BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Si

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 semester II SDN Mangunsari 07 berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan SDN Mangunsari 03 berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Kedua kelas tersebut sudah diuji kesamaan varian menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Dalam kaitan dengan penelitian ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainanTTSdan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

  Tahap awal pelaksanaan penelitian di SD N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 yaitu dilakukan dengan permohonan izin kepada Ibu kepala sekolah. Permohonan izin dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 31 januari 2015. Setelah mendapatkan izin, maka dilanjutkan dengan menemui guru kelas 5 SD N Mangunsari 07 dan guru kelas 5 SD N Mangunsari 03 sebagai pelaksana penerapan treatment pada subjek penelitian. Pada saat meminta izin untuk melakukan penelitian di kelas 5 baik SD N Mangunsari 07 maupun SD N Mangunsari 03 peneliti mendapat sambutan yang sangat baik, karena memang di sekolah tersebut sebelumnya peneliti melakukan PPL beberapa bulan yang lalu. Setelah itu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke sekolah serta bertukar pikiran mengenai treament yang akan diterapkan.

  Guru menyambut dengan senang hati, karena sebelumnya memang belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS pada kelompok eksperimen, dan pembelajaran konvensional bervariasi dengan permainan TTS pada kelompok kontrol.

  Pertemuan dengan guru selanjutnya membahas validasi treatment dan RPP pelaksana treatment benar-benar dapat memahami dan memiliki kemampuan untuk menerapkan pembelajaran dan sesuai dengan sintak. Kegiatan yang dilakukan adalah penjelasan secara langsung kepada guru mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran, memberi materi yang akan disajikan agar dapat dipelajari sebelumnya.

  Setelah guru diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, guru dan peneliti melakukan tanya jawab tentang hal yang belum jelas sebelum melaksanakan treatment. Pelaksanaan penelitian di SD N mangunsari 07 sebagai kelompok eksperimen dan SD N Mangunsari 03 sebagai kelompok kontrol, dilakukan empat kali pertemuan. Pemberian treatment pada subjek penelitian dilakukan oleh guru kelas 5 dan mengikuti jadwal yang telah direncanakan.Berikut ini Tabel 10 menyajikan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  

Tabel 10

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SD N Mangunsari 07 dan SD N

Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  Pertemuan Hari,Tanggal Uraian Kegiatan

  1 Rabu, Memberikan pretest pada kelompok eksperimen dan

  11 Februari 2015 kelompok kontrol Rabu, Memberikan treatment kepada kelompok eksperimen.

  2

  11 Maret 2015

3 Rabu, Memberikan treatment kepada kelompok kontrol.

  25 Maret 2015

  4 Rabu, Memberikan postest kepada kelompok eksperimen dan 1 April 2015 kelompok kontrol.

  Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebelum memberikan treatment, baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol keduanya diberikan soal pretest terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat homogenitas kedua kelas.Soal pretest yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya di SD N Ngampin 01 Ambarawa. Pemberian soal pretest yang pertama dilaksanakan di kelas eksperimen pada hari Rabu tanggal 11 Febuari 2015 pada jam 07.00 sampai dengan mengerjakan, ini terbukti ketika waktu baru berjalan 30 menit sudah ada beberapa siswa yang sudah selesai.

  Pemberian soal pretest di kelas kontrol dilaksanakan pada hari yang sama namun pada jam yang berbeda yaitu dimulai jam 09.35 sampai dengan 10.10 WIB. Ada beberapa kendala yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan di kelas kontrol lebih lama dari kelas eksperimen, diantaranya karena jumlah siswa yang lebih banyak sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif. Faktor lainnya adalah pemberian soal pretest dilaksanakan pada jam siang setelah siswa melakukan pembelajaran olahraga sehingga siswa mengerjakan soal dengan kurang konsentrasi.

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen

  Pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen yaitu di SD N Mangunsari 07 Salatiga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 11 maret 2015.Pembelajaran dimulai seperti biasanya pada pukul 07.00 WIB.Pada pertemuan ini difokuskan untuk menyelesaikan 4 indikator dan 4 tujuan pembelajaran dengan materi masa penjajahan Jepang dan Belanda.

  Sebelum masuk ke ruang kelas, guru dan peneliti harus menunggu sampai 10 menit karena pada saat itu siswa melakukan senam bersama sebelum pembelajaran yaitu jam 06.45 sampai 07.00,setelah itu mereka harus mengganti baju seragam olahraga dengan seragam batik. Setelah semua siswa masuk kelas, guru mengawali dengan salam dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran serta membagikan materi ajar yang telah disediakan oleh peneliti. Setelah suasana kelas kondusif dan semua siswa telah siap untuk belajar, guru terlebih dahulu mengenalkan peneliti yang bertindak sebagai observer serta seorang rekan peneliti yang melakukan kegiatan dokumentasi.Kegiatan pengenalan ini dirasa penting agar siswa tidak merasa canggung dan terganggu dengan kehadiran dua orang asing di dalam kelas.

  Pada kegiatan awal pembelajaran di kelompok eksperimen ini guru melakukan apresepsi dengan mengaj ak siswa menyanyikan lagu “Hari Medeka”.dan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran IPS yang akan dilaksanakan, yaitu masa penjajahan Jepang dan Belanda.

  Pada kegiatan inti dimulai dari kegiatan eksplorasi.Langkah awal pemberian materi ini yaitu guru bertanya jawab tentang nama-nama tokoh perjuangan masa penjajahan Jepang dan Belanda. Guru bertanya “Bagaimana perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah?” siswa tampak diam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut, kemudian guru mengajukan pertanyaan lagi “Adakah nama- nama pahlawan perjuangan yang kalian kenal?” ada beberapa siswa yang menyebutkan nama pahlawan “Pattimura, Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, Sultan Agung. Selanjutnya dalam eksplorasi siswa di ajak untuk mengidentifikasi nama- nama tokoh perjuangan masa penjajaahan Jepang dan Belanda. Sesuai dengan standar proses kegiatan selanjutnya adalah elaborasi.

  Pada kegiatan elaborasi siswa di bentuk kelompok jigsaw secara heterogen setiap kelompok terdapat (4-5 orang) dimana seorang siswa bertugas untuk menjadi ketua kelompok dan sisanya sebagai anggota kelompok. Setiap ketua kelompok yang maju ke depan disebut kelompok ahli.Selanjutnya ketua kelompok dari masing- masing kelompok asal, maju ke depan untuk mendapat materi dan lembar TTS. Siswa masih agak bingung dan lambat dalam berkumpul dengan anggota kelompoknya.Masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal.Ketua kelompok membagi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada TTS kepada anggotanya.Setiap anggota kelompok asal menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada TTS.Setelah TTS selesai dikerjakan masing-masing anggota, kelompok asal berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa dikerjakan oleh anggota kelompoknya. Masing-masing ketua kelompok asal maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapi presentasi tersebut dan tanya jawab berkaitan dengan materi.setelah kegiatan elaborasi selesai dilanjutkan dengan kegiatan akhir.

  Pada kegiatan akhir guru menentukan kelompok terbaik berdasarkan dipresentasikan.Selanjutnya guru memberi hadiah kepada kelompok terbaik.Setelah itu guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dan dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi.

  Pada kelompok eksperimen ini, siswa juga terlihat sangat senang.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan ini hal yang sangat baru bagi mereka karena siswa diajak belajar sambil bermain. Pembelajaran pada kelompok eksperimen ini sudah berjalan sesuai yang direncanakan Interaksi yang tercipta antara guru dengan siswa serta respon siswa juga sudah baik, hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru dan respon siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

  

Tabel 11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Permainan TTS

  

No Aspek yang Diamati Sub aspek Total Terlaksana Persentase %

item

  • Pra pembelajaran

  1 1 100 % 1.

  • 2. Kegiatan pendahuluan

  4 3 75 %

3. Kegiatan inti Eksplorasi

  3 3 100 % Elaborasi 7 7 100 % Konfirmasi 3 3 100 %

  • 4. Kegiatan penutup

  4 2 66,6% Total skor dan keterlaksanaan tiap item

  22 20 90,9%

  Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru pada kelas eksperimen telah memperoleh skor 20 dari total skor maksimal 22 atau dapat dinyatakan bahwa keterlaksanaan langkah-langkah mencapai 90,9%. Secara keseluruhan, guru tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa aspek yang tidak terlaksana diantaranya adalah saat apresepsi guru lupa mengajak siswa untuk bernyanyi dan pada kegiatan penutup guru tidak memberikan hadiah pada kelompok yang menang, sebagai gantinya guru hanya memberikan pujian kepada kelompok yang menang.

  Tabel 12

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS di Kelas Eksperimen

  Keterlaksanaan Langkah No. Aspek yang diamati Kegiatan Ya Tidak

1. Kegiatan Awal

  1. Kesiapan dalam pembelajaran v Pembelajaran (mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran)

2. Memperhatikan penjelasan mengenai

  V

pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilakukan Kegiatan inti

3. Siswa menyimak materi masa

  V pembelajaran penejajahan Belanda dan Jepang.

  4. Siswa aktif dalam diskusi kelompok dalam merangkaikan jawaban TTS

  V

  5. Siswa disiplin dalam pembelajaran

  6. Siswa aktif dalam melaporkan hasil diskusi/presentasi

  V V Kegiatan akhir

  7. Siswa aktif membuat rangkuman

  V pembelajaran materi yang dipelajari ke dalam buku catatan

  8. Siswa aktif melakukan kegiatan

  V refleksi Total Skor

  8 Presentase keterlaksanaan 100 %

  Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa keterlaksanaan respon siswa sangat baik, terbukti dari 8 aspek yang diamati, semua aspek telah terlaksana dengan baik.Dengan demikian dapat dilihat presentase aktivitas siswa lebih tinggi dibandingkan dengan presentase aktivitas guru. Jadi siswa lebih aktif dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol

  Pelaksanaan penerapan model pembelajaran konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015. Pembelajaran dimulai pada jam pelajaran ke-4 pukul 09.35 WIB sampai dengan jam ke-5 yakni pukul 10.45 WIB. Pada pertemuan ini difokuskan untuk menyelesaikan 4 indikator dan 4 tujuan pembelajaran dengan materi masa penjajahan Jepang dan Belanda.Pada kelompok kontrol dimulai pukul 09.35 WIB. Persiapan dimulai dari pukul 09.00 WIB, persiapan meliputi mempersiapkan ruang kelas dan handout yang akan dibagikan. Dalam persiapan ini guru sebagai pelaksana treatment dibantu oleh observer.

  Kegiatan awal dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran hari ini yakni tentang masa penjajahan Jepang dan Belanda. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dan memberikan beberapa contoh nama-nama pahlawan perjuangan.

  Pada kegiatan inti guru mulai menyajikan materi dengan ceramah bervariasi dengan permainan TTS.Kegiatan ini dimulai dengan eksplorasi yaitu menyampaikan materi.Materi yang disampaikan guru sangat menarik karena guru menyampaikan cerita bagaikan sedang mendongeng dengan penghayatan yang baik dan diselingi dengan canda sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran kali ini guru menyampaikan dengan model konvensional ceramah yang divariasikan dengan diskusi dan permainan TTS. Karena guru tersebut sangat mahir dalam menyampaikan materi dengan model konvensional ceramah bervariasi, siswa sangat tertarik untuk memperhatikan dan mendengar. Guru juga melakukan tanya jawab setelah disajikan materi. Tujuannya untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. Langkah selanjutnya guru melakukan kegiatan elaborasi.

  Pada kegiatan elaborasi guru menyiapkan lembar TTS untuk memulai permainan. Guru sebelumnya memberi penjelasan tata cara permainan TTS. Setelah siswa jelas semua, guru membagi siswa dalam 5 kelompok.Kemudian guru TTS, Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban dan menuliskannya pada lembar TTS. Kemudian setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk menpresentasikan jawaban yang telah dituliskan pada lembar TTS . Siswa yang lain memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan. Karena waktu yang terbatas, jadi tidak semua siswa kelompok dapat membacakan jawaban TTS di depan kelas.

  Sesuai standar proses setelah kegiatan elaborasi maka dilanjutkan dengan konfirmasi. Pada kegiatan konfirmasi guru memberikan kesempatan kepada siswamembacakan jawaban TTS yang belum tepat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada yang belum jelas.

  Pada kegiatan akhir guru menentukan pemenangnya berdasarkan jawaban yang paling tepat.Tahapan yang terakhir guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.Pada kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

  Penerapan model pembelajaran konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS sudah berjalan sesuai rencana, hanya saja dari 15 tahapan yang harus dilakukan guru ada 1 tahapan yang terlewat.Dapat dilihat pada hasil observai aktifitas guru dan siswa berikut ini.

  

Tabel 13

Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Model Konvensional

Ceramah Bervariasi dengan Permainan TTS

  Total

No Aspek yang Diamati Sub Aspek Terlaksana Persentase

item

  • 1. Pra pembelajaran

  1 1 100%

  • 2. Kegiatan pendahuluan

  4 3 75%

  3. Kegiatan inti Eksplorasi

  4 4 100% Elaborasi 5 5 100% Konfirmasi 3 3 75%

  4. Kegiatan penutup

  4 3 75% Total item dan persentase keterlaksanaan

  20 18 90 % Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru pada kelas kontrol telah memperoleh skor 18 dari total skor maksimal 20 atau dapat diyatakan bahwa keterlaksanaan langkah-langkah mencapai 90% sehingga dapat dikatakan sangat baik. Keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran sebenarnya hampir sempurna, hanya 2 aspek yang belum dilaksanakan yakni pada kegiatan awal pembelajaran guru tidak melakukan absensi siswa.dan pada kegiatan penutup guru tidak memberikan remidi bagi siswa yang belum tuntas.

  

Tabel 14

Hasil Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Ceramah Bervariasi dengan

Permainan TTS di Kelas Kontrol

  

No. Langkah Aspek yang diamati Keterlaksanaan

Kegiatan Ya Tidak

  1. Kegiatan Awal

  

1. Kesiapan dalam pembelajaran

  V Pembelajaran (mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran)

  

2. Memperhatikan penjelasan mengenai

  V

pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilakukan Kegiatan inti

  

3. Siswa menyimak materi masa

  V pembelajaran penejajahan Belanda dan Jepang

  

4. Siswa aktif dalam diskusi kelompok

dalam merangkaikan jawaban TTS

  V

  5. Siswa disiplin dalam pembelajaran

  V

  

6. Siswa aktif dalam melaporkan hasil

  V diskusi/presentasi Kegiatan akhir

  

7. Siswa aktif membuat rangkuman materi

  V pembelajaran yang dipelajari ke dalam buku catatan

  

8. Siswa aktif melakukan kegiatan refleksi

  V Total Skor

  5 Presentase keterlaksanaan 62,5 %

  Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa keterlaknaaan respon siswa cukup baik, terbukti dari 8 aspek yang diamati, 5 aspek telah terlaksana.3 aspek yang belum terlaksana diantaranya kesiapan dalam pembelajaran, dalam berdiskusi kelompok siswa masih cenderung pasif dan lebih banyak bercerita dengan temannya sehingga kelas menjadi gaduh, dalam menyampaikan pendapat saat presentasi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain sendiri masih canggung karena siswa belum terbiasa dengan diskusi dan presentasi.Dengan demikian dapat dilihat presentase aktivitas guru lebih tinggi dibandingkan dengan presentase aktivitas siswa. Jadi guru lebih dominan dalam penerapan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS

4.2 HASIL PENELITIAN

  Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data.Deskripsi data meliputi data hasi belajar IPS dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t-test.

  4.2.1 DESKRIPSI DATA

  Hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah.Apabila diperhatikan data mentah tersebut, sangatlah sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti.Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Data skor hasil belajar IPS yang diperoleh dari kelompok ekperimen yaitu siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07 dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Mangunsari 03 disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkankan secara mudah.Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap.

  Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram. Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPS dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  4.2.2 Data Hasil Belajar

  Data hasil belajar diperoleh dari postest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan treatment. Pada kelompok eksperimen yaitu tipe jigsaw dengan permainan, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Mangunsari 03 sudah diterapkan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

  Skor hasil belajar dari hasil postest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah.Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar dari hasil postest pada kelompok eksperimen.

  Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar

  IPS, menurut pertama menentukan berapa banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini:

  Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 3,3 . 1,41 1 + 4,71 = 5,71 (dibuat menjadi 6 kelas)

  Range (R) = (Skor maksimal

  • – Skor minimal) = (96-52) =

  45 Interval (I) = Range Banyaknya kelas

  =

  45

  6 = 7,5 (dibulatkan menjadi 8)

  Setelah diketahui banyaknya kelas (K), menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 15 berikut ini.

  

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Kelas 5 Kelas Eksperimen

SD N Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  

No Interval Frekuensi Presentase

  1

  52 2 7,6%

  • – 59

  2

  60 4 15,3 %

  • – 67

  3

  68 5 19,2 %

  • – 75

  4 76 - 83 6 23,0 %

  5

  84 5 19,2 %

  • – 91

  6

  92 4 15,3 %

  • – 100 26 100 %

  Jumlah

  Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui skor hasil belajar IPS kelompok eksperimen, dari seluruh siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07, siswa yang mendapat skor 92 sampai dengan 100 terdiri dari 4 anak dengan persentase 15,3 %. Siswa yang mendapat skor antara 84 sampai 91 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,2%. Kemudian siswa yang mendapat skor 76 sampai dengan 83 sebanyak 6 anak atau 23,0% dari 26 anak. Siswa yang mendapat skor antara 68 sampai 75 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,2 %. Siswa yang mendapat skor 60 sampai dengan 67 sebanyak 4 anak dengan persentase 15,3%. Dan siswa yang mendapat skor antara 52 sampai 59 sebanyak 2 anak atau 7,6 % dari jumlah seluruh siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07

  Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPS kelompok eksperimen, berikut ini disajikan Gambar grafik garis distribusi skor hasil belajar IPS dari hasil

  postest kelompok eksperimen.

  120 100

  80 lajar e b l

  60 asi h r skor hasil belajar

  40 sko

  20

  1

  2

  3

  4 Jumlah siswa

Gambar 3

Grafik Garis Distribusi FrekuensiSkor Hasil Belajar IPS Kelas 5 Kelompok

  

EksperimenSD N Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  Untuk selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi skor postest hasil belajar

  IPS kelompok kontrol. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang Interval kelasnya (I) dengan rumus seperti berikut ini:

  Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 1 + 3,3 . 1,49 1 + 4,91 = 5,91 (dibuat menjadi 6 kelas)

  Range (R) = (Skor maksimal

  • – Skor minimal) = (93
  • – 46) =

  47 Interval (I) = Range

  =

  47

  6 = 7,8 (dibulatkan menjadi 8)

  Dari rumus tersebut dapat diketahui banyaknya kelas (K), jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 16 berikut ini :

  

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Kelas 5 kelas kontrol

SD N Mangunsari 03 Tahun Pelajaran 2014/2015

  

No Interval Frekuensi Presentase

1. 46- 53 4 12,9% 2. 54- 61

  3 9,6% 3. 62- 69 8 25,8% 4. 70- 77

  7 22,5 % 5. 78- 85 5 16,1 % 6. 86- 100

  4 12,9 % 31 100 % Jumlah

  Berdasarkan Tabel 16 diketahui skor hasil belajar IPS kelompok kontrol siswa yang mendapat skor 86 sampai dengan 100 terdiri dari 4 anak dengan persentase 12,9%. Siswa yang mendapat skor antara 78 sampai 85 sebanyak 5 anak atau 16,1% dari seluruh jumlah siswa SD N Mangunsari 03. Siswa yang mendapat skor 70 sampai dengan 77 sebanyak 7 anak dengan persentase 22,5 %. Siswa yang mendapat skor 62 sampai dengan 69 sebanyak 8 anak atau 25,8% dari 31 siswa.Siswa yang mendapat skor 54 sampai 61 sebanyak 3 anak dengan persentase 9,6 %. Dan siswa yang mendapat skor 46 sampai dengan 53 sebanyak 4 anak dengan persentase 12,9%. Gambaran data hasil belajar IPS pada kelompok kontrol, akan disajikan pada Gambar 4 berikut ini.

  100

  80 lajar e

  60 b l asi

  40 h r skor hasil belajar sko

  20

  1

  2

  

3

  4 jumlah siswa

  

Gambar 4

Grafik Garis Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Kelompok Kontrol

SD N Mangunsari 03 Tahun Pelajaran 2014/2015

4.2.3 Analisis Data Analisis Deskriptif

  Hasil belajar siswa digolongkan menjadi 2 yaitu pretest dan postest. Ilai

  

pretest didapat dari nilai siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan nilai postest

  didapat dari nilai siswa setelah mendapatkan treatment. Hasil belajar ini dibedakan dari kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe dengan permainan TTS dan kelompok kontrol yang menggunakan penerapan

  jigsaw

  model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.Nilai KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) adalah 65. Tabel 17 berikut adalah data dari setiap variabel penelitian dilihat dari skor minimum maksimum, mean, dan standar deviasi dari variabel hasil belajar:

  

Tabel 17

Analisis Dedkriptif Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD

N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelas_eksperimen

  26

  

52

96 78,19 14,232 kelas_kontrol

  31

  

46

93 69,25 13,00 Valid N (listwise)

25 Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat terdapat perbedaan efektivitas penggunaan

  model kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS pada hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan rata-rata/ mean pada kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata 78,19

  69,25

  sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-rata Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat ada perbedaan pada hasil pretest dan postest di kelas eksperimen dan kontrol. Dari tabel di atas dapat dilihat ada peningkatan pada hasil belajar pretest dengan postest. Hal ini dikarenakan siswa di kelas kontrol denngan penerapan model konvensional ceramah bervariasi cenderung pasif. Akan tetapi di kelas eksperimen dengan penerapan model kooperatif tipe

  

jigsaw dengan permainan TTS lebih antusias, aktif dan bersemangat untuk belajar

  sehingga mempengaruhi hasil postest yang memuaskan dan jauh lebih tinggi dari batas KKM dengan rata-rata 78,19. Sedangkan dari kelas kontrol karena penggunaan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS membuat siswa jenuh, sehingga hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yakni hanya dengan rata-rata 69,25. Dengan kata lain perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen disebabkan adanya pengaruh model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar mata pelajaran IPS di dalam kelas.

  Uji Normalitas

  Uji normalitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai postest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data hasil belajar IPS kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 22.0, pada data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  

Tabel 18

Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07 dan

SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

a

  Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk kelas

  • * Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

  kelas_eksperimen ,108 26 ,200 ,954 26 ,589 * kelas_kontrol ,110 31 ,200 ,952 31 ,525

  Dalam Tabel 18 dapat dilihat terdapat dua kolom yakni kolom Kolmogorov-

  

Smirnov dan kolom Shapiro-Wilk. Kolom Kolmogorov-Smirnov digunakan jika

  jumlah sampel dalam penelitian > 50 dan kolom Shapiro-Wilk dipakai jika jumlah sampel < 50. Dikarenakan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 57, maka peneliti menggunakan kolom Kolmogorov-Smirnov. Dari kolom tersebut nampak bahwa signifikansi skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,200 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena sudah melebihi batas minimum untuk data distribusi normal yakni 0,05. Menurut Duwi Priyatno (2009:189) data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.

  Uji Homogenitas

  Uji homogenitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai postest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows

  

Tabel 19

Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07

dan SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  

Test of Homogeneity of Variances

postest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

  ,026

  

1

55 ,862

  Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa hasil Lavenge Statistic menunjukkan 0,026.Makna dari kolom Lavenge Statistic adalah semakin kecil nilai menunjukkan semakin besar homogenitasnya.Kemudian df1= jumlah kelompok data - 1 atau 2

  • – 1 = 1 sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data atau 57 – 2 = 55.

  Signifikansi dari hasil uji normalitas menjunjukkan angka 0,862 yang artinya data tersebut dapat dinyatakan homogen karena > 0,05.

  Uji Independent Sample T-Test

  Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen.Selanjutnya dilakukan uji independent sample t-

  

test dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.0 untuk mengetahui ada

  tidaknya perbedaan rata-rata skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tidak berhubungan. Berikut adalah hasil output uji independent sample t

  test disajikan dalam tabel

  

Tabel 20

Hasil Uji Independent Sample T-Test Skor Hasil Belajar IPS

Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Std.

  Interval of the Sig. Mean Error Difference (2- Differen Differen

  F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper Posttest Equal variances .010 .923 2.076 55 .041 8.89579 3.659 .20073 14,989 assumed Equal variances not 2.052 52.008 .039 7.83208 3.666 .20030 14,113 assumed

  Dari Tabel 20 dapat dilihat pada baris equal variances assumed karena varian data sama (homogen), ini dapat dilihat dari kolom sig. menunjukkan angka 0,923 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,923 > 0,05 ) dan signifikansi pada hasil T-test terlihat pada kolom sig (2-tailed) menunjukkan angka 0,41. Pada kolom mean nampak bahwa perbedaan rata-rata sebesar 8,89579 (78,15385- 69,25806)

  different

  dan perbedaan berkisar antara 0,20073 sampai 14,989 seperti yang terlihat pada kolom lower dan upper.

4.3 Pembahasanm Hasil Penelitian

  Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Pengujian hipotesis berhubungan dengan ketentuan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Sedangkan pembahasan hasil penelitian ini untuk memaknai hasil uji hipotesis, juga mengetahui ada tidaknya perbedaan efektifitas antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainana TTS dan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS Mangunsari 03. Perbedaan pengaruh ini dilihat dari perbedaan rata-rata skor hasil belajardan uji t test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  4.3.1 Hasil Uji Hipotesis

  Berdasarkan uji hipotesis terdapat dua ketentuan. Ketentuan pertama adalah berdasarakan t hitung, jika nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima dan jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ketentuan yang kedua adalah menggunakan signifikasi, jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima sehingga Ha ditolak dan jika signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak sehingga otomatis Ha diterima. Sebelum menguji hipotesis, berikut adalah hipotesis dari penelitian ini: H : Tidak terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS terhadap hasil belajar IPS. H a : Terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS terhadap hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil uji independent sample t-test dapat diketahui bahwa t hitung adalah 2,076 dan signifikansi 0,041. Hal ini menjukkan bahwa t hitung lebihbesar dari t tabel yakni 2,00478 (2,076 > 2,00478) serta signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 (0,041 < 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga Ha diterima.Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.Jadi dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

  4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar IPS kelas 5 antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS, dan Penerapan model perbedaan hasil belajar. Dengan rata-rata hasil belajar IPS dengan menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS adalah 69,25 lebih rendah dari pada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS, rata-rata hasil belajarnya adalah 78,19.

  Berdasarkan hasil analisis nilai IPS siswa kelas 5 semester II SDN Mangunsari 07 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 sebagai kelompok eksperimen dan SD N Mangunsari 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 sebagai kontrol menunjukkan bahwa kelompok tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTSdan kelas kontrol menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

  Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Hasil belajar siswa kelas 5 SD Mangunsari 07 sebagai kelas eksperimen yang dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTSmenunjukkan hasil belajar IPS yang lebih tinggi dengan rata- rata 78,19. Hal ini terjadi karena siswa kelas 5 SD Mangunsari 07 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS, membuat siswa lebih aktif di dalam kelas, siswa merasa semangat dalam belajar dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran.Para siswa merasa senang dan tidak bosan karena suasana pembelajaran menyenangkan. Terjadinya interaksi antar siswa yang bekerja sama dalam kelompoknya masing-masing. Sehingga pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan kegiatan kelompok tersebut.Sesuai dengan pendapat Wardani (2002: 87) dengan menerapkan model pembelajaran cooperative tipe jigsaw siswa lebih aktif dan kreatif serta memiliki tanggung jawab secara individual, dan juga memiliki kesempatan berinteraksi sosial dengan temannya.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru, didapatkan bahwa proses pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari aspek persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

  

jigsaw dengan permainan TTS. Sedangkan hasil belajar siswa kelas 5 SD N

  Mangunsari 03 sebagai kelas kontrol yang pelaksanaan pembelajaran menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS dengan rata-rata nilainya 69,25 lebih rendah apabila dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS. Karena dalam pembelajaran ini tidak semua siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam diskusi. Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa dalam kelompok hanya melihat dan ada yang asyik bermain sendiri hal ini yang membuat kondisi kelas susah terkendali. Sehingga materi pembelajaran tidak dapat dipahami siswa secara optimal

  Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar

  IPS kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

  

permainan TTS dan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi,

  menerima orang lain berpendapat serta menjelaskan materi untuk menyelesaikan tugas secara bersama sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya efektif terhadap hasil belajar IPS kelas 5 SD Negeri Mangunsari 07.

  Hal tersebut sesuai dengan pendapat Isjoni (2007:54) yang mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatiftipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran dan untuk mencapai prestasi yang maksimal.

  Selain membuktikan teori dan pendapat ahli di atas, penelitian ini juga sejalan dengan kajian penelitian relevan yang dilakukan oleh Penelitian Mawardi dan Puspasari Nur Indah Pihatini (2010) dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan Pada Mata Pelajaran PKn Kelas 4 SD Negeri Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa J1 sebesar 79, 68 dan /J2 sebesar 67,84. Dari analisis uji t, data hasil belajar diperoleh t hitung = 5,006 dengan signifikansi sebesar 0, 000 < 0,05 (a) Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa kelas IV yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, menunjukkan ketuntasan belajar sebesar 96% (24 siswa) dari 25 siswa.Sedangkan pembelajaran konvensional menunjukkan ketuntasan sebesar 60% atau 15 siswa.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih effektif daripada pembelajaran konvensional.

  Penelitian lain yang juga menunjukkan hasil senada dengan penelitian ini yaitu model pembelajaran jigsaw yang dipadukan dengan permainan adalah penelitian yang dilakukan penelitian Setyaningrum (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Permainan Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SD Negeri 4 Mendenrejo Kradenan Blora. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan hal ini ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Skor kelompok kontrol lebih rendah dari skor rata-rata kelompok eksperimen, yaitu 83 < 90, dengan perbedaan rata-rata (mean deference) sebesar 7, 04167, dan t hitung < t tabel (9.870 > 2,013) dengan taraf signifikansi diperoleh 0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan antara skor rata-rata dari hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdengan permainan TTS efektif digunakan dalam pembelajaran IPS.Suasana yang tercipta dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS ini sangat menarik, dimana siswa diajak belajar sambil bermain sehingga siswa aktif dalam memahami materi yang diajarkan dengan baik.Pada akhirnya berdampak pada tingginya penguasaan siswa terhadap materi yang sedang dipelajari dan meningkatkan hasil belajar yang dicapai.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 4 SDN Bandunggede 02 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 83

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD N Batur 03 Getasan

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD N Batur 03 Geta

0 1 23

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD N Batur 03

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 S

0 0 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Picture and Picture Berbantu Permainan Puzzle untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD N Batur 03 Getasan Semarang

0 0 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa

0 0 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kela

0 0 13