NUTRISI DAN GIZI BURUK (1)
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu"ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
E"mail: [email protected]
!
"
#
$"# %
&
!
!
$
%
(
#
"
)
"
#
&
'
$"# %
$"# %
*
"
#
$"# %
+
!
&
$
%
,
,
!
-
%
Sejauh pemantauan yang telah dilakukan temuan
Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang
Energi
Protein
mikronutrien
(KEP)
merupakan
dan
defisiensi
masalah
kasus
tersebut
terjadi
setelah
anak"anak
mengalami fase kritis. Sementara itu, perawatan
yang
intensif baru dilakukan setelah anak"anak itu
membutuhkan perhatian khusus terutama di
benar"benar tidak berdaya. Berarti sebelum
negara"negara berkembang, yang merupakan
anak"anak itu memasuki fase kritis, perhatian
faktor risiko penting terjadinya kesakitan dan
terhadap hak hidup dan kepentingan terbaiknya
1
kematian pada ibu hamil dan balita . Di
Indonesia
terabaikan3.
KEP dan defisiensi mikronutrien
Kejadian gizi buruk perlu dideteksi
juga menjadi masalah kesehatan penting dan
secara dini melalui intensifikasi pemantauan
2
darurat di masyarakat terutama anak balita .
pertumbuhan dan identifikasi faktor risiko yang
Kasus kematian balita akibat gizi buruk kembali
erat dengan kejadian luar biasa gizi seperti
berulang, terjadi secara masif dengan wilayah
campak dan diare melalui kegiatan surveilans.
sebaran yang hampir merata di seluruh tanah air.
Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di
60
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Indonesia
masih
Susenas
penyakit akibat menurunnya daya tahan tubuh,
prevalensi
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
balita gizi buruk yaitu dari 10,1% pada tahun
optimal, sampai pada kematian yang akan
1998 menjadi 8,1% pada tahun 1999 dan
menurunkan kualitas generasi muda mendatang.
menjadi 6,3% pada tahun 2001. Namun pada
Hal ini telah membukakan mata kita bahwa anak
tahun
kembali
balita sebagai sumber daya untuk masa depan
prevalensi gizi buruk dari 8,0% menjadi 8,3%
mempunyai masalah yang sangat besar4. Apalagi
pada tahun 2003 dan kembali meningkat
penyakit penyerta yang sering pada gizi buruk
menjadi 8,8% pada tahun 2005. Berdasarkan
seperti lingkaran setan, yaitu penyakit"penyakit
laporan dari Dinas Kesehatan seluruh Indonesia
penyerta justru menambah rendahnya status gizi
terjadi penurunan kasus gizi buruk yaitu pada
anak. Penyakit"penyakit penyerta yang sering
tahun 2005 terdata 76.178 kasus kemudian turun
terjadi adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
menjadi 50.106 kasus pada tahun 2006 dan
(ISPA), diare persisten, cacingan, tuberculosis,
39.080 kasus pada tahun 2007. Penurunan kasus
malaria dan HIV/AIDS5.
menunjukkan
tinggi.
adanya
2002
terjadi
Hasil
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
penurunan
peningkatan
gizi buruk ini belum dapat dipastikan karena
Gizi
merupakan
salah
satu
faktor
penurunan kasus yang terjadi kemungkinan juga
penentu utama kualitas sumber daya manusia.
disebabkan oleh adanya kasus yang tidak
Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka
terlaporkan
kesakitan dan angka kematian tetapi juga
(
).
Mencuatnya
kembali pemberitaan di media massa akhir"akhir
menurunkan
ini mengenai balita gizi buruk yang ditemukan
pertumbuhan sel"sel otak yang mengakibatkan
dan meninggal menunjukkan sistem surveilans
kebodohan
dan penanggulangan dari berbagai instansi
masalah yang timbul akibat gizi buruk antara
4
terkait belum optimal .
produktifitas,
dan
menghambat
keterbelakangan.
Berbagai
lain tingginya angka kelahiran bayi dengan
Pasien–pasien yang masuk ke rumah
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang
sakit dalam kondisi status gizi buruk juga
disebabkan jika ibu hamil menderita KEP akan
semakin meningkat. Umumnya pasien–pasien
berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan
tersebut adalah balita. Salah satu tanda gizi
kecerdasan anak, juga meningkatkan resiko bayi
buruk balita adalah berat badan balita di bawah
yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang
garis merah dalam Kartu Menuju Sehat (KMS)
kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan
balita. Masalah gizi buruk balita merupakan
pertumbuhan sel"sel otak, yang dikemudian hari
masalah yang sangat serius, apabila tidak
dapat mengurangi IQ anak.
ditangani secara cepat dan cermat dapat berakhir
gizi buruk dapat berupa penyebab tak langsung
pada kematian. Gizi buruk lebih rentan pada
seperti kurangnya jumlah dan kualitas makanan
Faktor penyebab
61
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi,
anak sehat, adakalanya dijumpai kelainan kulit
cacat bawaan, menderita penyakit kanker dan
dan rambut. Gizi buruk berat memberi gejala
penyebab langsung yaitu ketersediaan pangan
yang kadang"kadang berlainan, tergantung dari
rumah
pelayanan
dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi dan
kesehatan. Sedangkan faktor"faktor lain selain
kepadatan penduduk6. Gizi buruk berat dapat
faktor kesehatan, tetapi juga merupakan masalah
dibedakan tipe kwashiorkor, tipe marasmus dan
utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan
tipe marasmik"kwashiorkor. Tipe kwashiorkor
rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan
ditandai dengan gejala tampak sangat kurus dan
kerja. Oleh karena itu, untuk mengatasi gizi
atau edema pada kedua punggung kaki sampai
buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor6.
seluruh tubuh, perubahan status mental, rambut
tangga,
perilaku
dan
Diagnosis gizi buruk dapat diketahui
tipis kemerahan seperti warna rambut jagung,
dan
mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, wajah
pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi
membulat dan sembab, pandangan mata sayu,
buruk berbeda"beda tergantung dari derajat dan
pembesaran hati, kelainan kulit berupa bercak
lamanya deplesi protein dan energi, umur
merah muda yang meluas dan berubah warna
penderita, modifikasi disebabkan oleh karena
menjadi
adanya kekurangan vitamin dan mineral yang
cengeng dan rewel.
menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan
dengan gejala
dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan
seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput,
hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat
perut cekung, rambut tipis, jarang dan kusam,
badan yang kurang dibandingkan dengan anak
tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan
yang sehat. Gizi buruk ringan sering ditemukan
keriput. Tipe marasmik"kwashiorkor merupakan
pada anak"anak dari 9 bulan sampai 2 tahun,
gabungan beberapa gejala klinik kwashiorkor –
akan tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang
marasmus7.
melalui
gejala
klinis,
antropometri
lebih besar. Pertumbuhan yang terganggu dapat
coklat
kehitaman
dan terkelupas,
Tipe marasmus ditandai
tampak sangat kurus, wajah
Pengukuran
antropometrik
lebih
dilihat dari pertumbuhan linier mengurang atau
ditujukan untuk menemukan gizi buruk ringan
terhenti,
berkurang,
dan sedang. Pada pemeriksaan antropometrik,
terhenti dan adakalanya beratnya menurun,
dilakukan pengukuran"pengukuran fisik anak
ukuran lingkar lengan atas menurun, maturasi
(berat, tinggi, lingkar lengan, dan lain"lain) dan
tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi
dibandingkan dengan angka standar (anak
normal atau menurun, tebal lipat kulit normal
normal). Untuk anak, terdapat tiga parameter
atau mengurang, anemia ringan, aktivitas dan
yang biasa digunakan, yaitu berat dibandingkan
perhatian berkurang jika dibandingkan dengan
dengan umur anak, tinggi dibandingkan dengan
kenaikan
berat badan
62
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
umur anak dan berat dibandingkan dengan
tinggi/panjang anak.
Parameter tersebut lalu
Gizi buruk merupakan masalah yang
dibandingkan dengan tabel standar yang ada.
perlu penanganan serius. Berbagai upaya telah
Untuk membandingkan berat dengan umur anak,
dilakukan
pemerintah
antara
lain
dapat pula digunakan grafik pertumbuhan yang
revitalisasi
posyandu
dalam
meningkatkan
terdapat pada KMS. Pemeriksaan laboratorium
cakupan penimbangan balita, penyuluhan dan
yang dilakukan adalah
pendampingan,
pemeriksaan kadar
pemberian
melalui
Makanan
hemoglobin darah merah (Hb) dan kadar protein
Pendamping ASI (MP"ASI) atau Pemberian
(albumin/globulin) darah. Dengan pemeriksaan
Makanan Tambahan (PMT), peningkatan akses
laboratorium yang lebih rinci, dapat pula lebih
dan mutu pelayanan gizi melalui tata laksana
jelas
dan
gizi buruk di Puskesmas Perawatan dan Rumah
komplikasi"komplikasi yang terjadi pada anak
Sakit, penanggulangan penyakit menular dan
tersebut.
pemberdayaan masyarakat melalui Keluarga
diketahui
penyebab
malnutrisi
Pada gizi buruk terdapat perubahan
nyata dari komposisi tubuhnya seperti jumlah
Sadar Gizi (Kadarzi)4.
Masalah
Gizi
buruk
tidak
dapat
dan distribusi cairan, lemak, mineral, dan protein
diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi
terutama protein otot. Tubuh mengandung lebih
buruk merupakan dampak dari berbagai macam
banyak cairan. Keadaan ini merupakan akibat
penyebab, seperti rendahnya tingkat pendidikan,
hilangnya lemak, otot dan jaringan lain. Cairan
kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi,
ekstra sel terutama pada anak"anak dengan
adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya.
edema terdapat lebih banyak dibandingkan tanpa
Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara
edema. Kalium total tubuh menurun terutama
komprehensip. Perawatan balita gizi buruk
dalam sel sehingga menimbulkan gangguan
dilaksanakan di Puskesmas Perawatan atau
metabolik pada organ"organ seperti ginjal, otot
Rumah Sakit setempat dengan Tim Asuhan Gizi
dan pankreas. Dalam sel otot kadar natrium dan
yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan
fosfor
kadar
perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk
magnesium menurun . Kelainan organ sering
dengan menerapkan 10 langkah tata laksana
terjadi seperti sistem alimentasi bagian atas
anak gizi buruk meliputi fase stabilisas untuk
(mulut, lidah dan leher), sistem gastrointestinum
mencegah / mengatasi hipoglikemia, hipotermi
(hepar,
dan dehidrasi, fase transisi, fase rehabilitasi
anorganik
meninggi
dan
7
pankreas),
jantung,
ginjal,
sistem
endokrin sehingga gizi buruk harus segera
7
ditangani dengan cepat dan cermat .
untuk tumbuh kejar dan tindak lanjut.
Nutrisi
berperan
penting
dalam
penyembuhan penyakit. Kesalahan pengaturan
63
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
diet
dapat
memperlambat
penyembuhan
penyakit. Dengan nutrisi akan memberikan
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
selanjutnua 10 jam berikutnya diselang seling
dengan F758.
makanan"makanan tinggi kalori, protein dan
! " # $%&
80"100 kkal/kgBB/hari
1"1,5 gram/kgBB/hari
cairan 130ml/kgBB/hari
Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg
asam folat, sirup besi 150 ml.
cukup vitamin"mineral untuk mencapai status
gizi optimal. Nutrisi gizi buruk diawali dengan
pemberian makanan secara teratur, bertahap,
Energi
Protein
Cairan
Fe
porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi
pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian
8
ditingkatkan 3 jam atau 4 jam . Penting
diperhatikan aneka ragam makanan, pemberian
ASI, makanan, mengandung minyak, santan,
lemak dan buah"buahan. Selain itu faktor
lingkungan juga penting dengan mengupayakan
pekarangan rumah menjadi taman gizi. Perilaku
harus diubah menjadi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ( PHBS) dengan memperhatikan makanan
gizi seimbang, minum tablet besi selama hamil,
Vitamin A
Bayi < 6
bulan
Bayi 6"11
bulan
Balita 12"60
bulan
Vitamin lain
Vitamin C
Vitamin B
kompleks
Asam folat
Mineral lain
Zinc
Kalium
Natrium
Magnesium
½ kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 200.000
SI (warna merah)
Pemberiannya dicampur dengan
F75, F100 dan F135
pemberian ASI eksklusif, mengkonsumsi garam
beryodium dan memberi bayi dan balita kapsul
vitamin A5.
b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (
,
). Diberikan F100, setiap 100 ml F100
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah
mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.
c. Fase Rehabilitasi
formula diberikan secara bertahap dengan tujuan
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk
memberikan makanan awal supaya anak dalam
mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah
kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar
anak sudah bisa makan. Makanan padat
rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100
diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan
ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram.
BB< 7 kg diberi MP"ASI dan BB ≥ 7 kg diberi
Diberikan makanan formula 75 (F 75). Resomal
makanan balita. Diberikan makanan formula
dapat diberikan apabila anak diare/muntah /
135 (F 135) dengan nilai gizi setiap 100 ml
dehidrasi, 2 jam pertama setiap ½ jam,
F135 mengandung energi 135 kal dan protein
3,3 gram8.
64
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
'
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
Mineral mix ini dikembangkan oleh WHO dan
"
"
! " # ($ )&
100"150 kkal/kgBB/hari
2"3 gram/kgBB/hari
150ml/kgBB/hari
Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg
asam folat, sirup besi 150 ml.
Energi
Protein
Cairan
Fe
Vitamin A
Bayi < 6
bulan
Bayi
6"11
bulan
Balita 12"60
bulan
Vitamin lain
Vitamin C
Vitamin B
kompleks
Asam folat
Mineral lain
Zinc
Kalium
Natrium
Magnesium
½ kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 200.000
SI (warna merah)
Diberikan sebagai multivitamin
Diawali 5 mg, selanjutnya 1
mg/hari
Pemberiannya dicampur dengan
F75, F100 dan F135
d. Fase tindak lanjut dilakukan di rumah
setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB
atau BB/PB ≥ "2 SD, tidak ada gejala klinis dan
memenuhi kriteria selera makan sudah baik,
makanan yang diberikan dapat dihabiskan, ada
perbaikan kondisi mental, anak sudah dapat
telah diadaptasi menjadi pedoman Tatalaksana
Anak Gizi Buruk di Indonesia. Mineral mix
digunakan sebagai bahan tambahan untuk
membuat /
)
8
(ReSoMal) dan Formula WHO .
*
"
!+
# '$,&
150"200 kkal/kgBB/hari
3"4 gram/kgBB/hari
150 – 200 ml/kgBB/hari
Berikan awal selama 4 minggu.
Energi
Protein
Cairan
Fe
Vitamin A
Bayi < 6
bulan
Bayi 6"11
bulan
Balita 12"
60 bulan
Vitamin lain
Vitamin C
Vitamin B
kompleks
Asam folat
Mineral lain
Zinc
Kalium
Natrium
Magnesium
½ kapsul vitamin A dosis
100.000 SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis
100.000 SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis
200.000 SI (warna merah)
Diberikan sebagai multivitamin
Pemberiannya dicampur dengan
F75, F100 dan F135
tersenyum, duduk, merangkak, berdiri atau
berjalan sesuai umurnya, suhu tubuh berkisar
)
-+.-
antara 36,5 – 37, 7 oC, tidak muntah atau diare,
/
"
/0
1 "
tidak ada edema, terdapat kenaikan BB sekitar
KCl
1,792
Gram
50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut"
Tripotasium Citrat
0,648
Gram
MgCl2.6H2O
0,608
Gram
Zn asetat 2H2O
0,0656
Gram
CuSO4.5H2O
0,0112
Gram
8
turut .
. dapat diberikan sebagai
nutrisi gizi buruk yang terbuat dari bahan yang
terdiri
dari
MgCl2.6H2O,
KCl,
Zn
tripotasium
asetat
2H2O
citrat,
dan
CuSO4.5H2O, bahan ini dijadikan larutan.
Tiap kemasan dimaksudkan untuk membuat 20
ml larutan9.
65
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
2
Bahan Makanan
Formula WHO
Susu skim bubuk
Gula pasir
Minyak sanyur
Larutan elektrolit
Tambahkan air
s/d
Nilai Gizi
Energi
Protien
Laktosa
Kalium
Natrium
Magnesium
Seng
Tembaga
% Energy Protein
% Energi Lemak
Osmolaritas
3-"+
10
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
dan bersih, sering diberi makan, anak diberi
Per
1000 ml
F75
F100
F135
Mg
Mg
Mg
Ml
Ml
25
100
30
20
1000
85
50
60
20
1000
90
65
75
27
1000
pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos
kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya
(metode kanguru), cepat ganti popok basah,
antibiotik. Dilakukan pengukuran suhu rectal
tiap 2 jam sampai suhu > 36,5oC, pastikan anak
memakai pakaian, tutup kepala, kaos kaki.
Kkal
G
G
Mmol
Mmol
Mmol
Mg
Mg
"
"
mosml
750
9
13
36
6
4,3
20
2,5
5
36
413
1000
29
42
59
19
7,3
23
2,5
12
63
419
1350
33
48
63
22
8
30
3,4
10
67
508
(3).
Mencegah
Pengelolaannya
$/
dan
mengatasi
diberikan
)
cairan
dehidrasi.
Resomal
) 70"100
ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5
ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2
jam pertama. Selanjutnya 5"10 ml/kgBB untuk
4"10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan
seberapa banyak anak mau, feses yang keluar
dan muntah. Penggantian jumlah Resomal pada
jam 4,6,8,10 dengan F75 jika rehidrasi masih
(1). Mencegah dan mengatasi hipoglikemi.
dilanjutkan pada saat itu. Monitoring tanda vital,
Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl
diuresis, frekuensi berak dan muntah, pemberian
atau
rendah,
cairan dievaluasi jika RR dan nadi menjadi
kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar
cepat, tekanan vena jugularis meningkat, jika
keringat dingin, pucat. Pengelolaan berikan
anak dengan edem, oedemnya bertambah.
segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau
(4). Koreksi gangguan elektrolit. Berikan ekstra
gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok
Kalium 150"300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4"
makan, penderita diberi makan tiap 2 jam,
0,6 mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah
antibotik, jika penderita tidak sadar, lewat sonde.
garam (Resomal)
Dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jika masih
(5). Mencegah dan mengatasi infeksi. Antibiotik
dijumpai tanda"tanda hipoglikemi maka ulang
(bila tidak komplikasi : kotrimoksazol 5 hari,
pemberian cairan gula tersebut.
bila ada komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB
(2).
ditandai
Mencegah
suhu
dan
tubuh
sangat
mengatasi
hipotermi.
tiap 8 jam 5 hari. Monitoring komplikasi infeksi
Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC , aksila 3
( hipoglikemia atau hipotermi)
menit atau rectal 1 menit. Pengelolaannya ruang
(6). Mulai pemberian makan. Segera setelah
penderita harus hangat, tidak ada lubang angin
dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi
66
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
dan mencukupi kebutuhan energi dan protein.
frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi
Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi yaitu
bermain anak, pastikan pemberian imunisasi
porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energi
boster dan vitamin A tiap 6 bulan10.
100 kkal/kgBB/hari, protein 1"1,5 g/kgBB/hari,
cairan
130
ml/kgBB/hari
marasmus,
marasmik
untuk
penderita
kwashiorkor
4
/
atau
Dilakukan untuk menindaklanjuti balita
kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika
derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari.
gizi buruk pasca perawatan, di rumah tangga
(7). Koreksi kekurangan zat gizi mikro Berikan
dengan sasaran seluruh balita gizi buruk paska
setiap
perawatan, balita 2T dan atau BGM. Dilakukan
hari
minimal
multivitamin,
2 minggu
asam
selanjutnya 1 mg), '
folat
suplemen
(5mg
hari
1,
setelah kembali ke rumah. Dilaksanakan oleh
orangtua / pengasuh balita didampingi petugas
2 mg/kgBB/hari,
Fe
kesehatan dan kader. Tindak lanjut pemulihan
minggu
status gizi diberikan kepada anak BGM dan 2T
perawatan, vitamin A hari 1 (
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu"ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
E"mail: [email protected]
!
"
#
$"# %
&
!
!
$
%
(
#
"
)
"
#
&
'
$"# %
$"# %
*
"
#
$"# %
+
!
&
$
%
,
,
!
-
%
Sejauh pemantauan yang telah dilakukan temuan
Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang
Energi
Protein
mikronutrien
(KEP)
merupakan
dan
defisiensi
masalah
kasus
tersebut
terjadi
setelah
anak"anak
mengalami fase kritis. Sementara itu, perawatan
yang
intensif baru dilakukan setelah anak"anak itu
membutuhkan perhatian khusus terutama di
benar"benar tidak berdaya. Berarti sebelum
negara"negara berkembang, yang merupakan
anak"anak itu memasuki fase kritis, perhatian
faktor risiko penting terjadinya kesakitan dan
terhadap hak hidup dan kepentingan terbaiknya
1
kematian pada ibu hamil dan balita . Di
Indonesia
terabaikan3.
KEP dan defisiensi mikronutrien
Kejadian gizi buruk perlu dideteksi
juga menjadi masalah kesehatan penting dan
secara dini melalui intensifikasi pemantauan
2
darurat di masyarakat terutama anak balita .
pertumbuhan dan identifikasi faktor risiko yang
Kasus kematian balita akibat gizi buruk kembali
erat dengan kejadian luar biasa gizi seperti
berulang, terjadi secara masif dengan wilayah
campak dan diare melalui kegiatan surveilans.
sebaran yang hampir merata di seluruh tanah air.
Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di
60
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Indonesia
masih
Susenas
penyakit akibat menurunnya daya tahan tubuh,
prevalensi
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
balita gizi buruk yaitu dari 10,1% pada tahun
optimal, sampai pada kematian yang akan
1998 menjadi 8,1% pada tahun 1999 dan
menurunkan kualitas generasi muda mendatang.
menjadi 6,3% pada tahun 2001. Namun pada
Hal ini telah membukakan mata kita bahwa anak
tahun
kembali
balita sebagai sumber daya untuk masa depan
prevalensi gizi buruk dari 8,0% menjadi 8,3%
mempunyai masalah yang sangat besar4. Apalagi
pada tahun 2003 dan kembali meningkat
penyakit penyerta yang sering pada gizi buruk
menjadi 8,8% pada tahun 2005. Berdasarkan
seperti lingkaran setan, yaitu penyakit"penyakit
laporan dari Dinas Kesehatan seluruh Indonesia
penyerta justru menambah rendahnya status gizi
terjadi penurunan kasus gizi buruk yaitu pada
anak. Penyakit"penyakit penyerta yang sering
tahun 2005 terdata 76.178 kasus kemudian turun
terjadi adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
menjadi 50.106 kasus pada tahun 2006 dan
(ISPA), diare persisten, cacingan, tuberculosis,
39.080 kasus pada tahun 2007. Penurunan kasus
malaria dan HIV/AIDS5.
menunjukkan
tinggi.
adanya
2002
terjadi
Hasil
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
penurunan
peningkatan
gizi buruk ini belum dapat dipastikan karena
Gizi
merupakan
salah
satu
faktor
penurunan kasus yang terjadi kemungkinan juga
penentu utama kualitas sumber daya manusia.
disebabkan oleh adanya kasus yang tidak
Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka
terlaporkan
kesakitan dan angka kematian tetapi juga
(
).
Mencuatnya
kembali pemberitaan di media massa akhir"akhir
menurunkan
ini mengenai balita gizi buruk yang ditemukan
pertumbuhan sel"sel otak yang mengakibatkan
dan meninggal menunjukkan sistem surveilans
kebodohan
dan penanggulangan dari berbagai instansi
masalah yang timbul akibat gizi buruk antara
4
terkait belum optimal .
produktifitas,
dan
menghambat
keterbelakangan.
Berbagai
lain tingginya angka kelahiran bayi dengan
Pasien–pasien yang masuk ke rumah
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang
sakit dalam kondisi status gizi buruk juga
disebabkan jika ibu hamil menderita KEP akan
semakin meningkat. Umumnya pasien–pasien
berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan
tersebut adalah balita. Salah satu tanda gizi
kecerdasan anak, juga meningkatkan resiko bayi
buruk balita adalah berat badan balita di bawah
yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang
garis merah dalam Kartu Menuju Sehat (KMS)
kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan
balita. Masalah gizi buruk balita merupakan
pertumbuhan sel"sel otak, yang dikemudian hari
masalah yang sangat serius, apabila tidak
dapat mengurangi IQ anak.
ditangani secara cepat dan cermat dapat berakhir
gizi buruk dapat berupa penyebab tak langsung
pada kematian. Gizi buruk lebih rentan pada
seperti kurangnya jumlah dan kualitas makanan
Faktor penyebab
61
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi,
anak sehat, adakalanya dijumpai kelainan kulit
cacat bawaan, menderita penyakit kanker dan
dan rambut. Gizi buruk berat memberi gejala
penyebab langsung yaitu ketersediaan pangan
yang kadang"kadang berlainan, tergantung dari
rumah
pelayanan
dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi dan
kesehatan. Sedangkan faktor"faktor lain selain
kepadatan penduduk6. Gizi buruk berat dapat
faktor kesehatan, tetapi juga merupakan masalah
dibedakan tipe kwashiorkor, tipe marasmus dan
utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan
tipe marasmik"kwashiorkor. Tipe kwashiorkor
rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan
ditandai dengan gejala tampak sangat kurus dan
kerja. Oleh karena itu, untuk mengatasi gizi
atau edema pada kedua punggung kaki sampai
buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor6.
seluruh tubuh, perubahan status mental, rambut
tangga,
perilaku
dan
Diagnosis gizi buruk dapat diketahui
tipis kemerahan seperti warna rambut jagung,
dan
mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, wajah
pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi
membulat dan sembab, pandangan mata sayu,
buruk berbeda"beda tergantung dari derajat dan
pembesaran hati, kelainan kulit berupa bercak
lamanya deplesi protein dan energi, umur
merah muda yang meluas dan berubah warna
penderita, modifikasi disebabkan oleh karena
menjadi
adanya kekurangan vitamin dan mineral yang
cengeng dan rewel.
menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan
dengan gejala
dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan
seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput,
hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat
perut cekung, rambut tipis, jarang dan kusam,
badan yang kurang dibandingkan dengan anak
tulang iga tampak jelas, pantat kendur dan
yang sehat. Gizi buruk ringan sering ditemukan
keriput. Tipe marasmik"kwashiorkor merupakan
pada anak"anak dari 9 bulan sampai 2 tahun,
gabungan beberapa gejala klinik kwashiorkor –
akan tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang
marasmus7.
melalui
gejala
klinis,
antropometri
lebih besar. Pertumbuhan yang terganggu dapat
coklat
kehitaman
dan terkelupas,
Tipe marasmus ditandai
tampak sangat kurus, wajah
Pengukuran
antropometrik
lebih
dilihat dari pertumbuhan linier mengurang atau
ditujukan untuk menemukan gizi buruk ringan
terhenti,
berkurang,
dan sedang. Pada pemeriksaan antropometrik,
terhenti dan adakalanya beratnya menurun,
dilakukan pengukuran"pengukuran fisik anak
ukuran lingkar lengan atas menurun, maturasi
(berat, tinggi, lingkar lengan, dan lain"lain) dan
tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi
dibandingkan dengan angka standar (anak
normal atau menurun, tebal lipat kulit normal
normal). Untuk anak, terdapat tiga parameter
atau mengurang, anemia ringan, aktivitas dan
yang biasa digunakan, yaitu berat dibandingkan
perhatian berkurang jika dibandingkan dengan
dengan umur anak, tinggi dibandingkan dengan
kenaikan
berat badan
62
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
umur anak dan berat dibandingkan dengan
tinggi/panjang anak.
Parameter tersebut lalu
Gizi buruk merupakan masalah yang
dibandingkan dengan tabel standar yang ada.
perlu penanganan serius. Berbagai upaya telah
Untuk membandingkan berat dengan umur anak,
dilakukan
pemerintah
antara
lain
dapat pula digunakan grafik pertumbuhan yang
revitalisasi
posyandu
dalam
meningkatkan
terdapat pada KMS. Pemeriksaan laboratorium
cakupan penimbangan balita, penyuluhan dan
yang dilakukan adalah
pendampingan,
pemeriksaan kadar
pemberian
melalui
Makanan
hemoglobin darah merah (Hb) dan kadar protein
Pendamping ASI (MP"ASI) atau Pemberian
(albumin/globulin) darah. Dengan pemeriksaan
Makanan Tambahan (PMT), peningkatan akses
laboratorium yang lebih rinci, dapat pula lebih
dan mutu pelayanan gizi melalui tata laksana
jelas
dan
gizi buruk di Puskesmas Perawatan dan Rumah
komplikasi"komplikasi yang terjadi pada anak
Sakit, penanggulangan penyakit menular dan
tersebut.
pemberdayaan masyarakat melalui Keluarga
diketahui
penyebab
malnutrisi
Pada gizi buruk terdapat perubahan
nyata dari komposisi tubuhnya seperti jumlah
Sadar Gizi (Kadarzi)4.
Masalah
Gizi
buruk
tidak
dapat
dan distribusi cairan, lemak, mineral, dan protein
diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi
terutama protein otot. Tubuh mengandung lebih
buruk merupakan dampak dari berbagai macam
banyak cairan. Keadaan ini merupakan akibat
penyebab, seperti rendahnya tingkat pendidikan,
hilangnya lemak, otot dan jaringan lain. Cairan
kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi,
ekstra sel terutama pada anak"anak dengan
adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya.
edema terdapat lebih banyak dibandingkan tanpa
Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara
edema. Kalium total tubuh menurun terutama
komprehensip. Perawatan balita gizi buruk
dalam sel sehingga menimbulkan gangguan
dilaksanakan di Puskesmas Perawatan atau
metabolik pada organ"organ seperti ginjal, otot
Rumah Sakit setempat dengan Tim Asuhan Gizi
dan pankreas. Dalam sel otot kadar natrium dan
yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan
fosfor
kadar
perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk
magnesium menurun . Kelainan organ sering
dengan menerapkan 10 langkah tata laksana
terjadi seperti sistem alimentasi bagian atas
anak gizi buruk meliputi fase stabilisas untuk
(mulut, lidah dan leher), sistem gastrointestinum
mencegah / mengatasi hipoglikemia, hipotermi
(hepar,
dan dehidrasi, fase transisi, fase rehabilitasi
anorganik
meninggi
dan
7
pankreas),
jantung,
ginjal,
sistem
endokrin sehingga gizi buruk harus segera
7
ditangani dengan cepat dan cermat .
untuk tumbuh kejar dan tindak lanjut.
Nutrisi
berperan
penting
dalam
penyembuhan penyakit. Kesalahan pengaturan
63
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
diet
dapat
memperlambat
penyembuhan
penyakit. Dengan nutrisi akan memberikan
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
selanjutnua 10 jam berikutnya diselang seling
dengan F758.
makanan"makanan tinggi kalori, protein dan
! " # $%&
80"100 kkal/kgBB/hari
1"1,5 gram/kgBB/hari
cairan 130ml/kgBB/hari
Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg
asam folat, sirup besi 150 ml.
cukup vitamin"mineral untuk mencapai status
gizi optimal. Nutrisi gizi buruk diawali dengan
pemberian makanan secara teratur, bertahap,
Energi
Protein
Cairan
Fe
porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi
pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian
8
ditingkatkan 3 jam atau 4 jam . Penting
diperhatikan aneka ragam makanan, pemberian
ASI, makanan, mengandung minyak, santan,
lemak dan buah"buahan. Selain itu faktor
lingkungan juga penting dengan mengupayakan
pekarangan rumah menjadi taman gizi. Perilaku
harus diubah menjadi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ( PHBS) dengan memperhatikan makanan
gizi seimbang, minum tablet besi selama hamil,
Vitamin A
Bayi < 6
bulan
Bayi 6"11
bulan
Balita 12"60
bulan
Vitamin lain
Vitamin C
Vitamin B
kompleks
Asam folat
Mineral lain
Zinc
Kalium
Natrium
Magnesium
½ kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 200.000
SI (warna merah)
Pemberiannya dicampur dengan
F75, F100 dan F135
pemberian ASI eksklusif, mengkonsumsi garam
beryodium dan memberi bayi dan balita kapsul
vitamin A5.
b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (
,
). Diberikan F100, setiap 100 ml F100
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah
mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.
c. Fase Rehabilitasi
formula diberikan secara bertahap dengan tujuan
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk
memberikan makanan awal supaya anak dalam
mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah
kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar
anak sudah bisa makan. Makanan padat
rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100
diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan
ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram.
BB< 7 kg diberi MP"ASI dan BB ≥ 7 kg diberi
Diberikan makanan formula 75 (F 75). Resomal
makanan balita. Diberikan makanan formula
dapat diberikan apabila anak diare/muntah /
135 (F 135) dengan nilai gizi setiap 100 ml
dehidrasi, 2 jam pertama setiap ½ jam,
F135 mengandung energi 135 kal dan protein
3,3 gram8.
64
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
'
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
Mineral mix ini dikembangkan oleh WHO dan
"
"
! " # ($ )&
100"150 kkal/kgBB/hari
2"3 gram/kgBB/hari
150ml/kgBB/hari
Sulfas ferosus 200mg + 0,25 mg
asam folat, sirup besi 150 ml.
Energi
Protein
Cairan
Fe
Vitamin A
Bayi < 6
bulan
Bayi
6"11
bulan
Balita 12"60
bulan
Vitamin lain
Vitamin C
Vitamin B
kompleks
Asam folat
Mineral lain
Zinc
Kalium
Natrium
Magnesium
½ kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 100.000
SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis 200.000
SI (warna merah)
Diberikan sebagai multivitamin
Diawali 5 mg, selanjutnya 1
mg/hari
Pemberiannya dicampur dengan
F75, F100 dan F135
d. Fase tindak lanjut dilakukan di rumah
setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB
atau BB/PB ≥ "2 SD, tidak ada gejala klinis dan
memenuhi kriteria selera makan sudah baik,
makanan yang diberikan dapat dihabiskan, ada
perbaikan kondisi mental, anak sudah dapat
telah diadaptasi menjadi pedoman Tatalaksana
Anak Gizi Buruk di Indonesia. Mineral mix
digunakan sebagai bahan tambahan untuk
membuat /
)
8
(ReSoMal) dan Formula WHO .
*
"
!+
# '$,&
150"200 kkal/kgBB/hari
3"4 gram/kgBB/hari
150 – 200 ml/kgBB/hari
Berikan awal selama 4 minggu.
Energi
Protein
Cairan
Fe
Vitamin A
Bayi < 6
bulan
Bayi 6"11
bulan
Balita 12"
60 bulan
Vitamin lain
Vitamin C
Vitamin B
kompleks
Asam folat
Mineral lain
Zinc
Kalium
Natrium
Magnesium
½ kapsul vitamin A dosis
100.000 SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis
100.000 SI (warna biru)
1 kapsul vitamin A dosis
200.000 SI (warna merah)
Diberikan sebagai multivitamin
Pemberiannya dicampur dengan
F75, F100 dan F135
tersenyum, duduk, merangkak, berdiri atau
berjalan sesuai umurnya, suhu tubuh berkisar
)
-+.-
antara 36,5 – 37, 7 oC, tidak muntah atau diare,
/
"
/0
1 "
tidak ada edema, terdapat kenaikan BB sekitar
KCl
1,792
Gram
50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut"
Tripotasium Citrat
0,648
Gram
MgCl2.6H2O
0,608
Gram
Zn asetat 2H2O
0,0656
Gram
CuSO4.5H2O
0,0112
Gram
8
turut .
. dapat diberikan sebagai
nutrisi gizi buruk yang terbuat dari bahan yang
terdiri
dari
MgCl2.6H2O,
KCl,
Zn
tripotasium
asetat
2H2O
citrat,
dan
CuSO4.5H2O, bahan ini dijadikan larutan.
Tiap kemasan dimaksudkan untuk membuat 20
ml larutan9.
65
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
2
Bahan Makanan
Formula WHO
Susu skim bubuk
Gula pasir
Minyak sanyur
Larutan elektrolit
Tambahkan air
s/d
Nilai Gizi
Energi
Protien
Laktosa
Kalium
Natrium
Magnesium
Seng
Tembaga
% Energy Protein
% Energi Lemak
Osmolaritas
3-"+
10
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
dan bersih, sering diberi makan, anak diberi
Per
1000 ml
F75
F100
F135
Mg
Mg
Mg
Ml
Ml
25
100
30
20
1000
85
50
60
20
1000
90
65
75
27
1000
pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos
kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya
(metode kanguru), cepat ganti popok basah,
antibiotik. Dilakukan pengukuran suhu rectal
tiap 2 jam sampai suhu > 36,5oC, pastikan anak
memakai pakaian, tutup kepala, kaos kaki.
Kkal
G
G
Mmol
Mmol
Mmol
Mg
Mg
"
"
mosml
750
9
13
36
6
4,3
20
2,5
5
36
413
1000
29
42
59
19
7,3
23
2,5
12
63
419
1350
33
48
63
22
8
30
3,4
10
67
508
(3).
Mencegah
Pengelolaannya
$/
dan
mengatasi
diberikan
)
cairan
dehidrasi.
Resomal
) 70"100
ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5
ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2
jam pertama. Selanjutnya 5"10 ml/kgBB untuk
4"10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan
seberapa banyak anak mau, feses yang keluar
dan muntah. Penggantian jumlah Resomal pada
jam 4,6,8,10 dengan F75 jika rehidrasi masih
(1). Mencegah dan mengatasi hipoglikemi.
dilanjutkan pada saat itu. Monitoring tanda vital,
Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl
diuresis, frekuensi berak dan muntah, pemberian
atau
rendah,
cairan dievaluasi jika RR dan nadi menjadi
kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar
cepat, tekanan vena jugularis meningkat, jika
keringat dingin, pucat. Pengelolaan berikan
anak dengan edem, oedemnya bertambah.
segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau
(4). Koreksi gangguan elektrolit. Berikan ekstra
gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok
Kalium 150"300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4"
makan, penderita diberi makan tiap 2 jam,
0,6 mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah
antibotik, jika penderita tidak sadar, lewat sonde.
garam (Resomal)
Dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jika masih
(5). Mencegah dan mengatasi infeksi. Antibiotik
dijumpai tanda"tanda hipoglikemi maka ulang
(bila tidak komplikasi : kotrimoksazol 5 hari,
pemberian cairan gula tersebut.
bila ada komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB
(2).
ditandai
Mencegah
suhu
dan
tubuh
sangat
mengatasi
hipotermi.
tiap 8 jam 5 hari. Monitoring komplikasi infeksi
Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC , aksila 3
( hipoglikemia atau hipotermi)
menit atau rectal 1 menit. Pengelolaannya ruang
(6). Mulai pemberian makan. Segera setelah
penderita harus hangat, tidak ada lubang angin
dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi
66
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1, Januari 2010
Krisnansari, Nutrisi dan Gizi Buruk
dan mencukupi kebutuhan energi dan protein.
frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi
Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi yaitu
bermain anak, pastikan pemberian imunisasi
porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energi
boster dan vitamin A tiap 6 bulan10.
100 kkal/kgBB/hari, protein 1"1,5 g/kgBB/hari,
cairan
130
ml/kgBB/hari
marasmus,
marasmik
untuk
penderita
kwashiorkor
4
/
atau
Dilakukan untuk menindaklanjuti balita
kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika
derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari.
gizi buruk pasca perawatan, di rumah tangga
(7). Koreksi kekurangan zat gizi mikro Berikan
dengan sasaran seluruh balita gizi buruk paska
setiap
perawatan, balita 2T dan atau BGM. Dilakukan
hari
minimal
multivitamin,
2 minggu
asam
selanjutnya 1 mg), '
folat
suplemen
(5mg
hari
1,
setelah kembali ke rumah. Dilaksanakan oleh
orangtua / pengasuh balita didampingi petugas
2 mg/kgBB/hari,
Fe
kesehatan dan kader. Tindak lanjut pemulihan
minggu
status gizi diberikan kepada anak BGM dan 2T
perawatan, vitamin A hari 1 (