MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

  Edisi No : 146 | Tahun XIII SINERGI

  Februari 2015

  I S S N 1 9 7 8 - 8 0 8 0 ESA HILANG DUA TERBILANG R E F E R E N S I T E B I N G T I N G G I D E L I SINERGI Negeri Darurat Narkoba Narkoba Di Kota Kita Sudah Gawatkah ? Puluhan Pelajar Dijadikan Satgas Antisipasi Hati-Hati Terhadap

  0 0 1 4 6 Produk Pangan Impor Bermasalah

  771979 8 0 0 8 8 5

9 MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

  SINERGI

  Pimpinan Redaksi Drs.BAMBANG SUDARYONO Pembaca budiman…

  Kami menyapa dari meja redaksi pada edisi Februari 2015 ini. Betapa dalam satu bulan tera- khir banyak terjadi hal-hal yang terkadang di luar kehendak kita. Salah satu di antara kejadian besar di kota Tebing Tinggi ini, adalah in- dikasi terdeteksinya sejumlah PNS mengonsumsi Narkoba. Narkoba yang telah menjadi musuh nomor wahid di negeri ini ternyata melaku- kan serangan mematikan hingga ke titik nadi anak negeri, yakni PNS.

  Jika PNS sudah terserang oleh Narkoba, bagaimana lagi neg- eri ini bisa bertahan dari goncangan dahsyat sejarah nantinya. Tak han- ya itu, Narkoba juga memiliki imp- likasi negative yang memilukan di kota tercinta ini. Pertumbuhan penderita HIV/Aids ternyata men- jadi sesuatu yang menggelisah- kan, karena pertumbuhannya yang mencapai 80 persen dari tahun se- belumnya, meski pada awal tahun.

  Kegelisahan itu, menjadi trending topic SINERGI bulan ini untuk mengangkat rubric sajian uta- ma dengan tema ‘darurat narkoba’. Sejulah laporan dan artikel sengaja kami besut untuk kajian tema ini,

  Di antaranya ‘Ketika Narkoba Jadi musuh Utama’ menyusul ‘Jejak Narkoba Dari Masa Ke Masa’. Ke- mudian disusul topic ‘Lima Agama Memandang Narkoba’ dan ditutup peristiwa Narkoba di kota kita yang ditulis dari sejumlah pemberitaan.

  Tak puas dengan rubric itu, kami juga melengkapi dengan laporan tentang penyebaran Narko- ba di sekolah, ketika banyak siswa yang ternyata ketahuan meng- konsumsi Narkoba. Pada rubric kesehatan, kami juga melaporkan tentang perkembangan HIV/Aids dikota Tebing Tinggi. Ada pula sejumlah rubric menarik yang sen- gaja kami sajikan kepada pembaca sekalian. Misalnya, di halaman lingkungan hidup, ada laporan soal pembangunan yang mengabaikan lingkungan. Padahal, dampak dari pembangunan yang mengabaikan harmoni dengan lingkungan hanya akan menimbulkan masalah dan kesengsaraan bagi masyarakat.

  Pembaca sekalian…

  Kami juga menyuguh- kan laporan yang tak kalah me- narik dari masa lalu, misalnya tentang sosok ulama kharismatik yang pernah hidup dan berkarya di Tebing Tinggi, bernama Syekh

  Kadli Kerajaan Negeri Padang ini, hingga kini masih meninggal- kan warisan masa lalu yang pantas diapresiasi oleh masyarakat kota ini. Ada juga rubric lain di ko- lom agama tentang perang proksi. Perang proksi adalah perang yang tidak menggunakan senjata kon- vensional, tapi memakai senjata non konvensional. Topik ini men- gantar pembaca untuk tahu apa itu yang namanya perang di era damai.

  Di rubric pluralis, warta- wan tamu kita melaporkan tentang perayaan tabuik d Pariaman, yang awalnya berasal dari ritual keaga- maan, kemudian dimodifikasi men- jadi pesta kebudayaan. Sayang juga untuk diabaikan, laporan kami soal Ahmadiyah dan hak minoritas. Hal itu berdasarkan kasus ditolaknya perayaan yang akan diadakan Ah- madiyah di kota Tebing Tinggi. Padahal, sesuai UUD 1945, semua kelompok agama di negeri ini selay- aknya mendapatkan haknya yang telah dibawanya sejak dari lahir.

  Kami juga memuat sejum- lah tulisan budaya dan seni guna memberikan kesempatan kepada penulis-penulis muda dan pela- jar untuk menayangkan karyanya di majalah tercinta ini. Beberapa laporan lain, sengaja kami majukan untuk menjadi bacaan menyenang- kan, diantaranya ‘foto memories’ yang menyeritakan tentang keg- iatan di masa lalu yang terekam oleh kamera Humas Pemko Tebing Tinggi. Foto-foto ini kami dapat- kan dari gudang simpanan tak terurus yang ada di Bagian Humas PP Pemko Tebing Tinggi. Orang menganggap foto lama tak ada berarti, selain kenangan. Namun, kenangan akan jadi berharga, jika sosok yang ditampilkan adalah mereka-mereka yang punya seja- rah dan kehidupan di masa lalu.

  A k h i r n y a , d a r i m e j a r e d a k s i k a m i s a m p a i k a n salam dengan harapan sajian SINERGI kali ini akan membuat pembaca sekalian jadi puas. @

H. OK Machmoed Syafii. Hoofd

2 Dari Redaksi

  SINERGI KETUA PENGARAH Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi ) WAKIL KETUA PENGARAH Ir.H.OKI DONI SIREGAR ( Wakil WaliKota Tebing Tinggi ) PENGENDALI

  29.

  INFO NASIONAL

  MOMENTUM SINERGITAS Negeri Darurat Narkoba UTAMA Narkoba Di Kota Kita Sudah Gawatkah ? Ketika Narkoba Jadi Musuh Kita Bersama Jejak NarkobaDari Masa Ke Masa Pandangan 5 Agama Di Indonesia Tentang Narkoba PENDIDIKAN Puluhan Pelajar Dijadikan Satgas Antisipasi Narkob a EKONOMI Hati-Hati Terhadap Produk Pangan Impor Bermasalah KESEHATAN Ibu Harus Utamakan ASI Kepada Bayinya HUKUM Ahmadiyah Dan Hak-Hak Minoritas LINGKUNGAN HIDUP WANITA LENSA PEMKO PEMKO KITA PARLEMENTARIA AGAMA SOSIAL OLAH RAGA OPINI PROFIL BUDAYA CERPEN PLURALIS

  59. SALAM REDAKSI

  58.

  57.

  55.

  53.

  51.

  49.

  47.

  45.

  44.

  42.

  41.

  24.

  H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli ) PENANGGUNG JAWAB Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum ) PIMPINAN REDAKSI Drs. Bambang Sudaryono (Kabag Adm. Humas PP) WAKIL PIMPINAN REDAKSI Maslina Dalimunthe.SE (Kasubag Adm. Humas PP) BENDAHARA : Zulhadin.SH KOORDINATOR LIPUTAN Drs Abdul Khalik, MAP SEKRETARIS REDAKSI Dian Astuti REDAKSI Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda, Ulfa Andriani,S.Sos LAYOUT DESAIN GRAFIS Aswin Nasution, ST FOTOGRAFER : Sulaiman Tejo, Tomy Erlangga, Agung Purnomo KOORDINATOR DISTRIBUSI Edi Suardi, S.Sos Ridwan LIPUTAN DAN REPORTER Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepan- jang tidak mengubah isi dan maknanya.

  22.

  21.

  19.

  18.

  17.

  16.

  7.

  6.

  4.

  E D I S I 1 4 6 | F e b r u a r i 2 0 1 5 2.

  J A J A R A N R E D A K S I TA H U N 2 0 1 4 REFERENSI TEBING TINGGI DELI D A F T A R I S I

  SINERGI Redaksi JUANDA Redaksi KHARUL HAKIM Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI Bendahara ZULHADIN, SH Koordinator Liputan Drs.ABDUL KHALIK,MAP Pimpinan Redaksi Drs.BAMBANG SUDARYONO Wakil Pimpinan Redaksi MASLINA DALIMUNTHE,SE ESA HILANG DUA TERBILANG

  TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/ 286 TAHUN 2002

  Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Eimail : sinergi@tebingtinggikota.go.id Facebook : majalah_sinergi@tebingtinggikota.go.id

  IKLAN OVOP GRATIS TEPIAN Redaksi RIZAL SYAM Distributor RIDWAN Koordinator Distributor EDI SUARDI Layout Desain Grafis ASWIN NAST,ST Foto Grafer Sinergi SULAIMAN Foto Grafer Sinergi AGUNG PURNOMO Redaksi ULFA ANDRIANI,S.Sos Distributor TOMY ERLANGGA

  SINERGI M o m e n t u m

ESA HILANG DUA TERBILANG

  

SINERGI SINERGI Sinergitas

  B

  erdasarkan statistik di Indonesia telah ter- dapat 4,5 juta orang yang terkena narko- ba, serta ada 1,2 juta orang yang sudah tidak bisa dire- habilitasi karena kondisinya dinilai terlalu parah. Ada sebanyak 40-50 orang di Indonesia yang meninggal setiap hari diakibatkan narkoba.

  Menyikapi hal ini, Pres- iden Jokowi mengatakan Republik Indonesia sudah sampai ke tahap darurat narkoba. konsekwensinya ia tidak akan mengabulkan grasi yang diajukan pengedar narkoba. Hingga kini penyebaran pen- yalahgunaan narkoba sudah ham- pir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang ingin merusak generasi penerus bangsa.

  Upaya pemberantas narko- ba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungki- nan untuk menghindarkan narko- ba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia

  SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam penyalah- gunaan narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif un- tuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu men- jauhi penyalahgunaan Narkoba.

  Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan ber- bahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza. Kata ini merupakan singkatan dari Narko- tika, psikotropika dan zat adiktif.

  Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", men- gacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

  Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-sen- yawa psikotropika yang biasa di- pakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar perun- tukan dan dosis yang semestinya.

  Menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penu- runan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

  Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika ada- lah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman papaper somnifer- um (Candu), erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mem- pengaruhi susunan syaraf yang dapat membuat kita tidak mera- sakan apa-apa, bahkan bila ba- gian tubuh kita disakiti sekalipun.

  Psikotropika adalah ba- han lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-jenisnya adalah:

  Sedangkan zat adiktif ada- lah zat-zat yang bisa membuat ket- agihan jika dikonsumsi secara ru- tin. Contohnya antara lain: alkohol, nikotin, kafein dan zat desainer. Agaknya Indonesia adalah tar- get dari kejahatan narkoba. Se- mua kita hendaknya bersiap-siap menjadi relawan untuk meng- hadapi bandit-bandit yang meru- sak eksistensi bangsa ini. Pe- muda, sebagai generasi yang menjadi penyangga eksistensi bangsa, harus segera diselemat- kan dari penyalahgunaan narkoba.

  (Khairul Hakim)

Negeri Darurat Narkoba

  Gambar Di Ambil Dari : butonpos.com

  SINERGI Utama

  Narkoba Di Kota Kita Sudah Gawatkah? SEBAGAI kota lintasan,

  kota Tebing Tinggi agaknya pan- tas khawatir dijadikan sebagai ba- sis transit peredaran Narkoba ke berbagai daerah. Sejak lama kota Tebing Tinggi menyimpan potensi itu, di mana sejumlah kampong telah diberi gelar tidak sedap, ka- rena aktifitas peredaran Narkoba di kawasan itu sangat tinggi. Se- but saja misalnya, Kampung Kur- nia dan Kampung Rao, pada era 1990 an pernah disebut sebagai 'Columbianya Tebing Tinggi.'

  Hingga kini, prestasi terha- dap pemberantasan Narkoba seper- ti jalan di tempat. Bahkan, saat ini barang haram itu sudah merasuk hingga ke jaringan birokrasi. Hal itu, membuat Wali Kota Ir. H. Umar Zunadi Hasibuan, MM, benar-be- nar khawatir, sehingga mengambil langkah antisipasi. Caranya mel- akukan tes urin atas PNS. Berikut laporan terkait kebijakan yang di- lakukan Pemko Tebing Tinggi itu.

  PNS Tes Urine Anti Narkoba

  Pemerintah Kota Tebing Tinggi, kata Wali Kota, akan mel- akukan tes urine terhadap seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di se- luruh instansi yang ada. Jika dalam pelaksanaan tes itu nantinya, dite- mukan PNS yang terdedah Narko- ba, maka PNS bersangkutan akan mendapatkan sanksi, baik ringan maupun berat sesuai tingkatannya.

  "Bagi PNS yang mengon- sumsi maupu kecanduan Narko- ba, tidak ada ampun," tegas Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, saat memimpin apel usai libur Tahun Baru 2015 di halaman sec- retariat Pemko Tebing Tinggi, ke- marin. Terlihat dalam pelaksanaan apel itu, seluruh PNS di jajaran sekretariat Pemko Tebing Tinggi serta berbagai satuan kerja per- angkat daerah (SKPD) lainnya.

  Walikota Tebing Tinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan,MM Serta PNS Di Pemko Tebing Tinggi Melakukan Pemeriksaan Tes Urine SINERGI Utama

  semestinya menjadi teladan yang baik ditengah lingkungan kerja maupun ditengah masyarakatnya. Hal itu, merupakan bagian pent- ing yang tak bisa dihindari PNS, karena status sosial dan pekerjaan mereka menjadi tolok ukur dalam kehidupan masyarakat. "Jadi, jika terdapat PNS mengkonsumsi atau kecanduan Narkoba, sama artinya telah mencoreng korps dan juga masyarakat di lingkun- gannya," tegas Umar Zunaidi. Wali Kota juga menegaskan dalam satu tahun belakangan ini, kasus konsumsi Narkoba di kalangan PNS mulai meningkat. Bahkan, ada di antara mereka yang ter- tangkap, sehingga harus diproses secara hukum. "Kasus seperti ini jelas merusak citra PNS dan Pemko Tebing Tinggi," terang dia.

  Selain PNS, Wali Kota, tidak menafikan tes urine terhadap tenaga honorer maupun mereka yang bekerja di Pemko Tebing Tinggi. Diharapkan, PNS dan aparat pendukunganya di Tebing Tinggi ini bebas Narkoba, sehing- ga nantinya bisa jadi motor peng- gerak dalam mencegah terjadinya penyebaran di tengah masyarakat.

  Sebelumnya, salah seorang lurah di kota Tebing Tinggi tertang- kap membawa Narkoba jenis sha- bu, sehingga menjadi pembicaraan publik. Sedangkan tokoh agama dan masyarakat menyatakan tekad melakukan peranbg terhadap per- edaran Narkoba. Bahkan, salah seorang bandar Narkoba di kota itu berhasil diciduk aparat Sub- denpom dan Koramil setempat. Usai melakukan apel bersama, Wali Kota meninjau sejumlah ru- ang perkantoran di sekretariat Pemko Tebing Tinggi dan me- meriksa langsung daftar kehadiran PNS di komplek perkantoran Jalan Sutomo No.7 itu. Dalam penin- jauan itu, Wal Kota berdialog dan menyarankan sejumlah perbaikan terhadap ruangan yang ada serta peralatan yang digunakan. "Kalau bisa ruangan kantor di secretariat Pemko Tebing Tinggi ini ber- sihlah," tandas dia, saat menin- jau Bagian Adm. Humas dan PP.

  PNS Narkobais, Fenomena Gunung Es

  Indikasi adanya sembi- lan PNS di jajaran Pemko Tebing Tinggi menggunakan Narkoba dan obat-obatan terlarang, merupa- kan fenomena 'gunung es,' Patut diduga sekira 3,5 persen PNS di Pemko Tebing Tinggi telah men- gonsumsi Narkoba. Disarankan Wali Kota Tebing Tinggi segera mengambi langkah antisipasi dengan cara tes urin seluruh jaja- ran PNS Pemko Tebing Tinggi. Hal itu ditegaskan anggota DPRD kota Tebing Tinggi, Mhd. Syahril, SPd.I dan Asnawi Mangkualam, SHI, Jumat (23/1), menyikapi keterangan Wali Kota Ir.H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, ten- tang hasil tes urin BNNP Sumut. Menurut Mhd Syahril, SPd.I, su- dah seharusnya Pemko Tebing Tinggi siaga dengan indikasi adan- ya jajaran PNS yang mengonsumsi Narkoba. "Saya menilai ini fenom- ena gunung es," tegas politisi muda PKS kota Tebing Tinggi itu. Art- inya, jika diperiksa seluruh PNS aka nada ratusan yang diperkira- kan mengonsumsi Narkoba.

  "Tentu ini sesuatu yang mengkhawatirkan dan masuk ke- jadian luar biasa," imbuh dia. Dia, menyarankan agar Wali Kota se- rius melakukan langkah antisi- pasi terhadap fenomena dimaksud. Hal senada disampaikan politisi dari PPP Asnawi Mangkualam, SHI, yang berharap tes urin itu dilakukan berkesinambungan. Menurut Asnawi, banyak laporan yang diterima konsumsi Narkoba di kalangan SKPD sudah menjadi rahasia umum. Misalnya, di salah satu SKPD di komplek Jalan Gn. Leuser, sudah jadi gosip ada ok- num PNS yang tak pernah masuk kantor tapi terus menerima gaji setiap bulan, ternyata pecandu Narkoba. "Oknum itu ada hubun- gan pula dengan seorang pejabat," ungkap anggota DPRD itu. Asnawi menambahkan, jika gossip itu benar, jelas hal demikian aib bagi Pemko Tebing Tinggi. "Kita sarankan Wali Kota melakukan tes urin menyeluruh terhadap PNS, kita siap mendukung dananya diang- garkan di APBD," tegas Asnawi.

  Sementara Kadis Pendidi- kan kota Tebing Tinggi Drs. H. Pardamean Siregar, MAP, menya- takan dukungan atas tes urin ter- hadap PNS. "Kita harapkan jika ada yang terindikasi Narkoba, segera saja diumumkan. Ini pent- ing agar tidak membuat resah," ujar dia, disela-sela pertemuan dengan DPRD kota Tebing Tinggi.

  Sebelumnya, Wali Kota Ir.

  H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, membuat pernyataan hasil tes urin terhadap PNS di jajaran Pemko Tebing Tinggi, ada sembilan PNS terindikasi mengonsumsi Narko- ba. Tes urin itu dilakukan secara acak terhadap 258 PNS di ber- bagai SKPD oleh BNNP Sumut.

  Dikatakan, dari informasi yang ada PNS yang menjalani tes urin sebanyak 258 orang. Hasil pemeriksaan ternyata ada sembilan yang terindikasi, termasuk wanita. Jika dilakukan pemeriksaan terhadap sekira 3.500 PNS yang ada di Pemko Tebing Tinggi, ujar Syahril, patut diduga ada ratusan PNS yang mengonsumsi Narkoba .

8 Menurut Wali Kota, PNS

  SINERGI Utama

  H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, mengakui dari hasil tes urin yang di- lakukan Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Sumut, terdapat sembilan orang yang terindikasi Narkoba. Dari sembian itu terda- pat diantaranya wanita. Namun, Wali Kota tidak merinci siapa-sia- pa saja PNS yang terindikasi itu.

  Kh, dari berbagai sumber.

  Penyakit lain yang menim- bulkan kerusakan hati, adalah ber- lebihan dalam memandang dengan tidak menjaga penglihatan. Kemu- dian, berlebih-lebihan dalam hal mubah (boleh). Misalnya, berlebih- lebihan dalam bersolek bagi wanita, di mana syariat menganjurkan agar wanita bersolek untuk suami dan bukan bersolek untuk orang lain.

  Selain itu, penyebab ru- saknya hati adalah banyak ma- kan sehingga kenyang dan perut menjadi buncit. Kebiasaan orang seperti ini, terang Pulungan, lebih mementingkan dirinya dan cend- erung enggan berbagi kepada sesama. Demikian pula kebiasaan suka berlebih-lebihan dalam sega- la hal. "Allah memerintahkan kita untuk hidup sesuai dengan rezeki yang diberikan, di mana ketika rezeki bertambah kita bersy- ukur dan ketika rezeki berkurang kita bersabar," pesan aktifis Al Jam'iyatul Washliyah Sumut itu.

  Pertama, banyak bicara yang membuat hati menjadi keras. Bentuk-bentuk dari banyak bic- ara itu, misalnya suka berdebat, suka membantah, mempergun- jingkan hal-hal yang tak pent- ing, bergosip ria. "Orang model seperti ini dipastikan hatinya ru- sak dan susah menerima kebe- naran," ujar ustadz yang juga pe- nulis kolom agama di Waspada.

  Sementara itu, muba- ligh dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Fachrurrozy Pulungan, MA, dalam ceramah mengupas ten- tang penyakit hati yang banyak dialami manusia. Paling tidak, ujar Pulungan, ada lima macam penyakit hati yang diderita manu- sia, sehingga hati menjadi rusak.

  Selain itu, Walikota meng- ingatkan jajaran Disdik agar dalam melaksanakan tugas selalu komit- men kepada tugas mencerdaskan bangsa. Dikatakan, Pemko men- yadari hak dan kewajiban setiap PNS. Akan tetapi PNS juga harus memahami kesulitan yang diala- mi Pemko Tebing Tinggi dalam berbagai program. "Kalau mis- alnya tunjangan kinerja atau ser- tifikasi atau gaji sedikit terlambat, mestinya dipahami dan tak harus kasak kusuk. Itu bagian dari me- melihara hati," himbau Wali Kota.

  Hal itu diungkapkan saat memberikan sambutan di acara peringatan Maulid nabi Muham- mad SAW yang dilaksanakan jajaran Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, Kamis (22/1), di aula Balai Kartini. Terlihat hadir Kadis Pendidikan Drs.H. Pardamean Siregar, MAP, ber- sama pejabat SKPD lainnya dan ratusan keluarga besar Disdik.

  Terkait itu, beberapa kalan- gan menilai harusnya pemeriksaan urin PNS diumumkan pada hariitu juga. Namun, entah bagaimana BNN Sumut baru akan mengu- mumkan hasil tes urinnya, hari ini Selasa 20 Januari 2015. "Saya kira kalau mau jujur pemeriksaannya diumumkan sekarang, kan tes urin untuk tahu konsumsi atau tidak hanya hitungan menit saja," ujar seorang aktifis kemasyarakatan.

  BNN Tes Urin PNS

  Diterangkan, jika pejabat ternyata terindikasi Narkobais, tapi men- gaku tidak maka akan diambil tindakan segera. Namun, jika ada yang mengaku jujur telah men- gonsumsi Narkoba, maka tin- dakannya akan direhabilitasi.

  Dalam pemeriksaan BNN Sumut, jika nantinya ada pejabat yang terindikasi dan terbukti men- gonsumsi Narkoba, konsekwensin- ya harus melepaskan jabatannya.

  Diakui, dalam pemerik- saan urin PNS, dilakukan se- cara acak, khususnya terhadap PNS yang berhubungan langsung dengan masyarakat. "Pemerik- saan acak ini, karena dana yang besar, jadi harus kita lakukan sesuai kapasitasnya," ujar dia.

  "Jadi harusnya seluruh PNS mulai pimpinan puncak hingga bawah harus steril Narkoba," tegas dia.

  Wali Kota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, disela pemeriksaan urin terhadap pejabat dan PNS Pemko Tebing Tinggi, mengatakan saat ini Narkoba sudah menjadi momok menakutkan bagi negara, karena korban yang diaki- batkannya sangat tinggi. Sebagai abdi negara, ujar Wali Kota, semes- tinya PNS dan pejabat harus ber- sih dari Narkoba, karena bersama aparat keamanan lainnya jadi garda terdepan pemberantasan Narkoba.

  Tak hanya PNS, pulu- han pejabat Pemko Tebing Tinggi juga diinstruksikan Wali Kota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM, melakukan tes urin. Pulu- han pejabat SKPD itu melaku- kan tes urin di rumah dinas wali kota Jalan Sutomo. Di mana dalam pelaksanaannya, Wali Kota mengajak seluruh pejabat mel- akukan coffe morning di kantor Kejari Tebing Tinggi. Usai keg- iatan itu, tes urin pun dilakukan.

  Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumut, melaksanakan tes urin terhadap pejabat dan pegawai negeri sipil (PNS) dari sejumlah SKPD Pemerintah kota Tebing Tinggi, Senin (19/1). Tes urin itu dilakukan guna mendeteksi ke- mungkinan konsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang di kalan- gan aparatur sipili negara itu. Dari pantauan, tim BNN Sumut dipimpin AKBP Drs. H. Shafwan Khayat, M.Hum, mulai melaku- kan pemeriksa urin di kalangan PNS di sekretariat Pemko Tebing Tinggi, pada pagi hari. Keterangan Kasubbag Umum Agusman, petu- gas BNN yang mengambil sampel sebanyak 15 orang. Selanjutnya, mereka bergerak ke SKPD lainnya.

9 PNS Terindikasi Narkoba Wali Kota Tebing Tinggi Ir.

  SINERGI Utama

  Musuh Kita Bersama DATA yang dirilis BNN

  (Badan Narkotika Nasional) pada tahun 2012 saja mengungkap- kan bahwa pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4,5 juta orang, bukan main banyaknya, naudzubillahi min dzalik. Padahal bisa dikatakan mereka itu berada dalam rentangan usia yang masih produktif yang bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara. Menyak- sikan pemberitaan di media massa dalam beberapa tahun terakhir ini tenyata persoalan narkoba bukan- nya menurun malah marak terjadi dimana-mana di seluruh penjuru Tanah Air. Ini artinya bisa jadi ta- hun 2013 lalu angka 4,5 juta jiwa yang terlibat Narkoba bertambah sehingga mengalahkan jumlah penduduk Singapore yang hanya 5 juta jiwa. Alangkah sia-sianya hidup manusia Indonesia seban- yak itu, apa yang telah dilakukan oleh pemegang amanah rakyat (eksekutif, legislatif dan yudi- katif) dalam membendung bahkan memerangi narkoba di Indonesia?

  Boleh jadi oleh karena Muslim di Indonesia adalah may- oritas maka pengguna narkoba itu juga didominasi oleh mereka yang mengaku Muslim. Padahal aja- ran Islam sangat jelas dan terang benderang mengajak umatnya menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, menghindari perbuatan menganiaya diri sendiri dan men- jauhi perbuatan sia-sia yang meru- pakan perbuatan syaithon. Baru- baru ini pemasok narkoba yang berasal dari Iran ditangkap di pantai Sukabumi yang membawa tidak kurang 7 kilogram narkoba dalam berbagai jenisnya, sung- guh amat menyedihkan sekaligus menjengkelkan kenapa mereka para pemasok barang haram itu bisa demikian mudahnya masuk ke wilayah Indonesia.

  Jika Muslim di Indonesia adalah mayoritas maka logi- kanya pengguna narkoba itu juga didominasi oleh mereka yang mengaku Muslim. Padahal aja- ran Islam sangat jelas dan terang benderang mengajak umatnya menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, menghindari perbua- tan menganiaya diri sendiri dan menjauhi perbuatan sia-sia yang merupakan perbuatan syaithon. Baru-baru ini pemasok narkoba yang berasal dari Iran ditangkap di pantai Sukabumi yang mebawa tidak kurang 7 kilogram narkoba dalam berbagai jenisnya, sung- guh amat menyedihkan sekaligus menjengkelkan kenapa mereka para pemasok barang haram itu bisa dmeikian mudahnya masuk ke wilayah Indonesia.

  Boleh jadi mereka dan komplotannya telah berulangkali menyelundupkan barang syetan itu ke Indonesia, kebetulan saja ada yang tertangkap di Sukabumi, bagaimana dengan yang masuk melalui pantai-pantai lain di Indo- nesia yang begitu luas wilayahn- ya? Tentu saja persoalan ini tidak bisa dianggap sepele karena narkoba sama saja dengan ko- rupsi kakap yang termasuk dalam "extraordinary crime", perbuatan jahat luar biasa, yang dapat meru- sak umat manusia dalam jumlah besar.

  Oleh karena itu pemimpin termasuk Presidennya tidak boleh lalai dalam memimpin negeri ini apabila tidak ingin mendapat siksa berat dalam makhamah Allah SWT di akherat kelak atas kebo- dohannya dalam memimpin. Saya heran sudah jelas dalam Islam menjadi seorang pemimpin itu luar biasa beratnya tetapi masih saja orang berbondong-bondong menawarkan diri ingin jadi pem- impin tanpa tahu diri dan men- gaca diri, introspeksi atau dalam bahasa agamanya bermuhasabah tentang kemampuan dirinya dalam memimpin. Mereka tampak sudah dibelokkan pandangannya dan mungkin syetan telah berhasil merasuk mengiming-imingi elite bangsa ini bahwa menjadi pem- impin di Indonesia itu memang "uenak tenan", lebih banyak sen- angnya dari pada dukanya, oleh karenanya mereka merasa mampu menjadi pemimpin.

  Kembali kepada soal Narkoba ini, mengurangi kejaha- tan narkoba bukan sesuatu yang sulit asal ada kemauan serius dari pemimpin bangsa ini. Sesunguhn- ya dua kejahatan besar yang ten- gah menimpan Indonesia adalah korupsi dan narkoba. Untuk dua kejahatan besar dan luar biasa ini mesti ditangani secara luar biasa pula dengan penuh keseirusan tingkat tinggi. Jika tidak seperti itu maka sulit untuk mengikis kejahatan narkoba dan korupsi dari bumi pertiwi Indonesia. Sang pemimpin Nasional jangan terlalu banya beretorika terkai kedua masalah besar ini. Ia mesti segera menganggap kedua kasus besar ini sebagai bahaya nasional yang amat mengerikan serta dapat men- gancam keutuhan Negara.

10 Ketika Narkoba Jadi

  SINERGI Utama

  Seharusnya Presiden lang- sung saja memimpin di depan un- tuk mengganyang habis jaringan internasional dan nasional yang memasok barang haram narkoba kepada para generasi penerus bangsa ini. Dalam konteks pem- berantasan kejahatan narkoba pimpinan tertinggi di negeri ini perlu bekerjasama bergotong royong dengan rakyat untuk me- nyikat habis penjahat-penjahat? Anggap penjahat-penjahat narko- ba itu sebagai musuh bersama se- bagaimana dalam masa penjajahn dulu kita memiliki musuh bersama yakni pemerintah kolonialis Be- landa dan pada masa kemerdekaan kita juga memiliki musuh bersama yaitu para pemberontak yang in- gin memisahkan diri daroi NKRI. Tetapi pada masa itu dengan bergotong royong bersama rakyat pemerintah berhasil mengusir pen- jajah dari Ibu Pertiwi dan memad- amkan api pemberontakan dengan melibat pelaku makar. Cara-cara pemerintah terdahulu tersebut kiranya perlu ditiru oleh pemrin- tah sekarang dalam memberantas kejahatan narkoba.

  Dalam menghadapi musuh bersama yaitu penjahat narkoba para pemimpin negeri perlu turun langsung ke kantong-kantong rawan lalu lintas selundupan narkoba seperti wilayah sekitar pantai di Sukabumi dan wilayah perbatasan yang sering dijadikan lalulintas perdagangan dan pe- nyelundupan narkoba. Presiden dan jajarannya segera mengajak rakyat berpartisipasi tetapi bukan dengan cara berpidato dilaya TV melainkan menemui langsung rakyat dilapangan yang wilayahn- ya rawan disusupi para pengedar narkoba. Buat program bersama rakyat dalam upaya menghadang laju perdagangan narkoba yang dilakukan musuh bersama Negara tersebut.

  Sebenarnya banyak yang bisa dilakukan dalam membasmi peredaran narkoba asal sang pemimpin tertinggi tidak banyak duduk manis di Istana yang hanya menginstruksikan atau mendengar laporan tetapi tidak turun langsung ke lapangan di kantong-kantong peredaran narkoba dan meyakin- kan masyarakat betapa seriusnya pemerintah menangani persoalan narkoba yang dapat menghancur- kan masa depan bangsa ini.

  Kejahatan narkoba meru- pakan musuh bersama seba- gaimana penjajah dulu adalah juga musuh bersama bangsa ini yang terdiri dari rakyat dan pemimpin- nya. Oleh karena itu tanpa gotong royong bersama rakyat tidak akan mungkin pemerintah sekarang ini bisa berhasil mengalahkan para penjahat narkoba yang mendunia. Mereka (para penjahat narkoba) memiliki jaringan internasional yang luas dan ibarat negara-negara penjajah tempo dulu yang saling membantu sesuai kepentingan- nya, para penjahat narkoba juga demikian, mereka saling bantu membantu demi kepentingannya meraup keuntungan dari peredaran barang haram tersebut.

  Apabila narkoba bersama para pemasok, pengedar dan penjualnya kita sikapi sebagai mush bersama maka mereka tidak hanya berhadapan dengan pemer- intah tetapi juga rakyat banyak. Tugas pemerintah kini melakukan pendekatan kepada rakyat, laku- kan kampanye secara massif dan berkelanjutan dengan melibatkan para tokoh masyarakat, kyai, ulama dan guru setempat. Tetap- kan terlebih dahulu Negara dalam keadaan darurat narkoba dan jadikan narkoba itu sebagai musuh bersama lalu wujudkan gerakan nasional yang melibatkan kom- ponen-komponen bangsa dalam memerangi persoalan narkoba. Aries Musnandar. www.kompasiana.com.

  Diakses, Kh, 18/2/2015 SINERGI

  M

  engutip istilah dalam en- siklopedia, sebenarnya kata narcotic secara eti- mologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya kelenger, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke kon- teks yang artinya opium (candu). Dalam bahasa kita Narkoba adalah kependekan dari narkotik dan bahan berbahaya. Namun benarkah Narkoba begitu berba- haya? Dari sisi medis, narkoba bukan sesuatu yang mengancam jiwa, narkoba hanya satu dari beberapa alternatif 'obat' untuk mengobati rasa sakit. Sejak awal peradaban manusia, narkoba atau dulu lebih tenar dengan sebutan 'candu' sudah digunakan sebagai salah satu terapi pengobatan. Seiring berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja dampa- knya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit dan membuat hidup jadi lebih 'ringan'. Seperti kita ketahui segala sesuatu yang digunakan secara berlebihan tak akan berdampak baik bagi diri kita. Penggunaan narkoba diluar jalur medis apalagi dengan menambah dosis dan kebiasaan pecandu yang meng- gunakan jenis narkoba berbeda (polydrug use) atau meramu jenis drug yang berlawanan jenis untuk mendapatkan efek berbeda (mix- ing drugs) semakin membuat kompleks dampak yang muncul akibat penggunaan narkoba. Asal Muasal Candu Candu pertama dikenal oleh bangsa Sumeria, mereka me- nyebutnya "Hul Gill" yang artinya 'tumbuhan yang menggembirakan' karena efek yang diberikan tum- buhan tersebut bisa melegakan rasa sakit dan memudahkan peng- gunanya cepat terlelap. Namun filsuf dan ahli medis Hippocrates, Plinius, Theo- phratus dan Dioscorides menggu- nakan candu sebagai bagian dari pengobatan, terutama pembeda- han. Saat itu Hippocrates belum menemukan bahan aktif candu namun ia tahu kegunaan candu yang sifatnya analgesik (pereda rasa sakit) dan narkotik.

  Candu mulai dikenalkan di Persia dan India oleh Alexander the Great pada 330SM. Pada jaman itu orang India dan Persia menggunakan candu dalam acara jamuan makan dengan tujuan rileksasi. Pada 1680 seorang ahli farmasi Thomas Sydenham men- genalkan Sydenham's Laudanum yaitu campuran hrba dan anggur. Belanda mula mempopulerkan penggunaan pipa tembakau untuk mengisap menghisap candu dita- hun yang sama.

  Jejak Narkoba Dari Masa Ke Masa Mendengar Kata Narkoba Pasti Yang Mampir Dibenak Kita Adalah Seputar Ganja, Heroin, Opium, Exctasy, Putau Dan 'Ganknya', Barang-Barang Laknat Penghancur Masa Depan Bahkan Disebut-Sebut Sebagi Perusak Generasi Paling Mujarab. Lalu Apa Narkoba Itu Sendiri ? Pernahkah Kita Mencoba Mengenalnya Dari Dekat, Dari Sisi Keilmuan Ataupun Dari Sisi Psikoligis Bukan Hanya Pendekatan Secara Fisik.

  Dulu candu masih dikonsumsi mentah, baru pada 1805 morfin mulai dikenal untuk pertama kalinya menggantikan candu mentah (opium). Penggunaan candu yang berlebihan akan menyebabkan ketagihan dan sesak. Hampir selama 100 tahun 'kelebihan' candu ini tak diboyong ke Eropa karena dulu Bangsa Eropa menganggap apapun yang dibawa dari Timur adalah barang setan. Candu mentah hanya digunakan untuk pengobatan sampai akhirnya Ratu Elizabeth I menyadari kelebihan opium dan membawanya ke Inggris

12 Utama

  SINERGI Utama

  Penggunaan jarum suntik baru dikenalkan oleh Dr. Alexander Wood dari Edinburgh, semakin memudahkan para pemadat meng- gunakan candu, bahkan tiga kali lebih cepat dari cara biasa. Baru pada akhir abad ke- 19 ahli kimia mulai mengubah struktur molekul morfin dan mengubahnya menjadi obat yang kurang menyebabkan ketagihan. Tepatnya 1874 peneliti C.R. Wright menemukan sintesis heroin (putaw) dengan memanaskan morfin. Peredaran opium selama abad 19 ini makin berkembang pesat di Amerika, selain penggu- naan opium yang terkesan seram- pangan di bidang medis, opium mudah sekali dijumpai di Amerika dalam bentuk tonikum, obat-batan paten bahkan menyudut opum di sarang-sarang pencandu tak dapat lagi dihindari. Sebuah gejala epidemic diakhir tahun 1800-an. Ironisnya para pencandu morfin ini banyak dijumpai dikalangan serdadu yang terluka saat Perang Dunia. Karena daya 'nagih' candu, akhirnya pada 1878 Kerajaan Inggris mengeluarkan undang-undang untuk mengerem penggunaan dan impor opium secara bebas terutama dari Cina. Hal senada juga diberlakukan di Amerika dengan mengeluarkan Undang-Undang Makanan dan Obat (Pure Food and Drug Act) pada 1906 yang meminta pihak farmasi memberi label yang jelas untuk setiap kandungan opium dalam obat yang mereka produksi. Namun peraturan tersebut tak banyak membantu bahkan per- edaran opium makin tak terkontrol dan dijual secara bebas. Hal ini semakin memicu jumlah pencan- du, terutama dikalangan tentara dan wanita bersalin. Melihat hal tersebut St. James Society mena- warkan sample cuma-cuma untuk para pencandu dengan tujuan menghilangkan ketagihan serta mengurangi peningkatan penagih heroin yang tak terbendung. Apa yang dilakukan St. James Society tak banyak mem- bantu sampai akhirnya pada 17 Desember 1914 Harrison Narcot- ics Act menetapkan peraturan bagi siapapun pengguna dan penjual wajib membayar pajak, menga- tur regulasi penjualan narkotik, melarang memberi narkotik pada pencandu yang tak memiliki keinginan untuk sembuh, mena- han paramedis dan menutup panti rehabilitasi. Pada 1923, Badan Obat Amerika (FDA) melarang penjualan semua bahan narkotik terutama heroin, namun para pencandu bisa mem- belinya pasar gelap. Pasar gelap pertama dibuka di Chinatown, New York.

  Tahun 1970 Presiden Amerika Richard Nixon melancar- kan perang terhadap Heroin. Salah satu langkah Nixon adalah berjanji membantu kesejahteraan Turki yang selama ini menjadi pemasok utama heroin ke Amerika mulai tahun 1950-1970 dengan memberi menyediakan tentara bantuan dan meningkatkan perekonomi. Rakyat Turki juga ban- tuan senilai 35 juta per tahun sebagai imbalan memusnahkan ladang opium dan menggantinya dengan tanaman lain terutamanya di wilayah Anatolia, karena Ana- tolia merupakan produsen utama opium di Turki. Turki membutuh- kan waktu setahun untuk memus- nahkan ladang opium dan mem- bakarnya dengan herbisida yang dikirim Amerika.

  Awal abad 19 opium dibawa ke daratan Cina (Tiongkok) oleh para pedagang Inggris sebagai pengimbang ekspor teh ke Inggris. Opium di Tiongkok digunakan se- bagai obat selain diperdagangkan. Pada masa Emperor Yung Cheng candu dihisap menggunakan pipa khas yang terbuat dari tanah liat dan diminum bersama arak. Asap candu ini diyakini bisa memberi- kan mimpi sewaktu tidur. Saat pemerintahan Kekai- saran Ming dan Ching, Cina menutup jalan perniagaan dengan dunia Barat karena mereka meng- ganggap mereka mampu memen- uhi keperluan rakyat dan tidak mau bergantung pada Barat. Hal ini sangat menyulitkan Inggris, karena barang-barang Tiongkok seperti sutera, tembikar, rempah dan teh yang dimonopoli oleh Inggris memiliki pasaran luas di Eropa. Melalui rundingan perda- gangan akhirnya kekaisaran Cina mengijinkan Inggris berdagang di Cina tepatnya di Guangzhou (Canton). Namun Inggris men- yalahgunakan kesepakatan ini dengan memasukkan opium ke Guangzhou setelah mereka meng- etahui penggunaan candu cukup meluas dikalangan penduduk. Mereka ingin menjalankan perda- gangan baru yaitu menjual opium atau candu. Langkah Inggris memasuk- kan opium ini direspon kalangan pencandu Guangzhou, apalagi Inggris memiliki akses mudah mendapatkan opium dari In- dia, yang secara geografis dekat dengan daratan Cina, sangat memudahkan peredaran opium di masyarakat Guangzhou. Mengethui semakin banyaknya pencandu Guangzhou, pada masa pemerintahan Kaisar Tao Kwang pada 1839, satu langkah tegas diambil Kwang untuk mengatasi masaah kecanduan di masyarakat. Kwang memerintahkan Komisaris Lin Tse-Hsu untuk memusnahkan dan membakar candu ilegal di Guangzhou. Pembakaran ini mem- buat berang Inggris dan menjadi awal dimulainya Perang Candu I. SINERGI

  14

  selama tiga tahun (1839-1842) ini menyisakan kelalahan besar- besaran bagi bangsa Cina, seban- yak 30 ribu rakyat Cina menjadi korban perang yang memaksa Cina untuk menandatangani Treaty of Nanjing (1842) dan The British Supplementary Treaty of the Bogue (1843).

  Dalam perjanjian tersebut Cina wajib membayar upeti 21 juta ke Inggris sebagai ganti rugi.

  Cina juga harus membuka kemba- li pintu perniagaan ke dunia barat, dengan membuka pelabuhan di Guangzhou, Jinmen, Fuzhou, Ningbo, dan Shanghai. Inggris juga meminta wilayah Hong Kong menjadi tanah jajahan mereka. Perjanjian Nanjing menjadi pintu pembuka peredaran candu dan pembuka pintu dagang Barat ke Timur.

  Perang Candu II terjadi antara Inggris, Prancis, dan Cina pada 1856 yang dipicu pencarian kapal milik Inggris 'The Arrow' oleh bangsa Cina secara ilegal di Guangzhou. Hal tersebut mem- buat marah Inggris yang kembali mengobarkan perang dan kem- bali memenangkan peperangan. Guangzhou diduduki pasukan Inggris-Prancis sampai 1861.

  Cina kembali mengalami kekalahan dan dipaksa menanda- tangai Treaty of Nanjing (1858) dimana Perancis, Rusia dan Amerika iku ambil bagian. Dalam perjanjian ini Cina bersedia mem- buka sebelas pelabuhan, dibu- kanya kedutaan asing, memberi sanksi pada aktivist misionaris Kristen serta melegalkan impor candu.

  Perang kembali pecah tahun 1859 saat Cina menghalangi masuknya diplomat asing ke Bei- jing dan keinginan Inggris untuk memaksakan beberapa pasal baru dalam perjanjian Nanjing. Kali ini Inggris dan Perancis mengua- sai Beijing dan membakar Istana Musim panas Kaisar (Yuan ming yuan). Konvensi Beijing tahun 1860 memutuskan Cina dipaksa untuk mematuhi kembali syart- syarat yang tertera di Perjanjian Nanjing dengan menyertakan beberapa konsensi tambahan dan mengakhiri perang. (source: Waley, The Opium War through Chinese Eyes (1958, repr. 1968); H.-P. Chang, Commissioner Lin and the Opium War (1964); P. W.

  Fay, The Opium War (1975); en- siklopedia Cambridge University Press). Diposkan Linda.www.ek- spresidiri.blogspot.com. Diakses, 17/2/2015 oleh Kh

   S E M U A agama yang resmi di Indonesia,

  ajaran-ajarannya menolak penggunaan Narkoba secara salah kaprah. Apa yang dimaksud dengan salah kaprah, adalah penggunaan Narkoba tidak pada tempatnya, sehingga menimbulkan kerusakan. Berikut kami sa- durkan pandangan agama-agama terhadap zat itu.

  Menurut ajaran Agama Islam NARKO- BA pada dasarnya diharamkan, sebab NARKOBA mempunyai mudlarat (daya rusak) yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan manfaatnya. Selain haram, penyalahgunaan NARKOBA juga dipandang sebagai bagian dari perbuatan syetan. Karenanya Allah menyeru agar seluruh umat Islam menjauhi NARKOBA, melalui firman Nya yang artinya : " Hai orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan ter- masuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran

  (meminum) khamar dan berjudi itu ". ( Q.S. Al-Mai- dah : 90-91 ).Surat tersebut di atas diperkuat den- gan Sabda Rasulullah SAW yang artinya :" Jauhilah olehmu minuman keras ( NARKOBA ), karena ia awal dari segala bentuk kejahatan ". ( HR. Al-Hakim ).Hadis tersebut di atas, menyerukan kepada kita un- tuk menjauhi NARKOBA, karena selain berbahaya bagi diri si penggunanya, juga dapat menyeret ke- pada kejahatan-kejahatan yang lainnya, seperti ber- zina, mencuri, membunuh dan lain sebagainya. Jika orang telah kecanduan NARKOBA, maka lambat laun bisikan syetan lah yang akan cenderung diiku- tinya. Sebagaimana disinggung dalam hadis berikut :

  " Seorang hamba Allah tetap dalam suatu ke- lapangan karena agamanya, selama ia tidak minum- minuman keras. Akan tetapi bila ia minum-minuman keras, maka Allah akan menggoyahkan tabirnya, sehingga syetan menjadi kawannya, jadi penden- garnya, jadi penglihatannya, jadi kakinya. Kemudia ia dibawa syetan kepada setiap kejahatan dan ia di- palingkan diri dari setiap kebaikan". ( HR. Thabrani ).

  Pandangan 5 Agama Di Indonesia Tentang Narkoba Utama

1) Agama Islam

  SINERGI

  Adapun yang dimaksud dengan khamar dalam Is- lam, bukanlah sebatas ARAK atau MINUMAN BERALKOHOL saja, tetapi juga setiap zat yang dapat memabukkan, baik berbentuk zat cair mau- pun zat padat, seperti dikutib dari sabda Rasullullah SAW dalam hadis berikut :" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan ( dan merusak fungsi akal ) adalah khamar dan setiap khamar ada- lah HARAM ". ( HR. Abdullah Ibnu Umar. RA )

  2) Agama Kristen

  NARKOBA dalam pandangan aga- ma Kristen Katholik dan Protestan juga meru- pakan barang HARAM. Sebagaimana bisa kita kutib dari firman-firman sebagai berikuit : " Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan- perbuatan kegelapan yang tidak berbuahklan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbua- tan itu ". ( Galatia 5 : 11 )." YESUS berkata kepada murid-murid Nya : Setiap orang yang mau mengi- kuti Aku, ia harus menyangkal ". ( Matius 16 : 24 ). " Marilah kita melakukannya dengan mata tertuju kepada YESUS, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada kes- empurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan ". ( Ibrani 12 : 2 ).Dari firman-firman tersebut di atas, dapat dipahami bahwa umat Kristiani dilarang mel- akukan perbuatan-perbuatan yang destruktif (meru- sak), termasuk penyalahgunaan NARKOBA. Seba- liknya, umat Kristiani diperintahkan untuk mengikuti jejak YESUS, dengan keharusan untuk menyangkal setiap ajakan hawa nafsu yang dapat menjerumuskan manusia kepada kehinaan.Dalam pandangan agama Kristen, dikatakan bahwa tanpa disadari "Pecandu NARKOBA" berarti telah meninggalkan kayu salibn- ya, dan berjalan berseberangan dengan YESUS. Se- bagaimana firman Nya :" Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid Ku ". ( Lukas 14 : 27 )." YESUS memanggil murid-muridnya dan berkata : Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memi- kul salibnya dan mengikuti Aku ". ( Markus 8 : 34 ).Penyalahguna NARKOBA adalah orang-orang yang telah sesat, karenanya mereka ditegur dan diingatkan Allah, dalam firman Nya :" Sesungguhnya berba- hagialah manusia yang ditegur Allah, sebab itu jan- ganlah engkau menolak didikan Yang Maha Kuasa ". ( Ayub 15 : 17 )." Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya, serta teguran yang mendidik itu jalan kehidupan ". ( Amsal 29 : 15 )." Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibi- arkan mempermalukan ibunya ". ( Amsal 29 : 15 ).

  3) Agama Hindu

  Dalam pandangan Agama Hindu penyalah- gunaan NARKOBA tergolong DOSA BESAR. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Slokantara, Sloka 16 :" BRAIMA WADAH SULAPANAM SUWARNA STEYARNEWA GURARWADHO

  MOHAOALAKAMUCYATEW ". Yang artinya : " Membunuh Brahmana, meminum minuman keras, mencuri emas, memperkosa gadis perawan, dan membunuh guru ini dinamai DOSA BESAR ( Mala- petaka )".Selain itu, Agama Hindu juga melarang manusia melakukan 5 M, yaitu : – MALING, artinya mencuri, – MINUM, artinya minum-minuman keras yang banyak mengandung alkohol. – MAIN, artinya berjudi. – MADON, artinya suka menjajakan cinta kepada perempuan atau berzina. – MADAT, artinya penyalahgunaan NARKOBA.Dengan demikian, Agama Hindu juga memandang NARKOBA sebagai barang HARAM, karena dapat merusak keseimban- gan jasmani dan rohani juga merusak keseimban- gan antar unsur dalam tubuh jasmani manusia itu sendiri. Selain itu NAKOBAS juga dipandang se- bagai penghalang bagi manusia untuk dekat dengan Tuhan. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci Agama Hindu ( Sarajamus Sloka 256 ) :" Janganlah hendalta mengambil barang orang lain, janganlah meminum minuman keras dan obat-obatan terlar- ang, melakukan pembunuhan, berdusta, karena itu akan menghalangimu untuk menyatu dengan Tuhan.

  4) Agama Budha