MATA KULIAH AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUA

MATA KULIAH: AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

DOSEN : Dr. Hj. Nuzulul Hidayati, SE.,Ak.,MM

DAMPAK DARI KASUS ENRON TERHADAP
PROFESIONALISME AKUNTAN DAN ETIKA BISNIS

Disusun Oleh

Kusuma Indawati

NPM 1060030044

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I
JAKARTA
2011

0

DAMPAK DARI KASUS ENRON TERHADAP

PROFESIONALISME AKUNTAN DAN ETIKA BISNIS

PENDAHULUAN
Fungsi auditor independen tak hanya memastikan bahwa laporan keuangan
sebuah perusahaan sesuai dengan aturan dan standar akutansi, tapi juga memberi
investor maupun kreditor gambaran yang fair serta akurat tentang apa yang terjadi.
Sebagai

profesi yang mengemban public trust (kepercayaan publik), organisasi

profesi akuntan akhir-akhir ini sering dituding kurang berpihak kepada kepentingan
publik. Hal ini diakibatkan telah terjadi beberapa kasus manipulasi laporan keuangan
yang melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen.
Kondisi ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan
publik. Erosi kepercayaan terhadap profesi akuntansi semakin meningkat, padahal
eksistensi profesi sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat sebagai pengguna
jasa profesi.
Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung
pada praktek profesional dan etika bisnis yang dijalankan para akuntan.
Banyak contoh perusahaan dunia yang akhirnya hancur karena tidak mengindahkan

aspek profesionalisme dan etika dalam bisnis misalnya Enron Corporation dan KAP
Arthur Andersen. Padahal, kedua perusahaan itu memiliki aset ratusan triliun, namun
dalam sekejap ambruk akibat mengesampingkan nilai-nilai dalam berbisnis.

Enron Corporation
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas
alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung
pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian
melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang

1

tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain
meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis
keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan
global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa
efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di
Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut

dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
KAP Arthur Andersen
KAP Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis di
Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen
pada tahun 1913. Arthur Andersen termasuk kedalam kelompok The Big Five, yang
terbentuk sejak bulan juli 1998. Arthur Andersen juga menjadi auditor beberapa
perusahaan raksasa seperti perusahaan energi terbesar dunia yaitu Enron, Merck,
WorldCom, KPNQwest, dan sejumlah rekanan besar lainnya. Arthur Andersen juga
menjalankan bisnis assurance service.
PERMASALAHAN
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya manipulasi laporan keuangan dengan
mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami
kerugian.Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap
diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung
putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.Kronologis, fakta, data dan informasi
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron adalah sebagai berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan

kegitan-kegitan


bisnis

tertentu

mengandung

unsur

konflik

kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi

2

yang hanya bisa di akses oleh fihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk
praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada
publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out
sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.

3. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner
KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
4. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
5. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
6. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis
enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai
klien KAP Andersen.
7. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah memepertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran
berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada
pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk
melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan
penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
8. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat
menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,

Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang
pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar
$1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut

3

menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh
mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
9. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat
hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar.
Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning)
berkurangdalamjumlahyangsama.
10. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron (penghambatan terhadap proses peradilan ).
11. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada

nilainya
12. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember
2001.
13. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember
2001.
14. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan
tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada
tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
15. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US
dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP
Andersen.

4

16. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga

pemerintahan diAmerika.
17. Tanggal 14 Maret 2002 Departemen Kehakiman Amerika memvonis KAP
Andersen berrsalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses
peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang
diselidiki.
18. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan
pengungkapan yang meningakat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen
dalam kasus Enron.
19. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang
direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan
kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen
yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul
sendiri untuk menyusun manajemen baru.
20. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya
21. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan
melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci
dipengadilan


bagi

kasus

KAP

Andersen

dan

Enron

.

21. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
22. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen
bersalah


telah

melakukan

hambatan

5

terhadap

proses

peradilan.

DAMPAK DARI KASUS ENRON
Ditinjau Dari Perspektif Profesionalisme Akuntan
1. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik yang melakukan Audit
terhadap laporan keuangan Enron Corp. Dalam melakukan penugasannya, KAP
Andersen tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan Enron, tetapi juga
melakukan tindakan tercela dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting

yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen
pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan
munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut
sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum
dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah
ingkar dari sikap profesionalisme sebagai akuntan independen dengan melakukan
tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang salah dan
menyesatkan (deception of information).
2. Sebagai auditor, Arthur Andersen seharusnya memeriksa dengan obyektivitas dan
independensi yang tinggi, namun karena terbujuk oleh uang mereka malah terlibat
dalam manipulasi laporan keuangan Enron yang pada akhirnya merugikan banyak
pihak sampai milyaran dolar AS. Sungguh luar biasa kecurangan ini sampaisampai disebut sebagai kecurangan akuntansi terbesar dalam abad ke 20.
3. Arthur Andersen sebagai konsultan tidak menjunjung nilai-nilai profesionalisme
yang seharusnya mereka jaga. Sesungguhnya Arthur andersen mengetahui apa
yang dilakukan oleh Enron tidaklah benar. Namun, Arthur Andersen memberikan
penilaian bahwa Enron telah menyajikan laporan keuangan dengan akurat.
4. Kaca mata publik melihat ini bukan sebagai business failures melainkan audit
failures, yaitu kegagalan auditor dalam menjalankan profesionalismenya. Artinya,
audit yang dilakukan tidak sesuai dengan standar audit yang telah ditetapkan

6

Ditinjau Dari Perspektif Etika Profesi dan Bisnis
1. Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran
tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat
menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, keduaduanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang
milyaran

dolar

sedangakn

KAP

Arthur

Andersen

sendiri

kehilangan

independensinya dan kepercayaan dari masyarakat. Selain itu juga berdampak
pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi
sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
2. Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stockholder atau
principal

untuk

memberikan

suatu

fairrness

information

mengenai

pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat
3. Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik
bisnis seperti Deception, discrimination of information, dan coercion, bribery serta
keluar dari prinsip good corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai
suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
4. Enron telah melakukan tindakan yang melanggar etika. Mereka membujuk
Komisi Bursa Saham dan Surat Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka
memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan
pada kontrak mereka. Ada usaha untuk melakukan kecurangan yang seolah
dilegalkan. Dalam metode “mark to market”, nilai dari suatu aset dinilai

7

(dilaporkan) dalam laporan keuangan perusahaan sebagai “nilai pasar” saat ini dari
aset tersebut, yaitu, sejumlah nilai yang akan didapat bila aset dijual pada pasar
terbuka. Untuk menghitung nilai pasar dari suatu kontrak, karyawan Enron akan
meramal harga akan datang dari komoditas yang diperjualbelikan (seperti gas,
listrik, batu bara, dan lain-lain) sepanjang kontrak berlaku. Memakai peramalan
ini, mereka kemudian akan menambahkan arus kas masa datang secara teoritis
kontrak tersebut, menerapkan tingkat diskonto, dan menghitung nilai saat ini
bersih (net present value=NPV) dari kontrak tersebut. NPV ini yang kemudian
dilaporkan sebagai “nilai sebenarnya” dari kontrak. Jika NPV lebih tinggi dari
yang Enron bayarkan, lalu selisihnya dapat dilaporkan sebagai sebuah “laba” pada
laporan keuangan Enron. Karyawan Enron ditekan untuk meramalkan arus kas
masa datang yang tinggi dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka,
membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi pada
investor. Dengan kata lain, laba yang dilaporkan oleh Enron adalah laba yang akan
datang. Laba yang akan datang (belum tentu terjadi) dilaporkan sebagai laba yang
telah diterima. Padahal teknik tersebut tidak diperbolehkan dalam akuntansi.
Dalam akuntansi mewajibkan perusahaan untuk melaporkan laba perusahaan yang
telah terjadi. Sehingga yang terjadi adalah laporan keuangan Enron menjadi fiktif.
Pelanggaran lainnya yang dilakukan adalah Enron bersama konsultan Arthur
Andersen membentuk anak perusahaan yang bertujuan untuk mencari tambahan
modal yang akan digunakan Enron untuk mengembankan usahanya. Modal yang
diterima dari anak perusahaan yang berasal dari hutang dengan jaminan saham
Enron, kemudian diserahkan kepada Enron. Dalam transaksi tersebut, uang yang
diterima Enron dari anak perusahaan adalah “transaksi hutang”. Namun Enron
membukukan “hutang” dari anak perusahaan sebagai “pendapatan”. Hasil
akhirnya adalah entitas khusus tersebut dibiarkan memiliki hutang yang sangat
tinggi. Karena hutang dan aset yang dibeli dari Enron oleh entitas tujuan khusus
tidak harus dilaporkan (diperbolehkan oleh SEC –Bapepam AS-) pada laporan
keuangan Enron, pemegang saham percaya bahwa hutang yang dimiliki Enron

8

tidak meningkat, perusahaan mendapatkan laba yang tinggi dari penjualan kontrak
dan aset lain kepada entitas ini, dan bahkan pendapatan meningkat setiap
tahunnya. Dalam kasus tersebut, Enron adalah perusahaan yang telah melanggar
etika pengungkapan dalam laporan keuangan. Terdapat hal-hal yang tidak
diungkapkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mencari keuntungan sepihak.
5. Enron melakukan praktek-praktek yang rakus, licik, dan menghalalkan segala cara
untuk meraih keuntungan setinggi-tingginya. Jelas praktek tersebut melanggar
etika walaupun belum tentu melanggar hukum yang berlaku.
6. Fungsi auditor independen tak hanya memastikan bahwa laporan keuangan sebuah
perusahaan sesuai dengan aturan dan standar akutansi, tapi juga memberi investor
maupun kreditor gambaran yang fair serta akurat tentang apa yang terjadi.
Andersen gagal di dua lapangan itu

Ditinjau Dari Kelemahan Standar Akuntansi
1. Sistem pengendalian intern
a. Persyaratan kewajiban manajemen untuk menyusun prosedur dan pengendalian
transaksi derivatif tersebut diatur dalam GAAP (Standar Akuntansi Keuangan di
Amerika Serikat), sedangkan di Indonesia diatur dalam PSAK 55: Akuntansi
Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai. Prosedur pengendalian
tersebut ada, tapi dilanggar oleh manajemen, dan baru terungkap pada saat
terakhir sebelum Enron pailit. Dugaan tersebut berdasarkan alasan munculnya
bukti pengakuan kerugian yang tidak dapat ditutup-tutupi lagi seperti yang
dilakukan direksi Enron yang terus-menerus melaporkan kinerja tinggi guna
memacu meningkatnya nilai pasar perseroan, sehingga dalam jangka waktu
sekitar empat tahun nilai pasar naik sebesar $50 miliar.
b. Pemberian opsi saham (stock option plan) yang masif. Selama ini penelitian
mengenai stock option untuk karyawan kunci dengan sistem insentif tertentu
yang sesuai dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai

9

pasar perusahaan. Kasus Enron dengan ciri pemberian opsi saham secara masif
tidak hanya kepada karyawan kunci, bahkan komite audit, karyawan biasa, serta
program pensiun karyawan juga diberikan dalam beberapa alternatif, antara lain
pensiun dengan memperoleh opsi saham perusahaan.
Dengan opsi saham semacam itu, setiap individu dalam perusahaan menjadi
serba salah bila berusaha mengungkapkan ketidakberesan praktik/transaksi
perusahaan yang dapat mengakibatkan anjloknya harga sahamnya. Karena akan
merugikan tidak hanya pemegang saham mayoritas, tetapi hampir seluruh
karyawan Enron dan dan pensiunannya. Bagi pejabat kunci dan anggota komite
audit, selain menimbulkan benturan kepentingan untuk mengungkapkan fakta
yang sebenarnya terjadi sekaligus mengamankan nilai saham dari opsi yang
menjadi haknya masing-masing.
c. Penjualan saham dalam skala besar oleh pihak orang dalam.
Jeff Skilling, CEO Enron sebelum mengundurkan diri pada Agustus 2001,
menjual sahamnya dalam jumlah besar dengan kisaran harga US$80 per lembar,
dan pada saat sebelum pengunduran dirinya, harga saham Enron anjlok menjadi
US$40 per lembar. Banyak spekulasi bahwa sebagai CEO saat itu, Skilling yang
mantan konsultan McKinsey, sangat mungkin mengetahui jatuhnya harga saham
Enron akan menimbulkan risiko besar. Di samping itu, pejabat dan termasuk
tiga anggota komite audit Enron telah menjual 17,3 juta saham senilai US$1,9
miliar, di mana pada saat yang bersamaan menerbitkan laporan keuangan yang
menyesatkan. Di sinilah berlaku signaling dalam teori informasi asimetris,
bahwa penjualan saham dan pengunduran diri Skilling yang terkesan mendadak
dan tidak adanya penjelasan yang transparan dari perusahaan merupakan
pertanda negatif bagi pelaku pasar dan pemodal. Selain itu, penjualan saham
besar-besaran oleh orang dalam Enron lainnya juga merupakan pertanda buruk
dalam menilai prospek perusahaan.

10

2. Proses manajemen risiko dalam memitigasi risiko.
Menurut ISO, manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu
menganut prinsip-prinsip bahwa manajemen risiko harus memberi nilai tambah,
menyediakan informasi terbaik, transparan, inklusif serta harus memfasilitasi
terjadinya perbaikan dan peningkatan organisasi secara berlanjut.
Dalam kasus Enron, proses manajemen risiko terabaikan oleh pihak manajemen.
Hal ini terlihat dari:
a. Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar
dari kebangkrutan perusahaan
b. Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan
corporate responsibility oleh manajemen perusahaan
c. Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
d. Adanya Deception Information

yang dilakukan pihak manajemen Enron

maupun KAP Arthur Andersen. Mereka mengetahui tentang praktek akuntansi
dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik, kedua
belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai
dengan Enron menjadi hancur berantakan.Bahkan CEO Enron saat menjelang
kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan
bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat
baik.

SOLUSI
Kasus Enron

harus menjadi sebuah pelajaran sesungguhnya suatu praktik atau

prilaku yang dilandasi dengan ketidak baikan maka akhirnya akan menuai ketidak
baikan pula termasuk kemadharatan bagi banyak pihak. Hal ini bukan hanya berlaku

11

di Amerika Serikat tetapi bagi semua orang/pihak. Oleh karena itu kiranya penulis
dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Penegakan hukum oleh pihak-pihak yang berkompeten baik dalam bidang etika
bisnis, etika profesional, serta bidang terkait lainya (perlindungan hukum bagi
whitstleblower), disamping perbaikan peraturan (regulation) sehingga tidak ada
celah bagi siapapun untuk melakukan tindakan diluar koridor yang telah
ditetapkan.
2. Etika harus mendapat tempat yang penting bagi semua pihak dalam semua tatanan
kehidupan termasuk dalam dunia bisnis.
3. Penegakan Good Corporate Governance bisa menjadi perangkat untuk membantu
perusahaan menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi.

Tujuan akhir

penerapan GCG bukan sekadar pemenuhan prosedur dan berjalannya sistem,
melainkan terkawalnya keberlanjutan usaha yang berlandaskan pilar-pilar
kejujuran, transparansi, pertanggungjawaban, akuntabilitas, independensi dan
keadilan.
4. IAI adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan di Indonesia. Tentu saja sudah
sepantasnya IAI menyikapi kasus tersebut sebagai suatu tantangan untuk
memulihkan kepercayaan publik terhadap profesi ini. Sebagai organisasi profesi,
IAI mungkin bisa sedikit berbangga karena memiliki model pengelolaan profesi
yang mungkin belum dimiliki oleh organisasi profesi lainnya di Indonesia. Itu
penting, agar publik percaya bahwa kepentingannya merupakan pertimbangan yang
utama dalam menentukan apakah anggota profesi itu bersalah atau tidak. Agar
publik juga yakin bahwa kualitas audit telah melewati suatu proses review yang
independen.

12

DAFTAR PUSTAKA

Aren and Loebbecke. Auditing Pendekatan Terpadu, edisi Indonesia, cetakan kedua.
Jakarta: Salemba Empat, 1997.
Bapepam, Peraturan No VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan
Jasa Audit di PasarModal.
Tunggal, Amin Widjaja. Forensic Audit.
http://uppi.wordpress.com/2008/04/10/skandal-enron/
http://www.coso.org
http://www.associatedcontent.com/article/100479/the_enron_scandal_the_crime_
candal.html
www.chron.com/news/specials/enron/ - Amerika Serikat
www.guardian.co.uk/business/enron
www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1074

13