HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS MOJOLABAN
SUKOHARJO
Relations Additional Milk Feeding With Diarrhea Incidence In Infants
Aged 0-6 Months In Public Health Mojolaban Sukoharjo
Darah Ifalahma
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Additional milk feeding in infants younger than 6 months can interfere with the
baby's digestive function because of digestive function in infants have not formed
normally, as a result of milk will be expelled back through the anus and the baby has
diarrhea. Preliminary study in Public Health Mojolaban, Sukoharjo which is one of
the working area with a prevalence of diarrhea due to high infant additional milk that
47 infants (43.50%) of 108 infants, while others are bacteria that cause diarrhea as
many as 34 babies (31.5%) and food allergies or medications as many as 27 infants
(25%). The purpose of this study to determine the relationship of additional milk
feeding with the incidence of diarrhea in infants aged 0-6 months in Public Health
Mojolaban, Sukoharjo.The study design was cross-sectional analytic approach. Samples are mothers
who check their babies aged 0-6 months with diarrhea in the health center
Mojolaban, Sukoharjo number of 32 respondents. Sampling technique used was
accidental sampling. The research instrument was checklist. His analysis using
univariate and bivariate with Chi-Square test.The majority of infants given formula were 21 infants (65.6%) and had
diarrhea mild dehydration as many as 18 infants (56.3%). The results obtained by
analysis of X2 count 6.596> X2 table 5,991 and 0.037 P-Value <0.05, which
indicates there is a correlation additional milk feeding with the incidence of diarrhea
in infants aged 0-6 months in Public Health Mojolaban, Sukoharjo.There is a additional milk feeding relationship with the incidence of diarrhea in
infants aged 0-6 months in Public Health Mojolaban Sukoharjo. Expected for
mothers with babies in order not to give additional milk to their infants aged <6
months.Keywords: Additional mikl feeding, Diarrhea incidence, Infants aged 0-6 months
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
ABSTRAK
Pemberian susu formula pada bayi usia kurang dari 6 bulan dapat mengganggu fungsi pencernaan bayi karena fungsi pencernaan pada bayi belum terbentuk secara normal, akibatnya susu akan dikeluarkan kembali lewat anus dan bayi mengalami diare. Studi pendahuluan di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo yang merupakan salah satu wilayah kerja dengan prevelensi kejadian diare akibat susu formula tinggi yaitu 47 bayi (43,50%) dari 108 bayi sedangkan penyebab diare lainnya yaitu bakteri sebanyak 34 bayi (31,5%) dan alergi makanan atau obat sebanyak 27 bayi (25%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo.
Desain penelitian adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang memeriksakan bayinya usia 0-6 bulan dengan diare di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo sejumlah 32 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling. Instrumen penelitiannya adalah ceklist. Analisisnya menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.
Mayoritas bayi diberikan susu formula sebanyak 21 bayi (65,6%) dan mengalami diare dehidrasi ringan sebanyak 18 bayi (56,3%). Hasil analisis diperoleh
2
2 X Hitung 6,596 > X Tabel 5,991dan P-Value 0,037 < 0,05 yang menunjukkan ada
hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo.
Ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo. Diharapkan bagi ibu yang memiliki bayi agar tidak memberikan susu formula pada bayinya yang berumur < 6 bulan.
Kata kunci: Pemberian susu formula, Kejadian diare, Bayi usia 0-6 bulan
bayi masih tinggi yaitu mencapai 40%
PENDAHULUAN setiap tahunnya (Kalay, 2012).
World Health Organization
Menurut Khasanah (2011) Bayi (WHO) mencatat diare membunuh dua yang sering mengalami gangguan juta anak di dunia setiap tahun. Data pencernaan seperti diare salah satunya yang disajikan Survei Demografi dan disebabkan oleh susu formula, karena Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dari susu formula tidak mengandung 16.380 anak yang disurvei sebanyak antibody untuk melindungi tubuh bayi 14% bayi mengalami penyakit diare terhadap infeksi, selain susu formula (Astari, 2012). Data Profil Kesehatan bisa menyebabkan diare, susu formula Propinsi Jawa Tengah kasus diare pada juga bisa menyebabkan alergi dan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
obesitas, bayi yang diberi susu formula terlalu dini kemungkinan menderita lebih banyak masalah alergi, hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh bayi melawan protein yang terdapat dalam susu formula sehingga gejala- gejala reaksi alergipun akan muncul dan bayi yang diberikan susu formula cenderung memiliki masalah obesitas hal ini dikarenakan kelebihan air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan bayi yang mendapatkan Asi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mengonsumsi ASI dapat mengatur asupan kalori sesuai dengan kebutuhannnya, kemampuan tersebut menjadi alasan bayi yang mengonsumsi ASI cenderung kurang memiliki masalah obesitas di kemudian hari.
Data yang disajikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Jateng) 2013 menyebutkan bahwa bayi yang diberi susu formula terlalu dini kemungkinan menderita lebih banyak masalah diare, alergi dan obesitas dengan presentase diare (44,7%), alergi (37,2%) dan obesitas (18,1%), hal ini menunjukkan bahwa bayi yang diberikan susu formula mayoritas mengalami masalah diare dengan presentase (44,7%).
Di Indonesia presentase pemberian susu formula lebih tinggi dibandingkan pemberian Asi pada bayi. Pemberian susu formula pada bayi usia 0-4 bulan (45%), usia 4-6 bulan (38,3%) dan usia 6-12 bulan (31%) sedangkan pemberian Asi pada usia 0-4 bulan (27,9%), usia 4- 6 bulan (16,7%) dan usia 6-12 bulan (21,6%), dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pemberian susu formula pada bayi masih tergolong tinggi dibandingkan pemberian Asi. Hal tersebut juga sesuai Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dimana jenis makanan yang paling banyak diberikan pada bayi ialah susu formula (71,3%).
Data profil kesehatan Sukoharjo tahun 2014 Puskesmas Mojolaban merupakan salah satu wilayah kerja yang prevelensi kejadian diare pada bayi tinggi 108 bayi yang terkena diare dari total 281 bayi (38,43%), menurut data yang didapatkan dari puskesmas mojolaban penyebab diare pada bayi diantaranya adalah bakteri sebanyak 34
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
bayi (31,5%), susu formula sebanyak 47 bayi (43,50%) dan alergi makanan atau obat sebanyak 27 bayi (25%).
Tujuan penelitian mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik. Penelitian Analitik adalah Peneltian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar dua variabel secara observasional dimana bentuk hubungan dapat berupa perbedaan, hubungan atau pengaruh (Saryono dan Setiawan, 2011).
Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu yang memeriksakan bayinya yang berusia 0-6 bulan dengan diare di Puskesmas Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo yaitu sebanyak 32 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menggunakan Cheklist yaitu daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasilnya yang diinginkan atau peneliti yang memberikan tanda (√) sesuai dengan hasil pengamatan (Hidayat, 2014).
Analisis Univariat adalah analisis data yang digunakan untuk mendeskriptifkan distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini mengguinakan rumus persentase. Analisis Bivariat adalah analisis data yang digunakan untuk untuk melihat hubungan antar variabel Independent dengan variabel Dependent. Dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Square .
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656 Analisis Univariat HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian Susu Formula Hasil
Tabel 1. Distribusi Frekuensi pemberian susu formula pada bayi Usia 0-6 bulan
Karakteristik Responden Susu Prosentase No Frekuensi
Karakteristik mayoritas dari 32
Formula (100%)
responden diantaranya : karakteristik
1. Diberikan 21 65,6
2. Tidak 11 34,4 umur mayoritas responden <20 tahun diberikan sebanyak
17 responden (53,1%), Jumlah 32 100 karakteristik pendidikan mayoritas Berdasarkan data pada tabel 1 responden berpendidikan Dasar menunjukkan mayoritas bayi diberikan
(SD/SMP) sebanyak 16 responden susu formula sebanyak 21 bayi (65,6%). (50,0%), karakteristik pekerjaan mayoritas pekerjaan responden sebagai
Kejadian Diare
Tabel 2. Distribusi Frekuensi kejadian buruh sebanyak 14 responden (43,8%), diare pada bayi karakteristik pendapatan mayoritas
No Diare Frekuensi Prosentase berdasarkan (%)
pendapatan responden ≥1.000.000
derajat dehidrasi
sebanyak 17 responden (53,1%),
1 Tanpa 13 40,6 karakteristik Informasi mayoritas Dehidrasi
2 Dehidrasi 18 56,3 responden tidak diberikan informasi Ringan sebanyak
20 responden (62,5%),
3 Dehidrasi 1 3,1 Berat karakteristik paritas mayoritas
Jumlah 32 100 responden baru memiliki 1 anak Berdasarkan data pada tabel 2
(primipara) sebanyak 18 responden dapat dilihat mayoritas bayi mengalami (56,3%), karakteristik umur bayi usia 0- diare dengan dehidrasi ringan sebanyak 6 yang mengalami diare pada penelitian 18 orang (56,3%). ini mayoritas bayi berusia 2 bulan yaitu sebanyak 9 bayi (28,1%).
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Analisis Bivariat statistik hubungan pemberian susu
Tabel 3. Hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi formula dengan kejadian diare pada bayi
Diare Berdasarkan Derajat
usia 0-6 bulan didapatkan koefisien
Pemberian Dehidrasi Susu Total Tanpa Dehidra Dehidra
kontingensi (KK) = 0,413 yang berarti
Formula Dehidra si si Berat si Ringan
mempunyai hubungan dengan kategori
Diberikan
6
15
21 Tidak 28,6%) (71,4%) (0,0%) (65,6%) cukup kuat.
Diberikan
7
3
1
11 (63,6%) (27,3) (9,1%) (34,4%) Total
13 18 1 (3,1%)
32 (40,6%) (56,3%) (100%) Bahasan Pemberian Susu Formula
Berdasarkan tabel 1 dapat
2 X p-Value KK hitung
diketahui bahwa dari 32 bayi, terdapat bayi yang diberikan susu formula
6,596 0,037 0,413
sebanyak 21 bayi (65,6%) dan bayi yang tidak diberikan susu formula sebanyak Dari data tabel 3 dapat diketahui 11 bayi (34,4%). bahwa mayoritas bayi diberikan susu
Susu formula merupakan susu formula dan mengalami diare dengan komersil yang dijual dipasar atau ditoko, dehidrasi ringan yaitu sebanyak 15 bayi biasanya terbuat dari susu sapi atau susu
(71,4%) sedangkan bayi yang tidak kedelai yang susunan nutrisinya diubah diberikan susu formula dan mengalami sedemikian rupa sehingga dapat diare tanpa dehidrasi sebanyak 7 bayi diberikan pada bayi dengan (63,6%). komposisinya yang disesuaikan
Berdasarkan hasil analisis mendekati komposisi asi serta biasanya
2
2
diperoleh X (6,596) > X
hitung tabel
diberikan didalam botol (Khasanah, (5,991) dan p-Value = (0,037) < 0,05 2011). yang berarti ada hubungan pemberian
Hasil Penelitian dari 32 bayi dapat susu formula dengan kejadian diare pada disimpulkan bahwa mayoritas bayi di bayi usia 0-6 bulan yang berarti H Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo ditolak dan H a diterima. Hasil uji diberikan susu formula yaitu sejumlah
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
21 bayi (65,6%). Hal tersebut disebabkan faktor pendidikan dan paritas.
Kejadian Diare
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 32 bayi, terdapat bayi yang mengalami diare tanpa dehidrasi sebanyak 13 bayi (40,6%), diare dengan dehidrasi ringan sebanyak 18 bayi (56,3%) dan diare dengan dehidrasi berat 1 bayi (3,1%).
Diare adalah pengeluaran kotoran (tinja) dengan frekuensi yang meningkat ( tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan tinja menjadi lembek atau cair, dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja dan menurut derajat dehidrasinya diklasifikasikan menjadi 3 yaitu diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan serta diare dehidrasi berat (Wijoyo, 2013).
Hasil Penelitian dari 32 bayi dapat disimpulkan bahwa mayoritas bayi di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo adalah mengalami diare dengan dehidrasi ringan yaitu sejumlah 18 bayi (56,3%). Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor informasi dan umur responden
Analisis Bivariat
Berdasarkan tabel 3 Hasil analisis diperoleh X
2 hitung 6,596 > X 2 tabel 5,991
dan p-Value = 0,037 < 0,05 yang berarti ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi yang berarti H ditolak dan H
a diterima.
Selanjutnya, Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan dengan koefisien kontingensi (KK) = 0,413 yang berarti mempunyai hubungan dengan kategori cukup kuat.
Pemberian susu formula sebelum berumur kurang dari 6 bulan membuat pencernaan bayi sulit mencerna dikarenakan fungsi pencernaan dan imun bayi belum terbentuk secara sempurna jadi apabila ada asupan makanan yang terlalu kental atau encer dapat membuat usus bayi sulit mencerna, akibatnya susu akan dikeluarkan kembali lewat anus dan bayi mengalami diare (Khasanah, 2011).
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656 susu formula pada bayinya yang berusia <6
Selain fungsi pencernaan bayi
bulan dan mengalami diare sebanyak 25
yang belum terbentuk secara sempurna
bayi (60,97%) sedangkan yang tidak
pada usia < 6 bulan yang bisa
diberikan susu formula dan mengalami diare
menyebabkan diare, terdapat faktor lain
sebanyak 16 bayi (39,02%). Pada penelitian
yaitu didalam susu formula tidak
tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas
mengandung antibody yang dapat
bayi diberikan susu formula dan mengalami
melindungi tubuh bayi dari infeksi, diare sebanyak 25 bayi (60,97%) . akhirnya bayi dengan mudah mengalami infeksi seperti diare, dalam berbagai
SIMPULAN DAN SARAN
penelitian juga menyebutkan bahwa bayi
Simpulan
yang diberikan susu formula sering
1. Mayoritas bayi usia 0-6 bulan di mengalami gangguan pencernaan seperti Puskesmas Mojolaban Sukoharjo diare 3 sampai 5 kali lebih sering. diberikan susu formula. (Maryunani, 2010).
2. Mayoritas bayi usia 0-6 bulan di
Hal ini sesuai penelitian yang pernah
Puskesmas Mojolaban Sukoharjo
dilakukan oleh Astari (2013) dengan judul mengalami diare dehidrasi ringan. Hubungan antara pemberian susu formula
3. Terdapat hubungan pemberian susu
dengan kejadian diare pada anak usia 0-6
formula dengan kejadian diare pada
bulan di wilayah kerja Puskesmas
bayi usia 0-6 bulan dengan keeratan
Mangkang yang menyebutkan bahwa bayi
yang diberi susu formula mengalami hubungan dalam kategori cukup
kesakitan diare 10 kali lebih banyak yang kuat. menyebabkan angka kematian bayi juga 10Saran kali lebih banyak serta bayi yang diberikan susu formula memiliki kemungkinan
1. Bagi Responden
meninggal dunia pada bulan pertama
Diharapkan penelitian yang
kelahirannya dan peluang itu 25 kali lebih
dilakukan dapat meningkatkan
tinggi daripada bayi yang disusui ibunya
kesadaran pada ibu yang memiliki
secara eksklusif. Pada penelitian Astari menunjukan responden yang memberikan
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
bayi untuk tidak memberikan susu
DAFTAR PUSTAKA formula pada bayinya.
Astari, N. Hubungan pemberian susu
formula dengan kejadian diare
2. Bagi Petugas Kesehatan
pada bayi usia 0-6 bulan
Sebaiknya tenaga kesehatan
diwilayah kerja puskesmas mangkang . 2013. Didapat dari:
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi, sehingga
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil
susu formula . 2013. Didapat
mampu menekan angka kejadian dari:http://www.dinkesjatengprov. diare. go.id/dokumen/profil/susu/formula /pprofil/2013.htm
3. Bagi Institusi Pendidikan Sebaiknya Institusi pendidikan Hidayat, AA. Prosedur penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta; 2014. h.62, menambah pustaka dan referensi di 86-8, 91. institusi khususnya tentang
Kalay,
H. Hubungan antar pemberian susu formula dengan
tindakanpemberian susu formula kejadian diare pada bayi. dengan kejadian diare pada bayi Usia 0-6 bulan diwilayah kerja
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
puskesmas ranotana weru kota
Sebaiknya Peneliti Selanjutnya
manado . 2012. Didapat dari:
meningkatkan wawasan penelitian seperti menambah variabel pada penelitian tentang pemberian susu
Khasanah, A. Asi atau susu formula. formula dengan kejadian diare pada Yogyakarta: FlashBooks; 2011. h.185-6, 213-8. bayi usia 0-6 bulan dan sebagai referensi peneliti selanjutnya.
Maryunani, A. Ilmu kesehatan anak
dalam kebidanan . Jakarta: Trans Info Media; 2010. h.22, 24-5.
Notoatmodjo, S. Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010. h.83, 84, 87, 103, 112, 125, 130, 174, 182.
Volume 3 / Nomor 2 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Riset Kesehatan Dasar. Pokok-pokok hasil riskesdas susu formula. 2013.
Didapat dari:
Saryono dan Setiawan. Metodologi
penelitian kebidanan . Yogyakarta:
Nuha Medika; 2011. h.84, 86, 88, 100-1, 127. Wijoyo, Y. Diare Pahami Penyakit Dan
Obatnya . Yogyakarta: Citra Aji
Parama; 2013. h.8