BAB IV kebudayaan mona punya

BAB IV
KEBUDAYAAAN

1. a.

Pengertian Kebudayaaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam
bahasa Indonesia.
Sedangkan pengertian mengenai kebudayaan sendiri yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang

kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini pandangan para ahli tentang kebudayaan.
1. Melville J. Herkovits
Kebudayaan sebagai suatu superorganik karena kebudayaan yang turun
temurun tidak pernah akan ditinggalkan walaupun masyarkat senantiasa
silih berganti.
1. Koentjaraningrat
Kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat.
1. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemaerdi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
a)
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
yang dibutuhkan oleh manusia.

b)
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah
dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan.
c)

Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfkir orangorang yang hidup bermasyarakat.
1. b.

Unsur-unsur Kebudayaan

Ada beberapa ahli yang menyebutkan adanya unsur-unsur kebudayaan
1. Melville J. Herskovits
Menyebutkan ada empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:
a)

Alat-alat teknologi

b)

Sistem ekonomi

c)

Keluarga


d)

Kekuasaan politik
1. Clyde Kluckhohn

Menyebutkan tujuh unsur kebudayaan, yaitu:
a)

Peralatan dan perlengkapan hidup manusia

b)

Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi

c)

Sistem kemasyarakatan

d)


Bahasa

e)

Kesenian

f)

Sistem pengetahuan

g)

Sistem kepercayaan

Unsur-unsur
universal.

pokok

kebudayaan


diatas

disebut

sebagai

kebudayaan

1. Ralph Linton
Kegitan kebudayaan dapat dipilah menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi.

a)

Peralatan dan perlengkapan hidup

b)
Sistem mata pencarian: berburu dan meramu, berternak, bertani,
berdagang. dan menangkap ikan
c)

Sistem kemasyarakatan: Sistem kekerabatan, Organisasi sosial,
Bahasa, Kesenian, Sistem ilmu dan pengetahuan, dan Sistem kepercayaan
(religi)

1
1. c.
Macam-macam
Budaya Lokal di Indonesia
2. Kebudayaan
masyarakat
Batak.
Wilayah yang didiami oleh masyarakat Batak adalah Dataran tinggi
Karo,Langkat
Hulu,Deli
hulu,Serdang
Hulu,Simalungun,Toba,Mandailing,Tapanuli Tengah.Sistem kekerabatannya
adalah Patrilineal
1. Kebudayaan Minangkabau
Wialyah Minangkabau adalah di Sumatera Barat.Sistem kekrabatannya
adalah Matrilineal

1. Kebudayaan Masyarakat Bali
Masyarakat Bali di bagi menjadi dua:
a)
Masyaraakt Bali Aga,yaitu masyrakat Bali yang kurang mendapat
pengaruh kebudayaan Jawa Hindu dari Majapahit.
b)
Bali Majapahit,yaitu masyarakat Bali yang banyak mendapat pengaruh
Jawa-Hindu Majapahit. Sistem kekerabatannya adalah Patrilineal.
1. Kebudayaan Masyaraakt Aceh.
1. d.
Dampak Masuknya Budaya Asing dan Hubungan
Antar Budaya
2. Dampak Positif
Di era globalisasi dan kemajuan teknologi kemajuan sekarang ini memang
tidak dapat dipungkiri masuknya juga kebudayaan asing yang menyertai.
Masuknya teknologi beserta budaya akan diadopsi dan disesuaikan dengan

selera masyarakat setempat. Itulah yang dimaksud dengan alih teknologi.
Kemudahan untuk mendapatkan informasi dan kebiasaan berkompetensi
juga merupakan salah satu dampak positif masuknya kebudayaan asing.

Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a)
Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi
yang memudahkan kehidupan manusia.
b)
Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih
produktif, efektif, dan efsien sehingga membuat produksi dalam negeri
mampu bersaing di pasar internasional.
c)
Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya
alam secara lebih efsien dan berkesinambungan.
d)
Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek
sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
1. Dampak Negative
Dampak negative yang timbul juga dapat terjadi dengan masuknya
kebudayaan asing, seperti sikap individualis dan mengabaikan nilai budaya
yang ada di masyarakat dan yang dapat kita lihat dimasyarakat munculnya
sifat konsumerisme akibat banyaknya produk-produk di dalam negeri.
Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.

a)
Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga
kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai
ditinggalkan.
b)
Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan
mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin
berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat
sikap materialisme, kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin
semakin lebar.
c)
Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan
duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
d)
Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status
seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
e)
Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan
dan budaya bangsa melalui media massa seperti tayangan-tayangan flm


yang mengandung unsur pornograf yang disiarkan televisi asing yang dapat
ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornograf di internet.
f)
Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas
(free sex).

1. Wujud Hubungan Kebudayaan Asing dan Kebudayaan Lokal
Setiap kebudayaan asli selalu berinteraksi dengan kebudayaan baru atau
asing dimana hubungan tersebut terwujud dalam bentuk:
a)
Akulturasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan baru, namun masih adanya unsur-unsur kebudayaan asli.
Contoh bangunan Masjid Demak yang merupakan perpaduan kebudayaan
Islam dan kebudayaan Jawa.
b)
Asimilasi merupakan perpaduan dua budaya yang menghasilkan
kebudayaan-kebudayaan baru tetapi unsur kebudayaan lama akan terkikis
sedikit demi sedikit. Contoh budaya baju tradisional kebaya yang sudah
langka tidak dipakai lagi.

c)
Sintesis adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan baru dan menghilangkan kebudayaan terdahulu. Contoh music
rock n roll yang merupakan perpaduan music blues dengan country.
d)
Penetrasi adalah masuknya kebudayaan dengan cara paksa atau
kekerasan. Biasanya terjadi pada penjajahan atau kolonialisme.
1. e.
Keberagaman Budaya Di Indonesia
2. Faktor yang Menyebabkan Keberagaman Budaya
Di Indonesia faktor-faktor yang menyebabkan keberagaman budaya antara
lain:
a)

Suku bangsa

b)

Bahasa

c)

Aliran Politik

d)

Integrasi nasional

e)

Keberagamnya Religi

f)

Keberagamnya Seni dan Budaya

Hubungan antara suku bangsa dengan ras sangatlah erat. Perbedaan ras
banyak ditunjukan dengan perbedaan biologis fsik. Misalnya ada anggapan
bahwa berkulit hitam pasti berambut keriting, sedangkan berkulit kuning
berambut lurus. Faktor rasa ini sampai sekarang tidak dapat diubah dengan
teknologi dan tidak dapat disembunyikan.
1. f.

Manfaat Keneragaman Budaya

Bidang bahasa bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan bahasa
Indonesia. Bidang Pariwisata-keberagaman budaya dapat di jadikan tujuan
obyek wisata yang dapat mendatangkan devisa negara.
Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beraneka ragam karena terdiri
atas bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat,
golongan politik dan sebagainya. Keragaman kebudayaan inilah yang
menyebabkan masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan
masyarakat lainnya di dunia. Namun keberagaman tersebut menyebabkan
kehidupan masayarakat Indonesia menjadi rawan konfik. Masyarakat
majemuk atau multikultural memiliki karakteristik heterogen dengan pola
hubungansosial antarindividu bersifat toleran dan harus menerima
kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan
perbedaan-perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya.
Kebesaran kebudayaan sauatu masyarakat atau bangsa terletak pada
kemampuannya untuk menampung berbagai perbedaan dan keberagaman
dalam satu ikatan yang berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan
demokrasi. Manfaat keberagaman budaya suku-suku bangsa adalah sarana
untuk menengahi setiap ada isu konfik separatis dan disintegrasi sosial.
1. g.
Contoh Kebudayaan Lokal
2. Kebudayaan masyarakat sunda
a)
sistem kekerabatan, parental yaitu mengikuti garis keturunan kedua
orang tua.
b)

sisitem religi, sebagian besar masyarakat Sunda beragama Islam

c)

kesenian, angklung, calung, wayang golek, tari jaipong dan tari topeng
1. Kebudayaan masyarakat Jawa

a)

sistem kekrabatan, bilateral.

b)

sistem religi sebagian besar orang Jawa memluk Islam.

c)

kesenian, gamelan, wayang, seni ukir dan seni batik
1. Kebudayaan lokal masyarakat Batak

a)

sistem kekrabatan, patrimonial, yaitu mengikuti garis keturunan ayah.

b)
sistem religi masyarakat batak banyak menganut agama, Islam,
katolik, protestan, Hindu, dan Budha. kesenian, tarian-tarian
1. Kebudayaan lokal masyarakat Bugis
a)

sistem kekerabatan, Pangadereng yaitu sistem adat keramat.

Masyarakat Bugis mengenal tiga bentuk perkawinan antara saudara sepupu,
perkawinan assialang marola, perkawinan assialannaa memang, perkawinan
ripaddeppe mabelae.
b)
sistem religi,pada umumnya menganut agama Islam tapi juga ada
penganut kepecayan kuno.
c)

kesenian,ukir-ukiran dan arsitektur rumah.
1. Kebudayaan lokal masyarakat Dayak

a)
sistem kekerabatan,masyarakat Dayak mengenal sistem ambilineal,
yaitu mengikuti garis keturunan laki-laki dan perempuan.
b)
sistem religi,penganut agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan
Budha.
c)

kesenian, seni musik, tarian, seni ukir dan tenun
1. Kebudayaan lokal masyarakat Asmat

a)
sistem kekerabatan,masyarakat Asmat mengenal tiga bentuk keluarga:
1. keluarga inti,yaitu terdiri dari ayah,ibu dan anak, 2. keluarga luas,
(uxorilokal),yaitu keluarga yang setelah menikah bertempat tinggal di rumah

keluarga pihak istri, dan 3. keluarga luas (avunkulokal), yaitu keluarga yang
setelah menikah bertempat tinggal di rumah keluarga istri pihak ibu.
b)

sistem religi, penganut animisme dan dinamisme.

c)

kesenian, seni tari, topeng, dan seni patung.
1. h.

Keberagaman Budaya

Keberagaman budaya menimbulkan masalah seperti:
1. Konfik. Konfik merupakan proses sosial disosiatif yang memecah
kesatuan dalam masayarakat. Meskipun demikian, tak selamanya
konfik itu negatif. Misalnya dari konfik tentang perbedaan pendapat
dalam diskusi. Dari konfik pendapat tersebut dapat memperjelas halhal yang sebelumnya tidak jelas, menyempurnakan hal-hal yang tidak
sempurna, bahkan kesalahan dapat diperbaiki dengan cara-cara kritis
dan santun. Berdasarkan tingkatannya, ada dua macam konfik yaitu
konfik tingkat ideologi atau gagasan dan konfik tingkat politik.
Berdasarkan jenisnya ada tiga, yaitu konfik rasial, konfik antarsuku
dan konfik antaragama.
2. Integrasi. Integrasi adalah saling ketergantungan yang lebih rapat dan
erat antarbagian dalam organisme hidup atau antar anggota di daam
masyarakat sehingga terjadi penyatuan hubungan yang dianggap
harmonis.
3. Reintegrasi. Reintgrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila
norma-norma dan nilai-nilai baru telah melembaga dalam diri warga
masyarakat.
4. Disintegritas
Disintegrasi atau disorganisasi merupakan suatu keadaan yang tidak serasi
pada setiap bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi
sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagiannya.
1.
2.
3.
4.

Masalah hubungan dengan penduduk pendatang
Kecemburuan sosial terhadap kelompok lain
Perbedaan yang sangat mencolok
Rasa fanatik yang luas dan tidak rasional dalam mengamalkan ajaran
agama
5. Perbedaan tabiat, sopan santun diantara bangsa Indonesia
Alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh keberagaman agama.
1. Mengendalikan agar konfik tidak berubah wujud menjadi kekerasan
2. Mengembangkan perasaan saling menghargai
3. Mengikis habis ciri stereotip etnik maupun sifat etnosentris.

4. Mengembangkan sikap toleransi yang tinggi antar umat beragama
5. Mengembangkan berbagai pola hubungan dalam masyarakat
multikultural seperti :
a)

Asimilasi

b)

self segregation

c)

integrasi

d)

pluralisme
1. i.

Integrasi Rasional Bangsa Indonesia

Integrasi rasional bangsa Indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk
bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia.

1. Langkah-langkah menuju integrasi
a)

Mengembangkan konsensus

b)

Mengembangkan peran struktur masyarakat

c)

Upaya pemerintah menciptakan integrasi
1. Perwujudan integrasi nasional melalui :

a)

Pakaian

b)

Bahasa

c)

Lambang dan identitas kebangsaan

d)

Perilaku dan

e)

Lembaga

f)
Dalam menjaga keselarasan antar budaya diperlukan peran
masyarakat dari pemerintah.
1. j.

Peran Masyarakat dalam Menjaga Keragaman Budaya

Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan keselaran budaya antara
lain sebagai berikut:

1. Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan
norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak
mementingkan kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya.
2. Meninggalkan sikap primodialisme terutama yang menjurus pada sikap
etnosentrisme dan ekstrimisme(berlebih-lebihan)
3. Menegakan supremasi hukun yang artinya sutau peraturan formal
harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang
kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
4. Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan
wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap
chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup
diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5. Menyelesaikan semua konfik dengan cara yang akomodatif melalui
mediasi, kompromi dan ajudikasi.
6. Mengembangkan kesadaran sosial.
Contoh kongkritnya adalah di Bali sedang digalakkannya program Ajeg Bali
guna mempertahankan kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat Bali
yang makin lama terlihat makin memudar karena budaya asing yang masuk
begitu saja dalam kehidupan masyarakat. Program ini ditujukan agar para
penerus (generasi muda) tidak melupakan kebudayaannya selain itu agar
masyarakat tau bagaimana cara hidup berdampingan dengan orang yang
berbeda keyakinan dan budaya berdasarkan asas Ajeg Bali itu sendiri.
1. k.
Peran Pemerintah dalam Menjaga Keragaman Budaya
2. Menyelenggarakan ajang festival budaya yang diikuti dari berbagai
macam perwakilan daerah-daerah di Indonesia.
3. Melakukan pemindahan penduduk secara terprogram melalui
transmigrasi khususnya dari pulau Jawa, Bali dan Madura ke berbagai
pulau di Indonesia yang jarang penduduknya dan memiliki potensi
ekonomi yang besar. Selain meningkatkan kesejahteraan penduduk
juga dapat mengenal kebudayaan setempat.
4. Meskipun terlihat bahwa otonomi daerah lebih menonjolkan sifat-sifat
kedaerahannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa otonomi daerah
merupakan langkah cerdas dalam memberikan kesempatan kepada
daerah-daerah yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam banyak hal
untuk mengembangkan diri dalam membangun masyarakatnya
masing-masing.
5. Pemerataan pendidikan merupakan langkah strategis, sebab melalui
pendidikan dapat ditanamkan nilai-nilai keagamaan. Manusia
diciptakan beraneka ragam semata-mata untuk saling mengisi dan
menolong satu sama lainnya. Melalu pendidikan juga dapat
ditanamkan sikap-sikap positif seperti toleransi, kerja sama dan
demokrasi.

Contoh nyata adalah Meneteri Kebudayaan Indonesia telah membuat
program Visit Indonesia Year 2008 yang bertujuan untuk mempromosikan
pariwisata terutama keragaman budaya di Indonesia yang terkenal sangat
unik. Program ini selain ditujukan untuk pihak mancanegara, juga ditujukan
kepada pihak domestik agar masyarakat Indonesia lebih memperhatikan dan
melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita
dari zaman dahulu agar tetap terjaga. Di samping itu apabila kita mampu
menjaga keragaman budaya, kita akan lebih menunjukan jati diri bangsa dan
negara kepada pihak dunia agar budaya yang jelas-jelas milik kita tidak
dengan mudahnya diakui oleh negara lain.

1. l.

Menghargai Keragaman Suku dan Budaya Di Indonesia

Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen.
Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan
adat istiadat (tradisi). Semua itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Misalnya dalam upacara adat, rumah adat, baju adat,
nyanyian dan tarian daerah, alat musik, dan makanan khas.
1. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia
a)
Persebaran Daerah Asal Suku Bangsa di Indonesia. Suku bangsa adalah
kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain. Menurut
para ahli, jumlah suku bangsa di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku
bangsa.
b)
Sikap Menghormati Keragaman Suku Bangsa. Menghormati keragaman
suku bangsa harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
dengan mengembangkan sikap-sikap berikut.
1)

Menghargai adat istiadat dan budaya warga yang berbeda

2)
Menciptakan kerukunan dalam masyarakat yang majemuk seperti
kerukunan dalam sebuah keluarga.
3)

Memupuk semangat tolong-menolong antar sesama warga.

4)

Membiasakan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah.

5)
Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

1. Keanekaragaman Budaya di Indonesia
a)

Keanekaragaman budaya daerah

1)
Kesenian Daerah. Kesenian daerah merupakan bentuk kreasi
masyarakat setempat. Bentuk-bentuk kesenian daerah berupa tarian,
nyanyian, dan alat musik daerah.
2)

Tari dan lagu daerah

3)

Alat Musik Daerah

4)

Pakaian daerah

5)

Rumah adat dan senjata tradisional

6)

Pertunjukkan daerah

7)

Tradisi dan Kepercayaan
 Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah dalam agama Hindu di
Bali.
 Ngutang Mayit yaitu upacara kesenian di Trunyam salah satu suku di
Bali.
 Tindik Telinga, yaitu memasang anting ke daun telinga anak
perempuan Dayak di Kalimantan Timur.
 Kesodo yaitu upacara mempersembahkan sesajen ke kawah Gunung
Bromo.
 Ngeuyeuk Seureuh yaitu upacara adat perkawinan di daerah Jawa
Barat
 Larung Sesaji di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu memberikan sesaji
dengan cara dilarung (dihanyutkan) di pantai selatan.
 Upacara Ngalokat Cai (Jawa Barat), yaitu upacara membersihkan
sesuatu yang sudah kotor.
 Upacara Seren Taun (Jawa Barat), Upacara ini merupakan ungkapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang
melimpah.
 Upacara Wiwit (Jawa Tengah), yakni merupakan permohonan agar
hasil panennya baik.
1. m.

Sikap Menghormati Budaya di Indonesia

Saling menghormati budaya perlu dikembangkan. Tujuannya agar
kebudayaan bangsa Indonesia tetap lestari. Dengan demikian, keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat menjadi pemersatu bangsa.

Kebudayaan daerah perlu dikembangkan sehingga menjadi kebudayaan
nasional. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan melalui:
1. pertukaran kesenian daerah;
2. pembentukan organisasi esenian daerah;
3. penyebarluasan seni budaya melalui berbagai media, seperti radio, TV,
surat kabar, serta majalah;
4. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah;
5. membentuk sanggar tari daerah;
6. mengadakan festival budaya daerah.

Tugas 1.
1. Cari sebanyak mungkin hal-hal yang berhubungan dengan suku-suku
(bahasa, tarian, lagu daerah, alat musik, pakaian, rumah adat, senjata
tradisional tradisi, dan kepercayaan) yang yang ada di Indonesia!

Tugas 2.
1. Isi kolom di bawah ini dengan nama provinsi dan suku yang ada di
provinsi tersebut!

No Nama Provinsi
1.
2.
3.

Nama Suku



STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN MATERI
PEMBELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kesamaan dan berbagai budaya
KOMPETENSI DASAR : Mengidentifkasikan berbagai budaya local, pengaruh
budaya asing, dan hubungan antar budaya
INDIKATOR : Siswa diupayakan dapat menciptakan situasi belajar yang mendorong
munculnya kreatiftas mengenai budaya local, unsur – unsur budaya local, dan
dampak masuknya budaya asing
MATERI PEMBELAJARAN : - Pengertian budaya dan budaya local
- Unsur – unsur budaya
- Macam – macam budaya local di Indonesia
- Hubungan antar budaya

II. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN BUDAYA DAN BUDAYA LOKAL
1. Pengertian Budaya
Budaya erat kaitannya dengan masyarakat. Berikut pengertian budaya menurut
para ahli.

a. Pengertian secara Etimologi
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta BUDDAYAH, bentuk jamak dari
buddi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah hal – hal
yang bersangkutan dengan akal.
b. Pengertian budaya menurut Selo Sumarjan dan Soelaiman Soemardi
- KARYA, masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah yang digunakan manusia untuk menguasai alam sekitar dan
hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat untuk mengatur masalah –
masalah kemasyarakatan. Didalamnya termasuk agama, idiologi, kebatinan,
kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekpresi jiwa manusia yang hidup
sebagai anggota masyarakat.
- CIPTA, merupakan kemampuan mental, kemampuan berfkir orang – orang yang
hidup dalam masyarakat. Cipta menghasilkan flsafat dan ilmu pengetahuan.
c. Pengertian budaya menurut Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski.
Mengatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri/ Cultural Determinism.
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi, disebut superorganik
d. Pengertian kebudayaan menurut Koentjaradiningrat.
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri dengan cara
belajar.
e. Pengertian kebudayaan menurut Kroeber
Kebudayaan adalah keseluruhan gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai –
an nilai yang dipelajari dan di wariskan serta perilaku yang ditimbulkannya
f. Pengertian kebudayaan menurut Kluckohn
Kebudayaan adalah pola perilaku ekpslisit dan implicit yang dipelajaridan
diwariskan melalui simbol yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk
perwujudtannya dalam bentuk benda budaya.
g. Pengertian kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia
2. Budaya lokal dan budaya nasional
Setiap negara memiliki budaya nasional masing – masing. Budaya nasional
Indonesia dibangun oleh bodaya local dan hasil serapan dari unsur – unsur budaya
asing atau budaya global.

a. Pengertian budaya local dan nasional
Budaya local adalah budaya yang berkembang di daerah – daerah, dan merupakan
milik suku – suku bangsa Nusantara. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
multicultural dalam suku dan budaya. Setiap suku bangsa memiliki budaya local
masing – masing yang memperkaya khasanah budaya nasional.
Budaya Nasioanal adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan budaya
local yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia serta hasil serapan
dari unsur – unsur budaya atau budaya global.
Bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Nusantara yang memiliki keragaman
geografs terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya / bersifat Bhinekka.
Meskipun bangsa Indonesia bersifat bhinekka tetapi dalam kehidupan sehari hari
mencerminkan ke ‘ika’ an / satu kesatuan yang tunggal.
Bhinneka Tunggal Ika adalah bentuk penggambaran keragaman suku bangsa dan
budaya Indonesia, tetapi tetap hidup rukun dan damai.
Akan tetapi kadang – kadang ke bhinekaan tersebut justru menjadi pemicu konfik
social budaya yang dapat mengancam disintegrasi nasional. Tetapi dengan tetap
berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945, setiap konfik social yang terjadi dapat
diselesaikan dengan semangat kekeluargaan dan musyawarah mufakat.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai
pemberi identitas kepada suatu bangsa sebagai kontinuitas sejak zaman kejayaan
bangsa Indonesia pada masa lampau sampai masa kini. Jadi kebudayaan Indonesia
yang Bhinekka itu merupakan kebudayaan nasional yang fungsinya untuk
memperkuat solidaritas dan nasionalisme.
Bagi bangsa Indonesia rumusan kebudayaan nasional jelas tercantum dalam Pasal
32 UUD 1945 yang menyatakan ‘ Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia dan seluruhnya’
Melalui proses pembiasaan dan proses cultural, akan menghasilkan etos
kebudayaan yang khas. Etos kebudayaan ada karena kebudayaan itu sangat
komplek dan menyangkut eksistensi manusia.
Menurut Kluckhonhn (1951), kebudayaan bersumber dari sifat – sifat biologis,
psikologis, dan komponen lingkungan eksistensi manusia /masyarakat.
b. Perwujudan budaya nasional
Perwujudan budaya ada 2 yaitu perwujudan abstrak dan perwujudan konkret.
Perwujudan abstak budaya berupa gagasan, tindakan dan hasil karya manusia.
Perwujudan konkret berupa cara berbahasa, berperilaku, berpakaian, dan
peralatan/materi/artefak.
1. Cara berbahasa

Dalam kehidupan sehari hari, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi. Selain secara lisan, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai
bahasa tulisan pada media massa, media elektronik, maupun media cetak seperti
buku, surat kabar dan majalah. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
pengantar resmi.
Bahasa isyarat juga bisa digunakan sebagai bahasa sehari - hari,misalnya
anggukan tanda setuju, menggeleng menandakan penolakan, angkat tangan,
angkat telunjuk, semua itu mengandung makna yang bisa dimengerti oleh pihak
lain dalam komunikasi.
Bertutur menggunakan bahasa daerah bercampur bahasa Indonesia
diperkenankan, karena keduanya merupakan perwujudan kebudayaan nasional.
2. Cara berperilaku
Perilaku pada dasarnya merupakan isi atau substansi budaya sebagai sistim
tindakan.
Dengan kata lain pola sikap perilaku dipelajari dari kebudayaanya melalui proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturisasi. Dimana perilaku masyarakat tiap bangsa
berbeda. Perbedaan pola sikap dan perilaku ini dipengaruhi oleh perbedaan latar
belakang budaya yang berbeda – beda.
3. Cara berpakaian
Cara berpakaian setiap bangsa didunia berbeda – beda sesuai dengan sistim
budayanya..
Pakaian yang digunakan untuk mengikuti kegiatan yang bersifat tradisi dinamakan
pakaian adat atau pakaian daerah.
4. Peralatan hidup
Peralatan hidup pada dasarnya merupakan hasil karya cipta masyarakat Indonesia.
Peralatan hidup baik yang bersifat tradisional maupun modern biasanya berupa alat
produksi, senjata, wadah makanan dan minuman, jamu – jamuan, pakaian,
perhiasan perumahan, serta alat komunikasi dan transportasi, semua dibuat dan
diciptakan manusia.
Alat – alat komunikasi transportasi tradisional contohnya kentongan, bedug,
andong,delman, sampan, perahu cadik dan sebagaianya.

B. UNSUR – UNSUR BUDAYA
Unsur – unsur budaya ada 7 macam.
1. Religi/ kepercayaan
Adalah suatu keyakinan bahwa hal – hal yang dipercayai itu benar dan nyata.
Tuhan, manusia, benda – benda, hewan dan lain – lain.
Untuk mengetahui asal mula religi orang – orang Eropa berupaya mempelajari
sistim religi kuno. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan

atau agama didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan.
Emosi keagamaan inilah yang menyebabkan suatu benda, tindakan, atau gagasan
Tata cara pelaksanaan upacara keagamaan bermacam – macam sifat dan jenisnya,
seperti sesaji, berkorban, berdoa, makan bersama, menari tarian suci, nyanyi –
nyanyian, berpawai, memainkan drama, berpuasa, bersemedi, shalat, dan
sebagainya. Diantara upacara keagamaan tersebut ada yang dianggap sangat
penting oleh suatu penganut agama, tetapi tidak dikenal dalam agama lain.
2. Kekerabatan dan organisasi social
Apabila kita perhatikan, aktiftas kehidupan masyarakat selalu diwarnai oleh
kegiatan yang bersifat kekerabatan dan organisasi social.
a. Sistim kekerabatan
Sistim kekerabatan adalah pola kehidupan suatu kelompok masyarakat yang
bersifat dan bercirikan kekeluargaan atau kekerabatan karena adanya hubungan
pertalian darah, keturunan nenek moyang adan asal usul identitas yang sama.
Sistim kekerabatan tiap suku berbeda beda, ada yang menerapkan kekerabatan
matrilineal, patrilinial, parental, dan sebagaianya.
Pada pertengahan abad ke-19, ahli antropologi L.H.Morgan, E.B.Taylor, dan J.J.
Bachofen telah meneliti sistim kekerabatan yang berlaku didunia. Selain sistim
kekerabatan patrilinial, matrilineal, dan parental ada pula sistim kekerabatanbilinial
dan ambilinial.
Menurut L.M. Morgan macam – macam sistim kekerabatan erat kaitannya dengan
istilah kekerabatan. Masyarakat adat yang berdasarkan geneologi sering disebut
sebagai masyarakat hukum
1) Sistim kekerabatan parental
Parental adalah sistim kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah
pihak yaitu ayah dan ibu. Sistim kekerabatan ini dianut oleh suku, Jawa, Sunda,
Bugis, dan Makkasar.
Sistim kekerabatan parental dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu:
a) Ambilinial
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari pihak ayah
atau pihak ibu secara bergantian.
Bagan sistim kekerabatan ambilinial
b) Konsentris
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga sampai jumlah
tertentu. Misalnya pada suku bangsa Sunda dikenal istilah sabondoroyot ( satu
keturunan dari nenek moyang yang dihitung sebanyak 7 generasi.

c) Primogenitur
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari ayah dan
ibu yang usianya tertua saja. Misalnya pembagian harta warisan, hanya anak
sulung saja yang dapat.
d) Ultimogenitur
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garik hubugan keluarga dari ayah atau
ibu yang usianya termuda saja (bungsu). Misalnya pembagian harta warisan hanya
anak bungsu saja yang mendapatkannya.
2) Sistim kekerabatan unilateral
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari satu pihak
saja, yaitu dari pihak ayah (patrilinial), atau dari pihak ibu ( matrilineal). Yang
mengenut sistim kekerabatan patrilinial adalah suku Batak, Flores, Minahasa.
Sedangkan yang menganut sistim kekerabatan matrilineal adalah suku
Minangkabau.
3) Sistim kekerabatan altenerend
Adalah sistim kekerabatan yang anggota – anggotanya menarik garis keturunan
secara berganti – ganti sesuai dengan pola perkawinan yang diterapkan orang tua.
Dalam sistim kekeranatan altenerend, garis keturunan patrilinial dan matrilineal
berlaku berganti ganti.
Dalam kekerabatan altenerend dikenal 3 bentuk perkawinan, yaitu
a. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ibu, disebut kawin semendo
b. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ayah, disebut kawin jujur
c. rajo
- Apabila orang tuanya melakukan perkawinan semendo, maka anak – anaknya
menarik garis kekerabatan dari pihak ibu.
- Apabila orang tuanya melakukan perkawinan jujur, maka anak – anaknya menarik
garis kekerabatan dari pihak ayah.
- Jika orang tuanya melakukan perkawinan semendo rajo – rajo, maka anak –
anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu dan ayah ( campuran )
b. Organisasi social
Organisasi social adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat dalam
rangka mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Adanya organisasi social ini
merupakan wujud kehidupan kolektif manusia sebagai makluk social. Perwujudan
kehidupan kolektif manusia dalam skala besar ialah sebuah negara nasional.
Dalam suatu negara nasional terdapat sejumlah perkumpulan atau organisasi
social. Di Indonesia kita mengenal adanya perkumpulan suku bangsa, Suku Jawa,
Suku Dayak dan sebagainya. Dalam setiap suku bangsa terdapat desa dan kota. Di
setiap desa atau kota terdapat organisasi pendidikan, organisasi politik, organisasi
social lainnya.

3. Mata pencaharian
Mata pencaharian masyarakat mencerminkan corak kebudayaannya. Pada
masyarakat tingkat peradaban atau kebudayaan masih sederhana , mata
pencahariannya juga sederhana. Misalnya pada masyarakat pra aksara, mata
pencahariannya sangat sederhana. Misalnya berburu dan meramu, beternak,
menangkap ikan dan berkebun di lading. Berburu dan meramu adalah mata
pencaharian yang paling tua di dunia.
Suku bangsa peternak hidup di daerah pegunungan, sabana, dan stepa. Mereka
pada umumnya beternak kambing, domba, kuda, unta, dan ternak besar lainnya.
Suku bangsa peternak pada umumnya hidup mengembara sepanjang musim dingin
dan musim panas pada wilayah yang yang amat luas. Mereka berkemah pada
malam hari. Itulah sebabnya suku bangsa peternak berperilaku agresif, pemberani
dan pengembara yang ulung..
Bercocok tanam di lading atau berhuma juga merupakan pencaharian tradisional
yang tergolong tua. Berladang dilakukan dengan cara membuka hutan, menebang,
memotong, membersihkan belukar dan membakar ranting. Lading yang telah
dibuka ditanami dengan tanaman yang diperlukan. Apabila lading itu sudah tidak
subur, mereka meninggalkan dan membuka ladang baru.
Demikian juga dengan menangkap ikan, sejak zaman pra aksara, penduduk yang
hidup didekat sungai, danau, atau laut, menangkap ikan sebagai mata
pencahariannya.
4. Peralatan hidup
Tingkat peradapan suatu kelompok masyarakat tampak pula pada peralatan atau
perlengkapan hidup yang digunakan. Pada masyarakat tradisional, peralatan hidup
masih sederhana. Peralatan hidup yang digunakan pada masyarakat tradisional,
antara lain berupa alat produksi, senjata, wadah, makanan, pakaian, tempat
berlindung, dan alat transportasi. Sedangkan pada masyarakat modern peralatan
hidup sudah menggunakan teknologi modern.
a. Alat produksi
Alat produksi pada masyarakat tradisional berupa peralatan yang terbuat dari batu,
tulang, kayu, dan logam. Menurut ahli pra aksara K.T. Oakley dalam bukunya Man
The Tollmaker (1950), terdapat empat macam alat produksi, yaitu pemukul,
penekan, pemecah, dan penggiling.
Alat – alat produksi dalam dalam masyarakat tradisional dibedakan menurut fungsi
dan lapangan pekerjaanya. Berdasarkan fungsinya, alat produksi berupa alat
potong, alat tusuk, alat menyalakan api, alat pukul, dan sebagainya. Berdasarkan
lapangan pekerjaanya, alat – alat produksi berupa alat ikat, alat tenun, alat
pertanian, alat menangkap ikan, dan sebagaiannya.

b. Senjata
Senjata dalam masyarakat tradisional dapat dibedakan menurut bahan dan teknik
pembuatannya. Bahan mentahnya dapat berupa kayu, tulang, dan logam. Teknik
pembuatannya menggunakan tangan. Menurut fungsinya, dekenal senjata – senjata
berupaalat potong, alat tusuk, senjata lempar, dan tameng. Menurut
pemakaiannya, dikenal senjata – senjata yang digunakan untuk bahan berburu,
berkelahi, berperang, perhiasan, dan sebagainya.. dalam masyarakat modern,
senjata dibuat dengan menggunakan teknologi canggih. Bentuk dan jenisnyapun
beragam, seperti senjata api, peluru kendali, tank, pesawat tempur, dan
sebagainya.
c. Wadah
Dalam budaya masyarakat tradisional, wadah digunakan untuk menyimpan,
menimbun, dan membawa barang. Berdasarkan bahan mentahnya, wadah terbuat
dari bamboo, kayu, kulit kayu tempurung, tanah liat, maupun serat – serat seperti
keranjang. Selain tempat menyimpan, wadah juga digunakan untuk memasak atau
membawa barang. Dalam masyarakat modern wadah telah dibuat dengan teknologi
modern.

d. Makanan
Dalam masyarakat tradisional makanan dibuat secara sederhana. Bahan
mentahnya dapat berupa daun – daunan, sayur – sayuran, buah – buahan, biji –
bijian, akar – akaran, dading, ikan dan sebagainnya. Ada dua cara dalam memasak
makanan, yaitu dengan dibakar dan menggunakan batu panas. Batu – batu yang
telah dipanaskan kemudian dimasukkan ke dalam bahan makanan. Dari tujuan
konsumsi, makanan digolongkan dalam 4 macam, yaitu makanan dalam arti khusus
(pokok), minuman, bumbu – bumbuan, dan makanan untuk kenikmatan misalnya
tembakau, arak.
Pada masyarakat modern, makanan dan minuman dibuat dengan teknologi modern,
sehingga jumlah dan mutunya bervariasi. Makanan masyarakat modern tidak hanya
memperhatikan jumlah, tetapi juga memperhatikan gizi dan mutunya.
e. Pakaian
Pakaian merupakan benda budaya yang sangat penting bagi manusia. Tingkat
kebudayaan masyarakat tercermin dari cara memilih dan mengenakan pakaian.
Pada masyarakat tradisional, cara berpakaian masih sangat sederhana. Bahan
pakaian terbuat dari daun – daunan, kulit pohon, kulit binatang, dan tenunan
sederhana. Teknik pembuatannyapun bersifat sederhana, seperti diikat dan dicelup,
ditinjau dari fungsinya, pakaian tradisional dibagi menjadi 4 macam, yaitu
1) Alat untuk melindungi tubuh dari pebgaruh alam/ cuaca

2) Lambing keunggulan
3) Simbol yang dianggap suci
4) Sebagai perhiasan.
Pada masyarakat modern, fungsi pakaian sudah lebih komplek dan bervariasi.
Selain ke empat fungsi diatas, pakaian merupakan simbol san status sosial
seseorang.
f. Perumahan
Rumah sebagai tempat berlindung. Sejak zaman purba, rumah menjadi kebutuhan
hidup walaupun sifatnya masih sederhana, yaitu sebagai tempat berlindung dari
cuaca dan ancaman binatang buas. Rumah tradisional bahannya terbuat dari tanah,
jerami, bamboo, kayu, kulit pohon, atau kulit binatang.
Bentuk rumah tradisional ada 3 jenis yaitu rumah bawah tanah, rumah diatas tanah,
dan rumah diatas tiang.
Dari sudut pemakaiannya rumah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu rumah tadah
angin, rumah gubug atau tenda, dan rumah untuk menetap.
Dari segi sosialnya rumah berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga, tempat
pemujaan, pertemuan umum, dan rumah pertahanan.
Pada masyarakat modern, rumah telah dibuat lebih komplek dan bervariasi, baik
bahan maupun cara pembuatannya. Bahkan dalam masyarakat modern rumah
telah menjadi ukuran atau simbol status social.
g. Alat transportasi
Alat transportasi dan segala bentukdan jenisnya merupakan unsur kebudayaan.
Sejak zaman purba, manusia telah mengenal alat transportasi, walaupun masih
sederhana. Pada masyarakat tradisional, alat transportasi terpenting yaitu rakit,
perahu,kereta beroda,alat seret dan binatang.
Pada suku tertentu jalan darat sebagai jalur transportasi tidaklah begitu penting,
terutama bagi mereka yang tinggal ditepi sungai, danau, atau pantai.mereka
menggunakan rakit, sampan, dan perahu sebagai alat transportasi.
Pada masyarakat modern, alat transportasi telah canggih, sehingga bentuk dan
jenisnya bervariasi. Seperti sepeda motor, mobil, kereta api, kapal laut, pesawat
terbang dan lain – lain.
5. Bahasa
Bahasa baik lisan, tulisan, maupun bahas isyarat merupakan komponen budaya.
Bahasa menentukan tingkat kebudayaan atau peradaban kelompok masyarakat.
Masyarakat praaksara tidak meninggalkan benda – benda bertulisan, sehingga
dikatakan sebagai masyarakat yang terbelakang taraf peradabannya.
Sebaliknya pada masyarakat modern, yang mampu menguasai beberapa bahasa
mencerminkan tingkat peradabannya sudah tinggi. Kemampuan bahasa inilah yang
menyebabkan manusia mampu mengembangkan dan mewariskan kebudayaannya
kepada manusia lainnya.

6. Kesenian
Kesenian meliputi seni sastra, seni rupa, seni musik, seni suara, seni tari, dan seni
drama/flm merupakan komponen kebudayaan. Kessenian merupakan ekspresi
hasrat manusia akan keindahan untuk dinikmati terbagi menjadi 2 macam, yaitu
seni yang dinikmati dengan mata ( seni rupa ) dan seni yang dinikmati dengan
telinga ( seni suara). Seni rupa terbagi menjadi seni patung, seni lukis, seni gambar,
seni ukir (seni relief ) dan seni rias. Seni suara meliputi seni vocal, seni musik, seni
sastra. Kesenian yang mencakup seni rupa dan seni suara ialah seni gerak atau seni
tari.
Seni drama merupakan kesenian yang mengintegrasikan seluruh cabang seni,
sebab seni drama mengandung unsur – unsur seni sastra, seni musik, seni vocal,
seni tari, seni rias/dekorasi. Wujud seni drama tradisional antara lain wayang, tonil,
ketoprak. Wujud seni drama modern antara lain flm, sinetron.
Dalam budaya masyarakat tradisional, baik bentuk, sifat, maupun jenis kesenian
masih bersifat sederhana dan belum menjadi kebutuhan yang penting. Berbeda
dengan masyarakat modern, kesenian menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
7. Pengetahuan
Pengetahuan juga merupakan komponen kebudayaan. Ilmu pengetahuan menaruh
perhatian yang besar terhadap pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat.
Dari deskribsi etnograf, diketahui bahwa kepandaian setiap suku bangsa di dunia
tidaklah sama. Kepandaian suku bangsa Negrito di Kongo dalam mengolah tanah,
pengetahuan yang tinggi suku Polinesia dan Mikronesia dalam pembuatan perahu
dan sistim navigasinya, kepandaian suku bangsa China dalam meramu obat –
obatan tradisional.
Menurut ahli ilmu social, tiap suku bangsa telah memiliki pengetahuan dasar
tentang alam sekitar, bahan mentah, zat dan benda, tubuh manusia, sifat dan
perilaku manusia, serta ruang dan waktu. Pada masyarakat tradisional yang
peradabannya masih sederhana, pengetahuan tentang alam sekitar masih terbatas
pada pengetahuan tentang musim, sifat – sifat alam, bintang – bintang di langit,
dan sebagainya. Pengetahuan tersebut berkaitan erat dengan keperluan praktis
berburu dan meramu, bercocok tanam, beternak, dan berlayar.
Pengetahuan tentang alam dipengaruhi oleh sistim religi, terutama yang
berhubungan dengan keingintahuan tentang asal mula penciptaan alam, dan gejala
– gejala alam lainnya.
Pengetahuan tentang alam tumbuhan erat kaitannya dengan sistim mata
pencaharian dan bercocok tanam.
Pengetahuan tentang alam binatang merupakan pengetahuan dasar dari suku
bangsa yang hidup dari berburu, meramu, beternak, dan menangkap ikan.
Hubungan alamiah manusia dengan hewan, mendorong manusia untuk mengetahui
lebih banyak tentang hakikat binatang. Pada masyarakat modern, rasa ingin tahu
tentang dunia hewan mendorong lahirnya ilmu biologi, botani, dan zoology.
Demikian pula pengetahuan tentang tubuh manusia sudah dikenal oleh suku – suku

bangsa dalam masyarakat kuno, terutama yang dikembangkan oleh dukun untuk
menyembuhkan penyakit. Pada masyarakat modern, pengetahuan tentang tubuh
manusia dikembangkan menjadi ilmu kedokteran.
Pengetahuan dasar tentang manusia dan masyarakat telah dikenal sejak zaman
kuno. Pergaulan antar sesama manusia dalam masyarakat mendorong munculnya
adat istiadat, sistim nilai dan norma social.
Masyarakat tradisional juga telah mengenal pengetahuan tentang ruang dan waktu.
Dasar – dasar tentang pengetahuan waktu, seperti lamanya waktu dalam setahun,
sebulan, seminggu, dan sehari berdasarkan perputaran matahari. Pengetahuan
tentang ruang, seperti menghitung jarak, panjang, tinggi, dan lebar, telah dikenal
oleh bangsa Romawi dan Yunani Kuno. Pengetahuan tentang tulisan, huruf, dan
bahasa juga telah diketahui oleh suku – suku bangsa di dunia. Huruf Paku, hieroglif,
Pallawa, Jawa Kuno, Sunda, Bali Kuno, merupakan bukti bahwa manusia kuno telah
mengenal tulisan. Dalam budaya modern pengetahuan mengenai tulisan telah
berkembang menjadi ilmu bahasa dan sastra.
B. MACAM – MACAM BUDAYA LOKAL
BANGSA Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multicultural dalam suku bangsa
dan budaya, seperti suku Jawa, Batak, Bali, dan sebagainya, dimana setiap suku
bangsa memiliki budaya local masing – masing. Di bawah ini beberapa tradisi
budaya local yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
1. Tradisi upacara labuhan merapi
Tradisi budaya ini dilaksanakan setiap tanggal 30 Rajab sebagai rangkaian kegiatan
upacara penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Syltan Ngayogyakarta
Hadiningrat.
2. Tradisi ngaben
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh penganut agama
Hindu Bali. Upacara ini dilaksanakan antara bulan Juni – September.
3. Tradisi betapung tawar
Betapung tawar adalah upacara menyiapkan menjadi seorang anak, yang
merupakan tradisi masyarakat Martapura, Amuntai, Kandangan, dan Banjarmasin.
Pada upacara ini dilaksanakan juga guring meayun, yaitu menidurkan anak pada
ayunan.
4. Tradisi era – era tu urau
Adalah upacara tindik telinga untuk gadis – gadis yang menginjak usia dewasa. Ini
adalah tradisi budaya suku bangsa Waropen di Papua. Upacara ini disebut era – era
tu urau yang artinya tusuklah telinganya. Penusukan telinga dilakukan oleh seorang
dukun yang di namakan aebe siewe, yang dianggap masyarakat setempat
mempunyai kesaktian khusus. Makna dari tusuk telinga adalah, agar anak gadis

tersebut mendengarkan hal – hal yang baik. Dengan melubangi telinga, maka anak
gadis tersebut sudah pantas untuk berumah tangga atau menikah.
5. Tradisi adat Jawa
Tradisi adat Jawa antara lain:
a. Brokohan, yaitu upacara kelahiran bayi
b. Selapanan, yaitu upacara pemberian nama pada bayi baru lahir yang
dilaksanakan pada hari ke 35 setelah kelahiran.
c. Tedhak siten, yaitu upacara bagi bayi usia 5 – 6 bulan pada saat pertama kali
turun tanah.
d. Tetesan, yaitu upacara khitanan untuk putrid raja yang berusia 8 tahun
e. Supitan, yaitu upacara khitanan pada putra bangsawan yang sudah 14 tahun.
Setelah menjalanu supitan, putera bangsawan tinggal di ksatrian yang terpisah dari
ibunya.
f. Terapan, yaitu upacara inisiasi haid pertama bagi anak perempuan.
6. Tradisi perkawinan Batak Toba
a. Tahap martandan, adalah tahap mencari jodoh. Seorang laki – laki datang
kerumah marga ibunya untuk mencari seorang gadis yang akan dijadikan istrinya.
b. Tahap marhusip, adalah pihak laki – laki mengirim utusan untuk menindak lanjuti
niat laki – laki untuk meminang gadis pilihannya.
c. Dialap jual, pihak laki – laki membawa jual, yaitu bahan makanan yang diusung
dikepala dan menjemput pengantin wanita.
d. Pembagian jambar (hewan), pihak pengantin pria menyerahkan seekor babi
kepada pihak mempelai wanita, pada pembagian hewan ini disepakati bagian apa
saja yang akan diberikan kepada keluarga wanita.
e. Prosesi di gedung pertemuan adat, kedua mempelai menuju pelaminan yang
disambut dengan tarian tor – tor, sebagai ritus upacara pembukaan
f. Pemberian ulos, Hula – hula (keluarga mempelai pria )memberikan ulos kepada
pihak mempelai wanita. Makna dari upacara ini agar kedua mempelai selalu hidup
bersama – sama dalam suka dan duka
C. DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING
Pengeruh budaya asing sudah lama masuk ke Indonesia yaitu sejak masuknya
agama dan budaya Hindhu – Budha, Islam, dan Kristen. Pengaruh budaya asing
semakin intensif, sejak dunia memasuki era globalisasi. Pada era globalisasi hampir
tidak ada satu negarapun yang terlepas dari pengaruh budaya global, baik didunia
politik, ekonomi, maupun social budaya.

1. Proses masuknya pengaruh budaya asing
Masuknya pengaruh budaya asing seiring dengan proses penyebaran unsur – unsur
budaya global ke seluruh penjuru dunia, disebut difusi kebudayaan. Proses
penyebaran unsur – unsur budaya sudah terjadi sejak zaman purbakala hingga
sekarang. Bentuk tertua proses penyebaran budaya adalah melalui penyebaran
(migrasi) kelompok manusia, dengan proses perpindahan kelompok manusia purba
yang hidupnya berpindah – pindah tempat sambil berburu dan meramu.
Pada masa – masa berikutnya difusi kebudayaan dilakukan oleh kaum pedagang
dan pelaut. Penyebaran agama – agama besar seperti Hindu, Budha, Islam, dan
Kristen dilakukan oleh para pedagang, pelaut, dan penyebar agama. Pada masa
penjajahan bangsa asing ( abad 16 – 20 ) terjadi proses penyebaran unsur – unsur
budaya asing seperti Portugis, Inggris, Jepang, dan Belanda ). Masuknya budaya
asing melalui penjajahan merupakan penetrasi budaya secara paksa. Pada zaman
modern seperti sekarang ini proses penyebaran budaya lebih efektif melalui media
elektronik, media komunikasi, surat kabar, dan sebagainya.

2. Pengaruh nilai – nilai budaya Barat
Nilai – nilai budaya barat ada yang membawa pengaruh positif dan ada yang negatif
dan bertentangan dengan nilai – nilai budaya nasional. Oleh karena itu untuk
mengahadapi pengaruh masuknya budaya barat diperlukan sikap kritis dan
bijaksana. Masyarakat Barat hidup dalam dunia teknis dan ilmiah. Mereka
menganggap nilai – nilai yang meminta kepekaan hati sebagai suatu yang tidak
bermutu.
Dengan bersumber dari flsafat positivisme, dunia Barat mengakui kelayakan
martabat kemanusiaan nilainya tidak terukur oleh apapun. Semua itu berpangkal
pada penghargaan mutlak terhadap kebebasan manusia. Dalam tradisi humanistic,
ditekankan bahwa manusia harus memilih untuk dirinya tentang kebenaran dan
kebaikan.
Menurut Alfan ( 1985, 36 ) ada tiga pola atau corak reaksi terhadap pengaruh
budaya asing yaitu sebagai berikut.
a. Corak reaksi menerima seluruh kebudayaan Barat.
Corak ini menganggap kebudayaan Timur / sendiri sudah tidak relevan lagi untuk
menghadapi kondisi sekarang.
b. Corak reaksi yang sama sekali anti budaya Barat.
Corak ini menganggap kebudayaan Barat hanya melahirkan manusia kejam dan

kebudayaan Timur lebih unggul.
c. Corak reaksiyang berusaha melihat perbenturan antara budaya Timur dan Barat.
Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur keunggulan
kebudayaan Barat dan kelemahan kebudayaan Timur, sekaligus mempertahankan
relevansi nilai – nilai Barat dan Timur.
D. HUBUNGAN ANTAR BUDAYA
Hubungan antar budaya adalah peristiwa saling berhubungan dan saling
mempengaruhi di antara budaya local. Misalnya hubungan yang saling
mempengaruhi antara budaya Sunda dengan budaya Jawa, dan sebagainya.
Hubungan antar budaya yang memungkinkan terjadinya adaptasi kebudayaan
tersebut menurut ilmu antropologi dilakukan melalui proses:
Difusi budaya yaitu penyebaran unsur budaya ke seluruh penjuru dunia
Akulturasi kebudayaan yaitu masuknya unsur – unsur budaya asing ke dalam unsur
budaya sendiri
Asimilasi kebudayaan yaitu percampuran unsur – unsur budaya yang berbeda
Integrasi kebudayaan yaitu bersatunya unsur – unsur budaya yang berbeda
Discovery dan Inovasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

LATIHAN UJIAN NASIONAL SMA 2013 UNTUK KELAS IPA BAB 1. Pangkat, Akar, dan Logaritma

0 47 1

Laporan hasil praktek kerja lapangan di progam usaha data dan informasi pada perum perumnas regional IV Jl. Surapati No.120 Bandung

0 34 41

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 23 51

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 24 52