BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP Di Kota Medan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan
kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan bangsa secara
keseluruhan. Dalam proses pembangunan tersebut peranan pendidikan amatlah
strategis. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa danbernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia berkualitas.
Pendidikanmerupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia
sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan
upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diujudkan. Pendidikan
mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu negara (daerah).
Pendidikan juga merupakan satu modal dasar yang diharapkan dapat
meningkatkan harkat dan martabat manusia serta peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia.Pendidikan merupakan sarana pewarisan budaya ke generasi berikutnya. Bagaimanapun tingkat kemajuan yang telah dapat dicapai, pendidikan tidak dapat
dilupakan, sebab pendidikan bukan suatu alternatif melainkan suatu keharusan
yang merealisasikan potensi kemanusiaan dengan segala prestasinya.Pendidikan untuk semua merupakan upaya pemenuhan akan kebutuhan pendidikan sebagai hak azasi manusia minimal pada tingkat pendidikan dasar.
Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan dasar yang bermutu
merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan dan
sekaligus menjadi investasi sumber daya manusia yang diperlukan untuk
mendukung pembangunan bangsa.Pembangunan merupakan realisasi dari aspirasi dan tujuan suatu bangsa
untuk melakukan perubahan secara struktural melalui upaya yang sistematis.
Pembangunan Nasional Indonesia sesungguhnya menurut GBHN adalah
pembangunan yang menganut konsep pembangunan manusia seutuhnya. Konsep
ini menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk baik secara fisik, mental,
maupun spiritual.Pendidikan merupakan modal sumber daya manusia (human capital), dan untuk mendapat sumber daya manusia yang berkualitas peran pendidikan sangat berpengaruh.
Modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi (teori Cobb-Douglas). Dengan modal manusia yang
berkualitas kinerja ekonomi diyakini akan lebih baik. Kualitas modal manusia ini
dapat diamati dari aspek tingkat pendidikan, kesehatan, dan tingkat kemiskinan.
Demi memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan
manusia. Dibutuhkan kebijakan pemerintah yang mendorong kualitas SumberDaya Manusia, karena SDM dapat menciptakan tenaga kerja yang merupakan
faktor produksi dalam perekonomian.Nilai Modal Manusia (Human Capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan
oleh populasi jumlah penduduk, atau tenaga kerja kasar (labour intensif) tetapi
sangat ditentukan oleh tenaga kerja intelektual (Brain Intensif). Tenaga kerja
intelektual tersebut terlahir dengan adanya pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang dikembangkan oleh The United Nations Development
Programme (UNDP). Dalam komposisi IPM aspek pendidikan diukur dengan
menggunakan dua indikator yaitu : angka melek huruf (AMH) penduduk usia 15tahun keatas, rata-rata lama sekolah (RLS). Melek huruf diukur dari kemampuan
membaca dan menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah dihitung dengan
menggunakan tiga variabel, yaitu partisipasi sekolah, tingkat/kelas yang pernah
dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI)
adalah pengukuran perbandingan dari Harapan Hidup (Life Expectacy), Indeks
Pendidikan yang dihitung dari Angka Melek Huruf (Adult Literacy rate) dan rata-rata Lama Sekolah (Years of Scooling), dan Indeks daya Beli ( Adjusted Real
percapita). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini merupakan suatu parameter untuk dapat melihat capaian kinerja pembangunan suatu negara/daerah.Menurut pandangan The United Nations Development Programme (UNDP)
pada tahun 1990 secara jelas menekankan bahwa pembangunan manusia (human
capital) yaitu pembangunan yang berpusat pada manusia yang menempatkan
manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan bukan sebagai alat pembangunan.
Konsep pembangunan manusia UNDP mengandung empat unsur yaitu :
produktifitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (sustainability)
dan pemberdayaan (emplowerment).Indeks Pembangunan Manusia merupakan alat ukur yang peka untuk dapat
memberikan gambaran perubahan yang terjadi, terutama pada komponen daya
beli yang dalam kasus Indonesia sudah sangat merosot akibat krisis ekonomi yangterjadi sejak pertengahan tahun 1997.Krisis ekonomi dan moneter tersebut
berdampak pada tingkat pendapatan yang akibatnya banyak PHK dan menurunnyakesempatan kerja yang kemudian dipengaruhi tingkat inflasi yang tinggi selama
tahun 1997-1998. Menurunnya tingkat kesempatan kerja dalam konteks
pembangunan manusia merupakan terputusnya jembatan yang menghubungkan
antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya peningkatan kapasitas dasar
penduduk.Dampak dari krisis ekonomi pada pembangunan manusia adalah dengan
menurunnya daya beli dan ini juga berarti terjadinya penundaan upaya
peningkatan kapasitas fisik dan kapasitas intelektual penduduk. Penurunan beberapa komponen IPM sebagai akibat kepekaan IPM sebagai alat ukur yang dapat menangkap perubahan nyata yang dialami penduduk dalam jangka pendek.Dalam salah satu publikasi Bank Dunia, yakni World Development Report,
yang terbit pada tahun 1991, Bank Dunia melontarkan pernyataan tegas
bahwasanya : Tantangan utama pembangunan... adalah memperbaiki kualitas
kehidupan. Terutama dinegara-negara paling miskin, kualitas hidup yang lebih
baik memang mensyaratkan adanya pendapatan yang lebih tinggi,-namun yang
dibutuhkan bukan hanya itu. Pendapatan yang lebih tinggi hanya merupakan salahsatu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Banyak hal lain yang juga
harus diperjuangkan yakni pendidikan yang lebih baik, peningkatan standar
kesehatan dan nutrisi, pemberantasan kemiskinan, perbaikan kondisi lingkungan
hidup, pemerataan kesempatan, peningkatan kebebasan individual dan pelestarian
ragam kehidupan budaya (Mudrajad Kuncoro, 2010).72.29
1
12 Jawa Barat
70.71
15
71.12
15
71.64
15
15
1
13 Jawa Tengah
70.92
14
71.60
14
72.10
14
72.49
77.60
77.36
14 Yogyakarta
6
72.19
10
72.55
11
72.86
12
10 Kepulauan Riau
73.68
74.18
1
6
74.54
6
75.07
6
11 DKI Jakarta
76.59
1
77.03
14
74.15
71.62
72.28
23
17 Bali
70.53
16
70.98
16
71.52
16
16
23
18 Nusa Tenggara
63.71
32
64.12
32
64.66
32
65.20
70.48
70.06
4
19
74.88
4
75.23
4
75.77
4
15 Jawa Timur
69.78
70.38
23
18
71.06
18
71.62
18
16 Banten
69.29
23
69.70
10
9 Bangka Belitung
Salah satu tujuan inti pembangunan di semua masyarakat adalah
peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan,
tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas
pendidikan, serta peningkatan atas nilai-nilai kultural, dan kemanusiaan yang
kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materil, namun
juga membutuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa yang bersangkutan.
8
71.70
17
2 Sumatera Utara
72.78
8
73.29
8
73.80
74.19
71.31
8
3 Sumatera Barat
72.23
9
72.96
9
73.44
9
17
17
9
2
Pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik.Tabel 1.1 : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Di Indonesia Tahun 2007 - 2010No. Provinsi 2007 2008 2009 2010
IPM Ranking
IPM Ranking
IPM Ranking
IPM Ranking
1
3
70.76
4
5
6
7
8
9
1 Nanggroe Aceh Darussalam
70.35
17
73.78
4 Riau
21
12
72.95
10
7 Bengkulu
71.57
11
72.14
11
72.55
72.92
72.61
11
8 Lampung
69.78
20
70.30
20
70.93
21
71.42
10
12
74.63
71.46
3
75.09
3
75.60
3
76.07
3
5 Jambi
12
72.05
71.99
13
72.45
13
72.74
13
6 Sumatera Selatan
71.40
13
32
No. Provinsi 2007 2008 2009 2010
67.72
24
69.79
24
70.28
24
29 Sulawesi Barat
28
24
68.55
27
69.18
27
69.64
27
30 Maluku
69.29
68.83
18
27 Sulawesi Tenggara
70.22
21
70.94
20
71.62
19
68.32
28 Gorontalo
25
69.00
25
69.52
25
70.00
25
69.96
70.38
69.62
33
69.15
29
33 Papua
63.41
33
64.00
64.53
68.58
33
64.94
33 Indonesia (BPS)
70.59
71.17
71.76
72.27 Sumber : Badan Pusat Statistik Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
untuk Sumatera Utara meningkat dari tahun 2007 sampai dengan 2010 dan tetap
pada posisi ranking kedelapan. Hal ini menunjukkan bahwa komponen yang
mendukung Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index
(HDI) yaitu Harapan Hidup (Life Expectacy), Indeks Pendidikan yang dihitung
dari Angka Melek Huruf (Adult Literacy rate) dan rata-rata Lama Sekolah (Years
of Scooling), dan Indeks daya Beli ( Adjusted Real percapita) di Sumatera Utara
dalam kurun waktu tahun 2007 sampai dengan 2010 semakin membaik.30
30
19
68.18
70.96
19
71.42
20
31 Maluku Utara
67.82
27
28
67.95
68.63
29
69.03
30
32 Irian Jaya Barat
67.28
30
21
26 Sulawesi Selatan
IPM Ranking
68.79
31
20 Kalimantan Barat
67.53
29
68.17
29
28
31
69.15
28
21 Kalimantan Tengah
73.49
7
73.88
7
67.26
66.60
7
5
IPM Ranking
IPM Ranking
IPM Ranking
1
2
3
4
6
31
7
8
9 Barat
19 Nusa Tenggara Timur
65.36
31
66.15
74.36
74.64
22
2
2
75.16
2
75.68
2
76.09
25 Sulawesi Tengah
24 Sulawesi Utara
69.34
22
70.09
22
70.70
22
71.14
74.68
5
7
69.92
22 Kalimantan Selatan
68.01
26
68.72
26
69.30
26
26
75.56
23 Kalimantan Timur
73.77
5
74.52
5
75.11
5
Sementara itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.2 : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 - 2010IPM PERINGKAT IPM 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010
NO KABUPATEN /KOTA
1
12
24
24
22 Pakpak Barat 69,47 69,95 70,36 70,8
24
27
28
28
23 Samosir 72,87 73,24 73,42 73,7
13
20
15
15
24 Batu Bara 70,55 70,98 71,25 71,62
21
25
26
26
25 Padang Lawas Utara - 71,85 72,11 72,52
23
21 Humbang Hasundutan 70,79 71,24 71,64 71,94
21
20
14
15
13
12
18 Dairi 71,49 72,01 72,38 72,86
18
20
20
19 Karo 74,01 74,43 74,84 75,34
32
6
6
6
6
20 Nias Selatan 65,06 65,59 66,27 67,15
26
30
32
27
22
3
8
31 Sibolga 73,93 74,39 74,82 75,08
7
7
7
9
32 Padang Sidempuan 73,79 74,26 74,77 75,21
8
9
8
33
33 Gunung Sitoli - - 71,33 71,67 33 -
25
25 Sumatera Utara
72.78 73,29 73,80 74,19
8
8
8
8
33
33
22
14
26 Padang Lawas - 71,15 71,68 71,98
28
24
23
23
27 Labuhan Batu Selatan - 73,16 73,52 73,84
29
14
14
32
28 Labuhan Batu Utara - 72,8 73,1 73,45
30
16
17
17
29 Nias Utara - - 67,36 67,75 31 -
31
31
30 Nias Barat - - 65,96 66,46
17 Labuhan Batu 72,54 73,08 73,61 74,03
3
2
8
1
4 Tebing Tinggi 75,27 75,69 76,1 76,49
5
5
4
4
5 Deli Serdang 73,76 74,36 74,67 75,28
9
9
1
7
6 Simalungun 72,13 72,49 73,13 73,5
16
18
16
16
7 Tanjung Balai 72,8 73,26 73,64 74,14
13
1
1
12
1 Medan 76,22 76,7 76,99 77,36
3
4
5
6
7
8
9
10
2
3 Pematang Siantar 76,52 76,95 77,18 77,51
2
2
2
2 Binjai 75,51 75,88 76,09 76,41
3
3
5
5
12
11
Sumber : Badan Pusat Statistik
26
29
13 Tapanuli Selatan 72,96 73,33 73,64 74,02
11
11
11
13
14 Tapanuli Tengah 70,01 70,48 70,91 71,21
22
27
28
27
15 Tapanuli Utara 72,99 73,53 73,85 74,31
10
10
10
10
16 Toba Samosir 75,33 75,75 76,22 76,55
4
29
23
8 Asahan 71,16 71,57 72,16 72,54
18
19
22
21
21
9 Serdang Bedagai 72,2 72,59 72,94 73,25
15
17
18
10 Langkat 71,83 72,24 72,82 73,18
12 Mandailing Natal 69,51 69,92 70,27 70,6
17
19
19
19
11 Nias 67,07 67,55 68,26 68,66
25
29
30
30
4 Dari tabel diatas terlihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk
Kota Medan dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami kenaikan dan
berada pada peringkat kedua dari tiga puluh tiga Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa komponen yang
mendukung Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index
(HDI) yaitu Harapan Hidup (Life Expectacy), Indeks Pendidikan yang dihitung
dari Angka Melek Huruf (Adult Literacy rate) dan Rata-rata Lama Sekolah (Yearsof Scooling), dan Indeks Daya Beli ( Adjusted Real Percapita) di Kota Medan
dalam kurun waktu tahun 2007 sampai dengan 2010 semakin membaik.Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
Pendidikan bukan hanya akan berpengaruh pada tingkat produktivitas, tetapi
juga akan berpengaruh pada fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadi
sumber daya manusia yang lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi
perubahan dan pembangunan suatu negara.Pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang
memuaskan dan berharga. Pendidikan juga memainkan peranan utama dalam
membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap tekhnologi
modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta
pembangunan yang berkelanjutan.Dalam butir kedua dari delapan butir Millenium Development Goals
(MDGs) dinyatakan bahwa untuk mencapai pendidikan dasar secara universal,
ditargetkan pada tahun 2015 dipastikan bahwa setiap anak laki-laki dan perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Pengukuran pencapaian target ini di Indonesia dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Angka partisipasi murni (APM) sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (7-12 tahun).
2. Angka partisipasi murni (APM) sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (13-15 tahun).
3. Angka melek huruf usia 15-24 tahun .
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar. Pada Pasal 34 ayat 1 menyebutkan bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang Pendidikan Dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 2 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggungjawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun diukur
dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP. Program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan besar dalam percepatan pencapaian program Wajar 9 tahun tersebut.Perbedaan geografis bangsa Indonesia yang begitu majemuk,
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat atau daerah tidak dapat berkembang secara pesat dan merata. Faktor perbedaan sosial ekonomi sebagai salah satu kendala utama selain faktor-faktor lain dalam penuntasan wajib belajar 9 tahun. Sebagai upaya menjembatani perbedaan itu dan ditambah dengan jumlah
masyarakat miskin yang tidak sedikit, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memberikan program BOS guna pemenuhan
kebutuhan belajar mengajar siswa yang diterimakan langsung ke semua sekolah
tingkat dasar (SD/SMP) untuk membantu mengurangi beban biaya pendidikan
yang harus ditanggung oleh orangtua siswa. Ini berarti bahwa program BOS
mendorong agar semua warga negara Indonesia mengenyam pendidikan
sekurang-kurangnya tingkat dasar.Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah salah satu program
pemerintah dalam bidang pendidikan yang direalokasikan dalam rangka
mengatasi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Secara umum
program BOS ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap
pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.Sesuai yang tercantum pada pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa negara
memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
(20%) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Dengan adanya program BOS diharapkan
siswa dapat memperoleh layanan pendidikan dasar yang bermutu dalam rangka
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.Sementara itu sasaran pemberian BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah
Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang
diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Seiring dengan adanya BOS ini maka seluruh siswa miskin dapat mendapatkan layanan pendidikan dasar secara gratis, dengan demikian angka buta aksara dapat diperkecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Pengaturan mengenai pendanaan pendidikan dalam Pasal 46, Pasal47, Pasal
48, dan Pasal 49, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem
Pendidikan Nasional disusun berdasarkan semangat desentralisasi danotonomi satuan pendidikan dalam perimbangan pendanaan pendidikan antara pusat dan daerah. Dengan demikian pendanaan pendidikan menjaditanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, danmasyarakat.Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah untukmenyediakan anggaran pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan,dan keberlanjutan.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawab pendanaan tersebut, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang dikelola berdasarkan prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas perlu
ditetapkanPeraturan Pemerintah tentang Pendanaan Pendidikan.Pendanaan
pendidikan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pengaturan lebih lanjut
mengenai tanggung jawab pendanaan, sumber pendanaan, pengelolaan dana, dan pengalokasian dana.Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan dalam percepatan pencapaian Wajib Belajar 9 tahun.Oleh
karena itu, mulai tahun 2009, pemerintah melakukan perubahan tujuan, pendekatan, dan orientasi BOS. Program BOS ke depannya bukan hanya berperan
untuk mempertahankan APK, namun juga harus berkonstribusi penting untuk
peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain itu, dengan biaya satuan BOS yang
telah dinaikkan secara signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk
mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar.Bantuan Operasional (BOS) adalah merupakan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Program tersebut diaplikasikan secara riil dengan memberikan bantuan dana guna menunjang pencapaian wajib belajar sembilan tahun.
Tantangan utama pembangunan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan penduduk Indonesia relatif masih rendah;
b. Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya dapat diatasi dalampembangunan pendidikan; c. Masih terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok masyarakat, seperti antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara penduduk di perkotaan dan penduduk di pedesaan,dan antar daerah; d. Fasilitas pelayanan pendidikan belum tersedia secara merata, terutama di daerah pedesaan, terpencil, dan kepulauan, sehingga menyebabkan sulitnya anak-anak mengakses layanan pendidikan;
e. Kualitas pendidikan relatif masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik; f. Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien, terutama karena desentralisasi pendidikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditandai oleh, antara lain, belum mantapnya pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan, termasuk kontribusinya dalam penyediaan anggaran pendidikan.
Berdasarkan kondisi dan masalah yang dihadapi, ditempuh langkah-langkah kebijakan pendidikan dasar sebagai berikut:
a. Meningkatkan akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia
pendidikandasar, dengan target utama daerah dan masyarakat miskin, terpencil, dan terisolasi. Mulaitahun ajaran 2005/2006 pemerintah menyediakan biaya operasional sekolah (BOS) dalamjumlah yang cukup besar sebagai langkah awal pelaksanaan pendidikan dasar gratis.
b. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dengan menerapkan standar
nasional pendidikan sebagai acuan dan rambu-rambu hukum untuk meningkatkan mutu berbagai aspek pendidikan nasional termasuk mutu pendidik dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, kompetensi lulusan, pembiayaan pendidikan dan penilaian pendidikan,
c. Meningkatkan anggaran pendidikan untuk dapat mencapai 20 persen dari
APBN danAPBD sesuai amanat UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencapai angka 20 persen itu, pemerintah telah member komitmen meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap. Bahkan selama lima tahun terakhir, alokasi anggaranpendidikan yang disediakan melalui APBN paling tinggi di antara sektor-
sektor pembangunan yang lain.d. Mendorong pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pengelolaan pendidikan sampaidengan satuan pendidikan dalam menyelenggaraan pendidikan.
e. Memperkuat manajemen pelayanan pendidikan dalam rangka membangun
pelayanan pendidikan yang amanah, efisien, produktif dan akuntabel melalui upaya peningkatan tatakelola yang baik (good govermance) kelembagaan pendidikan.
f. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
termasuk meningkatkan peran dan fungsi komite sekolah dan dewan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis sekolah dan masyarakat yang mencakup proses perencanaan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan pendidikan.Sedangkan program yang dilaksanakan adalah menyelenggarakan layanan
pendidikan dasar yang berkualitas dan dapat menjangkau seluruh lapisanmasyarakat. Program layanan pendidikan dasar ini difokuskan pada (i)
peningkatan partisipasi anak yang belum mendapat layanan pendidikan dasar, (ii)mempertahankan kinerja pendidikan yang telah dicapai terutama dengan
menurunkan angka putus sekolah dan angka mengulang kelas, dan (iii)penyediaan tambahan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat
melanjutkan kejenjang pendidikan menengah.Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli
2005, telah berperan dalam percepatan pencapaian Wajib Belajar 9 tahun. Selain
itu dengan biaya satuan BOS yang telah dinaikkan secara signifikan. Program ini
akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan
dasar.Bantuan Operasional (BOS) adalah merupakan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Program tersebut diaplikasikan secara riil dengan memberikan bantuan dana guna menunjang pencapaian wajib belajar sembilan tahun.
Meskipun pemerintah telah menyalurkan dana BOS dalam rangka penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, namun masih banyak anak- anak Indonesia yang miskin putus sekolah dan masih ada sekolah yang melakukan kutipan-kutipan lain dengan berbagai dalih.
Untuk mengetahui keterkaitan dan keefektifitasan dana BOS dalam peningkatan prestasi belajar siswa SMP di Kota Medan, peneliti mengambil judul “Pengaruh Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP di Kota Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang dan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah anggaran untuk pembelian buku teks pelajaran yang rusak berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu siswa; 2. anggaran untuk penerimaan siswa baru berpengaruh postif Apakah terhadap peningkatan mutu siswa;
3. Apakah anggaran untuk kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu siswa;
4. Apakah anggaran untuk biaya ulangan dan ujian berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu siswa;
5. Apakah anggaran untuk bantuan biayatransportasi,seragam,sepatu dan alat tulis siswa miskin berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu siswa;
6. Apakah anggaran untuk pembelian komputer dan printer berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu guru;
7. Apakah anggaran untuk pembayaran honor guru honorer berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu guru;
8. Apakah anggaran untuk pengembangan profesi guru berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu guru.
9. Apakah anggaran untuk biaya pembelian komputer dan printer, biaya pembayaran honor guru dan biaya pengembangan profesi guru berpengaruh terhadap mutu siswa melalui variabel intervening mutu guru.
1.3. Tujuan Penelitian :
Secara umum adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disalurkan oleh
pemerintah digunakan sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan, sedangkan secara
khusus tujuan penelitian ini adalah :a. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran untuk
pembelian buku teks pelajaran yang rusak terhadap peningkatan mutu siswa;
b. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran untuk
penerimaan siswa baru peningkatan mutu siswa;c. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran untuk
kegiatan ekstrakurikulerterhadap peningkatan mutu siswa;d. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran untuk
biaya ulangan dan ujian terhadap peningkatan mutu siswa;
e. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran untuk
bantuan biaya transportasi, seragam, sepatu dan alat tulis siswa miskin terhadap peningkatan mutu siswa;
f. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh untuk pembelian
komputer dan printer berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu guru;
g. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran
pembayaran honor guru honorer terhadap peningkatan mutu guru;h. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa besar pengaruh anggaran untuk pengembangan profesi guru terhadap peningkatan mutu guru.
i. Untuk mengetahui dan menganalisis berapa anggaran untuk biaya pembelian
komputer dan printer, biaya pembayaran honor guru dan biaya pengembangan profesi guru berpengaruh terhadap mutu siswa.1.4 Manfaat Penelitian :
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : Manfaat Praktis : Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada PemerintahKota
Medan maupun pihak-pihak terkait dalam melakukan perbaikan pelaksanaan
program BOS tahun berikutnya. Dan dengan mengetahui pengaruh pemberian
dana BOS terhadap prestasi belajar siswa SMP di Kota Medan, maka diharapkan
penentu kebijakan (Stakeholder) khususnya di bidang pendidikan dapat
melakukan perbaikan-perbaikan dalam peningkatan mutu pendidikan di Sumatera Utara umumnya dan di Kota Medan khususnya.Manfaat Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam merumuskan Kebijakan Publik pada organisasi
public, untuk menambah wawasan, baik penulis sendiri, maupun pemerhati
pendidikan lainnya terutama di dalam menganalisa variabel-variabel yang
mempengaruhinya, baik variabel bebas (Independent variable) maupun variabel
antara (Intervening variable) serta sebagai bahan referensi bagi penulis
selanjutnya.