Tampilan HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DAN SISWI SMA PGRI 6 BANJARMASIN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH TAHUN 2017

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DAN SISWI SMA PGRI 6

BANJARMASIN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

TAHUN 2017

SIXTIA KUSUMAWATI, S.SiT., MM

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN

  

ABSTRAK

Latar Belakang : Pengetahuan tentang seks dianggap hanya pemberian informasi tentang alat

  kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin. Kasus-kasus dalam penyimpangan seks menurut Chatarina Wahyurini (Program officer Remaja PKBI) dilakukan oleh perempuan belum menikah antara 17-24 tahun. Berdasarkan angka kejadian hamil diluar nikah di SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun 2014

  • – 2015 sebanyak 3 orang.

  

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa dan siswi sma pgri 6

Banjarmasin dengan prilaku seksual pra nikah.

Metode Penelitian : penelitian analitik populasi siswa dan siswi SMA PGRI 6 Banjarmasin

  dan sampelnya berjumlah 124 orang. Cara pengambilan sampel dengan tehnik random sampling.

  

Hasil : Didapatkan 81 responden (65,3 %) mempunyai pengetahuan baik, pengetahuan kurang

  18 orang (14,5 %), cukup 25 orang (20,2 %). Dari Hasil analisis statistik dengan uji chi

  

square dengan program SPSS didapatkan nilai signifikasi 0,35 berada kurang dari 0,05 maka

  dapat dikatakan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, kesimpulan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap siswa dan siswi SMA PGRI 6 dengan perilaku seksual pranikah nilai p = 0,35 < α = 0,05.

  Dari 124 responden sikap negatif 77 orang (62,1 %) dan sikap positif 47 orang (37,9 %) Berdasarkan Hasil analisis statistik dengan uji chi square dengan program SPSS didapatkan nilai signifikasi 0,013 berada kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, kesimpulan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara perilaku dan sikap siswa dan siswi SMA PGRI 6 dengan nilai p = 0,013

  < α = 0,05.

  

Saran : Hendaknya siswa meningkatkan pengetahuan tentang seks di sekolah dengan cara

  membaca buku yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi dan erat kaitannya dengan seksualitas dan sebaiknya sekolah membentuk wadah atau sarana konsultasi tentang pengetahuan seks bagi siswa secara profesional. Kata kunci : Pengetahuan dan sikap siswa dan siswi dengan prilaku seksual pra nikah

  

LATAR BELAKANG pada tingkat tertentu. Misalnya, tanpa

  Remaja adalah istilah yang diajari, seorang remaja sudah bisa digunakan untuk menggambarkan individu berkencan ketika organ-organ seks telah yang berada diantara masa anak-anak dan tumbuh. Sikap, perasaan, serta pikiran masa dewasa. Pada rentang usia remaja, mereka telah berkembang (telah ada seseorang mengalami perubahan, baik fisik ketertarikan dengan lawan jenis). Karena maupun psikologis. Menurut Boring, terjadi perubahan jasmani yang begitu Langfeld, dan Welkd, istilah pertumbuhan cepat, sehingga berkonsekuensi pada dan perkembangan berkaitan dengan kebingunan dan ke-

  ‘aku’an dalam kematangan. Manusia disebut matang jika mengambil sikap, serta berimajinasi dan fisik dan psikisnya telah mengalami berkhayal secara negatif. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan sampai mayoritas remaja cenderung menguji pengetahuan dan sikap siswa dan siswi SMA PGRI 6 Banjarmasin terhadap perilaku seksual pranikah. Populasi nya

  mengedepankan ego, nafsu dan kehendak sendiri diakses pada tanggal 07 Desember 2016).

  Dalam penelitian sejumlah fakta nasional sekitar 50 % kasus aborsi, menurut Catarina Wahyurini (Program Officer Remaja PKBI) dilakukan oleh perempuan belum menikah, antara 17

  • – 24 tahun. Faktor-faktor penyebab : Pertama pengetahuan remaja tentang seksualitas masih sangat rendah : Kedua, tidak adanya sensor dalam dirinya terhadap rangsangan dari luar karena minimnya pengetahuan tentang ajaran agama.
  • – 45 tahun). Baik itu aborsi spontan (karena alasan medis) maupun aborsi provocatus.

  Dari beberapa studi tentang perilaku seksual remaja dapat dilihat bahwa perilaku seksual remaja mengalami kecenderungan makin berisiko. Berdasarkan penelitian di lima kota di Indonesia yaitu : Kupang (Nusa Tenggara Timur), Pelambang (Sumatera Selatan), Tasikmalaya (Jawa Barat), Singkawang (Kalimantan Barat), dan Cirebon (Jawa Barat) 16,35 % dari 1.388 responden dari kalangan remaja mengaku telah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

  Tahun 2016 kasus aborsi mencapai 1.982.288 kasus atau setiap hari terjadi 37 kasus aborsi per wanita usia subur (15

  Menurut hasil survey yang dilakukan oleh salah satu lembaga tahun 2016 63 % remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah dan 21 % diantaranya melakukan aborsi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA PGRI 6 Banjarmasin, tahun 2016 3 orang siswi yang melakukan hubungan seksual di luar nikah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMU PGRI

  6 Banjarmasin siswa dan siswi kelas 3 yang berjumlah 176 pada tahun 2015

  sesungguhnya zinah itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. Seks sebenarnya anugerah yang

  diberikan Allah kepada makhluk-makhluk Allah seperti binatang, tumbuh-tumbuhan dan khususnya manusia. Karena itu amat wajar kalau manusia memiliki gairah seksual dan ingin melampiaskan keinginan seksualnya itu tetapi harus menempuh jalur yang dibenarkan Tuhan setelah akad nikah yang sah menurut syariah.

  Berdasarkan pengamatan peneliti masih banyak dilingkungan sekitar kita yang menyebutkan masa remaja sebagai masa labil, tidak selalu benar. Ada juga yang bilang masa remaja sebagai masa pemberontakan, masa pancaroba, dan banyak sebutan lainya. Masih banyak orang tua mulai khawatir saat anaknya mulai masuk usia remaja. Pada masa ini, remaja dihadapkan banyak cobaan dan godaan dari berbagai sumber. Sebagai orang tua janganlah menyerahkan sepenuhnya pengawasan anak didik adalah tanggung jawab gurunya saja, namun peran kedua orang tua juga dilibatkan dalam membentuk perilaku.

  Menurut teori Lawrence Green dalam buku (Notoatmodjo, 2005) bahwa perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor Predisposisi (faktor pencetus) contohnya adalah tingkat pengetahuan bahwa penerimaan stimulus berupa seks diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap.

  Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap siswa dan siswi SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan perilaku seksual pra nikah.

  • – 2016 sebanyak 3 orang yang melakukan hubungan seksual pranikah. Sedangkan tahun 2017 sebanyak 1 orang siswi yang melakukan hubungan seksual di luar nikah. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al- Qur’an yang diterbitkan Departemen Agama, Surat Al-Isra ayat 32 yang artinya …. Dan janganlah kamu mendekati zinah;
semua siswa dan siswi kelas 3 SMA PGRI %), dan mempunyai sikap positif 47 6 Banjarmasin sebanyak 179 orang. orang (37,9 %). Pengambilan menggunakan teknik random 2.

  METODE

  Rancangan penelitian ini adalah cross

  sectional, Penelitian ini digunakan untuk

  Analisis Bivariat

  sampling dengan jumlah 124 sampel. Analisis bivariat untuk melihat

  Instrumen penelitian dengan menggunakan apakah ada hubungan yang bermakna kuesioner. Lokasi penelitan : SMA PGRI 6 antara variabel independen yaitu Banjarmasin, waktu penelitian : bulan pengetahuan dan sikap. Variabel dependen Desember sampai dengan bulan Februari yaitu melakukan sek pranikah yang 2017. dilakukan dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat kemaknaan adalah P < 0,05 untuk melihat

HASIL PENELITIAN 1.

  hubugan antara variabel dependen dapat Analisis Univariat Analisis univariat untuk mengetahui dilihat pada tabel di bawah ini. distrubusi frekuensi variabel dependen dan Tabel 4.3 Distribusi Silang Antara variabel independen. Pengetahuan Dengan Prilaku a.

  Siswa Dan Siswi Dengan Seks

  Variabel pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pranikah di SMA PGRI 6 Berdasakan Pengetahuan Banjarmasin Siswa Dan Siswi Tentang Seks pranikah Total Seks Pranikah di SMA N Pengetahuan Tidak Melak

  

o

% % N (%)

PGRI 6 Banjarmasin melakukan ukan

  1 Kurang

  6

  33.3 12 66,7 18 100

  2 Cukup 18 72,0 7 28,0 25 100 Frekuensi

  3 Baik 40 49,4 41 56,6 81 100 No Pengetahuan n %

  1 Baik 81 65,3

  Jumlah 64 154,7 60 151, 12 100

  3

  4

  2 Cukup 25 20,2 Sumber : Data primer hasil tahun 2017

  3 Kurang 18 14,5 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa

  Total 124 100 % responden yang berpengetahuan baik 40 Sumber : Data primer hasil tahun 2017 orang (49,4 %), tidak melakukan seks

  Berdasarkan Tabel 4.1 dari 124 pranikah. Responden yang berpengetahuan responden, pengetahuan baik 81 orang cukup 18 orang (72,0 %) tidak melakukan (65,3 %), pengetahuan cukup 25 orang seks pranikah. Sedangkan responden yang (20,2 %) dan yang mempunyai berpengetahuan kurang 6 orang (33,3 %) pengetahuan kurang 18 orang (14,5 %). tidak melakukan seks pranikah. Hasil b. Variabel sikap analisis statistik dengan uji chi square

  Tabel

4.2 Distribusi Frekuensi

  dengan program SPSS didapatkan nilai

  Berdasakan Sikap Siswa

  signifikasi 0,35 berada kurang dari 0,05

  Dan Siswi Tentang Seks

  maka dapat dikatakan bahwa hipotesis Ho

  Pranikah di SMA PGRI 6

  ditolak dan Ha diterima, kesimpulan secara

  Banjarmasin

  statistik ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap siswa dan

  Frekuensi No Sikap

  siswi SMA PGRI 6 dengan perilaku

  n % seksual pranikah nilai p = 0,35 < α = 0,05.

  1 Negatif 77 62,1

Tabel 4.4 Distribusi Silang Antara

  2 Positif 47 37,9

  Sikap Dengan Prilaku Siswa

  Total 124 100 %

  Dan Siswi Dengan Seks

  Sumber : Data primer hasil tahun 2017

  Pranikah di SMA PGRI 6

  Berdasarkan Tabel 4.2 dari 124

  Banjarmasin

  responden, sikap negatif 77 orang (62,1

  No Sikap Seks pranikah Total Tidak melakukan % Melakukan % N (%)

  PEMBAHASAN 1.

  Manajemen PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Arikunto, Suharsimi (1996). Prosedur

  Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan ,

  DAFTAR PUSTAKA Akhmad Watik Praktinya, Dr (2007).

  Untuk perilaku positif sebaiknya keluarga juga menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya agar remaja mempunyai pertahanan diri yang kuat terhadap penyimpangan-penyimpangan seksual. Lingkungan pendidikan formal juga besar pengaruhnya dalam pembentukan sikap remaja terutama mengenai persepsi dan pemahaman mereka terhadap kehidupan seksualitas dan pengaruhnya bagi remaja.

  Sementara dalam lingkungan budaya setempat masih teguh memandang bahwa seksualitas masih merupakan hal yang tabu. Sikap menabukan pembicaraan mengenai seksualitas menyebabkan remaja kehilangan kesempatan untuk memahami seksualitas secara benar dan proporsional sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

  4.2 memperlihatkan dari 124 responden yang mempunyai sikap positif 47 orang (37,9 %) dan yang mempunyai sikap negatif 77 orang (62,1 %). Sikap remaja ini dipengaruhi beberapa faktor seperti pengetahuan remaja tentang seks, pengaruh lingkungan sosial budaya serta adanya pengaruh faktor kepribadian dan pemahaman.

  2. Sikap Berdasarkan tabel

  Sumber informasi yang tepat yang berkaitan dengan seks menurut PKBI 1998, adalah orang tua, guru, petugas kesehatan, ahli seksualitas dan lembaga atau yayasan yang bergerak dibidang reproduksi remaja.

  Menurut Notoatmodjo, 2003, Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sedangkan perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

  Sekolah sebagai pendidikan formal sudah memasukkan pendidikan seks sebagai program khusus bagi siswa. Karena guru yang memiliki pengetahuan khusus tentang seks di sekolah juga memiliki wadah atau sarana yang khusus untuk konsultasi bagi siswa terutama untuk menangani yang berkaitan dengan masalah seksualitas.

  Pengetahuan Pada tabel 4.1 memperlihatkan bahwa dari 124 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 81 orang (65,3 %), pengetahuan cukup 25 orang (20,2 %) dan yang berpengetahuan kurang 18 orang (14,5 %). Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti adanya informasi tentang seks yang diterima siswa di sekolah baik melalui pendidikan formal di sekolah, informal melalui lingkungan keluarga maupun non formal yaitu melalui media masa.

  nilai signifikasi 0,13 berada kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, kesimpulan secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap siswa dan siswi SMA PGRI 6 dengan perilaku seksual pranikah nilai p = 0,000 < α = 0,05.

  1

  square dengan program SPSS didapatkan

  Hasil analisis statistik dengan uji chi

  (24,3 %), tidak melakukan seks pranikah. Responden yang bersikap negatif 33 orang (39,7 %) tidak melakukan seks pranikah.

  Sumber : Data primer hasil tahun 2017 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang bersikap positif 31 orang

  64 64,0 60,0 60,0 124 100

  77

100

100

Jumlah

  47

  44 22,7 37,3

  16

  33 24,3 39,7

  31

  2 Positif Negatif

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Rineka Cipta, Jakarta. BKKBN, (2009). Seks Pranikah .

  diakses 7 Januari 2017) Depkes, (1996). Keluarga Berencana.

  Penelitian Kesehatan , Rineka Cipta, Jakarta.

  Pranikah. diakses

   diakses 7 Januari 2017). Sidogiri, (2009). Perilaku Seksual

  Sagung Seto, Jakarta. Skripsi tesis, (2009). Perilaku Hubungan Seksual Pranikah .

  Soetjiningsih, (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya , CV.

  Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Pendidikan Seks di SMA Garuda Kotabaru Tahun 2005 .

  Rusmilayanti, (2006). Gambaran Tingkat

  Kesehatan Masyarakat , Rineka Cipta, Jakarta.

  Notoatmodjo, Soekidjo (1997). Ilmu

  Notoatmodjo, Soekidjo (2002). Metodologi

  Depkes, Jakarta. Darajat, (1970). Pengetahuan dan Sikap

  Kesehatan , Andi Offset, Yogyakarta.

  Medika, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo (1993). Promosi

  Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan , Penerbit Salemba

  Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan

  Seksualitas Untuk Remaja , PKBI, Jakarta.

  Munajat, Nanang dkk (1998). Pendidikan

  Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

  Reproduksi Wanita, PT. Arcan, Jakarta.

  Remaja. diakses 7 Januari 2017) Manuaba, Ida Bagus Gde, (1998).

  7 Januari 2017).

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERAPI GETAR DALAM MENGURANGI NYERI SELAMA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAHPADA ANAK USIA 3 – 6 TAHUN DI RUMAH SAKIT H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU HERDY JUNIAWAN, Ners., M.Kep STIKES DARUL AZHAR BATULICIN ABSTRAK - Tampilan PENGARUH TE

0 0 10

LATAR BELAKANG - Tampilan GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG CARA MEMANDIKAN BAYI YANG BAIK DAN BENAR DI BPS SARIWATI JL.PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2015

0 0 14

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMASIN TAHUN 2015 DIAN PURNAMA SARI, S.ST AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN LATAR BELAKANG - Tampilan HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMAS

0 0 12

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG DETEKSI FAKTOR RISIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANJIR MUARA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

0 0 10

Sixtia Kusumawati, S.SiT.,MM Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan Email : sixtia_wibowoyahoo.co.id Abstrak - Tampilan PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MINATBELAJAR TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PEMASANGAN AKDR PADA MAHASISWA SEMESTER II AKADEMI KEBIDANAN BUNG

0 0 10

PERBEDAAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA WUS DI DESA PARIMATA TAHUN 2015 NOR ANIAH, S.ST., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan PERBEDAAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS ME

0 0 10

HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP FREKUENSI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN TAHUN 2015 MARIYANA, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan HUBUNGAN ANTAR PEN

0 2 10

Tampilan HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI 0 – 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

0 0 8

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 YERIKA ELOK N, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tamp

0 0 6

Tampilan ANALISIS PEMBERIAN ANTIBIOTIK OLEH TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN TANPA RESEP DOKTER DI SALAH SATU APOTEK WILAYAH BANJARMASIN UTARA

0 0 7