya telah mencairkan
dana BLT tahap I kepada 12.175 RTS. "Jumlah yang diterima masing-masing RTS Rp
300.000 untuk tahap I dan Rp 400.000 untuk tahap II nanti," katanya.
Sementara itu, puluhan orang korban bencana alam banjir bandang asal Karangasem,
Patokan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim), beramai-ramai mendatangi kantor
Badan Pusat Statistik (BPS) di Jalan Raya Wringinanom, Situbondo, Senin (2/6). Mereka
menuntut agar ikut dimasukkan dalam daftar penerima BLT 2008 karena pascadilanda
bencana banjir bandang akhir 2007, keluarga mereka jatuh miskin.

Berkhas

15

Volume VI Juni 2008

Suara Pembaruan

Selasa, 03 Juni 2008

Kepala Kantor BPS Situbondo, Tadjul Jufri, yang menemui warga yang mayoritas para bapak
dan ibu-ibu yang sudah berusia 45 tahun ke atas itu menyatakan, BPS tidak ikut-ikut dengan
program BLT 2008. Sedangkan mereka yang menerima BLT 2008 adalah mereka yang
tercantum dalam daftar keluarga miskin 2005.
Jangan Dipotong
Aparat kelurahan dan kecamatan di Provinsi Bengkulu diminta tidak melakukan pemotongan
dana bantuan langsung tunai (BLT). Jika terbukti ada oknum kelurahan dan kecamatan di
Provinsi Bengkulu memotong dana BLT, akan diproses hukum
"Apa pun alasannya tidak dibenarkan dana BLT dipotong, termasuk untuk biaya administrasi.
Kalau pihak kelurahan dan kecamatan butuh dana administrasi guna kelancaran penyaluran
BLT, minta ke pemerintah kabupaten," kata Asisten II Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Bengkulu, Fauzan Rahim kepada SP, di Bengkulu, Senin (2/6).
Pencairan dana BLT di Bengkulu dijadwalkan sekitar pertengahan Juni mendatang. Daerah
tingkat II di Bengkulu diimbau mengalokasikan dana administrasi penyaluran BLT di daerah
yang tidak terjangkau pelayanan kantor pos. Dengan demikian, dana BLT tidak disunat oleh
oknum kelurahan dan kecamatan.
Semua elemen masyarakat di Bengkulu hendaknya ikut memantau penyaluran dana BLT.
Jika dalam pelaksanaan penyaluran di lapangan ditemukan ada pemotongan dana BLT
langsung disampaikan ke pemprov. Jika perlu nama oknum yang memotong dana BLT
ditulis, sehingga pihaknya bisa memanggil dan memproses yang bersangkutan.
[B0/070/AHS/VL/143/148]

Berkhas

16

Volume VI Juni 2008

Suara Pembaruan

Selasa, 03 Juni 2008

W a r ga M isk in Ta nge r a ng Pe r t a ny a k a n BLT

[TANGERANG] Warga miskin di Kabupaten Tangerang mempertanyakan pembagian
bantuan langsung tunai (BLT). Banyak warga yang merasa tidak didata dan khawatir tidak
mendapat BLT. Seperti yang diungkapkan Sanif (42) warga Kampung Alar, Desa Kohod,
Kecamatan Pakuhaji.
Bapak lima anak ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk warganya
yang tidak mampu seperti program kompensasi minyak, raskin, hingga BLT. "Saya belum
pernah mendapat bantuan apapun seperti warga lainnya," kata Sanif kepada SP, Senin (2/6)
petang.
Sanif sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya tidak menentu, tidak mencukupi
kebutuhan hidupnya dengan lima anak. Rumahnya gubuk reot di tengah sawah. Lima
anaknya tidak ada yang sekolah karena dia tidak punya biaya. Namun, Sanif tidak pernah
didata sebagai keluarga tidak mampu. "Saya tidak tahu alasan kepala desa sehingga saya
tidak pernah dapat bantuan apapun," katanya.
BLT di Tangerang hingga saat ini memang belum dibagikan. Masyarakat juga banyak yang
bertanya-tanya kapan BLT dicairkan. "Daerah lain sudah, kenapa di sini belum?" kata Entin
(50), warga Gempol Sari, Sepatan Timur.
Kepala Desa Kosambi Timur Hasan Nudin mengatakan, masyarakat miskin di wilayahnya
bertambah pada 2008, terutama setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Asisten Daerah I Pemerintah Kabupaten Tangerang Mas Imam Kusnandar mengatakan,
berdasarkan informasi dari PT Pos dan Giro Tangerang, pemerintah pusat melalui Satuan
Tugas BLT masih belum memberikan informasi kapan waktu penyaluran BLT di Kabupaten
Tangerang dilaksanakan.
Ia memperkirakan dalam waktu dekat ini penyaluran BLT akan dilakukan. Padahal,
sebelumnya, ia mengatakan, pencairan akan dilakukan Juni.
Dijelaskan, pemerintah akan menggunakan data lama dalam penyaluran BLT kali ini dengan
jumlah 254.485 rumah tangga sasaran. Data ini sama dengan penerima beras untuk
masyarakat miskin (raskin). Menurut dia, untuk validasi data baru yang akan digunakan pada
2009 mendatang baru akan dilakukan September mendatang, sehingga untuk penerima BLT
tahun ini atau enam bulan ke depan, masih menggunakan data yang ada saat ini.
Ditambahkan, untuk 2009, pihaknya akan menggunakan kartu multi guna, seperti yang
dilakukan Pemkot Tangerang. "Kalau saat ini kartu multi guna belum dapat dilaksanakan,"
ujarnya.
Sebelumnya, kalangan DPRD Kabupaten Tangerang mengingatkan validasi data penerima
BLT di Kabupaten Tangerang. Sebab, sebelum menyalurkan bantuan, Pemkab Tangerang
harus yakin dengan data yang dipegangnya. "Jangan sampai orang yang seharusnya tidak
menerima malah menerima. Sebaliknya, yang seharusnya menerima malah tidak menerima.
Untuk itu, verifikasi ulang data yang lama," ujar Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Endang
Sudjana.
Verifikasi data penerima BLT juga disampaikan wakil ketua DPRD Arif Wahyudi. Menurutnya,
verifikasi perlu dilakukan secepat mungkin sehingga data yang digunakan untuk penerima
BLT tepat sasaran.

Berkhas

17

Volume VI Juni 2008

Suara Pembaruan

Selasa, 03 Juni 2008

Tolak Usulan Mendagri
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menolak usulan Menteri Dalam Negeri
Mardiyanto agar daerah ikut menalangi kekurangan dana BLT yang tidak tertutupi oleh
subsidi BBM. Hal itu karena Pemda sulit mempertanggungjawabkannya selain juga tidak
jelas dasar hukumnya.
"Payung hukumnya apa? Saya khawatir justru berseberangan dengan Kepmendagri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah," kata Wahidin saat
menghadiri Rapimcab DPC PPP Kota Tangerang di Padang Golf Modernland, Kota
Tangerang, Minggu (1/6).
Menurut dia, untuk urusan pengelolaan keuangan, ia sangat menekankan prinsip kehatihatian. Ia khawatir, sedikit saja melenceng dari ketentuan hukum dapat berakibat pada
pidana. "Bukannya kami tidak ingin program pemerintah sukses, tapi kalau saya dipenjara
siapa yang mau tanggung jawab?" ujarnya. [132]

Berkhas

18

Volume VI Juni 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 04 Juni 2008

Nusantara
Jakarta | Rabu, 04 Jun 2008

Re a lisa si BLT di Sum ut M e nca pa i 8 1 ,4 Pe r se n
by : Heri Arland
Medan|Jurnal Nasional
PT Pos Indonesia Wilayah Sumatera Utara (Sumut), hingga Selasa (3/6), telah
merealisasikan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 81,4 persen atau
Rp20.397.600.000 dari alokasi dana sebesar Rp 25.057.500.000.
Supervisor Pemasaran PT Pos Wilayah Sumut, Bahctiar menyatakan, hingga saat ini
penyaluran dana BLT berjalan lancar. Namun, beberapa daerah, seperti di Kecamatan
Medan Polonia dan Marelan, dana tersebut dibagikan di tingkat kelurahan.
Hal itu dilakukan guna mempermudah para masyarakat mendapatkan dana tersebut. Apalagi,
Kecamatan tersebut jauh dari layanan PT Pos. “Khususnya dalam penyaluran ini, untuk
beberapa daerah kita melakukan kerja sama, yakni di Kecamatan Medan Marelan dan
Polonia. Dari dua kecamatan itu kita membagikan melalui 10 kelurahan,” ujar Bahctiar.
Bachtiar menyatakan, penyaluran BLT sudah 81,4 persen terealisasi. Karena itu pihaknya
masih membuka pelayanan kepada rumah tangga sasaran untuk mengambil dana tersebut.
“Dari total realisasi RTS, yang sudah menerima dana itu sebanyak 67.992, Sementara data
keseluruhan adalah 83. 525 RTS. Jadi dari angka itu kita ketahui, masih a