MINERAL DAN MINERALOGI I (4)
MINERAL DAN MINERALOGI I
A.
Mineral dan Mineralogi
Mineral adalah suatu senyawa atau benda padat anorganik pembentuk
batuan dari kerak bumi yang terbentuk secara alami melalui proses – proses
geologis yang tersusun oleh komposisi kimia tertentu dan memiliki sifat fisik yang
tetap.
Mineralogi berasal dari dua kata yaitu mineral dan logos. Secara luas
mineralogi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses
keterbentukan mineral, sifat – sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral,
karakteristik pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral.
B.
Proses Keterbentukan Mineral
Mineral dapat terjadi melalui berbagai macam proses atau fasa
keterbentukan, proses keterbentukan mineral ini terdiri dari :
Proses hidrotermal
Proses hidrotermal ini terjadi atau berlangsung apabila panas dari aktifitas
yang terjadi pada proses ini menyebabkan terjadinya proses penguapan
dari batuan yang secara lambat terendapkan.
Proses magmatis
Proses magmatis ini berlangsung ketika magma mengalami pendinginan
atau penurunan temperatur magma.
Proses residual (konsentrasi mekanik residual)
Proses residual ini terjadi akibat dari proses pelapukan pada batuan,
dimana proses ini dipengaruhi oleh kegiatan transporatasi pelapukan.
Proses metasomatisme (metasomatisme kontak)
Proses metasomatisme ini berhubungan dengan proses pelapukan dan
magmatis, dimana suatu magma mengalami proses pendingan dan
terjadi proses pelapukan.
Proses sedimentasi
Proses sedimentasi ini terjadi melalui beberapa tahap yaitu pelapukan,
transportasi, pengendapan, pengompakan dan diagenesa.
Proses evaporasi
Proses evaporasi terjadi pada daerah yang beriklim kering dan panas,
sehingga akan terjadi proses penguapan pada mineral.
Proses oksidasi
Proses oksidasi mengalami proses keterbentukan yang hampir sama
dengan proses residual, tetapi mineral yang terbentuk pada oksidasi tidak
mengalami pelapukan transportasi dan sisa dari proses transportasi ini
kemudian akan bercampur dengan material lain sehingga akan
mengalami proses oksidasi.
Proses metamorfisme
Proses metamorfisme terjadi pada mineral yang sudah terbentuk
sebelumnya, namun terjadi perubahan pada mineral akibat adanya faktor
luar yang mempengaruhi yaitu pengaruh temperatur dan tekanan.
C.
Sifat fisik mineral
Suatu mineral akan mempunyai sifat – sifat fisik yang tetap, sifat fisik
mineral ini terdiri dari :
Warna (colour)
Warna mineral adalah kenampakan yang secara langsung dapat dilihat
pada mineral. Setiap mineral mempunyai warna khas tersendiri seperti
misalnya azurit berwarna biru.
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Foto 1
Azurit
Kilap (luster)
Kilap pada mineral dapat terlihat apabila pada permukaan mineral
dijatuhkan cahaya refleksi. Kilap pada logam dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
1. Kilap logam, mineral kilap logam biasanya dicirikan dengan warna
gores hitam atau berwarna gelap. Contoh mineralnya yaitu galena.
2. Kilap non logam, kilap non logam biasanya terlihat pada mineral yang
mempunyai warna mineral dengan warna – warna yang relatif muda.
Kilap non logam ini dibeadakan lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
-
Kilap intan (contohnya : serusit, intan)
-
Kilap kaca (contohnya : kuarsa)
-
Kilap damar (contohnya : belerang)
-
Kilap lemak (contohnya : batubara)
-
Kilap mutiara (contohnya : talk)
-
Kilap sutera (contohnya : gipsum)
-
Kilap tanah (contohnya : kaolin)
Bentuk (form)
Bentuk mineral ini dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kristalin dan
bentuk amorf. Bentuk kristalin ini ditunjukan dari mineral yang membentuk
kristal dengan bentuk yang jelas. Sedangkan bentuk amorf biasanya
mineral tidak mempunyai batasan bentuk jelas.
Belahan (cleavage)
Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada
satu atau lebih arah tertentu. Belahan dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu :
-
Belahan sempurna (contohnya : biotit)
-
Belahan baik (contohnya : kalsit, gipsum)
-
Belahan tidak jelas (contohnya : plagioklas)
-
Belahan tidak tentu (contohnya : kuarsa)
-
Belahan jelas (contohnya : hornblende)
-
Belahan tidak sempurna (contohnya: apatit)
Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan ketahanan yang terdapat pada mineral apabila
permukaannya digores dengan benda tajam.
Tabel 1
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoklase
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond
Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3
CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2
K Al Si3 O8
SiO2
Al2SiO3O8
Al2O3
C
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Dalam penentuan skala kekerasan suatu mineral dapat diketahui dengan
menggunakan parameter atau alat penguji.
Tabel 2
Parameter Penentuan Skala Kekerasan
Alat Penguji
Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa
Derajat Kekerasan Mohs
2,5
3
5,5
5,5 – 6
5,5 – 6
6,5 – 7
7
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Cerat(streak)
Cerat adalah salah satu sifat fisik mineral yang dapat diidentifikasi dari
warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Contohnya orthoklase
ceratnya berwarna putih.
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Foto 2
Orthoklase
Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang
tidak teratur apabila diberikan gaya pada mineral. Pecahan dibagi
menjadi beberapa macam, yaitu :
-
Konkoidal (pecahannya seperti cangkang kerang)
-
Menyerat (tekstur dari pecahannya seperti serat)
-
Bergerigi
-
Tak beraturan
Berat jenis (specific gravity)
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral.
Kemagnetan (magnetic suscetibility)
Kemagnetan adalah sifat yang terdapat pada mineral terhadap gaya
magnet. Kemagnetan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
-
Feromagnetic (mineral sangat kuat ditarik magnet)
-
Paramagnetic (mineral sangat lemah ditarik magnet)
-
Diamagnetic (mineral tidak tertarik oleh magnet)
Kelistrikan (conductivity)
Kelistrikan pada mineral dibagi menjadi 2 yaitu konduktor dan non
konduktor. Mineral dikatakan konduktor apabila mineral tersebut dapat
mengahantarkan arus listrik. Sedangkan non konduktor adalah kebalikan
dari konduktor yaitu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.
D.
Klasifikasi mineral menurut BERZELIUS :
Klasifikasi
mineral
menurut
Berzelius
ini
merupakan
klasifikasi
berdasarkan sifat – sifat kimia mineral yang bertahan hingga sekarang, klasifikasi
nya terbagi menjadi VIII golongan yaitu :
I.
Native elements
II.
Sulfida
III.
Oksida dan Hidroksida
IV.
Halida
V.
Karbonat, Nitrat, Borat, Iodat
VI.
Sulfat, Kromat, Molybdat, Tungstat
VII.
Fosfat, Arsenat, Vanadat
VIII.
Silikat
Klasifikasi golongan I sampai IV dan rumus kimianya yaitu :
I.
II.
Native Element
Emas (Au)
Perak (Ag)
Tembaga (Cu)
Platina (Pt)
Intan (C)
Sulfida
III.
Argentit (Ag2S)
Galena (PbS)
Cinnabar (HgS)
Pyrite (FeS2)
Wurtzite (ZnS)
Oksida dan Hidroksida
Oksida :
Cuprite (Cu2O)
Corundum (Al2O3)
Rutile (TiO2)
Uraninite (UO2)
Cassiterite (SnO2)
Hidroksida :
IV.
Manganite [MnO(OH)]
Bochmite [AlO(OH)]
Brucite [Mg(OH)2]
Diaspore (HaIO2)
Gouthite (HFeO2)
Halida
Halite (NaCl)
Sylvite (KCl)
Plourite (CaF2)
Cryolite (Na2AlF6)
Carnalite (KMgCl3.6H2O)
KESIMPULAN
Mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara
alamiah dengan memiliki komposisi kimia tertentu dan juga sifat fisik yang jelas.
Dalam pengkajiannya tentang mineral, ada yang disebut dengan mineralogi.
Mineralogi adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari lebih dalam
mengenai mineral.
Mineral terbentuk melalui beberapa proses alam yaitu :
-
Proses hidrotermal
-
Proses sedimentasi
-
Proses magmatis
-
Proses evaporasi
-
Proses residual
-
Proses oksidasi
-
Proses metasomatisme
-
Proses metamorfisme
Selain itu, setiap mineral memiliki sifat – sifat fisik yang jelas dan tetap.
Sifat fisik mineral ini terdiri dari :
-
Warna (colour)
-
Cerat (streak)
-
Kilap (luster)
-
Pecahan (fracture)
-
Bentuk (form)
-
Berat jenis (specific gravity)
-
Belahan (cleavage)
-
Kemagnetan (magnetic suscebility)
-
Kekerasan (hardness)
-
Kelistrikan (conductivity)
Klassifikasi mineral menurut Berzelius :
I.
Native elements
II.
Sulfida
III.
Oksida dan Hidroksida
IV.
Halida
V.
Karbonat, Nitrat, Borat, Iodat
VI.
Sulfat, Kromat, Molybdat, Tungstat
VII.
Fosfat, Arsenat, Vanadat
VIII.
Silikat
DAFTAR PUSTAKA
Setyobudi
Tri,
Prihatin,
2010,
“Sifat
–
Sifat
Fisik
Mineral”,
ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisik-mineral/. Diakses pada
tanggal 13 Oktober 2015 (word, online).
Dhermanto,
Bagoes,
2012,
“Pengenalan
Mineral”,
bagoeshermanto.blogspot.com/2012/07/12/pengenalan-mineral/. Diakses
pada tanggal 13 Oktober 2015 (word, online)
Pamungkas,
Putra,
2010,
“Pengertian
Mineralogi”,
klastik.wordpress.com/2010/06/17/pengertian-mineralogi/. Diakses pada
tangggal 13 Oktober 2015 (word, online)
A.
Mineral dan Mineralogi
Mineral adalah suatu senyawa atau benda padat anorganik pembentuk
batuan dari kerak bumi yang terbentuk secara alami melalui proses – proses
geologis yang tersusun oleh komposisi kimia tertentu dan memiliki sifat fisik yang
tetap.
Mineralogi berasal dari dua kata yaitu mineral dan logos. Secara luas
mineralogi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses
keterbentukan mineral, sifat – sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral,
karakteristik pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral.
B.
Proses Keterbentukan Mineral
Mineral dapat terjadi melalui berbagai macam proses atau fasa
keterbentukan, proses keterbentukan mineral ini terdiri dari :
Proses hidrotermal
Proses hidrotermal ini terjadi atau berlangsung apabila panas dari aktifitas
yang terjadi pada proses ini menyebabkan terjadinya proses penguapan
dari batuan yang secara lambat terendapkan.
Proses magmatis
Proses magmatis ini berlangsung ketika magma mengalami pendinginan
atau penurunan temperatur magma.
Proses residual (konsentrasi mekanik residual)
Proses residual ini terjadi akibat dari proses pelapukan pada batuan,
dimana proses ini dipengaruhi oleh kegiatan transporatasi pelapukan.
Proses metasomatisme (metasomatisme kontak)
Proses metasomatisme ini berhubungan dengan proses pelapukan dan
magmatis, dimana suatu magma mengalami proses pendingan dan
terjadi proses pelapukan.
Proses sedimentasi
Proses sedimentasi ini terjadi melalui beberapa tahap yaitu pelapukan,
transportasi, pengendapan, pengompakan dan diagenesa.
Proses evaporasi
Proses evaporasi terjadi pada daerah yang beriklim kering dan panas,
sehingga akan terjadi proses penguapan pada mineral.
Proses oksidasi
Proses oksidasi mengalami proses keterbentukan yang hampir sama
dengan proses residual, tetapi mineral yang terbentuk pada oksidasi tidak
mengalami pelapukan transportasi dan sisa dari proses transportasi ini
kemudian akan bercampur dengan material lain sehingga akan
mengalami proses oksidasi.
Proses metamorfisme
Proses metamorfisme terjadi pada mineral yang sudah terbentuk
sebelumnya, namun terjadi perubahan pada mineral akibat adanya faktor
luar yang mempengaruhi yaitu pengaruh temperatur dan tekanan.
C.
Sifat fisik mineral
Suatu mineral akan mempunyai sifat – sifat fisik yang tetap, sifat fisik
mineral ini terdiri dari :
Warna (colour)
Warna mineral adalah kenampakan yang secara langsung dapat dilihat
pada mineral. Setiap mineral mempunyai warna khas tersendiri seperti
misalnya azurit berwarna biru.
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Foto 1
Azurit
Kilap (luster)
Kilap pada mineral dapat terlihat apabila pada permukaan mineral
dijatuhkan cahaya refleksi. Kilap pada logam dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
1. Kilap logam, mineral kilap logam biasanya dicirikan dengan warna
gores hitam atau berwarna gelap. Contoh mineralnya yaitu galena.
2. Kilap non logam, kilap non logam biasanya terlihat pada mineral yang
mempunyai warna mineral dengan warna – warna yang relatif muda.
Kilap non logam ini dibeadakan lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
-
Kilap intan (contohnya : serusit, intan)
-
Kilap kaca (contohnya : kuarsa)
-
Kilap damar (contohnya : belerang)
-
Kilap lemak (contohnya : batubara)
-
Kilap mutiara (contohnya : talk)
-
Kilap sutera (contohnya : gipsum)
-
Kilap tanah (contohnya : kaolin)
Bentuk (form)
Bentuk mineral ini dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kristalin dan
bentuk amorf. Bentuk kristalin ini ditunjukan dari mineral yang membentuk
kristal dengan bentuk yang jelas. Sedangkan bentuk amorf biasanya
mineral tidak mempunyai batasan bentuk jelas.
Belahan (cleavage)
Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada
satu atau lebih arah tertentu. Belahan dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu :
-
Belahan sempurna (contohnya : biotit)
-
Belahan baik (contohnya : kalsit, gipsum)
-
Belahan tidak jelas (contohnya : plagioklas)
-
Belahan tidak tentu (contohnya : kuarsa)
-
Belahan jelas (contohnya : hornblende)
-
Belahan tidak sempurna (contohnya: apatit)
Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan ketahanan yang terdapat pada mineral apabila
permukaannya digores dengan benda tajam.
Tabel 1
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoklase
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond
Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3
CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2
K Al Si3 O8
SiO2
Al2SiO3O8
Al2O3
C
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Dalam penentuan skala kekerasan suatu mineral dapat diketahui dengan
menggunakan parameter atau alat penguji.
Tabel 2
Parameter Penentuan Skala Kekerasan
Alat Penguji
Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa
Derajat Kekerasan Mohs
2,5
3
5,5
5,5 – 6
5,5 – 6
6,5 – 7
7
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Cerat(streak)
Cerat adalah salah satu sifat fisik mineral yang dapat diidentifikasi dari
warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Contohnya orthoklase
ceratnya berwarna putih.
Sumber : http://ptbudie.wordpress.com
Foto 2
Orthoklase
Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang
tidak teratur apabila diberikan gaya pada mineral. Pecahan dibagi
menjadi beberapa macam, yaitu :
-
Konkoidal (pecahannya seperti cangkang kerang)
-
Menyerat (tekstur dari pecahannya seperti serat)
-
Bergerigi
-
Tak beraturan
Berat jenis (specific gravity)
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral.
Kemagnetan (magnetic suscetibility)
Kemagnetan adalah sifat yang terdapat pada mineral terhadap gaya
magnet. Kemagnetan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
-
Feromagnetic (mineral sangat kuat ditarik magnet)
-
Paramagnetic (mineral sangat lemah ditarik magnet)
-
Diamagnetic (mineral tidak tertarik oleh magnet)
Kelistrikan (conductivity)
Kelistrikan pada mineral dibagi menjadi 2 yaitu konduktor dan non
konduktor. Mineral dikatakan konduktor apabila mineral tersebut dapat
mengahantarkan arus listrik. Sedangkan non konduktor adalah kebalikan
dari konduktor yaitu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.
D.
Klasifikasi mineral menurut BERZELIUS :
Klasifikasi
mineral
menurut
Berzelius
ini
merupakan
klasifikasi
berdasarkan sifat – sifat kimia mineral yang bertahan hingga sekarang, klasifikasi
nya terbagi menjadi VIII golongan yaitu :
I.
Native elements
II.
Sulfida
III.
Oksida dan Hidroksida
IV.
Halida
V.
Karbonat, Nitrat, Borat, Iodat
VI.
Sulfat, Kromat, Molybdat, Tungstat
VII.
Fosfat, Arsenat, Vanadat
VIII.
Silikat
Klasifikasi golongan I sampai IV dan rumus kimianya yaitu :
I.
II.
Native Element
Emas (Au)
Perak (Ag)
Tembaga (Cu)
Platina (Pt)
Intan (C)
Sulfida
III.
Argentit (Ag2S)
Galena (PbS)
Cinnabar (HgS)
Pyrite (FeS2)
Wurtzite (ZnS)
Oksida dan Hidroksida
Oksida :
Cuprite (Cu2O)
Corundum (Al2O3)
Rutile (TiO2)
Uraninite (UO2)
Cassiterite (SnO2)
Hidroksida :
IV.
Manganite [MnO(OH)]
Bochmite [AlO(OH)]
Brucite [Mg(OH)2]
Diaspore (HaIO2)
Gouthite (HFeO2)
Halida
Halite (NaCl)
Sylvite (KCl)
Plourite (CaF2)
Cryolite (Na2AlF6)
Carnalite (KMgCl3.6H2O)
KESIMPULAN
Mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara
alamiah dengan memiliki komposisi kimia tertentu dan juga sifat fisik yang jelas.
Dalam pengkajiannya tentang mineral, ada yang disebut dengan mineralogi.
Mineralogi adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari lebih dalam
mengenai mineral.
Mineral terbentuk melalui beberapa proses alam yaitu :
-
Proses hidrotermal
-
Proses sedimentasi
-
Proses magmatis
-
Proses evaporasi
-
Proses residual
-
Proses oksidasi
-
Proses metasomatisme
-
Proses metamorfisme
Selain itu, setiap mineral memiliki sifat – sifat fisik yang jelas dan tetap.
Sifat fisik mineral ini terdiri dari :
-
Warna (colour)
-
Cerat (streak)
-
Kilap (luster)
-
Pecahan (fracture)
-
Bentuk (form)
-
Berat jenis (specific gravity)
-
Belahan (cleavage)
-
Kemagnetan (magnetic suscebility)
-
Kekerasan (hardness)
-
Kelistrikan (conductivity)
Klassifikasi mineral menurut Berzelius :
I.
Native elements
II.
Sulfida
III.
Oksida dan Hidroksida
IV.
Halida
V.
Karbonat, Nitrat, Borat, Iodat
VI.
Sulfat, Kromat, Molybdat, Tungstat
VII.
Fosfat, Arsenat, Vanadat
VIII.
Silikat
DAFTAR PUSTAKA
Setyobudi
Tri,
Prihatin,
2010,
“Sifat
–
Sifat
Fisik
Mineral”,
ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisik-mineral/. Diakses pada
tanggal 13 Oktober 2015 (word, online).
Dhermanto,
Bagoes,
2012,
“Pengenalan
Mineral”,
bagoeshermanto.blogspot.com/2012/07/12/pengenalan-mineral/. Diakses
pada tanggal 13 Oktober 2015 (word, online)
Pamungkas,
Putra,
2010,
“Pengertian
Mineralogi”,
klastik.wordpress.com/2010/06/17/pengertian-mineralogi/. Diakses pada
tangggal 13 Oktober 2015 (word, online)