HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA BAYI UMUR 1- 10 BULAN DI DESA MEUNASAH KRUENG KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP
KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA BAYI UMUR 1- 10 BULANDI DESA MEUNASAH KRUENG KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR
1 Lisa Tanzil
1 Dosen Program Studi Kebidanan
STIKes Bina Nusantara
ABSTRAK
Diaper dermatitis sering terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. DiIndonesia diaper dermatitis terjadi sekitar 20% hingga 30% pada bayi yang menggunakan popok
sekali pakai. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai tiga kali lebih rentan terkena diaper
dermatitis di bandingkan bayi yang memakai popok kain Berdasarkan survey awal yang saya
.
lakukan di Desa Meunasah Krueng dari 5 orang bayi yang di jumpasi 2 dari bayi tersebut terkena
diaper dermatitis akibat penggunaan popok sekali pakai dan tidak adanya perawatan yang di
lakukan ibu pada saat menggunakan popok, bayi yang terkena diaper dermatitis di karenakan rata-
rata ibu tamatan SMP dan ibu juga pengetahuan yang kurang tentang diaper dermatitis
Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa
Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan cross sectional di laksanakanpada tanggal 26 Mei s/d 16 Juni 2014. Sampel di hitung menggunakan rumus total sampling
sehingga di peroleh sebanyak 20 responden sampel. Pengambilan sampel secara Acidental
sampling. Uji statistik yang di gunakan adalah uji chi square dengan program komputer.Dari 6 responden yang berpengetahuan baik seluruh responden ( 100%) yang tidak
mengalami diaper dermatitis. Dari 14 responden yang berpengetahuan kurang ada 3 responden
(21.4%) yang tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 11 responden yang berpendidikan tinggi
semua responden (100%) mengalami diaper dermatitis. Dari 1 responden yang berpendidikan
menengah seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 8 responden yang
berpendidikan dasar seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis pada bayinya.Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diaper dermatitis p=0.001
(p<0.05). Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diaper dermatitis p= 0.000 (p<
0.05).Bagi ibu diharapkan dapat mengetahui tempat yang sering terjadinya ruam popok seperti: genetalia, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan pada saat pemakaian popok pada bayi.
Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, dan Diaper Dermatitis Daftar Pustaka 21 (2010-2014)
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan anak di indonesia masih memprihatinkan, dilihat masih tingginya angka kematian dan kesakitan anak. Indikator-indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kesakitan, angka kecelakaan anak, serta status gizi anak Salah satu kegunaan indikator derajat kesehatan adalah untuk memantau dan hasil upaya kesehatan. Dengan adanya indikator tersebut kita dapat menilai seberapa jauh derajat kesehatan telah meningkat .
Penyebaran diaper rash merupakan fenomena yang terjadi dipermukaan disposiable diaper maupun kain popok, hal ini disebabkan oleh alergi terhadap bahan kimia, jurangnya udara, temperatur tinggi karena dilapisi plastik yang sifatnya mempertahankan kalor (panas) diarea popok, dan bayi jarang ganti karena mereka merasa kering meskipun bokong dalam keadaan basah (lembab) .
Walaupun ruam popok bukan merupakan kelainan yang mematikan, namun bila dibiarkan akan semakin meluas sehingga bisa mengganggu pertumbuhan si kecil. Ketika dia sudah dewasa kelak, bukan tidak mungkin dia akan merasa malu karena bercak yang muncul sewaktu kecil itu akan membekas hingga dewasa. Sebagai upaya pencegahan agar ruam popok ini tidak terjadi maka perawatan perianal/perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan. Mengganti popok usai mengompol, mengusahakan kulit agar tetap kering, menggunakan sabun khusus, melonggarkan popok, membiarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas .
Bayi atau balita penderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur. Gejala itu dapat berkembang menjadi granuloma yang dapat terinfeksi jamur jika tak segera diatasi. Karena itu, seorang ibu disarankan segera mengganti popok setiap kali bayi ngompol .
Ruam popok masih merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan anak. Ruam popok, menurut Dr. Siti Aisah Boediarjo, Sp. KK, adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Kadang disertai kulit yang keras bersisik, berbintil, bahkan melepuh dan lecet, yang menimbulkan gatal dan perih pada bayi, kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya .
Penelitian di Inggris menemukan, 25% dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Gangguan kulit ini menyerang bagian tubuh bayi atau anak batita yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal .
Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Dalam artikel yang berjudul Disposable Diapers : Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok .
Menurut Ika (2012) Diaper dermatitis sering terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai di Indonesia. Insiden Diaper dermatitis terjadi sekitar 20% hingga 30% pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai tiga kali lebih rentan terkena diaper dermatitis di bandingkan bayi yang memakai popok kain.
PERUMUSAN MASALAH
Banyaknya beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diaper dermatitis seperti ibu yang bekerja, sosial budaya, ekonomi, pendidikan yang rendah serta tingkat pengetahuan ibu tentang pemakaian popok pada bayi di indonesia ternyata masih rendah, padahal kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi, dampak terburuk dari penggunaaan popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi .
Berdasarkan survey awal yang saya lakukan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten dari 5 orang bayi yang di jumpai 2 dari bayi tersebut terkena diaper dermatitis akibat penggunaan popok sekali pakai dan tidak adanya perawatan yang di lakukan ibu pada saat menggunakan popok, bayi yang terkena diaper dermatitis di karenakan rata-rata ibu tamatan SMP dan ibu juga pengetahuan yang kurang tentang diaper dermatitis.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin meneliti tentang “Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016”
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016”
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adanya
Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016”
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016. b. Untuk mengetahui hubungan Krueng Kecamatan pendidikan dengan kejadian Diaper PedawaKabupaten Aceh Timur Dermatitis pada bayi umur 1- 10 Tahun 2016.
2. Lokasi dan waktu Penelitian
bulan di Desa Meunasah Krueng
1. Lokasi penelitian
Kecamatan PedawaKabupaten Aceh
Penelitian ini direncanakan di Desa Timur Tahun 2016.
Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh.Timur
MANFAAT PENELITIAN
2. Waktu penelitian
Adapun manfaat yang peroleh dari
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
hasil penelitian:
26 September s/d 16 Oktober 2016
1. Teoritis
di Desa Meunasah Krueng
Sebagai bahan pertimbangan untuk
Kecamatan PedawaKabupaten
dilakukan penelitian lebih lanjut
Aceh Timur tentang Diaper Dermatitis pada balita.
3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dapat menambah pengetahuan
Populasi adalah seluruh objek
sehingga mampu menumbuhkan sikap
penelitian atau objek yang di teliti
yang positif pada ibu tentang
dalam sustu wilayah (Notoadmodjo,
perawatan pada saat pemakaian popok
2010). Papulasi dalam penelitian ini
sehingga Diaper Dermatitis pada balita
adalah seluruh ibu yang mempunyai
tidak terjadi
bayi usia 1-10 bulan berjumlah 20
2. Praktik
orang di Desa Meunasah Krueng
Sebagai bahan untuk menambah
Kecamatan PedawaKabupaten Aceh
pengetahuan dan wawasan mengenai Timur. pentingnya tingkat pengetahuan ibu
2. Sampel
tentang perawatan pada saat pemakaian Menurut Nazir (2009) sampel adalah
sebagian yang diambil dari keseluruhan
popok sehingga Diaper Dermatitis
objek yang diteliti dan dianggap
pada balita tidak terjadi
mewakili seluruh populasi, sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang
METODE PENELITIAN
mempunyai bayi usia 1-10 bulan
1. Desain Penelitian
berjumlah 20 orang di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten
Jenis Penelitian ini bersifat
Aceh Timur, sampel ditentukan dengan
analitik dengan pendekatan Cross
metode total sampling yaitu seluruh Sectional yaitu variabel sebab akibat populasi dijadikan sampel dalam
pada objek penelitiaan diukur atau
penelitian ini di Desa Meunasah
dikumpulkan secara simultan (dalam
Krueng Kecamatan PedawaKabupaten
waktu yang bersamaan) yakni tiap Aceh Timur Tahun 2016. objek hanya diobservasi satu kali
HASIL PENELITIAN (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menjelaskan Berdasarkan penelitian yang telah di tentang Hubungan tingkat pendidikan lakukan sejak tanggal 26 September s/d dan pengetahuan ibu terhadap
16 Oktober 2014 di Desa Meunasah kejadian Diaper Dermatitis pada bayi Krueng Kecamatan terdapat
20 umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah responden, maka di peroleh hasil sebagai Total 20 100 berikut:
Sumber Data Primer ( diolah Tahun
1. Identitas Responden
2016)
a. Umur ibu
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa
NO Umur Ibu N
dari 20 responden yang di teliti, 1 < 21 Tahun 5 kebanyakan dari ibu bayinya mengalami
2 21-30 Tahun
10 Diaper Dermatitis yaitu 11 responden 3 31-40 Tahun
3 (55.0%) 4 >40 Tahun
2
b. Pengetahuan Ibu Tentang Diaper
Total
20 Dermatitis
Tabel 2
Dari 20 responden yang di
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
teliti,kebanyakan ibu-ibu berada dalam
Tentang Diaper Dermatitis Pada
kategori usia antara 21-30 Tahun yaitu 10
Bayi Umur 1-10 Bulan Di Desa responden.
Meunasah KruengKecamatan
b. Pekerjaan PedawaKabupaten Aceh Timur
NO Pekerjaan N Tahun 20161 PNS/POLRI/ABRI
6 No Pengetahuan n %
2 Karyawan Swasta
2
3 Pedagang
1
1 Baik
6
30.0
4 Petani
5
2 Kurang
14
70.0
5 Nelayan
4 Total 20 100
6 IRT
2 Sumber Data Primer ( diolah Tahun Total
20
2016)
Berdasarkan tabel di atas di ketahui Dari 20 responden yang di bahwa dari 32 responden yang di teliti, teliti,kebanyakan dari keluarga ibu kebanyakan dari ibu berpengetahuan mempunyai pekerjaan PNS yaitu 6 kurang yaitu 14 responden (70.0%) responden.
c. Pendidikan Ibu
2. Analisa Univariat
Tabel 3
a. Diaper Dermatitis Pada Bayi 1-10 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Bulan
Di Desa Meunasah Krueng Tabel 1 Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Distribusi Frekuensi Diaper Dermatitis Timur Tahun 2016 Pada Bayi Umur 1-10 Bulan Di Desa No Pendidikan n % Meunasah Krueng Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Timur
1 Tinggi
11
55.0 Tahun 2016
2 Menengah
1
5.0
3 Dasar
8
40.0 No Diaper n % Total 20 100
Dermatitis Sumber Data Primer ( diolah Tahun
1 Ya
11
55.0
2016)
2 Tidak
9
45.0 Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa dari 20 responden yang di teliti, kebanyakan dari ibu berpendidikan tinggi yaitu 11 responden (55.0%).
b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada
3. Analisa Bivariat Bayi Umur 1-10 Bulan a.Hubungan Pengetahuan Ibu Tabel 5 dengan Kejadian Diaper Dermatitis Distribusi Frekuensi Hubungan Pada Bayi Umur 1-10 Bulan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Tabel 4 Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur Hubungan Pengetahuan Ibu dengan 1-10 Bulan Di Desa Meunasah Kejadian Diaper Dermatitis Pada Krueng Kecamatan Bayi Umur 1-10 Bulan Di Desa PedawaKabupaten Aceh Timur Diaper Total Uji
Meunasah Krueng Kecamatan Pendidikan Dermatitis Statistik
Pedawa Kabupaten Aceh Timur Tidak Ya n % n % % P Diaper Dermatitis Total Uji Tinggi
11 100 11 100 Pengetahua Statistik
0.000 Tidak Ya N % n % n % P Menengah 1 100 1 100 Baik 6 100 6 100
0.001 Dasar 8 100 8 100 Kurang
3
21.4
11 78.6 1 100 Total
9
45.0
11
55.0 20 100 Total
9
45.0
11 55.0 2 100 Sumber : Data Primer (diolah Tahun Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2016)
2016) Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat
Berdasarkan tabel di atas bahwa dari 11 responden yang dapat di lihat bahwa dari 6 responden berpendidikan tinggi semua responden yang berpengetahuan baik seluruh (100%) mengalami diaper dermatitis.
Dari 1 responden yang berpendidikan responden ( 100%) yang tidak menengah seluruh responden (100%) mengalami diaper dermatitis. Dari 14 tidak mengalami diaper dermatitis. Dari responden yang berpengetahuan kurang ada 3 responden (21.4%) yang 8 responden yang berpendidikan dasar tidak mengalami diaper dermatitis. seluruh responden (100%) tidak
Setelah di lakukan uji statistik mengalami diaper dermatitis pada dengan menggunakan uji chi-square bayinya. di peroleh nilai p=0.001 (p<0.05), Setelah di lakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh maka dapat di simpulkan bahwa nilai p=0.000 (p<0.05), maka dapat di terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian simpulkan bahwa terdapat hubungan diaper dermatitis pada bayi usia 1-10 antara tingkat pendidikan dengan bulan. kejadian diaper dermatitis pada bayi usia
0-10 bulan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang pengaruh antara tingkat pengetahuan dan Pendidikan dengan Kejadian Dermatitis Pada bayi 1-10 Bulan Di Desa Meunasah Krueng Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016.
a. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 6 responden yang berpengetahuan baik ada
6 responden ( 100%) yang tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 14 responden yang berpengetahuan kurang ada 3 responden (21.4%) yang tidak mengalami diaper dermatitis.
Setelah di lakukan uji statistik di peroleh nilai P=0.001 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diaper dermatitis pada bayi 0-10 bulan. Dengan kata lain pengetahuan ibu sangat berpengaruh pada kejadian diaper dermatitis pada bayi 0-10 bulan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Irwan (2009) yang menyebutkan bahwa Tingkat pengetahuan ibu tentang pemakaian popok pada bayi di indonesia ternyata masih rendah, padahal kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi.
Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang diaperdermatitis semakin baik pula perawatan ibu pada saat menggunakan popok sekali pakai, Karena ibu sudah mengetahui bahwa popok sekali pakai akan menyebabkan terjadi diaper dermatitis apabila tidak di lakukan perawatan pada saat menggunakan popok .
Munculnya diaper dermatitis karena ibu yang berpengetahuan kurang tentang perawatan popok pada bayinya, sehingga ibu tidak mengerti bahwa pada pada saat pemakaina popok di perlukan perawatan popok yaitu mengolesi cream di sekitar bokong bayi agat tidak terjadi iritasi pada kulit bayi .
Sesuai juga dengan Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan informasi tersebut secara benar. Notoatmodjo (2010) juga mengemukakan bahwa kemampuan mengingat seseorang dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu.
Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang diaper dermatitis akan melakukan pencegahan dengan cara menggantikan popok setiap bayinya BAB atau BAK, juga memberikan baby cream sebelum menggunakan popok pada bayinya .
Di dalam hasil penelitian Ariawan (2012) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17.0 didapatkan hasil uji beda Chi.Square dengan nilai X2 hitung lebih besar dari X2 P value (0,007 < 0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Farida (2009) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Didapatkan hasil uji statistik
nilai ρ (0,045) < α(0,05), artinya ada pengaruh antara pengetahuan dengan diaper dermatitis pada bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Cariana (2013) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Dari uji statistik nonparametrik Wilcoxon dengan tingkat signifikansi α = 0,05 didapatkan ρ value 0,002 < dari 0,05 maka berarti dapat disimpulkan ada pengaruh antara pengetahuan ibu dengan dermatitis diapers.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agus (2009) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Didapatkan hasil uji
statistik nilai ρ (0,007) ≤ 0,05 Ho
ditolak maka Ha diterima berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diaper dermatitis.
Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa rata-rata ibu di Desa Meunasah Kruengmempunyai pengetahuan yang kurang tentang diaper dermatitis sehingga kebanyakan bayi pada ibu yang pengetahunnya kurang terkena diaper dermatitis, karena ibu tidak sering menggantikan popok bayinya dan tidak langsung menggantikan popok bayinya jika sudak penuh dengan BAK atau BAB.
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 11 responden yang berpendidikan tinggi semua responden (100%) mengalami diaper deermatitis. Dari 1 responden yang berpendidikan menenengah seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 8 responden yang berpendidikan dasar seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis pada bayinya.
Setelah di lakukan uji statistik di peroleh nilai P=0.000 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diaper dermatitis. Dengan kata lain pendidikan ibu sangat berpengaruh pada kejadian diaper dermatitis pada bayi.
Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mepersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam konteks pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi mencakup jalur akademik (Sarjana, Magester, dan Doktor), maupun jalur profesional yang mempunyai jenjang diploma (D1, D2, D3. dan D4) .
Hasil penelitian ini sesuia dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pembelajaran yang di dapat oleh setiap manusia untuk dapat membuat manusia itu mengerti,paham,dan lebih dewasa serta mampu membuat manusia lebih kritis
b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan
dalam berpikir,pendidikan bisa di peroleh baik secara formal atau non formal .
Sebagian besar Ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan menggunakan popok sekali pakai. Para Ibu biasanya mengganti popok bayinya 3-4 jam, tetapi terkadang jg mereka menunda-nunda untuk menggantinya dan bahkan lupa, apalagi bila mereka sedang berpergian atau sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dan hal ini dapat memicu terjadinya ruam pada popok .
Pengetahuan ibu berpengaruh dengan pendidikan seorang ibu, semakin tinggi pendidikan ibu seorang ibu semakin tinggi juga pengetahuan ibu, pengetahuan yang baik tentang diaper dermatitis dapat mengubah perilaku ibu dengan melakukan perawatan pada saat menggunakan popok sekali pakai agar terhindar dari ruam popok .
Pendidikan ibu sangat berpengaruh pada pengetahuan seorang ibu, semakin tinggi pendidikan pada ibu, semakin baik pula pengetahuan yang ibu miliki, begitu juga pengetahuan tentang penyakit diaper dermatitis yang akan di timbulkan oleh popok sekali pakai, apabila ibu tidak melakukan perawatan pada saat pemakaian popok sekali pakai (http.www balita anda 2009).
Di dalam hasil penelitian Leli (2010) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis dini Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17.0 didapatkan hasil uji beda Chi.Square di peroleh nilai P=0.008 (P < 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif).
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Farida (2009) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis didapatkan hasil uji
statistik nilai ρ (0,040) < α(0,05), artinya ada pengaruh antara pendidikan dengan diaper dermatitis pada bayi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agus (2009) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis Didapatkan hasil uji
statistik nilai ρ (0,006) ≤ 0,05 Ho
ditolak maka Ha diterima berarti ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diaper dermatitis.
Di dalam hasil penelitian Liana (2012) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis dini Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17.0 didapatkan hasil uji
statistik nilai ρ (0,010) < α(0,05), artinya Ho ditolak maka Ha diterima.
Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa rata-rata ibu yang di temui di Desa Meunasah Krueng berpendidikan menengah sehingga ibu kurang paham tentangcara perawatan pada saat pemakaian popok pada bayi, sehingga rata-rata di Desa Meunasah Krueng mengalalami diaper dermatitis.
KESIMPULAN
Setelah di lakukan penelitian dan uji statistic terdapat hipotesis yang mempengaruhi dengan terjadinya diaper dermatitis, maka dapat di simpulkan :
1. Ada Hubungan antara pengetahuan ibu dengan diaper dermatitis di mana P= 0.001 (P<0,05)
7. Dailly, 2009. Dermatitis Pada bayi Akibat Menggunakan diaper. potterclay.wordpress.com/.../dermatitis- pada-bayi...diaper
http://www.anakbunda.com , , (di kutip
16. Nyak, C. (2011). Pampers sekali pakai penyebab ruam kulit,
15. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Mochtar, 2003, Sinopsis Obstetri, EGC,Jakarta.
14. Mubarak dan Chayatin, 2009, Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori, Salemba Medika, Jakarta.
13. Hastuti, 2009 Ruam popok penyebab bayi susah tidur, http://berita.1iputan6.com, , (di kutip 2014).
12. MT. Indiarti dkk, 2012. Panduan klinis paling komplit kehamilan, persalinan dan perawatan bayi. Pelangi Indonesia
11. MT. Indiarti dkk, 2009. Nutrisi bayi sejak dalam kandungan. Cahaya ilmu
10. Handy Fransisca, 2011. Panduan cerdas perawatan bayi. Pustaka bunda grusp swara, anggota IKAPI
9. Hidayat, 2009 , Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika, Jakarta.
8. Whaley,2010.MasalahKulitpadabayidan Anak.mybabynmom.wordpress.com/200 9/08/...kulit-pada-bayi-dan-anak
6. dr Ika. (2010). Jangan sepelekan Ruam Popok, http://www.anakku.net , (di kutip 2014).
2. Ada Hubungan antara pendidikan ibu dengan diaper dermatitis di mana P= 0.000 (P<0,05)
5. Devita, 2010. Karakteristik Diaper Dermatitis pada bayi 0-24 bulan. www.ibudanbalita.net/...diaper-rash- pada-bayi-0...bulan Diakses 2014
4. Annisa, 2012. Ruam popok Pada bayi. www.doktercantik.com/1294/diaper- rash...popok-pada-bayi.html Di akses Tanggal 23 Februari 2014
Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus, Jogjakarta: Diva Press.
3. Darsana. (2009). Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap
http://dokteranakku.com , , (di kutip tanggal 20 Februari 2014).
2. dr Irwan. (2012). Popok Bayi,
1. Iskandar, 2009. Ruam Popok Pada Balita. http://www.lusa.web.id diakses tanggal Januari 2014
DAFTAR PUSTAKA
2. Bagi peneliti di harapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini lebih lanjut dengan meneliti variabel lain yang menjadi faktor terjadinya diaper dermatitis.
1. Bagi ibu diharapkan mengetahui daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan pada saat pemakaian popok pada bayi.
SARAN
2014)
17. Suryabudhi. (2009). Diapers, Biang 19. Steven. (2010). Ruam popok.
Keladi Ruam Popok, Salemba Medika, Jogjakarta: Diva Press Jakarta
20. Notoadmodjo, 2010. Metode Penelitian
18. Sopardan, S. (2009). Panduan Kesehatan Jakarta : PT Rineka Cipta Perawatan Bayi Sakit, Jakarta.Puspa Swara 21. Nazir, M. 2009. Metode penelitian.
Ghalia indonesia