MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGE
MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di
koordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dalam mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.1
Pengendalian dapat mempunyai arti sempit atau luas. Dalam artian yang sempit, pengendalian
intern ( internal check ) yaitu suatu sistem dan prosedur yang secara otomatis dapat saling
memeriksa, dalam arti bahwa data akuntasi yang dihasilkan suatu bagian atau fungsi secara
otomatis dapat diperiksa oleh bagian atau fungsi lain dalam suatu usaha2. Sedangkan dalam arti
yang luas AICPA memberikan pengertian pengendalian intern sebagai berikut :
Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang di
koordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan ofisiensi
didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan lebih dahulu
Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan
undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.
Sistem Pengendalian Intern Menurut Ahli
Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen.
Sedangkan menurut Romney and Steinbart (2003) pengertian pengendalian intern adalah
“Internal Control is the plan of organizations and the method of business use to safeguard assets,
provide accurate and reliable information, promote and improve operational efficiency, and
encourage adherence to prescrib e managerial policies.
Dari berbagai definisi diatas dapat dilihat bahwa sistem pengendalian intern bertujuan untuk :
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi operasional.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern terbagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pengendalian Intern Akuntansi, meliputi struktur orgnisasi, metode dan ukuran ukuran
yang di koordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan perusahaan dan mengecek
keandalan data akuntansi.
2. Pengendalian Intern Administrasi, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen .
Unsur sistem pengendalian intern.
Untuk melakasanakan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan pokok, SPI suatu
perusahaan terdiri dari unsur-unsur berikut :
1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab Fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (frame work) pembagian tanggung jawab fungsional
pada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Pembagiantanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsipprinsip berikut ini :
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dari fungsi akuntansi .
Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakn semua tahap
suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian weenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Berikut ini cara-cara yang dapat
digunakakan oleh perusahaan dalam melaksanakan praktik yang sehat adalah:
1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung
jawabkan oleh yang berwenang.
2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) dengan jadwal yang tidak teratur.
3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu
unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4. Perputaran jabatan (job diskripsion) yang diadakan secara rutin yang akan menghindari
persekongkolan para pejabat dalam melaksanakan tugasnya .
5. Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak
6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya, untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansi
7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur SPI
yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
untuk mendapat karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ditempuh
oleh perusahaan :
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Sistem pengendalian internal yang efektif
Setiap perusahaan mempunyai sistem pengendalian yang efektif jika memiliki karakteristik
berikut :
Personalia yang kompeten, dapat dipercaya, beretika. Para pegawai harus mampu dan
dapat dipercaya. Untuk mendapatkan pegawai yang kompeten, perusahaan dapat
memberikan gaji yang tinggi, perusahaan dapat memberikan pelatihan agar mereka dapat
mengerjakan pekerjaannya dengan baik, dan mengawasi pekejaan mereka
Tugas pertanggungjawaban, tiap pegawai mempunyai tanggung jawab tertentu, karena
semua tugas telah didefinisikan dengan jelas dan ditugaskan kepada masing-masing
individu yang bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut .
Pemberian kuasa yang tepat, suatu organisasi biasanya mempunyai aturan tertulis yang
memuat prosedur pengesahan, setiap penyimpangan dari kebijakan standar membutuhkan
pemberian kuasa dengan tepat .
Pembagian tugas, Manajemen yang cerdas akan membagi pertanggungjawaban atas
transaksi satu atau beberapa orang atau departemen. Pembagian tugas akan mebatasi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan juga memberikan ketepatan catatan akuntansi.
Ada empat komponen penting dari sistem pengendalian ini,adalah:
1. Pemisahan antara tugas operasional dengan akuntansi.
2. Pemisahan antara pertanggungjawban aktivita dengan akuntansi .
3. Pemisahan antara pemberian atas transaksi dengan penanggungjawaban aktiva yang
bersangkutan .
4. Pemisahan tugas kewajiban didalam fungsi akuntansi .
PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di
koordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dalam mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.1
Pengendalian dapat mempunyai arti sempit atau luas. Dalam artian yang sempit, pengendalian
intern ( internal check ) yaitu suatu sistem dan prosedur yang secara otomatis dapat saling
memeriksa, dalam arti bahwa data akuntasi yang dihasilkan suatu bagian atau fungsi secara
otomatis dapat diperiksa oleh bagian atau fungsi lain dalam suatu usaha2. Sedangkan dalam arti
yang luas AICPA memberikan pengertian pengendalian intern sebagai berikut :
Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang di
koordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan ofisiensi
didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan lebih dahulu
Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan
undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.
Sistem Pengendalian Intern Menurut Ahli
Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen.
Sedangkan menurut Romney and Steinbart (2003) pengertian pengendalian intern adalah
“Internal Control is the plan of organizations and the method of business use to safeguard assets,
provide accurate and reliable information, promote and improve operational efficiency, and
encourage adherence to prescrib e managerial policies.
Dari berbagai definisi diatas dapat dilihat bahwa sistem pengendalian intern bertujuan untuk :
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi operasional.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern terbagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pengendalian Intern Akuntansi, meliputi struktur orgnisasi, metode dan ukuran ukuran
yang di koordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan perusahaan dan mengecek
keandalan data akuntansi.
2. Pengendalian Intern Administrasi, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen .
Unsur sistem pengendalian intern.
Untuk melakasanakan sistem pengendalian intern dalam mencapai tujuan pokok, SPI suatu
perusahaan terdiri dari unsur-unsur berikut :
1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab Fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (frame work) pembagian tanggung jawab fungsional
pada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Pembagiantanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsipprinsip berikut ini :
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpangan dari fungsi akuntansi .
Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakn semua tahap
suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, uang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi biaya hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian weenang tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik-praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Berikut ini cara-cara yang dapat
digunakakan oleh perusahaan dalam melaksanakan praktik yang sehat adalah:
1. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung
jawabkan oleh yang berwenang.
2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) dengan jadwal yang tidak teratur.
3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu
unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
4. Perputaran jabatan (job diskripsion) yang diadakan secara rutin yang akan menghindari
persekongkolan para pejabat dalam melaksanakan tugasnya .
5. Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak
6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya, untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansi
7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur SPI
yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
untuk mendapat karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ditempuh
oleh perusahaan :
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Sistem pengendalian internal yang efektif
Setiap perusahaan mempunyai sistem pengendalian yang efektif jika memiliki karakteristik
berikut :
Personalia yang kompeten, dapat dipercaya, beretika. Para pegawai harus mampu dan
dapat dipercaya. Untuk mendapatkan pegawai yang kompeten, perusahaan dapat
memberikan gaji yang tinggi, perusahaan dapat memberikan pelatihan agar mereka dapat
mengerjakan pekerjaannya dengan baik, dan mengawasi pekejaan mereka
Tugas pertanggungjawaban, tiap pegawai mempunyai tanggung jawab tertentu, karena
semua tugas telah didefinisikan dengan jelas dan ditugaskan kepada masing-masing
individu yang bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut .
Pemberian kuasa yang tepat, suatu organisasi biasanya mempunyai aturan tertulis yang
memuat prosedur pengesahan, setiap penyimpangan dari kebijakan standar membutuhkan
pemberian kuasa dengan tepat .
Pembagian tugas, Manajemen yang cerdas akan membagi pertanggungjawaban atas
transaksi satu atau beberapa orang atau departemen. Pembagian tugas akan mebatasi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan juga memberikan ketepatan catatan akuntansi.
Ada empat komponen penting dari sistem pengendalian ini,adalah:
1. Pemisahan antara tugas operasional dengan akuntansi.
2. Pemisahan antara pertanggungjawban aktivita dengan akuntansi .
3. Pemisahan antara pemberian atas transaksi dengan penanggungjawaban aktiva yang
bersangkutan .
4. Pemisahan tugas kewajiban didalam fungsi akuntansi .