CRITICAL RIVIEW TERHADAP BUKU KERANGKA K

CRITICAL RIVIEW
TERHADAP BUKU KERANGKA KERJA ANALISA SISTEM POLITIK
KAJIAN KRITIK PADA BAB 3 – 5 : SEBUAH DISKUSI TENTANG SISTEM POLITIK

OLEH :
ZAINAL MUTTAQIN
NPM. 16011865030

SEKOLAH PASCASARJANA ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2016

CRITICAL REVIEW
JUDUL BUKU
JUMLAH HALAMAN
JUMLAH BAB
PENULIS
PENERBIT
FOKUS KRITIK

: KERANGKA KERJA ANALISA SISTEM POLITIK

: 200
:8
: DAVID EASTON (ALIH BAHASA OLEH SAHAT SIMAMORA)
: BINA AKSARA
: BAB III (STATUS TEORI SISTEM-SISTEM)
BAB IV (IDENTIFIKASI SISTEM POLITIK)
BAB V (LINGKUNGAN SISTEM POLITIK)
I.

DESKRIPSI

STATUS TEORI SISTEM-SISTEM
Sistem-sistem politik merupakan konstruksi pemikiran yang tidak murni atau lahir dari gejalagejala yang terjadi secara alamiah (keberlangsungan kehidupan), kita tidak dapat menjamin bahwa
elemen-elemen khusus yang dimiliki semua sistem akan dapat diketahui secara naluriah ataupun tersedia
begitu saja. Hal ini bukan merupakan persoalan karakteristik yang substantif yang dapat membedakan
satu jenis sistem dengan sistem yang lainnya.
Unit-Unit Sistem
Sistem sosial terbentukdari interaksi antar manusia yang kemudian membentuk dasar dari sistemsistem tersebut. Sistem politik bukanlah merupakan tatanan yang dipakai untuk penelitian, ia lebih
merupakan rangkaian interaksi-interaksi yang dipisahkan dari berbagai macam interaksi lainnya dimana
manusia menjadi objeknya. Pandangan tersebut dan keterlibatannya terlihat abstrak sehingga kita tidak

dapat berharap untuk dapat diterima.
Serangkaian hal-hal tertentu dapat dianggap sebagai sistem-sistem, kita dibebaskan untuk
mempertimbangkan apakah seperangkat interaksi membentuk sistem yang murni. Dalam batasan-batasan
sistem memiliki validitas yang sama, meskipun tidak semuanya memiliki manfaat yang sama dalam
pemahaman kehidupan politik. Kita dapat menguraikan masalah-masalah penting untuk dibahas secara
teoritis dari sebuah sistem sosial, khususnya yang melahirkan sistem politik. Pertama, keanggotaan sistem
akan melibatkan manusia sebagai dasar kesatuan masyarakat, kedua sistem analitis mengacu pada
interaksi-interaksi abstrak dimana setiap orang terlibat didalamnya.
Dari uraian tersebut perlu adanya pengembangan konsep-konsep yang dapat memperhatikan
interaksi-interaksi khusus yang diinginkan, seperti interaksi politik. Untuk menganalisa serangkaian
interaksi, jelas sangat diperlukan upaya untuk mengabstraksinkannya dasi keseluruhan acuan perilaku
dimana interaksi-interaksi itu terjadi.

SIFAT-SIFAT ANALITIS SISTEM SOSIAL
Plausibilitas Sistem Keanggotaan
Semua sistem sosial haruslah bersifat analitis. Untuk menilai berbagai jenis komitmen intelektual
perlu adanya yang menyelidiki beberapa sistem solsial dan subsistemnya. Hal tersebut lebih merupakan
berbentuk sistem keanggotaan daripada sistem analitis.
Sistem keanggotaan, meliputi semua orang yang berada pada organisasi-organisasi tertentu,
misalnya organisasi-organisasi keagamaan. Sebelum kita menerima yang secara umum terlihat jelas, kita

perlu menentukan apakah setiap sistem memiliki acuan yang jelas. Apabila suatu sistem dengan sistem
lainnya tidak memiliki prinsip dan petunjuk yang jelas maka hal ini tidak akan bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan, karena tidak dapat dijelaskan secara empiris.
Masyarakat Sebagai Bagian Dari Supra Sistem
Kita dapat memahami sistem politik secara teoritis apabila kita mengawalinya dari unit sosial
yang paling inklusif yaitu masyarakat. Dengan menempatkan masyarakat sebagai objek, kita dapat
memahami bahwa semua jenis tingkah laku tidak berbeda satu sama lainnya, yang disebut massa
appersseptif observasi-observasi yang kemudian dimunculkan sebagai konsep.
Pandangan Empiris Sistem Analitis
Terdapat hambatan yang besar untuk dapat diterimanya pemikiran tentag teori sistem sebagai
sebuah konsep. Suatu hal penting yang perlu diungkapkan bahwa interaksi politik dapat membentuk
sistem analitis. Upaya lain dilakukan untuk membangkitkan arti sebuah pandangan empiris sistem
analitis. Pada prinsipnya kita dapat membayangkan setiap individu yang melakukan interaksi saling
mempengaruhi. Upaya untuk membentuk gambaran yang sederhana pada sebuah sistem fisik dilakukan
sepanjang waktu untuk dapat diterima secara umum.
Dalam kehidupan masyarakat yang heterogen, berbagai peranan khusus yang timbul dalam sistem
politik, hampir seluruhnya manusia melakukan interaksi sebagai biologis, paling tidak merupakan bagian
besar dari manusia, sehingga dapat diidentifikasi melalui peranannya. Dengan begitu kita memiliki
politisi, lembaga perwakilan, administrator, hakim-hakim, pemimpin-pemimpin politik dan lain
sebagainya. Cukup jelas bahwa sistem tersbut terdiri dari semua manusia yang bisa diartikan sebagai

unsur-unsur sistem perilaku.
Kedwiartian mengenai struktur-struktur sosial yang terpadu
Pengertian sistem mulai hancur ketika kita peranan khusus atau kelompok-kelompok yang
terorganisir masuk kedalam setiap aktivitas-aktivitas politik yang disebarluaskan keseluruh lapisan
masyarakat, sekalipun terdapat pembagian dalam struktur politik itu sendiri. Dalam hal ini arti sistem
nampaknya cenderung lebih sulit untuk dimengerti. Apabila kita menerima sistem sebagai sebuah model

fisika, dimana kita mempunyai kelompok manusia sebagai makhluk biologis yang terus menerus
melangsungkan interaksi lewat anggotanya dalam satu kesatuan entitas/bentuk atau lewat komunikasi
jarak jauh, sistem politik tidak akan selalu menghadapi kendala seperti itu.
Seluruh rangkaian interaksi tersebut terjadi dalam keadaan-keadaan yang secara politis tidak
memiliki perbedaan, oleh karena itu tidak dapat dimasukan secara keseluruhan kedalam elemen-elemen
dasar pembentuk sistem politik. Tetapi tindakan-tindakan ini mempunyai konsekuensi potensial yang
sangat penting bagi kehidupan politik masyarakat dan tentu saja tidak bisa dihilangkan dari
pertimbangan-pertimbangan sebagai bagian sistem politik, paling tidak tanpa melanggar setiap kehendak
baik.
SIFAT ANALISA SEMUA SISTEM
Unsur-unsur analisa politik yang terdiri manusia di dalam organisasi-organisasi yang terpisah
secara fisik (sistem analisa, seperangkat interaksi yang terpisah-pisah, menyebar) tidak didasrkan
sejumlah perilaku-perilaku lainnya. Nilai klasifikasi berganda tersebut adalah pentingnya menonjolkan

berbagai aksi yang terorganisir dalam kehidupan politik.
Sistem keanggotaan bukanlah sistem manusia sebagai makhluk biologis, tetapi merupakan peranperannya sebagai sistem analisa, dengan menunjuk sistem-sistem demikian untuk tujuan penelitian, dapat
diartikan seluruh pola perilaku dimana manusia sebagai makhluk biologis terlibat dalam bagian yang
menggabungkan segala tindakan yang terorganisasi. Perlu kita bahas interaksi yang menghadapi
tantangan yang hanya dapat diperoleh secara analitis, dengan mengabaikan semua interaksi tersebut
berlangsung dalam suatu peran politik khusus yang memiliki aspek yang bebas dan abstrak dalam
perannya.
Kenyataan empiris dari unit-unit analitik
Sistem politik merupakan sebuah satu jenis perilaku abstrak yang dapat dijelaskan secara empiris.
Ia mengacu kepada fakta, untuk tujuan teoritis kegiatan-kegiatan politik akan dibedakan dari seluruh jenis
aktivitas lainnya. Sistem politik bersifat analitis dan empiris. Jika kita kembali kepada yang disebut
sistem, harus menghentikan perdebatan terkait interaksi-interaksi politik yang merupakan rangkaian
analitis benar-benar merupakan sistem perilaku atau bukan. Diskusi yang demikian tidak akan memiliki
manfaat sama sekali, karena secara definisi seperangkat interaksi bisa disebut sebagai sistem.
Konseptualisasi kehidupan politik sebagai sistem secara khusus tidak membantu untuk memahami
fenomena/kejadian yang sangat kita perlukan.

IDENTIFIKASI SISTEM POLITIK
Dasar pemikiran yang digunakan untuk masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat sistem sosial
selalu berwajah ganda. Seperangkat variabel dapat dipilih untuk menampilkan sistem sebagai titik

perhatian. Masyarakat sebagai sistem sosial yang paling inklusif merupakan satu-satunya hal mencakup
semua interaksi sosial yang nampak. Dalam kerangka mode analisa, kehidupan politik akan
diinterpretasikan secara konseptual yang berbeda dari sistem-sistem lainnya di dalam masyarakat. Dalam
memperkenalkan kerangka analisa tersebut, tidak secara langsung ditegaskan terdapat berbagai jenis
batasan antara sistem politik dengan lingkungannya.
Beberapa pertanyaan harus dijawab apabila kita memberikan batasan-batasan antara sistem
politik dengan sistem-sistem yang lainnya. Pertama apa yang termasuk kedalam sistem politik dan
bagaimana membuktikannya? Kedua apa yang dapat kita artikan mengenai batasan dengan sistem
analitis? Ketiga apa yang ditiadakan dari sistem sebagai bagian dari lingkungannya?.
KRITERIA UNTUK MENGENAL SISTEM POLITIK
Interaksi sebagai unit sistem
Runusan sederhana dalam masalah ini ialah adanya kecenderungan kuat yang menghambat
penelitian politik untuk bergerak langsung ke struktur-struktur khusus baik formal maupun informal
melalui interaksi-interaksi politik yang menampakan diri. Penelitian-penelitian terhadap badan-badan
pembuat Undang-undang, eksekutif, partai-partai, oerganisasi-organisasi administratif, pengadilanpengadilan dan kelompok-kelompok kepentingan, tetap dilakukan sebagai pendekatan awal dimana para
ahli politik secara khusus mengumpulkan datanya. Dengan perluasan fokus yang dilaksanakan dalam
ilmu politik melalui analisa masalah politik dan struktur politik di negara-negara berkembang, para ahli
politik telah memberi perhatian terhadap struktur formal dan informal. Walaupun begitu kita melanjutkan
penelitian dan analisa sitem politik baru ke arah asumsi-asumsi tradisional.
Dari sudut padangan analisa yang sudah dikembangkan ini, struktur menjadi faktor sekunder

sehingga hanya digunakan untuk mengilustrasikan dalam pembahasan struktur-struktur. Ada anggapan
disana terdapat berbagai aktifitas politik dan proses-proses yang menjadi ciri semua sistem sekalipun
bentuk-bentuk struktural tersebut terlihat bervariasi di setiap tempat dan abad. Tekanan semacam ini pada
proses interaksi politik akan memberikan suatu ciri dinamis pada analisa politik.
Pengujian interaksi politik
Selanjutnya faktor yang membedakan interaksi politik dari semua jenis interaksi sosial adalah
seluruh rangkaian interaksi secara dominan berorientasi kearah alokasi nilai-nilai otoritatif bagi sebuah
masyarakat. Secara singkat alokasi-alokasi otoritatif mendistribusikan berbagai hal penting diantara
orang-orang atau sejumlah kelompok melalui banyak cara yang tersedia. Kepentingan pribadi, tradisi,

kesetiaan, legalitas/legitimasi merupakan variabel tambahan yang penting dalam menjelaskan keputusankeputusan yang bersifat otoritatif. Bagaimanapun alasan-alasan khusus tersebut merupakan fakta
pertimbangan alokasi-alokasi sebagai ikatan yang membedakan politik dari tipe-tipe alokasi lainnya
menjadi konseptualisasi yang akan digunakan.
PARAPOLITICAL SISTEM
Sistem politik kelompok-kelompok
Bagaimanapun konteksnya penelitian politik akan mengakibatkan pengaruh yang demikian luas
sehingga akan melibatkan serangkaian tingkah laku yang secara normal tidak akan dipandang sebagai
politik. Jenis-jenis alokasi dibuat dalam semua tipe kelompok, muali dari keluarga dan turunan dari
berbagai kelompok fraternal kedalam organisasi-organisasi keagamaan, pendidikan dan perkumpulan
ekonomi. Akan muncul pertanyaan apakah hal-hal ini menunjukka sistem politik atau mereka

menggabungkan sistem politik sebagai suatu aspek perilaku secara keseluruhan?.
Kajian politik tidak selalu membahas secara khusus mengenai proses-proses di dalam kelompokkelompok demi kepentingan mereka sendiri. Hanya selama mereka dapat berhubungan dengan prosesproses politik yang lebih luas dalam masyarakat yang memiliki kelompok-kelompok internal yang
terorganisir, menarik dikaji oleh mahasiswa ilmu politik di masa lalu. Kita dapat merumuskan alasan yang
logis untuk memasukkan aspek-aspek interaksi sosial internal dari semua sub kelompok didalam
masyarakat sebagai contoh sistem politik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Charles Merriam
“dimanapun pasti terdapat pemerintahan-pemerintahan di sorga; pemerintahan di neraka; pemerintahan
dan hukum diantara orang-orang yang berada diluar perlindungan hukum; pemerintahan di penjara”.
Seperti yang telah ditegaskan untuk tujuan tertentu bisa berguna mengembangkan konsep sistem
politik hingga mencakup aspek-aspek kelompok dan organisasi, karena demi tujuan-tujuan tersebut yang
dibutuhkan hanyalah analogi sistem politik dalam sebuah masyarakat. Penelitian organisasi-organisasi
dan kelompok-kelompok kecil dalam kerangka yang berhubungan dengan kekuasaan, proses-proses
keputusan dan arus-arus komunikasi telah memberikan wawasan atau pandangan dan konsep-konsep bagi
analisa analisa sistem politik yang bersifat abstrak.
Secara teoritis dan empiris disana terletak perbedaan penting untuk menjaga sistem politik dalam
masyarakat yang lebih utuh, berbeda dengan sistem politik yang kurang inklusif, dan pada akhirnya
menunjuk sistem politik internal berbagai kelompok dan organisasi sebagai parapolitical system dan
menguasai konsep political system dalam menganalisa kehidupan politik yang lebih inklusif.

Perbedaaan-perbedaan antara political system dengan parapolitical system
Parapolitical system adalah merupakan aspek-aspek subsistem dalam masyarakat. Hal tersebut

hanya berkaitan dengan alokasi otoritatif dalam sebuah kelompok. Fakta fundamental yang terjadi dalam
masyarakat adalah tidak adanya nilai-nilai yang diperlukan pada saat ini. Akibatnya ialah munculnya
perdebatan-perdebatan dalam alokasi. Perbedaan kondisi masyarakat dan zaman, terdapat konflik terkait
alokasi nilai yang semakin tidak nampak dianggap sebagai interaksi otonom yang berkembang diantara
individu-individu maupun kelompok itu sendiri.
Perbedaan utama dari parapolitical system terletak pada rangkaian masalah yang sering
menghambat sistem, pertama dalam perbandingannya dengan persoalan yang menghambat sistem yang
terkandung dalam sebuah sistem politik masyarakat lebih inklusif baik satu persatu maupun secara
keseluruhan, kedua kuantitas kekuasaan yang tersedia pada sistem politik masyarakat untuk mengatur
segala perbedaan yang lebih luas, sejalan dengan tingkat tanggung jawabnya yang lebih besar. Baik dalam
pacapolitical system maupun sistem politik terdapat kemungkinan peran-peran yang berbeda melalui
semua tanggungjawab untuk mengatur pelaksanaan urusan-urusan politik. Pada kedua masalah tersebut
terdapat aktor yang melaksanakan peranannya seperti excecutive commite, governing council maupun
board of director.
Tujuan utama analisa politik adalah untuk memahami bagaimana sistem politik berproses dapat
bertahan pada waktu yang lama. Kita akan menyingkirkan sistem politik kelompok dan organisasi dari
sebuah kerangka berpikir dan tidak akan menganggapnya selaras dengan sistem politik yang lebih inklusif
dalam masyarakat, selanjutnya akan dibuat sebuah konsep yang jauh lebih maju dalam sistem politik
masyarakat.
Keputusan untuk membatasi analisa sistem politik mengandung kebijakan tambahan bahwa tanpa

mengorbankan pilihan teoritis, hal tersebut sesuai dengan tradisi lama penelitian politik. Untuk menggaris
bawahi konsep sistem politik akan dicanangkan bagi peranan-peranan dan interaksi yang relevan dengan
alokasi otoritatif bagi masyarakat secara keseluruhan.
UNIT DASAR STRUKTUR ANALISA DALAM SISTEM POLITIK
Sistem politik merupakan sistem tingkah laku paling inklusif dalam masyarakat sebagai alokasi
nilai-nilai otoritatif. Seperti yang kita pahami tingkah laku ini hanya mengacu pada aspek-aspek
keseluruhan interaksi yang melibatkan manusia sebagai makhluk biologis. Sebuah pemikiran yang
mencanangkan konsep person dalam serangkaian interaksi, dimana unit-unit biologis terlibat akan cukup
membantu.
Anggota sistem politik sebagai subjek meliputi warganegara, orang asing, penguasa atau yang
dikuasai. Dia dapat bertindak secara individu yang merupakan elit politik maupun pejabat publik, atau
sebagai anggota kelompok seperti sebuah perkumpulan ataupun dewan perwakilan partai politik. Konsep

keanggotaan sistem politik secara bersamaan akan mengidentifikasi orang-orang tersebut secara kolektif
sebagai pemegang peran politik dalam masyarakat. Oleh karena itu sistem politik akan dikenal sebagai
seperangkat interaksi dari perilaku sosial melalui nilai-nilai yang dialokasikan secara otoritatif. Apabila
konseptualisasi kehidupan politik sebagai sistem akan mendorong mengenal elemen-elemen sistem yang
lebih besar dan umum, hal ini memaksa kita untuk menjelaskan mengenai semuanya berada didalam dan
diluar lingkungan sistem.
LINGKUNGAN SISTEM POLITIK

Apabila kita ingin melacak berbagai hal yang berada di luar sistem, kita harus dapat
mengeluarkan ide-ide kontemporer yang memikirkan batasan-batasan yang tidak terdapat dalam cakupan
sistem politik. Pada akhirnya batasan-batasan yang demikian tidak akan berwajah rangkap. Ia harus
memiliki referensi-referensi empiris yang memadai sehingga petunjuk positif memperlihatkan kepada kita
kapan seseorang berperan sebagai anggota sistem politik dan kapan interaksi yang terjadi dilaur sistem
tersebut. Lebih lanjut kita bahas mengenai batasan antar sistem yang diperkenalkan haruslah menggagas
pemikiran terkait sesuatu yang terjadi dalam wilayah non politik namun mempengaruhin sistem politik itu
sendiri.
AMBIGUITAS DALAM KONSEP BATAS-BATAS SISTEM
Untuk mempertimbangkan hambatan yang relatif sederhana, seperti keluarga sebagai unit yang
dihilangkan dari sistem politik. Apabila kita hanya mempertimbangkan masyarakat primitif yang buta
huruf dan tidak berbudaya, kita tidak bisa bertindak dengan begitu tergesa-gesa. Disana terjadi interaksi
baik di dalam keluarga inti maupum kelompok-kelompok yang memiliki hubungan keluarga secara luas
menentukan kadar politik, ini juga berlaku pada kelas-kelas Aristokratik yang banyak di Eropa. Anggapan
ini nampaknya merupakan sebuah kekeliruan yang dianggap benar secara berlebihan, yang akan
menghadapkan kita kepada kesulitan yang nyata dalam menentukan bagaimana mengungkapkan batasanbatasan sistem politik. Dalam hal ini timbul pernyataan yang lebih serius mengenai batasan-batasan
interaksi dan gerakan atau perubahan yang melintasi batasan-batasan tersebut.
ARTI BATASAN-BATASAN SISTEM
Kita akan menjumpai gagasan tentang pertukaran sistem politik yang terjadi di dalam
lingkungannya, yang memainkan suatu peran penting dalam pendekatan teoritis yang akan
dikembangkan. Konsep batasan menunjukkan suatu alat analisa penting.
Sistem terbuka dan tertutup
Pertama, konsep batasan yang jelas akan membatu kita secara tak terbatas dalam penyederhanaan,
menguraikan dan membantu memahami bagaimana perubahan-perubahan dalam lingkungan dikaitkan

dengan sistem politik, juga menjelaskan bagaimana suatu sistem mengulangi pengaruh-pengaruhnya.
Jelas banyak perubahan yang terjadi dalam sistem politik dapat mempengaruhi faktor-faktor internalnya.
Identifikasi variabel-variabel terikat
Kedua, penggunaan batasan-batasan sebagai konsep akan menampilkan langkah-langkah strategis
kearah penyederhanaan realitas, yang merupakan kondisi yang sangat penting untuk penelitian ilmiah.
Disana terdapat kriteria untuk menentukan elemen-elemen politik penting yang perlu dikembangkan
secara mendalam sebagai variabel-variabel terikatdan dapat diterima begitu saja dalam bentuk variabelvariabel eksternal. Setiap jenis elemen eksternal dan internal, akan membantu kita dalam memahami
masalah-masalah mengenai sistem politik, tetapi setiap eleman akan memiliki status teori yang berbeda
dalam model konsepsi yang sedang dirancang.
SIFAT-SIFAT UMUM BATAS-BATAS SISTEM
Apabila kita memikirkan jenis-jenis tingkah laku atau sistem empiris berkenaan batasan-batasan
yang dapat dipercaya. Dengan menguji sistem-sistem ini dan mencari signifikasni batasan-batasan yang
benar sebagai konsep, kita akan berada dalam posisi yang lebih banyak menyadari kegunaan dan manfaat
menghubungkan batasan-batasan yang terlihat sama dengan sistem interaksi sosial, seperti sistem politik.
Batasan-batasan sistem fisik & biologis
Semua jenis sistem yang terbukti berguna bagi penelitian dalam ilmu pengetahuan alam paling
tidak sama alpanya fungsi-fungsi dalam suatu kekosongan fenomena. Semua tidak didasari oleh
lingkungan nyata, walaupun untuk tujuan-tujuan ilmu pengetahuan mungkin perlu untuk meniadakan
pengaruh-pengaruh secara temporer, seperti dalam penelitian gravitasi dibawah kondisi dunia yang tanpa
friksi. Tapi walaupun semua sistem ditemukan dalam berbagai keadaan, sistem tersebut mampu
mempertahankan identitasnya yang mengandung kekhususan sehingga akan mudah dibedakan dari
lingkungannya.
Sistem interaksi sosial, seperti sistem politik pada umumnya tersebar ke seluruh lapisan
masyarakat, sehingga apabila menghadapi kesulitan yang cukup serius dalam mengakomodasikan
pandangan yang sama terhadap tindakan-tindakan ini secara kolektif dapat dengan mudah diterapkan pada
sistem-sitem fisik dan biologis.Tentu saja apabila kita berpikir tentang organisasi politik khusus, sperti
badan pembuat undang-undang, partai politik, kelompok kepentingan atau pengadilan tidak melompati
batasan pemikiran yang menganggap masing-masing memiliki batasan fisik yang tegas.
Interaksi politik tidak hanya berlangsung dalam struktur-struktur tujuan yang sudah dirumuskan
dengan baik. Banyak tingkah laku yang terjadi di berbagai konteks yang berada di luar organisasi politik,
seperti dalam gambaran-ganbaran yang telah disampaikan mengenai keluarga atau organsisasi ekonomi
seperti bank.

Ciri umum semua batasan
Pembuatan batas-batas sistem fisik dan biologis manpaknya cukup sederhana. Tetapi
kesederhanaan tersebut dalam sebuah konsep sangan bermanfaat. Pada dasarnya batasan-batasan ini
secara fenomenal tidak menunggu untuk diidentifikasi. Batasan tersebut menyesuaikan diri dengan
kesimpulan umum tentang ciri sistem, merupakan buah pemikiran dari analisa, hal ini juga berlaku untuk
batasan-batasan sistem politik.
Secara konseptual, suatu batasan merupakan sesuatu yang berbeda dari penampilan fisiknya.
Garis batasan muncul sebagai simbol atau wujud dari wadah kriteria inklusi-eksklusi terkait sistem.
Faktor-faktor eksternal dalam perbandingannya dengan faktor-faktor internal memiliki konsekuensikonsekuensi besar terhadap berjalannya sistem. Disini secara fundamental kita tidak berbeda dari mereka
yang mempelajari metodologi sebuah sistem fisik maupun biologis.
Secara sederhana kita harus merumuskan kembali sistem tersebut untuk menemuka kebutuhankebutuhan analisa kita. Setiap kita memperluas sistem, secara bersamaan akan terjadi penyusutan
lingkungan.
Ciri deseptif batasan-batasan geografis
Kita memiliki peta dalam masyarakat terkait batasan-batasan yang menunjukkan kendala positif
pada perilaku manusia. Kadang-kadang batasan-batasan tersebut mengacu pada batasan-batasan
geopolitik. Di permukaan nampaknya ada paluang untuk memanfaatkan batasan-batasan geopolitik
sebagai salah satu dasar analisa. Batasan-batsan geopolitik memiliki dampak nyata pada sistem politik
sampai batas tertenu yang membentuk variabel yang penting. Batas-batas geopolitik meliputi semua
sistem sosial yang terjalin dalam masyarakat, bukan merupakan suatu sistem sosial yang khas.
SEJUMLAH INDIKATOR EMPIRIS BATASAN-BATASAN BERBAGAI SISTEM POLITIK
Meskipun secara empiris tidak terdapat garis fisik yang nyata melalui peralihan dari satu sistem
ke sistem lainnya, meskipun begitu cukup membuktikan adanya batasan antara sistem politik dengan
sistem yang lainnya dalam suatu masyarakat. Sebagian besar masyarakat menunjukkan kapan bergerak
dari satu sistem perilaku ke sistem perilaku lainnya. Sebagian besar petunjuk-petunjuk khusus mengenai
pergerakan yang demikian terjadi dalam masyarakat dengan derajat diferensiasi struktural yang berbeda,
seperti dalam sistem sosial yang sudah mapan. Dengan kata lin, dalam suatu masyarakat secara struktural
dapat sangat diferensiasif dalam mengatur pola harapan bagaimana menguji secara empiris dari eksistensi
batasan-batasan sistem. Hal ini merupakan kasus yang jelas bahwa kita kadang-kadang berbicara
mengenai seorang yang beranjak keluar dari peranannya, misalnya sebagai seorang pemimpin agama atau
cendikiawan yeng berusaha bertindak sebagai pembawa pesan politik atau menjadi politisi.

Telah ditegaskan bahwa derajat perbedaan sistem-sistem politik dari sistem-sistem sosial lainnya ,
dapat kita tambahkan kejelasan antara sistem-sistem tersebut dengan sistem lainnya, ditandai dengan
sifat-sifat berikut :
1. Terdapat perbedaan peran dan aktivitas politik dari peran lainnya, sejauh mana ia
ditempatkan dalam struktur-struktur yang terbatas seperti keluarga dan kelompok-kelompok
persaudaraan.
2. Sejauhmana pelaku peran politik membentuk kelompok yang terpisah dalam masyarakat serta
memiliki ikatan yang berkaitan.
3. Sejauh mana peran politik memiliki bentuk hirarki yang bisa dibedakan dari hirarki lainnya
atas dasar faktor kekayaan, martabat, maupun kriteria non politik lainnya.
4. Sejauh mana proses-proses pengarahan dan kriteria pemilihan membedakan pelaku sistem
politik dibandingkan dengan peran-peran lainnya.
LINGKUNGAN SISTEM POLITIK
The Intrasocietal System
Aspek-aspek masyarakat yang terletak di luar batasan-batasan sistem politik sama artinya dengan
menegaskan bahwa aspek-aspek tersebut terdiri dari semua sub sistem masyarakat lainnya. Tapi
lingkungan universal ini dengan berbagai sistemnya yang dapat dibedakan mempunyai dua aspek utama,
yaitu sistem internal dan eksternal. Dengan lingkungan tersebut kita dapat menunjukkan bagian
lingkungan sosial dan lingkungan fisik yang berada di luar batasan-batasan politik, namun masih berada
di dalam masyarakat yang sama. Ini merupakan bagian dari intra sosial lingkungan tersebut. Untuk
menguji pengaruh perubahan-perubahan lingkungan dari sistem politik, kita dapat menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem-sistem sosial lainnya. Ketika kita bergerak menuju
sistem-sistem ektra sosial, dengan sendirinya kita dapat menghadapi sistem politik internasional.
Selanjutnya kita dapat membahas beberapa sistem intra sosial yang bersifat eksternal yang
berguna bagi kelangsungan hidup dari perubahan sistem politik, seperti sistem ekologi, biologi,
kepribadian dan sistem sosial. Aspek-aspek organik non humanis sistem lingkungan mengacu pada alam,
lokasi dan kekayaan persediaan makanan serta flora dan fauna dapat digunakan oleh anggota sistem
politik. variasi di dalam pengadaan bahan pangan, baik untuk masyarakat nomaden maupun masyarakat
yang hidup menetap akan mempengaruhi struktur dan proses-proses sistem politik selama teknologi
diterima secara konstan.
Sistem kepribadian dan sistem sosial telah mendapat perhatian yang luas dan terperinci dalam
literatur tradisional. Sistem-sistem sosial dapat dikelompokkan kedalam beberapa tipe, yaitu kebudayaan,
struktur sosial, ekonomi dan demografi. Etnologi yang pernah dianalisa oleh John Stuart Mill bahwa ciri

negara dan jenis-jenis variabel perilaku politik berkaitan dengan tipe-tipe kepribadian yang berbeda
menampilkan pengakuan tegas terhadap peranan parameter utama. Fluktuasi dalam kebudayaan sosial dan
ekonomi dimana kepribadian-kepribadian dibentuk, merupakan peralihan struktur umum masyarakat pada
aspek-aspek khusus (seperti ukuran dan jumlah merupakan merupakan bentuk-bentuk kelompok atau
kelas-kelas sosial) dan perubahan ukuran (seperti derajat pertumbuhan, komposisi dan distribusi
penduduk) jelas memiliki pengaruh penting terhadap sistem politik.
Sistem Ekstra sosial
Sistem ektra sosial dapat diartikan sebagai bagian dari masyarakat yang sama, dimana sistem
politik itu sendiri merupakan sub sistem sosial. Dalam hal ini sistem-sistem tersebut bersifat eksternal
terhadap sistem politik. Kita dapat memperluas cakupan lingkungan eksternal apabila memandang
masyarakat internasional secara keseluruhan merupakan bagian dari sistem politik. Dari sudut pandang
ini, kita dapat menemukan sistem ekologis internasional, sistem politik internasional dan sistem sosial
internasional sebagai suatu kebudayaan internasional, ekonomi internasional, demografis internasional
dan lain sebagainya. Masyarakat Internasional dan sub sistemnya merupakan sebuah parameter dalam
lingkungan eksta sosial suatu sistem politik yang memberikan pengaruh terhadap sistem tersebut.

II. ANALISIS
Dalam bukunya David Easton coba menggambarkan konsep tentang kehidupan politik, ia
mengatakan bahwa “suatu sistem perilaku yang terbaur dalam suatu lingkungan pada pengaruh-pengaruh
yang diungkap oleh sistem politik itu sendiri pada gilirannya akan berekasi”, ia juga mendefinisikan
sistem politik sebagai “sistem interaksi dalam tiap masyarakat dimana di dalamnya alokasi yang mengikat
atau yang mengandung otoritas yang dibuat dan diimplementasikan”.
Easton juga menjelaskan konsep terkait para-politik yaitu sistem politik internal dari kelompokkelompok dan organisasi-organisasi, akan tetapi dia memusatkan analisasnya pada sistem politik yang
menyangkut kehidupan politik dalam unit yang paling inklusif. Penggambarannya terkait sistem-sistem
politik begitu konstruktif. Ia menempatkan sistem politik sebagai satuan dasar analisanya dan ia tanamkan
perilaku intra-sistem dari berbagai sistem sebagai bidang penelitiannya. Rumusannya mengenai sistemsistem politik begitu sederhana namun dapat menjelaskan terkait : input – sistem atau proses politik –
output1, ini merupakan model kerangka berfikir baru dalam konep politik.

1

Mohtar Mas’oed., Colin MacAdrews. 2008. Perbandingan Sistem Politik. Jogjakarta : Gajahmada University Press. Hal : 5.

Easton memberikan tekanan pada ciri adaptif sistem politik, yang akan berbeda dari sekedar
bereaksi secara pasif terhadap pengaruh lingkungan, dalam organisasi intern sistem politik, Easton
percaya bahwa suatu kapasitas luar biasa untuk menyesuaikan diri pada keadaan-keadaan dimana dia
harus berfungsi. Dia juga menunjukkan bahwa sistem politik mengakumulasi sejumlah besar unsur
mekanisme yang mereka gunakan untuk bekerjasama dengan lingkungan mereka untuk mengatur
perilakunya sendiri, mengubah struktur internalnya, dan bahkan bekerja begitu jauh seperti untuk
membentuk kembali tujuan-tujuan fundamentalnya2.
Dalam buku perbandingan sistem politik 3 menjelaskan ada empat ciri sistem politik yang
dikemukakan oleh Easton, pertama ciri-ciri identifikasi yang terdiri dari unit-unit sistem politik dan
batasan-batasan sistem politik, kedua terdapat input dan output, ketiga merupakan suatu diferensiasi
dalam suatu sistem, kemudian integrasi dalam suatu sistem. Semuanya dijelaskan secara terstruktur dalam
sebuh konsep sistem-sistem politik. Jelas yang Easton kemukakan adalah sebuah kecaman terhadap
analisa keseimbangan yang sering digunakan oleh sosiolog, karena mereka melalaikan kapasitas variabel
sistem untuk menghadapi pengaruh lingkungan. Karena menurutnya analisa keseimbangan memiliki dua
kelemahan, yaitu terlalu menekankan amat pentingnya keseimbangan, yang dianggap tidak dapat
dibedakan dari stabilitas dan tidak terdapat perhatian atas pentingnya metode analisa atau permasalahan
yang dirumuskan oleh proses-proses4.
Dalam tulisannya Easton mengungkapkan sifat umum batasan suatu sistem terdiri atas batas-batas
sistem fisik dan biologis, pendekatan yang dilakukan merupakan pendekatan yang berjalan pada makhluk
hidup (Easton mengatakan sistem itu merupakan organisme yang hidup), dimana konsep-konsep dasarnya
diambil dari ilmu biologi. Seperti yang diketahui di dalam masyarakat tidak hanya terdiri dari satu
struktur, melainkan terdiri atas multi struktur, seperti sistem politik, ekonomi, agama, budaya maupun
sistem-sistem sosial lainnya. Sistem-sistem non politis seperti yang telah disebutkan pada dasarnya dapat
mempengaruhi sistem politik secara lebih luas, karena kehidupan politik merupakan integrasi dari
keseluruhan interaksi yang terjadi dalam masyarakat.

2

SP Varma. 2010. Teori Politik Modern. Jakarta : Rajawali Press. Hal : 274-276.
Mohtar Mas’oed., Colin MacAdrews. 2008. Perbandingan Sistem Politik. Jogjakarta : Gajahmada University Press. Hal : 5-8.
4 Op Cit. Hal : 276.
3

III. KESIMPULAN
Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur. Unsur, komponen
atau bagian yang banyak ini satu sama lain berada dalam keterkaitan yang mengikat dan fungsional.
Masing-masing kohesif satu sama lain, sehingga ketotalitasan unit terjaga utuh eksistensinya. Jadi
pengertian sistem, disamping dapat diterapkan dalam hal yang bersifat immaterial, juga dapat diterapkan
pada hal yang berifat material. Ia pula mengatakan teori sistem adalah suatu model yang menjelskan
hubungan tertentu antara sub-sub sistem dengan sistem sebagai suatu unit, seperti masyarakat, kelompokkelompok maupun organisasi-organisasi yang mempengaruhi sistem.
Ciri-ciri sistem :
a. Mempunya batas yang didalamnya ada saling hubungan fungsional yang terutama dilandasi oleh
beberapa bentuk komunikasi
b. Sistem terbagi kedalam sub-sub sistem yang satu sama lainnya melakukan pertukaran
c. Sistem dapat menerima informasi, mempelajari dan menerjemahkan masukan (input) kedalam
beberapa jenis keluaran (output)
Upaya Easton dalam membangun teori meliputi perumusan tentang :
-

Kerangka kerja unum

-

Memusatkan perhatian pada seluruh sistem daripada hanya bagian-bagiannya saja

-

Suatu kesadaran tentang pengaruh lingkungan atas sistem tersebut

-

Suatu pengakuan tentang adanya perbedaan antara kehidupan politik dalam keseimbangan dan
kehidupan politik dalam ketidak seimbangan
Easton menjelaskan konsep terkait para-politik yang merupakan sistem politik internal dari

kelompok-kelompok dan organisasi-organisasi, akan tetapi dia memusatkan analisasnya pada sistem
politik yang menyangkut kehidupan politik dalam unit yang paling inklusif.
Sifat-sifat yang mendasari perbedaan sistem-sistem politik menurut Easton :
a. Terdapat perbedaan peran dan aktivitas politik dari peran lainnya, sejauh mana ia ditempatkan dalam
struktur-struktur yang terbatas seperti keluarga dan kelompok-kelompok persaudaraan.
b. Sejauhmana pelaku peran politik membentuk kelompok yang terpisah dalam masyarakat serta
memiliki ikatan yang berkaitan.
c. Sejauh mana peran politik memiliki bentuk hirarki yang bisa dibedakan dari hirarki lainnya atas
dasar faktor kekayaan, martabat, maupun kriteria non politik lainnya.
d. Sejauh mana proses-proses pengarahan dan kriteria pemilihan membedakan pelaku sistem politik
dibandingkan dengan peran-peran lainnya.

DAFTAR BACAAN

Easton David. 1988. Kerangka Kerja Analisis Sistem Politik. Bina Aksara : Jakarta.
Mas’oed Mohtar dan MacAndrews Colin. 2008. Perbandingan Sistem Politik. Gadjah Mada University
Press : Jogjakarta.
Varma SP. 2010. Teori Politik Modern. Rajawali Press : Jakarta.