PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP NIAT (1)

PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP NIAT KUNJUNGAN ULANG
WISATAWAN DENGAN KEPUASAN WISATAWAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA TAMAN SAFARI INDONESIA CISARUA BOGOR
Oleh:
AJENG FITRI NURLESTARI
Strata Satu Program Usaha Perjalanan Wisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor
E-mail : ajengfitrinurlestari@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, pertama untuk mengetahui pengaruh daya
tarik wisata terhadap kepuasan wisatawan, tujuan kedua untuk mengetahui pengaruh
kepuasan wisatawan terhadap niat kunjungan ulang dan tujuan yang ketiga untuk
mengetahui pengaruh langsung daya tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang wisatawan
di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode analisis deskriptif, teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden di lokasi wisata dan metode pengujian
hipotesis menggunakan analisis jalur dengan program IBM SPSS Statistik 20.0. hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa daya tarik wisata berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (H1 diterima), hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan
bahwa kepuasan wisatawan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia (H2 ditolak) dan hasil hipotesis

ketiga menunjukan bahwa daya tarik wisata memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia (H3 diterima).
Kata Kunci : Daya Tarik Wisata, Kepuasan Wisatawan, Niat Kunjungan Ulang Wisatawan
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan industri yang tidak
memproduksi barang melainkan hanya
memasarkan objek daya tarik wisata yang
telah ada di setiap daerah dan menyertakan
pelayanan terbaik sebagai fasilitas penunjang
kepada berbagai kelas masyarakat, industri ini
membentuk sebuah kombinasi dari berbagai
industri lain seperti perdagangan, industri
makanan, transportasi dan industri perhotelan
sebagai akomodasinya.
Perkiraan kunjungan wisatawan global di
kawasan Asia tahun 2014 menurut World
Tourism Organization akan mencapai 263
juta wisatawan dengan pertumbuhan rata-rata
5% setiap tahunnya dimana pertumbuhan
terbesar berada di kawasan Asia Tenggara

termasuk Indonesia sebesar 7,6% setiap
tahunnya. Berdasarkan angka tersebut maka
perekonomian indonesia akan didominasi oleh
sektor pariwisata sebagai penerima devisa dan
akan menyerap banyak investasi di Indonesia.

Jurnal Pariwisata 2016

Menurut data dari kementrian pariwisata
Indonesia tahun 2010 hingga 2014, industri
pariwisata menempati peringkat 4 nasional
dibawah minyak gas bumi, batu bara dan
minyak kelapa sawit.
Dalam usaha menarik minat wisatawan
diperlukan penanganan yang profesional atas
sektor pariwisata terutama tentang produk
wisata yang berhubungan dengan kepuasan
wisatawan. Produk wisata menurut Yoeti
(2006) yang menyatakan bahwa produk
wisata sebagai salah satu objek penawaran

dalam pemasaran pariwisata yang memiliki
unsur utama terdiri atas 3 bagian, yaitu : (1)
Daya Tarik Wisata, termasuk didalamnya
pariwisata yang bersumber dari alam (natural
and cultural based tourism), (2) Fasilitas yang
dimiliki objek wisata meliputi akomodasi,
industri makanan, parkir, area rekreasi, dan
(3) kemudahan dalam mencapai objek tujuan
wisata tersebut.

1

Prinsip utama kepuasan wisatawan
adalah perbandingan antara apa yang
diharapkan dengan tingkat kinerja yang
dirasakan oleh wisatawan. Artinya kepuasan
itu merupakan perbandingan antara kinerja
dan harapan, jika kinerja produk dirasakan
lebih tinggi dari harapan, maka wisatawan
akan senang dan puas. Sebaliknya jika kinerja

yang dirasakan lebih rendah dari harapan
maka wisatawan akan kecewa dan tidak puas
(unsatisfaction). (Coban, 2012)
Terdapat hubungan positif antara
kepuasan wisatwan dengan niat kunjungan
ulang wisatawan
yang berarti bahwa
wisatawan akan merasa terpenuhi tingkat
harapannya setelah melakukan kunjungan
sehingga meningkatkan komitmen pembelian
untuk berkunjung kembali ke objek tujuan
wisata tersebut. (Rozak, 2012)
Saat ini Kabupaten Bogor memiliki
beragam pilihan destinasi wisata yang dapat
menarik minat wisatawan baik wisatawan
domestik maupun internasional, dikarenakan
lokasi Bogor yang strategis berdekatan
dengan ibukota negara Jakarta dan Ibukota
Provinsi Jawa Barat yaitu Bandung,
memungkinkan wisatawan menjadikan Bogor

sebagai kota transit atau sebagai pilihan
alternatif dalam berwisata. Hingga tiga tahun
terakhir sejak 2013-2015 posisi destinasi
wisata paling diminati di Kabupaten Bogor
khususnya kawasan puncak masih ditempati
oleh Taman Safari Indonesia yang berlokasi
di daerah Cisarua, Puncak. Alasan Taman
Safari Indonesia Cisarua Bogor masih
menduduki peringkat tertinggi sebagai
destinasi yang paling diminati wisatawan
disebabkan tidak adanya kompetitor destinasi
wisata yang serupa diwilayah Kabupaten dan
Kota Bogor, walaupun untuk destinasi wisata
lain memiliki wahana rekreasi yang hampir
sama dengan Taman Safari Indonesia namun
tetap saja Taman Safari Indonesia memiliki
keunggulan tersendiri karena selain menjadi
area rekreasi wisatawan, destinasi wisata ini
termasuk kedalam lembaga konsevasi satwa
yang diperuntukan pula sebagai media

edukasi kepada masyarakat luas tentang
keberlangsungan habitat berbagai satwa
dialam bebas yang populasi satwanya kian
menurun setiap tahun.
Bila dilihat dari antusias wisatawawan
hingga saat ini Taman Safari Indonesia masih

Jurnal Pariwisata 2016

menjadi destinasi populer di Kabupaten
Bogor. Akan tetapi, kepopuleran suatu
destinasi wisata belum tentu bisa menunjukan
tingkat kepuasan wisatawan terhadap
destinasi wisata tersebut, bila berfokus pada
niat kunjungan ulang dan rekomendasi,
wisatawan yang memiliki niat untuk
melakukan kunjungan ulang akan sangat logis
untuk merekomendasikan destinasi wisata,
sementara
wisatawan

yang
bersedia
merekomendasikan destinasi belum tentu
akan melakukan kunjungan ulang ke destinasi
wisata tersebut. (Ahmad dan Badarneh, 2011)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
peneliti merumuskan malalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh antara daya tarik
wisata terhadap kepuasan wisatawan di
Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor?
2. Bagaimana pengaruh antara kepuasan
wisatawan terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan di Taman Safari Indonesia
Cisarua Bogor?
3. Bagaimana pengaruh langsung antara daya
tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan di Taman Safari Indonesia
Cisarua Bogor ?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Daya Tarik Wisata (Variabel Dependen)

Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia No.10 tahun 2009 menjelaskan
bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan
dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan
wisatawan.
Menurut Nyoman (1994) mendefinisikan
Daya Tarik Wisata sebagai segala sesuatu
yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi
dan dilihat. Sedangkan menurut Yoeti (2002)
menyatakan bahwa Daya Tarik Wisata atau
tourism attraction ialah segala sesuatu yang
menjadi daya tarik bagi orang untuk
mengunjungi daerah wisata tertentu.
Daya tarik tempat tujuan wisata
merupakan motivasi utama bagi wisatawan
untuk
melakukan

kunjungan
wisata
(Witt,1994 dalam Basiya R dan Hasan Rozak,
2012).
Menurutnya
destinasi
wisata
dikelompokan menjadi empat daya tarik,
yaitu:
2

1. Daya Tarik Wisata Alam (Natural
Attraction)
Meliputi pemandangan alam berupa daratan
dan lautan
2. Daya Tarik Wisata Bangunan dan
Arsitektur (Building Attraction)
Meliputi bangunan dan arsitektur bersejarah,
bangunan dan arsitektur modern, peninggalan
arkeologi dan monumen.

3. Daya Tarik Wisata yang dikelola
khusus ( managed visitor attraction)
Meliputi kawasan yang dikelola oleh
pemerintah atau pihak swasta seperti taman
hiburan, kebun binatang, taman kota.
4. Daya Tarik Wisata Budaya (Cultural
Attraction)
Meliputi museum, festival budaya, musik,
tarian tradisional, kampung budaya.
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah
segala sesuatu yang mempunyai nilai daya
tarik, keunikan dan kemudahan untuk
mencapai lokasi wisata yang dapat dijadikan
sebagai tujuan wisatawan untuk datang ke
suatu daerah tertentu.
Amusement Park
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Amusement Park atau Taman Hiburan
merupakan tempat yang mempunyai berbagai

jenis pertunjukan hiburan. Sedangkan
menurut Wikipedia (2015) Amusement Park
merupakan istilah yang ditujukan untuk
kelompok atraksi hiburan yang hanya
memiliki satu tema atraksi, memiliki lokasi
yang tetap dan tidak berpindah dalam jangka
waktu yang lama. Amusement Park termasuk
kedalam daya tarik wisata yang dikelola
khusus (Managed Visitor Attraction ) yang
dibangun oleh lembaga atau perusahaan yang
ditujukan untuk hiburan masyarakat, menurut
Witt (1994) dalam Rozak (2012) yang
termasuk kedalam Daya Tarik Wisata yang
dikelola khusus (Manage Visitor Attraction)
adalah Theme Park, Kebun Binatang.

Definisi Kebun Binatang dan Taman Safari
Terdapat perbedaan definisi antara kebun
binatang dengan taman safari, menurut
Peraturan
Mentri
Kehutanan
Nomor
P.31/Menhut-II/2012 menjelaskan sebagai
berikut :
Kebun Binatang : memiliki area kurang dari
15 hektar, dihuni oleh satwa yang

Jurnal Pariwisata 2016

ditempatkan di dalam kandang serta
penggunaan kendaran bermotor didalam area
kebun
binatang
tidak
diperbolehkan,
wisatawan diharuskan untuk berjalan kaki
didalam area kebun binatang
Taman Safari
: memiliki area minimal
seluas 50 hektar, berbagai satwa tidak
ditempatkan didalam kandang, namun
dibiarkan berkeliaran di area taman safari
sehingga hewan-hewan tersebut dapat
bergerak bebas, area taman safari dapat
dikunjungi
penggunjung
dengan
menggunakan kendaraan pribadi.
2. Kepuasan
Wisatawan
(Variabel
Intervening)
Definisi kepuasan menurut Philip Kotler
(2006:70) adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara kinerja produk yang
dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang
diharapkan. Jika kinerja suatu produk
memenuhi atau melebihi ekspektasi dari
wisatawan maka akn tercipta rasa puas pada
diri setiap wisatawan, sedangkan jika kinerja
produk berada dibawah harapan maka
seseorang akan merasa tidak puas dan
kecewa.
Menurut Simamora (2006 : 18) Kepuasan
Pelanggan adalah hasil pengalaman terhadap
produk, ini merupakan sebuah perasaan
pelanggan setelah membandingkan antara
harapan (Prepurchase Expectation) dengan
Kinerja Aktual (Actual Performance).
Berdasarkan definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kepuasan merupakan
fungsi dari kesan kinerja dan harapan, jika
kinerja sama dengan harapan maka wisatawan
akan merasa puas.
Kepuasan wisatawan dapat memberikan
beberapa manfaat menurut Assael (2007)
diantaranya :
1. Hubungan antara wisatawan dan host
destinasi wisata akan harmonis
2. Memberikan alasan yang baik untuk
melakukan pembelian ulang
3. Terciptanya loyalitas wisatawan dan
membentuk rekomendasi destinasi wisata
secara word of mouth kepada masyarakat luas.
4. Kepuasan wisatawan juga memperkuat
prilaku terhadap merek dan kemungkinan
besar konsumen akan menggunakan merek
yang sama pada masa yang akan datang.
3

Menurut Irawan ( 2002) dalam Ali
(2012) faktor pendorong kepuasan pelanggan
terbagi atas beberapa faktor berikut, yaitu :
1. Product Quality
Pelanggan akan merasa puas setelah membeli
atau menggunakan produk dan jasa yang
sesuai dengan harapan dengan kualitas yang
baik.
2.Price
Untuk konsumen yang sensitif, biasanya
harga yang terjangkau dengan kualitas produk
yang baik akan menjadi nilai lebih tersendiri
untuk menciptakan kepuasan pelanggan.
3.Service Quality
Untuk
memuaskan
pelanggan,
suatu
perusahaan hendaknya terlebih dahulu
meningkatkan pelayanan yang semaksimal
mungkin diberikan kepada pelanggan dan
selalu mengevaluasi pelayanan yang telah
diberikan secara langsung baik dengan
memberikan training product knowledge
kepada seluruh karyawan ataupun cara
menghadapi keluhan pelanggan secara benar.
4.Easiness
Kemudahan dan kenyamanan dalam mencapai
lokasi tujuan wisata dapat mempengaruhi
faktor kepuasan pelanggan.
3. Niat Kunjungan Ulang Wisatawan
(Variabel Independent)
Niat Kunjungan Ulang didefiniskan
sebagai minat beli kembali (purchase
intention ) yaitu keinginan yang kuat untuk
membeli kembali. (Fullerton dan Taylor,
2007)
Sedangkan menurut Belch (2009) Purchase
Intention adalah kecenderungan untuk
membeli sebuah merek sesuai dengan motif
pembelanjaannya dengan atribut atau
karakteristik merek yang dipertimbangkan.
Penerapan purchase intention dalam riset
dapat didefinisikan bahwa pelanggan akan
melakukan tindakan pembelian kembali
diwaktu yang akan datang sebagai respon
langsung dari prilaku paska pembelian dalam
jangka waktu tertentu.
Purchase Intention dalam hubungannya
dengan
kunjungan
wisatawan
dalam
pembelian jasa pariwisata disebut sebagai
behavior intention to visit dimana konsep ini
merupakan gabungan dari kualitas pelayanan
yang dirasakan, nilai layanan, kepuasan serta
prilaku niat membeli, Kepuasan telah terbukti

Jurnal Pariwisata 2016

menjadi suatu prediktor yang baik untuk
melakukan niat kunjungan ulang wisatawan..
(Baker dan Crompton, 2000)
Menurut Parasuraman, Zeitami dan Berry
dalam penelitian yang dilakukan oleh Fue
Zeng, Zuohao Hu, Rong Chen dan Zhilin
Yang (2009), bahwa Behavior Intention
dibagi menjadi tiga indikator utama, yaitu :
1. Recommendation
Suatu
niat berprilaku yang mendorong
wisatawan untuk merekomendasikan daya
tarik wisata tersebut baik secara langsung atau
tidak langsung kepada masyarakat luas.
2. Repurchase Intention
Suatu niat berprilaku yang mendorong
wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang
ke suatu destinasi wisata dalam kurun waktu
tertentu.
3. Pay More
Suatu niat berprilaku yang mendorong
wisatawan untuk mengunjungi kembali
destinasi wisata walaupun harga yang
ditawarkan terbilang cukup mahal, wisatawan
berani untuk membayar lebih untuk
menikmati daya tarik wisata tersebut.
HIPOTESIS
HI : Daya tarik wisata memiliki pengaruh
terhadap kepuasan wisatawan di Taman
Safari Indonesia Cisarua Bogor.
H2 : Kepuasan wisatawan memiliki pengaruh
terhadap
niat
kunjungan
ulang
wisatawan di Taman Safari Indonesia
Cisarua Bogor.
H3 : Daya tarik wisata memiliki pengaruh
langsung terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan di Taman Safari Indonesia.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi Penelitian yang dipilih oleh peneliti
adalah Taman Safari Indonesia yang berlokasi
di Jalan Kapten Harun Kabir No.724 Desa
Cibereum Kecamatan Cisarua, Kabupaten
Bogor Jawa Barat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dan jenis penelitian analisis
deskriptif serta menggunakan populasi selama
bulan juni 2016 sebanyak 102.175 wisatawan
didapatkan sampel dengan rumus slovin
sebanyak 100 responden menggunakan
purposive
sampling
dimana
peneliti
menetapkan kriteria wisatawan yang pernah
4

minimal satu kali melakukan kunjungan ke
Taman Safari, Tehnik pengumpulan data
dengan
menyebarkan
kuesioner
yang
berbentuk skala likert. Tehnik pengujian data
mengunakan uji validitas dan uji reliabiltas
kuesioner, dilanjutkan dengan uji asumsi
klasik yang terdiri atas: uji normalitas, uji
multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas,
untuk uji analisis data menggunakan analisis
jalur (path analysis) yang melalui dua tahap
yaitu : uji regresi linier sederhana dan uji
regresi linier berganda.
HASIL PENELITIAN
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dan uji reliabilitas
mengunakan IBM SPSS 20.0 maka
didapatkan hasil seperti table berikut :
Table 1. Uji Validitas & Reliabilitas
No

Indikat
Factor
Cronbach
or
Loading
’s Alpha
Daya Tarik Wisata (X)
0,765
KMO 0,694
1
DTW1
0,667
2
DTW2
0,704
3
DTW3
0,716
Kepuasan Wisatawan (Z)
0,775
KMO 0,705
4
KW1
0,596
5
KW2
0,643
6
KW3
0,681
7
KW4
0,807
8
KW5
0,699
9
KW6
0,583
10
KW7
0,691
11
KW8
0,746
12
KW9
0,778
13
KW10
0,699
14
KW11
0,790
15
KW12
0,721
16
KW13
0,802
17
KW14
0,809
Niat Kunjungan Ulang
0,796
(Y) KMO 0,709
18
KU1
0,685
19
KU2
0,714
20
KU3
0,735
Sumber : IBM SPSS 20.0 Tahun 2016

Status
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan table diatas untuk uji validitas
dinyatakan valid dilihat dari nilai KMO > 0,5
menurut Ghozali (2005) maka dapat
disimpulkan bahwa variable daya tarik wisata
dengan nilai 0,694 > 0,5 maka variable
tersebut dinilai valid, variable kepuasan
wisatawan dengan nilai 0,705 > 0,5 dinilai

Jurnal Pariwisata 2016

valid dan variable niat kunjungan ulang
dengan nilai 0,709 > 0,5 dapat dinilai valid.
Sedangkan untuk uji reliabilitas
menurut Singgih Santosa (2015)dapat dilihat
dari nilai cronbach’s alpha > 0,6 maka dapat
dinyatakan reliable, untuk variable daya tarik
wisata dengan nilai 0,765 > 0,6, variable
kepuasan wisatawan memiliki nilai 0,775 >
0,6 dan variable niat kunjungan ulang
memiliki nilai sebesar 0,796 > 0,6 maka dapat
disimpulkan bahwa ketiga variable tersebut
dinyatakan reliable dengan tingkat keandalan
yang baik.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variable terikat
dan variable bebas memiliki kontribusi
normal atau tidak. Menurut Singgih Santoso
(2015) data yang dinilai normal apabila nilai
probabilitas > 0,5 maka dari hasil pengujian
table one sample Kolmogorov Smirnov dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig
–Tailied) sebesar 0,197. Karena signifikansi
lebih dari 0,05 (0,197 > 0,05), maka nilai
residual tersebut dapat dinyatakan telah
normal. , data yang terdistribusi normal
diartikan bahwa data tersebut dianggap dapat
mewakili populasi dan data yang terdistribusi
normal merupakan syarat dalam melakukan
analisis statistik parametrik.
Uji Multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).Multikolinieritas dapat dilihat
dari nilai tolerance atau lawannya Variance
Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum
digunakan untuk menunjukan adanya
multikolineritas adalah nilai VIF < 10
(Ghozali,2011). Dalam penelitian ini didapat
nilai VIF untuk variable independent nilainya
berada disekitar angka 1 (1,092 dan 1,092)
demikian pula dengan nilai Tolerance
mendekati angka 1( Variabel Daya Tarik
Wisata memiliki nilai 0,916). Maka dapat
disimpulkan model regresi dalam penelitian
ini tidak terdapat problem Multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi terjadi
kesamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali,2011).
Dalam
penelitian
ini
menunukan bahwa titik-titik menyebar secara
5

acak tidak membentuk suatu pola tertentu
pada grafik serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi sehingga layak dipergunakan
dalam penelitian ini.

HIPOTESIS II & III
Uji Regresi Linier Berganda
Table 3. Hasil Regresi Berganda

Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis Jalur (Path Analysis) adalah suatu
metode penelitian yang pertama kali
dikembangkan oleh seorang ahli genetika
Sewall Wright, menurut Fraenkel dan Wallen
(1992) dalam Nidjo Sandjojo (2011: 11)
menyatakan bahwa analisis jalur digunakan
untuk menguji kemungkinan dari suatu
hubungan sebab akibat diantara tiga variable
atau lebih. Sedangkan menurut Muhidin dan
Abdurahman (2007) dalam Nadya (2012)
pada dasarnya analisis jalur digunakan untuk
mengetahui hubungan antar variable guna
mengetahui pengaruh langsung maupun
pengaruh tidak langsung antara variable bebas
(independent variable) terhadap variable
terikat (dependent variable) baik pengaruhnya
secara serempak maupun secara sendirisendiri. Path analysis dilakukan dengan dua
tahap uji hipotesis yaitu : uji regresi linier
sederhana dan uji regresi linier berganda
Hipotesis I
Uji Regresi Linier Sederhana
Table 2. Hasil Regresi Linier Sederhana

Pada table di atas terdapat nilai dari t
hitung > t table sebesar 3.001 > 1.660 dengan
nilai signifikan 0,003 < 0,05 maka dapat
diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik
wisata memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan wisatawan di Taman Safari
Indonesia Cisarua Bogor.

Jurnal Pariwisata 2016

Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
dapat diketahui persamaan regresi berganda
dilihat dari nilai unstandardized coefficients
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2
= 2.163 + 0.532 Daya Tarik Wisata +
0.059 Kepuasan Wisatawan
Penjelasan dari persamaan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Nilai konstanta (a) adalah 2.163 artinya
jika variable daya tarik wisata dan variable
kepuasan wisatawan nilainya 0, maka
variable kunjungan ulang wisatawan nilai
positifnya yaitu 2.163.
2. Nilai koefisien regresi variable daya tarik
wisata bernilai positif yaitu 0.532, artinya
jika daya tarik wisata mengalami kenaikan
sebesar
satu-satuan,
maka
tingkat
kunjungan
ulang
wisatawan
akan
mengalami peningkatan sebesar 0.532
satuan.
3. Nilai
koefisien
variable
kepuasan
wisatawan bernilai positif yaitu 0.059,
artinya
jika
kepuasan
wisatawan
mengalami kenaikan sebesar satu-satuan,
maka tingkat kunjungan ulang akan
mengalami peningkatan pula sebesar 0.059
satuan.
Uji T (Statistik )
Dapat dilihat dari table 3 diatas nilai
signifikansi dari masing-masing variable
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil uji T statistik secara parsial
dipeoleh nilai t table untuk df = n-1 (100 –
1 = 99) dan probabilitas 0,05 (5%) adalah
1.660 dapat dijelaskan bahawa variable
daya tarik wisata terhadap variable
kunjungan ulang wisatawan memiliki t
hitung > t table sebesar 4.588 > 1.660.
6

sedangkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05
yang berati Ho ditolak dan secara parisal
variable daya tarik wisata berpengaruh
signifikan terhadap variabel kunjungan
ulang wisatawan.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial
antara variable kepuasan wisatawan
terhadap variable kunjungan ulang
wisatawan memiliki nilai t hitung > t table
sebesar 1.874 > 1.660 dengan nilai
signifikansi 0,064 > 0,05 yang berarti Ho
diterima yang secara parsial variable
kepuasan wisatawan tidak memiliki
berpengaruh yang signifikan terhadap
variable kunjungan ulang wisatawan.
Uji F (Hipotesis)
Table 4. Hasil Uji F (ANOVA)

Gambar 1.
Model Struktural Hasil Analisis Jalur

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
nilai standardized Coefficients hubungan
antara tiga variable diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut :
H1 = Pengaruh Daya Tarik Wisata (X1)
terhadap Kepuasan Wisatawan (X2)
memiliki nilai standardized Coefficients
sebesar 0,290
H2 = Pengaruh Kepuasan Wisatawan (X2)
terhadap
Niat
Kunjungan
Ulang
Wisatawan
(Y)
memiliki
nilai
standardized Coefficients sebesar 0,172
H3 = Pengaruh langsung antara daya tarik
wisata (X1) terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan (Y) memiliki nilai standardized
Coefficients sebesar 0,422

Table diatas menjelaskan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 . dapat dinyatakan variable daya
tarik wisata (X1) dan Kepuasan Wisatawan
(X2) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variable niat kunjungan ulang
wisatawan (Y).

PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis statistik yang telah
dilakukan terhadap masing-masing variable
yaitu variable daya tarik wisata, variable
kepuasan wisatawan dan variable iat
kunjungan ulang wisatawan, maka peneliti
menggambarkan kedalam model struktural
analisis jalur sebagai berikut :

Jurnal Pariwisata 2016

Adapun pengaruh tidak langsung yang
dilihat dari variable daya tarik wisata (X)
terhadap niat kunjungan ulang wisatawan (Y)
melalui kepuasan wisatawan (Z) sebagai
variable intervening menghasilkan nilai
standardized Coefficients dari hasil perkalian
0,290 X 0,172 sebesar 0,049
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh
langsung daya tarik wisata terhadap niat
kunjungan ulang lebih kuat pengaruhnya
tanpa harus melalui kepuasan wisatawan
sebagai variable intervening di Taman Safari
Indonesia Cisarua Bogor.

7

KESIMPULAN
H1 :Pada pengukuran variable Daya Tarik
Wisata terhadap kepuasan wisatawan
didapatkan hasil bahwa Ho ditolak dan
H1 diterima dan menjelaskan bahwa
Daya
Tarik
Wisata
berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Wisatawan
di Taman Safari Indonesia Cisarua
Bogor.
H2 : Pada pengukuran variable Kepuasan
Wisatawan terhadap Niat Kunjungan
Ulang didapatkan hasil bahwa Ho
diterima dan H2 ditolak, hal ini
menjelaskan
bahwa
Kepuasan
Wisatawan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Niat Kunjungan
Ulang Wisatawan di Taman Safari
Indonesia Cisarua Bogor.
H3 : Pada pengukuran Variabel Daya Tarik
Wisata terhadap Niat Kunjungan Ulang
didapatkan hasil Ho ditolak dan H3
diterima, hal ini menjelaskan bahwa
Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh
langsung yang signifikan terhadap Niat
Kunjungan Ulang Wisatawan di Taman
Safari Indonesia Cisarua Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razak Munir, S. (2010). Aplikasi Analisis
Jalur (Path Analysis)dengan SPSS 12.
Jurnal Statistika .
Ahmad dan Badarneh, M. (2011). Tourist
Satisfaction and Repeater Visitation; new
comprehenshive model. International
Journal of Human and Social Sciences,
38-45.
Ali, H. (2012). Pemasaran Pariwisata.
Yogyakarta.
Assael. (2007). Consumer Behavior and
Marketing Action Edisi 3. Boston
Massachusset AS: Kent Publishing
Company.
Belch, G. (2009). Advertising and Promotion : An
Integrated Marketing Communication
Perpective. New Jersy: Pearson
Education.
Bursan, R. (2006). Analisis Pengaruh Dimensi
Wisata terhadap Loyalitas Wisatawan di
Provinsi Lampung. Jurnal Bisnis dan
Managemen.
Coban, S. (2012). The Effects of the Image of
Destination on Tourist Satisfaction and
Loyality : The Case of Cappadocia.

Jurnal Pariwisata 2016

European Journal of Social Science, 222232.
Correia, A. (2007). Why People Travel to Exotic
Places. International Journal of Culture,
Tourism and Hospitality Reseaarch, 4561.
Crompton, D. B. (2000). Quality, Satisfaction and
Behavioral Intentions. Annals of Tourism
Research, 785-804.
Crompton, J. (1979). Motivation or Pleasure
Vacation. Annals of Tourism Research,
409.
Dhiera, R. A. (2015). Hubungan Faktor Motivasi
Pendorong dan Faktor Motivasi Penarik
terhadap keputusan berwisata Backpacker
pada komunitas Backpaker Jakarta. 29.
Fani Sartika, J. J. (2014). Pengaruh Produk dan
Bauran Promosi Wisata Terhadap Citra
Destinasi dan Dampaknya pada Niat
Wisatawan untuk Melakukan Kunjungan
Ulang ke Provinsi Aceh. Jurnal
Managemen Pascasarjana Universitas
Syiah Kuala .
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian
Manajemen. Semarang: Badan Penenrbit
Universitas Diponogoro.
Fue Zeng, C. R. (2009). Examining Structural
Relationship of Destination Image,
Tourist Satisfaction and Destination
Loyality. An Integrated Approach
Tourism Management, 624.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponogoro.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi ANnalisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5.
Semarang: Universitas Diponogoro.
Guilford, J. (1956). Fundamental Statistic in
Psychology and Education 3rd Edition.
New York: McGraw-Hill Book
Company.
Hanyu, Z. M. (2014). Research on the Causal
Relationship Between Antecedent Factor,
Tourist Satisfaction and Destination
Loyality. Journal of Economics, Business
and Management Vol.3, 683-686.
Hermawan, A. (2009). Penelitian Bisnis. Jakarta:
PT. Grasindo.
Horner, J. S. (1999). Consumer Behavior in
Tourism . British: British Library
Cataloging.
Horner, S. (1999). Consumer Behaviour in
Tourism. British: Cataloging in
Publication Data.
Hyde, K. F. (2008). Information Processing and
Touring Planning Theory. Annals of
Tourism Research, 712.
Kotler, P. (2006). Managemen Pemasaran Edisi
11. Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, P. (2011). Marketing For Hospitality and

8

Tourism. New Jersey: Pearson Education.
Kotler, P. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi
13. Jakarta: Erlangga.
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktik Riset.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Marzuki. (2005). Metodologi Riset. Yogyakarta:
Ekonisia.
Nadya, J. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan melalui Kepuasan Terhadap
Loyalitas di Rumah Sakit BMC Padang.
Rozak, B. R. (2012). Kualitas Daya Tarik Wisata,
Kepuasan Wisatawan dan Niat
Kunjungan Kembali Wisatawan
Mancanegara di Jawa Tengah. Dinamika
Kepariwisataan Vol XI No.2.
S, C. R. (2011). Business Research Methods 9th
edition. McGraw-Hill: International
Edition.
Sandjojo, N. (2011). Metode Analisis Jalur (Path
Analysis) dan Aplikasinya. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik
Parametrik Konsep dan Aplikasi SPSS.
Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Sari, F. W. (2007). Pengaruh Bauran Pemasaran
Jasa Terhadap Kepuasan Wisatawan Jawa
Timur Park II Kota Batu.
Sarwono. (2012). Path Analysis dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media.
Satriyo, G. (2014). Bauran Pemsaran Terhadap
Kepuasan dengan Keputusan Wisatawan
Blue Fire sebagai variabel intervening di
Kawah Ijen. Analisa Pariwisata Vol.2.
Simamora, H. (2006). Managemen Sumber Daya
Manusia Edisi 2. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Sitepu, N. S. (1994). Analisis Jalur (Path
Analysis). Bandung: FMIPA UNPAD.
Sopyan. (2015). Analisis Pengaruh Daya Tarik
Wisata dan Kualitas Pelayanan terhadap
Minat Kunjungan Ulang dengan
Kepuasan Sebagai variabel Intervening
pada Cagar Budaya Lawang Sewu.
Sorkin, M. (1992). A Variation on Theme Park:
The New American City and the End of
Public Space. America: US Publisher.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Suwarso, I. E. (2014). Peningkatan Kunjungan
Wisatawan ke Kota Bogor . Bogor:
AntaraNews.com.
Taylor, G. F. (2007). The Role of Commitment in
Service Relationship. In S. o. University.
Kingston Ontario: Limited Publication.

Jurnal Pariwisata 2016

Tjiptono, F. (2011). Management Jasa.
Yogyakarta: Andi.
Witt, S. F. (1994). Tourism Marketing and
Management. Prentice Hall International.
Yoeti. (2006). Atribut Produk Wisata. 211.
Yoeti, A. (2002). Pengantar Ilmu Pariwisata.
Jakarta.

9