selametan desa bulan suro. docx

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

LAPORAN HASIL PENELITIAN
TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUALITATIF

“SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT
JAWA”

(Fokus Kajian Dusun Gemulo, Kota Batu, Jawa Timur)

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.

Himmatuz Zakiyah 201610310311191
Nanda Safia
201610310311146
Risky Avinaya Putii 201610310311179
Viko Febii Aiianto 201610310311197


SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

i

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

2017

ii

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

DAFTAR ISI
Covei – I
Dafati Isi – II
Kata Pengantai – III
A. Pendahuluan

a. Latai Belakang – 4
b. Peitanyaan Penelitian – 5
B. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan – 6
b. Manfaat – 6
C. Penjelasan Konsep
a. Sistem – 6
b. Pelestaiian Budaya – 7
c. Selametan – 9
d. Masyaiakat Jawa – 10
e. Dusun Gemulo, Kota Batu, Jawa Timui – 11
D. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian – 12
b. Smapling – 12
c. Teknik Pengumpulan Data – 13
d. Teknik Analisa Data – 13
E. Pembahasan
a. Selametan di Dusun Gemulo – 14
b. Sistem Pelestaiian yang Diteiapkan – 25
F. Penutup

a. Kesimpulan – 29
b. Saian – 31
G. Daftai Pustaka – 32
H. Lampiian – 34

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dariNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat beisyukui kaiena dapat menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas mata kuliah Metode Penelitian
Kualitatif

dengan

SELAMETAN


judul

“SISTEM

MASYARAKAT

JAWA

PELESTARIAN

(Fokus

Kajian

BUDAYA

Dusun

Gemulo, Kota Batu, Jawa Timur)”
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanla laporan penelitian ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Malang, 5 Januari 2018

Tim Penyusun

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Peikembangan
mempengaiuhi

teknologi


bahkan

di

eia

mempeicepat

globalisasi
aius

teius

peiubahan

sosial. Daii tiadisional ke modein, daii kovesional ke seiba
online, dan masih banyak lagi. Seiing dijumpai juga
dampak

daii


memepengaiuhi
yang

beipoios

peiubahan
kebudayaan
matiealis

sosial

teisebut

masyaiakat.

akan

cendeiung


juga

Masyaiakat
mengalami

peiubahan dalam hal nilai-nilai sosial masyaiakat. Sepeiti
apatis, konsumtif dan lain sebagainya. )fokus tentang
globalisasi yang meiambah keseluiuh aspek kehidupan)
Eia Globalisai sudah membuat masyaiakat indonesia
haius

beisiap-siap

meneiima

kenyataan

masuknya

pengaiuh luai teihadap seluiuh aspek kehidupan banngsa.

Salah satunya adalah kebudayaan. Bagi bangsa indonesia
kebudayaan adalah salah satu kekuatan bangsa yang
memiliki kekayaan nilai yang beiagam, teimasuk adat
istiadatnya.

Globalisasi

dalam

kebudayaan

dapat

beikembang dengan cepat, hal ini tentunya di pengaiuhi
oleh

adanya

kecepatan


dan

kemudahan

dalam

mempeioleh akses komunikasi dan infoimasi namun hal ini
justiu menjadi bumeiang teisendiii dan menjadi suatu
masalah yang paling kiusial.
Peigeseian daii segi budaya masyaiakat juga tidak
luput daii aius globalisasi. Banyak tiadisi masyaiakat Jawa
khususnya

yang

mulai

ditinggalkan

kaiena


beibagai

alasan. Mulai daii tiadisi iuwat desa, pengajian, bahkan
selametan sudah mulai ditinggalkan bahkan dilupakan.
Sepeiti yang diketahui bahwa budaya yang beiada di
masyaiakat
alkultuiasi

teius
dengan

mengalami
peikembangan

peigeseian
zaman.

kaiena

Tidak

bisa

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

dipungkiii juga bahwa budaya tiadisional yang ada saat ini
adalah budaya modein yang menggesei budaya tiadisional
zaman dulu, dan budaya modein teisebut digesei lagi
dengan budaya baiu sehingga kedudukannya menjadi
budaya tiadisional, bukan lagi buudaya modein.
Begitupun

dengan

dipengaiuhi

dengan

dinamisme,

beialih

budaya

jawa,

kepeicayaan
ke

hindu

yang

awalnya

animisme
budha,

dan

kemudian

beialkultuiasi dengan nilai-nilai jawa yang dibawa oleh
pedagang ke bumi nusantaia, dan yang sekaiang dikenal
menjadi islam kejawen. Daii situ bisa dilihat bahwa sangat
panjang

sebuah

budaya

bisa

diamini

oleh

seluiuh

masyaiakat, bnayak aspek yang mempengaiuhi. Budya
yang lama bisa disatukan dengan budaya bau atau benaibenai ditinggalkan.
Dusun Gemulo yang teiletak di kota Batu, juga tidak
luput daii aius globalisasi. Pembangunan yang digencaikan
pemeiintah untuk menaiik wisatawan membuat sebagian
masyaiakat kota Batu beiinteiaksi daii beibagai budaya
baiu. Sepeiti tempat wisata buatan, vila, hotel, dan banyak
lahan

yang

dijadikan

objek

sebagai

penaiik

minat

wisatawan lainnya bahkan pemeiintah juga memanfaatkan
sumbei aii.
Dusun Gemulo yang teius digempui di eia globalisasi
dengan modeinisasi teisebut tetap menjalankan tiadisitiadisi budaya jawa daii setiap tahunnya. Misalnya budaya
selametan desa yang diadakan seiiap tahun sekali di bulan
suio (penaggalan jawa) yang dianggap sebagi bulan mistik.
Selametan teisebut sebagai ungkapan syukui dan menolah
bala. Hal teisebut menunjukkan walaupun modeinisasi
teius beilanjut di eia globalisasi, tetapi masyaiakat dusun
Gemulo tidak meninggalkan nilai-nilai leluhuinya.

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Tiadisi

yang

diselenggaiakan

dan

dilestaiikan

masyaiakat dusun Gemulo menimbulkan beibagai macam
iasa penasaian. Teiutama tiadisi selametan, bagaimana
masyaiakat tetap melestaiikan budaya teisebut? Apa yang
membuat masyaiakat tetap iutin melaksanakan tiadisi
selametan

teisebut,

Atau

bagaimana

sistem

yang

diteiapkan masyaiakat untuk teius membumikan budaya
selametan teisebut?
Hal teisebutlah yang melatai belakangi kami untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai sistem pelestaiian
budaya selametan masyaiakat Jawa di dusun Gemulo
b. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana

sistem

pelestaiian

budaya

selametan

masyaiakat Jawa di dusun Gemulo?
B. TUJUAN DAN MANFAAT
a. Tujuan
Tujuan daii dilakukannya penelitian ini adalah yang
peitama untuk menyelesaikan tantangan tugas mata
kuliah metode penelitian kualitatif. Selain itu yang paling
utama adalah untuk mengetahui sistem pelestaiian budaya
selametan masyaiakat dusun Gemulo sebagai gambaian
secaia umum masyaiakat Jawa.
b. Manfaat
Manfaat yang didapat oleh peneliti adalah sebagai
saiana

pembelajaian

mengenai

caia

mencaii

data

penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Selain
itu beimanfaat juga bagi masyaiakat umum maupun
akademisi untuk menambah wawasan mengenai sistem

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

pelestaiian budaya selametan masyaiakat Jawa di dusun
Gemulo

C. PENJELASAN KONSEP
a. Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang
berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari,
dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk
banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah
sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Jadi yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan yang
saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki itemitem penggerak

b. Pelestarian Budaya

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pelestarian terdiri dari
pe.les.ta.ri.an
Nomina (kata benda)
(1) proses, cara, perbuatan melestarikan;
(2) perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan; pengawetan;
konservasi: pelestarian sumber-sumber alam;
(3) pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya1
Sedangkan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.2
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan bukubuku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
1
2

http://kbbi.kata.web.id/pelestaiian/
https://id.wikipedia.oig/wiki/Budaya

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati,
dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda

atau

hal-hal

yang

dapat

diraba,

dilihat,

dan

didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang
lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi
arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Maka dapat dismpulkan bahwa pelestarian budaya adalah upaya untuk
perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan budaya atau budi dan akal
manusia. Budaya tersebut terwujud dalam gagasan, tindakan dan karya.

c. Selametan
Slamatan adalah upacara sedekah makanan dan do’a bersama yang
bertujuan untuk memohon keselamatan dan ketentraman untuk ahli
keluarga yang menyelenggarakan (Purwadi, 2005: 22). Purwadi juga
menyatakan bahwa upacara selamatan termasuk kegiatan batiniah yang
bertujuan untuk mendapatkan ridho dari Tuhan. Kegiatan selametan
menjadi tradisi hampir seluruh kehidupan di pedusunan Jawa. Ada bahkan
yang meyakini bahwa slametan adalah syarat spiritual yang wajib dan jika
dilanggar akan mendapatkan ketidakberkahan atau kecelakaan (Purwadi,
2007: 92).
Herusatoto juga menyatakan bahwa, selametan merupakan aksi
simbolis orang Jawa untuk memuji dan mendapatkan keselamatan. Oleh
karena digunakan untuk mencari keselamatan, maka setiap orang Jawa
yang telah mengadakan upacara selamatan, dirinya merasa tentram karena

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

merasa telah diselamatkan oleh Tuhanya atau mengharapkan keselamatan
dari Tuhan yang diyakininya (Herusatoto dalam Sutiyono, 2013: 49)
Tradisi siklus hidup manusia adalah bentuk ritual Jawa yang disebut
selametan dalam rangka memuliakan peristiwa penting kehidupan orang
Jawa, mulai dari peristiwa kelahiran, supitan, tetesan, mantenan, sampai
kematian. Secara umu juga bisa diketahui macam

- macam

tradisi

slametan untuk alam, tradisi ini merupakan bentuk ritual khusus yang
dilakukan masyarakat agraris, guna melestarikan kehidupan tanaman padi
(Sutiyono, 2013: 48).
Adapun menurut kamus besar bahasa Indonesia, Sistem atau sistim
merupakan sekelompok dari pendapat peristiwa, kepercayaan dan
sebagainya yang disusun dan diatur baik-baik; cara, metode yang teratur
untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirinci bahwa macammacam slametan dalam tradisi masyarakat Jawa dapat dilihat berdasarkan
tiga aspek penting yaitu tradisi slametan siklus hidup manusia, tradisi
slametan ziarah, dan tradisi slametan alam.
d. Masyarakat Jawa
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di
mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata
dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah

suatu

jaringan

hubungan-hubungan

antar

entitas-entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.3

3

https://id.wikipedia.oig/wiki/Masyaiakat

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan terluas ke-13
di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta, pulau ini
berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat
di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa
dihuni oleh 60% penduduk Indonesia, Angka ini turun jika di bandingkan
sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk
indonesia penurunan penduduk di pulau jawa secara persentase di
akibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke seluruh
Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat laut
(tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura).
Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari
aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran
yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan
aluvial sungai di bagian utara.
Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu,
Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam,
pemerintahan

kolonial

Hindia

Belanda,

serta

pusat

pergerakan

kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan
sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Sebagian besar penduduknya
bertutur dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari
100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di
pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah bilingual, yang berbahasa
Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting
lainnya adalah bahasa Sunda dan bahasa Betawi. Sebagian besar penduduk
Pulau Jawa beragama Islam namun tetap terdapat beragam aliran
kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini.4
Masyarakat jawa ialah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi dan bertempat tinggal di pulau Jawa.

e. Dusun Gemulo, Kota Batu, Jawa Timur
4

https://id.wikipedia.oig/wiki/Jawa

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Dusun Gemulo teiletak di desa Bulu Keito, kecamatan
Bumi Aji, kota Batu, Jawa Timui. Dusun Gemulu iata-iata
dapat ditempuh tiga puluh dua menit daii Univeisitas
Muhammadiyah

Malang,

dengan

mengendaiai

mobil.

Dusun teisebutlah yang menjadi titik lokasi dalam fokus
kajian penelitian yang dilakukan.5
Sepeiti yang diketahui, sebagian besai atau hampii
keseluiuhannya meiupakan pengannut agama Islam, bisa
dilihat dengan bangunan-bangunan mushola atau masjid
dan bila melintasi dusun Gemulo, maka akan teilihat bunga
hias didepan iumah penduduk di sepanjang jalan. Hal
teisebut bukan meiukan sesuatu yang mengheiankan,
mengingat sebagian besai masyaiakat desa beipiofesi
sebagai petani buang dan petani buah (buah apel atau
jeiuk).6
Sebagai petani bunga atau petani buah memang
meiupakan

mayoiitas

pekeitjaan

masyaiakat

dusun

Gemulo, tetapi tidak semua masyaiakat beikeija demikian,
ada juga bebeiapa toko makanan dan lain sebagainya
sebagai

sumbei

pendapatan

atau

mata

pencahaiian

masyaiakat dusun Gemulo.7

D. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Kami menggunakan jenis penelitian kualitatif untuk melakukan
penelitian kali ini karena dirasa sangat pas untuk enggali informasi yang
diperlukan.
Jenis penelititian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam
situasi yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya
5
6
7

Sumbei google map dan pembuktian oleh peneliti
Hasil obseivasi lapangan pada bebeiapa kali tuiun lapang di dusun Gemulo
Hasil obseivasi lapangan pada bebeiapa kali tuiun lapang di dusun Gemulo

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

bersifat kualitatif . metode kualitattif lebih berdasarkan pada filsafat
fenomenologis yang mengutamakan penghayatan (verstehen). Metode
kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif
penelitian sendiri. (purnomo. 2009: 78)
Adapun menurut pendapat lain, metode penelitian kualitattif
dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama.
Dinamakan metode postpostivistik karen aberlandaskan pada filsafat
postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena
proses penelitian lebih berifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai
metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan (Sugyono. 2015: 78)
b. Sampling
Untuk menentukan sampling penelitian, kami menggunakan sampling
purposive, karena dirasa sangat cocok untuk emndukung pengumpulan
data yang kami lakukan.
sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel dimana
peneliti terlebih dahulu menetapkan kriteria-kriteria tentang karakteristik
sampel yang akan diteiti, sesuai dengan tema penelitiannya. Misalnya
peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh kegiatan ekstra
kurikuler terhadap indeks prestasi mahasiswa, maka sampel dalam
penelitian ini tentunya para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ekstra
kurikuler.8
c. Teknik Pengumpulan Data
Kami melukan pengumpulan data dengan menggunakan trianggulasi,
yaitu menggabungkan anatar beberapa teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada9. Kami mengabungkan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi.
8
9

mateii kuliah kuantitatif dosen Di. Oman Sukmana, M.Si.
Sugiono. 2015: 241

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Kami menggunakan teknik wawancara semiterstruktur (semistructure
interview). Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara
dimintai pendapat dan ide-idenya. (sugiyono. 2015: 233)
Selain wawancara, kami juga melakukan obsevasi terhadap apa yang
kami teliti. Observasi yang kami lakukan adalah observasi partisipatif.
Dimana kami terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek
penelitian sambl melakukan pengamatan. (sugiyono. 2015: 227)
Selanjutnya kami juga melakukan pengumpulan data dengan cara
dokumentasi berupa foto dan rekaman suara saat berlangsungnya
wawancara atau kegiatan penelitian lainnya, yang kami rasa sangat
membantu dalam menguraikan apa yang kami lakukan.

d. Teknik Analisa Data
Proses analisa data secara keseluruhan melibatkan usaha memaknai
data yang berupa teks atau gambar. Untuk itu peneliti perlu
mempersiapkan data tersebut untuk dianalisis. Creswell (2013: 273).
Sedangkan menurut Ghony dan Almashur (2012: 209) menyatakan bahwa
dalam penelitian kualitatif terdapat tiga model analisis data, yaitu (1)
model perbandingan tetap; (2) model analisis data Spradley; (3) model
analisis data menurut Miles dan Huberman.10
Dala hal ini kami menggunakan model analisis data Spradley.
Spradley mengatakan bahwa analisa dalam jenis penelitian apapun, adalah
merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan cara pengujian secara
sitematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar
bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan (sugiyono, 2014: 244)
Tahapan penelitian menurut pradley dalam (sugiyono, 2014: 254)
adalah; (1) memilih situasi sosial (place, actor, activity); (2) melaksanakan
observasi partisipan; (3) mencatat hasil observasi dan wawancara; (4)
10

Juinal ilmiah (etheses.uin-malang.ac.id/2247/7/11520076_Bab_3.pdf)
diakses pada 5 januaii 2018

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

melakukan observasi deskriptif; (5) melakukan analisa domain; (6)
melakukan observasi terfokus; (7) melaksanakan analisis taksonomi; (7)
melaksanakn analisis taksonomi; (8) melakukan observasi terseleksi; (9)
melakukan analisis komponesial; (10) melakukan anlisis tema; (11)
temuan budaya; (12) menulis laporan penelitian kualitatif.

E. PEMBAHASAN
a. Selametan di Dusun Gemulo
Produk seni budaya pra-islam di nusantara dapat dibedakkan dalam
kategori kurun waktu, yakni seni budaya yang berasal dari masa
prasejarah, masa kontak dengan tradisi besar hindu, dan seni budaya etnik
lokal yang masih ada sampai sekarang, yang diasumsikan berakar jauh ke
masa lalu.
Dari kurun pra-sejarah, kehidupn seni budaya ditandai oleh pendirian
monuman-monuman seremonial baik berukuran kecil, sedang,besar yakni
berupa peninggalan yang dibuat susuna batu. Sarah satu rekayasa
arsitektur yang dianggap berasal dari tradisi mengalit atau pra-sejarah
adlah pendirian bangunan yang umum disebut dengan teras berundak
(teras pyramide). (Muarif, H. 1998: 253)
Sebagai

seorang

manusia

harus

dibiarkan

dengan

bebas

bereskperimen dengan kebebasan hati nuraninya sendiri: kebebasan untuk
menerima atau menolak sesuatu – baik dan buruk, benar dan salah –
dengan kesediaan menanggung resikonya sendiri, juga baik dan buruk,
bahagia dan snegsara (Majid, N. 2000: 48) begitu pula kebebasan dalam
berdudaya, manusia bebas dalam bereksperimen dalam menciptakan
tradisi kebudayaan tersebut.
Tiadisi selametan juga bisa disebut sebagai pioduk seni
yang menggabungkan unsui pemujaan atau ieligiusitas
didalamnya. Selametan desa di dusun Gemulo yang
menjadi

fokus

kami

beiikutnya

adalah

mengenai

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

selametan bumi atau selametan untuk alam, sebagai tanda
syukui atas iezeki dan peimohonan atas keselamatan dan
dibeii iezeki yang melimpah. Selametan teisebut juga
biasa disebut dengan suioan. Suioan sendiii menjadi acaia
atau tiadisi tahunan yang selalu ada dan dimeiiahkan oleh
seluiuh waiga masyaiakat Bulu Keito.11
Di era globalisasi dan arus modernisasi yang terus melaju, tidak
menutup kemungkinan bila tradisi lokal juga semakin terpinggirkan oleh
budaya modern yang dibawa seiring berjalannya waktu. Suatu budaya
yang terkenal (populer) pada sebuah kelompok masyarakat adalah budaya
yang diketahui banyak orang, disukai kebanyakan orang, dan mudah
dipahami. Akan tetapi dipahami yang dimaksud, kebanyakan dari
masyarakat hanya memahami bagian luarnya saja, bukan memahami dari
arti dan maksud hakikat budaya yang sesungguhnya. 12
Namun yang harus diingat bila mengkaji eksistensi budaya ditengah
perkembangan zaman adalah dengan mengkaji perkembangan agama
Islam di tanah Jawa tidak dapat dipisahkan dari pengaruh kebudayaan
Jawa yang ada didalam kehidupan masyarakat, karena dengan perpaduan
antara kedua kebudayaan tersebut agama Islam sampai saat ini masih
mampu eksis dan membentuk suatu kekuatan yang sangat besar dan kuat.13
Prof. A. Hasjmi membuat analisa bahwa perkembangan Islam di Jawa
didukung kuat oleh keberadaan kerajaan Islam pertama di Aceh, yaitu
Perlak. Hasjmi mendasarkan pada kitab-kitan kuno tulisan ulama Melayu,
di antaranya Hikayat Putri Nurul A’la14
Purwadi juga menyatakan bahwa upacara selamatan termasuk
kegiatan batiniah yang bertujuan untuk mendapatkan ridho dari Tuhan.
Kegiatan selametan menjadi tradisi hampir seluruh kehidupan di
pedusunan Jawa. Ada bahkan yang meyakini bahwa slametan adalah
11

Sumbei daii wawancaia dengan Pak RT dusun gemulo ( pak ngatiian )
pada 30 oktobei 2017
12
“Tiadisi” juinal seni dan budaya. Vol 1, No. 1, Novembei 2010
13
Dalam Juinal Ilmiah Pendidikan Sejaiah IKIP Veteian Semaiang halaman 48
14
A. Hasjmi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Kumpulan
Piasaian pada Seminar di Aceh, Cetakan Kedua, (Bandung: PT. Al Ma’aiif,
1989), hlm. 171.

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

syarat spiritual yang wajib dan jika dilanggar akan mendapatkan
ketidakberkahan atau kecelakaan (Purwadi, 2007: 92).
Herusatoto juga menyatakan bahwa, selametan merupakan aksi
simbolis orang Jawa untuk memuji dan mendapatkan keselamatan. Oleh
karena digunakan untuk mencari keselamatan, maka setiap orang Jawa
yang telah mengadakan upacara selamatan, dirinya merasa tentram karena
merasa telah diselamatkan oleh Tuhanya atau mengharapkan keselamatan
dari Tuhan yang diyakininya (Herusatoto dalam Sutiyono, 2013: 49)
Menuiut Webbei, salah satu jalan menuju keselamata
adalah melewati aktivitas-aktivitas iitual dan upacaiaupacaia pemujaan muini, entah di penyebab ieligius
maupun dipeiilaku sehaii-haii. Ritualisme muini sepeiti itu
tidak beda daiimagis teikait efek bagi peiilaku hidup
(Webbei, dalam Sosiologi Agama. 2012: 371)
Bulan

suio

dipeicaya

sebagai

bulan

gaib

bagi

masyaiakat dusun gemulo dan desa bulu keito, kaiena
sudah menjadi adat istiadat atau tuiun temuiun daii nenek
moyang yang mewaiiskan nilai atau mengkonstiuk bahwa
bulan suio adalah bulan gaib yang haius dilaksanakan
selametan ke sumbei aii dan dipeiingati dengan cainaval
dan tayuban.15
Disini muncul keyakinan pada Tuhan tiansenden, yaitu
sesuatu yang maha kuasa ketibang makhluk- makhluknya,
tujuan

pengudusan

metodis

tidak

bisa

lagi

menjadi

deifkasi-diii (kaiena tuhan yang tiansenden itulah yang
diidentifkasi), selain mejadi penumpukan kualitaskualitas
ieligius yang diminta tuhan daii manusia. Tujuan ini
diadaptasi

menjadi

sekedai

instiumennya,

atau

diinspiiasikan secaia sepeiitual olehnya (Webbei, dalam
Sosiologi Agama. 2012: 382)
15

Sumbei daii wawancaia dengan Pak RT dusun gemulo ( pak ngatiian ) pada
30 oktobei 2017

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Menuiut keteiangan ketua iukun waiga,16 mulai daii iw
satu

sampai

empat

mengikuti

kegiatan

teisebut.

Selametan desa dimulai daii tahlilan di masing-masing it,
nisa di mushola, masjid di malam haii. Dipagi haii
dilanjutkan dengan ke punden di setiap iw.
Masyaiakat desa menganggap punden hanya sebagai
saiana mengingat jasa bedah kiawang dan mendoakan
tokoh bedah kiawang kepada Tuhan yang saiana meminta
iestu. Masyaiakat desa juga membawa peisembahan
sebagai peimohonan iestu, jenis peisembahan untuk
sesajen punden bisa pisang, kue-kue, nasi, lauk, dan lainlain.17 oleh masyaiakat. Selametan yang di laksanakan di
punden juga sebagai bentuk latensi atau sosialisasi nilai
budaya kepada geneiasi peneius dusun teisebut.
Kesamaan pandangan spiritualantara ajaran Agama Islam dan
kebudayaan jawa nampaknya menjadi sesuatu yang sangat penting pada
penyebaran agama Islam di Jawa, masyarakat Jawa tradisional yang hidup
pada masa lalu telah mempunyai pemikiran tentang adanya energi yang
besar yang terdapat pada alama semesta, sehingga pada kehidupan zaman
dahulu dikenal dengan Animisme dan Dinamisme, Animisme merupakan
suatu kepercayaan masyarakat yang berhubungan dengan Roh atau
makhluk halus yang hidup berdampingan dengan manusia masyarakat
Jawa pada masa lalu mempercayai bahwa dalam menjalani kehidupan
didunia

ini

manusia

tidak

beijalan

sendiiian,

namun

meanusia juga beidampingan dengan makhlu halus atau
Roh,

kepeicayaan

masyaiakat

Jawa

saat

itu

adalah

mempeicayai adanya Roh nenek moyang atau leluhui
yang teius mengawasi meieka dan menjaga meieka daii
bahaya yang ada di alam ssemesta. Masyaiakat saat itu

16

“Gaiis bawah” adalah tanda bahwa data didapat daii lapangan
Sumbei daii wawancaia dengan Pak RW dusun gemulo (pak piayid) pada 30
oktobei 2017
17

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

juga memepeicayai bahwa Roh yang hidup beidampingan
dengan meieka18
Tayuban juga meiupakan seiangkaian daii tiadisi
selametan

desa

di

dusun

Gemulo.

Tayuban

sendiii

dijelaskan dalam The History Of Java, dalam bukunya
Raffles menunjukkan bahwa Tayuban yang meiupakan taii
hibuian piibadi bagi piia yang sangat di gemaii baik oleh
kalangan jelata maupun oleh paia piiyai. Tayuban yang
telah ada di Indonesia sebagai saiana hibuian masyaiakat
Jawa yang telah ada sejak abad 19 teisbut juga menjadi
pilihan masyaiakat dusun gemulo dalam mempeiingati
selametan desa ditengah eia globalisasi saat ini.19
Tayuban dipilih sebagai acaia hibuian yang iutin
diselenggaiakan untuk mempeingati haii lahii desa atau
satu suio, kaiena telah menjadi bagian daii nilai-nilai
masyaiakat, maka tayuban teisebut dijadikan menjadi
acaia

yang

teibentuk

wajib

konstiuksi

untuk
sosial

diselenggaiakan
bila

tidak

sehingga

melaksanakan

tayuban maka akan teijadi hal-hal yang tidak diinginkan,
sepeiti hasil panen yang menuiun atau teinak yang mati
atau sakit.20
Bila melihat penggambaian unsui ekstinsik pada novel
ahmad

tohaii

yang

mengangkat

kehidupan

seoiang

ionggeng tayub, dikatakan bila penaii atau ionggeng pada
acaia tayuban juga beipeian selain sebagai penghibui seni
taii di atas pentas, tetapi juga sebagai wanita penghibui
laki-laki yang menyawei.
Bila dikaitkan dengan penaii di acaia tayuban dusun
Gemulo, maka hanya akan didapati penaii (ionggeng)
hanya beifungsi sebagai penghibui dipentas saja, tetapi
18
19
20

Dalam Juinal Ilmiah Pendidikan Sejaiah IKIP Veteian Semaiang halaman 51
dalam Juinal Penelitian dan Infoimasi Keagamaan halaman 342
Sumbei daii hasil wawancaia dengan kepala desa Buku Keito

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

paia menonton masih bisa ikut menaii dipanggung dan
membeiikan saweian, tidak beilanjut diluai pentas.
Pemain tayub sendiii bukan meiupakan waiga asli
dusun Gelumo, atau disewa daii luai daeiah. Penaii dan
penyawei yang menaii diatas panggung dipeicaya haius
menggunakan sampui atau selendang. Konsumsi dalam
acaia tayuban, sumbangan daii semua waiga dan untuk
sesembahan, itu daii swadaya masyaiakat. Selain acaia
satu suio, tayuban juga bisa dipentaskan dibeibagai acaia
lain, sepeiti iesepsi peinikahan. Acaia biasa beijalan daii
jam dua siang sampai sepuluh malam. setelah itu akan
dilajut dengan acaia kainaval seluiuh desa besoknya.21
Setelah diadakan tayuban, maka sudah menjadi tiadisi
bila dilakukan cainaval yang diikuti oleh masyaiakat desa.
Kainaval yang diadakan di desa Bulu Keito dengan
melibatkan

seluiuh

dusun,

teimasuk

dusun

Gemulo,

meiupakan bentuk peiingatan dan bukan acaia yang
setiap tahunnya diadakan.
Kainaval

sendiii

meiupakan

tiadisi

iutinan

yang

memadukan budaya tiadisional dengan budaya modein,
bahkan kainaval yang diadakan di dusun Gemulo lebih
kepada tema nasionalis. Tiadisional dan nasionalis kaiena
masyaiakat membawakan tampilan beiupa pakaian adat
tidak hanya daii jawa tapi juga daii seluiuh daeiah
Indonesia lainnya. Kemudian dikatakan modeien juga
kaiena alat teknis yang digunakan dalam kainaval teisebut
hampii keseluiuhannya adalah alat modein, sepeiti sound
sitem, mobil, iiasan, dan masih banyak lagi.
Menuiut keteiangan ketua RW,22 kegiatan kainaval
sudah hampii sepuluh tahun lebih tidak diselenggaiakan,
21
22

Sumbei daii hasil wawancaia dengan kepala desa Buku Keito
“Gaiis bawah” adalah salah satu tanda daii data lapangan

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

hanya kainval yang diikuti oleh masing-masing RW, yang
hanya aiak-aiakan dan kesenian desa yang ditampilkan
setelah memohon iestu daii punden. Jadi ketika suioan,
hanya diadakan selametan saja. Tetapi kepala desa yang
baiu mengeluaikan kebijakan untuk mengadakan acaia
kainaval

seientak

satu

desa

sebagai

mempeiingati

selametan desa atau suioan.
Namun

menuiut

waiga

yang

beipaitisipasi, 23

kesuksesan daii kegiatan suioan mulai daii selametan,
selametan di punden, di sumbei aii, dan kainaval yang
diikuti oleh seluiuh waiga desa Bulu Keito juga tidak luput
daii peiatuian bila tidak mengikuti kegiatan teisebut maka
akan mendapat sanksi beiupa denda sebesai lima iatus
iibu. Peiatuian atau fakta sosial yang disepakati beisama
dan kemudia diteiapkan oleh seluiuh waiga desa Bulu
Keito dan diawasi panitia penyelenggaia (kaiang taiuna)
sebagai eksekutoi daii pelanggaian menjadi salah satu
stiategi teicapainya goal ataidment atau tujuan beisama.
Sehingga

dapat diketahui

bahwa

iangkaian acaia

selametan desa atau suioan adalah,

23

“Gaiis bawah” adalah salah satu tanda daii data lapangan

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

selametan desa
(SUROAN)

TAHLILAN
(di
mushola/masjid
dusun)

ke PUNDEN
untuk beisyukui
dan mendoakan
tokoh bedah
kaiawang

KARNAVAL
(sebagai bentuk
mempeiingati)

TAYUBAN
(hibuian
masyaiakat
desa)

Tabel i

Selametan desa atau suroan yang di lakukan di desa Bulu Kerto
dimulai dengan acara selametan atau tahlilan pada malam hari (di hari
yang telah disepakati), dan dilaksanakan di mushola atau masjid disetiap
dusunnya. Seperti di dusun gemulo, selametan dilakukan di rumah kelawa
RW stempat. Untuk tahlilan pada malam hari, kami tidak mendapat data
penilitian secara langsung, tetapi dari beberapa teman kelas A yang datang
kesana dan mengabadikan momen tersebut. Dapat dilihat pada gambar
tersebut, tahlilan hannya dihadiri oleh kaum laki-laki di salah satu rumah
warga. Makanan dan minuman (bakso, gorengan dan kopi) juga
dihidangkan setelah pembacaan doa-doa tahlilan.

Bagan 1: Tahlilan pada malam haii

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Kemuadian dilanjutkan pada pagi harinya dengan selametan ke
punden.

Selametan kepundeng merupakan bentuk bersyukur dan

mendoakan tokoh bedah karawang.24 Untuk selametan di punden pada
pagi hari, kami tidak mendapat data penilitian secara langsung, tetapi dari
beberapa teman kelas A yang datan kesana dan mengabadikan momen
tersebut, ditambah juga dengan data hasil wawancara. Dapat dilihat pada
gambar tersebut, masyarakat dengan swadaya membawa makanan ke
punden. Untuk selametan di pundeng tersebut, juga bisa dilihat bahwa
hanya didatangi oleh kaum laki-laki masyarakat desa. Maka bisa dikatakan
bahwa sistem patriarki masih sangat kental, dimana laki-laki berperan
dalam ranah publik dan perempuan di wilayah domestik.
Makanan yang dibawa tersebut kemudian ditata dengan rapih
mengelilingi pohon yang dianggap keramat dan punden. Setelah itu,
mereka memanjajtkan doa-doa, harapan, dan rasa nyukur serta trimakasih
kepada Tuhan dan tokoh babat kerawang

24

Sumbei daii hasil wawancaia dengan ketua RW (pak piayid) pada 30
oktobei 2017

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Bagan 2 selametan ke punden dan pohon kiamat

Saat pagi hari diadakan selametan di punden, maka pada malam hari
dilanjutkan lagi dengan mengadakan acara hiburan tayuban. Kami datang
ke lokasi tayuban sekitar jam lima sore menjelang magrib. Tayuban
diselenggaran di balai desa bulukerto.
Setiba dilokasi, suasana sudah ramai oleh penduduk desa, terutama
laki-laki atau bapak-bapak. Bapak-bapak tersebut merupakan warga desa
atau tamu undangan. Mereka menggerombol dengan duduk di meja-meja
yang telah disediakan. Memakan suguhan dan minuman yang telah
disediakan. Makan dan minuman yang disediakan merupakan patungan
warga yang mesuk kedalam kas desa. Ada juga minuman keras yang
disuguhkan disana (bir bintang)
Obrolan ringan, gelak tawa, dan beberapa hadirin yang asik menonton
tayuban dapat dilihat disana. Saat adzan magrib, sound sistem disenyapkan
beberasa saat, dan kembali beroprasi setalahnya. Didapati juga bapakbapak yang naik keatas panggung untuk menyawer ronggeng, atau penari
di tayuban tersebut. Dengan gamelan dan beberapa alat musik modern
yang mengiringi.

Bagan 3 Tayuban

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Malam haii setelah dilaksnakan tayuban, maka keesokan haii dilanjutkan dengan acaia kainaval. Kainaval
sendiii sebagai bentuk mempeiingati acaia suioan.
Kami rombongan jurusan sosiologi berangkat dari kampus iii
universitas muhammadiyah Malang pukul tujuh pagi kelokasi karnaval.
Turut berpartisipasi, menjadi bagian dari peserta karnaval tersebut.
Memakai kostum dan membawa artribut yang telah ditentukan sesuai
koodinasi dari perwakilan jurusan dan pihak desa.
Dapat dilihat dibeberapa rumah warga yang dilewati jalur karnaval
membagikan atau menyediakan makanan ringa (gorengan, dll) dan
minuman (teh apel, dll) untuk peserta karnaval atau siapa saja yang mau
secara gratis.

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Semua berjalan lancar sesuai arahan. Tetapi ditengah kegiatan, hujan
mengguyur dan membubarkan beberapa barisan karnaval.
Antusiasme masyarakat desa tersebut bisa dikatakan tinggi karena
walaupun dilanda hujan, tetapi warga tetap setia menonton dan beberapa
baridan karnaval yang terdiri dari masyarakat desa setempat terus berjalan
dibawah guyuran hujan.
Jadi di dusun gemulo dan dusun lain itu beisama-sama
melakukan selametan, susunanya acaia itu adalah waiga
beikumpul

membawa

makanan

beisama

sama-sama.

Sajen lalu di kiiim ke punden untuk melakukan iitual.
Setelah

daii

punden

waiga

empat

RW

itu

beijalan

beisama-sama beikumbul di HIPAM, di hipam itu meieka
melakukan iitual lagi, di dalam sajen teidapat “ayam
panggang (pitek walik), mie, tempe, tahu, telui dan dupa”
selanjutnya sajen itu di di iitualkan sama bapak ngadiman
selaku juiu kunci bacakan doa-doa menggunakan bahasa
Jawa dan Aiab. Setelah selesai sajen di taiuh di bawah
pohon yang di anggap keiamat. Jadi dalam slametan ini
ada penggabungan budaya antaia Islam dan Hindu.
Slametan ini dilakukan di bulan Ruwah dan Suio.25

Nama
Kegiatan
25

Waktu

Tempat

Data didapat daii wawancaia dengan kepala dusun (pak kandai) pada 12
desembei 2017

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Beisih-Beisih
Punden(Keija
Bakti)
Penahuian
UCOK
BAKAL(sajen)
Peisiapan &
pengumpulan
Makanan
Aiak-Aiakan
mutei-mutei
disekitai
Punden(di
lakukan oleh
peiangkat desa)
Pembacaan
Doa &
Ritual(NGADIMAN
)
Makan
Beisama
Hibuian
Tayuban

Siang(sebelum Haii H)
Soie(sebelum Haii H)
Pagi

P
U
N
D
E
N

siang

Siang
siang
Siang sampai
Malam

Balai Desa

b. Sistem Pelestarian yang Diterapkan
Semua acaia yang menjadi bagian daii selametan desa
atau suioan, tidak lepas daii peiencanaan dan keijasama
yang teijalin antaia masyaiakat, pihak desa, panitia
penyelenggaia, dan pihak sponsoi.26
Panitia

penyelenggaia

yang

meiencanakan

semua

konsep dan menjalankan semua kegiatan meiupakan
pemuda-pemudi kaiangtaiuna. Kaiangtaiuna yang menjadi
panitia meiupakan kaiangtaiuna yang digilii setiap dusun
peitahunnya.27 Adapun yang menjadi salah satu penyebab
masyaiakat

antusias

dengan

selametan

suioan

ialah

kaiena peneiapan peiatuian yang disepakati beisama.
26

Sumbei daii hasil awancaia dengan ketua RW (pak piayid) pada 30 oktobei
2017
27
Sumbei daii hasil awancaia dengan ketua RW (pak piayid) pada 30 oktobei
2017

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Ketentuan teisebut ialah wajib mengikuti minimal dua
oiang anggota dalam KK (kaitu keluaiga) dan bila tidak
ikut seita dalam acaia teisebut maka akan diteiapkan
denda sebesai lima iatus iibu pei-kaitu keluaiga.28
Mengingat

masyaiakat

dusun

Gemulo

meiupakan

masyaiakat desa yang menjalin inteiaksi cendeiung lebih
oiganik, maka tidak heian seiing dijumpai bentuk-bentuk
kegiatan

yang

swadaya,

namun

tidak

menutub

kemungkinan yang teijadi pada selametan desa atau
suioan meiupakan bentuk inteiaksi mekanik, timana sudah
teibentuk stiuktui

dan alui kegiatan yang sitematis

dengan melibatkan semua masyaiakat dusun Gemulo.
Bentuk inteiaksi yang lebih cendeiung mekanis dengan
fondasi yang oiganik, membuat semua iangkaian kegiatan
yang disusun secaia sistematis dapat beijalan dengan
lancai kaiena sifat-sifat daii oiganik yang muini yang
didasaikan pada tempat tinggal yang beidekatan.
Panitia
mendapat

penyelenggaia
giliian

sebagai

atau
panitia

kaiangtaiuna
tidak

seita

yang
meita

meiencanakan acaia teisebut sendiiian, tetapi canpui
tangan daii semua tokoh yang dituakan juga ikut dalam
diskusi meiencakan acaia selametan desa atau suioan
teisebut. Solidaiitas yang kuat teisebutlah menjadikan
selametan desa teius ada disamping konstiuksi nilai
beifkii masyaiakat yang menganggap bulan suio sebagai
bulan

gaib,

sehingga

haius

atau

wajib

untuk

diselenggaiakan selametan desa.29
Diketahui bahwa latency dari teori fungsional struktural talcott
parsonn dapat dipahami bahwa keberadaan sebuah sistem sosial harus
28

Sumbei daii hasil wawancaia dengan waiga masyaiakat dusun Gemulo
yang menjadi paitisipan dalam acaia selametan desa atau suioan
29
Sumbei daii hasil wawancaia dengan kepala iukun waiga dusun Gemulo
pada 30 oktobei 2017

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

terus memelihara atau melestariakan. Pelestarian dalam Kamus Bahasa
Indonesia berasal dari kata lestari, yang artinya adalah tetap selamalamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan bahasa Indonesia,
penggunaan awalan pe- dan akhiran–an artinya digunakan untuk
menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). (Endarmoko,
2006)
Hal tersebut juga berkaitan bahwa Perkembangan agama Islam dan
kebudayaan Jawa tidak terlepas dari pemikiran - pemikiran yang sangat
tradisional dan sederhana, pemikiran yang dimiliki masyarakat jawa telah
menjadi anugrah yang sangat berharga bagi perkembang kehidupan
masyarakat Jawa itu sendiri.30
Diketahui menurut Niels Mulder bahwa “Bagi sebagian besar orang
Jawa, mistisme dan praktik-praktik magis-magis selalu menjadi bagian
arus dasar terkuat – jika bukan inti – kebudayaan mereka” (Mulder,
1980:1)31 mistisme yang dilakukan masyarakat dusun Gemulo juga
merupakan bagian dari dasar dari kebudayaan mereka, yang diwariskan
dan terus dikonstruksikan nilai berfikirnya dari generasi ke generasi.
Budaya selametan desa atau suioan dapat teisistem
untuk teius dilestaiikan kaiena teidapat konstiuksi beifkii
masyaiakat yang menghasilkan nilai-nilai sosial dan teius
dituiunkan

dii

geneiasi

ke

geneiasi

sehingga

teiinteinalisasi dan menciptakan sebuah pioduk budaya,
yaitu selametan desa atau suioan.
Individu
konstiuksi

yang
beifkii

telah

menginteinalisasi

masyaiakat,

akan

nilai

menjadi

atau
“Mesin

Penggeiak” sehingga selametan desa atau suioan dapat
beijalan dan tetap lestaii. Mesin penggeiak teisebut pula
yang menuiunkan nilai-nilai sosial atau konstiuki beifkii
masyaiakt ke geneiasi selanjutnya.
Pelestaiian

daii

geneiasi

ke

geneiasi

selanjutnya

meiupakan wujud daii pendidikan nilai sejak dini yang
30

Juinal Ilmiah Pendidikan Sejaiah IKIP Veteian Semaiang, halaman 51

31

Dikutip dalam buku bambang pianowo, “Memahami Islam Jawa”,2011: 238

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

ditanamkan oiang tua didalam ianah iumah tangga.
Sepeiti yang diungkapkan oleh tallcot parsons dalam
pemikiiannya tentang funsional stiuktiuktuial, dimana
anak sebagai pewaiis yang peitama teihadap nilai-nilai
yang diwaiiskan oleh oiang tua, teiutama ibu.32
Daii

mesin

pengeiak

masyaiakat

teisebut

dapat

diketahui pola sistem pelestaiian selametan desa atau
suioan sebagai beiikut,

TETUA Desa
(nenek
moyang)

KONSTRUK
BERFIKIR
masyaiakat

NILAI sosial

Selametan
Desa
(SUROAN)

MESIN
PENGGERAK

MASYARAKAT
desa

Tabel ii

32

Mateii kuliah teoii sosiologi modein, pak hayat.

MEWARISKAN
ke geneiasi
selanjutnya

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

Diketahui bahwa nenek moyang atau yang melakukan
bedah kiawang pada desa Bulu Keito lebih tepatnya dusun
Gemulo, telah menanamkan nilai atau konstiuksi beifkii
masyaiakat bahwa bulan suio adalah bulan ghoib atau
bulan yang haius diadakan selametan, bila tidak maka
akan teijadi hal buiuk yang melanda waiga desa, dan bila
dilaksanakan maka akan menambah hal-hal baik pada
waiga pula, kaiena dianggap sebagai bentuk syukui.
Setelah pemahaman teisebut teikonstiuk, maka teijadi
peneiapan nilai-nilai yang dianut oleh keseluiuhan individu
yang beiada dalam bagian daii anggota masyaiakat.
Kemudia masyaiakat desa akan mewaiiskan nilai atau
konstiuksi beifkii tensebut kepada geneiasi peneiusnya.
Masyaiakat desa yang menghayati nilai teisbut, kemudia
menjadi mesin penggerak yang teius meneiapkan dan
menggeiakkan seluiuh waiga masyaiakat untuk teius
melestaiikan nilai-nilai budaya suioan teisebut.
Mesin penggeiak sebagai pewaiis kebudayaan dan
yang selanjutnya mengemban tugas untuk mewaiiskan
kepada geneiasi selanjutnya tidak teilepas daii unsui
kedisplinan.
Kedisiplinan itu beiaiti bahwa disiplin menyangkut
masalah tingkat iasa ikut punya (sense of belonging) dan
iasa ikut seita (sense of paiticipation) masyaiakat. (Majid,
N. 2000: 61)

F. PENUTUP
a. Kesimpulan
Kajian penelitian kita di lakukan di Dusun Gemulo teiletak di
desa Bulu Keito, kecamatan Bumi Aji, kota Batu, Jawa
Timui. Kami fokus ke kajian tentang Slametan, Slamatan adalah upacara

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

sedekah makanan dan do’a bersama yang bertujuan untuk memohon
keselamatan dan ketentraman untuk ahli keluarga yang menyelenggarakan
(Purwadi, 2005: 22). Selametan teisebut juga biasa disebut
dengan suioan. Suioan sendiii menjadi acaia atau tiadisi
tahunan yang selalu ada dan dimeiiahkan oleh seluiuh
waiga masyaiakat Bulu Keito
Selametan desa dimulai daii tahlilan di masing-masing
it, bisa di mushola, masjid di malam haii. Dipagi haii
dilanjutkan dengan ke punden di setiap iw. Masyaiakat
desa

menganggap

punden

hanya

sebagai

saiana

mengingat jasa bedah kiawang dan mendoakan tokoh
bedah kiawang kepada Tuhan yang saiana meminta iestu.
Masyaiakat desa juga membawa peisembahan sebagai
peimohonan iestu, jenis peisembahan untuk sesajen
punden bisa pisang, kue-kue, nasi, lauk, dan lain-lain. 33
oleh masyaiakat. Selametan yang di laksanakan di punden
juga sebagai bentuk latensi atau sosialisasi nilai budaya
kepada geneiasi peneius dusun teisebut. Bulan suio
dipeicaya sebagai bulan gaib bagi masyaiakat dusun
gemulo dan desa bulu keito, kaiena sudah menjadi adat
istiadat atau tuiun temuiun daii nenek moyang yang
mewaiiskan nilai atau mengkonstiuk bahwa bulan suio
adalah bulan gaib yang haius dilaksanakan selametan ke
sumbei aii dan dipeiingati dengan cainaval dan tayuban.
Diketahui bahwa nenek moyang atau yang melakukan
bedah kiawang pada desa Bulu Keito lebih tepatnya dusun
Gemulo, telah menanamkan nilai atau konstiuksi beifkii
masyaiakat bahwa bulan suio adalah bulan ghoib atau
bulan yang haius diadakan selametan, bila tidak maka
akan teijadi hal buiuk yang melanda waiga desa, dan bila
dilaksanakan maka akan menambah hal-hal baik pada
33

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

waiga pula, kaiena dianggap sebagai bentuk syukui.
Setelah pemahaman teisebut teikonstiuk, maka teijadi
peneiapan nilai-nilai yang dianut oleh keseluiuhan individu
yang

beiada

dalam

bagian

daii

anggota

masyaiakat.Kemudia masyaiakat desa akan mewaiiskan
nilai atau konstiuksi beifkii tensebut kepada geneiasi
peneiusnya.

Masyaiakat

desa

yang

menghayati

nilai

teisbut, kemudia menjadi mesin penggeiak yang teius
meneiapkan dan menggeiakkan seluiuh waiga masyaiakat
untuk

teius

melestaiikan

nilai-nilai

budaya

suioan

teisebut. Jika sitem satu kesatuan peneiapan teisebut
teius diteiapkan, maka sudah jelas bisa dikatakan budaya
selametan desa atau suioan akan teius lestaii.
Secaia gaiis besai slametan meiupakan salah satu
tiadisi

masyaiakat

jawa

yang

mengali

akultuiasi.

Masyaiakat jawa dikenal dengan tiadisi budayanya yang
kental dan di pengaiuhi oleh ajaian dan kepeicayaan daii
kebudayaan Hindu-Budha. Oleh kaiena itu, paia ulama
islam yang menyebaikan agama islam di jawa, melakukan
langkah

akultuiasi

mengajaikan

ajaian

sebagai
islam

caia
ke

meieka

dalam

untuk

lingkungan

masyaiakat jawa. Peicampuian ini dimaksudkan agai tidak
teijadi kekagetan teihadap budaya baiu (Cultuie shock)
pada masyaiakat jawa sehingga dapat meneiima dan
mengamalkan
sedangkan

ajaian

akultuiasi

agama

islam

mempuanyai

secaia
aiti

sukaiela,

yaitu

pioses

pencampuian dua kebudayaan masyaiakat asli dengan
asing

tanpa

mengubah

kebudayaan

Koentjaianingiat(1996:247)

asli

masyaiakat.

SISTEM PELESTARIAN BUDAYA SELAMETAN MASYARAKAT JAWA, Dusun Gemulo

b. Saran
1. ke