BUDIDAYA JAMUR ENDOFIT PADA TANAMAN CABA

BUDIDAYA JAMUR
ENDOFIT PADA TANAMAN
CABAI
Oleh :

Ayu Nadia Hatmanti
4441121507 (2B)

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013

PENGERTIAN JAMUR
ENDOFIT


Jamur atau cendawan yang hidup pada
bagian dalam jaringan tanaman sehat
tanpa menimbulkan gejala penyakit
pada tanaman inang dikenal dengan

istilah cendawan endofit (Carrol 1990)

JAMUR ENDOFIT
Trichoderma sp
• Trichoderma sp. Merupakan sejenis
cendawan/fungi yang termasuk kelas
ascomycetes. Trichoderma sp. Memiliki
aktifitas antifungal. Trichoderma banyak
ditemukan di tanah hutan maupun tanah
pertanian ataupada substrat berkayu.
• Trichoderma sp mengkolonisasi pada akar
tanaman cabai

Aspergillus niger
• Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat,
diantaranya digunakan secara komersial
dalam produksi asam sitrat, asam glukonat
dan pembuatan berapa enzim seperti amilase,
pektinase, amiloglukosidase dan sellulase.
• Aspergillus niger mengkolonisasi pada akar

dan batang tanaman cabai

JAMUR ENDOFIT
Klasifikasi Trichoderma sp








Kingdom : Fungi
Divisi: Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hyporcreales
Famili : Hypocreaceae
Genus : Trichoderma
Spesies : Trichoderma sp.


Cara
Budidaya
Trichoderma
sp

ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Dandang sabluk
2. Kompor Gas / Kompor
minyak
3. Bak plastik
4. Plastik meteran (dijual
dalam bentuk lembaran)
5. Entong kayu.

ALAT DAN BAHAN
Bahan:

1.
2.

3.
4.
5.
 

Sekam
Bekatul (dedak)
Air
Alkohol 96 %.
Isolat (bibit) jamur Trichoderma.

CARA KERJA












1. Campurkan media (sekam dan bekatul)
dengan perbandingan 1:3 dalam bak plastik.
2. Berikan air kedalam media tersebut kemudian
aduk sampai rata.
3.Tambahkan air sampai kelembaban media
mencapai 70 % (dapat di cek dengan meremas
media tersebut, tidak ada air yang menetes
namun media menggumpal)
4. Masukkan media kedalam kantong plastik.
5. Siapkan dandang sabluk untuk menyeteril
media.
6. Isi dandang sabluk dengan air sebanyak 1/3
volume dandang.

CARA KERJA




7. Masukkan media kedalam dandang sabluk
8. Sterilkan media dengan menggunakan
dandang sabluk selama 1 (satu) jam
set elah air mendidih. Sterilisasi diulang 2
(dua) kali, setelah media dingin
sterilkan kembali media selama 1 jam.
Sterilisasi bertingkat ini bertujuan
untuk membunuh mikroorganisme yang
masih dapat bertahan pada proses
sterilisasi pertama.

CARA KERJA






9. Tiriskan media di dalam ruangan yang

lantainya telah beralas plastik.
Sebelum digunakan semprot alas plastik
menggunakan Alkohol 96%.
10. Ratakan permukaan media dengan
ketebalan 1-5 cm.
11. Semprot media dengan suspensi jamur
Trichoderma(isolat jamur Trichoderma sp
yang telah dilarutkan kedalam air, 1
(satu) isolat dilarutkan dengan 500 ml
air).

Manfaat Budidaya Jamur
Trichoderma sp

•Hasil-hasil penelitian tentang Trichoderma sp
adalah kemampuannya sebagai agen pengendalian
hayati.
•Trichoderma sp.mengeluarkan toksin yang
menyebabkan terlambatnya pertumbuhan bahkan
mematikan inangnya

•Trichoderma harzianum yang diperbanyak dalam
sekam padi dan bekatul mempunyai kemampuan
menekan patogenitas Plasmodiophora brassicea dan
penyakit akar gada, baik pada tanah andosol maupun
latosol.

•Cendawan ini berperan pula sebagai
biodekomposer karena mampu memanfaatkan
bahan organik di alam terutama selulosa sebagai
sumber karbon dan energi untuk kebutuhan
hidupnya.
•Pengendalian penyakit busuk batang sklerotium
juga dapat dilakukan secara hayati dengan
menggunakan cendawan antagonis, misalnya
Trichoderma sp.
•Sebagai agen biokontrol karena bersifat antagonis
bagi jamur lainnya
terutama yang bersifat pathogen.

JAMUR ENDOFIT



Klasifikasi Aspergillus
niger
Domain :Eukaryota
Kingdom :Fungi
Phylum :Ascomycota
Subphylum:Pezizomycotina
Class :Eurotiomycetes
Order :Eurotiales
Family :Trichocomaceae
Genus :Aspergillus
Species :Aspergillus niger

Cara 1 Budidaya
Aspergillus niger

Tahap I : Seleksi Limbah Organik
sebagai Media Tumbuh
•Peremajaan Isolat

• Perbanyakan Inokulum
•Persiapan Media Inokulum
•Inokulasi dan Inkubasi Media Inokulum
•Pemanenan dan Analisis Propagul
Tahap II: Pengujian Kualitas Inokulum
pada Media Karier Terpilih
•Menentukan Jumlah Spora dan Propagul
•Inokulasi Tanaman Inang

CARA 1
Tahap I : Seleksi Limbah Organik sebagai Media Tumbuh
•Peremajaan Isolat
Persiapan media PDA (Potato Dextrose Agar) untuk menumbuhkan
Aspergillus niger dilakukan dengan cara mempersiapkan kentang yang
telah dicuci, dipotong kecil-kecil setebal 1 cm. Kentang 200 gr direbus
dengan menggunakan akuades 1000 ml sampai akuades rebusan tinggal
setengahnya. Akuades rebusan kentang disaring dan ditambah lagi
akuades sampai 500 ml, gula pasir 20 gr dan agar-agar 20 g dan direbus
lagi sampai mendidih. Sebelum dituang pada cawan petri, terlebih
dahulu pada media ditambahkan antibiotik kloramfenikol 30 ppm dan

bahan dituang pada cawan petri. Cendawan diinokulasikan pada media
PDA dan kemudian diinkubasi dalam suhu kamar selama 7 hari.

•Perbanyakan Inokulum
Pembibitan Aspergillus niger menggunakan media biji jagung pecah yang
steril. Jagung yang telah direbus setengah matang selama 15 sampai 30
menit, ditiriskan dan dibiarkan dingin. Jagung 300 g dimasukkan ke dalam
plastik putih tahan panas ukuran 500 g sebagai baglog kemudian dipasang
ring dengan panjang 2 cm diameter 2,5 cm, disumbat kapas, ditutup kertas
dan diikat karet gelang untuk diinkubasi. Tiap baglog disterilkan pada
autoklaf dengan suhu 1210 selama 60 menit, setelah dingin tiap baglog
diinokulasi dengan 30 g Aspergillus niger.
•Persiapan Media Inokulum
Media yang digunakan ialah limbah jerami padi, gedebong pisang,
tongkol jagung, batang sorgum, sampah pasar dan biji jagung pecah. Bahan
media yang sudah dicuci dan dikeringkan, lalu dipotong-potong sampai
berukuran panjang sekitar 2 cm. Bahan dimasukkan ke dalam plastik putih
tahan panas ukuran 500 g (baglog), tiap plastik diisi 300 g bahan media dan
disterilisasi pada 1210 c selama 60 menit. Sebagai kontrol ialah masingmasing yang tidak diberi inokulum. Pengulangan untuk masing-masing
media ialah 3 kali.
•Perbanyakan Inokulum

•Inokulasi dan Inkubasi Media Inokulum
Pada media yang telah siap Aspergillus niger diinokulasikan
kedalamnya dengan perbandingan 300 g media diisi 30 g inokulum.
Setiap baglog yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi pada suhu
ruang sampai waktu panen.
•Pemanenan dan Analisis Propagul
Panen dilakukan dalam tiga periode yaitu 20,40, dan 60 hari.
Perhitungan spora dan propagul dilakukan dengan cara tiap isi baglog
dibagi menjadi dua bagian. Sebagian ditampung pada baki kemudian
dimasukkan ke oven dengan suhu 400 C selama 3 hari dan sebagian lagi
langsung dihancurkan.
Untuk hitungan jumlah spora dan jumlah propagul, media yang
sudah dihancurkan diambil i mg dan dilarutkan pada 9 ml akuades
steril, sebagai pengenceran 10-1 , pengenceran dilakukan sampai 10-6.
Perhitungan jumlah spora dilakukan pada tiap pengenceran dengan
menggunakan mikroskop dan kaca objek haemasitometer. Perhitungan
propagul dilakukan dengan mengambil 100 µl media yang telah
diencerkan kemudian dibiakkan pada media PDA. Pertumbuhan
propagul dihitung sampai hari ketiga. Tiap koloni yang tumbuh dihitung
satu propagul.
Untuk menghitung jumlah spora dan propagul karena perlakuan
pengeringan, media yang sudah dikeringkan dalam oven dihancurkan
dengan perlakuan yang sama dengan langkah untuk hitungan inokulum
basah.

Tahap II: Pengujian Kualitas Inokulum pada Media
Karier Terpilih
•Menentukan Jumlah Spora dan Propagul
Media yang memiliki jumlah spora dan propagul
terbanyak dipilih untuk uji berikutnya. Media terpilih
dikeringkan pada suhu 400C selama 3 hari dan digiling
sampai mendekati bentuk tepung. Media tersebut sebagai
media karier dengan diberi perlakuan waktu simpan selama
0,1,2 dan 3 bulan pada suhu ruang. Pengulangan untuk
masing-masing waktu penyimpanan ialah 4 kali. Sebelum
digunakan untuk inokulasi tanaman, dilakukan pengukuran
terhadap kualitas inokulum dengan cara menghitung jumlah
spora dan propagul yang ditumbuhkan pada media PDA.

•Inokulasi Tanaman Inang
Pasir steril sebanyak 2 kg dimasukkan ke dalam wadah (ember)
berukuran 3 kg. Ke dalam wadah tersebut ditambahkan inokulum
yang telah disiapkan sebanyak 2,5% pasir steril yaitu 50 g. Pada
tahap ini menggunakan 2 macam kontrol, yaitu media pasir steril
tanpa inokulum tetapi ditambahkan karier yaitu biji jagung pecah
(K1a) dan sampah organik pasar (K1b) dan media pasir steril tanpa
inokulum (K2). K1 bertujuan untuk mempelajari pengaruh bahan
organik yang digunakan terhadap pertumbuhan tanaman. Sebanyak
dua biji padi dan jagung, masing-masing secara terpisah ditanam
pada masing-masing perlakuan dan kontrol. Setelah 2 minggu, dari
tiap ember dipilih satu tanaman perlakuan, sisanya dibuang.
Pengulangan untuk masing-masing perlakuan ialah 4 kali.
Pemeliharaan dilakukan dengan menempatkan tanman dalam rumah
kaca. Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali dengan akuades.
Pemupukkan dilakukan tiap minggu, tanaman padi dipupuk
menggunakan nutrien Yoshida dengan P 50%, tanaman jagung
menggunakan nutrien Johnson dengan P50%.

Cara 2
Budidaya
Aspergillus
niger

ALAT DAN BAHAN
ALAT :

1. Sentrifuge centrific–228
2. Magnetik stirer guart
3. Selofan
4. Inkubator Memmert
5. Botol semprot
6.Timbangan elektrik
7. Jarum osse
8. pH meter Oroin 420 A
9. Alat-alat gelas untuk
analisis.

ALAT DAN BAHAN
BAHAN

:

1. Aspergillus niger 6088 IFO 6341,
2. Biotin p.a,
3. TEA (Taoge Ekstrak Agar),
4. Alkohol 60%,
5. Glukosa
6. Amonium nitrat,
7. Kalium hidrogen fosfat
8. Magnesium sulfat heptahidrat,
9. Aquades
10. Kapas.

CARA KERJA
1. Pembuatan medium agar miring TEA
(Taoge Ekstrak Agar)
2. Pembuatan media pertumbuhan
jamur
(Czapek cair)
3. Penanaman jamur Aspergillus niger
pada
medium agar miring (TEA) .
4. Penanamam jamur Aspergillus niger
dalam medium pertumbuhan
(Czapek

1. Pembuatan medium agar miring TEA (Taoge Ekstrak
Agar)
Sebanyak 100 gram taoge direbus dengan 1 L akuades
selama 2 jam, lalu disaring. Kemudian ditambahkan 60
gram gula pasir dan direbus sampai gula larut. Akuades
ditambahkan sampai dengan volume semula (1L), sebanyak
20 gram agar-agar dimasukkan dan diaduk sampai larut
selama 20 menit. Sebanyak 5 mL larutan TEA dituang
kedalam tabung reaksi, tabung ditutup dengan kapas dan
kertas sampul, kemudian diikat dengan benang. Medium
disterilkan dalam
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 οC, kemudian
didiamkan dalam posisi miring selama 24 jam pada suhu
kamar. Medium siap digunakan Gandjar, et al.,1999).

2. Pembuatan media pertumbuhan jamur (Czapek
cair)
Sebanyak 50 gram glukosa, 2,06 gram amonium
nitrat, 1,2 gram kalium hidrogen fosfat dan 0,5 gram
magnesium sulfat heptahidrat diencerkan dengan
akuades hingga volume larutan menjadi 1 L, pH
diatur sampai 3,5. Larutan dituang sebanyak 30 mL
kedalam botol 150 mL, botol ditutup dengan kapas
dan kertas sampul, kemudian diikat dengan benang.
Larutan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121οC
selama 15 menit. Medium didinginkan dan
didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar. Medium
siap digunakan (Poesponegoro dan Liang,1991).

3.Penanaman jamur Aspergillus niger pada medium
agar miring (TEA)
Jarum osse dicelupkan dalam alkohol 60% lalu
dipijarkan pada nyala api spiritus. Tabung yang berisi
biakan Aspergillus niger murni dan tabung berisi
medium TEA dibuka, kemudian dipanaskan ujung kedua
tabung pada nyala api spiritus. Dengan menggunakan
ujung jarum osse diambil biakan murni kemudian
ditanamkan kedalam medium TEA dengan cara
menggores dari pangkal ke ujung tabung secara zig-zag.
Kedua tabung disterilkan kembali dengan cara bagian
mulut tabung reaksi dipanaskan pada nyala api spritus
kemudian kedua tabung tersebut ditutup kembali. Biakan
dalam medium TEA diinkubasi pada suhu kamar selama
3 hari (Hadioetomo dan Ratna,1987).

5. Penanamam jamur Aspergillus niger dalam medium
pertumbuhan (Czapek cair)
Jarum osse disterilkan dengan cara seperti diatas. Penutup
tabung yang berisi biakan dalam medium TEA dan penutup
tabung yang berisi air steril dibuka kemudian bagian mulut
kedua tabung tersebut dipanaskan dalam nyala api spritus.
Dengan menggunakan ujung jarum osse biakan diambil dan
disinggungkan pada air steril. Tabung yang berisikan air dikocok
hingga biakan rata dalam air tersebut. Tutup botol medium
pertumbuhan (Czapek cair) dibuka dan disterilkan dengan
memanaskan mulut botol dalam nyala api spiritus. Sebanyak 0,5
mL jamur Aspergillus niger dipindahkan ke dalam medium
pertumbuhan (Czapek cair) dengan menggunakan pipet steril.
Kemudian botol disterilkan kembali dalam nyala api spiritus dan
ditutup kembali. Biakan diinkubasidengan shaker goyangan 200
rpm pada suhu kamar selama 48 jam. Ulangi percobaan diatas
dengan penambahan biotin dalam berbagai konsentrasi (0; 0,025;
0,05; 0,075; 0,1 mg/L)
(Hadioetomo dan Ratna,1987).

6. Penentuan biomassa
Larutan disentrifugasi 3400 rpm
selama 15 menit kemudian disaring
untuk memisahkan jamur. Jamur
yang diperoleh dicuci dengan
akuades, dikeringkan pada suhu 800 C
selama 24 jam kemudian ditimbang
(Suharto,1995).

Manfaat Aspergillus niger 
Penting pda produksi asam sitrat yang
banyak digunakan pada berbagai
makanan dan minuman ataupun sebagai
pengawet dan peningkat citarasa
•Dalam metabolismenya Aspergillus
niger dapat menghasilkan asam sitrat
 sehinga fungi ini banyak digunakan
sebagai model fermentasi karena fungi ini
tidak menghasilkan mikotoksin sehingga
tidak membahayakan.


•Manfaat Aspergillus niger

• Aspergillus niger dapat tumbuh dengan
cepat, oleh
karena itu Aspergillus niger banyak digunakan
secara komersial dalam produksi asam sitrat,
asam
glukonat, dan pembuatan beberapa enzim
seperti
amilase, pektinase, amiloglukosidase dan
selulase.
• Selain itu, Aspergillus niger juga
menghasilkan gallic acid yang merupakan
senyawa fenolik yang biasa digunakan
dalam industri farmasi dan juga dapat
menjadi substrat untuk memproduksi
senyawa antioksidan dalam industri makanan

SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25