PERILAKU ORGANISASI DAN MANAJEMEN semester

PERILAKU ORGANISASI:
SEBUAH KAJIAN AKADEMIS
Supriyono¹
Makalah disajikan dalam kuliah Doktor Manajemen Pendidikan
Universitas Negeri Malang
September 2011

Abstract
This academic paper is aimed at describing the concept of organizational
behavior covering (1) definition of organization, (2) Management,
Management Function, Managerial roles, and Managerial Skills, and (3)
Challenges of the organiational behavior and management. The
discussion has been presented with reference of theories and empirical
practice experience.
Kata Kunci: Konsep, perilaku organisasi, manajemen
Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebagian konsep
dari perilaku organisasi yang meliputi 1) makna perilaku organisasi,
(2) Manajemen, Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan
Ketrampilan Manajerial, dan (3) Tantangan-tantangan Perlaku
Organisasi dan Manajemen. Pembahasan perilaku organisasi ini

dilakukan dengan referensi teori dan pengalaman praktis empiris dan
dipaparkan secara deskriptif.
Key Words: Concept, organizational behavior, management

1. Pendahuluan
Pendidikan sebagai proses yang melibatkan institusi yang didalamnya terdiri
dari unsur-unsur individu, kelompok, dan perpaduan keduanya memiliki
karakteristik organisasi

yang perlu dikelola dalam

mencapai tujuan. Para

pengelola pendidikan sebagai sebuah organisasi memerlukan alat untuk
memahami, menganalisa, dan menjelaskan perilaku organisasi. Pemahaman ini
maka mereka dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mengubah perilaku kerja
sehingga individu-individu, kelompok, dan keseluruhan organisasi dapat
mencapai tujuan organisasi, yaitu tujuan institusi pendidikan itu sendiri. Maka

1


¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

oleh sebab itu para pengelola pendidikan yang identik dengan para manajer dan
pemimpin perlu memiliki pemahaman mengenai Perilaku Organisasi.
Makalah ini mendiskusikan sebagian konsep dan teori Perilaku Organisasi
yang terdiri dari pokok-pokok bahasan sebagai berikut: (1) Apa yang dimaksud
dengan perilaku organisasi? (What is Organizational Behavior), (2) Manajemen,
Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan Ketrampilan Manajerial, (3)
Tantangan-tantangan Perlaku Organisasi dan Manajemen yang terdiri dari
tantangan pengelolaan sumber daya manusia untuk kepentingan daya saing atau
keuntungan kompetitif, pengembangan etika organisasi dan kesejahteraan,
pengelolaan pekerja/pegawai yang beragam, dan pengembangan lingkungan
global.
Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat penyelesaian mata kuliah Perilaku
Organisasi Dalam Pendidikan dan bertujuan untuk membahas konsep perilaku
organisasi dan manajemen secara umum dengan penjelasan praktis di bidang
pendidikan. Diharapkan makalah ini berguna bagi para Mahasiswa Program
Doktor Manajemen Pendidikan sebagai referensi pengetahuan mengenai Perilaku

Organisasi dan Manajemen. Pembahasan Perilaku Organisasi dalam makalah ini
memakai

referensi

utama

buku

berjudul

Understanding

&

Managing

Organizational Behavior oleh George dan Jones (1996) dan 3 referensi tambahan

yang terdiri dari Organizational Behavior oleh Marcic dan Seltzer (1998),

Organizational Behavior oleh Robbins dkk (1998), dan People at Work: Human
Behaviors in Organiztions Oleh Timm & Peterson (2000).

1. Pembahasan
2.1 Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi.
Definisi. Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja bersama untuk

mencapai berbagai macam tujuan baik tujuan yang ingin di capai oleh individu
dengan cara menjadi anggota organisasi dan tujuan yang ingin di capai oleh
organisasi secara keseluruhan

untuk memberikan layanan jasa, dalam kaitan

pendidikan adalah layanan pendidikan. George dan Jone (1996), Marcic dan
seltzer (1998), Robins dkk (1998), dan Timm dan Peterson (2000) memiliki
kesamaan pandang mengenai definisi Perilaku Organisasi. Perilaku Organisasi
adalah studi mengenai faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap bagaimana

2


¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

individu-individu dan kelompok merespon dan bertindak terhadap organisasi,
dan bagaimana organisasi mengelola lingkungannya. Studi perilaku organisasi
memberikan petunjuk bagi

para manajer dan karyawan (pegawai) untuk

memahami dan menghargai banyak kekuatan-kekuatan yang berpengaruh
terhadap perilaku di dalam organisasi, dan untuk memperbaiki keputusan
mengenai bagaimana memotivasi dan mengkoordinasikan manusia dan sumber
daya lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Perilaku Organisasi
memberikan alat berupa konsep dan teori yang memungkinkan orang memahami,
menganalisa, dan menjelaskan perilaku-perilaku di dalam organisasi sehingga
para manajer atau pimpinan dapat meningkatkan, memperbaiki, dan mengubah
perilaku kerja sehingga setiap orang maupun organisasi secara keseluruhan dapat
mencapai tujuan.
Tataran analisis. Terdapat tiga tataran analisa di dalam Perilaku Organisasi,


yaitu tataran individu, kelompok, dan organisasi secara keseluruhan jika
digambarkan bisa terlihat sebagai berikut:

Gambar 1: Tataran Analisa Perilaku Organisasi
Pada tataran individu unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku organisasi
dan perlu dikelola

diantaranya adalah (1) perbedaan individual (individual

differences) baik dalam hal kepribadian (personality) maupun kemampuan
(ability), (2) pengalaman kerja baik dalam hal nilai-nilai (value), sikap (attitude),

maupun suasana diri (modes), (3) persepsi (perception) dan atribusi (attribution),

3

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dan (4) komitmen, motivasi, daya tahan/stres, dan kinerja (performance). Pada

tataran kelompok dan organisasi hal-hal yang mempengaruhi perilaku organisasi
dan perlu

dikelola

diantaranya

adalah (1)

sifat-sifat

kelompok

kerja

(characteristics of work group) , (2) kelompok kerja efektif (effective work group),

(3)

Kepemimpinan


(leadership),

(4)

komunikasi

(communication),

(5)

pengambilan keputusan (decision making), (6) hubungan dalam kelompok dan
konteks organisasi (Relationship in work group and organizational context) , (7)
Ddeterminan

struktur

dan

budaya


organisasi

(Organizatinal

Structural

determinant and culture), (8) organisasi global, (9) kekuatan (power), politik, dan

konflik, (10) pengembangan dan perubahan organisasi.
Dengan kompleksitas unsur-unsur pengaruh Perilaku Organisasi di atas,
pembelajaran mengenai Perilaku Organisasi sangat penting bagi: (1) individu
untuk membantu menghargai situasi kerja dan bagaimana harus bersikap dan
berperilaku untuk mencapai tujuannya sendiri, dan (2) manajer untuk
menggunakan temuan-temuan penelitian perilaku organisasi, alat dan teknikteknik yang dikembangkannya untuk meningkatkan efektivitas organisasi
(kemampuan mencapai tujuan).
2.2 Manajemen, Fungsi Manajemen, Peran Manajerial, dan Ketrampilan
Manajerial
Manajemen dan Manajer. Bagaimanakah seorang manajer atau pimpinan


sekolah menggunakan alat-alat (konsep dan teori) yang dipelajari dari Perilaku
Organisasi? Sangat jelas bahwa hal ini terkait dengan tugas dan peran dalam
manajemen

yang

mempersyaratkannya

manajerial. Manajemen adalah Proses

memiliki

ketrampilan-ketrampilan

merencanakan (Planning), Mengatur

(Organizing), Memimpin (Leading), dan Mengkontrol (Controlliong ) sumber

daya manusia,


keuangan, material, dan sumber daya lainnjya

untuk

meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja. Sedangkan manajer adalah
siapapun yang mensupervisi satu atau lebih sub-ordinat (bawahan) dalam konteks
persekolahan adalah Kepala Sekolah. Dalam situasi yang sederhana maupun yang
kompleks fungsi manajemen sangatlah penting untuk dijalankan secara efektif.
Perencanaan (Planning) yang efektif diperlukan untuk menentukan arah

4

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dan tujuan organisasi, mengalokasikan sumber daya, dan menggunakan sumber
daya untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu perusahaan penerbangan yang
berada di Dallas yang bernama Southwest Airlines berhasil mencapai tujuan
untuk memiliki daya saing yang tangguh. Untuk memberikan pelayanan kepada
penumpang dengan penerbangan murah. Untuk South West Airlines yang
didirikan dan dipimpin oleh Herb Kelleher mencapai tujuan ini dengan cara
menggunakan sumber dayanya, termasuk sumber daya manusia, secara efektif
dan unik. Masing-masing kru memiliki tugas sendiri sendiri, tetapi pada waktu
luang setiap kru bertugas membantu kru lainnya sehingga Southwest Airlines
bisa menghemat waktu penerbangan 10-15 menit yang memungkinkan terbang
lebih banyak pada rute-rute pendek. Perencanaan sebagaimana disebutkan diatas
tidak bisa berdiri sendiri dan harus diterjemahkan melalui langkah berikutnya,
yaitu pengaturan atau pengorganisasian (organizing).
Pengaturan (Organizing) adalah suatu proses membangun peran dan
hubungan struktural maupun fungsional dalam organisasi yang memampukan
anggota organisasi mencapai tujuan organisasi. Pengaturan atau pengoganisasian
berkenaan dengan mengelompokkan para pekerja atau pegawai menjadi
kelompok-kelompok, tim, atau departemen-departemen sesuai dengan jenis tugas
yang dilakukan. Misalnya, perusahaan IBM berhasil sukses mencapai tujuan
dengan mengorganisasikan pekerjanya menjadi departemen seperti teknisi servis
dikelompokkan dengan teknisi servis dan tenaga pemasaran juga dikelompokkan
dengan tenaga pemasaran. Bahkan perusahaan mobil General Motor di Amerika
bangkit dari kebangkrutannya dengan menggandeng Toyota

lalu membentuk

perusahaan baru bernama NUMMI yang memiliki cara pengorganisasian yang
sangat unik dan efektif yaitu para pekerjanya dikelompokkan menjadi tim kerja
yang memiliki otoritas untuk mengambil keputusan. Memiliki perencanaan dan
pengorganisasian yang baik belum tentu membawa mereka sukses. Kesuksesan
mereka juga dikarenakan sebuah proses kepemimpinan (leading).
Di dalam proses kepemimpinan (leading) manajer atau pemimpin
mendorong dan mempengaruhi pekerja atau pegawainya untuk melaksanakan
pekerjaan yang baik dan mengkoordinasikan individu maupun kelompok untuk
bekerja dalam bahasa dan visi yang sama untuki mencapai tujuan organisasi. Di

5

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dalam memimpin, seorang pemimpin dipersyaratkan memahami gaya-gaya
kepemimpinan sehingga mencapai keberhasilan. Herb Kelleher dari Southwest
Airlines memiliki gaya kepemimpinan dengan people relation approach
(Pendekatan hubungan humanistik). Ia dan seluruh manajernya setahun sekali
selalu melakukan pekerjaan-pekerjaan dasar seperti check in penumpang dan
penanganan bagasi untuk menunjukkan kepada penumpang pendekatan kerja tim
yang baik. Dalam menjalankan tugas manajemen selain menjalankan proses
ketiga fungsi manajemen tersebut, seorang manajer atau pimpinan dalam konteks
persekolahan adalah Kepala Sekolah, juga menjalankan fungsi kontrol
(controlling). Dalam hal ini manajer atau pimpinan melakukan monitoring dan

evaluasi setiap individu, kelompok, dan kinerja organisasi untuk melihat apakah
tujuan organisasi telah tercapai. Jika tujuan tercapai maka tindakan selanjutnya
adalah mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja organisasi. Jika tujuan
tidak tercapai, hasil dari proses kontrol harus ditindak lanjuti dengan tindakan
koreksi dan perbaikan.
Dalam menjalankan proses keempat fungsi manajemen tersebut, seorang
manajer dipersyaratkan memiliki ketrampilan manajerial. Tedapat tiga
ketrampilan manajerial yang harus dipunyai oleh seorang manajer, yaitu (1)
ketrampilan konseptual, (2) ketrampilan kemanusiaan, (3) ketrampilan teknis.
Ketrampilan

konseptual memungkinkan seorang manajer untuk dapat

menganalisa dan mendiagnosa situasi serta membedakan antara biaya dan
pengaruh (cost and effect). Perencanaan dan pengorganisasian memerlukan
kemampuan konseptual yang tinggi. Ketrampilan kemanusiaan memungkinkan
seorang manajer memahami, bekerja dengan, memimpin, dan mengkontrol
perilaku orang lain dan kelompok. Dengan ketrampilan ini seorang manajer dapat
mempengaruhi karyawannya untuk menampilkan perilaku yang baik dan efektif
dalam mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang tinggi. Ketrampilan
teknis meliputi pengetahuan dan ketrampilan yang secara spesifik berhubungan
dengan pekerjaannya Tiap-tiap posisi dan fungsi mempersyaratkan keptrampilan
teknis

sepsifik

contoh

soal

pustakawan

harus

memiliki

ketrampilan

keperpustakaan. Keempat fungsi manajemen ini dapat dilihat dalam kerangka
sebagai berikut:

6

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

Gambar 2: Fungsi Manajemen
Sebuah sekolah yang didirikan oleh perusahaan tambang besar seluruh
dunia di wilayah Indonesia timur melakukan perubahan strategi pengelolaan
sekolahnya untuk mencapai tujuan kompetitif dan tuntutan kualitas bertaraf
internasional dengan cara mempraktikan ke empat fungsi manajemen tersebut
dengan modifikasi menjadi Planning, Leading, Organizing, dan Controlling .
Dengan harapan semua lapisan sivitas akademika sekolah tersebut terlibat di
dalam proses perubahan sejak dari awalnya. Oleh sebab itu Leading didahulukan
untuk mendesiminasi visi dan memimpin mereka untuk memodifikasi rencana
serta membagi tugas untuk mengorganisasikan unit-unit mereka sesuai dengan
tujuan tersebut. Sehingga bagan fungsi manajemen tersebut terlihat seperti ini:

7

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

Gambar 3: Planning, Leading, Organizing, dan Controlling
Dalam gambar tersebut ditampilkan ilustrasi mengolah input dengan cara
mengelola lima sumber daya baik manusia, mesin, material, waktu, dan biaya
memakai pelaksanaan fungsi manajemen yang efektif untuk menghasilkan tujuan
yang hasilnya lebih besar dan lebih baik dari inputnya dan dapat menjadi
pengaruh ganda kepada orang lain. Hasilnya sekolah tersebut demi tahun ke tahun
selama lima tahun bisa mencapai akreditasi A nasional, tersertifikasi
ISO9001:2008 dalam konteks keseluruhan sistem, tersertifikasi menjadi Sekolah
Adiwiyata,

mensejajarkan dan menjadi bagian dari pendiri Asosiasi Sekolah

Nasional Plus bertaraf Internasional, berhasil mencapai kelulusan ujian nasionakl
sesuai dengan harapan, berhasil mengikuti dan memenangi lomba-lomba lokal,
propinsi, nasional, asia, dan internasional baik dalam bidang OSN, Olimpiade
Astronomi Asia Pasifik, Olimpiade Sain Internasional (IJSO), Asian dan World
Choir, lomba-lomba olah raga, berhasil bekerja sama dengan Aminef untuk
program ILEP, unicef untuk program pendidikan pencegahan Aids, berhasil
secara terus menerus berkolaborasi dengan international school untuk membangun
pembelajaran yang lebih efektif dengan Inquiry Learning dengan pendekatan
classroom connection, modifikasi area dan BCCT approach, melakukan
pendidikan entrepreneurship bekerja sama dengan Junior Achievment, melakukan
pembelajaran kontekstual melalui kerja sama dengan berbagai departemen dan

8

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

elemen masyarakat dilingkungan area pendiri, dan memperkenalkan pendidikan
lingkungan yang berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain baik di Jepang,
Australia, maupun sekolah di Indonesia dengan cara komunikasi melalui skype.
2.3 Tantangan-tantangan Perlaku Organisasi dan Manajemen
Berkembangnya teknologi, meningkatnya tenaga terampil, dan mudahnya
akses komu nikasi memungkinkan organisai menghadapi tantangan-tantangan
daya saing, etika organisasi dan kesejahteraan, dan keberagaman tenaga kerja.
Tantangan pertama adalah Mengelola Sumber Daya Manusia untuk
mencapai -kemampuan daya saing. Dalam hal ini manajer dituntut memiliki
kemampuan untuk membuat organisainya berkinerja lebih unggul dari
kompetitornya atau organisai-organisasi lain yang memproduksi barang atau jasa
serupa. Penglolaan daya saing dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
efisiensi, ketrampilan pekerja, meningkatkan kualitas

dan produktivitas,

meningkatkan respon terhadap pelanggan, meningkatkan inovasi dan kreativitas,
mengatasi penurunan loyalitas, dan tantangan global. Peningkatan efisiensi
bukanlah berarti pemangkasan biaya. Hal ini merupakan konsepsi yang tidak tepat
karena pemangkan biaya justru dapat mengakibatkan kinerja menurun.
Efisiensi seharusnya dimaknai menjadi efektifitas yang mempersyaratkan
suatu cara-cara yang inovatif dan doable (dapat dilakukan). Peningkatan service
level contohnya adalah efektifitas bukan pemangkasan biaya. Jika Anda seorang

petugas paspor yang biasanya Anda melayani setiap paspor memerlukan waktu 5
hari, lalu Anda membuatnya menjadi 2 hari dengan profesional dan jujur, itulah
efektifitas. Peningkatan respon terhadap pelanggan merupakan tantangan yang
unik karena orang mungkin lebih banyak memaknai dengan menyenangkan
pelanggan. Secara lebih profesional hal ini sudah harus dimaknai sebagai sebuah
transformasi dari customer service ke customer success. Sukses pelanggan bukan
sekedar pelanggan menjadi senang tetapi ia sukses men capai tujuannya.
Peningkatan kualitas sering didekati dengan pengembangan total quality
management (TQM) sehingga banyak organisasi yang mengadakan sertifikasi
standar mutu. Peningkatan inovasi dan kreativitas memerlukan perubahan mind
set dari manajemen tersentral dan terpimpin menjadi people centered management

9

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

yang lebih memerlukan pendekatan kepemimpinan. NUMMI yang memulai
pembukaan kembali pabrik yang dulunya bernama Generalk Motor dengan cara
memberikan kebebasan kreativitas dan inovasi kepada tim-tim kerjanya
merupakan contoh yang baik sehingga hanya dalam waktu dua tahun kinerja
NUMMI mencapai dua kali lipat General Motor pada saat sebelum tutup karena
bangkrut. Manajemen juga memiliki tantangan untuk bertindak kreatif terhadap
sistem kompensasi dan benefit serta tata kelola sumber daya manusia untuk
mengantisipasi penurunan loyalitas dan terjadinya turn over karyawan. Ini juga
menyangkut etika kerja serta kesejahteraan karyawan. Pengelolaan daya saing
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4: Tatakelola daya saing (berdasar George dan Jones, 1996)
Tantangan kedua adalah pengelolaan etika kerja dan kesejahteraan.
Sebuah perusahaan tambang berskala dunia di Indonesia timur menerapkan
kebijakan sertifikasi kode etik bisnis dan hak asasi kemanusiaan dengan fasilitas
pelatihan, loka karya, dan layanan pengaduan dengan membentuk tim komite dan
di pihak kesejahteraan karyawan membentuk departemen Quality of Life untuk
mengelola kenyamanan karyawan. Tantangan ketiga adalah pengelolaan
keragaman tenaga kerja. Keberagaman adalah Perbedaan yang diakibatkan dari
umur, gender, ras, etnik, agama, orientasi seksual, latar belakang sosio ekonomi,
dan latar belakang

10

pendidikan.

Perbedaan-perbedaan ini mengakibatkan

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

perbedaan nilai dan cara kerja, oleh sebab itu seorang manajer dituntut untuk
mampu menggunakan ilmu perilaku organisasi untuk mengelola keberagaman ini.
Tiga hal utama menjadi tantangan yang harus dikelola yaitu pengambilan
keputusan dan kinerja, keadilan dan kesejajaran, dan fleksibilitas.

Sebuah

perusahaan berskala nasional di Indonesia timur mengatasi hal ini dengan cara
melatih dan menerapkan prinsip-prinsip cuktural diversity. Sekalipun secara
tersembunyi masih memiliki potensi klonflik perbedaan atau keberagaman, secara
professional berhasil dikelola menjadi peningkatan kinerja yang positip. Namun
demikian, hal ini perlu di ratifikasi setiap tahunnya. Hoechst Celanese Corp (New
Jersey) memiliki cara tersendiri untuk mengatasi ini dengan mencanangkan dan
melaksanakan perekrutan kaum minoritas sampai pada level

top eksekutif,

Berikut ini adalah poin-poin upaya Hoecst Celanese Corp:


HCC adalah perusahaan yang memiliki 7 milyard dolar penjualan dan
32000 karyawan



Tahun 1998 di bawah kepemimpinan Ernest H Dew, Hoechst ingin
meningkatkan keragaman karyawan



Separoh dari top 20 eksekutif diharapkan ditempati minoriitas dan wanita
pada tahun 2000



Untuk mewujudkan ini separoh dari profesional pemula yang direkrut
wanita dan minoritas yang didorong untuk menjadi eksekutif



Drew berpandangan keputusan ini lebih baik bahwa di dalam tim terdiri
atas karakteristik yang berbeda dan latar belakang yang berbeda.



Produktivitas meningkat 8 persen dan return capital naik 18 persen.



Kini keberagaman telah berhasil menumbuhkan daya saing

Tantangan keempat adalah tantangan pengelolaan lingkungan global.
Globalisasi pada era milenium di mana bumi dimaknai sebagai a flat world atau

11

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

dunia yang datar menimbulkan tantangan sendiri yang lebih banyak berhubungan
dengan hubungan lintas bangsa. Dalam hal ini fungsi manajemen semakin
kompleks. Organisasi juga menghadapi masalahpemahaman

situasi global.

Tenaga kerja yang berasal dari wilayah negara yang berbeda dan lintas batas akan
memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda pula. Perencanaan menjadi lebih kompleks
karena perlunya keputusan yang melibatkan manajer di seluruh wilayah
operasional di negara-negara lain. Pengorganisasian menjadi sebuah fungsi yang
signifikan untuk dibagi dan dikoordinasikan di seluruh negara-negara operasional
kerja. Dalam hal kepemimpinan diperlukan kepemimpinan yang disesuaikan dan
cocok di seluruh wilayah negara-negara operasional di dunia. Begitu juga dalam
konteks kontrol, manajer harus menciptakan kebijakan-kebijakan evaluasi,
penghargaan, promosi, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja.
2. Penutup
Berdasarkan pembahasan di atasa dapat disimpulkan sebagai berikut:
2.1 Perilaku organisasi adalah sebuah studi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi bagaimana individu dan kelompok merespon dan bertindak
dalam organisasi dan bagaimana organisasi mengelola lingkungannya.
2.2 Perilaku organisasi menyediakan seperangkat alat baik teori maupun konsep
untuk memahami, menganalisa, mendeskripsikan, dan mengelola sikap dan
perilaku di dalam organisasi.
2.3 Studi perilaku organisasi dapat memperbaiki dan mengubah perilaku
individual, kelompok, dan organisasi untuk mencapai tujuan individu,
kelompok, dan organisasi
2.4 . Perilaku organisasi dapat dianalisa pada 3 tataran yaitu individu, kelompok,
dan organisasi secara keseluruhan. Pemahaman penuh atas ini memerlukan
studi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masing-masing
3. Rujukan
George, Jenifer M., and Jones, Gareth R.1996. Understanding and Managing
Organizational Behavior.Massachusetts: ADDISON-WESLEY
PUBLISHING COMPANY
Marcic, Dorothy and Seltzer, Joe.1998. Organizational Behavior.Chincinati, Ohio:
South Western Publishing Company

12

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia

Robbins, Stephen P, Millett, Bruce, Cacioppe, Ron, and WatersMarsh, Terry.1998.Organizational Behabior, Leading and Managing in
Australia and New Zealand.Sydney:Prentice Hall
Timm, Paul, and Peterson, Brent..2000.People At Work, Human Behavior in
Organizations. Chincinati, Ohio: South Western Publishing Company

13

¹Mahasiswa Prodi S3 MPD Universitas Negeri Malang, Dosen Universitas Islam
Balitar Blitar, Founder G*GOLD Indonesia