HUKUM NUN MATI DAN TAJWID

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
(Idzhar, Idgham, Iqlab, Ikhfa’)
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas kelompok
pada Mata Kuliah: Baca Tulis Qur’an

Oleh:
KELOMPOK V
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) - 4






ABDUL ROHMAN
FENNY RAHMADANTY
FITRIANI
MAHARANI SARTIKA RITONGA
MASHABI M. NOOR RITONGA

(0301162091)

(0301162096)
(0301161004)
(0301162140)
(0301161035)

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Rozali, Lc. MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

1

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Makalah mata kuliah Baca Tulis Qur’an yang berjudul “Hukum Nun Mati dan
Tanwin”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dan kelemahan, baik mengenai materi maupun sistematika penulisan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan penulis sendiri. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Medan, 29 Oktober 2017

Penulis

2

PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN

Dalam membaca Al-Qur’an kita akan mendapatkan nun mati atau tanwin

yang ada dalam setiap ayat. Pengucapan nun mati atau tanwin ada yang harus
jelas, ada yang harus samar, ada yang harus lebur sehingga nun mati atau tanwin
tersebut tidak tampak, dan ada pula yang berubah menjadi mim.1
Maka dari itu, disini kita akan bahas satu persatu hukum-hukum dari nun
tersebut, yaitu ada 4 hukum diantara nya ialah:

B. IDZHAR
1

Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Hafizh,Lc, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, (Jakarta:
Markaz Al-Qur’an, 2010), h. 73.

3

1. Definisi
ْ ‫)ال‬
Menurut bahasa, idzhar halqi (‫ظهَا ُر ْال َح ْلقِي‬
ِ adalah huruf yang dibaca jelas.
Adapun menurut istilah adalah:


ّ ُ‫ج ك‬
ِ‫ن غَيْرِ ِزيَادَةِ فِي غُنّة‬
ِ ,ِ‫جه‬
ِ ‫ف‬
ٍ ‫ح ْر‬
َ ‫ل‬
ُ ‫اِخ َْرا‬
ِ ‫مخ َْر‬
َ ‫ن‬
ْ ‫م‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ح ْر‬
َ ‫ال‬.
ِ‫ف المظْهَر‬
“Mengeluarkan (mengucapkan) setiap huruf yang diidzharkan adalah tanpa
ada tambahan ghunnah pada huruf yang diidzharkan”.
2. Penjelasan
Yang dimaksud dengan huruf yang diidzharkan adalah huruf nun sukun atau
tanwin, meskipun huruf nun itu sendiri memiliki sifat yang selalu melekat
padanya, yaitu ghunnah. Sementara menurut ilmu tajwid, idzhar ialah pembacaan

nun mati atau tanwin sesuai dengan makhrojnya tanpa dighunnahkan (dengung)
apabila bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (tenggorokan).2
3. Jumlah Huruf
Huruf idzhar (halq) ada 6 huruf, yaitu:
Ha

‘Ai
m
z
a
h

Gh
n

(
‫ع‬
)

(

‫أ‬
)
Ha

Ha
(
‫ه‬
)

(
‫ح‬
)

a
i
n
(
‫غ‬
)
Kh

a
(
‫خ‬
)

4. Sebab Penamaan

2

Abu Ya’la Kurnaedi, Lc, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, (Jakarta: Pustaka Imam
Syafi’i, 2013), h. 216.

4

Dinamakan idzhar (jelas) karena nun sukun tampak jelas terbaca ketika
bertemu dengan huruf-huruf idzhar. Dan, dinamakan halqi (tenggorokan) karena
huruf-huruf idzhar keluar dari halq (tenggorokan).
5. Sebab Terjadinya Idzhar
Karena jauhnya makhraj huruf nun (yang keluar dari ujung lidah) dengan
makhraj huruf-huruf halq (yang keluar dari tenggorokan).

6. Kaidah Tajwid
Apabila ada sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf
halq, maka iya dibaca izhar.
7. Contoh
 Nun sukun (

3

‫ن‬
ْ ) bertemu dengan huruf-huruf idzhar

Hur

Dalam 1
kata

‫ء‬

‫َويَنأون‬


‫ه‬

‫ن‬
َ ْ‫يَنْهَو‬

‫ح‬

‫ن‬
ِ ْ ‫يَن‬
َ ْ‫حتُو‬

‫خ‬

ِ ‫منْخَن‬
ُ ْ ‫َوال‬
‫ة‬
ُ ‫َق‬

‫ع‬


ْ ‫َو‬
‫م‬
َ َ‫النْع‬

Ibid, h, 127-128.

5

3

Dalam 2
kata

‫ن‬
َ
ْ ‫م‬
َ ‫أَع ْط‬
‫ى‬
‫ن‬
َ

ْ ‫م‬
‫ج‬
َ ‫هَا‬
‫َر‬
‫ن‬
َ
ْ ‫م‬
ّ ‫حآد‬
َ
‫ه‬
َ ‫الل‬
‫ن‬
ّ
ْ ‫م‬
ِ ‫خَث‬
‫ى‬
َ
‫ن‬
ِ
ْ ‫م‬
َ ‫عَل‬

‫غ‬
 Tanwin (ً

ِِ‫سيُنْغ‬
َ َ‫ف‬
‫ضو‬
ُ
‫ن‬
َ

ٍ ٌ ) bertemu dengan huruf-huruf idzhar

Hur

Dalam 2
kata

‫ء‬

‫ب‬
ٌ َ ‫كِت‬
َ
َ ‫أن ْ َزلْن‬
‫ه‬
ُ
‫ف‬
ٍ ‫ج ٌر‬
ٌ
ٍ‫هَار‬
‫عَزِي ٌز‬
ْ ‫حكِي‬
َ
‫م‬
ٌ
‫ف‬
ٌ ْ ‫لَطِي‬
‫خَبِي ْ ٌر‬
ِ َ‫و‬
ٌ‫سع‬
‫م‬
ٌ ْ ‫عَلِي‬
ً ‫قَوْل‬
‫غَي ْ َر‬

‫ه‬
‫ح‬
‫خ‬
‫ع‬
‫غ‬

‫ن‬
ِ
ْ ‫م‬
ِ ‫سل‬
ْ ‫ِغ‬
‫ن‬
َ ْ‫ي‬

Tanwin pada izhar tidak terjadi dalam 1 kata dan hanya terjadi pada 2 kata.

A. IDGHAM
1. Definisi

6

Menurut bahasa, idgham

ْ adalah memasukkan.
(‫م‬
ُ ‫)الِدْغَا‬

4

Adapun menurut istilah adalah:

ُ ‫ِر‬
ُ ‫صا‬
‫ان‬
ُ ْ ‫حي‬
ِ َ‫ث ي‬
َ ِ‫ك ب‬
َ َ ‫مت‬
ِ ‫ِر‬
َ ِ‫ن ب‬
ِ ‫ح ْر‬
َ ‫ل‬
َ ‫ف‬
ُ ‫ف‬
َ ‫اِي‬
ِ ‫ص ِي ْ َر‬
ّ ِ‫ح‬
ْ ِ‫ح‬
ٍ ِ ‫سا ك‬
َ ‫م‬
‫مِِا‬
ِ ‫ح ْرفِِا ً وَا‬
ُ ‫ِِْر‬
َ
َ ُ‫ج عَنْه‬
َ ‫شِِدّدًا كَالث َِِانِي ي َ ْرتَفِِِعُ ال‬
ُ ‫حِِ دًا‬
َ ‫مخ‬
ً‫حدَة‬
ِ ‫ة وَا‬
ً َ‫ا ِ ْرتِفَاع‬
“Menggabungkan huruf yang sukun dengan huruf yang berharkat, sehingga
keduannya menjadi satu huruf yang bertassdid seperti huruf yang kedua, dan
makhraj keduanya terucap secara bersamaan.5
2. Jumlah Huruf
Huruf Idgham ada 6 huruf, yaitu:6
Ya (‫)ي‬

Waw (
‫)و‬

Ra (
‫ر‬
)

Mi

Nu

La

m
(
‫م‬
)

n
(
‫ن‬
)

m
(
‫ل‬
)

3. Sebab Idgham
Idgham terjadi karena duab keadaan, tamatsul (kemiripan) dan taqarub
(berdekatan). Tamatsul yaitu nun sukun dengan huruf nun ‫ ن‬dan ‫م‬, sedangkan
taqarub yaitu nun sukun dengan huruf-huruf lainnya:

4

Achmad Toha Husein Al-Mujahid, Ilmu Tajwid, (Jakarta: Darus Sunnah, 2011), h,

87.
5

Abu Ya’la Kurnaedi, Lc, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, (Jakarta: Pustaka Imam
Syafi’i, 2013), h. 219.
6
Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Hafizh,Lc, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, (Jakarta:
Markaz Al-Qur’an, 2010), h. 74.

7

4. Jenis Idgham
Idgham ada 2 macam, yaitu idgham bighunnah (
idgham bilaghunnah (

ِ )
ِ‫م بِل َ غُنّة‬
ُ ‫الدْغَا‬

ِ ) dan
ِ‫م بِغُنّة‬
ُ ‫الدْغَا‬

a. Idgham bighunnah
Idgham bighunnah adalah memasukkan nun sukun atau tanwin ke dalam
huruf berikutnya yaitu huruf

‫ي ن م و‬dibaca dengan ghunnah (dengung).

Contoh dan Latihan
Huruf

7

Bersama ‫ْن‬

Bersama

‫ن‬
َ ‫َو‬
ْ ‫م‬
‫يُط ِ ِع‬
‫ه‬
َ ‫الل‬
‫ن‬
ْ َ‫ل‬
َ ‫نّدْخُل‬
‫هَا‬

ُ ‫ُو‬
ٌ‫جوْه‬
ِ‫مع‬
َ ْ‫يَو‬
ٍ‫ذ‬
َ‫أ‬
َ‫ش‬
‫اج‬
‫م‬
ْ
ٍ
ِ‫نّبْتَلِيْه‬

ٍ‫مآء‬
ِ
ّ ‫ن‬
ْ ‫م‬
‫ق‬
ٍ ِ‫دَاف‬

‫يَتْلُوْا‬
‫ح ًف‬
ُ ‫ص‬
ُ
‫ا‬
ّ
ّ‫مطَه‬
ً‫َرة‬

‫ن‬
ِ
ْ ‫م‬
‫ال‬
ٍ ‫َو‬

ٍ‫َووَالِد‬
َ ‫َو‬
َ‫ماو‬

Ibid, h, 220.

8

7

Hukum idgham yang tidak berlaku pada

‫ال‬
‫د‬
ُّ
‫ن‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ا‬

‫ق‬
ِ
‫ن‬
ْ
‫و‬
َ
‫ا‬
‫ن‬
ٌ

‫ص‬
ِ
‫ن‬
ْ
‫و‬
َ
‫ا‬
‫ن‬
ٌ

َ ‫بُنْي‬
‫ن‬
ٌ

ْ
Walaupun bentuknya menyerupai idgham bighunnah, yaitu nun sukun (‫)ن‬
bertemu dengan huruf ya (‫ )ي‬atau huruf wau (‫)و‬, tidak diidghamkan karena
dalam satu kata. Para ulama tajwid mengistilahkannya dengan idzhar mutlak
karena khawatir tertukar dengan kata mudha’af (yang memiliki huruf ganda).
b. Idgham bilaghunnah
Idgham bilaghunnah adalah memasukkan nun sukun atau tanwin ke dalam
huruf berikutnya tanpa disertai ghunnah ketika bertemu huruf ‫ ل‬dan ‫ر‬.8
Huruf idgham bilaghunnah ada dua macam yaitu lam (‫ )ل‬dan ra (‫)ر‬.
Contoh dan Latihan
Huruf

Bersama

8

Bersama

Ahmad Muhammad Muabbad, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid, (Jakarta: Taqiya
Publishing, 2012), h, 44.

9

َ‫أ‬
ّ
‫ن‬
‫ل‬
‫ن‬
ْ
ْ
َ ْ‫تَقُو‬
‫ل‬

َ ‫م‬
‫ال‬
َ
‫لّبَدًا‬

‫ن‬
ِ
ْ ‫م‬
ُ ‫ّر‬
ْ‫سو‬
‫ل‬
ٍ

‫ِفي‬
َ‫عيْش‬
ِ
ٍ‫ة‬
ِ ‫ّرا‬
َ ‫ضي‬
ٍ‫ة‬

B. IQLAB
1. Definisi
Menurut bahasa, qalb (‫ب‬
ُ ْ ‫ )القَل‬atau iqlab (‫ب‬
ُ َ ‫ )الِقْل‬adalah mengubah9.
Adapun menurut istilah adalah:

َ ‫قَلْب النون السا كن ِة أ‬
ِ‫عن ِْد َ الب َِِاء‬
‫ي‬
‫ِو‬
ِ
‫ن‬
‫الت‬
‫و‬
ِ ‫ن‬
ْ
ّ
ِ َِ ّ
ْ
ُ
ِ ْ ّ
ِ
ِ
ِ
ْ ‫م‬
ٍ‫خفَاةٍ بِغُنّة‬
ِ .
ُ ‫ما‬
َ ْ ‫مي‬
“Mengubah nun sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi pada ba
disertai dengan ghunnah (dengung).”
2. Jumlah Huruf
Huruf qalb atau Iqlab ada 1 huruf yaitu ba (‫)ب‬

9

Abu Ya’la Kurnaedi, Lc, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, (Jakarta: Pustaka Imam
Syafi’i, 2013), h. 226.

10

3. Kaidah Tajwid
Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu denga huruf ba (‫)ب‬, maka ia
dibaca qalb.
Allamah al-Jamzuri berkata:
“ yang ketiga adalah qalb, yakni bila menghadap huruf ba maka diubah
menjadi mim dengan ghunnah disertai ikhfa”

4. Tiga Proses Qalb
Dalam hal ini terdapat 3 proses qalb, dengan penjelasannya sebagai berikut:
Pertama, mengubah nun sukun atau tanwin menjadi mim yang
khalishah (murni atau sempurna) secara lafazh dan bukan penulisan, sehingga
tidak ada yang tersisa bagi nun atau tanwin (dalam pengucapan).
Kedua, mengikhfakan (menyamarkan atau menyembunyikan) mim
tersebut pada ba, dan ini dilakukan dengan cara merapatkan (menutup) dua bibir
sekaligus pada dua huruf itu. Prosesnya mirip dengan idgham, hanya saja suara
mim berdiri sendiri secara sempurna dari suara ba yang mana hal tersebut mirip
dengan idzhar. Oleh karena itu, ikhfa (yang dimaksud) di sini adalah sebuah
keadaan antara idzhar dan idgham.
Ketiga, menampakkan bacaan ghunnah (mim) sambil mengikhfakannya,
dan ghunnah disini adalah sifat bagi mim bukan sifat bagi nun.10

5. Cara Pengucapan
Adapun cara pengucapan yang benar dalam mengikhfakan mim qalb (iqlab)
pada huruf ba adalah:
10

Ibid, h, 227-228.

11

‫معَ الغُنّة‬
ِِ ْ ‫اِطْبَاق الشّ فَتَي‬.
ِ ‫ن‬
َ ‫ن غَيْركك َ ّز‬
ْ ‫م‬
“Merapatkan (menutup) dua bibir tanpa mengerutkan tanpa (menekannya)
dengan disertai ghunnah.

6. Tanda Qalb
Qalb untuk nun sukun ditandai dengan huruf mim kecil ( ‫ )م‬diatas huruf nun
sebagai pengganti sukun. Seperti:

َ
َ ِ‫ن بُوْر‬
‫ك‬
ْ ‫أ‬

Qalb untuk tanwin ditandai dengan huruf mim kecil ( ‫ )م‬sebagai pengganti
harkat kedua (

) seperti:

‫صي ْ ٌر‬
ِ َ ‫ميْعُ ب‬
ِ ‫س‬
َ

Contoh
Huruf

‫ب‬

Bersa
m
a

Bersa
m
a

dala
m
sa
tu
k
at
a

dala
m
d
u
a
k
at
a

َ‫أ‬

َ
‫م‬
ّ ‫َوأ‬
‫ا‬
‫م‬
َ

ْ‫ن‬
ِ‫ب‬
ُ‫ع‬

12

Ber
s
a
m
a
T
a
n
w
i
n

‫س‬
َ
‫م‬
ِ
‫ي‬

‫ى‬

َ‫ب‬
‫خ‬
ِ
‫ل‬
َ

ُ
‫ب‬
َ
‫ص‬
ِ
‫ي‬
ْ
‫ر‬
ٌ

C. IKHFA
1. Definisi
Menurut bahasa, ikhfa (ُ‫خفَاء‬
ْ

ِ ‫)ال‬

adalah ikhfa yang samar atau

tertutup.11 Adapun menurut istilah adalah:

ْ ‫م‬
ِ ِ‫ي ب‬
ِ ‫ح ْر‬
َ ‫النّطْقُ بِال‬
َ ْ ‫ف ال‬
َ ْ ‫ص َفةٍ بَي‬
ّ ‫خ ِف‬
ِ‫ن ال ِ ظْهَار‬
‫معَ بَقَاءِ الغُنّةِ فِي‬
َ ِ‫َن التّشْ دِيْد‬
ِ ‫والِدْغَام ِ عَارٍ ع‬
َ ِ ‫حر‬
‫ل‬
ِ ّ‫ف الو‬
ْ َ ‫ال‬.
“Mengucapkan huruf yang diikhfakan (disamarkan) denga sifat antara
idzhar dan idgham tanpa tasydid dengan tetap disertai ghunnah pada huruf
pertama.”12
2. Jumlah Huruf
11

Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Hafizh,Lc, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, (Jakarta:
Markaz Al-Qur’an, 2010), h. 76.
12
Abu Ya’la Kurnaedi, Lc, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, (Jakarta: Pustaka Imam
Syafi’i, 2013), h. 228.

13

Huruf ikhfa ada 15 huruf, yaitu:

‫زفتضظشقسدطصذث‬
‫كج‬
3. Sebab Penamaan
Dinamakan ikhfa karena hilangnya huruf nun secara sempurna.

4. Sebab Ikhfa
Sebab ikhfa ialah tawassuth (pertengahan), yakni huruf nun sukun dan huruf
ikhfa jaraknya tidak terlalu dekat seperti huruf-huruf idgham dan tidak jauh
seperti huruf-huruf idzhar.

5. Cara Pengucapan
Cara dan proses mengucapkan nun ikhfa ialah:
Pertama, mempersiapkan mulut pada makhraj huruf berikutnya setelah nun
yang diikhfakan (disamarkan)
Kedua, mengucapkan ghunnah secara sempurna dari al-khaisyum (rongga
hidung).
Ketiga, hal tersebut disertai keluarnya suara dari mulut disebabkan tidak
tertutupnya makhraj nun (pada bagian lisan) kecuali pada huruf qaf dan kaf maka
ia betul-betul tertutup dengan sempurna. Oleh karena itu, pengucapan keduanya
dengan ghunnah murni (yang sempurna) dari rongga hidung dengan tanpa disertai
suara sedikit pun dari mulut.13

13

Ibid, h, 229-230.

14

6. Tanda Ikhfa
Tanda ikhfa untuk nun sukun adalah tidak adanya tanda sukun pada huruf
dan huruf berikutnya tidak bertasydid.
Contoh:

‫ن‬
َ َ ‫وَل‬
ْ ‫م‬
‫صب َ َر‬
َ

‫يُن ْ ِفقُو‬
‫ن‬
َ

Tanda ikhfa untuk tanwin adalah tatabu’ harakatain (tanwin beriringan tidak
sejajar) dan tanpa tasydid pada huruf berikutnya.
Contoh:

ِ ‫عَل‬
‫ي‬
ْ
‫م‬
ٌ
‫ق‬
َ
‫د‬
ِ
‫ي‬
ْ
‫ر‬
ٌ

ْ‫يَو‬
‫م‬
ِ‫َع‬
‫ذ‬
ٍ
ُ‫ت‬
‫ح‬
َ
‫د‬
ّ
‫ث‬
ُ

Catatan:

15

ِ‫ظ‬
‫ل‬
ً
‫ا‬
‫ظ‬
َ
‫ل‬
ِ
‫ي‬
ْ
‫ل‬
‫ا‬
ً

Suara nun dan tanwin ditafkhimkan (dibaca tebal) jika huruf setelahnya
mufakham (yang bersifat tebal).

‫ورا‬
َ
ُ ْ ‫من‬
ً ‫ص‬

‫م‬
ٌ ْ ‫عَلِي‬
ِ‫قَد‬
‫ير‬
ٌ

Suara nun dan tanwin ditarqiqkan (dibaca tipis) jika huruf setelahnya
muraqqaq (yang bersifat tipis).

ً ‫أَنْكَال‬

‫أَكْث َ َر‬
َ‫ش‬
‫ئ‬
ٍ‫ء‬
‫ج‬
َ
َ‫د‬
ً‫ل‬

7. Kaidah Tajwid
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf di atas
maka dibaca Ikhfa hakiki.

8. Contoh
Huruf

Bersa
m
a

Bersa
m
a

d
al

d
al

‫ن‬
ْ

‫ن‬
ْ

16

Ber
s
a
m
a
t

‫‪a‬‬
‫‪m‬‬
‫‪d‬‬
‫‪u‬‬
‫‪a‬‬
‫‪k‬‬
‫‪at‬‬
‫‪a‬‬

‫‪a‬‬
‫‪m‬‬
‫‪sa‬‬
‫‪tu‬‬
‫‪k‬‬
‫‪at‬‬
‫‪a‬‬

‫‪a‬‬
‫‪n‬‬
‫‪w‬‬
‫‪i‬‬
‫‪n‬‬

‫رِي‬
‫ح‬
‫ً‬
‫ا‬

‫ن‬
‫ِ‬
‫م ْ‬
‫ص‬
‫َل ْ‬
‫ص‬
‫َ‬
‫ل‬
‫ٍ‬

‫يَن ْ‬
‫ص‬
‫ُ‬
‫ر‬
‫ْك ُ‬
‫م‬
‫ُ‬

‫س‬
‫ِ‬
‫ر‬
‫َ‬
‫ا‬
‫ع‬
‫ً‬
‫ا‬

‫ن‬
‫ّ‬
‫م ْ‬
‫ذَ‬
‫ا‬
‫ا‬
‫لّ‬
‫ذ‬
‫ِ‬
‫ئ‬

‫منْذِ‬
‫ُ‬
‫ٌر‬

‫ص‬
‫َ‬
‫ر‬
‫ْ‬
‫ص‬
‫َ‬
‫ر‬
‫ً‬
‫ا‬

‫ذ‬

‫‪17‬‬

‫ص‬

‫َ‬
‫ا‬
‫ل‬
‫ِ‬
‫ك‬
‫َ‬
‫م‬
‫ّ‬
‫ط‬
‫َ‬
‫ا‬
‫ع‬
‫ٍ‬
‫ث‬
‫ُ‬
‫م‬
‫ّ‬

‫َ‬
‫م‬
‫فَأ ّ‬
‫ا‬
‫م‬
‫َ‬
‫ن‬
‫ْ‬
‫ثَ‬
‫ُق‬
‫لَ‬
‫ت‬
‫ْ‬

‫منْث ُ‬
‫ّ‬
‫و‬
‫ًر‬
‫ا‬

‫ث‬

‫كِ‬
‫ر‬
‫َ‬
‫ا‬
‫م‬
‫ً‬
‫ا‬

‫م‬
‫فَ َ‬
‫ن‬
‫ْ‬
‫كَ‬
‫ا‬
‫ن‬
‫َ‬

‫يَنْك ُ‬
‫ثُ‬
‫و‬
‫ن‬
‫َ‬

‫ك‬

‫ك‬
‫َ‬

‫‪18‬‬

‫ت‬
‫ِ‬
‫ب‬
‫ِ‬
‫ي‬
‫ن‬
‫َ‬
‫فَ‬
‫ص‬
‫َ‬
‫ب‬
‫ْ‬
‫ر‬
‫ٌ‬
‫ج‬
‫َ‬
‫م‬
‫ِ‬
‫ي‬
‫ْ‬
‫ل‬
‫ٌ‬

‫ن‬
‫اِ ْ‬
‫ج‬
‫َآ‬
‫ءَ‬
‫كُ‬
‫م‬
‫ْ‬

‫َ‬
‫ج‬
‫أن ْ َ‬
‫يْ‬
‫نَ‬
‫ك‬
‫ُ‬
‫م‬

‫َر‬
‫س‬
‫ُ‬
‫و‬
‫ل‬

‫ن‬
‫اِ ْ‬
‫ش‬
‫َآ‬
‫ءَ‬
‫ا‬

‫َ‬
‫أن ْ‬
‫ش‬
‫َ‬
‫ر‬
‫َ‬
‫‪19‬‬

‫ش‬

‫ا‬
‫ً‬
‫ش‬
‫َ‬
‫ه‬
‫ِ‬
‫د‬
‫ً‬
‫ا‬

‫ل‬
‫ل‬
‫ه‬
‫ُ‬

‫ه‬
‫ُ‬

‫كُت ُ‬
‫ب‬
‫ٌ‬
‫ق‬
‫َ‬
‫ي‬
‫ّ‬
‫م‬
‫َ‬
‫ة‬
‫ٌ‬

‫فَا ِ‬
‫ن‬
‫ْ‬
‫قَ‬
‫تَ‬
‫لُ‬
‫و‬

‫يَن ْ َق‬
‫لِ‬
‫بُ‬
‫و‬
‫ن‬
‫َ‬

‫عَب ِ‬
‫د‬
‫َ‬
‫ت‬
‫ٍ‬
‫س‬
‫َ‬

‫كُ‬
‫م‬
‫ْ‬
‫مان َ‬
‫َ‬
‫نْ‬
‫س‬
‫َ‬
‫خ‬
‫ْ‬

‫ن‬
‫ِ‬
‫م ْ‬
‫س‬
‫ُل َ‬
‫لَ‬
‫ة‬
‫ٍ‬

‫‪20‬‬

‫س‬

‫ع‬
‫ِ‬
‫ح‬
‫َ‬
‫ت‬
‫ٍ‬
‫قِن ْ‬
‫و‬
‫ا‬
‫َ‬
‫ن‬
‫ٌ‬
‫د‬
‫َ‬
‫ا‬
‫ن‬
‫ِ‬
‫ي‬
‫َ‬
‫ة‬
‫ٌ‬

‫م‬
‫َو َ‬
‫ن‬
‫ْ‬
‫دَ‬
‫خ‬
‫َل َ‬
‫ه‬
‫ُ‬

‫أَنْدَا‬
‫دً‬
‫ا‬

‫شَ‬
‫ر‬
‫َ‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ً‬

‫ن‬
‫ِ‬
‫م ْ‬
‫ط‬
‫َي ّ‬
‫بَ‬
‫ت‬
‫ِ‬

‫يَنْط ِ‬
‫ق‬
‫ُ‬
‫و‬
‫ْ‬
‫ن‬
‫َ‬
‫‪21‬‬

‫ط‬

‫ا‬
‫ط‬
‫َ‬
‫ه‬
‫ُ‬
‫و‬
‫ْ‬
‫ر‬
‫ً‬
‫ا‬
‫ص‬
‫َ‬
‫ع‬
‫ِ‬
‫ي‬
‫د‬
‫ً‬
‫ا‬

‫أَن ْ َز‬
‫لْ‬
‫نَ‬
‫ه‬
‫ُ‬

‫ن‬
‫َ‬
‫م ْ‬
‫َز‬
‫كّ‬
‫هَ‬
‫ا‬

‫ز‬
‫َ‬
‫ل‬
‫َ‬
‫ق‬
‫ً‬
‫ا‬
‫شَ‬
‫ي‬

‫فَان ْ‬
‫ف‬
‫ِ‬

‫ن‬
‫ِ‬
‫م ْ‬
‫فَ‬
‫‪22‬‬

‫ف‬

‫ْ‬
‫ع‬
‫ً‬
‫ا‬
‫ف‬
‫َ‬
‫ر‬
‫ِ‬
‫ي‬
‫ّ‬
‫ا‬

‫ض‬
‫ْ‬
‫ل‬
‫ِ‬
‫ا‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ه‬
‫ِ‬

‫ر‬
‫ُو‬
‫ا‬

‫حل ْ‬
‫ِ‬
‫ي‬
‫ْ‬
‫ة‬
‫ً‬
‫ت‬
‫َ‬
‫ل‬
‫ْ‬
‫ب‬
‫َ‬
‫س‬
‫ُ‬
‫و‬

‫وَا ِ‬
‫ن‬
‫ْ‬
‫تَ‬
‫ص‬
‫ْب ِ‬
‫ر‬
‫ُو‬
‫ا‬

‫منْت َ‬
‫َ‬
‫هُ‬
‫و‬
‫ن‬
‫َ‬

‫ن‬
‫َ‬
‫‪23‬‬

‫ت‬

‫ه‬
‫َ‬
‫ا‬
‫قَ‬
‫و‬
‫ْ‬
‫م‬
‫ً‬
‫ا‬
‫ض‬
‫َ‬
‫آ‬
‫ل‬
‫ّ‬
‫ي‬
‫ْ‬
‫ن‬
‫َ‬
‫قُ‬
‫ر‬
‫ً‬
‫ئ‬
‫ظ‬
‫َ‬
‫ه‬
‫ِ‬

‫من ْ‬
‫ّ‬
‫ض‬
‫ُ‬
‫و‬
‫دٍ‬

‫ن‬
‫ِ‬
‫م ْ‬
‫ض‬
‫َ‬
‫ر‬
‫ِي‬
‫ع‬
‫ٍ‬

‫فَان ْ‬
‫ظ‬
‫ُ‬
‫ر‬
‫ْ‬

‫ن‬
‫َ‬
‫م ْ‬
‫ظ‬
‫ُل ِ‬
‫م‬
‫َ‬

‫‪24‬‬

‫ض‬

‫ظ‬

‫ر‬
َ
‫ة‬
ً
D. Punutup

PENUTUP
Kesimpulan
ْ ‫)ال‬
Menurut bahasa, idzhar halqi (‫ظهَََا ُر ْال َح ْلقِي‬
ِ adalah huruf yang dibaca jelas.
Sedangka menurut istilah, idzhar adalah Mengeluarkan (mengucapkan) setiap
huruf yang diidzharkan adalah tanpa ada tambahan ghunnah pada huruf yang
diidzharkan.
Sementara idgham adalah memasukkan, dan menurut istilah ialah
Menggabungkan huruf yang sukun dengan huruf yang berharkat, sehingga
keduannya menjadi satu huruf yang bertassdid seperti huruf yang kedua, dan
makhraj keduanya terucap secara bersamaan.
Kemudian iqlab adalah mengubah, sementara mnurut istilah Mengubah nun
sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi pada ba disertai dengan
ghunnah (dengung).

25

Dan yang terakhir ikhfa ialah yang samar atau tertutup, sementara menurut
istilah Mengucapkan huruf yang diikhfakan (disamarkan) denga sifat antara idzhar
dan idgham tanpa tasydid dengan tetap disertai ghunnah pada huruf pertama.

Saran
Demikan makalah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul Abdur Rauf, Al-Hafizh, Pedoman Dauroh Al-Qur’an,
Jakarta: Markaz Al-Qur’an, 2010.

26

Muhammad, Ahmad Muabbad, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid,
Jakarta: Taqiya Publishing, 2012

Toha, Achmad Husein Al-Mujahid, Ilmu Tajwid, Jakarta: Darus
Sunnah, 2011.

Ya’la, Abu Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2013.

27