Perburuhan-Juni 2008

VOLUME VI JUNI 2008

PERBURUHAN

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari
berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal
penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka
saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situssitus suratkabar, majalah, serta situs berita lainnya.
Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas
diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap
penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.
Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media
yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses
melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

Da ft a r I si

Pergantian Manajemen, 350 Karyawan RS Honoris Tangerang Di PHK -------------------

1


Buruh Migran Indonesia di Hongkong Protes Kenaikan Harga BBM ------------------------

2

Buruh Segel Depo Pertamina Padalarang ----------------------------------------------------------

3

60 Karyawan PT Pravianty Mogok Kerja ------------------------------------------------------------

4

Buruh Tuntut Pemenuhan UMK ------------------------------------------------------------------------

5

406 Karyawan RS Honoris Dipecat -------------------------------------------------------------------

6


Pengusaha Tolak Kenaikan UMP----------------------------------------------------------------------

7

24 Karyawan GGM Tuntut Status & Gaji ------------------------------------------------------------

9

Ratusan Buruh Tuntut Kenaikan Upah --------------------------------------------------------------- 10
Pemda Diminta Koreksi UMK --------------------------------------------------------------------------- 11
Pengusaha Naikkan Upah 10-20 Persen ------------------------------------------------------------ 12
Unjuk Rasa Buruh Tanjung Priok ---------------------------------------------------------------------- 13
Serikat Buruh Desak Kenaikan Upah ----------------------------------------------------------------- 14
Dewan pengupahan diminta bahas imbas harga BBM ------------------------------------------ 15
Dividen Jamsostek untuk pekerja ---------------------------------------------------------------------- 17
Apindo Sumut Naikkan Tunjangan Karyawan ------------------------------------------------------ 18
Aliansi Buruh Ancam Kepung Gedung Sate -------------------------------------------------------- 19
Buruh Fujitsu London Mogok Kerja ------------------------------------------------------------------- 20
Buruh Sampoerna Demo Tuntut Kesejahteraan--------------------------------------------------- 21

Ribuan Buruh Desak Pembayaran -------------------------------------------------------------------- 22
Buruh Mengadu ke Konjen Malaysia ----------------------------------------------------------------- 23
Demo Lagi, Buruh Tuntut Pencabutan Kenaikan BBM ------------------------------------------ 24
Kalbar kirim 2.900 TKI ------------------------------------------------------------------------------------ 25
Biaya Transpor Bebani Pekerja ------------------------------------------------------------------------ 26
Massa Buruh Terus Kepung Gedung Sate---------------------------------------------------------- 28
Pekerja PT BWI Mogok Kerja --------------------------------------------------------------------------- 29
Menjawab Trauma PHK dari Eropa ------------------------------------------------------------------- 30
Penggunaan tenaga outsourcing capai 60% ------------------------------------------------------- 32
Peran serikat pekerja belum efektif ------------------------------------------------------------------- 34
3.000 Buruh Berunjuk Rasa ----------------------------------------------------------------------------- 35
Penyerapan Tenaga Kerja Baru Sebatas Estimasi ----------------------------------------------- 36
Erman Perintah Dirjen PHI Dalami Kasus Buruh Adidas---------------------------------------- 38

Buruh Coca Cola Mogok Kerja ------------------------------------------------------------------------- 39
Kasus PHK ditargetkan turun hingga 50% ---------------------------------------------------------- 40
2000 Buruh Perkayuan Tuntut Kenaikan Upah ---------------------------------------------------- 42
Apindo usulkan upah berjenjang ----------------------------------------------------------------------- 43
Penyimpangan sistem pekerja kontrak naik -------------------------------------------------------- 44
TKI Korban Kekerasan di AS Terima Kompensasi Rp10,4 Miliar----------------------------- 46

UMP Kaltim Akan Dinaikkan ---------------------------------------------------------------------------- 47
'Penggunaan pekerja kontrak di sektor inti marak' ------------------------------------------------ 48

Jurnal Nasional

Senin, 02 Juni 2008

Nusantara | Tangerang | Senin, 02 Jun 2008 13:29:05 WIB

Pe r ga nt ia n M a na j e m e n, 3 5 0 Ka r y a w a n RS H onor is
Ta nge r a ng D i PH K
MANAJEMEN baru Rumah Sakit Honoris Kota Tangerang, Banten, melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap 350 orang karyawan setelah tercapai kesepakatan tentang
hak normatif karyawan.
"PHK dilakukan setelah kepemilikan RS Honoris berpindah tangan kepada manajemen baru,"
kata pengurus Serikat Buruh Seluruh Indonesia RS Honoris 1992 bagian Advokasi, F. Mans
Da Gomez, di Kota Tangerang, Senin (2/06).
Gomez mengatakan kesepakatan PHK antara karyawan dan manajemen telah dilakukan
Sabtu (31/5), sementara dilakukan pendataan karyawan yang akan mendapatkan pesangon
hingga tanggal 9 Juni 2008.

Karyawan RS Honoris dari jumlah total 600 karyawan, sebahagian yang terkena PHK terdiri
dari pegawai bagian keperawatan, dokter, farmasi, satpam, kebidanan dan karyawan bagian
medis.
Gomez menuturkan, PHK massal tersebut dipicu karena perpindahan kepemilikan RS
Honoris dari Modern Group kepada Mayapada Group.
Sejak Desember 2007, tambah Gomez, masalah kepindahan kepemilikan RS Honoris dan
PHK massal sudah dipublikasikan. Manajemen Mayapada Group menawarkan karyawan
lama menjalani seleksi untuk menjadi karyawan tetap. (Ant)

Berkhas

1

Volume VI Juni 2008

Media Bersama

Senin, 02 Juni 2008

Bur uh M igr a n I ndone sia di H ongk ong Pr ot e s

Ke na ik a n H a r ga BBM
Senin, 02 Juni 2008 02:50 Ario Adityo
Di Hongkong,ratusan buruh migran Indonesia unjuk rasa menolak kebijakan pemerintah
Indonesia menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.Sekitar 120 orang yang tergabung
dalam Gerakan 1 Mei, mendatangi kantor Konsulat Jendral Republik Indonesia di Hongkong,
hari ini 1 Juni 2008 pukul 13:00 waktu setempat.
Demonstrasi Buruh Migran Indonesia di Hongkong, Menolak Kenaikan BBM | Foto: Ario
Adityo
Demonstrasi Buruh Migran Indonesia di Hongkong, Menolak Kenaikan BBM | Foto: Ario
Adityo
"Kebijakan menaikan harga BBM, sudah memperlihatkan bahwa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla bukanlah pemerintahan yang pro rakyat.Justru
pemerintahan ini adalah pemerintahan anti rakyat," ujar Rusemi, Ketua Indonesian Migrant
Workers Union, dalam orasinya.
Selain poster dan bendera, dalam aksi buruh migran Indonesia kali ini, kami membawa
peralatan dapur, panci, penggorengan, mangkok, piring, sendok, sumpit, dan lain-lain.
Selama aksi setiap yel-yel yang diserukan oleh Kordinator lapangan selalu diiringi oleh bunyi
dari peralatan dapur yang mereka bawa. Kami berjalan dari Victoria Park menuju Kantor
Konsulat Jenderal Republik Indonesia. Sambil jalan meneriakan yel-yel "Turunkan harga
BBM sekarang juga", "SBY-JK, rejim anti rakyat".

"Kami membawa peralatan dapur pada aksi kali ini, sebagai simbol keprihatinan terhadap
kondisi rakyat Indonesia, dimana keluarga kami di kampung juga termasuk di antara mereka.
Uang yang selama ini kami kirimkan untuk bertahan hidup semakin kurang, setiap keluarga di
Indonesia terancam kelaparan, seiring tinginya harga kebutuhan pokok," kata Citra,
kordinator lapangan aksi.
Aksi-aksi massa yang dilakukan belakangan ini oleh gerakan rakyat, dalam menentang
kebijakan kenaikan harga BBM, semakin meluas. Gerakan buruh migran Indonesia di Hong
Kong juga seirama dengan gerakan rakyat di Indonesia yang menolak keputusan itu. Meski
polisi di Indonesia menangkap para aktivis yang menolak kebijaka pemerintah itu, namun
gerakan ini tidak padam bahkan semakin menjalar.
Selain menuntut pembatalan harga BBM,massa juga menuntut pembebasan aktivis yang
ditangkap polisi, penyediaan lapangan pekerjaan untuk rakyat, penurunan biaya agen buruh
dari HK$21.000 menjadi HK$9000, dan pencabutan ijin praktek Perusahaan Jasa Tenaga
Kerja Indonesia atau PJTKI sebagai agensi yang melanggar hukum.
"Kami, buruh migran Indonesia di Hong Kong menyerukan kepada setiap komponen gerakan
rakyat yang menolak kenaikan harga BBM di Indonesia, untuk semakin memperhebat aksiaksi massa. Gerakan buruh migran Indonesia di Hong Kong tidaklah berdiri sendiri, kami
adalah bagian dari gerakan rakyat," ujar Sri Wulan Mawarsih, Ketua Koalisi Organisasi
Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong atau KOTKIHO.
Aksi berakhir pukul 15:00 tanpa mendapat respon dari Konsulat Jenderal Republik
Indonesia.[end]

Ario Adityo adalah aktivis Indonesian Migrant Workers Union (IMWU), kontributor
Rumahkiri.net dan Mediabersama.com

Berkhas

2

Volume VI Juni 2008

Tempo I nteraktif

Senin, 02 Juni 2008

Bur uh Se ge l D e po Pe r t a m ina Pa da la r a ng
Senin, 02 Juni 2008 | 19:22 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung:Ratusan buruh di Kabupaten Bandung Barat, Senin.(2/6),
melakukan aksi unjuk rasa di depan Unit Pemasaran Pertamina Wilayah III Depo Padalarang
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Mereka menuntut pemerintah membatalkan
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan sempat menyegel gerbang Depo Pertamina
Padalarang.

Koordinator aksi Bambang Irawan, menegaskan, akibat kenaikan bahan bakar minyak
ratusan buruh yang berada di Kawasan Industri Padalarang Kabupaten Bandung Barat,
terancam terkena pemutusan hubungan kerja. Selain itu, lanjut Ia, akibat kenaikan tersebut
upah yang kini didapatkan para buruh sudah tidak layak lagi karena tidak bisa memenuhi
kebutuhan, seiring naiknya harga sembako dipasaran.
Alwan Ridha Ramdani

Berkhas

3

Volume VI Juni 2008

Seputar I ndonesia

Selasa, 03 Juni 2008

6 0 Ka r ya w a n PT Pr a via nt y M ogok Ke r j a
Tuesday, 03 June 2008
SLEMAN (SINDO) – Sedikitnya 60 buruh buruh bagian produksi PT Pravianty Vantasia

menggelar aksi mogok kerja, kemarin.
Para buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia
Pravianty Vantasia ini menganggap pihak manajemen tidak memenuhi naskah perjanjian
yang telah dibuat. Ketua Serikat Pekerja PT Pravianty Karsan Handoko menyatakan, naskah
kesepakatan tersebut ditandatangani di kantor Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Keluarga
Berencana (Nakersoskb) Sleman pada 29 Maret 2007 lalu.
Dalam kesepakatan tersebut perusahaan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja
secara sepihak.”Namun pada kenyataannya, pada 5 Mei yang lalu dua orang pekerja yang
tergabung dalam serikat pekerja mendapatkan pemecatan.
Ini tentu saja menjadikan pekerja tidak tenang melaksanakan tugasnya,” tandasnya di selasela aksi di depan pabrik yang berlokasi di Maguwoharjo, Sleman, kemarin. Pada awal
aksi,sebenarnya pihak manajemen sudah mencoba untuk menemui para pekerja. (maha
deva)

Berkhas

4

Volume VI Juni 2008

Seputar I ndonesia


Selasa, 03 Juni 2008

Bu r u h Tu n t u t Pe m e nuha n UM K
Tuesday, 03 June 2008
MALANG (SINDO) – Ratusan pekerja PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang
melakukan aksi demonstrasi menuntut pemenuhan upah minimum kota/- kabupaten (UMK)
2008.
Mereka mendesak jajaran direksi untuk memberikan hak pegawai sesuai aturan yang
berlaku. Aksi ini digelar di halaman PT Industri Sandang Nusantara mulai pukul 07.00–11.00
WIB. Dalam aksinya, para pekerja juga menggelar istigasah bersama. Selama ini, direksi
perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut belum mengubah
upah pekerja.
Sampai saat ini,gaji karyawan hanya naik Rp29.000 dari UMK 2007. UMK pada 2007
sebesar Rp743.000, sedangkan pada 2008, sesuai surat keputusan gubernur, Rp802.000.
Namun, upah yang diberikan hanya naik sekitar Rp29.000 dari Rp734.000 menjadi
Rp772.000. ”Kita tuntut hak pekerja sesuai aturan yang berlaku,” ujar Ketua Dewan Pengurus
Cabang SPSI Kabupaten Malang Usmantoro Widodo.
Sementara itu, Manajer Keuangan dan Umum PT Industri Sandang Nusantara unit Patal
Lawang Ari Supriyatno mengatakan,pihaknya tidak bisa memberikan keputusan terkait
tuntutan pekerja. Sebab, yang memiliki kewenangan untuk memutuskan dan menjawab
adalah direksi pusat. Sementara itu, perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
Kabupaten Malang Rahmat Y mengatakan, tuntutan pekerja adalah hal yang wajar. Sebab,
tuntutan mereka seputar hak pekerja yang memang telah diatur dalam SK Gubernur. (zia
ulhaq)

Berkhas

5

Volume VI Juni 2008

Jurnal Nasional

Rabu, 04 Juni 2008

Jakarta dan Sekitarnya
Tangerang | Rabu, 04 Jun 2008

4 0 6 Ka r y a w a n RS H onor is D ipe ca t
by : Ahmad Thonthowi Djauhari
Sebanyak 406 karyawan Rumah Sakit Honoris, Kota Tangerang diberhentikan. Tidak ada
perlawanan dari para pekerja mengenai pemecatan ini. Kendati demikian, para karyawan
meminta pihak manajemen rumah sakit untuk membayar upahmereka.
"Meski pemberhentian kerja tidak ada kata sepakat, namun kami pasrah. Asal hak-hak
normatif kasmi dipenuhi," ujar Ketua Advokasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), F.
Mans Da Gomez, Selasa (3/6) Tangerang.
Kendati demikian, pihak manajemen harus membayar pesangon sebesar Rp2 miliar yang
menjadi hak normatif karyawan, di antaranya untuk membayar kelebihan jam kerja, kerja
karyawan saat tanggal merah selama dua tahun. Para karyawan yang diberhentikan di
antaranya tenaga perawat, pegawai apotek, laboratorium, radiologi hingga sopir ambulance.
"Saat ini, karyawan yang tersisa tinggal 198 orang. Mereka tidak dipecat karena
menyanggupi opsi dari rumah sakit," tutur Gomez.
Sebelumnya, PT Mayapada Health Care selaku pengelola baru RS Honoris Modernland,
Kota Tangerang telah memberikan dua opsi dalam menyikapi tuntutan karyawannya. Opsi
pertama, pihak manajemen menawarkan kepada karyawan untuk bersedia bergabung
dengan manajemen baru dengan kompensasi pemberian satu kali Peraturan Menteri Tenaga
Kerja (PMTK). Sedangkan opsi kedua, apabila karyawan tidak bersedia bergabung akan
diberikan kompensasi sebesar dua kali PMTK.
Khusus untuk opsi pertama, karyawan tidak serta-merta diangkat menjadi karyawan di bawah
naungan manajemen PT Mayapada Health Care Group, tetapi melalui seleksi. Jika diterima
dalam seleksi, hitungan masa kerja karyawan tersebut dihitung mulai nol tahun.
Kisruh yang terjadi antara karyawan dan manajemen RS Honoris dipicu masalah upah, upah
lembur, dan ketentuan normatif lainnya yang belum dipenuhi perusahaan, sejak RS Honoris
masih dipegang manajemen lama. Namun, belum selesai masalah itu, manajemen lama
menjual RS Honoris kepada manajemen baru yaitu PT Mayapada Health Care.
"Disinilah persoalan meruncing. Para buruh meminta sebelum manajemen berganti tangan,
hak-hak karyawan yang belum diberikan diselesaikan terlebih dahulu," ujar Gomez.
Irfan Fikri

Berkhas

6

Volume VI Juni 2008

Kompas

Rabu, 04 Juni 2008

Pe ngusa ha Tola k Ke na ik a n UM P
Ta m ba ha n Ua ng M a k a n da n Tr a nspor D ibe r ik a n Juni
Rabu, 4 Juni 2008 | 00:59 WIB
Jakarta, Kompas - Asosiasi Pengusaha Indonesia menolak usulan kenaikan upah minimum
provinsi pada pertengahan tahun 2008. Untuk meringankan beban buruh karena kenaikan
harga bahan bakar minyak, kalangan pelaku usaha bersepakat menambah tunjangan
transpor dan uang makan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto di Jakarta, Selasa (3/6),
menjelaskan, usulan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) pada pertengahan tahun ini
sempat mengemuka di Dewan Pengupahan Provinsi DKI Jakarta.
Dewan Pengupahan merupakan forum tripartit yang beranggotakan wakil buruh, pengusaha,
dan pemerintah.
Kenaikan UMP sesuai perkembangan harga biasanya direalisasikan pada awal tahun.
Namun, kenaikan harga BBM pada Mei lalu dan bahan-bahan kebutuhan pokok membuat
wakil buruh sempat mengusulkan kenaikan UMP dilakukan dua kali pada 2008, yakni pada
awal tahun lalu dan pertengahan tahun ini.
”Pembahasan soal itu tidak bisa diteruskan karena pengusaha sudah tegas menolak
kenaikan UMP lagi di pertengahan tahun ini. Yang kami setujui adalah kenaikan uang
kehadiran yang terdiri dari uang transpor dan makan,” ujar Djimanto.
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Rekson Silaban mengatakan, bagus
juga jika kemungkinan menaikkan UMP dikaji, terutama untuk industri yang memetik
keuntungan seperti pengolahan kelapa sawit, karet, dan otomotif.
”Yang penting, dirundingkan secara bipartit di tingkat perusahaan. Perlu dilihat juga
kemampuan perusahaan. Jangan sampai kenaikan UMP malah membangkrutkan
perusahaan,” ujar Rekson.
Menurut pantauan Apindo, tambahan uang transpor dan makan mulai diberikan pada
karyawan pada Juni 2008. Besarnya penambahan bervariasi sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
Kenaikan uang makan umumnya 15-25 persen, sedangkan kenaikan biaya transpor masih
dirundingkan.
Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia Eddy Widjanarko menjelaskan, kenaikan biaya
transpor di sejumlah perusahaan sepatu disesuaikan dengan jarak tempuh karyawan dari
rumah tinggal mereka ke pabrik.
”Tambahan uang transpor di beberapa perusahaan belum pasti karena masih menunggu
kenaikan tarif angkutan umum. Kami juga memperhitungkan banyak karyawan yang harus
pakai ojek, misalnya, karena tidak semua titik bisa dijangkau kendaraan umum,” ujar Eddy.
Pasar sedang lesu
Djimanto mengingatkan, kenaikan biaya buruh terjadi pada saat pasar sedang lesu dan biaya
produksi meningkat. Bagi dunia usaha, beban itu akan berkurang signifikan jika pemerintah
dapat menghilangkan pungutan liar dan resmi yang tidak berkait dengan pelayanan.

Berkhas

7

Volume VI Juni 2008

Kompas

Rabu, 04 Juni 2008

Ia mencontohkan, adanya pungutan parkir di halaman sendiri, retribusi tabung kebakaran,
pajak kendaraan untuk angkutan dalam lingkungan pabrik/gudang, pajak bumi dan bangunan
untuk pembangkit listrik, hingga uang bongkar muat antardaerah. (DAY)

Berkhas

8

Volume VI Juni 2008

Pikiran Rakyat

Rabu, 04 Juni 2008

2 4 Ka r y a w a n GGM Tunt ut St a t us & Ga j i
BANDUNG, (PR).Sebanyak 24 karyawan Gelanggang Generasi Muda (GGM) Bandung mempertanyakan
status kepegawaiannya. Mereka juga mengadu ke DPRD Kota Bandung karena sudah enam
bulan tidak digaji.
Keluhan itu disampaikan secara tertulis kepada anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Arif
Ramdani (FPKS), Selasa (3/6). Menurut Arif saat dihubungi melalui telefon, para karyawan
GGM minta nasibnya diperjuangkan. Mereka juga mengancam jika sampai Rabu (4/6) hari ini
tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan mogok dan menggembok pintu GGM.
Arif mengatakan, ketidakjelasan status karyawan GGM setelah dilakukan pengalihan dari
Badan Pengelola Gelanggang Pemuda (BPGP) menjadi Unit Pelayanan Teknis Daerah
(UPTD) dibawah Dinas Pendidikan Kota Bandung. Dampaknya, 24 karyawan yang berstatus
kontrak, menjadi tidak jelas, bahkan tidak digaji.
Kepala UPTD GGM, Dedi Rahmat saat ditemui mengatakan, belum jelasnya nasib 24
karyawan GGM tersebut karena status mereka belum resmi PNS, tetapi tenaga kontrak.
"Selain menuntut gaji, mereka juga berharap memiliki status PNS atau setidaknya tenaga
kerja kontrak (TKK)," ujarnya.
Jalan keluar
Kendati demikian, Dedi menyatakan, Pemkot Bandung masih memikirkan jalan keluarnya.
Bahkan dirinya sudah lima kali melakukan pertemuan dengan Badan Kepegawaian Daerah
(BKD), Dinas Pendidikan, dan pihak terkait lainnya untuk membahasnya. "Jumlah karyawan
GGM seluruhnya 32 orang. Jika 24 orang tidak aktif, bisa dibayangkan kinerja GGM seperti
apa," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BKD Kota Bandung, Evi Saleha mengatakan, persoalan itu
sedang dicarikan solusinya oleh pemkot, meskipun prosesnya tidak semudah yang
diperkirakan. "Semua masih dalam proses, karena tidak semudah membalikan telapak
tangan," kata Evi didampingi Sekretaris BKD, Adin Mukhtarudin. (CA-173)***

Berkhas

9

Volume VI Juni 2008

Kompas

Kamis, 05 Juni 2008

Unjuk Rasa

Ra t usa n Bur uh Tunt ut Ke na ik a n Upa h
Kamis, 5 Juni 2008 | 01:32 WIB
Serang, Kompas - Ratusan buruh dari sejumlah perusahaan di Serang, Banten, Rabu (4/6),
berunjuk rasa di depan Pendapa Gubernur Banten. Mereka menuntut pemerintah merevisi
upah minimum kabupaten/kota, disesuaikan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak.
Para buruh yang tergabung dalam Aliansi Serikat Pekerja Serikat Buruh (ASPSB) Serang
mengawali unjuk rasa dengan berkumpul di Stadion Ciceri, Serang, pukul 10.00. Mereka lalu
berkonvoi menuju Kantor Jamsostek di Jalan A Yani, Serang.
Mereka sempat berorasi, meminta agar pelayanan kesehatan para buruh yang menjadi
anggota Jamsostek diperbaiki. Sebab para buruh menilai pelayanan kesehatan yang mereka
dapat selama ini tergolong buruk.
Setelah berorasi selama lebih kurang 20 menit di depan Kantor Jamsostek, para buruh
melanjutkan perjalanan ke Pendapa Gubernur Banten. Di sana, para perwakilan buruh
kembali berorasi, menuntut Pemerintah Provinsi Banten meninjau kembali upah minimum
kabupaten/kota (UMK) tahun 2008, yang ditetapkan pada akhir tahun lalu. Terutama UMK
Serang yang ditetapkan sebesar Rp 927.500.
Para buruh menilai, besaran UMK Serang sudah tidak sesuai dengan kondisi harga
kebutuhan pokok dan tarif transportasi pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Besaran UMK tidak lagi cukup untuk hidup layak di Kabupaten Serang.
”Sebelum BBM naik saja tidak cukup untuk hidup layak, karena nilainya dihitung dari
kebutuhan seorang buruh lajang selama satu bulan. Apalagi sekarang, makin kurang karena
harga kebutuhan pokok sudah naik semua,” kata Koordinator Unjuk Rasa, Hafuri Yahya.
Alasan itulah yang membuat para buruh menuntut kenaikan upah minimum agar disesuaikan
dengan kenaikan harga dan angka inflasi. Karena harga BBM naik rata-rata 28,7 persen,
upah minimum diusulkan naik hingga 30 persen dari sebelumnya. Namun, idealnya, upah
minimum ditetapkan sebesar Rp 1,5 juta. (NTA)

Berkhas

10

Volume VI Juni 2008

Pikiran Rakyat

Kamis, 05 Juni 2008

Pe m da D im int a Kor e k si UM K

BANDUNG, (PR).Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah harus segera melakukan
koreksi terhadap nilai upah mininum kota (UMK) Kota Bandung. Hal itu dilakukan untuk
merespons kebutuhan masyarakat, sehingga memiliki kemampuan daya beli.
Demikian diungkapkan Ketua Panitia Anggaran DPRD Kota Bandung Lia Noer Hambali,
ketika ditemui di ruang kerjanya Jln. Aceh, Rabu (4/6). "Setelah kenaikan harga BBM, upah
buruh juga harus dinaikkan. Pemkot Bandung perlu segera mengambil sikap melihat kondisi
masyarakat," ujarnya.
UMK Kota Bandung 2008 beberapa waktu lalu ditetapkan Rp 939.000,00,00 dinilai sudah
tidak proporsional lagi terhadap kebutuhan para pekerja, menyusul kenaikan harga BBM
yang mencapai 28,7%. Dengan adanya kenaikan BBM, kata Lia, idealnya kenaikan UMK
berkisar 20% sehingga besarannya mencapai Rp 1.126.800,00.
Menurut Lia, hal ini perlu segera diantisipasi jangan sampai menunggu pekerja menggelar
demo menuntut kenaikan UMK. "Dewan Pengupahan harus segera menggelar pertemuan,
jangan sampai menunggu para pekerja demo. Kalau pemerintah merespons demo, akan
menimbulkan efek negatif karena dinilai tidak punya kepekaan kepada kebutuhan
masyarakat," ujarnya.
Mengenai kemungkinan keberatan dari pihak pengusaha atas permintaan kenaikan UMK
karena biaya operasional meningkat, Lia menilai, hal itu perlu dibahas secara tuntas dalam
pertemuan tripartit antara pemerintah-pengusaha-pekerja. "Kita harus optimistis mereka
mampu meningkatkan UMK. Kalaupun dana yang pengusaha miliki terbatas, mereka harus
mengupayakan efisiensi energi sehingga biaya dapat dialihkan untuk peningkatan
kesejahteraan pekerja," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Serikat Pekerja Nasional Kota Bandung Dede Rosmana,
menyampaikan sangat menghargai dan berterima kasih jika legislatif dan yudikatif di Kota
Bandung memikirkan kenaikan UMK. "Saya akan menyambut baik, jika wali kota menyetujui
kenaikan UMK. Hal itu, memang dibutuhkan para pekerja," kata Dede, ketika dihubungi lewat
telefon, Rabu (4/6).
Namun, mengenai besaran kenaikan menurut Dede, akan bersifat relatif dan harus
dibicarakan dengan Dewan Pengupahan Kota Bandung. (A-158/CA-173)***

Berkhas

11

Volume VI Juni 2008

Tempo I nteraktif

Kamis, 05 Juni 2008

Pe ngusa ha N a ik k a n Upa h 1 0 - 2 0 Pe r se n
Kamis, 05 Juni 2008 | 01:14 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengusaha mulai merealisasikan kenaikan upah dan transportasi
akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, kenaikan tersebut masih dibawah
permintaan serikat buruh yang mengusulkan kenaikan upah dan transportasi sekitar 35-40
persen.
Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddi Widjanarko mengatakan, para
pengusaha industri sepatu bersepakat menaikkan upah makan sekitar 10 persen. "Kenaikan
upah transportasi menunggu keputusan organisasi angkutan darat," ujarnya kepada Tempo,
Rabu (4/6).
Menurut dia, karyawan meminta kenaikan upah makan dan transportasi hingga 30 persen.
"Kami tak mampu memenuhinya," kata Eddi. Alasannya, kata dia, kenaikan minyak mentah
menyebabkan tingginya bahan baku dan biaya energi memberikan tekanan yang besar
kepada industri. "Sekarang ini keadaan darurat," tuturnya. Jumlah tenaga kerja di industri
persepatuan sekitar 2,5 juta orang.
Dia mengatakan, kenaikan upah sebagai bentuk subsidi dari perusahaan. "Pengiriman
barang hingga tiga bulan ke depan masih menggunakan harga lama," ujarnya. Pengiriman
barang dilakukan setiap enam bulan sekali.
Menurut Eddi, untuk pengiriman mulai September, perusahaan sepatu sedang melakukan
negosiasi kenaikan harga dengan pembeli dari luar negeri. "Apabila ini disetujui, kami akan
menaikkan tunjangan," ujarnya.
Sedangkan Ketua Bidang Regulasi Gabungan Pengusahan Makanan dan Minuman
(Gapmmi) Franky Sibarani mengatakan, rata-rata kenaikan upah dan transportasi yang
direalisasikan pengusaha makanan dan minuman sekitar 10-20 persen. "Realisasi pada Juni
bersamaan dengan pembayaran gaji," katanya kepada Tempo.
Kemampuan pembayaran upah, kata dia, tergantung dari besar kecilnya perusahaan.
"Tergantung juga dengan fasilitas transportasi yang biasanya sudah disediakan oleh
perusahaan," ujarnya. Untuk beberapa perusahaan di luar Jakarta seperti Bandung dan
Lampung, pengusaha menyediakan kendaraan antarjemput. "Jadi mereka tak ada kenaikkan
upah transportasi."
YULIAWATI

Berkhas

12

Volume VI Juni 2008

Kompas

Jumat, 06 Juni 2008

Pungut a n Lia r

Unj uk Ra sa Bur uh Ta nj ung Pr iok
Jumat, 6 Juni 2008 | 00:41 WIB
Jakarta, Kompas - Gelombang unjuk rasa untuk mendukung penuntasan praktik pungutan liar
di Kantor Pelayanan Utama atau KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, serta
kawasan pelabuhan terus mengalir. Pada hari Kamis (5/6), puluhan buruh kembali menggelar
unjuk rasa menuntut penuntasan semua praktik pungli di pelabuhan.
Unjuk rasa kemarin dimulai pukul 13.00, dipelopori puluhan buruh transportasi yang
tergabung dalam Serikat Buruh Aspirasi Pekerja Indonesia (SBAPI). Mereka menggelar aksi
damai di tiga tempat, yakni depan gerbang Pos IX, Jakarta International Container Terminal
(JICT), dan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja.
Mereka berteriak meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tidak hanya mengusut
pungutan liar (pungli) di KPU Bea dan Cukai (BC), tetapi juga di unit-unit terkecil lainnya di
lingkungan BC, JICT, dan TPK Koja, serta instansi terkait lainnya, seperti Pelindo dan
Karantina di Pelabuhan Tanjung Priok.
”Berantas habis pungli di Bea dan Cukai, JICT, TPK, serta instansi lain di wilayah pelabuhan
ini,” kata para pengunjuk rasa.
Pungutannya bervariasi
Mereka menjelaskan, setiap kali masuk pelabuhan, para awak kendaraan pengangkut
barang, atau buruh transportasi, dipungut biaya bervariasi, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp
50.000. Jika dalam sebulan satu armada masuk pelabuhan sebanyak 20 kali, seorang buruh
transportasi harus mengeluarkan biaya Rp 300.000 hingga satu juta rupiah.
Dalam aksinya, para demonstran membagikan selebaran dan formulir pengaduan pungli.
Formulir itu berisi jumlah pungutan yang dibayar awak kendaraan, nama petugas yang
menerima uang pungli, dan waktu kejadian.
Pengaduan itu dapat disampaikan langsung atau lewat surat ke Kantor Sekretariat SBAPI di
Jalan Cakung Cilincing, Pos III Nomor 20 Blok H, Kampung Sawah, Jakarta Utara.
”Kami meminta kawan-kawan, para awak transportasi, jangan takut melaporkan praktik pungli
yang dilakukan oleh berbagai pihak di pelabuhan. Kita harus bersatu memberantas pungli di
pelabuhan ini agar tercipta sebuah lingkungan yang bersih dengan iklim kerja yang sehat,”
ujar Koordinator Aksi, Arman.
Menurut para buruh, praktik pungli itu terjadi di semua lini di pelabuhan. Unjuk rasa ini
dikawal polisi hingga massa membubarkan diri pukul 14.30. (CAL)

Berkhas

13

Volume VI Juni 2008

Republika

Sabtu, 07 Juni 2008

Se r ik a t Bur uh D e sa k Ke na ik a n Upa h
Ke na ik a n upa h a da la h k om pe nsa si ya ng w a j a r k e t ik a BBM
na ik .
JAKARTA -- Tujuh serikat buruh yang tergabung dalam Dewan Pengupahan Jakarta
mendesak Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, segera merevisi dan menaikkan Upah
Minimum Provinsi (UMP). Para buruh meminta kenaikan upah sebagai imbas dari kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM). "Karena setelah BBM naik, daya beli kita menurun," ujar
Abdul Latif dari Ketua Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Niaga, Bank dan Asuransi
(FSPSI NIBA), Jumat (6/6).
Menurut dia, kenaikan upah adalah kompensasi yang wajar BBM naik. Sebab, kenaikan BBM
secara otomatis akan memicu kenaikan kebutuhan. Kenaikan upah akan membantu para
buruh yang tertekan oleh kenaikan harga bahan pokok dan bahan bakar minyak. Selain itu,
menurut Endang Sunarto, ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN), kenaikan BBM juga memicu
melemahnya sektor produksi. Akibatnya, pendapatan buruh cenderung menurun. ''UMP yang
ditetapkan sekarang saja masih di bawah Kebutuhan Hidup Layak,'' tutur Endang.
Endang menjelaskan, pihaknya sudah mencoba membicarakan kenaikan upah ini melalui
Dinas Ketenagakerjaan. "Tapi deadlock," ujarnya. Menurut dia, unsur pengusaha dalam
Dewan Pengupahan menolak permintaan tersebut dengan alasan kenaikan upah akan
memberatkan pengusaha. Sementara pada sisi pemerintah kenaikan upah hanya dapat
dilakukan satu kali dalam setahun.
"Kenaikan BBM dilakukan bulan Mei, jika harus menunggu UMP 2009, itu masih tujuh bulan
lagi. Gejolak sosial akibat kenaikan harga akan muncul. Sebab, UMP yang ada saat ini
sangat tidak layak lagi," kata Gibson Sihombing, ketua Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia
(Aspek). Selain itu, Endang menyatakan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans) sudah menyatakan jika akan ada kenaikan upah sebesar 15 sampai 20
persen sebagai imbas dari kenaikan BBM. "Yang kita minta realisasinya," ujar dia.
Untuk itu, pihaknya meminta agar Gubernur menginstruksikan Kadisnakertrans untuk
memfasilitasi perundingan revisi UMP 2008. Selain itu, mendesak Menakertrans yuntuk
mengeluarkan surat revisi UMP 2008. "Kita akan desak melalui dewan. Kalau tidak berhasil,
maka kita akan lakukan aksi turun ke jalan," ungkap Endang.
Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta yang saat ini sebesar Rp 972.000 per bulan
dinilai sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Atas pertimbangan itu, perwakilan Serikat
Pekerja di dewan pengupahan mengusulkan agar disesuaikan dengan nilai kebutuhan hidup
layak (KHL) Rp 1,3 juta per bulan atau naik 30 persen. Namun, tuntutan itu turun menjadi 15
sampai 20 persen atau sebesar Rp 145.800 sampai Rp 194.400. Dengan demikian, upah
yang ditetapkan sebesar Rp 1.117.800 sampai Rp 1.166.400. nap
Fakta Angka
Rp 972.000
Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta
()

Berkhas

14

Volume VI Juni 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 09 Juni 2008

D e w a n pe ngupa ha n dim int a ba ha s im ba s ha r ga BBM

SUKOHARJO: Depnakertrans mengharapkan dewan pengupahan di tingkat provinsi segera
melakukan pertemuan guna menyikapi usulan kenaikan upah sebagai imbas kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) Erman Suparno mengatakan salah
satu faktor yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan upah bagi pekerja yakni
berdasarkan laju inflasi dan survei biaya hidup.
"Kami mengimbau kepada dewan pengupahan tingkat provinsi untuk melakukan sidang guna
merespons usulan kenaikan upah minimum kabupaten/kota [UMK] akibat dari dampak inflasi
di daerah," ujarnya kepada Bisnis di sela-sela kunjungan kerja ke PT Danliris di Sukoharjo,
Jateng, kemarin.
Menurut dia, penetapan penyesuaian besaran kenaikan upah akan dibicarakan melalui
mekanisme bipartit antara Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan serikat pekerja.
"Apakah penyesuaian kenaikannya tahun ini ataukah tahun depan, semua sudah ada
ketentuannya dan dibicarakan melalui mekanisme bipartit," ungkapnya.
Terkait dengan usulan kenaikan uang makan dan transpor bagi karyawan, Erman
menyatakan hal itu sangat bergantung pada kemampuan setiap perusahaan.
Dari hasil pantauan Depnakertrans terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menaikkan
uang makan dan transpor bagi karyawannya, rata-rata kenaikannya berkisar 15% hingga
20%. "Bahkan ada yang menaikkan hingga 25%."
Dia menambahkan faktor kenaikan harga BBM terhadap melonjaknya biaya produksi
sebenarnya sangat kecil. Setiap perusahaan, secara umum mampu menyiasati kenaikan
harga BBM sehingga tidak memberatkan.
"Tapi yang membuat semuanya seolah-olah menjadi berat yakni adanya spekulan sehingga
mendorong semua komoditas dipaksa untuk naik, hal ini yang semestinya dipahami oleh kita
semua," jelasnya.
Tak ada PHK
Mennakertrans membantah isu yang berkembang di kalangan pekerja/buruh yang
menyebutkan akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal oleh berbagai
perusahaan di dalam negeri.
"Sampai saat ini belum ada laporan akan ada PHK dari perusahaan-perusahaan di Indonesia
yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu," ujarnya melalui siaran pers
yang diterima di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut Erman, PHK yang terjadi selama ini disebabkan oleh berbagai masalah dalam
hubungan kesepakatan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan, bukan akibat dari
kenaikan harga BBM.
Oleh karena itu, Mennakertrans meminta agar pekerja/buruh tetap tenang dan bekerja seperti
biasa guna mendukung peningkatan produktivitas perusahaan.
Peningkatan produktivitas itu sekaligus diharapkan mampu mendongkrak kemampuan
pengusaha dalam memberikan jaminan kesejahteraan bagi para pekerjanya.

Berkhas

15

Volume VI Juni 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 09 Juni 2008

Menurut dia, peningkatan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu antara lain dapat dilakukan
dengan menambah uang makan dan transportasi menjadi lebih besar, sebelum
ditetapkannya kenaikan upah. (k16/k43/Maria Y. Benyamin) (redaksi@bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia

Berkhas

16

Volume VI Juni 2008

Bisnis I ndonesia

Senin, 09 Juni 2008

D iv ide n Ja m sost e k unt uk pe k e r j a
JAKARTA: Mennakertrans Erman Suparno mengharapkan dividen dari PT Jamsostek yang
selama ini diserahkan kepada pemerintah dikembalikan kepada pekerja/buruh.
Menurut dia, dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera mengirimkan surat resmi kepada
Meneg BUMN Sofyan Djalil terkait dengan keuntungan dividen PT Jamsostek tersebut.
"Sebaiknya keuntungan dividen itu diberikan kepada pekerja/buruh, sehingga dapat
dipergunakan dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang tujuan akhirnya bisa
meningkatkan kesejahteraan para buruh di seluruh Indonesia," ujarnya melalui siaran pers
yang diterima Bisnis, akhir pekan lalu. (Bisnis/may)

Berkhas

17

Volume VI Juni 2008

Jurnal Nasional

Senin, 09 Juni 2008

N usa nt a r a Ja k a r t a | Se nin, 0 9 Jun 2 0 0 8

Apindo Sum ut N a ik k a n Tunj a nga n Ka r y a w a n
Medan|Jurnal Nasional
KALANGAN pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
Sumatera Utara (Sumut) telah sepakat akan menaikkan tunjangan transportasi dan uang
makan sebesar 15 hingga 20 persen.
Kenaikkan tunjangan telah diberlakukan bulan ini, untuk diterima pada pemberian upah bulan
Juli. Namun, penyesuaian kenaikkan tunjangan tersebut bervariasi, tergantung dengan
kondisi keuangan perusahaan.
“Ya kita sepakat akan menaikkan tunjangan transportasi dan uang makan kepada pekerja.
Jumlahnya antara 15 hingga 20 persen, tergantung dengan kemampuan perusahaan.
Pemberian tunjangan itu kita lakukan bulan Juni ini untuk penerimaan upah bulan Juli,”
ungkap
Sekretaris Apindo Sumatera Utara, Laksamana Adiyaksa di Medan pada Minggu (8/6)
menyatakan, meski anjuran telah disepakati dan disosialisasikan, namun tidak semua
perusahaan mampu menaikkan tunjangan itu. Berdasarkan pendataan, dari sekitar 583
perusahaan, hanya 30 persen yang mampu memberikan penyesuaian.
30 persen perusahaan tersebut diyakini telah mewakili 50 persen tenaga kerja secara
keseluruhan. Alasannya, perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar yang memiliki
banyak pekerja.
Sedangkan bagi perusahaan yang tidak menyanggupi penyesuaian, Laksamana
menekankan, agar pihak pengusaha memberikan pelayanan transportasi, seperti mobil
jemputan dan penyediaan makan. Alternatif lain adalah pembentukan koperasi di perusahaan
atau koperasi yang dibentuk berdasarkan konsolidasi perusahaan kecil.
“Kita akan tetap menekankan kepada pihak perusahaan untuk membentuk Koperasi.
Koperasi diharapkan dapat memberi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah.
Sedangkan soal pendanaan kita akan ajukan dulu ke pihak perusahaan,” tegasnya.
Menanggapi pemberian tunjangan itu, Ketua Serikat Buruh Sumatera Utara (SBSU), Agus
Arifin menyatakan, harusnya dinas tenaga kerja proaktif melakukan pengawasan, khusunya
perihal pemberian tunjangan tranportasi dan uang makan pascakenaikan BBM.
Sebab dikhawatirkan, peryataan Apindo tidak sesuai dengan realisasinya. Apalagi selama ini,
Apindo dan Dinas Tenaga Kerja terkesan terjadi kolusi dalam mengambil keputusan. Seperti
halnya penetapan UMP dan UMK. Heri Arland

Berkhas

18

Volume VI Juni 2008

Pikiran Rakyat

Senin, 09 Juni 2008

Alia nsi Bur uh Anca m Ke pung Ge dung Sa t e
Senin, 09 Juni 2008 , 17:29:00
CIMAHI, (PRLM) - Aliansi Pekerja dan Buruh Antikenaikan Harga BBM se-Bandung Raya
mengancam akan mengerahkan seluruh kekuatan, untuk mengepung Gedung Sate Bandung
dan Kantor Distribusi PLN Jabar Banten, Rabu (11/6). Selain menolak kenaikan harga BBM,
aksi itu juga untuk memprotes PLN yang kerap melakukan pemadaman listrik industri tanpa
pemberitahuan.
"Jadi, Rabu (11/6) nanti, kami sepakat mengepung Gedung Sate dan PLN. Kami tetap
menolak kebijakan pemerintah soal kenaikan harga BBM. Kami juga memprotes kebiadaban
PLN yang mematikan listrik masyarakat dan industri tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu,"
ujar Koordinator Aksi, Edi Suherdi, didampingi Robin dari SPSI Kota Cimahi dan Sabilar
Rosyad, seusai rapat koordinasi (rakor) persiapan aksi, di Sekretariat Konfederasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Kota Cimahi, Jln. Lurah No. 33, Cimahi, Senin (9/6).
Rakor tersebut akan diikuti serikat pekerja dan serikat buruh se-Bandung Raya, di antaranya,
K-SPSI, SPMI, SPN, SBSI ’92, Gaspermindo, PPMI, KASBI, dan BARA. (A-136/A-37) ***

Berkhas

19

Volume VI Juni 2008

Tempo I nteraktif

Senin, 09 Juni 2008

Bur uh Fuj it su London M ogok Ke r j a
Senin, 09 Juni 2008 | 08:09 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekitar 150 pekerja perusahaan elektronik raksasa Fujitsu Ltd di
Birmingham, Inggris, akan melancarkan aksi mogok kerja hari ini. Aksi ini sebagai protes
rencana pemindahan lokasi pabrik ke Amerika Serikat.
Menurut Deputi Sekretaris Jenderal Communication Workers Union (CWU) Jeannie Drake,
aksi ini akan dimulai pada pukul 06.00 setempat atau 05.00 GMT. Aksi direncanakan
berlangsung selama 24 jam. Aksi ini akan dilanjutkan dengan aksi lainnya seperti menolak
kerja lembur hingga dicapai kesepakatan.
"Kami kecewa karena tak tercapainya negosiasi dengan perusahaan untuk mencari solusi
bagi pekerja pabrik," ujar Jeannie dalam berita yang dirilis AFP pada Ahad (8/6).
Bulan lalu Fujitsu mengumumkan laba operasi hingga Maret naik 12,6 persen menjadi 204,9
miliar yen atau sekitar US$ 1,96 miliar. afp/rieka rahadiana

Berkhas

20

Volume VI Juni 2008

Tempo I nteraktif

Senin, 09 Juni 2008

Bur uh Sa m poe r na D e m o Tunt ut Ke se j a ht e r a a n
Senin, 09 Juni 2008 | 15:10 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 4000 buruh borongan bagian giling, gunting, pengemasan
dan bandrol PT. Sampoerna melakukan aksi diam. Sekitar 600 buruh memilih duduk-duduk di
Jalan Raya Rungkut Industri sedangkan sisanya tetap masuk tapi tidak melakukan aktivitas,
Senin (9/6).
Mereka mengaku pendapatan mereka berkurang setelah perusahaan dikuasai Philip Morris.
“Bahan baku terus menerus dikurangi, dulu bisa menghasilkan 3.000 batang perhari per
orang sekarang hanya 2.300-2.500 batang sehari,” jelas Rini Astuti, salah satu buruh peserta
aksi diam.
Rini mengatakan pengurangan jatah tembakau ini berakibat penurunan pendapatan buruh,
dari Rp 500 ribu-Rp 600 ribu perminggu menjadi Rp 150 ribu-Rp 300 ribu. “Pedapatan saat
ini berkurang hingga separuh, padahal kami tidak dapat tambahan apa-apa, uang makan
misalnya,” lanjut Rini.
Selain itu buruh sigaret kretek tangan (SKT) ini juga mengeluhkan tuntutan perusahaan agar
menghasilkan 1350 batang rokok untuk setiap kaleng tembakau seberat 2,5 kilogram.
“Padahal tembakau 2,5 kg idealnya hanya untuk 1100 batang rokok,” kata salah satu ketua
regu yang enggan disebutkan namanya.
Mereka mengatakan sebelum melakukan aksi blocking jalan ini, telah mengadukan
permasalahan mereka ke SPSI Surabaya, tapi tidak mendapatkan tanggapan. “Malah kami
mendapat tekanan dari SPSI karena melakukan demo ini, bisa dipenjara dan perusahaan
ditutup.”
Gung Putu Jaya, Direktur SKT PT Sampoerna membantah jika ada pengurangan bahan
baku. “Stok bahan baku masih banyak. Saat ini mereka hanya saja mereka dituntut
menghasilkan 325 batang per jam, karena tembakau yang akan dilinting harus ditimbang,
tidak boleh lebih dari 2 gram setiap batang,” kata Gung Putu kepada wartawan.
Rusdiono, ketua Dewan Pleno SPSI Sampoerna Pandaan membantah SPSI menekan buruh
yang melakukan aksi hari ini. “Tidak ada tekanan pada mereka, malah kami sudah
mengajukan surat agat buruh, perusahaan dan SPSI bisa duduk satu meja memecahkan
masalah ini,” kata Rusdiono. Pertemuan itu, kata Rusdiono akan dilakukan 19 Juni
mendatang.
Upaya 1 regu Dalmas dari Kepolisian Sektor Tenggilis yang dipimpin Kapolsek Ajun
Komisaris Polisi Aditya Puji untuk membubarkan sekitar buruh yang menduduki jalan raya,
tidak membuahkan hasil. Buruh masalah menyoraki ketika truk dan pasukan Dalmas yang
bersenjata pentungan dan tameng berusaha melintas membuyarkan aksi diam itu. Akhirnya,
Kapolsek Tenggilis memilih membiarkan aksi menutup jalan terus berlangsung. Yekthi HM

Berkhas

21

Volume VI Juni 2008

Jurnal Nasional

Selasa, 10 Juni 2008

Jakarta dan Sekitarnya Dinamika
Depok | Selasa, 10 Jun 2008

Ribua n Bur uh D e sa k Pe m ba y a r a n
by : Ahmad Thonthowi Djauhari
RIBUAN buruh PT Rajabrana kemarin melakukan aksi mogok kerja. Hal tersebut dilakukan
terkait penggelapan uang sebesar Rp3,6 miliar yang dilakukan pemilik perusahaan.
Pasalnya, akibat penggelapan tersebut hingga kini gaji mereka belum dibayar.
Sebanyak 4.200 karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional mendesak pihak
pemilik pabrik segera membayarkan gaji mereka. "Kami akan terus mogok kerja hingga
tuntutan kami dipenuhi," kata Ketua SPN PT Rajabrana Sarpangi.
Menurut para buruh, akibat perbuatan pemilik pabrik hingga kini keluarga mereka kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Jangankan gaji, asuransi kesehatan
kami pun belum pernah dibayar, keluarga kami tidak mendapat pelayanan kesehatan," kata
Sarpangi.
Kristiani, staf Personalia PT Rajabrana Kristian saat ditemui di lokasi mengakui telah
melakukan tunggakan iuran Jamsostek dan berjanji segera membayar. "Kami dalam krisis
keuangan, dana Jamsostek digunakan untuk biaya produksi, namun kami berjanji akan
membayar gaji karyawan dengan mencicil," katanya.
Fauzan Hilal

Berkhas

22

Volume VI Juni 2008

Kompas

Rabu, 11 Juni 2008

Tenaga Kerja

Bur uh M e nga du k e Konj e n M a la y sia
Rabu, 11 Juni 2008 | 00:36 WIB
Medan, Kompas - Puluhan buruh pabrik sarung tangan PT Smart Glove hari Selasa (10/6)
berdemonstrasi dan mengadukan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan pimpinan
perusahaannya ke Konsulat Jenderal Malaysia di Jalan Diponegoro, Medan. Pimpinan
perusahaan PT Smart Glove, Alan Wong, merupakan warga negara Malaysia.
Demonstrasi dilakukan buruh karena mereka menilai Alan Wong tak mematuhi ketentuan
perburuhan di Indonesia. Menurut salah seorang buruh yang berdemonstrasi, Yayu
Anggraini, masalah ini bermula dari tindakan pimpinan PT Smart Glove memecat empat
orang buruh karena mendirikan serikat pekerja pada bulan Maret lalu. Tak kapok karena
dipecat, buruh tetap kembali mendirikan serikat bekerja. Tindakan ini, kata Yayu, kembali
dibalas dengan pemecatan 17 orang buruh.
”Setelah itu kami demonstrasi besar-besaran. Perusahaan lalu memecat 97 buruh yang ikut
berdemonstrasi. Sekarang kami menuntut kejelasan nasib 97 orang buruh yang dipecat
tanpa pengadilan hubungan industrial,” paparnya.
Menurut Ketua Advokasi SBSI 1992 Kabupaten Deli Serdang Bambang Hermanto, Alan
Wong sebagai pimpinan PT Smart Glove tak mengindahkan surat Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Deli Serdang yang menyatakan, PHK terhadap 97 orang buruh belum melalui
ketentuan perundangan. ”Makanya, kami mengadu ke Konjen Malaysia agar warga
negaranya mematuhi ketentuan,” ujar Bambang. (BIL)

Berkhas

23

Volume VI Juni 2008

Tempo I nteraktif

Rabu, 11 Juni 2008

D e m o La gi, Bur uh Tunt ut Pe nca but a n Ke na ik a n BBM
Rabu, 11 Juni 2008 | 17:22 WIB
TEMPO Interaktif, BANDUNG:Merasa gerakan mahasiswa menolak kenaikan BBM sudah
tumpul dan terjadi pengalihan isu, buruh turun ke jalan. Hari ini, ratusan buruh lainnya yang
berasal dari seluruh organisasi buruh di Bandung Raya berunjuk rasa lagi di depan Gedung
Sate, Bandung. Mereka meminta pemerintah mencabut kenaikan BBM.
”Pengalihan isu yang terjadi sudah tidak jelas, kami luruskan isunya sekarang,” kata Wisudo,
Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan SPSI Cimahi, Rabu (12/6).
Ketua pengurus serikat pekerja PT Matahari Sentosa Jaya itu mengatakan, masyarakat tidak
terpancing isu pembubaran FPI dan Ahmadiyah sebagai buntut bentrokan di Monas, 1 Juni
lalu. ”Kesengsaraan rakyat akibat kenaikan BBM lebih berbahaya dari pemukulan,” kata
Wisudo.
Para buruh itu menyuarakan sejumlah tuntutan. Selain pencabutan kenaikan BBM, mereka
menuntut agar pemerintah menurunkan harga bahan makanan pokok, penghapusan sistem
kerja kontrak, sistem outsourcing, serta upah murah.
Perwakilan buruh lainnya mengecam pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. ”Buruh
trauma terjadinya pemutusan hubungan kerja garag-ara pemadaman aliran listrik,” kata
Ketua DPC KSPSI Kabupaten Bandung Baban Warsono.
Menurut Warsana, pemadaman bergilir yang dilakukan PLN membuat upah mereka turun.
Gara-gara mati listrik, banyak pekerja yang terpaksa tidak bekerja dan dipulangkan kembali.
Menurut Baban, kenaikan BBM yang diikuti dengan naiknya harga bahan makana pokok dan
dilanjutkan dengan pemadaman listrik membuat pekerja makin terjepit. ”Pekerja di pojokkan
di sana-sini penyebabnya kebijakan pemerintah,” katanya.
Aksi buruh itu berlangsung sejak pagi hari dan masih berlangsung hingga sore. Pekerja asal
Kahatex terakhir bergabung setelah sempat dilarang keluar perusahaan itu untuk bergabung
dalam aksi itu. Perwakilan organisasi buruh bergantian berorasi dan diselingi musik dangdut.
Ahmad Fikri

Berkhas

24

Volume VI Juni 2008

Bisnis I ndonesia

Kamis, 12 Juni 2008

Ka lba r k ir im 2 .9 0 0 TKI
PONTIANAK: Selama lima bulan pertama tahun ini, pengiriman tenaga kerja asal Kalimantan
Barat ke Malaysia Timur mencapai 2.900 orang yang bekerja di industri kayu dan kelapa
sawit.
"Angka itu masih jauh dari kebutuhan tenaga kerja untuk industri di Malaysia Timur yang
jumlahnya mencapai ratusan ribu orang setiap tahun," kata Christofel de Haan, Kepala Balai
Pelayanan Penempatan TKI Pontianak, kemarin.
Pada 2007, TKI asal Kalbar yang bekerja di Malaysia Timur sebanyak 6.169 orang, naik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang diperkirakan sekitar 3.000 orang.
Christofel mengatakan ancaman resesi ekonomi global tidak akan memengaruhi kebutuhan
tenaga kerja di Malaysia Timur.
"Mungkin hingga 10 tahun mendatang di industri kayu kebutuhan [tenaga kerja] masih tinggi
karena hutan Malaysia masih cukup banyak," katanya. (Antara)

Berkhas

25

Volume VI Juni 2008

Kompas

Kamis, 12 Juni 2008

Bia ya Tr a nspor Be ba ni Pe k e r j a
Ke na ik a n Ta r if Angk ut a n Um um Be lum Tut up Bia y a
Ope r a siona l
Kamis, 12 Juni 2008 | 03:00 WIB
Jakarta, Kompas - Kalangan pekerja dan pegawai negeri mengeluhkan kenaikan ongkos
angkutan umum, mencapai antara 10-25 persen, yang dibebankan kepada mereka
mengingat perusahaan dan instansinya belum membuat penyesuaian. Mereka mengeluh
karena biaya transportasi ini rata-rata menyita separuh gaji mereka.
Di Jambi, pascakenaikan harga bahan bakar minyak, tarif angkutan antarkota dan
antarprovinsi naik 20-25 persen. Kalangan pegawai negeri mengeluh karena mahalnya biaya
transportasi ini belum diimbangi dengan kenaikan gaji.
Lisa, warga Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, yang bekerja di lingkungan Pemerintah
Kota Jambi, sekarang menghabiskan biaya transportasi Rp 30.000 untuk pergi-pulang kantor.
Sebelum kenaikan harga BBM, biaya transportasi Rp 25.000 per hari.
Dalam sebulan, Lisa