Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012

STATUS HARA TANAH SAWAH DI KABUPATEN KEPAHIANG
BERDASARKAN HASIL ANALISIS
PERANGKAT UJI TANAH SAWAH (PUTS)
Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Irma Calista Siagian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

ABSTRAK
Pengujian status unsur hara N, P, K dan pH tanah sawah telah dilakukan pada beberapa sentra penghasil padi di
Kabupaten Kepahiang. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah atau PUTS terhadap 42
sampel tanah yang diambil dari 34 desa. Pengujian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012. Hasil pengujian berupa
rekomendasi status unsur hara dan rekomendasi pemupukan. berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan PUTS,
sebanyak 57,14% desa dengan kandungan N sangat tinggi sehingga perlu dipupuk 200 kg Urea/ha. Sebanyak 59,52% desa
dengan kandungan P tinggi sehingga perlu dipupuk 50 kg SP-36/ha. Sedangkan sebanyak 38,10% desa dengan K sedang
sehingga perlu dipupuk 50 kg KCl/ha atau dengan menggunakan jerami sebanyak 5 ton/ha. Derajat kemasaman atau pH
secara umum adalah agak masam yaitu berada pada kisaran pH 5-6 sehingga rekomendasi pemupukan N adalah dalam
bentuk Urea dengan sistem drainase konvensional.
Kata kunci : status hara, sawah, PUTS, analisis tanah

PENDAHULUAN
Provinsi Bengkulu memiliki areal persawahan seluas 95.356 ha yang tersebar pada 10
Kabupaten Kota dan seluas 5.036 ha atau sekitar 5,20% berada di Kabupaten Kepahiang. Produksi

total padi Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 sebanyak 516.868 ton dengan luas panen 133.629 ha
(BPS, 2011). Produktivitas rata-rata di Provinsi Bengkulu masih rendah yaitu 4 ton/ha, masih rendah
jika dibandingkan dengan produktivitas nasional sebesar 5,03 ton/ha (Ditjen Tanaman Pangan, 2011).
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas padi di Provinsi Bengkulu adalah pemupukan belum
dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status unsur hara tanah.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui status unsur hara di dalam
tanah. Salah satu cara yang praktis, efisien, dan dapat dilakukan di lapangan baik oleh petani maupun
petugas penyuluh lapangan (PPL) adalah dengan menggunakan perangkat uji tanah sawah (PUTS).
PUTS merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menentukan status hara N, P, K dan pH
di dalam tanah (Departemen Pertanian, 2007). Penggunaan PUTS dapat dilakukan untuk menentukan
status hara tanah sawah dan rekomendasi pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman (Setiyorini et all.,
2007).
Rekomendasi pemupukan merupakan suatu rancangan yang terdiri dari jenis dan takaran
pupuk untuk tanaman pada suatu areal tertentu. Menurut Abdulrachman, et al., (2008), rekomendasi
pemupukan bermanfaat dalam pemberian pupuk yang tepat baik dosis, waktu maupun jenis pupuk
sehingga pemupukan akan lebih efisien serta produksi dan pendapatan petanipun meningkat. Selain
itu, rekomendasi pemupukan juga bertujuan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan,
menjaga kesuburan tanah dan produksi padi berkelanjutan serta dapat mengurangi biaya pembelian
pupuk.
Pemupukan yang efektif meliputi persyaratan kuantitatif dan kualitatif. Persyaratan

kuantitatif merupakan dosis pemupukan sedangkan persyaratan kualitatif meliputi unsur hara yang
diberikan, waktu pemupukan dan penempatan pupuk, unsur hara yang berada pada waktu dan tempat
serta unsur hara yang diserap dan digunakan oleh tanaman (Indranada, 1986).
Pemupukan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan hara tanah dan kebutuhan tanaman akan
meningkatkan produktivitas padi. Sehingga perlu dilakukan pengujian status hara tanah sawah pada
sentra penghasil padi di Kabupaten Kepahiang. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui status hara
N, P, K dan pH serta rekomendasi pemupukan yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

BAHAN DAN METODA
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2012 di Kabupaten Kepahiang untuk
menguji status hara tanah mengunakan perangkat uji tanah sawah (PUTS), tanah yang diuji sebanyak
42 sampel dari 32 desa (Tabel 1.) yang diambil secara acak pada tujuh kecamatan (Merigi, Ujan Mas,
Kepahiang, Kabawetan, Tebat Karai, Muara Kemumu dan Seberang Musi).
Tabel 1. Data jumlah sampel tanah beberapa sentra padi di Kabupaten Kepahiang.
No

Kecamatan

1.


Merigi

2.

Ujan Mas

3.
4.

Kabawetan
Muara Kemumu

5.

Kepahiang

6.

Tebat Karai


7.

Seberang Musi

Jumlah

Desa
Kel Durian Depun
Pulo Geto Baru
Simpang Kota Beringin
Bukit Barisan
Daspetah 2 dan
Bumisari
Kelurahan Tangsi Baru
Batu Kalung
Batu Bandung
Kampung Bogor
Imigrasi permu
Sukamerindu
Karang Endah

Pelangkian
Tebing Penyamun
Kelurahan Tebat Karai
Sinar Gunung
Tapak Gedung
Karang Tengah
Tertik
Taba Sating
Taba Saling
Peraduan Binjai
Penanjung Panjang
Taba Air Pauh
Benuang Galing
Cirebon Baru
Tebat Laut
Talang Gelompok
Taba Padang
Air Pesi
Temdak
Kandang


Jumlah sampel tanah
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
3
3
2
2
1
2
2
1
1
1
42

Metoda pengambilan sampel dilakukan menggunakan bor atau cangkul pada kedalaman 20
cm dari permukaan tanah dengan kriteria untuk satu hamparan seluas 3-5 ha lahan homogen (kurang
lebih seragam) mewakili satu contoh tanah komposit (terdiri dari campuran 5-8 contoh tannah

tunggal). Selanjutnya setiap sampel tanah diuji menggunakan PUTS terhadap unsur hara N, P, K dan
pH sehingga didapat status hara tanah dan rekomendasi pemupukan untuk lahan sawah di Kabu[aten
Kepahiang.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum, jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kepahiang adalah andosol (15,08%),
secara garis besar tanah andosol mempunyai sifat fisik dan kimia cukup baik, sehingga dengan
demikian produktifitas tanahnya sedang-tinggi. Tanah ini banyak digunakan untuk tanaman
hortikultura atau sayuran, bunga-bungaan, perkebunan dan kehutanan. Secara umum, tanah andosol
berwarna kehitaman dengan bentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang
terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung (Faiz, 2009).
Sedangkan sisanya adalah alluvial, rogosol, latosol, podsolik merah kuning, komplek podsolik merah
kuning litosol dan latosol dan komplek padsolik coklat padsol dan latosol. Tekstur tanah di Kabupaten
Kepahiang secara umum adalah sedang (53,54%), halus (34,03%) dan kasar(12,43%) dari total luas
wilayah (BPS Kepahiang, 2011).
Berdasarkan hasil analisis PUTS yang dilakukan terhadap 42 sampel tanah di Kabupaten
Kepahiang (Tabel 2), dimana status unsur hara N secara umum didominasi sangat tinggi 57,14% (24
sampel); status unsur hara P secara umum didominasi tinggi 59,52% (25 sampel); sedangkan status
unsur hara K secara umum didominasi sedang 38,10% (16 sampel) dengan pH secara keseluruhan
pada kondis agak masam.

Untuk melakukan pemupukan pada beberapa sentra padi di Kabupaten Kepahiang dengan
berpedoman pada kondisi hasil analisis status unsur N adalah rendah (42,86%) dan sangat tinggi
(57,14%) sehingga dosis pemupukan berbeda. Begitu juga status unsur P dan K berkisar antara
rendah sampai tinggi, dimana kondisi hasil analisis status unsur P (status rendah 19,05%; status
sedang 21,42% dan status tinggi 59,52%) dan hasil analisis status unsur K (status rendah 35,71%;
sedang 38,10% dan tinggi 26,19%) yang secara keseluruhan tergambar pada Gambar 1.

N
P
K

Gambar 1. Status unsur hara beberapa sentra padi di Kabupaten Kepahiang.

Tabel 2. Hasil pengujian tanah sawah di Kabupaten Kepahiang.
No
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
18
20
21
22
23
24
25

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Kecamatan
Merigi

Ujan Mas
Kabawetan
Muara Kemumu
Kepahiang

Tebat Karai

Seberang Musi

Desa/Kelurahan
Durian Depun 1
Durian Depun 2
Pulo Geto Baru
Simp. Kota Beringin
Bukit Barisan
Daspetah 2
Bumisari
Kel. Tangsi Baru
Batu Kalung
Batu Bandung
Kampung Bogor
Imigrasi permu
Sukamerindu
Karang Endah
Pelangkian
Tb. Penyamun
Kel. Tebat Karai
Sinar Gunung
Tapak Gedung
Karang Tengah
Tertik
Taba Sating
Taba Saling
Peraduan Binjai
P. Panjang 1
P. Panjang 2
P. Panjang 3
Taba Air Pauh 1
Taba Air Pauh 2
Taba Air Pauh 3
Benuang Galing 1
Benuang Galing 2
Cirebon Baru 1
Cirebon Baru 2
Tebat Laut
Talang Gelompok 1
Talang Gelompok 2
Taba Padang 1
Taba Padang 2
Air Pesi
Temdak
Kandang

Hasil analisis
K

N

P

Rendah
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Rendah
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Sangat tinggi
Rendah
Rendah
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Rendah

Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi

Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi

pH
Agak Masam
Agak Masam
Agak Masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam

Analisis tanah yang dilakukan umumnya terbatas pada unsur hara makro saja, sedangkan
unsur hara mikro kurang diperhatikan. Perkiraan mengenai unsur hara mikro hanya diduga
berdasarkan jenis tanahnya saja. Usaha pertanian yang mengharapkan produksi tinggi dan sangat
tinggi memerlukan pemupukan hara mikro yang dapat dilakukan lewat tanah ataupun lewat daun.
Secara garis besar unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dan terdapat dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan unsur
hara mikro. Menurut Rosmarkum dan Yuwono (2002), unsur hara makro esensial utama terdiri dari
N, P, dan K, sedangkan unsur hara makro esensial kedua terdiri dari Ca, Mg, dan unsur hara
menaikkan produksi Na sedangkan unsur hara Si tidak menaikkan produksi.

Status Hara Nitrogen (N)
Unsur hara N bagi tanaman berperan di dalam pembentukan sel, jaringan dan organ
tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+. Kebutuhan unsur hara N
di dalam tanaman dibutuhkan dalam jumlah yang besar, terutama pada saat pertumbuhan vegetatif,
karena unsur N berfungsi sebagai bahan sintesis klorofil, protein dan asam amino. Bersamaan dengan
unsur fosfor (P), nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Status tanah di Kabupaten Kepahiang secara umum adalah berpasir dengan liat